HIFU (HIGH INTENSITY FREQUENCY ULTRASOUND) SEBAGAI TERAPI ALTERNATIF UNTUK MIOMA UTERI dr. Gede Ngurah Harry Wijaya Surya, Sp.OG BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UNUD/RSUP SANGLAH DENPASAR 2012 BAB I PENDAHULUAN Mioma uteri adalah tumor jinak dari uterus yang dapat ditemukan pada 2535% dari wanita pada usia 35 tahun. Walaupun tumor ini dapat asimptomatik, sampai 50% dapat menyebabkan gejala yang cukup berat hingga membutuhkan terapi, dan secara convensional, pembedahan adalah terapi pilihan. Sebagaimana telah dilaporkan, mioma uteri merupakan penyebab 30-70% dari kurang lebih 600 ribu histerektomi dan 35 ribu kasus miomektomi yang dilakukan di Amerika setiap tahunnya.1 Seperti halnya prosedur bedah pada umumnya, histerektomi dan miomektomi tentunya tidak terhindar dari kemungkinan terjadinya komplikasi. Komplikasi mayor dari histerektomi ini kurang lebih didapatkan sebanyak 3 %. 1,2 Walaupun insiden dari komplikasi mayor dari tindakan miomektomi jarang ditemukan, tetapi tindakan ini dapat berhubungan dengan masalah jangka panjang lainnya, seperti perlengketan, rekurensi dari mioma ini sendiri, dan meningkatnya kemungkinan ruptur uterus selama kehamilan dan persalinan. Para ahli terus mencari agar dapat memberikan terapi yang efektif dan lebih tidak invasif, dengan dasar itu, terapi non bedah yang efektif diperlukan untuk memberikan pasien pilihan terapi yang lebih tidak invasif. Beberapa tahun terakhir ini telah dilakukan terapi minimal invasif sebagai alternatif untuk mioma uteri seperti embolisasi arteri uterina, dan yang lebih baru lagi dengan High Intensity Frequency Ultrasound (HIFU). 1,15,16 1 Jangkauan terapi yang luas telah diinvestigasi untuk melakukan terapi tumor, mulai untuk mengontrol perdarahan, untuk melakukan ablasi mioma uteri, prostat pada Benign Prostate Hyperplasia (BPH), sebagai pengobatan jantung, tumor otak, hati, sebagai pembuka sementara Blood Brain Barrier dan sebagainya.1,3,4 Meningkatnya jumlah pengobatan klinis dan penelitian dilakukan di seluruh dunia untuk terapi ablasi tumor di organ yang bervariasi, dimana saat ini prospek untuk meningkatkan dan memperluas terapi sedang dalam prosesnya. Ide menggunakan gelombang ultrasonik untuk terapi medis ini tidaklah baru. Suatu kemampuan monitor non invasif yang mendekati real time membuat suatu keyakinan akan kualitas dan kemajuan terapi dalam melakukan target, monitor, dan evaluasi. Secara bersamaan, perkembangan yang signifikan ini diimbangi dengan suatu desain transduser ultrasonik kekuatan tinggi dan kemampuan pengendalian yang baik. Kombinasi pencitraan dan teknologi pengendalian ini menciptakan suatu pengendalian gelombang akustik yang sangat baik, sehingga kekuatan terapi dapat dikontrol dan gelombang yang mengalami distorsi dapat dikoreksi, sehingga terciptalah suatu alat yang disebut sebagai HIFU (High Intensity Frequency Ultrasound).4 ,5 Keuntungan HIFU: Non-invasif, dapat dilakukan poliklinis dengan sedasi minimal, dan periode penyembuhan yang cepat, bisa dalam waktu 24 jam, jika dibandingkan dengan 10 hari dengan UAE, dan 6 minggu dengan miomektomi dan histerektomi.4,7 Bahkan berdasarkan beberapa penelitian akhir-akhir ini, didapatkan data bahwa fertilitas setelah terapi HIFU cukup baik.6,8 2 BAB II HIFU (HIGH INTENSITY FREQUENCY ULTRASOUND) 2.1 Sejarah HIFU untuk ablasi jaringan telah digunakan sejak kurang lebih 60 tahun yang lalu. Akan tetapi, kesulitan terapi ini pada awalnya adalah ketidakmampuan untuk memonitor dan mengontrol terapi ini. Dalam 10 tahun terakhir ini terjadi suatu perkembangan baru dalam memonitor dan melakukan target pada jaringan, yang telah membuat prosedur yang sebelumnya tidak mungkin menjadi mungkin.4 Kombinasi HIFU dengan MRI pertama-tama diperkenalkan tahun 1991 di Universitas Arizona, dimana transduser focused ultrasound yang kompatibel dengan MRI dibuat untuk pertama kalinya. Penelitian ini maju ke percobaan dengan menggunakan binatang yang pertama-tama dilaporkan di Konferensi Internasional di Onkologi Hipertermik pada tahun 1992. Setelah penelitian pertama dengan menggunakan binatang, transduser lain yang kompatibel dengan MRI diproduksi untuk grup R&D dari General Electric Medical Systems (GEMS). GEMS ini mensponsori penelitian-penelitian berdasarkan ketertarikan dalam mengembangkan alat baru. Selanjutnya juga dilakukan penelitianpenelitian lain pada binatang dengan berbagai sistem eksperimental yang bervariasi. Penelitian klinis pertama dari Magnetic Resonance guided Focused Ultrasound (MRgFUS) dilakukan selama beberapa tahun sebagai terapi untuk fibroadenoma mammae. Selama penelitian ini berlangsung GEMS kemudian mengembangkan suatu divisi khusus, yaitu Insightec.Inc yang kemudian pada 3 tahun 2000 membuat alat MRgFUS pertama yang dinamakan Exablate 2000. Alat ini diakui oleh US-FDA (Food & Drug Adminstration) sebagai terapi untuk mioma uteri pada