keputusan gubernur jawa tengah

advertisement
GUBERNUR JAWA TENGAH
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR 91 TAHUN 2010
TENTANG
PEDOMAN PEMBAYARAN GAJI DAN TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL MELALUI KARTU PEGAWAI NEGERI SIPIL ELEKTRONIK
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TENGAH,
Menimbang
:
bahwa untuk memudahkan pembayaran gaji dan tambahan
penghasilan Pegawai Negeri Sipil dengan Kartu Pegawai
Negeri Sipil Elektronik sesuai ketentuan Pasal 8 huruf f dan
Pasal 14 ayat (3) Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 7 Tahun 2008 tentang Kartu Pegawai Negeri
Sipil Elektronik, perlu menetapkan Peraturan Gubernur
tentang Pedoman Pembayaran Gaji Dan Tambahan
Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Melalui Kartu Pegawai
Negeri Sipil Elektronik Di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah;
Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun
Pembentukan Provinsi Jawa Tengah;
2.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890);
3.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
1950
tentang
2
5.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
6.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
7.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
Dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4843);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 1 Seri E
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 7);
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi
Kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008
Nomor 4 Seri E Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 10);
3
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7
Tahun 2008 tentang Kartu Pegawai Negeri Sipil
Elektronik;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PEMBAYARAN
GAJI DAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
MELALUI KARTU PEGAWAI NEGERI SIPIL ELEKTRONIK DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :
1.
Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah.
2.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3.
Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah.
4.
Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah.
5.
Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah.
6.
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah termasuk Unit Pelaksana Teknis Daerah.
7.
Biro Keuangan adalah Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Tengah.
8.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD
adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah.
9.
Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat PPK-SKPD adalah Pejabat yang melaksanakan fungsi
dan tata usaha keuangan pada SKPD Provinsi Jawa Tengah.
10. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang selanjutnya disingkat PA/KPA-SKPD adalah Pejabat Pemegang
Kewenangan Penggunaan Anggaran Belanja Daerah pada SKPD Provinsi
Jawa Tengah, yang memiliki kewenangan menandatangani dan atau
mengesahkan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD
4
dan bertanggung jawab atas kebenaran dan akibat dari penggunaan bukti
tersebut dilingkungan Provinsi Jawa Tengah.
11. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri
Sipil Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Pegawai Negeri Sipil Lainnya yang
pengelolaan gajinya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, termasuk
Calon Pegawai Negeri Sipil.
12. Gaji adalah penghasilan yang diterima oleh PNS berdasarkan daftar atau
tercatat dalam daftar gaji.
13. Tambahan penghasilan adalah seluruh tunjangan dan atau penghargaaan
dalam bentuk uang yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada PNS
yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur yang bersumber dari APBD di
luar gaji.
14. Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik yang selanjutnya disingkat KPE adalah
Kartu identitas PNS yang memuat data PNS dan keluarga secara elektronik.
15. Surat Perintah Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen
yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan
permintaan
pembayaran.
16. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen
yang digunakan/diterbitkan oleh
pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana atas beban
pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah.
17. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah
dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan
oleh Bendahara Umum Daerah berdasarkan SPM.
18. Surat Perintah Transfer Uang yang selanjutnya disingkat SPTU adalah
dokumen yang digunakan sebagai dasar pemindahbukuan/transfer dana
yang diterbitkan oleh Biro Keuangan Bagian Pengelolaan Kas Daerah.
19. Surat Setoran Pajak Penghasilan Pasal 21 yang selanjutnya disebut SSP PPh
Pasal 21 adalah Bukti setoran pajak penghasilan Pasal 21 dari PNS.
20. Surat Setoran Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat SSBP adalah Bukti
penyetoran Iuran Wajib Pegawai (IWP) dan Tabungan Perumahan
(Taperum) kepada Kas Negara.
21. Bank adalah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah yang ditunjuk
untuk melakukan pembayaran gaji dan tambahan penghasilan.
