Untuk orang yang aku cintai SHT

advertisement
84
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab IV ini disajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari
hasil jawaban reponden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan
data tersebut. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar
untuk analisis dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan.
Analisis data diskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi jawaban
responden untuk masing-masing variabel. Hasil jawaban tersebut selanjutnya
digunakan untuk mendapatkan tendensi jawaban responden mengenai kondisi
masing-masing variabel penelitian.
4.1 Deskripsi Identitas Responden
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang
diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat
profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan
dalam penelitian (Hair et al, 1995). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan
atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk
memahami hasil-hasil penelitian.
Responden dalam penelitian ini adalah manajer UMKM sektor perikanan
di kota Ternate, sehingga sampel dalam penelitian ini diperoleh 126 responden.
Dimana 126 nasabah yang berpartisipasi dalam penelitian ini selanjutnya dapat
diperinci berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir, usia, jabatan responden,
85
dan lama menekuni usaha. Kelima aspek demografi tersebut mempunyai peran
penting didalam menilai kinerja UMKM.
4.1.1 Responden Menurut Usia
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner,
diperoleh profil responden menurut usia sebagaimana nampak dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Responden Menurut Usia
Usia (tahun)
Kurang 35
35-45
diatas 45
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
39
59
28
30,95
46,82
22,22
126
100
Sumber: data primer, diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.1. diatas nampak bahwa responden berusia antara
35-45 tahun adalah yang terbesar yaitu sebanyak 46,82% dari total 126
responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan
bahwa responden yang paling dominan rata-rata berusia antara 35-45 tahun.
4.1.2 Responden Menurut Jenis Kelamin
Komposisi responden berdasarkan aspek jenis kelamin dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis
Persentase
Kelamin Frekuensi
(%)
Wanita
47
37,31
Pria
79
62,69
Jumlah
126
100
Sumber: data primer, diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.2. diatas nampak bahwa responden pria
merupakan responden mayoritas yaitu sebanyak 62,69% dari total 126
86
responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan
bahwa responden yang paling banyak dominan adalah pria.
4.1.3 Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Komposisi responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3.
Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Pendidikan
Persentase
Terakhir
Frekuensi
(%)
SD
0
0
SMP
1
2,38
SMA
49
61,11
Diploma
31
23,02
Sarjana
21
12,69
Pascasarjana
7
0,79
Jumlah
100
126
Sumber: data primer, diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.3. diatas nampak bahwa responden lulusan SMA
merupakan responden mayoritas yaitu sebanyak 61,11 % dari total 126
responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan
bahwa responden yang paling dominan adalah lulusan SMA.
4.1.4 Responden Menurut Jabatan
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner,
diperoleh profil responden menurut jabatan sebagaimana nampak dalam tabel 4.4.
87
Tabel 4.4.
Responden Menurut Jabatan
Usia (tahun)
Pemilik
Pengelola
Pemilik sekaligus
pengelola
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
31
44
24,61
34,92
51
40,47
126
100
Sumber: data primer, diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.4. diatas nampak bahwa responden dengan
jabatan pemilik sekaligus pengelola adalah yang terbesar yaitu sebanyak
40,47% dari total 126 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal
ini mengindikasikan bahwa responden yang paling dominan rata-rata adalah
pemilik sekaligus pengelola.
4.1.5 Responden Menurut Lama Menekuni Usaha
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner,
diperoleh profil responden menurut lama menekuni usaha sebagaimana nampak
dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5.
Responden Menurut Lama Menekuni Usaha
Usia (tahun)
Kurang 10
10-20
diatas 20
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
42
57
27
33,34
45,24
21,43
126
100
Sumber: data primer, diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.5. diatas nampak bahwa responden dengan lama
menekuni usaha antara 10-20 tahun adalah yang terbesar yaitu sebanyak
45,24% dari total 126 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal
ini mengindikasikan bahwa responden yang paling dominan rata-rata
menekuni usaha antara 10-20 tahun.