tahun 2004.1,4, 13 Kompleksnya struktur jaringan manusia dan respon dari jaringan ini terhadap rangsangan membuat pembuatan dari alat ini sulit. Walaupun banyak data empiris, energi gelombang ultrasonik ini masih belum terlalu dimengerti. Untuk mengerti cara kerja energi gelombang ultrasonik ini, interaksi besar yang terjadi pada jaringan, dan untuk mengembangkan efek dari gelombang ultrasonik ini pada tubuh, penelitian terus berlangung untuk memeriksa efek propagasi dalam dosis tinggi dan efek dari kavitasi pada jaringan.1,4,16 Perancangan alat juga memerankan peranan penting dalam rekonstruksi distorsi yang disebabkan oleh inhomogenitas dari jaringan. Hambatan yang utama dari terapi HIFU ini adalah adanya tulang atau jaringan yang kuat pada alur gelombang akustik. Untuk mengatasi ini, dibuat suatu alogaritma yang dapat merekonstruksi informasi yang didapat untuk memprediksi alur gelombang, dan untuk mengkompensasi fase yang diharapkan dari perubahan amplitudo. 4,15 4 2.2 Cara Kerja Prinsip dari HIFU ini adalah menginduksi temperatur yang tinggi yang cukup untuk membunuh sel secara langsung. Itu bisa dicapai dengan penggunaan radiator lengkung sferis, tunggal yang bekerja antara frekuensi 0.5 dan 10 MHz. Kriteria yang paling utama adalah bahwa frekuensi harus cukup tinggi untuk memperoleh penyerapan energi yang signifikan pada fokus, tetapi tidak cukup tinggi untuk membiarkan kehilangan energi pada region antara transduser dan fokus. Akan tetapi, ketidakseragaman dari jaringan dapat merubah titik fokal yang ditarget, juga membuat temperatur aktual pada titik fokal sangat sulit diprediksi. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan penglihatan dari lapangan untuk terapi dengan gelombang ultrasonik ini dengan metode monitor non invasif.1,4,,6,9 Gambar 2.1 Bidang terapi HIFU Mekanisme primer HIFU adalah dengan nekrosis koagulatif oleh absorbsi panas. Secara umum, disebut sebagai transfer energi yang terkontrol, dimana terjadi kenaikan temperatur secara cepat sebesar 60o C ataupun lebih, yang diasumsikan berbanding linear dengan intensitas daerah akustik. Pada awalnya, 5 kerusakan yang disebabkan oleh kavitasi akustik maupun efek mekanikal merupakan mekanisme sekunder yang secara umum dihindari karena nilai intensitas yang bervariasi dan bentuk lesi nya tidak dapat diprediksi. Akan tetapi karena potensi kerusakan yang disebabkan oleh gelembung kavitasi ini sedemikian hebatnya, efek tersebut secara nyata telah menjadi topik sentral dari penelitian tentang gelombang ultrasonik. Baru-baru ini, telah dilakukan penelitian yang menginvestigasi ide dengan menggunakan kavitasi untuk meningkatkan efek ablasi dan mengurangi waktu paparan. Hal ini merupakan kebalikan dari yang dilakukan sebelumnya, dimana kavitasi dianggap sebagai mekanisme kerusakan yang tidak dapat diprediksi dan perlu dihindari.3,16,17 Gambar 2.2 Efek Thermal dari HIFU Kavitasi akustik dapat didefinisikan sebagai interaksi dari lapangan suara dengan gas-gas mikroskopik. Syarat untuk terjadinya kavitasi ini dalam jaringan adalah adanya nukleus yang mengandung gas yang terdapat pada jaringan tubuh 6 mamalia. Kavitasi akustik ini dibagi menjadi dua bentuk, yang pertama adalah kavitasi stabil, dan yang kedua adalah kavitasi inertial. Kavitasi bentuk stabil terjadi ketika gelembung bergerak dengan cepat secara stabil pada daerah yang terpapar gelombang ultrasonik, sehingga menyebar ke jaringan sekitarnya menyebabkan gerakan cairan secara mikro tetapi berlangsung terus menerus di sekitar gelembung. Kekuatan tekanan lokal inilah yang menyebabkan kerusakan pada sel. Di atas batas amplitudo tekanan tertentu, pergerakan dari gelembung ini menjadi tidak linear, gelembung- gelembung ini hilang dan timbul secara aktif, menyebabkan tekanan akustik tinggi yang terlokalisir dengan kekuatan sebesar beberapa ribu atmosfir, yang akan menyebabkan kerusakan dari jaringan, disebut sebagai kavitasi inersial.3,18,19 Gambar 2.3 Efek kavitasi pada HIFU Propagasi yang tidak linear dari gelombang ultrasonik melalui jaringan menyebabkan partikel dalam daerah lokal menjadi di bawah tekanan mekanis yang menyebabkan pergerakan jaringan yang disebut sebagai bioefek, ini yang 7 disebut sebagai tekanan radial. Tekanan radial ini adalah fenomena mekanis yang berhubungan dengan propagasi gelombang ultrasonik. Putaran radier ini adalah fenomena mekanis lain yang berhubungan dengan propagasi gelombang ultrasonik melalui jaringan. Putaran radier menyebabkan gerakan berputar pada level selular yang mengakibatkan berputarnya organel-organel yang menyebabkan kematian selular.3,10,11 Berdasarkan kebutuhan intensitas akustik, terapi dengan HIFU ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu terapi dengan intensitas tinggi (5-104 W/cm2), dan intensitas rendah (<5 W/cm2), dimana pada terapi dengan intensitas tinggi akan terjadi kerusakan jaringan yang permanen sedangkan pada terapi dengan intensitas rendah akan menyebabkan pemanasan sementara yang akan menyebabkan proses lain seperti penyembuhan setelah kerusakan, ataupun pelepasan obat atau gen. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan pada HIFU: 1. Frekuensi dan kedalaman penetrasi dibatasi oleh absorbsi gelombang ultrasonik. 2. Pemanasan dengan probe HIFU sendiri, dan 3. Tampilan gambar sebagai tuntunan HIFU. Tuntunan dari pencitraan sangatlah penting dalam memvisualisasi target, merencanakan terapi, mengatur dosis, dan mengkonfirmasi hasil. Tuntunan dari pencitraan ini juga menyediakan feedback selama terapi dengan mengukur perubahan dalam jaringan, khususnya perubahan dalam propagasi dan penyerapan jaringan.4,13 Penggunaan frekuensi yang suboptimal akan mengurangi efektifitas, kedalaman penerasi, dan meningkatkan panas pada probe tersebut sendiri. 8 Sehingga dengan penggunaan frekuensi yang optimal akan membantu kita untuk memaksimalkan 2 faktor pertama yang telah disebutkan tadi. 4,14 Telah diterima secara umum bahwa HIFU sebaiknya digunakan pada frekuensi rendah karena peningkatan eksponensial dalam atenuasi akustik dengan frekuensi, hubungan matematik antara tenaga absorbsi akustik, kedalaman target, jenis jaringan, dan frekuensi masih belum dapat dijelaskan. Untuk mencapai tujuan, kita akan menetapkan secara matematis dan memperoleh frekuensi maksimal yang akan memaksimalisasi absorbsi yang maksimal juga pada kedalaman yang diberikan untuk jaringan tertentu, dimana kemudian kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk untuk terapi dengan transduser untuk aplikasi khusus. 4,618,19 2.3 Alat monitoring untuk HIFU Pentingnya memprediksi temperatur aktual membuat monitoring non invasif menjadi sangatlah penting. Kalau peningkatan temperatur yang kecil dapat diukur pada focus segera sebelum terapi, maka hal itu akan menyediakan suatu keyakinan akan keamanan dan juga lebih baik untuk merencanakan suatu dosis terapeutik. 4 Ultrasonografi (USG), Computed Tomografi (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat digunakan sebagai penuntun, akan tetapi, sampai sekarang hanya MRI yang mampu dengan akurat merekam peningkatan temperatur fokal, dengan kemampuan real time thermometry. Inilah yang 9 membuat MRI unggul sebagai alat monitor jika dibandingkan dengan alat USG diagnostik.4,6 Sejumlah peneliti telah mengembangkan sistem HIFU dengan menggunakan MRI untuk memonitor kenaikan temperatur selama terapi. MRI telah secara efektif menggunakan informasi temperatur untuk menentukan parameter terapi. Akan tetapi, teknik HIFU ini dibatasi oleh kompatibilitas alat HIFU dengan MRI sendiri dan biaya operasional MRI yang mahal. HIFU ini akan digunakan lebih luas lagi jika telah ditemukan sistem untuk memonitor & alat untuk melakukan penargetan yang lebih baik.4,6,9 Alternatif dari MRI sebagai alat untuk memonitor terapi ini adalah USG diagnostik. Bimbingan USG menawarkan potensi penggunaan biaya yang rendah dan alat yang lebih ringkas, yang berpotensi untuk digunakan secara poliklinis, dan dapat mengurangi biaya, membuat HIFU ini lebih dapat digunakan secara luas.4,14,15 Akhir-akhir ini telah diproduksi alat HIFU dengan menggunakan bimbingan alat USG diagnostik. Alat ini dilengkapi dengan perangkat USG realtime, transduser terapi terintegrasi, dengan sistem pergerakan enam arah yang memungkinkan pergerakan terintegrasi pada bidang X,Y, dan Z, dengan memindahkan meja untuk menggerakkan badan pasien pada transduser terapi untuk melokalisasi tumor lebih baik, unit komputer untuk mengontrol secara otomatis, generator alat USG untuk memproduksi gelombang suara ultrasonik dan unit air tanpa gas. Alat ini dilengkapi dengan transduser terapi dengan beberapa macam frekuensi. Transduser ini diletakkan diantara reservoir air dan diarahkan 10 ke atas ke badan pasien. Unit air tanpa gas ini menghubungkan gelombang ultrasonik antara pasien dengan transduser tanpa defleksi. Sistem ini memiliki 3 monitor. Alat monitor pertama digunakan untuk mengontrol proses terapi. Semua informasi mengenai proses terapi yang berlangsung ditampilkan pada monitor ini, termasuk tampilan bagian yang sedang diterapi, mode dari terapi (dot atau linear mode), intensitas akustik, waktu paparan, dan kontrol dari transduser terapi. Monitor kedua adalah monitor alat USG diagnostik yang memonitor perubahan ekhogenik yang berhubungan dengan proses terapi, monitor ini dilengkapi dengan Doppler yang memungkinkan penilaian real time daerah vaskularitas dari daerah terapi. Monitor terakhir menunjukkan informasi mengenai sirkulasi dari unit air tanpa gas yang memungkinkan kontrol dari level dan temperatur dari air tanpa gas pada penampungan air. Sistem ini dapat dioperasikan dengan panjang gelombang lokal dari 90-160 mm. Pilihan dari transduser tergantung dari dalam target tumor. Transduser yang paling sering digunakan adalah transduser dengan panjang 135 mm dan frekuensi 0.8 MHz merupakan yang paling sering digunakan. 