22. Rekening tabungan adalah rekening Simpanan Pembangunan Daerah
Himpunan Pelajar Pramuka Pegawai Daerah atau disingkat SIMPEDA
HIPPRADA.
23. Anjungan Tunai Mandiri yang selanjutnya disingkat ATM adalah anjungan
untuk melakukan transaksi perbankan yang disediakan oleh Bank dan ATM
lain yang sudah bekerjasama dengan Bank.
24. Pihak ketiga adalah pihak pemberi pinjaman kepada PNS.
5
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi pejabat
pengelola keuangan dan kepegawaian dalam pembayaran gaji dan tambahan
penghasilan PNS.
Pasal 3
Tujuan Peraturan Gubernur ini adalah :
1. meningkatkan pelayanan dan tertib administrasi kepegawaian dengan
pendayagunaan KPE;
2. memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan dalam penerimaan gaji
dan tambahan penghasilan PNS;
3. memudahkan pengawasan dan pengendalian pengelolaan keuangan dalam
pembayaran gaji dan tambahan penghasilan PNS;
4. mewujudkan sinergi usaha kesejahteraan PNS dengan peningkatan layanan
perbankan;
5. menumbuhkembangkan budaya menabung bagi PNS.
BAB III
PEMBAYARAN GAJI DAN TAMBAHAN PENGHASILAN
Bagian Pertama
Pengelolaan gaji PNS
Pasal 4
[
(1) Pembayaran gaji PNS dilakukan melalui Bank.
(2) Untuk pembayaran gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap PNS
wajib memiliki rekening tabungan pada Bank.
(3) Untuk pengambilan gaji pada rekening tabungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) kepada setiap PNS diberikan KPE.
Pasal 5
(1) Gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) terdiri dari gaji pokok
ditambah tunjangan:
a. tunjangan keluarga;
b. tunjangan jabatan;
c. tunjangan fungsional;
d. tunjangan umum;
e. tunjangan beras;
f. tunjangan PPh Pasal 21;
6
dan telah dikurangi potongan wajib meliputi :
a. iuran wajib pegawai;
b. tabungan perumahan;
c. PPh Pasal 21.
(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masih dikurangi dengan
kewajiban lain dan/atau angsuran pinjaman/kredit.
Pasal 6
Pihak-pihak dalam pengelolaan gaji terdiri dari :
1. BKD;
2. SKPD;
3. Biro Keuangan;
4. Bank.
Pasal 7
Dalam pengelolaan gaji, BKD mempunyai tanggung jawab untuk :
a. memproses perubahan daftar gaji berdasarkan bukti-bukti dokumen yang sah
yang disampaikan oleh SKPD;
b. melakukan pemutakhiran data perubahan gaji PNS dan data lainnya ke dalam
sistem informasi Manajemen Kepegawaian;
c. mencetak dan menyampaikan daftar gaji bulan berikutnya yang diproses
kepada bendahara pengeluaran SKPD paling lambat tanggal 5 setiap bulan.
Pasal 8
Dalam pengelolaan gaji, masing-masing SKPD mempunyai tanggung jawab
untuk:
a. mengusulkan pembukaan rekening tabungan bagi PNS kepada Bank;
b. mencatat nomor rekening tabungan yang sudah diproses oleh Bank;
c. menyampaikan bukti sah mutasi data kepegawaian kepada BKD untuk
perubahan data daftar gaji;
d. menerbitkan SPP dan SPM Gaji paling lambat tanggal 8 setiap bulan;
e. menyampaikan SPM Gaji dengan dilampiri daftar gaji kepada Biro Keuangan
paling lambat tanggal 10 setiap bulan;
f. mengambil tembusan SP2D gaji dari Biro Keuangan setiap akhir bulan;
g. menyampaikan daftar nominatif gaji dan potongan gaji sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) kepada Bank berupa hasil cetakan (printout) dan data elektronik (soft copy) dengan format yang sudah ditentukan
pihak Bank paling lambat tanggal 25 setiap bulan;
h. memberikan perintah kepada Bank untuk melakukan pemindahbukuan gaji,
sesuai dengan daftar nominatif gaji ke rekening tabungan PNS;
7
i.
memberikan perintah kepada Bank untuk melakukan pemindahbukuan
potongan gaji ke rekening pihak ketiga;
j. membayarkan secara tunai kepada pihak ketiga yang tidak mempunyai
rekening di Bank;
k. menyimpan tanda bukti pemindahbukuan dari Bank.
