REGULASI KANKER OLEH GEN cWNT5A SECARA IN VITRO

advertisement
REGULASI KANKER OLEH GEN cWNT5A SECARA IN VITRO
PADA SEL FIBROBLAS CHICKEN KIDNEY (CK)
TERINDUKSI CADMIUM
ARTIKEL
OLEH
SAHARD REO JUANTORO
NIM 307342403692
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
2015
REGULASI KANKER OLEH GEN CWNT5A SECARA IN VITRO
PADA SEL FIBROBLAS CHICKEN KIDNEY (CK)
TERINDUKSI CADMIUM
Sahard Reo Juantoro*, Dwi Listyorini**, dan Abdul Gofur**)
Abstract. Cancer is the leading cause of death in the world after heart disease. In 2008,
there were approximately 7.6 million cancer deaths, or about 13% of the total world
population mortality. Gene therapy is one type of cancer treatment that is increasingly
studied today. Wnt proteins play an important role in some aspect of animal
development and adult tissue homeostasis. Wnt signaling has two types of canonical
plays an important role in the control of proliferation and differentiation of cells and is
associated with the high frequency of tumor tissue and non-canonical role in
maintaining cell shape and regulate apoptosis. Cadmium is a class 1 carcinogen that
can cause carcinogenic effects through the canonical Wnt signaling pathway / βcatenin. This study aims to determine patterns of gene regulation cWnt5a morphology
and viability in vitro on fibroblast cells Chicken Kidney (CK) induced cadmium. CK
cells using cadmium-induced cancer, and then exposed to the virus genes cWnt5a
Replication Competent ALV LRT with a Splice Acceptor (RCAs). This study uses four
treatments and eight replications, normal CK is a negative control, cancer CK (CK +
cadmium) and CK + cWnt5a gene as a positive control (1 and 2), while the treatment is
CK + + gene cWnt5a cadmium. The treatment’s effect on morphology of cancer cells
exposed to the gene cWnt5a shows the characteristics of cells undergoing apoptosis,
whereas the ELISA test results showed that the gene cWnt5a can reduce cell viability
(p> 0.05) were significantly in cancer cells induced CK cadmium.
Keywords: cancer, regulation, morphology, viability, in vitro
Kanker merupakan penyebab kematian kedua di dunia setelah penyakit jantung
(Baratawidjaya & Rengganis, 2010). Pada tahun 2008 7,6 juta jiwa (13%) meninggal
karena penyakit kanker dari total kematian dari jumlah tersebut. 70% kematian yang
disebabkan kanker terjadi di negara-negara berkembang. Diperkirakan pada tahun 2030
kematian yang disebabkan oleh kanker akan meningkat hingga 13,1 juta jiwa (WHO,
2012).
*) Sahard Reo Juantoro adalah mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UM
**) Dwi Listyorini dan Abdul Gofur adalah Dosen Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
2
Perubahan dari sel normal menjadi1sel kanker terjadi melalui proses bertahap,
biasanya perubahan terjadi dari tahap pre-kanker ke tumor malignant. Perubahan ini
adalah hasil dari interaksi antara faktor genetik seseorang dan tiga kategori agen
eksternal yaitu: (a) karsinogen fisik (sinar UV, radiasi ion); (b) karsinogen kimia
(asbestos, komponen yang terkandung dalam rokok); dan (c) karsinogen biologi
(infeksi virus, bakteri, atau parasit tertentu) (WHO, 2012).
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sel kanker, petanda kanker yang
dapat diamati yaitu: (a) petanda serologi (ekstraseluler); (b) petanda seluler; serta (c)
petanda molekuler (Kresno, 2001). Petanda serologi berkaitan dengan substansia
yang diproduksi oleh sel kanker sebagai respon terhadap adanya kanker. Petanda
serologi tersebut umumnya berupa makromolekul atau protein dengan komponen
karbohidrat atau lipid dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Pertanda seluler
meliputi perubahan morfologi sel, fenotipe sel, kinetik sel (viabilitas) serta ploidi.
Morfologi sel kanker sering ditunjukkan dengan ciri rasio antara volume nukleus
dengan sitoplasma lebih besar dari normal, pola kromatin inti lebih halus dan
maturasi sitoplasma terhambat. Karakter morfologi sel kanker lainnya yaitu
hilangnya adhesi antar sel dan stroma di dalam jaringan (Buick & Tannock, 1992).
Karsinogen merupakan substansia yang dapat menyebabkan kanker atau
setidaknya menimbulkan terjadinya peningkatan insiden kanker pada hewan ataupun
manusia. Ada beberapa kelompok jenis karsinogen (onkogen) antara lain: (a)
onkogen kimia seperti hidrokarbon polisiklik, agen kemoterapi, logam berat, vinyl
chloride, dll; (b) onkogen radiasi seperti radiasi UV, X-ray, radioisotope dan bom
nuklir; (c) onkogen viral seperti retrovirus, ABV, hepatitis B, dll; (d) onkogen
hormonal seperti estrogen, steroid, diaethylsilbestril; dan (e) onkogen genetik
(Chandrasoma & Taylor, 2001). Masing- masing onkogen memiliki aktivitas yang
berbeda-beda dalam proses karsinogenesis sel normal menjadi neoplasma.
