Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan I. KADAR AIR Analisa Kadar Air ( Metode Gravimetri ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar air pada produk makanan atau produk hasil perkebunan, kecuali produk yang volatile atau produk terdekomposisi pada pemanasan 100oC – 105oC. Dasar Teori Prinsipnya adalah sampel dikeringkan oven 100oC – 105oC sampai berat konstan. Metode Thermogravimetri pada dasarnya adalah cara penentuan kadar air dengan cara menguapkan air dari dalam bahan hasil perkebunan dengan jalan pemanasan. Metode penentuan kadar air tersebut merupakan cara yang relatif mudah dan murah, akan tetapi cara tersebut juga memiliki kelemahan sebagai berikut : 1. Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain. 2. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap lain. Contoh : gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dan sebagainya. 3. Bahan yang mengandung bahan lain yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan. Metodologi Praktikum Alat : Oven. Piringan porselen kecil. Alat penjepit. Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP 1 Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan Timbangan analitik. Desikator. Bahan : Kopi bubuk. Coklat bubuk. Kernel sawit. Daging buah sawit Kakao. Permen Cara Kerja : 1. Cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam dsikator dan ditimbang 2. Timbang sampel sebanyak 2 – 3 gram 3. Oven 100oC – 105oC selama 6 jam 4. Pindah cawan ke desikator, dinginkan (pada saat suhu 105oC). Timbang kembali 5. Keringkan kembali dalam oven sampai diperoleh berat konstant Analisa Kadar Air ( Oven Vakum ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar air produk yang mengandung komponen yang dapat terdekomposisi pada suhu lebih dari 100oC Dasar Teori Pada suhu rendah (<100oC ), tekanan dikurangi. Suhu 70oC, P = 25 mmHg selama 6 jam. Efisiensi metode ini pada pemeliharaan tekanan serendah mungkin dalam oven dan pemindahan uap air secepatnya dari oven. 2 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan Cara Kerja 1. Cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam dsikator dan ditimbang 2. Timbang sampel sebanyak 2 – 3 gram 3. Oven vakum pada suhu 70oC, atur tekanan pada 25 mmHg selama 6 jam 4. Pindah cawan ke desikator, dinginkan . Timbang kembali 5. Keringkan kembali dalam oven sampai diperoleh berat konstant Analisa Kadar Air ( Destilasi Azeotropik) Tujuan Praktikum Untuk bahan - bahan yang sifatnya volatile, misalnya bawang merah, jahe, cengkeh dan lengkuas. Metodologi Praktikum Alat : Pemanas berjaket Bidwell sterling Kondensor Labu didih Bahan : Toluena (immisible) Bawang merah Cara Kerja : 1. Timbang sampel 2 – 4 gram 2. Tambahkan 50 ml toluena dalam erlenmeyer 3 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan 3. Panaskan campuran tersebut dalam pemanas listrik, reflux ( sistem pendingin balik) pada suhu rendah. 