Ontologi Sains (Hakikat Ilmu) - Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI

advertisement
Filsafat Ilmu Sosial
•
•
•
•
Logika Deduktif
Logika Induktif
Hipotetis
Verifikatif
Sain, Pengetahuan ilmiah, penelitian
ilmiah
• Dikelola secara serius oleh semua
negara
• Biaya besar dan orang dikerahkan
sebagai staf pengajar, peneliti dan staf
administrasi  Perguruan tinggi dan
lembaga riset berjalan dengan baik
• Pengetahuan ilmiah, hasil riset
dipercaya sebagai pengetahuan
terhandal yang diusahakan manusia
Sain bekerja sama dengan teknologi
(ditemukan oleh sains) menjadikan kehidupan
manusia demikian maju
• Teknologi transportasi
• Kejadian dibelahan dunia lain dapat diikuti
dalam hitungan detik
• Teknologi bayi tabung
• Data dan pemikiran dapat diakses dunia
maya
• Tidak cukup berhasil menginjakkan kaki di
bulan, ingin menguasai angkasa
• Penemuan DNA dalam bawaan manusia
dapat digunakan untuk merekayasa
manusia yang akan dilahirkan
Persoalan kehidupan manusia tidak
menjadikan kemakmuran, aman dan bahagia
• Ditemukan nuklir  Ancaman perang
nuklir (timbulnya radioaktivitas yang
menyeluruh)
• Ditemukan mesin-mesin industri  Global
Warming
• Pemisah antara kaya dan miskin
• Kriminalitas
• Ketergantungan obat
• Bunuh diri
• Individualisme (Solidaritas organik)
• Materialisme
Fenomena ini menjadi tanggung
jawab Sain
• Sain harus meneliti kenapa terjadi
sesuatu
• Mencari cara untuk menghindari
di tempat lain dan lain waktu
• Diperlukan pengembangan sain
terutama social science dan
humaniora
Ontologi sains (hakikat ilmu)
Merupakan pandangan mendasar
atau esensial tentang pengetahuan
ilmiah itu sendiri
Pengetahuan Ilmiah (Jujun S.
Suriasumantri)
Pengetahuan yang terdiri dari kombinasi
dari logika deduktif, induktif yang diolah
secara hipotetis dan verifikatif
Pengetahuan Ilmiah:
Merupakan teori-teori yang
menjelaskan fenomena empirik atau
material yang telah dipelajari (diriset)
secara teliti menggunakan logika
deduktif dan induktif
LogikaDeduktif (Umum-Khusus):
• Disebut juga silogisme (syllogisme)
• Dipopulerkan Aristoteles  dinamakan
juga logika tradisional
• Filsafat rasionalisme  melahirkan teori
konsistensi  melahirkan logika deduktif
• Mengambil kesimpulan tentang sesuatu
dengan mengembalikannya kepada
kesimpulan yang lebih umum
• Tiga komponen: premis mayor
(kesimpulan umum), premis minor
(pembagiannya) dan konklusi
(kesimpulan)
LogikaDeduktif (Umum-Khusus) (lanjutan)
Contoh:
• Tumbuh-tumbuhan (premis mayor)
Premis minornya:
• Pohon, rumput, belukar, lumut dll
• Pekerjaan (premis mayor)
Premis minornya:
• Pedagang, petani, guru, dokter, psikolog
dll
• Pohon buah-buahan (premis mayor)
Premis minornya:
• Pohon mangga, durian, rambutan,
belimbing, jambu
Silogisme
• Semua mahasiswa terdaftar diadministrasi
akademik
• Yayuk mahasiswa
Maka  Yayuk terdaftar diadministrasi
akademik
• Semua manusia akan mati
• Saya manusia
Maka  Saya akan mati (suatu saat)
• Tidak ada mahasiswa dan dosen yang
malas membaca
• Ririn mahasiswa
Maka  Ririn tidak malas membaca
LogikaInduktif (Khusus-Umum):
• Dikembangkan filsafat Empirisisme 
melahirkan Teori Korespondensi
(pengamatan inderawi)
• Sesuai pernyataan dengan yang
dinyatakan
• Dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah
• Mengkritik silogisme  Otak sebagai titik
tolak silogisme bisa saja khayalan semata
• Pengambilan kesimpulan berdasarkan
alasan-alasan yang dikumpulkan dari
pengamatan empirik
• Mengunakan metode general dan analogi
LogikaInduktif (Khusus-Umum) (lanjutan)
General adalah kesimpulan yang diambil
terhadap suatu populasi berdasalkan
pengamatan
Contoh:
Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi tidak
memilih Prodinya sebagai pilihan pertama
dalam pemilihan program studi yang akan
diambil
Akan lebih baik disebutkan persentase
• Pengambilan sampel lebih banyak semakin
tinggi derajat kebenaran
• Pengambilan sampel secara acak
LogikaInduktif (Khusus-Umum) (lanjutan)
Analogi (kias) adalah membandingkan
beberapa hal untuk mengetahui persamaan
atau perbedaan
Contohnya:
• Padi apabila cukup senisab wajib
dizakatkan (dapat dianalogkan kepada
gandum)  Sama-sama makanan pokok
• Negara Indonesia adalah negara
berkembang yang tergantung pada bantuan
asing (Bank Dunia, IMF dan produk impor),
sama dgn negara lainnya  sama-sama
tergantung pd bantuan asing
Sain dianggap bebas nilai dan universal
Jika mengabaikan akan digilas oleh hukum
sebab akibat (memang benar)
Contohnya:
Membangun gedung tinggi tidak memakai
penangkal listrik, akan beresiko disambal
petir
• Tidak peduli apakah gedung tersebut
masjid, sekolah, tempat berjudi atau
rumah bordir sekalipun
• Permintaan meningkat, sedangkan
penawaran atau produksi tetap  harga
akan naik
Hakikat Ilmu:
• Harus mengukuti moral dan agama
• Bagaimana bisa mengatakan ilmu bebas
nilai  Hipotetis sendiri syarat akan
nilai
• Ilmu yang hanya menyelidiki teori alam
dan sosial perlu mempelaari dan
meneliti ayat-ayat Allah dan sunnahNya
• Verifikatif dengan cara yang tepat
Download