BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan dan bergerak dalam
berbagai bidang. Oleh karena itu untuk menghadapi persaingan yang ketat,
perusahaan memerlukan strategi bisnis dan persiapan yang cermat dan
matang. Dunia usaha dihadapkan pada persaingan tajam di antara pelaku
ekonomi, selain itu dunia usaha tidak dapat selalu bertahan dalam masa
perubahan yang pesat dan penuh inovasi.
Dengan menerapkan strategi bersaing yang tepat dan akurat, maka
perusahaan dapat memenangkan persaingan dan meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan terhadap konsumen. Perusahaan harus senantiasa
menempatkan orientasi kepuasan konsumen atau pelanggan sebagai hal
terpenting
dalam
perusahaan,
karena
kepuasan
konsumen
sangat
mempengaruhi tingkat penjualan suatu barang dan jasa yang di peroleh
perusahaan.
Perkembangan industri peternakan di Indonesia masih didominasi dari
sektor industri perunggasan. Hal ini dapat ditinjau dari data Obat Hewan
Indonesia (ASOHI, 2009), dimana 100% pasar lokal industri peternakan
bedasarkan spesies 60,2% dikuasai oleh industri perunggasan. (Lampiran 7:
tabel data profil industri peternakan tahun 2009, tahun 2013, dan 2014).
Perkembangan dalam industri perunggasan ini sejalan dengan
meningkatnya bisnis obat hewan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
bertambahnya jumlah populasi perunggasan di Indonesia maka bertumbuh
pula perusahaan yang bergerak dalam bisnis obat hewan baik lokal maupun
non lokal. Obat hewan sangat diperlukan sebagai pendukung dalam
perkembangan bisnis perunggasan, peranan obat hewan tersebut sangat
diperlukan dalam manajemen kesehatan hewan baik sebagai pencegah,
pengendalian, pemeliharaan, dan penyembuhan. Sedangkan tumbuhnya
1
perusahaan obat hewan ini terkait dalam bisnis produksi, penyediaan dan
pendistribusian obat hewan sangat diperlukan dalam manajemen kesehatan
hewan. Berdasarkan penggolongannya perusahaan obat hewan terbagi-bagi
menjadi golongan produsen, importir, distributor dan PMT (perusahaan
makanan ternak yang mencampur obat hewan sendiri). Sesuai data dari
sumber Direktorat Jendral Peternakan bulan Juni 2009 perkembangan
perusahaan obat hewan saat ini mengalami kemajuan yang sangat
meningkat dari tahun ke tahunnya.
Tabel 1.1 Perkembangan perusahaan obat hewan di Indonesia
Tipe Perusahaan
Tahun 2007
Tahun 2008
Produsen
77
77
Importir
329
333
Eksportir
7
7
Distributor
234
240
PMT
26
27
TOTAL
673
684
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, Juni 2009
Tahun 2009
77
336
7
245
29
694
Dari penggolongan perusahaan obat hewan di atas dapat dilihat bahwa
peningkatan jumlah perusahaan importir sejalan dengan peningkatan jumlah
perusahaan distributor. Hal ini sesuai dengan kenyataannya karena banyak
perusahaan importir yang tidak bisa mendistribusikan secara langsung obat
hewan yang diimpornya, jadi perusahaan tersebut harus menunjuk salah satu
perusahaan lokal untuk melakukan pendistribusian obat hewan tersebut.
Kondisi seperti inilah yang membuat semakin banyak berdirinya perusahaan
obat hewan. Selain jumlah perusahaan yang bertambah, jumlah obat hewan
yang ada di pasaran pun beragam jenis dan jumlahnya.
Menurut Rakhmat Ketua Umum ASOHI, khusus pada unggas yang
menjadi peringkat pertama pada pasar obat hewan dalam negeri di 2012
adalah golongan premiks dengan nilai Rp 1,176 triliun. Golongan ini
mencakup produk vitamin, mineral, AGP (antibiotic Growth Promoter), anti
jamur, pengikat mikotoksin, enzim, dan asam amino. Sementara peringkat
kedua ditempati golongan biologik (produk vaksin) dengan nilai Rp 878
2
miliar. Dan dengan peringkat terakhir adalah golongan farmasetik
(desinfektan, okto, dan endoparasitik) yang bernilai Rp 700 miliar.
