1 PENDAHULUAN Latar Belakang Evolusi kuda telah terjadi selama 60 juta tahun melalui poses seleksi alam salah satunya adalah kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Pada jaman primitif sekitar 10.000 tahun Sebelum Masehi (SM), manusia memburu kuda untuk diambil dagingnya (Edward 1994). Domestikasi kuda baru dilakukan manusia setelah hewan peliharaan yang lain karena ukuran tubuhnya yang besar, temperamen yang keras dan perilakunya yang sulit ditebak sehingga sulit ditangkap (Edward 1994). Penelitian arkheolog menunjukkan bahwa domestikasi kuda baru terjadi pada awal 5000 tahun SM di Kazakhstan. Pada awalnya kuda didomestikasi manusia untuk diambil susu dan dagingnya namun bukan untuk ditunggang (Hirst 2011). Kereta kuda sudah dikenal di Mesopotamia pada 2000 tahun SM sedangkan penggunaaan kuda sebagai hewan tunggang baru dimulai 3500-3000 tahun SM di Kazakhstan (Hirst 2011). Pacuan kereta kuda lebih dahulu dikenal di Yunani yaitu sejak 680 tahun SM (Edward 1994) sedangkan pacuan kuda baru didokumentasikan pada abad ke 12 Masehi (Anonim 2011) sejak kedatangan kuda Arab di Inggris. Kuda Thoroughbred (THB) adalah hasil persilangan pejantan Arab dengan kuda lokal Inggris yang menghasilkan ras kuda pacu tercepat dan terkuat di Inggris (Edward 1994). Sistem persilangan selektif tersebut dicatat dalam General Stud Book untuk menghindari terjadinya inbreeding. Sejak awal abad 18 Masehi, hanya kuda THB yang tercatat dalam General Stud Book yang boleh berpacu di Inggris (Anonim 2011). Pacuan kuda sudah menjadi kebudayaan masyarakat di beberapa daerah di tanah air. Ras kuda yang sering digunakan seperti poni lokal, kuda generasi (kuda G), kuda pacu (KP), kuda pacu Indonesia (KPI) serta kuda THB. Sistem persilangan yang dilakukan untuk membentuk KPI yaitu grading up poni lokal dengan kuda THB selama 3 sampai 4 generasi (G), kemudian persilangan antar sesama (interse mating) keturunan ke-3 (G3) atau ke-4 (G4) yang diseleksi untuk memperoleh KPI unggul (Soehardjono 1990). Performa kuda pacu ditentukan oleh faktor genetik, konformasi, dan ukuran jantungnya. Ukuran jantung mampu memberikan kontribusi terhadap kemampuan atletik kuda sampai 25%. (Hinchcliff et al. 2008; Marlin dan Nankervis 2004). Gangguan jantung 2 pada kuda adalah penyebab performa buruk yang ketiga setelah gangguan muskuloskeletal dan respirasi (Anonim, 2009). Hasil pemeriksaan post mortem menunjukkan adanya korelasi antara berat jantung dan prestasi kuda. Kuda dengan ukuran jantung besar memiliki performa lebih baik dibandingkan dengan ukuran jantung kecil. Ukuran ventrikel kiri jantung merupakan parameter utama prediksi potensi performa anak kuda (Buhl 2008; Haun 2009; Hinchcliff et al. 2008; Reef 1998). Pengukuran struktur fisik jantung dengan menggunakan ultrasound (USG) disebut ekhokardiografi. Ekhokardiografi yaitu teknik pemeriksaan potensi performa kuda yang tidak memerlukan tindakan invasif. Ekhokardiografi Motion (M)-mode lebih unggul dibanding Brightness (B)-mode karena teknik pengukuran dan penilaian anatomi jantung lebih akurat untuk mendapatkan nilai left ventricle myocardial mass (LVMM). Nilai LVMM dipercaya sebagai parameter yang paling akurat untuk menilai potensi performa kuda (Buhl 2008; Lightowler et al. 2004). Kuda pacu Indonesia (KPI) merupakan sumber kekayaan genetik Indonesia yang belum banyak dipelajari dari aspek fisik kesehatan hewan terutama kondisi jantung. Ekhokardiografi merupakan teknik yang masih baru dan belum banyak dikembangkan di dalam negeri. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui profil jantung KPI melalui teknik ekhokardiografi M-mode. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mencari standar awal dan evaluasi nilai ekhokardiografi M-mode KPI meliputi ketebalan otot jantung, dimensi intrakardial, volume jantung, indeks fungsi jantung, dan perhitungan ukuran jantung yang dapat dipergunakan dalam memprediksi potensi performa KPI. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran ekhokardiografi KPI, memperoleh data normal KPI, membandingkan besar jantung KPI dengan kuda THB serta memprediksi performa KPI.