Pasal 9
Dalam pengelolaan gaji, Biro Keuangan mempunyai tanggung jawab untuk :
a. menerima, meneliti, dan mencatat SPM Gaji yang diajukan oleh SKPD ke
dalam register SPM;
b. menerbitkan SP2D gaji;
c. memerintahkan Bank dengan menerbitkan SPTU untuk memindahbukukan :
1. dana sejumlah gaji netto ke Rekening Bendahara Pengeluaran SKPD;
2. potongan PPh Pasal 21 Gaji ke rekening Kantor Pelayanan Pajak;
3. potongan Iuran Wajib Pegawai dan Taperum ke rekening Kas Negara
sesuai SSBP;
d. mencatat SP2D ke dalam Buku Penerimaan dan Pengeluaran Kas, Buku
Pembantu Penerimaan dan Pengeluaran, dan Buku Bantu Kas Pengeluaran
per SKPD.
Pasal 10
Dalam pengelolaan gaji, Bank mempunyai tanggung jawab untuk :
a. memproses usulan pembukaan rekening tabungan dari SKPD;
b. memberitahukan nomor rekening tabungan kepada PNS dengan tembusan
kepada SKPD;
c. menerbitkan kartu ATM pengganti sementara apabila KPE hilang/rusak sesuai
prosedur yang ditetapkan oleh Bank;
d. membebaskan biaya yang timbul akibat pembukaan rekening dan transaksi
dengan menggunakan KPE ataupun kartu ATM pengganti sementara;
e. menerima SPTU serta tembusan SP2D Gaji dari Biro Keuangan;
f. memindahbukukan dana sebesar gaji bersih (netto) ke rekening bendahara
pengeluaran SKPD sesuai dengan SPTU;
g. menerima daftar nominatif gaji dalam bentuk cetakan (print-out) dan data
elektronik (soft copy) dari bendahara pengeluaran SKPD untuk dimasukkan ke
setiap rekening tabungan PNS;
h. memindahbukukan gaji sesuai dengan daftar nominatif gaji yang diterima dari
rekening bendahara pengeluaran SKPD ke nomor rekening tabungan masingmasing PNS.
Bagian Kedua
Tatacara Pembayaran Gaji PNS
8
Pasal 11
Tatacara pembayaran gaji PNS sebagai berikut :
a. Pihak ketiga memberikan rekapitulasi pinjaman masing-masing PNS kepada
bendahara pengeluaran SKPD paling lambat tanggal 25 setiap bulan;
b. Bendahara pengeluaran SKPD menyampaikan rekapitulasi gaji dan rekapitulasi
jumlah PNS beserta keluarganya, perbedaan gaji bulan lalu dan bulan
berjalan, rincian belanja dan tunjangan, serta daftar gaji pergolongan kepada
PPK-SKPD;
c. PPK-SKPD setelah menerima dan menyetujui rekapitulasi gaji masing-masing
PNS mengajukan kepada PA-SKPD dalam bentuk SPP Gaji;
d. PA-SKPD setelah menerima dan menyetujui SPP Gaji, kemudian mengajukan
SPM Gaji kepada Bagian Perbendaharaan Biro Keuangan;
e. Bagian Perbendaharaan Biro Keuangan menerbitkan SP2D Gaji berdasarkan
SPM Gaji;
f. SP2D Gaji kemudian diteruskan ke Bagian Pengelolaan Kas Daerah Biro
Keuangan untuk diterbitkan SPTU yang selanjutnya disampaikan ke Bank;
g. Bank memindahbukukan dana sebesar gaji bersih (netto) ke rekening
bendahara pengeluaran SKPD;
h. Bendahara pengeluaran SKPD menyusun rekapitulasi gaji masing-masing PNS
beserta potongannya untuk kemudian disampaikan ke Bank paling lambat
tanggal 27 setiap bulan;
i. Bank melakukan proses transfer gaji ke rekening tabungan masing-masing
PNS;
j. PNS menandatangani Daftar Gaji PNS yang dikeluarkan oleh bendahara
pengeluaran masing-masing.