88
4.2. Data Deskriptif
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang
diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat
profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan
dalam penelitian (Hair et al, 1995). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan
atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk
memahami hasil-hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik
UMKM di Pulau Ternate sejumlah 126 responden.
Tabel 4.6
Deskriptif Statistik
De scri ptive Statistics
N
LB
HB
OK
KU
Valid N (lis twis e)
126
126
126
126
126
Minimum
4,00
4,00
4,33
4,00
Maximum
10,00
9,67
10,00
9,33
Mean
6,7755
6,5712
6,8806
6,7514
St d. Deviat ion
1,47844
1,24138
1,24377
1,22607
4.3 Uji Reliabilitas dan Validitas
4.3.1. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan
suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang
sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masingmasing variabel yang diringkas pada tabel 4.7 berikut ini.
89
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel
Alpha
Keterangan
Lingkungan Bisnis
0,834
Reliabel
Hubungan dengan Bank
0,700
Reliabel
Orientasi Kewirausahaan
0,755
Reliabel
Kinerja UMKM
0,642
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2010
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai
koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat
dikatakan semua konsep pengukur variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reliabel. Untuk selanjutnya item-item pada masingmasing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam
pengujian statistik.
4.3.2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat
ukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian
validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment.
Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
90
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Validitas
No
Variabel / Indikator
R
1 Lingkungan Bisnis
- Indikator 1
0,879
- Indikator 2
0,873
- Indikator 3
0,849
2 Hubungan dengan Bank
- Indikator 4
0,861
- Indikator 5
0,847
- Indikator 6
0,657
2 Orientasi Kewirausahaan
- Indikator 7
0,834
- Indikator 8
0,821
- Indikator 9
0,805
2 Kinerja UMKM
- Indikator 10
0,849
- Indikator 11
0,799
- Indikator 12
0,646
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
r tabel
Ket
0,197
0,197
0,197
Valid
Valid
Valid
0,197
0,197
0,197
Valid
Valid
Valid
0,197
0,197
0,197
Valid
Valid
Valid
0,197
0,197
0,197
Valid
Valid
Valid
Dari tabel 4.8 dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan
untuk mengukur semua variabel mempunyai koefisien korelasi yang lebih
besar dari rtable untuk n = 126 yaitu 0,197. Sehingga semua indikator dari
variabel-variabel tersebut adalah valid.
4.4. Hasil Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi:
normalitas data, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas yang dilakukan
sebagai berikut:
91
4.4.1. Normalitas Data
Untuk menentukan normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov,
nilai signifikansi harus di atas 5% (Santoso, 2004). Pengujian terhadap
normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan
semua variabel yang nilai signifikansinya di atas 5%. Dengan demikian semua
variabel penelitian yang digunakan terdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Kolmogorov-Smirnov Univariate
One-Sample Kolm ogorov-Sm irnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
St d. Deviat ion
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
LB
126
6,7755
1,47844
,124
,123
-,124
1,390
,082
HB
126
6,5712
1,24138
,127
,095
-,127
1,425
,074
OK
126
6,8806
1,24377
,070
,070
-,070
,786
,566
KU
126
6,7514
1,22607
,126
,103
-,126
1,414
,077
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS
Sampel hasil pada tabel 4.9 tersebut nampak bahwa variable-variabel
lingkungan bisnis, hubungan dengan bank, orientasi kewirausahaan dan
kinerja UMKM terdistribusi normal, dimana rasio kolmogorov-smirnov lebih
besar dari 0,05 sebagai berikut : lingkungan bisnis (0,082), hubungan dengan
bank (0,074); orientasi kewirausahaan (0,566) dan kinerja UMKM (0,077).