4. Reflux pada suhu rendah selama 45 menit, suhu tinggi selama 1 jam. Vol air yang didestilasi ( ml ) faktor destilasi = ( fD ) Vol air yang terdestilasi ( ml ) Kadar air = V/ W x fD x 100 % V = Vol air sampel yang terdestilasi / terukur W= Berat sampel 4 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan II. ABU ( TOTAL ABU ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar abu suatu jenis bahan hasil perkebunan dan pertanian Dasar Teori Abu adalah zat organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik atau dapat juga disebut sebagai unsur mineral. Kadar abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya . Prinsipnya adalah sampel dipanaskan pada suhu 500oC – 700oC Metodologi Praktikum Alat : Cawan pengabuan Tanur pengabuan Bahan : Tepung beras Cara Kerja: 1. Timbang cawan kosong 2. Timbang sampel 3 – 4 gram, letakkan dalam tanur pengabuan. Bakar sampai didapat abu warna abu – abu. 3. Dinginkan dalam desikator dan timbang Berat abu ( g ) % Abu = x 100 % Berat sampel ( g ) Note : Sebelum masuk tanur, bakar dulu sampel yang ada dalam cawan pada pembakar gas sampai asapnya habis Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP 5 Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan III. KARBOHIDRAT Tujuan Praktikum Untuk menentukan dengan betul kadar gula reduksi dengan cara Luff Schrool. Dasar Teori Sebagai sumber energi, karbohidrat pada pangan merupakan zat nutrisi yang penting. Bagi ahli teknologi pangan, peran karbohidrat ternyata tidak hanya sekedar pada nilai gizinya. Karbohidrat dengan fungsinya yang berganda memegang peranan penting dalam pelbagai pengolahan pangan. Karbohidrat mempunyai peranan penting bagi makhluk hidup, yaitu sebagai sumber energi bagi makhluk hidup, sebagai komponen struktur sel seperti pada dinding sel tanaman sebagai komponen penting dalam kontrol genetika pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Struktur dasar dari karbohidrat mengandung atom C, H, dan O. Metodologi Praktikum Gula Pereduksi ( Luff Schrool ) Persiapan 1. Pembuatan Pb Asetat jenuh Ambil 50 gram Pb asetat, tambahkan aquadest secara bertahap 20ml, 10ml, 10 ml, dan 45 ml. Aduk sampai jenuh / tidak larut lagi. 2. Pereaksi Luff Schrool Ambil 25 gram CuSO4.5H2O, tambahkan 100 ml aquadest Ambil 50 gram Asam sitrat, tambahkan 50 ml aquadest Ambil 388 gram aquadest Na2CO3.10H2O, tambahkan 400 ml mendidih. Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Campuran sesudah dingin, 6 Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan tambahkan air sampai 1 Liter 3. Larutan KI 20 % Ambil 20 gram larutkan dalam 100 ml 4. Larutan 0,1 N Na2S2O3 ( Na-Thio Sulfat ) Ambil 25 gram Na2S2O3.5H2O, tambahkan 0,3 gram Na2CO3. encerkan dengan aquadest dengan labu ukur 1 Liter sampai tanda tera 5. H2SO4 26,5 % Encerkan H2SO4 97 % 6. Larutan Pati 1 % Cara Kerja 1. Timbang sample ditumbuk halus dengan mortar, tambahkan 50 ml aquadest dan aduk sampai homogen 2. Tambah Pb asetat jenuh 4 tetes, aduk sampai terjadi endapan. Tera sampai 100 ml dalam gelas ukur. 3. Saring dalam labu ukur 200 ml, tambah Na Oksalat dan tera samapai tanda dengan aquadest. 4. Pipet filtrat sampel sebanyak 25 ml, tambahkan 25 ml Luff Schrool dalam erlenmeyer. Untuk blanko sampel filtrat diganti dengan air. 5. Reflux selama 10 menit pada suhu 50oC ( dari mendidih ). Setelah dingin tambahkan 25 ml H2SO4 26,5 %, 15 ml KI 15 ml dan Indikator pati 2 ml. 6. Titrasi dengan larutan Na Thio 0,1 N. Amati adanya perubahan warna. Note Gula Pereduksi (GP) Glukosa x 0,9 Sukrosa = % Glukosa = % Pati = % ( total Gula - GP ) x 0,95 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP 7 Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan IV. KADAR