hukum pajak-13 tax treaty

advertisement
HUKUM PAJAK
( TAX LAW )
MK-14
JULIUS HARDJONO
HUKAKDSAhUKU
PENGATAR HUKUM PAJAK
INTERNATIONAL
Istilah :
- PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK
BERGANDA (P3B)
- International Tax Treaty (perjanjian
Pajak international )
Contoh :
 AGREEMENT BETWEEN JAPAN AND
THE REPUBLIC OF INDONESIA
FOR THE AVOIDANCE OF DOUBLE
TAXATION AND THE PREVENTION OF
FISCAL EVASION WITH RESPECT TO
TAXES ON INCOME
 Munculnya
Tax Treaty ?
 Globalisasi
adalah keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa dan antar
manusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit.
Contoh :
Mr. Dickilless memproduksi kacamata di
India dan memasarkan serta menjual ke
Indonesia. Disamping ini Mr. Dickilless
juga memproduksi pesawat terbang
dimana pabriknya di Rusia.
Negara mana yang berhak memajaki atas
penghasilan :
- Penjualan kacamata ?
- Penjualan pesawat terang ?
- Penghasilan pribadi Mr. Dickilless ?
Dasar Hukum
-
UUD 1945 Pasal 11
Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain.
-
UU PPh 36/2008, Pasal 32A
Pemerintah berwenang untuk melakukan
perjanjian dengan pemerintah negara lain
dalam rangka penghindaran pajak berganda
dan pencegahan pengelakan pajak."
Pengertian HPI
1. Prof.Dr.Ottmar Buchler
Arti sempit :
Ketentuan, kaedah-kaedah, dan
norma-norma yang menyelesaikan
perselisihan yang didasarkan pada
hukum antarbangsa atau hukum
international publik lalu ditambah
dengan peraturan nasional yang
mempunyai objek perpajakan dan
mengandung norma hukum
perselisihan
Pengertian HPI
2. Rosendorff
Keseluruhan hukum pajak nasional
dari semua negara yang ada di dunia.
Pengertian HPI
3. Dr.P.Verloren van Themaat
Keseluruhan norma-norma (kebiasaan
atau traktat) internasional, yang
membatasi kedaulatan suatu negara dalam
soal pajak.
Pengertian HPI
4. Prof.Dr. PJA Adriani
Hukum Pajak Internasional sebagi
suatu kesatuan hukum. Ia mengupas
problem ketentuan pemajakan orangorang luar negeri dan penghindaran
pajak berganda serta traktat yang
mencakup oleh UU Perpajakan
nasional.
Pengertian HPI
5. Prof. Mr. H. J. Hofstra merupakan
keseluruhan peraturan hukum yang
membatasi wewenang suatu negara untuk
memungut pajak dari hal-hal internasional.
Batasan yang dikemukakan Hofstra lebih
menekankan pada kewenangan suatu
negara atau yuridiksi suatu negara dalam
hal memungut pajak yang materinya
berkaitan atau berhubungan dengan
negara-negara lain (dalam arti orang-orang
asing yang bukan warga negara suatu
negara).
6. Prof. Rochmat Soemitro
adalah hukum pajak nasional yang terdiri
dari kaedah, baik berupa kaedah-kaedah
nasional maupun kaedah-kaedah yang
berasal dari traktat antarnegara dan dari
prinsip atau kebiasaan yang telah diterima
baik oleh negara-negara di dunia, untuk
mengatur soal-soal perpajakan dan di
mana dapat ditunjukan adanya unsurunsur asing, baik mengenai subjeknya
maupun mengenai objeknya. Ia
mengemukakan bahwa HPI itu terdiri dari
norma-norma nasional yang diterapkan
pada hubungan internasional.
