Jangan Biarkan Jantung Meradang HARIAN SINDO, Monday, 12 July 2010 PERUBAHAN dan penerapan gaya hidup sehat amat penting dalam mempertahankan jantung tetap prima. Jangan sampai organ vital itu ”menyerah” dan berhenti melaksanakan tugasnya. Mungkin selama ini kita selalu beranggapan p e n y a k i t jantung dan pembuluh darah identik dengan usia lanjut. Padahal, penyakit ini berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup. Misalnya penerapan pola makan tidak sehat pada masyarakat urban. Hal tersebut ternyata tak hanya mendatangkan masalah kolesterol tinggi, tapi juga menambah kadar lemak perut. Ujungujungnya,penyakit jantung siap mengancam kesehatan. Memang,penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia untuk usia 40 hingga 50 tahun. Bahkan Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization/ WHO) dan Organisasi Federasi Jantung Sedunia (World Heart Federation) memprediksi bahwa penyakit jantung akan menjadi penyebab utama kematian di negara-negara Asia pada 2010. Diketahui banyak faktor risiko yang mengancam seseorang menderita penyakit jantung. Misalnya penyakit tekanan darah tinggi, kolesterol, stres,riwayat keluarga, merokok,atau diabetes yang telah parah. Namun, ada juga faktor risiko bawaan seperti orang yang memiliki masalah dengan katup jantung dan juga warisan masalah genetika yang mendorong pengerasan arteri ketika dilahirkan. ”Intinya, untuk pencegahan adalah mengikuti gaya hidup sehat untuk mendapatkan jantung sehat. Misalnya menjaga berat badan ideal dan olahraga teratur selama satu jam sehari, tujuh hari seminggu,” kata Michael Miller MD, Direktur Center for Preventive Cardiology di University of Maryland Medical Center dan profesor kedokteran di University of Maryland School of Medicine, Amerika Serikat. Pada usia lanjut atau lansia, biasanya keadaan jantung dan pembuluh darah tidak sama dengan ketika usia muda. Pada lansia dinding jantung tampak lebih tebal dibandingkan saat usia muda dan cadangan atau reserve jantung juga berkurang.Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan penyebab kematian utama di negara-negara maju dan berkembang, termasuk juga Indonesia. Khususnya pada usia lanjut, penderita penyakit jantung koroner, hipertensi, dan gagal jantung menjadi lebih banyak. Akibat proses penuaan, bisa timbul pengapuran pada daun katup jantung atau dinding pembuluh darah sehingga timbul plak aterosklerosis pada liang dinding pembuluh darah dan elastisitas pembuluh darah berkurang drastis. Komplien kemampuan penyesuaiannya pun berkurang.Sejalan dengan itu, timbul juga penuaan pada organ-organ lain, seperti otak, ginjal, dan paru. Itu sebabnya, bagi mereka yang berusia lanjut harus melakukan upaya pencegahan dini, apabila tidak ingin terserang penyakit kardiovaskular. Tiga faktor risiko yang penting dikendalikan secara agresif adalah merokok, dislipidemia, dan tekanan darah tinggi. Untuk merokok,Miller menyatakan, merokok adalah teman terbaik penyakit jantung dan meningkatkan potensi faktor risiko lainnya. Tetap merokok juga akan menyabotase setiap perawatan yang sudah diberikan pasien jantung. Berhenti lebih mungkin berhasil ketika mendapat dukungan dalam mengikuti program ini, di antaranya oleh dokter,perawat,dan pasangan,yang berdasarkan pendidikan dan intervensi perilaku. ”Bagi para perokok jika berhenti dalam 20 menit saja, akan menurunkan efek akut dari nikotin. Debar jantung,tekanan darah, dan suhu tubuh kembali normal. Dan dalam waktu tiga hari fungsi pernapasan akan