Karsinogen ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu mutagen dan mitogen. Mutagen
adalah agen yang langsung menyebabkan mutasi DNA, bisa berupa bahan kimia atau
radiasi, sedangkan mitogen adalah agen yang secara tidak langsung dapat
menyebabkan mutasi dengan merangsang pertumbuhan sel (Hoffman, 1999).
Cadmium merupakan salah satu logam yang banyak digunakan pada industri
di Indonesia, seperti industri baterai, plat logam, produk PVC dan industri lainnya.
Cadmium bersifat karsinogen yang mampu menyebabkan beberapa kanker seperti
kanker paru-paru (Zarros et al., 2008), kanker ginjal (Chakraborty, 2010) dan
menyebabkan gangguan lain. Cadmium merupakan karsinogen kelas 1 berdasarkan
standart IRAC (IARC, 1993). Cadmium dapat merusak kompleks Aderen Junction
(AJs) epitel yaitu E-cadheirn dengan β-catenin. Deregulasi adhesi E-cadherin dan
perubahan di dalam sinyal Wnt diketahui berkontribusi pada proses karsinogenesis
(Chakraborty, 2010).
3
Cadmium dapat menyebabkan oksidasi DNA, sehingga secara tidak langsung
mengakibatkan peningkatan viabilitas, inhibisi apoptosis dan kegagalan DNA repair
(Hartwig, 1998). Cadmium juga mampu meningkatkan sinyal Wnt canonical/βcatenin dengan meningkatkan translokasi nuclear β-catenin sehingga proliferasi
meningkat dan menyebabkan kerusakan ikatan E-cadherin (salah satu protein
Junction yang menjaga integritas jaringan) dengan β-catenin (Chakraborty, 2010).
Terapi gen merupakan salah satu jenis pengobatan kanker yang mulai banyak
dipelajari saat ini sejak diketahui bahwa kanker merupakan penyakit akibat mutasi
gen. Para ahli mulai berpikir bahwa terapi gen tentu efektif untuk mengobati
penyakit kanker. Terapi gen merupakan teknik untuk mengoreksi gen-gen yang
cacat yang bertanggung jawab terhadap suatu penyakit. Selama ini pendekatan terapi
gen yang berkembang adalah dengan menambah gen-gen normal ke dalam sel yang
mengalami ketidaknormalan. Pendekatan kedua yaitu dengan melenyapkan gen
abnormal dengan gen normal melalui rekombinasi homolog. Sedangkan pendekatan
ketiga yaitu dengan mereparasi gen abnormal dengan cara mutasi balik selektif
sedemikian rupa sehingga akan mengembalikan fungsi normal gen tersebut. Selain
pendekatan-pendekatan tersebut, ada pendekatan lain yaitu dengan mengendalikan
regulasi ekspresi gen abnormal tersebut (Holmes, 2003).
Wnt5A adalah salah satu jenis protein yang termasuk di dalam kelompok gen
Wnt. Wnt signaling pathways adalah kelompok jalur sinyal transduksi yang terdiri
dari protein yang menyalurkan sinyal dari luar sel melalui permukaan sel ke dalam
inti sel. Tiga jalur telah berhasil dikarakterisasi, jalur kanonikal, jalur non-kanonikal
polaritas sel planar, dan jalur non-kanonikal Wnt/kalsium (Nusse, 1992). β-katenin
adalah protein yang memiliki dua fungsi, mengatur koordinasi adesi antar sel dan
transkripsi gen (Krauss C, 1994). β-katenin adalah subunit dari kompleks protein
cadherin dan bertindak sebagai perantara sinyal intraseluler dalam jalur sinyal Wnt
(Peifer, 1991).
Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (a) mengetahui regulasi morfologi sel
kanker oleh gen cWnt5a secara in vitro pada sel fibroblas Chicken Kidney (CK)
terinduksi cadmium; dan (b) mengetahui regulasi viabilitas sel kanker oleh gen
cWnt5a secara in vitro pada sel fibroblas Chicken Kidney (CK) terinduksi cadmium.
Adapun kegunaan penelitian ini bagi mahasiswa adalah menjadi salah satu
rujukan dalam mempelajari pola aktivitas regulasi genetik secara in vitro dari gen
cWnt5a khususnya terhadap viabilitas dan apoptosis pada sel fibroblas CK dalam
kondisi terinduksi kanker oleh bahan karsinogenik kimia CdSO4. Penelitian
mengenai potensi gen Wnt5a ini menjadi salah satu literatur dalam mempelajari
perkembangan kanker dan menjadi salah satu dasar bagi penelitian selanjutnya. Bagi
Pemerintah penelitian ini menjadi wacana umum untuk mengembangkan teknik
pengobatan kanker melalui terapi gen khususnya dengan aktivitas gen Wnt5a.
