Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 203-210 Sri Rahayu PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Shigella dysenteriae SECARA IN VITRO Sri Rahayu Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Email : [email protected] ABSTRAK Salah satu penyakit saluran pencernaan adalah disentri yang ditandai dengan buang air besar encer disertai lendir dan darah lebih dari 3 kali per hari. Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella dysenteriae, penyakit ini dapat diobati dengan tanaman yang berkhasiat sebagai antibakteri, salah satunya adalah pare. Bagian tanaman yang digunakan adalah buahnya. Buah pare (Momordica charantia L) mengandung senyawa flavonoid yang berkhasit sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L) terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Aktivitas antibakteri diuji menggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi ekstrak 10%, 25%, dan 50%. Zona bening yang terbentuk di sekitar kertas cakram menunjukkan adanya zona hambat. Hasil penelitian ekstrak etanol buah pare menunjukkan pada konsentrasi 10%, 25% dan 50% ada aktivitas antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae dengan diameter rata-rata zona hambat 8,3 mm, 9,3 mm dan 11,7 mm. Semakin besar konsentrasi ekstrak etanol buah pare semakin besar juga diameter zona hambat yang di hasilkan. Kata kunci : Konsentrasi, ekstrak etanol, buah pare, bakteri Shigella dysenteriae ABSTRACT One of the gastrointestinal diseases are dysentery, which is characterized by loose, watery stools with mucus and blood of more than 3 times per day. Dysentery caused by Shigella dysenteriae bacteria, the disease can be treated with an antibacterial nutritious plants, one of which is bitter melon. Plant part used is fruit. Bitter melon fruit (Momordica charantia L) contains flavonoids which efficacious as antibacterials. This study aims to determine the effect of extract concentrations against the bacteria Shigella dysenteriae. Antibacterial activity was tested using the disc diffusion method with extract concentrations of 10%, 25% and 50%. Clear zone formed around the paper discs showed inhibition zone. Results showed the ethanol extract of bitter melon extract at concentration 10%, 25% and 50% showed their antibacterial activity against bacteria Shigella dysenteriae with average diameter of inhibition zone 8.3 mm, 9.3 mm and 11.7 mm. Increased concentration of bitter melon fruit extract could increased inhibition zone. Artikel diterima: 16 September 2016 Diterima untuk diterbitkan: 26 September 2016 Diterbitkan: 5 Oktober 2016 203 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 203-210 Sri Rahayu Keywords : Concentration, ethanol extract, bitter melon, bacteria Shigella dysenteriae sebagai pilihan dalam pengobatan PENDAHULUAN Data WHO pada tahun 2009 penyakit menular (Achryya et menunjukkan bahwa penyakit diare al.,2010). Salah satu tanaman yang adalah digunakan secara empiris berkhasiat penyebab utama kedua kematian pada anak – anak di bawah sebagai lima tahun. Diare akut disebabkan kencing terinfeksi Shigella tenggorokan adalah pare (Momordica shigella charantia bakteri dysenteriae. yaitu Infeksi obat demam, disentri, dan radang manis L) yang mengandung disebarkan oleh makanan, jari, tinja senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, dan lalat dari orang ke orang. Gejala triterpenoid, dan asam momordica yang ditimbulkan peradangan usus, (Komala et al., 2005). Penelitian terutama di usus besar, yang dapat sebelumnya menyebabkan diare berat dengan menunjukkan lendir atau darah dalam tinja. Shigella antibakteri pada ekstrak daun daun Sp. pare (Momordica charantia) terhadap merupakan keluarga dari oleh Jayanto adanya (2015) aktivitas Enterobacteriaceae termasuk bakteri bakteri patogen berbentuk Penelitian lainnya oleh Mada et al batang yang bersifat anaerob. Infeksi (2012) menunjukkan bahwa hasil ini dapat diobati dengan antibiotik ekstraksi seperti ampisillin, ekstrak etanol 15,6 % lebih efisien trimetoprim,- dari pada ekstrak aquadest 13,4 %. sulfomethoxazole, dan kloramfenikol Hasil skrining fitokimia menunjukkan (Jawetz et al, 2005). Tetapi perlu adanya senyawa saponin, steroid, diperhatikan penggunaan antibiotik tannin, secara besar – besaran tentunya akan flavonoid yang memiliki aktivitas menimbulkan resistensi bagi bakteri antimikroba. Buah Pare (Momordica tersebut (Tjay dan Rahardja, 2007). charantia Oleh adanya antibakteri terhadap bakteri Subtillis alternatif penggunaan bahan alam aureus, Bacilullus subtilis dan E. colli gram negatif ciprofloxacin, tetrasiklin, karena itu perlu Staphylococcus secara maserasi glikosida, L) aureus. alkaloid mempunyai pada dan daya 204 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 203-210 Sri Rahayu karena kandungan senyawa alkaloid dengan menggunakan jarum ose glikosida, saponin, resin, tannin, dan steril, setelah itu disuspensikan dalam flavonoid. ampul yang berisi larutan NaCl 0,9% sampai diperoleh kekeruhan yang sama dengan larutan standar Mc. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan Laboratorium di Universitas Farland dimana konsentrasi bakteri 1,5x108 CFU/ml. Muhammadiyah Banjarmasin. Jenis Uji aktivitas antibakteri ekstrak penelitian etanol buah pare ini eksperimen. adalah Determinasi penelitian tanaman Media agar dituang kedalam dilakukan di Laboratorium FMIPA cawan petri steril kemudian diberi Universitas nomor 1-5 sebagai tanda untuk kertas Lambung Mangkurat Banjarbaru. cakram, nomor 1 yaitu tanda untuk Prosedur Penelitian kontrol positif (Ampicillin), nomor 2- Sebanyak 200 gram serbuk simplisia buah dimaserasi pare dengan berbagai konsentrasi dan dengan etanol 2 L selama 2 hari nomor 5 tanda untuk kontrol negatif sambil sesekali digojog, kemudian (etanol 96%). Selanjutnya 0,1 ml disaring menggunakan ekstrak saring. inokulum Filtrat cawan petri, diratakan menggunakan yang pare 4 tanda untuk ekstrak etanol buah diperoleh diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental. Pembuatan Stok Kultur dan dalam bakteri tercampur rata. Setelah itu, cakram kertas yang telah ditetesi Ambil koloni bakteri Shigella dengan ke cotton bud agar media dan suspensi Penyiapan Inokulum dysenteriae dimasukkan menggunakan dengan sejumlah ekstrak etanol dan pelarut ditempatkan pada medium jarum ose steril, lalu ditanamkan pada padat yang sebelumnya media nutrient agar miring dengan diinokulasi cara menggores kemudian diinkubasi permukaannya. Setelah diinkubasi, dalam incubator pada suhu ± 35˚C dilakukan pengukuran diameter zona selama 24 jam. Kemudian ambil stok hambat bakteri disekitar uji cakram telah pada untuk kultur bakteri Shigella dysenteriae 205 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 203-210 Sri Rahayu mengukur kekuatan hambatan dari diuapkan sehingga diperoleh ekstrak obat terhadap mikroorganisme. kental. Analisa Data Data hasil kemudian dibuat menjadi beberapa pengujian dianalisa secara menggunakan metode Ekstrak yang diperoleh akan konsentrasi yaitu 10%, 25% dan 50%. statistik Uji aktivitas antibakteri dilakukan One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05, dilanjutkan dengan uji Duncan. dengan menggunakan metode difusi cakram. Ekstrak diteteskan di atas kertas cakram sampai terbasahi seluruhnya, diamkan HASIL DAN PEMBAHASAN Buah pare hingga ekstrak terserap sempurna, kemudian kertas cakram dimaserasi tersebut diletakkan di atas permukaan menggunakan pelarut etanol 96%. agar yang telah digores bakteri. Pemilihan dan Lakukan inkubasi selama 24 jam pelarut yang digunakan berdasarkan pada suhu 37˚. Zona hambat bakteri senyawa aktif yang terkandung dalam dapat dilihat setelah masa inkubasi pare. (Momordica selesai dengan terbentuknya zona charantia L) mengandung alkaloid, bening di sekitar kertas cakram. glikosida, tannin, Pengukuran zona hambat dengan flavanoid (Makhija et al, 2011). menggunakan penggaris dalam satuan Pembuatan ekstrak pada penelitian ini millimeter (mm). menggunakan pelarut etanol 96% dikatakan mempunyai aktivitas yang antibakteri apabila diameter metode Buah Pare saponin, bersifat ekstraksi resin, universal sehingga Suatu bahan diharapkan zat aktif yang diperlukan hambatan yang terbentuk lebih besar dapat tertarik sepenuhnya. Metode atau sama dengan 6 mm. Perlakuan maserasi ini memiliki kelebihan yaitu tersebut juga dilakukan pada kontrol alat yang digunakan sederhana dan negatif dan kontrol positif. Hasil relatif mudah serta aman untuk zat- pengukuran diameter zona hambat zat yang tidak tahan pemanasan. dapat dilihat pada Gambar 1 dan Ekstrak yang Tabel I. diperoleh kemudian 206 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 203-210 Sri Rahayu Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Gambar 1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia L) terhadap Bakteri Shigella dysenteriae Tabel I. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae. Diameter Zona Hambat (mm) Konsentrasi Ekstrak I 10% 25% 50% Kontrol (+) Kontrol (-) 8 mm 10 mm 12 mm 36 mm 0 mm Perlakuan II 9 mm 9 mm 13 mm 30 mm 0 mm Rata-Rata III 8 mm 9 mm 10 mm 33 mm 0 mm 8,3 mm 9,3 mm 11,7 mm 33 mm 0 mm 207 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 203-210 Menurut (Susanto et al, 2012) Sri Rahayu melihat perlakuan persyaratan diameter zona hambat memiliki efek jika lebih dari 20 mm dikategorikan berbeda dan efek yang terkecil sangat kuat, 11 sampai 20 mm sampai terbesar antara satu dengan dikategorikan kuat, 6 sampai 10 mm lainnya (Simanjuntak, 2008). Hasil dikategorikan sedang dan 5 mm atau analisa kurang dikategorikan lemah. Hasil menunjukkan perbedaan yang nyata yang di dapat pada setiap konsentrasi pada memberikan yang dengan yang sama uji atau Duncan kontrol positif dan berbagai hambat yang konsentrasi ekstrak. Kontrol negatif penelitian yang yang digunakan etanol 96% jika diperoleh pada konsentrasi ekstrak etanol tersebut tidak memberikan buah pare 10% dan 25% memberikan daya hambat pada bakteri Shigella kategori respon hambatan sedang dysenteriae, maka dapat dikatakan dengan diameter zona hambat 6 mm zona hambat ekstrak yang terbentuk - 10 mm dan pada konsentrasi 50%, tidak terpengaruh dari pelarut yang memberikan digunakan. Pada tabel 1 kontrol berbeda. zona mana Hasil kategori respon hambatan kuat dengan diameter zona negatif tidak hambat 11 mm - 20 mm. Hasil hambat untuk perhitungan ANOVA diameter zona Kontrol positif hambat terhadap bakteri Shigella adalah Ampicillin. Kontrol positif dysenteriae nilai bertujuan sebagai pembanding untuk yang membuktikan bahwa penelitian yang perbedaan signifikan dilakukan sudah tepat. Ampicillin pengaruh perlakuan yang diberikan digunakan untuk mengatasi infeksi pada bakteri uji. Kontrol positif dan saluran nafas ekstrak etanol buah pare dengan saluran cerna dan saluran kemih. konsentrasi 10%, 25% dan 50% Berdasarkan tabel 1, kontrol positif dapat menghambat pertumbuhan memberikan diameter zona hambat bakteri Shigella dysenteriae. Uji dengan kategori sangat kuat karena lanjut yang digunakan adalah uji lebih dari 20 mm. Uji Duncan Duncan terhadap signifikan menunjukkan 0,000 berarti ada yang (p<0,05) bertujuan untuk memberikan daya ketiga perlakuan. yang digunakan (bronchitis kroni), diameter zona hambat 208 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 203-210 Sri Rahayu bakteri Shigella dysenteriae, pada Banjarmasin konsentrasi memfasilitasi penelitian ini. 10% dan 50% yang telah menunjukkan perbedaan nyata. Hal ini berarti konsentrasi ekstrak tersebut telah menunjukkan efek yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Konsentrasi ekstrak 10% menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata dengan konsentrasi ekstrak 25%. Hal ini berarti konsentrasi ekstrak tersebut menunjukkan efek yang sama dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae. Demikian pula konsentrasi ekstrak 25% menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata dengan konsentrasi ekstrak 50%. KESIMPULAN Ekstrak (Momordica etanol buah pare charantia L) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae. Semakin besar konsentrasi ekstrak etanol buah pare semakin besar juga diameter zona hambat yang di hasilkan. UCAPAN TERIMA KASIH Terima Universitas kasih kepada Muhammadiyah DAFTAR PUSTAKA Achryya, S., Dash, G. K., Mondal, S., & Dash, S, K., 2010, Antioxidative an Antimicrobial Study of Spondias mangiferaWilld Root, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 2 (4), 68-71. Jawetz M; Adelberg’s, 2005, Mikrobiologi Kedokteran. edisi 23. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jayanto, H, 2015 , Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L.) dengan Metode Dilusi, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,Yogya Komala, O., Sari, L.H., Sakinah, N., 2012, Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia L) Sebagai Antibakteri Salmonella typhi.Bogor Murhadi (2007). Efesiensi Proses Ekstraksi dengan Metode Ekstraksi Multi Tahap.Malang :Universitas Brawijaya. Simanjuntak, M.R. 2008 Ekstraksi dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, Skripsi, Fakultas Farmasi USU, Medan. 209 Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 203-210 Sri Rahayu Susanto, Sudrajat D, Ruga R.,2012, Studi kandungan bahan aktif tumbuhan meranti merah (Shorea leprosula Miq) sebagai sumber senyawa antibakteri. Mulawarmnan Scientific. 11(2):181-90. Tjay, TH dan Rahardja,K., 2007, Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya Edisi Keenam. Jakarta: Elex Media Komputindo. 210