Bagian Ketiga
Pengelolaan Tambahan Penghasilan PNS
Pasal 12
(1) Pembayaran tambahan penghasilan PNS dilakukan melalui Bank.
(2) Tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masuk dalam
rekening tabungan setiap PNS.
Pasal 13
Tambahan penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) adalah
penghasilan di luar gaji yang diberikan kepada PNS sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
Pihak dalam pengelolaan tambahan penghasilan PNS terdiri dari :
1. SKPD;
2. Biro Keuangan;
3. Bank.
9
Pasal 15
Dalam pengelolaan tambahan penghasilan, masing-masing SKPD mempunyai
tanggung jawab untuk :
a. menerbitkan SPP dan SPM tambahan penghasilan setiap bulan;
b. menyampaikan SPM tambahan penghasilan dengan dilampiri daftar nominatif
tambahan penghasilan yang sudah ditandatangani kepada Biro Keuangan
setiap bulan;
c. mengambil tembusan SP2D tambahan penghasilan dari Biro Keuangan;
d. menyampaikan daftar nominatif tambahan penghasilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 kepada Bank berupa hasil cetakan (print-out) dan
data elektronik (soft copy) dengan format yang sudah ditentukan pihak Bank;
e. memberikan perintah kepada Bank untuk melakukan pemindahbukuan
tambahan penghasilan ke rekening tabungan PNS;
f. menyimpan tanda bukti pemindahbukuan dari Bank.
Pasal 16
Dalam pengelolaan tambahan penghasilan, Biro Keuangan mempunyai tanggung
jawab untuk :
a. menerima, meneliti, dan mencatat SPM tambahan penghasilan yang diajukan
oleh SKPD ke dalam register SPM;
b. menerbitkan SP2D tambahan penghasilan;
c. memerintahkan Bank dengan menerbitkan SPTU untuk memindahbukukan :
1. dana sejumlah tambahan penghasilan ke rekening bendahara pengeluaran
SKPD;
2. potongan PPh Pasal 21 tambahan penghasilan ke rekening Kantor
Pelayanan Pajak;
d. mencatat SP2D ke dalam Buku Penerimaan dan Pengeluaran Kas, Buku
Pembantu Penerimaan dan Pengeluaran, dan Buku Bantu Kas Pengeluaran per
SKPD.
Pasal 17
Dalam pengelolaan tambahan penghasilan, Bank mempunyai tanggung jawab
untuk :
a. menerima SPTU serta tembusan SP2D tambahan penghasilan dari Biro
Keuangan;
b. memindahbukukan dana sebesar tambahan penghasilan bersih (netto) ke
rekening bendahara pengeluaran SKPD sesuai dengan SPTU;
c. menerima daftar nominatif tambahan penghasilan dalam bentuk cetakan
(print-out) dan data elektronik (soft copy) dari bendahara pengeluaran SKPD
untuk dimasukkan ke setiap rekening tabungan PNS;
10
d. memindahbukukan tambahan penghasilan sesuai dengan daftar nominatif
tambahan penghasilan yang diterima dari rekening bendahara pengeluaran
SKPD ke nomor rekening tabungan masing-masing PNS.