Penelitian ini sekaligus menjadi rekomendasi dalam peningkatan kesehatan
4
masyarakat melalui aspek medis, utamanya yang terkait dengan pengobatan kanker
yang merupakan salah satu ancaman global saat ini. Sedangkan bagi masyarakat,
penelitian ini akan membuka cakrawala pengobatan terapi gen sebagai salah satu
cara efektif untuk menyembuhkan kanker.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
masing-masing perlakuan terdiri dari 8 ulangan. Keempat macam perlakuan tersebut
adalah: (a) Kontrol negative (Sel fibroblas CK normal); (b) Kontrol positif 1 (Sel
fibroblas CK + cadmium (CdSO4)); (c) Perlakuan (treatment)(Sel fibroblas CK +
cadmium (CdSO4) + gen cWnt5a); dan (d) Kontrol positif 2 (Sel fibroblas CK + gen
cWnt5a)
Parameter yang diamati pada penelitian ini ada 2 yaitu: (a) morfologi sel dan
(b) viabilitas sel. Pengamatan dibagi dalam 3 periode yaitu periode I, II dan III
dengan interval waktu dari satu periode ke periode berikutnya yaitu selama 2 jam.
Periode I: 12 jam setelah transfeksi gen, periode II: 14 jam setalah tranfeksi gen dan
periode III: 16 jam setelah transfeksi gen. Tujuan dari pengambilan 3 periode
pengamatan adalah untuk mengetahui kemungkinan terjadinya perubahan pengaruh
selama periode tersebut, dan memberikan beberapa kemungkinan waktu yang
dibutuhkan oleh gen cWnt5a untuk bekerja pada sel fibroblas CK. Penentuan
pengambilan data pada interval waktu 2 jam disesuaikan dengan waktu inkubasi
maksimal cadmium (penginduksi kanker) yaitu 9 jam, sehingga pengamatan harus
dilakukan < 9 jam (interval 2 jam x 3 periode = 6 jam).
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Tissue Culture bidang
Peningkatan Mutu dan Pengembangan Produk (PMPP) Pusat Veterinaria Farma
(PUSVETMA) Surabaya sejak bulan Maret hingga Juni 2011. Adapun objek
penelitian ini yaitu sel Chicken Kidney (CK) dari American Type Culture Collection
(ATCC). Sel ini merupakan jenis fibroblastic cell line yang diambil dari ginjal
ayam. Sel ini telah mengalami passase lebih dari 100 kali. Sel ini didapat dari stok
sel di laboratorium Tissue Culture bidang Penyakit Mulut Kuku (PMK)
PUSVETMA Surabaya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah: deep frezer,
sentrifuge dan tabung sentrifuge, Laminar Air Flow (LAF), inkubator CO2,
waterbath, lemari es, botol roux dispossable, botol medium dan serum, pipet dan
balb, tabung uji sterilitas, indicator tape, mikropipet dan mikrotip, autoklaf, oven
sterilisasi, mikroplate 96 well, mikroskop inverted phase contras, Spectrophotometer
Microplate Reader atau Enzime Linkage Immunosorbance Assay (ELISA) reader,
5
mikroskop inverted flourescense, pH meter, neraca analitik, hand counter serta
tabung eppendorf.
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: sel CK (didapat
dari Lab. PMK PUSVETMA Surabaya, dari stok dengan tanggal store 17 Juni 2010),
virus Replication Competent ALV LTR with a Splice Acceptor (RCAS) pembawa gen
cWnt5a (pemberian dari Listyorini, 2006), dan cadmium (CdSO4: Sigma). Bahan
tambahan untuk kultur sel normal adalah Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium
(DMEM), Fetal Bovine Serum (FBS) 10%, PBS, tripsin, hepes, aquades, tioglikolit.
Bahan tambahan untuk kultur sel CK kanker adalah DMEM, Phosphat Buffers
Solution (PBS), tripsin, hepes, aquades, tioglikolit. Bahan untuk uji proliferasi
dengan MTT Proliferation Assay adalah larutan MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)2.5-diphenyltetrazolium bromide 0,5%), Dimethyl-Surfokcid (DMSO).
Prosedur Kerja dalam penelitian ini adalah: (a) pembuatan kultur sel CK dan
induksi kanker dengan Cadmium; (b) perlakuan dengan Gen cWnt5a; (c) pengamatan
morfologi dan viabilitas sel; dan (d) pengukuran nilai absorbansi masing-masing
sampel pada panjang gelombang 570 nm menggunakan Spectrophotometer
Microplate Reader/ELISA reader.
Data yang diambil untuk pengamatan morfologi berupa gambar foto
pengamatan well melalui mikroskop, sedangkan untuk viabilitas sel berupa: 1)
indeks proliferasi yang ditunjukkan dengan nilai absorbansi/Optical Density (O.D)
dan 2) Indeks Stimulasi (I.S). O.D menunjukkan jumlah sel yang hidup/well,
sedangkan I.S menunjukkan aktivitas stimulasi terhadap sel. I.S dicari dengan
membagi O.D perlakuan dengan O.D kontrol negatif.
Data yang telah diperoleh dari pengamatan kemudian dianalisis dengan
analisis statistik dan deskriptif. Analisis statistik yang digunakan yaitu Analysis of
varian (Anova) dengan taraf signifikansi 5%. Apabila pada uji anova menunjukkan
hasil yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test
(DMRT).