Uji normalitas multivariate dapat dijelaskan sebagai berikut:
92
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Unstandardiz
ed Res idual
126
,0000000
,81634867
,066
,066
-,047
,737
,649
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
As ymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
4.4.2. Uji Multikoliniearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikoliniearitas antar variabel
independen digunakan variance inflation factor (VIF). Berdasar hasil
penelitian pada output SPSS versi 11.5, maka besarnya VIF dari masingmasing variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa
Model
1
LB
HB
OK
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,434
2,303
,328
3,049
,644
1,552
a. Dependent Variable: KU
Sumber: Output SPSS
Jika VIF lebih besar dari 5, maka antar variabel-variabel independen
terjadi persoalan multikolinearitas (Santoso, 2004). Berdasarkan Tabel 4.10
tidak terdapat variabel independen yang mempunyai nilai VIF > 5, artinya
93
ketiga variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan multikolinieritas
dan dapat digunakan untuk memprediksi kinerja UMKM di Pulau Ternate.
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
3
4
Eigenvalue
3,948
,028
,017
,007
Condition
Index
1,000
11,855
15,345
23,040
(Constant)
,00
,18
,80
,02
Variance Proportions
LB
HB
,00
,00
,34
,02
,02
,05
,63
,93
a. Dependent Variable: KU
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji
Glejser
test
digunakan
untuk
mendeteksi
ada
tidakny
heteroskedastisitas. Glejser menyarankan untuk meregresi nilai absolut dari ei
terhadap variabel X (variabel bebas) yang diperkirakan mempunyai hubungan
yang erat dengan δi2 dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
[ei] = β1 Xi + vI
dimana:
[ei] merupakan penyimpangan residual; dan Xi merupakan variabel
independen.
Berdasar output SPSS versi 11.5 maka hasil uji heteroskedastisitas
dapat ditunjukkan dalam tabel 4.11 sebagai berikut:
OK
,00
,17
,44
,38
94
Tabel 4.11
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
LB
HB
OK
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,779
,292
-,048
,047
,013
,065
,014
,046
Standardized
Coefficients
Beta
-,138
,030
,033
t
2,669
-1,011
,194
,298
Sig.
,009
,314
,847
,766
a. Dependent Variable: Res
Sumber: Output SPSS
Hasil perhitungan pada tabel 4.11 tersebut di atas menunjukkan
bahwa tidak satupun dari variable-variabel independen lingkungan bisnis,
hubungan dengan bank, dan orientasi kewirausahaan yang signifikan
mempengaruhi residual absolut, dimana nilai probabilitas signifikansinya
lebih besar 5%. Jika probabilitas signifikansinya lebih besar daripada tingkat
kepercayaan yang digunakan (α = 5%), dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2001).
4.5. Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis
Analisis regresi linier digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas (Imam Ghozali,
2001) yaitu: lingkungan bisnis, hubungan dengan bank, dan orientasi
kewirausahaan.
Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier yang digunakan dalam
penelitian menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows 12.5..
95
Adapun ringkasan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12
Ringkasan Hasil Regresi
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
LB
HB
OK
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
1,211
,467
,157
,076
,279
,104
,533
,074
Standardized
Coefficients
Beta
t
2,592
2,076
2,686
7,197
,107
,283
,541
Sig.
,011
,041
,008
,000
a. Dependent Variable: KU
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Persamaan regressi dari hasil output SPSS adalah dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Kinerja UMKM (KU) = 0,107 Lingkungan Bisnis (LB) + 0,283 Hubungan
dengan
Bank
(HB)
+
0,541
Orientasi
Kewirausahaan (OK)
Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut diatas maka dapat
dianalisis sebagai berikut:
4.5.1. Pengujian Hipotesis Parsial
Pengujian regresi secara parsial dilakukan dengan menggunakan
uji t. Pengujian hipotesis secara parsial akan dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian regresi secara
parsial adalah sebagai berikut:
1. Pengujian secara parsial variabel X1 (lingkungan bisnis) memiliki
estimasi t-hitung sebesar 2,076 dengan signifikansi 0,041. Nilai
96
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-hitung (2,076)
yang lebih besar dari t-tabel (1,96) menunjukkan bahwa variabel
lingkungan bisnis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja UMKM. Arah koefisien regresi positif menunjukkan adanya
pengaruh positif lingkungan bisnis terhadap kinerja UMKM.