Kasubdit pengawasan Obat hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan Bahruddin Syahroni juga menyatakan perkembangan
pasar obat hewan dalam negeri cukup progresif. Sebab pasar ini berkaitan
dengan tingkat konsumsi protein hewani, lebih spesifiknya dengan populasi
ternak. Dengan tren pertumbuhan dari tahun ke tahun yang terus positif,
Ketua Umum ASOHI tersebut yakin pada tahun 2013 ini populasi ayam
pedaging diprediksi mencapai 2,2 miliar ekor ayam dan petelur sebanyak
115 juta ekor. Sementara ayam pembibit diprediksi menembus angka 21 juta
ekor dan ayam pejantan 80 juta ekor. Dari data ini total konsumsi pakannya
pun diprediksi menembus 11,4 juta ton.
Dari semua data ini, dengan menghitung biaya penggunaan obat
hewan pada level minimal, maka dapat diprediksi tahun ini pasar obat dan
hewan untuk unggas bisa mencapai angka Rp 3,3 triliun. Ditambah lagi
dengan merebaknya kasus AI (Avian Influeza) clade baru belum lama ini
pada itik. Maka angka tersebut diprediksi akan lebih tinggi lagi sebab akan
ada tambahan penggunaan vaksin.
Sementara untuk pasar obat hewan untuk ternak babi, ruminansia, dan
hewan lain, diprediksi Rakhmat tahun ini bisa menembus Rp 1 triliun.
“sekarang ini tingkat kesadaran para peternak sapi dan babi menggunakan
obat yang semakin baik. Ini membuat peluang obat hewan semakin besar,”
ujarnya. Sesuai data dari wawancara ASOHI 2014 peningkatan penjualan
obat hewan dapat dilihat sebagai berikut: (Lampiran 8: tabel market obat
hewan 2013 dan 2014).
Berdirinya PT. Romindo Primavetom tidak lepas dari keberadaan PT.
Eurindo Combined yang bergerak dalam bidang usaha Pedagang Besar
Farmasi (PBF). PT. Eurindo Combined dalam sejarahnya didirikan oleh
F.W.L Kaiya, Vance Subarkah dan Nyonya Inge Esther Pesik pada tanggal 6
Maret 1968 dengan Nomor Akte LA/5/73/18. Letak kantor pusat PT.
Eurindo Combined ini adalah di
3
Jalan Cideng No.51, Jakarta. Setelah
mengalami pasang surut di dalam kegiatan usahanya PT. Eurindo Combined
mengalami kemajuan yang cukup berarti. Maka pada tahun 1969, PT
Eurindo Combined membuka cabang di kota Semarang, Surabaya, Medan,
dan Ujung Pandang.
PT.Romindo Primavetcom bergerak dalam bidang pemasaran dan
pendistribusian obat-obatan hewan, di mana PT. Romindo Primavetcom ini
sebenarnya adalah pengembangan dari divisi Venteriner, dengan dibentuknya
perusahaan baru ini PT. Eurindo Combined lebih dapat mengkonsentrasikan
diri dalam pemasaran obat-obatan untuk manusia saja.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan melalui
pemasaran dan pendistribusian secara terpadu, maka sejak tanggal 1
Desember 1993 kantor cabang kecil dan kantor perwakilan (kecuali Bali),
diubah bentuknya menjadi Sistem Operasional Regional Terpadu (SORT),
yaitu sistem kegiatan terpadu dalam pemasaran dan pendistribusian yang
mendekatkan produk kepada pelanggan. Masing-masing SORT dikepalai
oleh seorang kepala cabang.