HASIL
Aktivitas Gen cWnt5a Terhadap Morfologi Sel Fibroblas CK
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui morfologi sel
fibroblas CK yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. berikut:
6
1
3
2
4
Gambar 3.1. Perbandingan Morfologi Sel Fibroblas CK : 1. Sel Fibroblas CK Normal, 2. Sel
Fibroblas CK + Cadmium, 3. Sel Fibroblas CK + Cadmium + cWnt5a, 4. Sel
Fibroblas CK Normal + cWnt5a; panah hitam menunjukkan sel Fibroblas CK
normal; panah merah menunjukkan CK neoplastik (Perbesaran : 400x)
Pada kontrol negatif (sel fibroblas CK normal) yang ditunjukkan dengan
notasi nomor 1 pada Gambar 3.1. memiliki ciri berupa: 1) sel berbentuk bipolar dan
multipolar, 2) sel memiliki panjang 4 kali lebarnya, tersusun satu sama lain dengan
membentuk barisan yang kompak dan memusat seperti pusaran air, 3) nukleus tidak
jelas, 4) ikatan antar sel kuat, 5) membran sel tampak jelas, 6) sel yang telah
mencapai confluent berbentuk bipolar, 7) sel yang telah confluent membentuk selapis
sel.
Berbeda dengan kontrol negatif (sel fibroblas CK normal), kontrol positif 1
(sel fibroblas CK + cadmium) yang ditunjukkan dengan notasi nomor 2 pada gambar
3.1. menunjukkan ciri neoplastik berupa: 1) sel membesar (lebih besar dari normal),
2) nukleus membesar (lebih besar dari normal), terdapat 1 atau lebih dan terlihat
lebih jelas, 3) membran sel tidak jelas, 4) sel cenderung multipolar, 5) ikatan antar
sel berkurang, 6) kultur membentuk lebih dari selapis sel (beberapa lapis sel).
Pada kelompok perlakuan (sel fibroblas CK + cadmium + gen cWnt5a),
pemberian gen cWnt5a pada sel CK kanker menunjukkan karakter neoplastik seperti
halnya CK kanker yaitu pada kontrol positif 1 (sel fibroblas CK + cadmium), namun
perbedaan berupa nukleus lebih tidak jelas. Sedangkan pada kontrol positif 2 (sel CK
7
fibroblas + gen cWnt5a), pemberian gen cWnt5a pada sel CK normal menunjukkan
karakter morfologi yang tidak berbeda dengan kontrol negatif (sel fibroblas CK
normal).
Aktivitas Gen cWnt5a Terhadap Viabilitas Sel Fibroblas CK
Pengamatan viabilitas dapat dilihat dari 2 hal yaitu: 1) indek viabilitas yang
ditunjukkan oleh nilai absorbansi/Opticle Density (O.D) dan 2) Indeks Stimulasi
(I.S). Nilai absorbansi kultur sel menunjukkan banyaknya jumlah sel hidup. Indeks
stimulasi menunjukkan efek stimulasi agensia terhadap viabilitas sel. Nilai
absorbansi didapat dari hasil MTT proliferation assay dengan pembacaan
menggunakan Spectrophotometer Microplate Reader/ELISA reader. Nilai
absorbansi masing-masing kelompok perlakuan kemudian dibandingkan dalam
grafik yang ditunjukkan pada Gambar 3.2. berikut.
1.4
CK
1.2
1
CK+Cadmium
0.8
0.6
CK+Cadmium
+cWnt5a
0.4
CK+cWnt5a
0.2
0
12 jam
Gambar 3.2.
14 jam
16 jam
Grafik Profil Nilai Absorbansi Kultur Sel Fibroblas CK pada 4 Macam
Perlakuan Selama 3 Periode (12 jam setelah transfeksi gen: periode ke-1,14
jam setelah transfeksi gen: periode ke-2, dan16 jam setelah transfeksi gen:
periode ke-3)
Berdasarkan grafik pada Gambar 3.2. diketahui bahwa nilai absorbansi
kontrol negatif (sel fibroblas CK normal) yang ditunjukkan dengan garis kurva
berwarna biru berkisar antara 0,8-1,1. Nilai absorbansi kontrol positif 1 (sel fibroblas
CK + cadmium) yang ditunjukkan dengan garis kurva berwarna merah muda berada
di atas garis kurva kontrol negatif (sel fibroblas CK normal), dengan nilai absorbansi
berkisar antara 1,0-1,2. Nilai absorbansi kontrol positif 2 (sel fibroblas CK + gen
cWnt5a) yang ditunjukkan dengan garis kurva berwarna biru muda berada di bawah
garis kurva semua perlakuan, dengan nilai absorbansi berkisar antara 0,7-0,9.
Sementara itu nilai absorbansi kelompok perlakuan (sel fibroblas CK + cadmium +
gen cWnt5a) yang ditunjukkan dengan garis kurva berwarna kuning berada di atas
garis kurva kontrol negatif (sel fibroblas CK normal), namun di bawah garis kurva
8
kontrol positif 1 (sel fibroblas CK + cadmium), dengan nilai absorbansi berkisar
antara 0,9-1,1.