membaik. Dalam 1–2 tahun kelebihan risiko pada usia lanjut perokok akan berkurang sebesar 50%,” terangnya. Sebuah penelitian menemukan bahwa usia lanjut di atas 70 tahun dengan penyakit jantung koroner dan perokok mempunyai 3,3 kali kelebihan risiko dibandingkan yang tidak merokok. Sedangkan dislipidemia atau kadar kolesterol yang tinggi tetap merupakan faktor risiko pada usia lanjut. Penelitian menunjukkan bahwa penderita di usia lanjut berisiko tinggi akan mendapat manfaat dari pengobatan menurunkan kolesterol sekurang-kurangnya sampai 80 tahun. Tetapi kita pun dapat mengurangi kadar kolesterol dengan cara mengubah gaya hidup. Walaupun mungkin masih mengonsumsi obat penurun kolesterol, perubahan gaya hidup ini masih tetap dapat dilakukan dan bahkan dapat membantu meningkatkan efektivitas dari obat tersebut. Perubahan gaya hidup tersebut di antaranya menurunkan berat badan yang berlebih. Kelebihan berat badan walaupun hanya beberapa kilogram berisiko untuk meningkatkan kadar kolesterol. Jadi, setiap usaha untuk menurunkan kelebihan berat badan, walaupun hanya 3–5 kg, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Selain itu, makan makanan yang sehat karena makanan yang dikonsumsi sangat memengaruhi kadar kolesterol. Batasi makanan yang tinggi lemak, seperti jeroan, daging merah, ataupun susu full cream, lebih baik pilih ikan yang tinggi kadar omega-3 , daging ayam, atau produk dari kacangkacangan sebagai sumber protein. Waspadai juga lemak trans, yaitu lemak yang tidak terlihat yang biasanya terdapat pada margarin dan kue kering. Namun, bukan berarti Anda tidak boleh mengonsumsi makanan berlemak sama sekali. Lemak yang baik diperlukan, bahkan penting bagi struktur dan fungsi setiap sel dalam tubuh manusia. Lemak merupakan ”bahan bakar” yang memberi Anda tenaga dua kali lebih banyak daripada jenis makanan lain. Lemak yang disimpan dalam tubuh juga berfungsi sebagai bank penyimpan tenaga. Lemak adalah bahan penyekat yang melindungi Anda dari rasa dingin yang merusak. Lemak juga menutupi saraf-saraf tubuh. Jenis lemak yang baik ini disebut HDL (high density lipoproteins).Dia dapat membantu menghilangkan kolesterol yang merusak dan tidak diinginkan itu dari pembuluh-pembuluh darah sehingga berfungsi juga mencegah serangan jantung. Bila mengonsumsi produk dari gandum pilihlah yang terbuat dari whole grain karena kandungan seratnya baik untuk tubuh.Paling penting, konsumsi sayur dan buah yang mencukupi.Untuk sayur dan buah tidak ada batasan maksimalnya. Bila perlum gantilah camilan keripik atau kue kering yang biasa dengan buah atau sayuran segar. Untuk tekanan darah pada usia lanjut, terutama tekanan darah sistolik, akan meningkat bersama dengan umur. Penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan bahwa pengobatan tekanan darah tinggi sistolik maupun diastolik sekurang-kurangnya sampai usia 90 tahun, akan mengurangi risiko datangnya penyakit dan kematian. Karena itu sangat disarankan agar para lansia menjaga betul kesehatannya sekaligus melakukan berbagai tindakan di bidang kardiovaskular dan mengonsumsi obatobatan yang bermanfaat bagi usia dewasa. Yang utama untuk mencegah penyakit jantung tentu saja olahraga yang teratur. Porsi latihan rutin minimal tiga kali seminggu dapat membantu membakar lemak yang tertimbun dalam tubuh. Olahraga sedang yang dilakukan secara teratur juga dapat membantu meningkatkan kadar HDL yang baik bagi tubuh. Treadmill selama setengah jam dapat meningkatkan denyut jantung yang optimal.(rendra hanggara)