Krisis Ekonomi yang melanda Indonesia berdampak pula terhadap
perkembangan PT. Romindo Primavetcom, namun karena solidnya organisasi
PT. Romindo Primavetcom, maka tidak terjadi PHK dan krisis ekonomi
tersebut dapat dilalui dengan baik. Berlalunya krisis ekonomi membuat
perkembangannya kembali usaha peternakan di seluruh Indonesia dimana
banyak pesaing-pesaing bangkit kembali untuk mengatasi persainganpersaingan yang sangat tajam maka PT. Romindo Primavetcom mengadakan
penyempurnaan susunan pengurus perseroan yang di buat dalam akte notaris
Rachmat Santoso, SH No. 242 tanggal 30 Agustus 2000, yaitu :
1. Susunan Direksi
Presiden Direktur
: Gani Harijanto
Direktur
: Hartono Krido Hardjono
Drh. Lukas Agus Sudibyo
2. Susunan Komisaris
Presiden Komisaris
: Robert Patanroi
Komisaris
: Ny. Marietta Sandrawati
4
Dan ini adalah data permintaan obat, vaksin, dan vitamin pada PT.Romindo
Primavetcom dari bulan ke bulan:
Tabel 1.2 Permintaan Pharma (Obat) PT.Romindo Primavetcom 2014
Produk
Avistress
Enoquil
100 ml
Imequil
100 grm
Rhodivit
100 grm
Imequil
sol
Pristam
5 liter
Januari
Februar
i
400
559
600
485
Forecast
ACT.
Forecast
ACT.
3200
2788
3200
2270
Forecast
ACT.
1000
906
1100
782
Forecast
ACT.
1200
765
1100
621
Forecast
ACT.
200
165
180
126
Forecast
ACT.
300
304
330
272
Ratarata 2
bulan
terakhi
r
500
522
96%
80
64
127%
1050
844
124%
1150
693
166%
190
146
130%
315
288
109%
Ratarata 2
bulan
kedepa
n
550
Maret
April
500
600
105%
3000
3000
3000
119%
975
950
1000
116%
800
800
800
115%
170
180
160
117%
327
325
329
114%
Sumber: PT.Romindo Primavetcom
Tabel 1.3 Permintaan Feed Additive (Vitamin) PT.Romindo Primavetcom 2014
Produk
Mic. H
Promix
Micofix
Secure
Rovabio
LC in liter
Rhodimet
Desember Januari
Forecast
ACT.
400
75
400
300
Februar
i
300
250
Forecast
ACT.
30000
19625
30000
27225
30000
14750
Forecast
ACT.
1000
400
400
0
3000
0
Forecast
120000
140000
140000
5
Ratarata 3
bulan
terakhi
r
367
208
176%
30000
20533
146%
1467
133
1100%
133333
Ratarata 3
bulan
kedepa
n
400
Maret
April
Mei
400
400
400
192%
30000
30000
30000
30000
146%
467
1000
200
200
350%
140000
140000
14000
140000
h NP
0
ACT.
Rhodimet
h AT
Mic B12
Forecast
88000
60000
85950
167950
113967
117%
123%
100000
100000
10000
0
10000
150%
500
500
500
500
80000
100000
80000
66500
120%
500
350
143%
ACT.
63000
62750
73750
Forecast
ACT.
500
500
500
450
500
100
143%
Sumber: PT.Romindo Primavetcom
Tabel 1.4 Permintaan Vaksin PT.Romindo Primavetcom 2014
Produk
Avinew
Frozen
Chikopest
Desember
Januari
Februari
Forecast
ACT.
250
225
250
156
250
145
Forecast
ACT.
650
678
650
607
650
548
Forecast
Haemovax
ACT.
1243
Forecast
Nemovac
IBD Blen
1000
Gil. 302
1500
ACT.
1800
1070
Forecast
6000
Ratarata 3
bulan
terakh
ir
250
175
143%
650
611
106%
Ratarata 3
bulan
kedep
an
250
143%
750
Maret
April
Mei
250
250
250
750
750
750
1400
1500
140
0
1500
1400
130
0
123%
1500
1500
1500
1433
1349
1015
1202
125%
119%
1800
1500
1700
1400
1038
767
958
177%
146%
6333
6000
6500
650
0
121%
633
650
600
650
6500
6500
6333
5237
121%
650
410
159%
ACT.