Dengan demikian maka Hipotesis 1 diterima.
2. Pengujian secara parsial variabel X2 (hubungan dengan bank)
memiliki estimasi t-hitung sebesar 2,686 dengan signifikansi 0,008.
Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-hitung
(2,686) yang lebih besar dari t-tabel (1,96) menunjukkan bahwa
variabel hubungan dengan bank memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja UMKM. Arah koefisien regresi positif
menunjukkan adanya pengaruh positif hubungan dengan bank
terhadap kinerja UMKM. Dengan demikian maka Hipotesis 2
diterima.
3. Pengujian secara parsial variabel X3 (orientasi kewirausahaan)
memiliki estimasi t-hitung sebesar 7,197 dengan signifikansi 0,000.
Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-hitung
(7,197) yang lebih besar dari t-tabel (1,96) menunjukkan bahwa
variabel orientasi kewirausahaan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja UMKM. Arah koefisien regresi positif
menunjukkan adanya pengaruh positif orientasi kewirausahaan
97
terhadap kinerja UMKM. Dengan demikian maka Hipotesis 3
diterima.
4.5.2. Pengujian Kelayakan Model (Goodness of Fit)
Pengujian regresi secara overall dilakukan dengan menggunakan
uji F. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat
signifikansi 5%.
Hasil pengujian uji-f yang dilakukan untuk menguji model
memiliki estimasi F sebesar 51,064 dengan signifikansi 0,000. Hal ini
mengindikasikan bahwa model yang digunakan layak untuk diteliti.
Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa model dalam penelitian ini menunjukkan goodness of fit yang
baik.
ANOVAb
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
104,601
83,303
187,905
df
3
122
125
Mean Square
34,867
,683
F
51,064
Sig.
,000a
a. Predic tors: (Constant), OK, LB, HB
b. Dependent Variable: KU
4.5.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi
ditunjukkan dengan nilai adjusted R2. Hasil penelitian ini memberikan
hasil nilai R2 sebesar 0,546. Hal ini mengindikasikan bahwa 54,6%
kinerja UMKM dapat dijelaskan oleh lingkungan bisnis, hubungan
98
dengan bank, dan orientasi kewirausahaan, sedangkan selebihnya
45,4% kinerja UMKM dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
termasuk dalam model ini. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja
UMKM tidak hanya dijelaskan oleh lingkungan bisnis, hubungan
dengan bank, dan orientasi kewirausahaan, namun ada variabel lain
yang menjelaskan kinerja UMKM.
Model Summaryb
Model
1
R
,746a
R Square
,557
Adjusted
R Square
,546
a. Predictors: (Constant), OK, LB, HB
b. Dependent Variable: KU
Std. Error of
the Estimate
,82632
99
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1 Ringkasan Penelitian
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya penurunan jumlah UMKM
di Pulau Ternate, kemudian bagaimana UMKM di Pulau Ternate untuk mengatasi
masalah tersebut. Penelitian ini secara khusus menguji pengaruh lingkungan
bisnis, hubungan dengan bank, dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja
UMKM.
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa lingkungan bisnis mampu
mempengaruhi kinerja UMKM, dimana untuk meningkatkan Kinerja UMKM,
peran Lingkungan (kemauan politik pemerintah dan iklim usaha), akan
mendorong tumbuhnya iklim bisnis yang kondusif di Pulau Ternate dalam
meningkatkan kinerja UMKM.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hubungan dengan bank mampu
mempengaruhi kinerja UMKM, dimana semakin baik hubungan antara UMKM
dengan pihak mampu memperkuat permodalan UMKM dalam menjalankan
aktivitas operasionalnya, semakin modal UMKM semakin leluasa UMKM dalam
menjalankan usahanya, sehingga mempunyai akses yang lebih besar dalam
menembus pangsa pasar yang besar, hal tersebut mampu meningkatkan
kinerjanya.