Bagian Keempat
Tatacara Pembayaran Tambahan Penghasilan PNS
Pasal 18
Tatacara pembayaran tambahan penghasilan PNS sebagai berikut :
a. PNS menandatangani daftar tambahan penghasilan PNS yang dikeluarkan oleh
bendahara pengeluaran masing-masing SKPD;
b. Bendahara pengeluaran SKPD
penghasilan kepada PPK-SKPD;
menyampaikan
rekapitulasi
tambahan
c. PPK-SKPD setelah menerima dan menyetujui rekapitulasi tambahan
penghasilan PNS mengajukan kepada PA-SKPD dalam bentuk SPP tambahan
penghasilan;
d. PA-SKPD setelah menerima dan menyetujui SPP tambahan penghasilan,
kemudian menerbitkan SPM tambahan penghasilan dan diajukan ke Bagian
Perbendaharaan Biro Keuangan;
e. Bagian Perbendaharaan Biro Keuangan
penghasilan berdasarkan SPM SKPD;
menerbitkan
SP2D
tambahan
f. SP2D tambahan penghasilan kemudian diteruskan ke Bagian Pengelolaan Kas
Daerah Biro Keuangan untuk diterbitkan SPTU yang selanjutnya disampaikan
ke Bank;
g. Bank memindahbukukan dana sebesar tambahan penghasilan bersih (netto)
ke rekening bendahara pengeluaran SKPD;
h. SKPD memerintahkan Bank untuk memindahbukukan tambahan penghasilan
dari rekening bendahara pengeluaran SKPD ke rekening tabungan masingmasing PNS;
i. Bank melakukan proses pemindahbukuan tambahan penghasilan ke rekening
tabungan masing-masing PNS.
BAB IV
PENGAMBILAN GAJI DAN TAMBAHAN PENGHASILAN PNS
Pasal 19
Pengambilan gaji dan tambahan penghasilan PNS dapat dilakukan melalui :
a. Pengambilan tunai di Bank;
b. Pengambilan tunai melalui ATM.
Pasal 20
(1) Pengambilan tunai di Bank dapat dilakukan dengan cara :
a. Perorangan;
b. Dikuasakan.
11
(2) Untuk pengambilan secara perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a masing-masing PNS datang sendiri untuk melakukan pengambilan
uang ke Bank.
(3) Untuk pengambilan yang dikuasakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilakukan dengan memberikan surat kuasa kepada orang lain untuk
melakukan pengambilan uang ke Bank.
(4) Untuk pengambilan yang dikuasakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
hanya dapat dilaksanakan bagi PNS yang berhalangan karena kesehatan
atau belum terjangkau oleh pelayanan Bank atau alasan lain yang tidak
memungkinkan.
Pasal 21
(1) Pengambilan melalui ATM dapat dilakukan pada :
a. ATM Bank;
b. ATM lain yang bekerjasama dengan Bank.
(2) Pengambilan melalui ATM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan menggunakan KPE yang dapat berfungsi sebagai kartu ATM.
(3) Bagi PNS yang belum memiliki KPE diberikan kartu ATM oleh Bank.
(4) KPE sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dipergunakan sebagai Kartu
ATM setelah dilakukan registrasi dan verifikasi oleh Bank.
BAB V
EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 22
(1) Biro Keuangan melakukan evaluasi pelaksanaan pembayaran gaji dan
tambahan penghasilan PNS melalui Bank.
(2) Dalam melaksanakan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Biro
Keuangan berkoordinasi dengan SKPD terkait.
(3) Masing-masing SKPD melaporkan kepada Gubernur melalui Kepala Biro
Keuangan apabila terdapat permasalahan pelaksanaan pembayaran gaji dan
tambahan penghasilan PNS melalui Bank.
(4) Bank melaporkan kepada Gubernur melalui Biro Keuangan apabila terdapat
permasalahan pelaksanaan pembayaran gaji dan tambahan penghasilan PNS.
(5) Kepala Biro Keuangan melaporkan hasil evaluasi kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya akan diatur dengan Surat Edaran.
12
Pasal 24
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2011.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal 25 Agustus 2010
GUBERNUR JAWA TENGAH,
BIBIT WALUYO
Diundangkan di Semarang
pada tanggal 25 Agustus 2010
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH
HADI PRABOWO
BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010 NOMOR 91
Download