Berdasarkan hasil Anova (lampiran 2) diketahui bahwa gen cWnt5a
berpengaruh secara signifikan (p > 0,05) terhadap viabilitas sel fibroblas CK
(ditunjukkan dengan nilai absorbansi). Untuk mengetahui beda pengaruh dari
masing-masing perlakuan maka dilanjutkan dengan uji DMRT (lampiran 2). Hasil uji
DMRT dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Tabel Hasil Uji Duncan Multiple Range Test Indeks Viabilitas Sel
Fibroblas CK
Waktu setelah transfeksi
12 jam
14 jam
16 jam
1. CK normal
0.818ab
0.93a
1.1 ab
2. CK + cadmium
0.975c
1.093 a
1.157 c
3. CK + cadmium + gen cWnt5a
0.927bc
1.019 a
1.103 ab
4. CK + gen cWnt5a
0.777a
0.861 a
0.903 a
Rerata O.D
Keterangan: Uji anova dengan taraf signifikansi 5%, dilanjutkan dengan uji DMRT. Notasi
yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang
signifikan.
Berdasarkan uji anova diketahui bahwa gen cWnt5a secara signifikan dapat
menurunkan indeks viabilitas sel fibroblas CK kanker dibuktikan dengan O.D
perlakuan lebih rendah dari O.D CK kanker. Berdasarkan uji lanjut DMRT,
diketahui bahwa pada periode 12 jam setelah transfeksi, CK + cadmium berbeda
nyata dengan kontrol negatif CK normal. Perlakuan CK + cadmium + cWnt5a tidak
berbeda nyata dengan kontrol positif 1 CK + cadmium maupun dengan kontrol
negatif CK normal. CK + cWnt5a tidak berbeda nyata dengan kontrol negatif CK
normal. Pada periode 14 jam setelah transfeksi, perlakuan CK + cadmium + cWnt5a
tidak berbeda nyata dengan CK normal, kontrol positif 1 CK + cadmium, dan kontrol
positif 2 CK + cWnt5a. Pada periode 16 jam setelah transfeksi, kontrol positif 1 CK
+ cadmium berbeda nyata dengan kontrol negatif CK normal. Perlakuan CK +
cadmium + gen cWnt5 berbeda nyata dengan kontrol positif 1 CK + cadmium,
namun tidak berbeda nyata dengan kontrol positif 2 CK + gen cWnt5a dan kontrol
negatif CK normal.
9
Pengamatan indeks viabilitas kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai I.S
(Indeks Stimulasi) untuk mengetahui aktivitas stimulasi gen cWnt5a pada sel
fibroblas CK (lampiran 3). Untuk mengetahui perbandingan nilai indeks stimulasi
pada keempat kelompok perlakuan maka dapat diamati grafik pada Gambar 3.3.
berikut.
1.4
CK
1.2
1
CK+Cadmium
0.8
CK+Cadmium
+cWnt5a
0.6
0.4
CK+cWnt5a
0.2
0
12 jam
14 jam
16 jam
Gambar 3.3. Grafik Nilai Indeks Stimulasi Kultur Sel Fibroblas CK pada 4 Macam
Perlakuan Selama 3 Periode (12 jam setelah transfeksi gen: periode ke-1, 14
jam setelah transfeksi gen: periode ke-2, dan 16 jam setelah transfeksi gen:
periode ke-3)
Nilai I.S kontrol positif 1 (sel fibroblas CK terinduksi kanker dengan
cadmium) yang ditunjukkan dengan garis kurva berwarna merah muda berada di atas
garis kurva kontrol negatif (sel fibroblas CK normal) yang ditunjukkan dengan warna
biru (> 1.00) dari periode 12 jam sampai periode 16 jam, namun pengaruhnya
menurun walaupun masih di atas kontrol negatif. Nilai I.S perlakuan (sel fibroblas CK
+ cadmium + gen cWnt5a) yang ditunjukkan dengan garis kurva berwarna kuning
pada grafik berada di bawah garis kurva kontrol negatif (< 1.00) dan menurun dari
periode 12 jam hingga periode 16 jam setelah transfeksi. Sedangkan nilai I.S kontrol
positif 2 (sel fibroblas CK + gen cWnt5a) yang ditunjukkan dengan garis kurva
berwarna biru muda berada di bawah garis kurva kontrol negatif (< 1.00) dan di bawah
garis kurva perlakuan.
PEMBAHASAN
Regulasi Morfologi Sel Fibroblas CK oleh Gen cWnt5a
Morfologi sel menunjukkan adanya berbagai aktivitas seluler yang terjadi
pada sel tersebut. Adanya perubahan karakter morfologi oleh suatu agensia tertentu
10
2
dari karakter normalnya menunjukkan terjadinya perubahan aktivitas seluler yang
abnormal.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui karakter morfologi sel
fibroblas CK normal berupa: 1) sel berbentuk bipolar atau multipolar, 2) sel memiliki
panjang 4 kali lebarnya, tersusun satu sama lain dengan membentuk barisan yang
kompak dan memusat seperti pusaran air, 3) nukleus tidak jelas, 4) ikatan antar sel
kuat, 5) membran sel tampak jelas, 6) sel yang telah mencapai confluent berbentuk
bipolar, 7) sel yang telah confluent membentuk selapis sel (Weissmanshomer, 1975).