AMILOSA Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar amilosa suatu bahan. Dasar Teori Amilosa akan berwarna biru bila bereaksi dengan senyawa Iod. Intensitas warna biru akan berbeda tergantung dari kadar amilosa dalam bahan Metodologi Praktikum Bahan : Amilosa standar 40 mg Alkohol 95 % NaOH 1 N Iod 0,4 g KI 4 gr, 2.5 gr Asam asetat 200 ml, konsentarsi 100% Alat : Spektrofotometer Penangas air Tabung reaksi Labu takar 100 ml Pipet Cara Kerja : Pembuatan kurva standar amilosa 1. Timbang 40 mg amilosa dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml etanol dan 9 ml NaOH. 2. Vortex dan panaskan selama 10 menit, masukkan dalam labu takar 100 ml dan tera sampai tanda. Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP 8 Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan 3. Pipet masing-masing 1ml, 2ml, 3ml, 4ml, dan 5ml dalam labu 100 takar 100 ml. 4. Tambahkan 0,2ml; 0,4ml; 0,6ml; 0,8ml; 1ml Asam asetat 1N dan tambahkan masing-masing dengan larutan iod 2 ml. 5. Tera sampai tanda dengan aquadest, diamkan selama 20 menit. Absorbansi pada panjang gelombang 610 nm. Penetapan sampel 1. Timbang sampel 100 mg – 200 mg 2. Tambahkan etanol 1 ml dan NaOH 1N 9ml, vortex dan panaskan selama 10 menit 3. Masukkan dalam labu takar 100 ml, tera dengan aquadest sampai tanda 4. Pipet 2,5 ml sampel dalam labu takar 100 ml, tambahkan asam asetat 1N 1 ml dan Iod 2ml 5. Tera sampai tanda ( dalam labu takar 100 ml ). Diamkan selama 20 menit. Absorbansi pada panjang gelombang 610 nm. 9 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan V. PROTEIN ( Metode Lowry ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar protein suatu bahan secara metode Lowry Dasar Teori Reaksi Cu2+ dengan ikatan peptida dan reduksi asam fosfomolibdat dan asam fosfotungsat oleh tirosin dan triptofan akan menghasilkan warna biru Metodologi Praktikum Bahan : NaCO3 2 gr BSA 4 mg / 16 ml air CuSO4.5H2O 1, 5 gr Na.K.tartrat 4,5 gr Pereaksi Lowry Pereaksi Folin Denis Alat : Spektrofotometer Vortex / Sentrifuse Labu takar 100 ml Cara Kerja : Pembuatan Kurva Standar 1. Ambil masing-masing 0ml; 0,2ml ;0,4ml ;0,8ml ;1,6ml ;2,0ml ;2,4ml ;3,0ml protein BSA. Tambahkan air hingga volume total menjadi 4 ml 2. Ambil 5,5 ml pereaksi Lowry baik pada sample dan kurva standard. Diamkan 10 menit 10 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan 3. Ambil 0,5 ml pereaksi Folin Denis, vortex, diamkan selama 30 menit ( warna biru terbentuk ). Absorbansi pada panjang gelombang 650 nm Persiapan sampel 1. Timbang sampel sebanyak 1 – 2 gram, tambahkan 50 ml air dan saring 2. Ambil 1 ml, vortex 3. Langkah berikutnya sama dengan pembuatan kurva standar 11 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan VI. MINERAL ( Wet Digestion, % P Metode Vanadat-Molibdat ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar mineral secara basah Dasar Teori Sampel diperlakukan dengan HNO3 ( asam nitrat ), kemudian dengan asam molibdat dan asam vanadat sehingga membentuk kompleks asam vanadimolibdifosfat warna kuning oranye. Metodologi Praktikum Alat : Timbangan analitik Spektrofotometer Labu Kjeldahl Labu Takar Corong gelas Kertas saring Bahan : Asam nitrat pekat Asam sulfat pekat Amonium molibdat Amonium vanadat Potasium dihidrogen fosfat Cara kerja : 1. Timbang sampel sebanyak 0,2 gram (dalam Labu Kjeldahl ) 2. Tambahkqn 