5576
5161
4975
Forecast
ACT.
650
485
650
447
650
298
154%
Sumber: PT.Romindo Primavetcom
Dengan adanya data diatas dapat dilihat bahwa penjualan PT.Romindo
pada 2014 mengalami penurunan dari bulan ke bulan. Dan data tersebut
hanya mengambil sampel dari 6 obat, vitamin, dan vaksin penting untuk
unggas. PT.Romindo memiliki berbagai jenis obat, vaksin dan vitamin.
6
Seperti obat, PT.Romindo memiliki 47 jenis, vitamin 22 jenis, dan vaksin 72
jenis.
Dengan adanya data-data unggas dan penyakit yang menghampiri
hewan di peternakan dari tahun ke tahun yang semakin meningkat, maka
PT. Romindo Primavetcom dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan
memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan produk-produk kesehatan
hewan seperti obat, vaksin, dan vitamin ke seluruh Indonesia.
Berdasarkan data rencana strategis direktorat jendral peternakan dan
kesehatan hewan kebutuhan investasi untuk pembangunan peternakan pada
tahun 2010-2014 adalah sebesar Rp 57,91 triliun. Dari kebutuhan tersebut,
pemerintah diharapkan berinvestasi Rp 5,79 triliun dalam kurun waktu yang
sama, dan sisanya dibebankan kepada masyarakat dan swasta. Dengan
kebutuhan investasi tersebut, maka akan dapat tercapai pertumbuhan
pembangunan peternakan 9,58% atas dasar harga berlaku.
Namun pesaing perusahaan di dalam industri kesehatan hewan dan
unggas sangatlah banyak di Indonesia. Menurut ASOHI dan Direktorat
Jendral Peternakan, PT.Romindo Primavetcom adalah salah satu dari 5
perusahaan teratas di industri obat, vitamin, dan vaksin hewan di Indonesia
dan market leader dari industri obat, vaksin dan vitamin hewan adalah
PT.Sanbe Farma. dan pesaing terberat PT.Romindo Primavetcom ada tiga
yaitu Satwa Hidup Sejahtera (SHS), Sanbe Farma, dan Medion Farma Jaya.
Ditambah dengan perusahaan-perusahaan besar di berbagai negara di Asean.
Hal ini menjadi ancaman yang serius bagi para pelaku industri lokal
khususnya PT. Romindo Primavetcom. Tetapi dengan banyaknya pesaing di
industri obat, vaksin dan vitamin hewan, PT.Romindo Primavetcom akan
berupaya meningkatkan daya saingnya dan meningkatkan penjualan dan
pemasarannya dalam industri farmasi obat, vaksin, dan vitamin hewan di
Indonesia.
Dari permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk
menganalisa
masalah
untuk
mendapat
solusi
bagi
PT.
Romindo
Primavetcom dengan judul “Analisis strategi bisnis untuk meningkatkan
7
daya saing pada PT.Romindo Primavetcom”. Alasan pemilihan judul, karena
penulis ingin menerapkan strategi mana yang terbaik untuk mengoptimalkan
daya saing bagi PT. Romindo Primacvetcom. Diharapkan analisis yang
dilakukan peneliti nantinya dapat menghasilkan strategi bisnis yang tepat
sebagai rekomendasi bagi PT. Romindo Primavetcom.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasar dari permasalahan yang ada, maka identifikasi masalah yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi faktor internal dan eksternal PT. Romindo
Primavetcom?
2. Bagaimana cara merumuskan alternatif strategi bisnis PT. Romindo
Primavetcom?
3. Apakah rekomendasi strategi bisnis yang tepat bagi PT. Romindo
Primavetcom dalam meningkatkan daya saing dan mengoptimalkan
penjualan?