3,9,11 2.4 Kriteria HIFU Kriteria eksklusi pasien untuk HIFU: 1,6,13 1. Hemoglobin <10 2. Pasien dengan anemia hemolitik 3. Pasien yang memiliki status jantung tidak stabil, termasuk: - Angina pectoris dalam pengobatan - Pernah mengalami Infark jantung 6 bulan sebelumnya 11 - Gagal jantung yang memerlukan medikasi - Dalam waktu dekat sedang menggunakan obat anti aritmia - Hipertensi berat (Tensi diastolic > 100 mmHg dengan medikasi) - Menggunakan pacemaker jantung 4. Memiliki penyakit serebrovaskular yang berat. 5. Sedang dalam pengobatan anti koagulan, atau memiliki gangguan perdarahan 6. Adanya kelainan patologis uterus yang lain dari mioma uteri 7. Memiliki infeksi pelvis aktif. 8. Memiliki masa pelvis lain di luar uterus. 9. Berat > 110 kg. 10. Pasien dengan jaringan parut abdomen langsung di anterior daerah yang akan diterapi, karena jaringan parut akan menyerap gelombang ultrasonic, sehingga dapat menyebabkan nyeri atau bahkan terbakarnya kulit. 11. Pasien dengan kontraindikasi standar MRI seperti orang yang menggunakan prostesis yang tidak kompatibel dengan MRI 12. Individu yang tidak dapat mentoleransi posisi statis tengkurap selama terapi (kurang lebih 3 jam) 13. Pasien yang tidak bisa mengerti instruksi atau mengemukakan sensasi selama terapi. 14. Masa mioma tidak boleh lebih dari 12 cm dari garis kulit, karena ini merupakan batas atas dari sistem. 12 15. Pasien dengan usus yang tidak bisa dipindahkan dari jalur potensi gelombang, karena gelembung udara dalam usus atau partikel-partikel keras dalam usus dapat menyerap energi gelombang ultrasonik. 16. Pasien dengan mioma lebih dari 6 dan ukuran masing-masing lebih dari 4 cm. Pada pasien seperti ini, kemungkinan besar posisi dari mioma akan dekat sacrum atau tersembunyi di belakang usus, dan ini akan menyebabkan sulit untuk dijangkau. 17. Mioma dengan kalsifikasi, karena gelombang ultrasonik tidak mampu melakukan penetrasi pada jaringan kalsifikasi ini. Pasien dengan total volume mioma lebih dari 500 cm3 dapat diterapi dengan GnRH analog dahulu selama 3 bulan untuk mengurangi ukuran dan vaskularisasi 1,14,18 2.5 HIFU sebagai terapi untuk mioma uteri Penelitian klinis pertama menggunakan MRgFUS untuk terapi mioma uterus dilakukan sebagai bukti dari tes prinsip, dimana ablasi dengan menggunakan USG dari volume yang kecil dari mioma kemudian diikuti oleh operasi, dan kemudian dilakukan evaluasi secara histologis dari jaringan tersebut. Penelitian ini menunjukkan korelasi yang baik antara jaringan yang dikoagulasi secara thermal dengan volume jaringan yang non-enchanced pada pemeriksaan dengan menggunakan MRI setelah terapi.3,4 Volume jaringan yang telah dikoagulasi juga menunjukkan hubungan yang baik dengan perkiraan kerusakan jaringan yang 13 diproduksi dengan garis dosis thermal pada Thermometri dengan menggunakan MRI. Thermometri dengan menggunakan MRI menunjukkan variasi yang signifikan pada kenaikan temperatur yang berbeda dari pasien maupun lokasi yang satu dengan lainnya, yang juga menunjukkan perlunya dilakukan monitor dan kontrol secara langsung. Penelitian dengan simulasi menunjukkan hal ini disebabkan karena distorsi gelombang ultrasonik yang disebabkan oleh ketebalan lapisan jaringan diatasnya. Juga diketahui bahwa absorpsi gelombang ultrasonik secara lokal dan variasi perfusi darah dalam jaringan juga akan mempengaruhi. Terapi ini dapat ditoleransi di bawah sedasi dalam keadaan sadar dengan komplikasi yang sangat jarang terjadi, yaitu terbakarnya kulit dan lemak, dan juga bisa menyebabkan kerusakan nervus ischiadicus bila alur gelombang focused ultrasound ini terlalu dekat dengan saraf tersebut. Tetapi semua komplikasi ini dapat dihindari dengan terapi dan monitor yang lebih hati-hati. Ablasi dengan HIFU bisa membuat sel-sel pada mioma uteri mengalami denaturalisasi dan nekrosis, kemudian mencair, menjadi jaringan fibrotk dan kalsifikasi. Energi panas dari HIFU ini juga menghancurkan reseptor hormon pada membran sel, menyebabkan penurunan sensitifitas terhadap hormon ovarium, dan mencegah rekurensi maupun regenerasi. Hasil terapi yang sukses ditunjukkan dengan gambaran jaringan yang tidak diperfusi yang kemudian akan secara perlahan-lahan mengecil, menyebabkan pengecilan volume.2,8,12 Berdasarkan suatu penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit St. Mary di London, U.K antara Sept 2005 and December 2006, dari 144 pasien yang datang ke klinik khusus mioma uteri. Dari 144 pasien tersebut, 100 pasien memilih terapi 14 MRgFUS. Dari 100 pasien tersebut, 74 pasien dianggap layak secara teknis, dan 26 pasien dianggap tidak memenuhi syarat untuk dilakukan MRgFUS. Semua pasien dipulangkan pada hari yang sama setelah dilakukan prosedur dan tidak memerlukan rawat inap. Sebanyak 28 % pasien memerlukan dua sesi