10 ml asam nitrat, 10 ml H2SO4. Panaskan sampai larutan berwarna gelap selama 30 menit 12 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan 3. Tambahkan 2 ml asam nitrat, panaskan sampai larutan keruh hitam sampai larutan tidak gelap (jernih ). Dinginkan 4. Saring dalam labu takar 100 ml, tera sampai tanda 5. Ambil 15 ml filtrat, tambah 25 ml Pereaksi Vanadat, tambah 40 ml aquadest. Dalam labu takar 100 ml, encerkan sampai tanda tera, diamkan 10 menit. Absorbansi pada panjang gelombang 400 nm. Pembuatan Fosfat standar 1. Timbang 3,834 gram KH2PO4 2. Larutkan dalam aquadest sampai 80 ml 3. Encerkan sampai volume 1 Liter 4. Ambil 25 ml, masukkan labu takar 250 ml dan encerkan sampai tanda tera ( 1 ml = 0,2 mg P2O5. Untuk kurva standar Pembuatan Kurva Standar 1. Ambil larutan fosfat standar masing-masing 0; 1,5; 2,5; 5; 7,5; 10 ml masukkan dalam labu takar 100 ml. 2. Tambahkan air sampai volume 50 – 60 ml 3. Tambahkan 25 ml pereaksi vanadat molibdat ke masingmasing labu takar, encerkan sampai 100 ml dengan air 4. Diamkan sampai 10 menit, absorbansi pada panjang gelombang 400 nm 13 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan VII. PROTEIN ( Metode Kjeldahl Mikro ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar protein menggunakan metode Kjeldahl mikro Dasa Teori Penetapan protein berdasarkan oksidasi bahan-bahan berkarbon dan konversi nitrogen menjadi amonia. Amonia bereaksi dengan kelebihan asam membentuk amonium sulfat. Larutan dibuat menjadi basa dan amonia diuapkan untuk diserap dalam larutan asam borat. Titrasi dengan HCl 0,02 N Metodologi Praktikum Bahan : Asam sulfat pekat Larutan NaOH – Natrium Thiosulfat Larutan Asam Borat (H3BO3) Larutan HCl 0,02 N Alat – alat : Pemanas Kjeldahl Labu Kjeldahl 30 ml / 50 ml Alat destilasi Buret Cara Kerja : 1. Timbang sampel masing – masing sebesar 0,1 – 0,2 gram, kemudian dimasukkan dalam labu Kjeldahl 30 ml 2. Tambahkan 2ml 1,9 gram K2SO4, 40 mg HgO, dan H2SO4 97 %. 14 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan 3. Didihkan sampel selama 1 jam sampai cairan jernih / bening dan dinginkan serta tambahkan air sampai larut ( Destruksi ) 4. Pindahkan isi labu ke Alat destilasi, cuci dan bilas labu sebanyak 5 kali dengan 2 ml air dan pindahkan air cucian ke alat destilasi 5. Letakkan dibawah kondensor erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml larutan asam borat 3%, 2 tetes MM-MB. ( Ungu / pink asli ). Ujung selang kondensor harus terendam Asam borat. 6. Tambahkan 8 ml larutan NaOH-Na2S2O3, lakukan proses destilasi sampai tertampung 20 – 30 ml destilat dalam erlenmeyer. 7. Titrasi dengan HCl 0,02 N ( amati perubahan warna dari hijau ke abu-abu ) 15 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan VIII. LEMAK ( Uji SOHXLET) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar lemak bahan dengan cara uji soxhlet Dasar Teori Lemak atau minyak adalah trigliserida yang merupakan salah satu kelompok termasuk dalam golongan lipida. Satu sifat khas yang dapat menetralkan golongan lipida ( termasuk lemak dan minyak ) adalah daya larutnya dalam pelarut organik misalnya ether, benzene, khloroform atau ketidaklarutnya dalam pelarut air. Secara umum lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida dalam suhu ruang berbentuk cair. Lemak diekstrak dengan pelarut dietil eter, setelah pelarutnya diuapkan lemaknya dapat ditimbang dan dihitung persentasenya. Metodologi Praktikum Bahan : Dietil eter (Hexan ) Alat : Alat ekstraksi Soxhlet Labu lemak Oven Timbangan digital analitik Cara Kerja : 1. Timbang labu lemak kosong yang telah di oven dan beratnya konstant. Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP 16 Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan 2. Timbang sampel seberat 3 – 4 gram. Sampel dibungkus kertas saring dan ditutup kapas bebas lemak 3. Letakkan timbel dalam alat ekstraksi soxhlet, pasang alat kondensor diatasnya dan labu lemak dibawahnya. 4. Tuang hexan dalam labu lemak secukupnya 5. Refluks selama 6 jam, sampai pelarut yang turun ( menetes ) jernih 6. Distilasi pelarut yang ada dalam labu lemak, tampung pelarutnya. Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi di oven pada suhu 105oC. 7. Dikeringkan sampai berat tetap, berat lemak dapat ditimbang. 17 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan IX. LEMAK ( UJI FOLCHS ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar lemak bahan dengan cara uji folchs. Dasar Teori Secara umum lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida dalam suhu ruang berbentuk cair. Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda, tetapi lemak dan minyak ada yang ditambahkan dengan sengaja kedalam bahan makanan dengan berbagai macam tujuan. Metodologi Praktikum Alat : Gelas ukur 100 ml Elenmeyer 100 ml Beker glass 100 ml Pipet mohr 10 ml, 25 Labu ukur 25 ml Magnetic Stirer, Pipet tetes Ruang asap Neraca analitik 18 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan Bahan : Khloroform jenuh : 100 ml Kloroform, Aquadest 2,5 ml kedalam erlenmeyer 250 ml, Stirer ( 24 jam ), tuangkan ke dalam gelas ukur 100 ml, diamkan dan tuang lapisan atas (air ) Larutan Kloroform metanol (2 : 1) ( Ambil 100 ml, kloroform jenuh tambahkan 50 ml metanol, stirer selama 1 jam ) Larutan NaCl 0,88% atau KCl 0,88 % Na2SO4 anhidrous Cara kerja : 1. Timbang sampel 3 – 4 gram pada gelas ukur 2. Tambah 25 ml larutan Kloroform metanol ( 2 : 1 ) 3. Stirer 1 jam ( spin bar ) 4. Saring dengan kertas saring Whateman No 9, tampung filtrat ke dalam gelas ukur lain 5. Ampasnya diekstrak ulang sesuai No 2 s/d No 4 6. Filtrat hasil ekstraksi ditambah 4 ml NaCl 0,88 % 7. Masukkan ke tabung 50 ml, vortex, kemudian diamkan hingga terbentuk dua lapisan 8. Lapisan atas dibuang, lapisan bawah ( mengandung lipid ) 9. Uapkan khloroform dengan gas N2 sampai habis, atau dengan cara Pendingin balik ( Reflux ) 10. Setelah itu tabung yang berisis lipid oven pada suhu 105o C. 19 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan X. VITAMIN E ( Spektrofotometer ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kandungan vitamin E pada bahan hail perkebunan atau bahan pangan Dasar Teori Tokoferol dan Tocotrienol mereduksi ion feri menjadi fero yang membentuk kompleks warna dengan dipyridyl. Penetapan vitamin E dapat juga didasarkan pada reaksi oksidasi tokoferol oleh asam nitrat membentuk tokokuinone yang berwarna merah yang dapat diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 470 nm. Metodologi Praktikum Alat : Spektrofotometer Alat gelas : Volumetric flosk 10 ml ( tabung reaksi tertutup ) dibungkus dengan Aluto, pipet, labu takar. Bahan : Toluene Larutan 2,2 bypiridyne ( 0,07 gram dalam Etanol 95% (w/v) ) FeCl3.6H2O ( 0,2 % w/v dalam Etanol 95% ) Standar Tokoferol 20 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan Pembuatan Kurva standar α Tocoferol 1. 