Induksi cadmium dapat mengubah karakter morfologi dari sel fibroblas CK
normal menjadi kanker. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui karakter morfologi
sel CK kanker terinduksi cadmium berupa: 1) sel membesar, 2) nukleus membesar,
terdapat 1 atau lebih nukleus dalam 1 sel, dan nukleus terlihat lebih jelas, 3) membran
sel tidak jelas, 4) sel cenderung multipolar, 5) ikatan sel dengan sel lainnya berkurang,
6) kultur membentuk lebih dari selapis sel.
Hal yang menarik terjadi pada kultur sel kanker yang dipapar dengan gen
cWnt5a. Pada sel CK kanker (CK + cadmium), gen cWnt5a menimbulkan ciri berupa
nukleus sel tampak tidak jelas dibandingkan dengan sel CK kanker, sel tampak lebih
kecil dibandingkan dengan sel kanker, dan tampak lapisan tipis di pinggiran sel.Sel
kanker tersebut dalam pengamatan sedang mengalami proses apoptosis atau
kematian, lapisan tipis merupakan hasil buangan dari degradasi sitoskeleton(Bohm,
2003) dan tanda awal pembentukan bleb atau biasa disebut blebbing (Fackler, 2008).
Cadmium memiliki afinitas yang tinggi terhadap komponen sel sehingga
dapat mengubah struktur dan fungsi sel (Takiguchi et al, 2003). Membesarnya sel
dan nukleus, terdapat 1 atau lebih nukleus dalam 1 sel serta nampak lebih jelasnya
membran nukleus diduga merupakan akibat dari cadmium yang memiliki sifat
tersebut, yang menggambarkan kegagalan pembelahan sel sehingga sel menjadi
bentukan giant cell. Karakter neoplastik pada sel fibroblas CK lainnya yaitu adanya
juluran sitoplasma yang lebih dari 2 (multipolar) yang menunjukkan peningkatan
viabilitas. Cadmium dapat menyebabkan oksidasi DNA sehingga secara tidak
langsung mengakibatkan peningkatan viabilitas, inhibisi apoptosis dan kegagalan
DNA repair (Hartwig, 1998). Selain itu cadmium mampu meningkatkan sinyal Wnt
canonical/β-catenin dengan meningkatkan translokasi nuclear β-catenin sehingga
proliferasi meningkat (Chakraborty, 2010). Ciri neoplastik CK kanker terinduksi
cadmium lainnya yaitu membran sel tidak jelas dan ikatan sel satu dengan yang lain
menjadi berkurang, hal ini diduga disebabkan karena cadmium menyebabkan
kerusakan ikatan E-cadherin (salah satu protein Junction yang menjaga integritas
jaringan) dengan β-catenin (Chakraborty, 2010). Ciri yang terakhir berupa
terbentuknya beberapa lapis sel yang tidak sesuai dengan pertumbuhan sel CK yang
diduga dikarenakan meningkatnya variasi sel akibat transformasi neoplastik oleh
aktivitas cadmium. Menurut Hatwell & Weinert (1989), variasi sel yang muncul
11
dalam frekuensi yang tinggi terjadi karena adanya perubahan kromosom dan
organisasi genetik. Cadmium dapat mengakibatkan degenerasi berupa transmutasi
sel (Waalkes, 2003). Variasi sel kemudian dapat menyebabkan motilitas sel karena
adanya produk enzim tertentu sehingga menimbulkan invasi jaringan atau metastasis.
Dengan demikian, maka terbentuklah beberapa lapis sel pada sel CK kanker
terinduksi cadmium (Hatwell & Weinert, 1989).
SEL
KADERIN
CADMIUM
BETA-KATENIN
SEL
NUKLEUS
Gambar 4.1. Bagan ini menunjukkan bagaimana pengaruh cadmium pada sel yaitu dengan
merusak ikatan antar sel melalui kaderin, kerusakan pada kaderin membuat
beta-katenin tidak dapat mengikat pada permukaan sel sehingga beta-katenin
ter-overekspresi kedalam nukleus dan menyebabkan berlebihnya sinyal pada
sel untuk melakukan proliferasi.
Transfeksi gen cWnt5a pada sel CK normal hingga 16 jam tidak memberikan
pengaruh perubahan morfologi apapun. Hal ini disebabkan karena pada kondisi
normal, gen Wnt5a meregulasi pengaturan sitoskeletal (Jonsson et al., 1998). Dari
hasil ini, diketahui bahwa gen cWnt5a menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap
perubahan morfologi sel CK normal dan sel CK kanker. Nukleus CK kanker yang
diberi gen cWnt5a tidak jelas dibandingkan dengan Nukleus CK kanker.
Ketidakjelasan nukleus sel CK kanker + gen cWnt5a dibanding CK kanker diduga
karena menurunnya aktivitas nukleus sel CK sebagai akibat ekspresi gen cWnt5a.
Dari penelitian ini diketahui bahwa, pada periode 16 jam setelah transfeksi gen
cWnt5a belum mampu memperbaiki kerusakan morfologi sel kanker akibat induksi
cadmium.