dari MRgFUS karena multipel mioma uteri yang berukuran besar, 88% dari pasien tersebut telah menerima GnRH analog sebelum terapi untuk memperkecil masa tumor dan meningkatkan potensiasi dari efek thermal.2 Semua pasien dianjurkan untuk melakukan kunjungan poliklinis kembali 6 bulan dan 12 bulan setelah terapi, dan tidak ada pasien yang mengeluh akan adanya efek samping terapi bahkan tidak ada yang memerlukan terapi alternatif lain untuk mioma. Pengurangan gejala ditunjukkan pada kurang lebih 80% pasien pada penelitian awal, dan pada penelitian ini terlihat bahwa mioma yang mendapat volume jaringan yang dikoagulasi lebih banyak menunjukkan hasil yang secara signifikan lebih baik.1 Kelemahan dari HIFU ini adalah dari segi biaya, biaya dari terapi ini bervariasi antara $ 8000 sampai dengan $ 30.000 setiap sesi nya di negara-negara yang berbeda (Israel, A.S, Cina), tergantung dari ukuran dan waktu terapi. Tetapi pada umumnya terapi dengan MRgFUS kurang lebih $ 27.000, lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya untuk histerektomi, yaitu $ 19.800, tetapi masih lebih murah jika dibandingkan dengan UAE (Uterine Artery Embolization) dengan perkiraan biaya $ 29.000 .15 2.6 Simulasi sebelum terapi 15 Saat pasien sudah ditetapkan sebagai kandidat HIFU, simulasi sebelum terapi perlu dilakukan untuk mengases keberhasilan terapi. Pasien diposisikan pada mesin HIFU pada posisi yang sama yang akan dilakukan selama terapi. Hal yang paling penting adalah untuk menilai apakah lesi dapat terlihat dengan jelas dengan transduser terintegrasi atau tidak. Bila lesi tidak bisa divisualisasi dengan jelas karena usus yang berisi gas di atasnya atau tulang rusuk, maka pasien tersebut tidaklah cocok untuk terapi dengan HIFU ini, karena faktor yang menghalangi visualisasi dari tumor ini kemungkinan besar akan menghalangi alur gelombang ultrasonik selama terapi. Ini merupakan salah satu keuntungan dari sistem HIFU dengan alat USG diagnostik sebagai monitor jika dibandingkan dengan MRI. Jadi bila suatu lesi tidak dapat dilihat dengan perangkat USG diagnostik dengan jelas, maka perangkat HIFU juga akan kesulitan untuk menarget lesi.3 Alur gelombang akustik juga perlu dinilai selama proses simulasi. Alur yang digunakan adalah alur terpendek yang memungkinkan untuk dilalui dengan aman ke arah target. Alur ini juga tidak boleh dihalangi oleh tulang rusuk ataupun organ lain yang bisa cedera seperti usus.3,10 Panjang dari transduser untuk terapi juga perlu dievaluasi. Dokter yang mengoperasikan harus yakin bahwa gelombang akustik dapat mencapai lapisan terdalam tumor dengan margin of safety yang perlu dipertimbangkan. Panjang transduser yang ideal harus sama panjang dengan jarak dari lapisan terdalam tumor ke permukaan kulit, ditambah dengan 1 cm margin of safety.2,8 16 2.7 Persiapan pasien Penilaian pasien sebelum tindakan berbeda-beda sesuai dengan target lesi, yang perlu dilakukan antara lain: anamnesis, pemeriksaan fisik, evaluasi hematologis (hemoglobin, trombosit, dan PT), fungsi hepar, ginjal dan penilaian dari marker tumor. Foto Thoraks dan EKG juga perlu dilakukan untuk mengases kesanggupan tubuh pasien untuk menerima anestesi. Pasien perlu dijelaskan juga tentang efek-efek samping yang mungkin terjadi dan perlu menandatangi informed consent.3 Pencitraan lebih lanjut akan diperlukan tergantung dari lesi target. Untuk mioma uteri, perlu dilakukan MRI dengan kontras. Dengan melakukan MRI ini memungkinkan lokalisasi tumor yang tepat sekecil apapun, dan membantu untuk merencanakan alur terapi dari gelombang akustik. Informasi yang didapat dari gambar MRI seperti jarak lesi dan ekstensi tumor sangatlah diperlukan selama terapi dengan HIFU. Hasil pemeriksaan dengan CT atau MRI akan digunakan kemudian untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, sehingga adalah bijak untuk menggunakan modalitas yang sama dengan modalitas yang tersedia pada follow up. HIFU dapat dipertimbangkan sebagai prosedur beresiko rendah karena tidak membuka tubuh. Pasien harus dinilai berdasarkan protokol yang dibuat oleh American College of Cardiology / American Heart Association. Semua hal perlu diperhatikan untuk menurunkan resiko anestesi, terutama untuk pasien beresiko tinggi. Pasien dengan riwayat Infark miokardium akut tidak dapat menerima terapi HIFU, kecuali setelah 6 bulan dari serangan untuk meyakinkan cadangan jantung yang cukup baik yang dapat mentoleransi anestesi. Pasien dengan hipertensi dan 17 diabetes harus terkontrol penyakitnya sebelum terapi. Pasien dengan diabetes harus memiliki kadar gula yang terkontrol sebelum terapi HIFU, dan terapi harus dilakukan pagi hari. Monitoring kadar gula darah perlu dilakukan secara terus menerus sebelum, saat, dan sesudah terapi untuk mencegah hipoglikemia maupun koma diabetikum karena asidosis ketosis. Ascites harus diterapi sebelum dilakukan HIFU. Semua pasien harus