50 mg α Tocoferol dilarutkan dalam toluene menjadi 50 ml dalam labu takar ( Encerkan dahulu ) 2. Ambil 2 ml dalam labu takar 50 ml ( tera dengan 50 ml toluene) 3. Pipet masing – masing 1, 2, 3, 4, dan 5 ml ke dalam tabung reaksi ( tutup dengan alufo ) 4. Pipet toluene masing – masing 4, 3, 2, 1 ml pada tabung, supaya total menjadi 5 ml. Untuk Blanko = toluene 5 ml . 5. Tambahkan 3,5 ml bypiridine, 0,5 ml FeCl 3.6H2O, 1 ml Etanol pada semua sampel perlakuan 6. Diamkan selama 1 menit, ukur pada panjang gelombang 520 nm. Persiapan sampel 1. Timbang sampel sebanyak 300 – 400 mg dalam volumetric flosk 10 ml ( kondisi tertutup ) 2. Tambahkan 5 ml Toluene, larutkan minyak 3. Tambahkan 3,5 ml bypiridine, 0,5 ml FeCl3.6H2O, 1 ml Etanol 4. Diamkan selama 1 menit, ukur pada panjang gelombang 520 nm. 21 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan XI. VITAMIN A ( Spektrofotometer ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar vitamin A pada suatu bahan hasil perkebunan Dasar Teori Vitamin A bereaksi dengan aceton dan hexan akan membentuk warna biru yang dapat diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 450 nm. Metodologi Praktikum Alat : Spektrofotometer Vortex Alat gelas : volumetric flosk 10 ml, pipet, labu takar. Bahan : Aceton dan Hexan Cara kerja : 1. Timbang sampel sebanyak 1 gram 2. Tambahkan 1 ml aceton, 9 ml hexan, kemudian vortex 3. Diamkan 1 menit ukur pada panjang gelombang 450 nm 22 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan Hitungan : Total Karotenoid ( Vitamin A ) Absorbansi x D x V x 10 = --------------------------------------------------Berat sampel x Nilai E Keterangan : A : Absorbansi D : Pengenceran V : Total volume sampel ( µl ) 10 : Konversi dari persen kadar β karoten standar menjadi satuan mg / ml atau µg / µl E :nilai koef. Ekstinsi β karoten standar pada panjang gelombang 450 nm pelarut hexan = 2592 B : Berat sampel ( gram ) 23 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan XII. VITAMIN C ( Spektrofotometer ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar vitamin C dengan cara menggunakan alat spektrofotometer. Dasar Teori Asam askorbat dioksidasi seluruhnya menjadi dehidro asam askorbat oleh arang aktif dengan bantuan asam asetat. Kemudian direaksikan dengan 2,4 – dinitrofenil hidrazin dan ditambah asam sulfat sehingga terbentuk warna merah / oranye yang diukur dengan absorbansi pada panjang gelombang 540 nm Metodologi Praktikum Alat : Spektrofotometer Alat – alat gelas Bahan : Sirup jeruk Pereaksi : Larutan campuran asam metafosfat 5% dalam asam asetat 10 % Larutan Thiourea 10 % Larutan 2,4 – dinitrofenil hidrazin Larutan H2SO4 85 % Cara Kerja : Pembuatan kurva standar 1. Timbang 30 mg Asam askorbat, tambahkan 50 ml larutan metafosfat 5% / asam asetat 10 % Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP 24 Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan 2. Masukkan dalam labu takar 50 ml, sebelum ditera ( lakukan sedikit demi sedikit larutan 30 mg asam askorbat ) 3. Pipet 0; 0,05 ; 0,15 ; 0,25 ; 0,5 ; 0,75 ; 1 ml. Tambah air atau larutan metafosfat 5% sampai