1.3 Ruang Lingkup
Setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu hal.
Untuk itu perlu diberikan penjelasan untuk menghindari penafsiran yang
keliru atas judul penelitian ini. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam
mengintrepretasikannya, sekaligus memudahkan pembaca dalam memahami
judul penilitan ini, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam
pembahasan selanjutnya. Adapun masalah dalam penilitan ini :
1.
Penelitian ini dibatasi hanya dalam lingkup divisi Obat, Vaksin
dan Vitamin Hewan
2.
Penelitian ini menggunakan salah satu proses didalam model
manajemen strategic yaitu formulasi strategi.
3.
Penelitian ini menggunakan software expert choice.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
8
1. Untuk mengetahui kondisi faktor internal dan eksternal PT.
Romindo Primavetcom.
2. Untuk merumuskan alternatif strategi bisnis PT. Romindo
Primavetcom.
3. Untuk memberikan rekomendasi strategi bisnis yang tepat bagi PT.
Romindo Primavetcom dalam meningkatkan daya saing.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian yang diharapkan bisa diperoleh adalah
sebagai berikut:
Untuk pihak PT. Romindo Primavetcom :
- Diharapkan bisa membantu perusahaan dalam mengetahui kondisi
perusahaan baik Internal maupun Eksternal dan memberi masukan-masukan
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategi bisnis
perusahaan.
Untuk pihak penulis :
- Dapat mengetahui teori yang telah dipelajari di bangku kuliah dengan
praktek yang ada di lapangan serta menambah wawasan dalam dunia usaha.
- Dapat mengetahui strategi-strategi bisnis yang tepat dan baik dalam
menghadapi persaingan bisnis.
Untuk Pembaca :
- Sebagai tambahan informasi yang berguna untuk lebih memahami
bagaimana cara-cara strategi bisnis yang tepat sehingga dapat digunakan di
kemudian hari.
1.6 State Of The Art
Tabel 1.5 Tabel Tinjauan Pustaka
Metode
Penelitian
Nama
Pengarang
Judul Jurnal
9
Hasil Penelitian
Strategi
Bisnis
Palmarudi
Analisis
Mappigau,
A. Strategi
Sawe Ri Esso
Pemasaran
Telur
Pada
Peternakan
Ayam
Ras
Skala Besar Di
Kabupaten
Sidrap
Jurnal
Agribisnis,
Vol. X No. 3
September
2011
Strategi
Bisnis
Ni
Nyoman Strategi
Resmi
Meningkatkan
Kualitas
Produk Untuk
Menang
Dalam
Kompetisi.
WIDYATECH
Jurnal
Sains
dan Teknologi
Vol. 10 No. 3
April 2011
Strategies
Bowoder,
Competitive Dambal,
Anirudha;
Kumar,
Shambhu;
Shirodkar,
Abhay.
B; Innovation
Strategies For
Creating
Competitive
Advantage
Research
Technology
Management
Vol.
53.3
(May/Jun
2010): Pages
10
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi pemasaran
apa yang sesuai diterapkan oleh
peternakan ayam ras petelur skala
besar dalam merespon persaingan
pasar. Penelitian dilaksanakan di
Kabupaten
Sidrap,
Propinsi
Sulawesi
Selatan.
Waktu
penelitian dilaksanakan selama 2
(dua) bulan yaitu bulan Juni
sampai dengan Juli 2011. Sampel
untuk peternakan ayam ras petelur
sebanyak 19 peternak. Setelah
dilakukan observasi awal dan
diperoleh
data-data
yang
diperlukan selanjutnya sampel
yang ada dikurangi dan dipilih
sampel yang dianggap cukup
representatif untuk memperoleh
data yang lebih dalam lagi dengan
metode Focus Group Discussion
(FGD).
Kualitas produk sangat terkait
dengan kepuasan konsumen.