Regulasi Viabilitas Sel Fibroblas CK oleh gen cWnt5a
Berdasarkan uji anova dengan taraf signifikansi 5%, gen cWnt5a berpengaruh
secara signifikan (p > 0,05) terhadap viabilitas sel fibroblas CK. Sedangkan
berdasarkan uji DMRT diketahui bahwa indeks viabilitas kontrol positif 1 (sel
fibroblas CK + cadmium) dibandingkan dengan kontrol negatif (sel fibroblas CK
normal) berbeda signifikan. Hal ini membuktikan bahwa cadmium bersifat
12
karsinogenik pada sel. Berdasarkan hasil analisis indeks stimulasi, diketahui bahwa
nilai I.S CK kanker (> 1.00). Hal ini berarti bahwa cadmium menyebabkan naiknya
tingkat viabilitas sel CK terinduksi cadmium (CK kanker) lebih tinggi dibandingkan
dengan CK normal.
Perlakuan gen cWnt5a pada sel fibroblas CK normal menimbulkan perbedaan
indeks viabilitas sel antara kontrol positif 2 (CK + gen cWnt5a) dengan kontrol
negatif (sel fibroblas CK normal) yang tidak signifikan. Perbedaan indeks viabilitas
sel yang tidak signifikan antara kontrol positif 2 dengan kontrol negatif terjadi pada
periode 12 jam setelah transfeksi hingga 16 jam setelah transfeksi. Perlakuan gen
cWnt5a pada sel fibroblas CK normal menunjukkan nilai I.S (< 1.00). Hal ini berarti
bahwa gen cWnt5a indeks viabilitas sel CK normal namun penurunannya tidak
terjadi secara signifikan. Hal ini diduga terjadi karena perlakuan gen cWnt5a pada sel
fibroblas CK normal merupakan perlakuan yang dapat menimbulkan overexpress gen
Wnt5a pada sel CK. Menurut Topol (2003), Wnt5a mampu meregulasi stabilitas
protein β-catenin melalui ekspresi Siah2 pada perkembangan organ anggota pada
mencit. β-catenin merupakan protein yang terlibat dalam jalur Wnt canonical,
berfungsi untuk mengikat faktor transkripsi LEF/TCF dan mengubahnya dari
repressor menjadi aktivator pertumbuhan (Polakis, 2000). Dengan demikian Wnt5a
dapat meregulasi stabilitas β-catenin sehingga viabilitas sel berjalan normal. Adanya
perlakuan yang menimbulkan overexpress gen cWnt5a terhadap sel fibroblas CK
pada penelitian ini diduga dapat menyebabkan penurunan viabilitas sel. Akibat dari
peningkatan ini diduga menyebabkan regulasi Wnt5a terhadap β-catenin juga
meningkat dan viabilitas sel menurun, meskipun indeks viabilitas sel fibroblas CK +
gen cWnt5a tidak terbukti berbeda signifikan dengan CK normal.
Pada perlakuan gen cWnt5a terhadap sel fibroblas CK kanker terinduksi
cadmium menimbulkan perbedaan indeks viabilitas sel antara kelompok perlakuan
(sel fibroblas CK + cadmium + gen cWnt5a) dengan kontrol negatif (sel fibroblas CK
normal) dan kontrol positif 1 (sel fibroblas CK + cadmium). Perbedaan indeks
viabilitas sel pada kelompok perlakuan (sel fibroblas CK + cadmium + gen cWnt5a)
dengan kontrol negatif (sel fibroblas CK + cadmium) tidak signifikan pada periode
12 jam setelah transfeksi hingga 16 jam setelah transfeksi. Sedangkan perbedaan
indeks viabilitas sel pada kelompok perlakuan (sel fibroblas CK + cadmium + gen
cWnt5a) dengan kontrol positif 1 (sel fibroblas CK + cadmium) adalah tidak
signifikan pada 12 jam dan 14 jam setelah transfeksi, namun signifikan pada 16 jam
setelah transfeksi. Perlakuan gen cWnt5a pada sel CK kanker terinduksi cadmium
menunjukkan nilai I.S (> 1.00) dengan nilai yang mendekati 1.00, namun lebih
rendah dari I.S CK kanker. Hasil ini membuktikan bahwa gen cWnt5a menurunkan
viabilitas sel CK kanker terinduksi cadmium setelah 16 jam transfeksi, dengan
penurunan hingga mendekati normal.
13
Induksi cadmium telah dapat dipastikan terjadi pada penelitian ini dibuktikan
dengan perbedaan morfologi dan perbedaan indeks viabilitas yang signifikan antara
sel fibroblas CK kanker terinduksi cadmium dengan sel fibroblas CK normal.
Menurut Chakraborty (2010), cadmium mampu meningkatkan aktivitas sinyal Wnt
canonical/β-catenin pada kultur sub confluent Kidney PTC (Proximal Tubule Cell)
sehingga dapat menimbulkan kanker dengan meningkatkan translokasi β-catenin ke
nukleus dan meningkatkan ekspresi gen pengontrol pertumbuhan. Dengan adanya
hasil penelitian yang membuktikan bahwa gen cWnt5a dapat menurunkan indeks
viabilitas pada sel fibroblas CK kanker terinduksi cadmium ini, maka telah
dibuktikan bahwa gen cWnt5a dapat meregulasi kanker (down regulate) pada sel
fibroblas CK terinduksi cadmium melalui sinyal Wnt canonical/β-catenin yang
sebelumnya telah ditingkatkan aktivitasnya oleh cadmium. Namun dari penelitian ini
belum dapat diketahui interaksi seluler antara gen cWnt5a dengan cadmium sehingga
gen cWnt5a mampu menurunkan indeks viabilitas sel secara signifikan.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada periode 16 jam
setelah transfeksi gen cWnt5a dapat meregulasi kanker pada sel fibroblas Chicken
Kidney (CK) terinduksi cadmium dengan merangsang peningkatan apoptosis yang
tampak pada penanda morfologi sel kanker dan menurunkan viabilitas sel fibroblas
CK kanker.