total volume menjadi 4 ml. Untuk blanko = 4 ml air atau metafosfat 5% 4. Tambah 1 tetes thiourea 10 % ( semua ) 5. Tambah 1 ml 2,4 – dinitrofenil hidrazin ( kecuali blanko ) 6. Vortex, kemudian di panaskan dalam water bath selama 3 jam pada suhu 37oC 7. Tambah 5 ml H2SO4 85 % ( dalam kondisi dingin / es ) 8. Diamkan 30 menit, absorbansi pada panjang gelombang 540 nm. Persiapan sampel 1. Timbang sampel sebanyak 9 – 10 gram 2. Tambahkan 25 ml metafosfat 5% asam asetat, dan saring 3. Tambah 10 ml filtrat, ambil 3 sendok sudip arang aktif ( dalam tabung sentrifuse ) 4. Sentrifuse selama 5 menit , 50 ppm 5. Tambah 4 ml filtrat sampel 6. Tambahkan 1 tetes Thiourea 10 % dan 1 ml 2,4 – dinitrofenil hidrazin 7. Vortex dan dipanaskan dalam waterbath 3 jam, suhu 37oC 8. Tambahkan 5 ml H2SO4 85 % ( dalam kondisi dingin / es ) 9. Diamkan 30 menit, Arsorbansi panjang gelombang 540 nm. 25 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan XIII. TOTAL GULA LUFF SCHROOL Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar gula total secara luff schrool Dasar Teori Sukrosa merupakan disakarida yang bukan gula pereduksi (GP ), sedangkan disakarida yang lain ( laktosa, fruktosa ) mempunyai sifat pereduksi sehingga dapat ditetapkan kadarnya secara langsung ( tanpa hidrolisa dulu ) Kadar gula setelah dihidrolisa disebut kadar gula sesudah inversi dan kadar gula hidrolisis disebut kadar gula sebelum inversi ( GP ) Kadar sukrosa: kadar gula menyusut setelah inversi / setelah dihidrolisa dikurangi kadar gula sebelum inversi, dikalikan faktor 0,95 Metodologi Praktikum Alat : Alat gelas, buret, corong, botol sampel bertutup Bahan : Tepung Pb Asetat ½ basa 5 tetes Na2HPO4 50 % Luff Schrool HCl 25% NaOH 50 % KI 15 % 26 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan H2SO4 25 % Indikator pp 1 % Na Thio 0,1 N Cara kerja : 1. Timbang sampel 1 – 2 gram 2. Tambahkan 25 ml air ( larutkan ), 1 ml Pb Asetat ½ basa, 5 tetes Na2HPO4 50 % sehingga timbul endapan putih 3. Tera hingga 100 ml dalam labu takar dan saring dengan kertas saring 4. Ǻ Ambil filtrat 10 ml, tambahkan 5 ml HCl 25% ( Panasi dulu 10 menit, suhu 79o C ) 5. Tambahkan NaOH 50 % , dan 3 tetes indikator pp sampai warna merah jambu 6. Tera sampai 100 ml dalam labu takar 100 ml 7. Ambil 10 ml sampel, tambahkan 25 ml Luff Schrool, untuk blanko 10 ml H2O + 25 ml Luff Schrool 8. Reflux selama 10 menit pada suhu 50oC, dan setelah selesai tunggu hingga dingin. 9. Tambah 15 ml KI 15 %, 25 ml H2SO4 25 %, Setengah perjalanan titrasi, tambahkan beberapa tetes indikator larutan pati 1% ( Warna coklat kental ) menjadi biru keruh. 10. Titrasi dengan buret 25 ml ( Na Thio 0,1 N ), titik akhir titrasi ditandai dengan warna putih susu 27 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan XIV. KADAR PATI ( TITRIMETRI LUFF SCHROOL ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar pati secara Luff Scchrool Dasar Teori Dasarnya adalah hidrolisa pati menjadi gula yang kemudian ditetapkan secara Luff Schrool. Gula-gula pereduksi ( glukosa, fruktosa, laktosa )dapat mereduksi Cu++ menjadi Cu+. Cu++ asli ditentukan dalam suatu percobaan terhadap blanko. Dari perbedaan jumlah titar maka jumlah gula dalam larutan yang diperiksa dapat ditentukan. Metodologi Praktikum Alat : Alat gelas, buret, corong, botol sampel bertutup Bahan : Tepung HCl 25% NaOH 50 % Luff Schrool KI 15 % H2SO4 25 % Indikator pp 1 % 28 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan Cara Kerja : 1. Timbang sampel 1 – 2 gram 2. Larutkan dalam 25 ml H2O ( masing – masing dalam botol sampel tertutup ) 3. Tambahkan 5 ml HCl 25 %, dan hidrolisa selama 3 jam pada suhu 100oC dalam water bath ) 4. Tambahkan 3 tetes indikator pp 1% dan beberapa tetes NaOH 50 % ( sampai warna merah jambu ) sehingga netral 5. Tera ke dalam labu takar 100 ml dan gojog, kemudian saring. 6. Ambil filtrat 20 ml, tera ke dalam labu takar 100 ml 7. Ambil 25 ml filtrat, tambahkan 25 ml Luff Schrool 8. Reflux pada suhu 50oC selama 10 menit ( Dinginkan ) 9. Tambah 15 ml KI 15 %, 25 ml H2SO4 25 %, ( setengah perjalanan tambahkan indikator pp 1 % beberapa tetes ) 10. Titrasi ( sama dengan pada % Gula Total ). 29 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan XV. PENENTUAN SERAT KASAR ( GRAVIMETRI ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan kadar serat kasar secara gravimetri Dasar Teori Serat kasar merupakan residu dari bahan makanan setelah diperlakukan dengan asam dan alkali mendidih. Metodologi Praktikum Pereaksi : Larutan H2SO4 1,25 % Larutan NaOH 1,25 % Larutan K2SO4 10 % Alkohol 95 % Alat : Oven, Erlenmeyer 600 ml, Desikator Bahan : Sampel, kertas saring Cara Kerja : 1. Timbang sampel 1 – 2 gram 2. Tambahkan 100 ml H2SO4 1,25 % , reflux selama 1 jam pada suhu 40oC 3. Siapkan 4 kertas saring ( dalam bentuk lingkaran ). Basahi dulu kemudian oven 100oC selama 1 jam dan timbang. 4. Pada sampel tambahkan 100 ml NaOH 1,25 % , reflux selama 1 jam 5. Saring sampel dengan kertas saring ( Basahi dulu ) 6. Kertas saring oven pada suhu 105oC selama 1,5 jam Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP 30 Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan XVI. BILANGAN ASAM ( % FFA ) Tujuan Praktikum Untuk menentukan persentase bilangan asam pada minyak. Dasar Teori Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah KOH yang dipakai untuk menetralkan asam lemak bebas yang ada dalam 1 gram minyak/ lemak. Bilangan asam merupakan jumlah asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak / lemak yang berkaitan dengan mutu lemak. Metodologi Praktikum Pereaksi : KOH 0,1 N / NaOH 0,1 N Indikator pp 1 % Alkohol 95 % Alat : Penangas air Buret 10 ml Cara Kerja : 1. Timbang 20 gram minyak dalam erlenmeyer 250 ml 2. Tambah 50 ml alkohol 95%, panaskan sampai mendidih sekitar 10 menit dalam peneangas air sambil diaduk 3. Titrasi dengan NaOH 0,1 N, indikator pp sampai terbentuk warna merah jambu. 31 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Kimia Hasil Perkebunan DAFTAR PUSTAKA Apriyantono A. et all, 1989, Analisis Pangan, Penerbit IPB, Bogor. Buckle KA et all, 1985, Ilmu Pangan, Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta. Dedi Fardiaz, et all, 1992, Petunjuk Laboratorium. Teknik Analisis Sifat Kimia Dan Fungsional Komponen Pangan, PAU IPB, Bogor. Slamet Sudarmadji dkk, 1989, Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian, Liberty Jogjakarta, Jogjakarta. Winarno, FG., 1984, Kimia Pangan Dan Gizi, PT Gramedia, Jakarta. Winarno, FG dan Rahayu, TS, 1994, BahanTambahan Untuk Makanan Dan Kontaminan, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 32 Laboratorium Analisa Kimia PS TPHP