Dengan terdapat-nya kepuasan
dari suatu produk oleh kosumen,
maka makin baiklah posisi produk
tersebut dalam persaingan. Akan
menimbulkan reaksi terbuka dan
tertutup dari kon-sumen jika
produk yang di hasilkan jelek dan
konsumen akan secara langsung
menge-tahui bahwa perusahaan
yang menghasilkannya itu tidak
baik pula. Strategi untuk meningkatkan
kualitas
produk
perusahaan
dapat
dilakukan
melalui penelitian dan pengembangan produk, pengamatan
daur kehidupan produk, Total
Quality Management, atribut
produk serta diferensiasi produk.
Inovasi bisa menjadi pembeda
kompetitif utama memberikan
keuntungan dalam tiga dimensi
yang berbeda :
*
Menyenangkan
pelanggan
melalui fitur baru , penawaran ,
pengalaman , dan jasa .
* Memimpin pesaing dengan
respon yang inovatif , termasuk
peruntukan techno proprietary .
* Memperluas , memperkaya , dan
19-32.
ISSN:
08956308
SWOT
Analysis
Yüksel, Ihsan
An Integrated
Approach with
Group
Decision
Making
for
Strategy
Selection
in
SWOT
Analysis
International
Journal
of
Academic
Research
in
Business and
Social
Sciences
November
2012, Vol. 2,
No. 11
ISSN: 22226990
Strategy
Business
Cooper, Robert Developing a
G; Edgett, Scott Product
J.
Innovation And
Technology
Strategy For
Your Business
11
diversifikasi portofolio produk
untuk
mencapai
lintasan
pertumbuhan yang berbeda .
Atas tiga dimensi strategis dapat
diwujudkan melalui salah satu
atau kombinasi dari 12 inovasi
strategi. Dengan menerapkannya,
satu akan dapat mengurangi
jumlah kegagalan dalam melintasi
"lembahkematian."
Dengan
globalisasi , merek telah menjadi
alat pesan dari perusahaan global ,
yang menggunakan inovasi untuk
menciptakan dan memperkuat
diferensiasi merek . Perusahaan
terkemuka
telah
mulai
mengadopsi teknologi eksternal
untuk inovasi.
Tujuan utama dari penelitian ini
adalah
untuk
meningkatkan
dimensi
analisis
SWOT
(kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman) analisis dengan
pengambilan
keputusan
kelompok,
yang
menggaris
bawahi
analisis
lingkungan
internal dan eksternal yang pada
gilirannya, akan meningkatkan
definisi strategi perusahaan dalam
proses perencanaan strategis.
Masalah utama dari penelitian ini
adalah
bagaimana
memilih
strategi yang paling tepat dengan
mempertimbangkan efek yang
berbeda
dari
masing-masing
faktor analisis SWOT pada
pemilihan strategi. Model yang
diusulkan membahas kekuatan
dan peluang sebagai manfaat dan
kelemahan dan ancaman sebagai
biaya. Model ini diselesaikan
dengan proses analisis jaringan
(ANP) dan teknik fuzzy untuk
kinerja order by kesamaan dengan
solusi ideal (TOPSIS) teknik
dengan pengambilan keputusan
kelompok.
Banyak perusahaan yang kurang
memiliki inovasi produk dan
teknologi
strategi
untuk
diartikulasikan dengan jelas dan
dikomunikasikan dengan baik.
Strategi seperti ini penting dan
Research
Technology
Management
Vol.
53.3
(May/Jun
2010): Pages
33-40.
ISSN:
08956308
12
sangat terkait dengan kinerja
positif dalam inovasi produk A.
kerangka
kerja
untuk
mengembangkan strategi inovasi
produk yang disajikan, dan
berbagai
langkah
strategi
pengembangan dijelaskan, dari
praktek terbaik cara untuk
mendefinisikan tujuan dan sasaran
inovasi melalui ke pemilihan
arena strategis dan pengembangan
peta strategis. Mendefinisikan
rencana serangan dan entri
strategi juga dijelaskan. Akhirnya,
metode untuk alokasi sumber
daya
dan
penyebaran
menggunakan ember strategis
dan peta jalan strategis diuraikan.
Download