dipuasakan dari malam untuk keamanan anesthesia. NGT juga perlu dipasang jika perlu untuk dekompresi gastrointestinal.3,9 Untuk lesi yang dekat dengan saluran gastrointestinal, perlu dilakukan persiapan usus. Diet cair yang bebas dari makanan yang memproduksi gas diberikan 2 hari sebelum terapi. Pasien tertentu juga perlu menerima obat oral anti anxietas pada pada hari sebelum terapi. Antibiotik oral juga perlu diberikan 3 hari sebelum terapi, dan juga 1 jam sebelum terapi untuk mencegah posibilitas peritonitis pada kemungkinan terjadinya perforasi usus. 2,3 2.8. Persiapan kulit, posisi pasien dan pertimbangan anesthesia. Sebelum dilakukan terapi, pasien dipuasakan dari malam, kemudian kantung kencing dikosongkan, dan pasien dipasang infus untuk pemberian obatobatan sedatif. 5,7 Persiapan kulit adalah langkah penting untuk keberhasilan terapi HIFU ini. Rambut, kotoran, atau krim topical pada permukaan kulit di atas target tumor dapat menyebabkan defleksi dari gelombang akustik yang dapat menyebabkan terbakarnya kulit. Oleh karena itu kulit yang menghalangi jalannya gelombang 18 akustik harus dicukur bersih. Kemudian kulit tersebut dibersihkan dengan kain yang telah direndam alkohol yang lalu dihisap dengan alat penghisap untuk mencegah terbentuknya gelembung mikro pada kulit. Ini perlu dilakukan dengan lembut untuk mencegah cedera pada kulit. Persiapan kulit ini ditentukan oleh lokasi dan volume tumor, dimana jarak dari batas tumor kurang lebih 8 cm. 3 Posisi pasien tergantung dari lokasi tumor. Untuk mioma uteri, biasa digunakan posisi telungkup, ini karena disesuaikan dengan posisi probe HIFU ini sendiri yang terletak di bawah. Kemudian tubuh difiksasi pada posisi yang diinginkan dengan menggunakan ikat pinggang dengan bantalan.3,16 Tujuan dari sedasi adalah untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah gerakan dari pasien. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian obat anti anxietas oral, atau dapat juga dengan pemberian sedasi iv dalam keadaan sadar seperti fentanil sitrat dan midazolam hidrochlorida. Pasien yang dianestesi dengan sedasi dalam keadaan sadar dimonitor selama prosedur oleh perawat, yang secara regular memeriksa Tensi, nadi, dan saturasi oksigen.5 Keuntungan dari sedasi dalam keadaan sadar adalah memungkinkan untuk dilakukannya komunikasi timbal balik dengan pasien. Bila pasien merasa nyeri selama terapi, maka alur akustik dan parameter terapi perlu diperiksa. 3,4,15 2.9 Proses terapi dan pemantauan Setelah proses anestesi dan persiapan posisi yang tepat, pasien diletakkan di atas transduser terintegrasi. Memindahkan ranjang terapi membantu untuk menyesuaikan tubuh pasien ke atas transduser terintegrasi. Rencana terapi kemudian dimulai. Komputer mengambil potongan axial dan sagittal dari tumor. 19 Rencana terapi kemudian harus dipertimbangkan meliputi seluruh tumor, termasuk 1 cm batas aman pada seluruh tepi lesi.3 Pencitraan pertama dan terakhir diidentifikasi oleh dokter yang mengoperasikan dan koordinatnya dimasukkan ke dalam software bersama-sama dengan jarak yang diinginkan di antara slice (biasanya 5mm). Transduser terintegrasi kemudian berpindah secara otomatis untuk memperoleh slice yang diinginkan sesuai dengan data yang dimasukkan. Potongan kemudian ditampilkan pada monitor terapi. Dokter yang mengoperasikan kemudian memilih slice untuk memulai dan memindahkan transduser sepanjang bidang yang berbeda untuk menempatkan focal point pada titik yang diinginkan dari tumor. Terapi selalu dimulai dari bagian yang paling dalam dari tumor untuk mencegah timbulnya gelembung yang akan mengaburkan visualisasi yang akan timbul bila terapi dimulai pada permukaan superficial dari tumor. Gelembung-gelembung itu akan mengganggu gelombang terapi untuk mencapai lapisan terdalam dari tumor bila terapi dimulai dari lapisan superficial. 3 Pada terapi dengan MRgFUS, sebelum dilakukan terapi dosis maksimal, dilakukan terlebih dahulu terapi percobaan dengan energi rendah, kemudian energi ditingkatkan hingga lokasi dari fokus tampak pada gambaran temperatur sensitif. Durasi terapi pada satu titik ini adalah 16 detik, dan interval antara satu titik dengan titik lainnya adalah 3 menit. Waktu ini diberikan untuk memungkinkan pendinginan jaringan. Selama terapi, direkam jumlah pulsa gelombang ultrasonik yang telah diberikan dan ditampilkan pada peta temperatur, juga jumlah energi yang digunakan.3,5 20 Ada dua mode terapi yang akan digunakan, yaitu mode “dot” dan “linear”. Dokter yang mengoperasikan dapat memilih untuk menggunakan 2 mode tersebut sesuai dengan strategi terapi. Pada mode “linear’, gelombang ultrasonik ditembakkan secara kontinyu sepanjang garis tanpa jeda. Kemudian arah dan panjang dari garis itu ditentukan dengan dokter yang mengoperasikan. Mode “dot” memungkinkan terapi terputus-putus untuk memproduksi daerah berbentuk batang dari nekrosis