Dari hasil penelitian ini, maka disarankan untuk dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai pola regulasi gen cWnt5a pada sel CK terinduksi kanker dengan
cadmium berdasarkan aktivitas seluler melalui petanda molekular sehingga dapat
diketahui interaksi gen cWnt5a dengan cadmium sehingga dapat menyebabkan
penurunan viabilitas sel fibroblas CK kanker.
DAFTAR RUJUKAN
Böhm, I. 2003. Disruption of the cytoskeleton after apoptosis induction by
autoantibodies. Autoimmunity 2003;36.
Buick, R. N. & Tannock, I. F. 1992. Properties of Malignant Cell: The Basic
Science of Oncology. New York: McGraw Hill.
Chakraborty, P. K., Lee, W. K., Molitor, M., Wolff, N. A. & Thevenod, F. 2010.
Cadmium Induces Wnt Signaling To Upregulate Proliferation And Survival
Genes In Sub-Confluent Kidney Proximal Tubule Cells. Molecular Cancer, 9
(102): 2-16.
Fackler, OT. Grosse, R. 2008. Cell motility through plasma membrane blebbing. J
Cell Biol.
Hartwig, A., Asmuss, M., Ehleben, I., Herzer, U., Kostelac, D., Pelzer, A.,
Schwedtle, T. & Burkle, A. 2002. Interference by Toxic Metal Ions with
14
DNA Repair Processes and Cell Cycle Control: Molecular Mecanisms.
Environmental Health Perspectives, 110 (5): 797-799.
Holmes, B. 2003. Gene Therapy May Switch off Huntington’s. New Scientist, 10
(35) : 13.
IARC. 1997. Beryllium, Cadmium, Mercury and Exposures in the Glass
Manufacturing Industry. International Agency for Research on Cancer:
World Health Organization, 58: 8-13.
Jonsson, M., Smith, K. & Harris, A. L. 1998. Regulation Of Wnt5a Expression in
Human Mammary Cells by Protein Kinase C Activity and The Cytoskeleton.
British Journal of Cancer, 78 (4): 430-438.
Kresno, S. B. 2001. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Liang, H., Coles, A. H., Zhu, Z., Zayas, J., Jurecic, R., Kang, J., Jones, Stephen H.J.
2007. Noncanonical Wnt Signaling Promotes Apoptosis in Thymocyte
Development. The Journal of Experimental Medicine, 204 (13): 3077-3084.
Listyorini, D. & Yasugi, S. 2006. Expression and Function of Wnt5a in the
Development of the Glandular Stomach in the Chicken Embryo. Develop.
Growth Differ, 48: 243-252.
Pandoyo, A. S. 2000. Pengaruh Aktivitas Ekstrak Tanaman Cincau Hijau (Cyclen
Barbata L. Miers) Terhadap Proliferasi Sel Limfosit Darah Tepi Manusia
Secara In Vitro. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Nusse, Roel. Varmus, Harold E. 1992. Wnt genes. Cell 69 (7): 1073–1087.
Peifer, M., Rauskolb, C., Williams, M., Riggleman, B. & Wieschaus, E. 1991. The
segment polarity gene armadillo interacts with the wingless signaling
pathway in both embryonic and adult pattern formation. Development III (4):
1029–1043.
Polakis, P. 2000. Wnt Signaling and Cancer. Genes Development, 14: 1837-1851.
TACS. Tanpa tahun. TACSTM MTT Assay. Trevigen Inc.
Takiguchi, M., Achanzar, W. E., Qu, Wei., Li, G. & Waalkes, M. P. 2003. Effects of
Cadmium on DNA-(Cytosine-5) Methyltransferase Activity and DNA
Methylation Status During Cadmium-Induced Cellular Transformation.
Experimental Cell Research, 286: 355-365.
Weissmanshomer, P. & Fry, M. 1975. Chick embryo fibroblasts senescence in vitro:
Pattern of cell division and life span as a function of cell density. Mechanisms
of Ageing and Development 4 (2): 159–166
Wodarz, A. & Nusse, R. 1998. Mechanism of Wnt Signaling in Development. Annu.
Rev. Cell Developmental Biology, 14: 59-88.
WHO. 2012. Cancer. Fact Sheet World Health Organization, 297.
Yulia, E. 2011. Dokumentase Terkomunikasikan Berdasarkan Pengalaman. PMPP
PUSVETMA.
Zarros, A., Skandali, N., Al-Humadi, H. & Liapi, C. 2008. Cadmium (Cd) as a
carcinogenetic factor and its participation in the induction of lung cancer.
Pneumon, 21 (2): 172-177.
Download