Pengertian P3B
Perjanjian pajak antara dua negara
(bilateral) yang mengatur mengenai
pembagian hak pemajakan (taxing right)
atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh oleh penduduk dari salah satu
atau kedua negara pihak pada persetujuan
(both contracting state)
Tujuan P3B
- Secara Umum :
untuk mencegah seminimal mungkin
terjadinya pengenaan pajak berganda.
Tujuan P3B : lainnya
a. mencegah timbulnya pengelakan pajak;
b. memberikan kepastian;
c. pertukaran informasi;
d. penyelesaian sengketa di dalam
penerapan P3B;
e. non diskriminasi;
f. bantuan dalam penagihan pajak;
g. penghematan dalam cash flow.
h. tidak terjadi pemajakan ganda yang
memberatkan iklim dunia usaha;
Tujuan P3B: lainnya
i. peningkatan investasi modal dari luar
negeri ke dalam negeri;
j. peningkatan sumber daya manusia;d.
pertukaran informasi guna mencegah
pengelakan pajak;
K. keadilan dalam hal pemajakan
penduduk antar kedua negara.
Prinsip-prinsip yang harus dipahami
dalam pemajakan internasional
Doernberg (1989) menyebut 3 unsur
netraliats yang harus dipenuhi dalam
kebijakan pemajakan internasional:
1. Capital Export Neutrality (Netralitas
Pasar Domestik): Kemanapun kita
berinvestasi, beban pajak yang dibayar
haruslah sama. Sehingga tidak ada
bedanya bila kita berinvestasi di dalam
atau luar negeri. Maka jangan sampai
bila berinvestasi di luar negeri, beban
pajaknya lebih besar karena menanggung
pajak dari dua negara. Hal ini akan
melandasi UU PPh Psl 24 yang mengatur
kredit pajak luar negeri.
2. Capital Import Neutrality (Netralitas
Pasar Internasional): Darimanapun
investasi berasal, dikenakan pajak yang
sama. Sehingga baik investor dari dalam
negeri atau luar negeri akan dikenakan
tarif pajak yang sama bila berinvestasi di
suatu negara. Hal ini melandasi hak
pemajakan yang sama dengan WPDN
terhadap permanent establishment (PE)
atau Badan Uasah Tetap (BUT) yang
dapat berupa cabang perusahaan
ataupun kegiatan jasa yang melewati
time-test dari peraturan yang berlaku.
3. National Neutrality: Setiap negara,
mempunyai bagian pajak atas
penghasilan yang sama. Sehingga bila
ada pajak luar negeri yang tidak bisa
dikreditkan boleh dikurangkan sebagai
biaya pengurang laba.
Model-model perjanjian Pajak
International :
1. UN Model (united Nations)
2. OECD Model (Organization for
economic cooperation and
development) .
3. US Model
Struktur P3B
1. Subjek yang tercakup (Personal scope)
2. Objek yang tercakup (Taxes Covered)
3. Pengertian umum (general definition)
4. Residen suatu negara
5. Permanen establishment
6. Treaty harta bergerak & tak bergerak
7. Limited right to tax
8. Exclusive right to tax
9. Associated Enterprises
10.Devidends
11.Bunga
12.Royalty
13.Capital gains
14.Independent Personal services
15. Dependent personal services imployment Income
16. Directors fees
17. Artist and athletes
18.Pensions
19.Govermental Functional
20. Professors and Teachers
21.Student
22.Extraordinary income
23.Elimination of Double Taxation
24.Method of Elimination
25.Mutual Agreement Procedure
26 Exchange of Infoemation
27. Tax Exemption for economis and technical Cooperation
28. Corp Diplomatic and corp consulair
29. Entry info force (saat mulai berlaku perjanjian)
30.Termination (saat berakhirnya perjanjian)
Hubungan hukum pajak domestik dengan
international :
Ketentuan dalam UU Pajak Penghasilan
tidak berlaku apabila di dalam perjanjian
perpajakan diatur lain, misalnya :
-Tarif PPh pasal 26 = 20%
-Branch Profit tax (pph 26=20%)
Download