koagulatif. Parameter terapi dari setiap “dot’ dapat ditentukan oleh sistem. Dot ini dapat diulangi oleh jeda yang diinginkan untuk membuat baris, kemudian slice. Perbedaan antara mode “linear” dan “dot” tampak pada gambar 2.10. Baik dengan mode scanning apapun yang digunakan, terapi ini dilakukan dari lapisan terdalam ke lapisan superfisial tumor. Proses ini diulangi sampai akhirnya dicapai ablasi tumor secara komplit. Setelah setiap tembakan, pencitraan gelombang akustik dibandingkan dengan sebelum terapi untuk menentukan apakah perubahan echogenik yang menunjukkan perluasan dari nekrosis koagulatif telah tercapai atau tidak.3,16 Perhatian khusus harus diberikan untuk kulit di atas tumor. Bila terdapat perubahan kulit seperti edema atau timbulnya vesikel, parameter terapi perlu disesuaikan, kekuatan terapi dan waktu paparan harus diturunkan dan kecepatan scanning mungkin perlu ditingkatkan. Setelah terapi pasien kemudian dipulangkan dan kembali dalam waku 72 jam untuk kontrol poliklinis. 3,16 2.10 Perawatan setelah terapi 21 Setelah selesai terapi dan pemulihan total dari anestesi, maka pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan, diposisikan semi rekumben dan dilakukan monitoring untuk tanda vital. Pasien mungkin akan merasakan nyeri pada pemulihan setelah anesthesia. Obat analgetik dapat diberikan untuk mengurangi nyeri. Obat-obat NSAID harus dihindari pemberiannya pada pasien dengan disfungsi trombosit, gangguan fungsi ginjal, dan varises oesofagus. Penggunaan paracetamol dalam batas harian maksimum yang direkomendasikan aman untuk pasien dengan gangguan fungsi hati. Kulit pasien perlu diawasi ketat, kulit yang edematous atau tampak berwarna kemerah-merahan atau disertai adanya gelembung-gelembung kecil, maka kompres dingin (10-20oC) dapat diberikan selama 24-48 jam, sampai temperatur normal.3,14,17 Kerusakan kulit derajat I (gelembung-gelembung kecil berisi air atau luka bakar dengan diameter kurang dari 1 cm) pada umumnya sembuh spontan sampai hari ke 12 tanpa ukuran tambahan. Kerusakan kulit derajat II (dengan gelembung berisi air pada setengah ketebalan kulit atau luka bakar lebih dari 1 cm) memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh.3 Pada pasien dengan mioma uteri, seringkali dialami kram pada pelvis, tetapi biasanya dapat diatasi dengan pemberian analgesik oral. Demam, infeksi saluran kemih, hematuria, dan nyeri pinggang bawah pernah juga dilaporkan. Pasien boleh makan makanan padat 2 jam setelah terapi. Dalam waktu 2 minggu setelah terapi, pasien juga disarankan untuk minum air banyak dengan sayur-sayuran dan buah-buahan sebagai 50% komposisi dari diet untuk mencegah konstipasi. Laxatif juga mungkin perlu diberikan. Beberapa pasien mungkin mengalami peningkatan 22 sekresi vaginal ataupun dapat juga pendarahan yang mungkin berlangsung selama 1 minggu. Antiseptik lokal mungkin dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder. Hubungan seksual dilarang sampai menstruasi pertama setelah terapi.3,18,19 2.11. Pemantauan lanjutan Setelah terapi pasien kemudian dipulangkan dan kembali dalam waku 72 jam untuk kontrol poliklinis, selanjutnya kemudian 6 bulan dan 1 tahun kemudian.1,3 Pemantauan lanjutan terhadap pasien sangatlah penting untuk menilai efektifitas terapi, hal ini biasanya meliputi penilaian dalam perbaikan gejala klinis dari pasien, termasuk penilaian pada perubahan dari gambaran tumor dan parameter laboratorium.3,11 Keberhasilan terapi ini pada MRI digambarkan dengan perubahan gambaran tumor pada gambaran T1 dan T2 berupa perubahan intensitas sinyal pada jaringan yang diterapi pada penggunaan kontras, disebabkan oleh oklusi dari mikrovaskulatur pada jaringan yang diterapi dengan gelombang akustik.5 Keberhasilan dari terapi HIFU ini dinilai berdasarkan luasnya area yang tidak diperfusi pasca terapi, dinyatakan dalam residual nonperfused volume ratio. (NPV ratio). Semakin tinggi NPV Ratio, semakin rendah kemungkinan kegagalan terapi/ angka rekurensi. Pada salah satu penelitian yang dilaksanakan di Cina, didapatkan bahwa monitoring keberhasilan terapi menggunakan USG dengan kontras sama efektif nya dengan MRI dengan kontras, sehingga biaya dapat dikurangi.6 23 BAB III RINGKASAN Mioma uteri merupakan tumor jinak uterus yang sangat sering ditemukan yang walaupun kadang-kadang asimptomatik, pada 50% kasus menimbulkan gejala, sehingga membutuhkan terapi. Sampai saat ini terapi yang paling banyak dilakukan adalah terapi bedah, baik dengan histerektomi maupun miomektomi. Akhir-akhir ini dikembangkan teknik terapi non invasif untuk mioma uteri, salah satu terapi non invasif untuk mioma uteri ini adalah dengan HIFU (High Intensity Frequency Ultrasound). Prinsip kerja dari HIFU adalah dengan ablasi thermal, kavitasi akustik, dan kavitasi mekanis. Penggunaan HIFU memerlukan alat monitoring yang ketat, dapat dengan menggunakan MRI, CT, maupun USG