Lampiran 1. Skema Alur Pikir • Peranan utama dari mikroorganisma pada penyakit pulpa dan periapikal sudah terbukti. Pembersihan mekanis dan irigasi akan mengurangi jumlah bakteri dalam sistem saluran akar, tetapi tidak dapat membersihkan bakteri. • Dari 1229 kasus yang dirawat secara endodonti, ditemukan 91,5% berhasil tanpa keluhan dan sisanya 8,5% mengalami kegagalan. • Eliminasi mikroorganisme seperti bakteri yang terdapat pada saluran akar merupakan dasar keberhasilan perawatan endodonti. • Tingginya jumlah bakteri gram positif pada sampel setelah instrumentasi menunjukkan bahwa bakteri gram positif bersifat lebih resisten terhadap perawatan antimikroba dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap kondisi yang mematikan di saluran akar yang telah dilakukan instrumentasi dan medikasi. • Bakteri Enterococcus faecalis merupakan bakteri fakultatif anaerob yang sering ditemukan pada saluran akar yang telah dilakukan perawatan dengan prevalensi kasus antara 30% sampai dengan 90%. • Enterococcus faecalis dapat menginvasi tubulus dentin untuk perlindungan dari preparasi saluran akar kemomekanikal. Universitas Sumatera Utara • Penggunaan obat antibakteri intrasaluran untuk beberapa hari atau minggu merupakan indikasi, untuk memberi waktu bagi terjadinya difusi melalui tubulus dan membunuh bakteri. • Kalsium hidroksida terbukti sangat efektif dalam menghilangkan bakteri dari sistem saluran akar. • Namun beberapa studi melaporkan rendahnya sensitifitas Enterococcus faecalis terhadap kalsium hidroksida. • Bahan-bahan alami dari tumbuhan mulai memiliki peran yang penting dalam perawatan kesehatan manusia sejak abad pertengahan. • Salah satu jenis tanaman yang dianggap memiliki aktivitas antimikroba yaitu Vernonia amygdalina yang juga biokompatibel serta mengandung analgesik. • Telah dilakukan analisis fitokimia pada daun Afrika (Vernonia amygdalina)dan tanaman ini mengandung senyawa fenol, tannin, flavonoid, saponin, glikosid, serta alkaloid. Dari uraian di atas diketahui bahwa daun Afrika (Vernonia amygdalina) memiliki sejumlah kandungan yang dapat berfungsi sebagai antibakteri serta memenuhi beberapa syarat sebagai medikamen.Namun belum ditemukan adanya penelitian yang menggunakan daun tersebut untuk diujicobakan efektivitasnya terhadap bakteri saluran akar yaitu Enterococcus faecalis. Yang menjadi permasalahan: Apakah ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina)memiliki daya antibakteri dengan melihat konsentrasi minimal yang dapat menghambat dan membunuh bakteri Enterococcus faecalis jika digunakan sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar? Universitas Sumatera Utara Tujuan penelitian: Untuk mengetahui apakah ekstrak etanol Vernonia amygdalina memiliki daya antibakteri dengan melihat konsentrasi minimal yang dapat menghambat dan membunuh bakteri Enterococcus faecalis jika digunakan sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar. Judul penelitian: DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina)SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF MEDIKAMEN SALURAN AKAR TERHADAP Enterococcus faecalis(SECARAIN-VITRO) Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Alur penelitian 1. Alur ekstraksi daun afrika (Vernonia amygdalina) Daun afrika ditimbang sebanyak 2 kg, dicuci dan dikeringkan di lemari pengering daun afrika yang telah kering diblender dan diayak 300 gram simplisia direndam dengan pelarut etanol 70% selama 15 menit Simplisia yang telah direndam dipindahkan ke perkolator dan tambahkan etanol Perkolator ditutup dengan aluminium foil dan diamkan selama 24 jam Cairan diteteskan dan ulangi sampai jernih Ekstrak cair Diuapkan dengan vaccum rotavapor sampai kental Ekstrak kental berwarna hijau kehitaman Disimpan dalam botol kaca tertutup, simpan ditempat sejuk Diberi label Universitas Sumatera Utara 2. Pembuatan media bakteri 12 gram Trypricase Soy Agar + 240 ml aquadest Dipanaskan hingga mendidih Disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit Disimpan dalam lemari pendingin Jika akan digunakan, dipanaskan lagi hingga mendidih Dituang ke dalam petri (20ml/petri) 3. Pembiakan Spesimen Stem cell E.faecalis dibiakkan pada TSA 1-2 ose biakan murni E.faecalis disuspensikan dengan larutan NaCl 0,9% Divorteks sampai keruh sesuai standar Mc Farland (1 x 108 CFU/ml) Universitas Sumatera Utara 4. Pengujian daya antibakteri bahan percobaan 1 ml suspense bakteri E.faecalis Ekstrak daun afrika 100% Ekstrak daun afrika 50% Ekstrak daun afrika 25% Ekstrak daun afrika 12,5% Ekstrak daun afrika 6,25% Ekstrak daun afrika 3,125% Diinkubasi dalam inkubator CO2 dengan suhu 37oC selama 24 jam Semua konsentrasi ekstrak etanol daun afrika dibandingkan dengan kekeruhan Mc Farland −>KHM Masing-masing kelompok konsentrasi dicampur dengan menggunakan vorteks Ambil 50 µl dan teteskan pada media padat TSA Masing-masing direplikasi sebanyak 4 kali Dimasukkan ke dalam inkubator CO2 dengan suhu 37oC selama 24 jam Hitung jumlah koloni bakteri pada tiap petri Hasil Kesimpulan Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Lampiran 4 Universitas Sumatera Utara