diagnostik. Sebelum dilakukan HIFU, perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan dan kontra indikasi. Selain itu juga perlu dilakukan simulasi sebelum terapi, persiapan pasien dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, evaluasi laboratorium, foto thoraks dan EKG untuk menilai kesanggupan tubuh pasien terhadap anestesi. Selama dilakukan terapi, dilakukan pemantauan ketat baik dengan menggunakan MRI maupun dengan USG Diagnostik. Setelah terapi, pasien diberi obat-obatan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri, kemudian selanjutnya dilakukan pemantauan lanjutan dalam waktu tidak lebih dari 72 jam setelah terapi. Keberhasilan terapi dinilai dengan perubahan intensitas sinyal pada jaringan yang diterapi pada penggunaan kontras. Dan dari data-data yang didapat dari penelitian, didapatkan pengurangan gejala sebanyak kurang lebih 80% pasien. Kendala dari 24 terapi dengan HIFU ini selain adanya persyaratan-persyaratan yang perlu dipenuhi adalah biaya yang mahal, karena alat ini masih baru dan hanya diproduksi oleh beberapa negara, seperti di AS, Israel, dan Cina dengan biaya operasional yang tinggi. 25 DAFTAR PUSTAKA 1. Zaher, S. Gedroyc W, Regan L., Patient suitability for magnetic resonance guided focused ultrasound surgery of uterine fibroids. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology. 2009: 143: 98-102 2. Hynynen K. MRI-guided focused ultrasound treatments. J Ultrasounds. 2010: 50: 221-9 3. Shehata IA. Treatment with high intensity focused ultrasound: Secrets Revealed. European Journal of Radiology. 2012: 81: 534-541 4. Clement GT. Perspectives in clinical uses of High-Intensity Focused Ultrasound. Ultrasonics 42. 2004: 1087-93 5. Tempany CM, Stewart EA, McDanold N, Quade BJ, Jolesz FA, Hynynen K. MR Imaging-guided focused Ultrasound surgery of Uterine. J Radiology. 2003: 226(3): 897-905 6. Zhou XD, Ren XL, Zhang J, He GB, Zheng MJ, Tian X, Li L, Zhu T, Min Z, Wang L, Luo W. Focused ultrasound surgery of intramural leiomyoma may fascilitate fertility: A case report. Fertility and Sterility. 2007: 88(2): 5-7 7. Dubinsky, TJ, Cuevas C,Dighe MK, Kolokythas O, Hwang J H. HighIntensity Focused Ultrasound: Current Potential and Oncologic Applications. AJR. 2008: 190: 191-199 8. Quin J, Chen JY, Zhao WP, Hu L, Chen WZ, Wang ZB. Outcome of unintended pregnancy after ultrasound-guided high intensity ultrasound ablation of uterine fibroids. Int J Gynecology Obstetrics. 2012: 1-5 9. Kim KA, Yoon SW, Lee C, Seong SJ, Yoon BS, Park H, Short-term results of magnetic resonance imaging-guided focused ultrasound surgery for patients with adenomyosis: symptomatic relief and pain reduction. Fertility and Sterility. 2011: 95(3): 1152-5 10. Hanstede MMF, Tempany CM, Stewart EA. Focused ultrasound surgery of intramural leiomyomas may facilitate fertility: A case report. Fertility and Sterility. 2007: 99(2): 4975-7 26 11. Rabinovici J, David M, Fukunishi H, Morita Y, Gostout BS, Stewart EA. Pregnancy outcome after magnetic resonance-guided focused ultrasound surgery (MRgFUS) for conservative treatment of uterine fibroids. Fertility and Sterility. 2010: 93(1): 199- 209 12. Ergun AS. Analitical and numerical calculation of optimum design frequency for focused ultrasound therapy and acoustic radiation force. Ultrasonics 51. 2011: 786-94 13. Stewart EA, Gostout B, Rabinovici J, Kim HS, Regan L, Tempany CM. Sustained Relief of Leiomyoma Symptoms by Using Focused Ultrasound Surgery. ACOG. 2007: 110(2): 279-287 14. Rabinovici J, Stewart EA, Tempany CM, Inbar Y, Regan L, Gastout B, Hesley G, Kim HS, Hengst S, Gedroye WM. Clinical outcomes of focused ultrasound surgery for the treatment of uterine fibroids. Fertility and Sterility. 2006: 85: 22-9 15. Behera MA, Leong M, Johnson L, Haywood B. Eligibility and accessibility of magnetic resonance- guided ultrasound (MRgFUS) for the treatment of uterine leiomyomas. Fertility and Sterility. 2010: 94(5): 1864-8 16. Taran FA, Hesley GK, Gorny KR, Stewart EA. What factor currently limit magnetic resonance-guided focused ultrasound of leiomyomas? A survey conducted at the first international symposium devoted to clinical magnetic resonance-guided focused ultrasound. Fertility and Sterility. 2010: 94(1): 331-4 17. Bouwsma EV, Gorny KR, Hesley GK, Jensen JR, Peterson LG, Stewart EA. Magnetic resonance-guided focused ultrasound surgery for leiomomaassociated infertility. Fertility and Sterility. 2011: 96(1): 9-12 18. Smart OC, Hindley JT, Regan L, Gedroc WM. Magnetic resonance guided focused ultrasound surgery of uterine fibroids-The tissue effects of GnRH agonist pre-treatment. European Journal of Radiology 2006; 59: 163-167 19. Fennesy FM, Tempany CM, McDannold NJ, So MJ, Hesley Gina, Gostout B. Uterine Leiomyomas: MR Imaging-Results of Different Treatment Protocols. J Vascular and international Radiology. 2007: 243: 885-893 27