100
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan
mampu mempengaruhi kinerja UMKM, jika orientasi kewirausahaan yang
diterapkan sudah tepat, maka kualitas strategi pemasaran UMKM yang dicapai
akan semakin tinggi pula, dimana orientasi kewirausahaan merupakan suatu
komitmen, keputusan dan langkah untuk memiliki daya saing strategis dalam
upaya untuk menghasilkan kinerja di atas rata-rata.
5.1.2 Kesimpulan Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian keseluruhan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis-hipotesis tersebut.
Berikut adalah kesimpulan atas ketiga hipotesis berikut adalah:
5.1.2.1 Pengaruh Lingkungan Bisnis terhadap Kinerja UMKM
H1 : Lingkungan bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh lingkungan bisnis terhadap
kinerja UMKM menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2,076 dan dengan probabilitas
sebesar 0,041. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk penerimaan
H1 yaitu nilai t-hitung sebesar 2,076 yang lebih besar dari 1,96 dan probabilitas
0,041 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan dimensidimensi lingkungan bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM.
5.1.2.2 Pengaruh Hubungan dengan Bank terhadap Kinerja UMKM
H2 : Hubungan dengan bank berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh hubungan dengan bank
terhadap kinerja UMKM menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2,686 dan dengan
probabilitas sebesar 0,008. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk
101
penerimaan H1 yaitu nilai t-hitung sebesar 2,686 yang lebih besar dari 1,96 dan
probabilitas 0,008 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
dimensi-dimensi hubungan dengan bank berpengaruh positif terhadap kinerja
UMKM.
5.1.2.3 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM
H3 : Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh orientasi kewirausahaan
terhadap kinerja UMKM menunjukkan nilai t-hitung sebesar 7,197 dan dengan
probabilitas sebesar 0,000. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk
penerimaan H1 yaitu nilai t-hitung sebesar 7,197 yang lebih besar dari 1,96 dan
probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
dimensi-dimensi orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja
UMKM.
5.1.3 Kesimpulan Masalah Penelitian
Berdasarkan pertanyaan dalam penelitian dapat dibuktikan bahwa
variabel-variabel lingkungan bisnis, hubungan dengan bank dan orientasi
kewirausahaan mampu meningkatkan kinerja UMKM. UMKM di Pulau Ternate
perlu meningkatkan kinerjanya dengan cara sebagai berikut:
1.
Pemilik perusahaan UMKM perlu beradaptasi terhadap lingkungan
bisnis yang beragam dalam kinerja usaha UMKM.
2.
Pemilik perusahaan UMKM perlu menjalin hubungan yang baik
dengan bank, dengan cara penyelesaian kredit tepat pada waktunya,
cicilan tidak macet, dan mempunyai komitmen yang kuat untuk
mengembangkan usaha bersama.
102
3.
Pemilik perusahaan perlu meningkatkan kebijakan yang proaktif
dengan meningkatkan komunikasi hubungan yang baik dengan
konsumen agar mengetahui kebutuhan konsumen.
5.2. Implikasi Teoritis
Kinerja UMKM sangat dipengaruhi oleh lingkungan bisnis (Almilia dan
Wijayanto, 2007); Hubungan dengan bank (Hankinson, 2000) dan Orientasi
kewirausahaan (Berry, 2001). Hasil penelitian ini mempertegas hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Hankinson , (2000); Berry, (2001); dan Almilia
dan Wijayanto, (2001) yang menunjukkan hasil bahwa lingkungan bisnis,
hubungan dengan bank, dan orientasi kewirausahaan mempengaruhi kinerja
UMKM. Untuk lebih jelasnya implikasi teoritis penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 5.1 sebagai berikut:
Tabel 5.1:
Implikasi Teoritis
Penelitian Terdahulu
Almilia dan Wijayanto,
(2007) dalam
penelitiannya
menyatakan bahwa
lingkungan bisnis
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
kinerja UMKM
Hankinson, (2000)
dalam penelitiannya
menyatakan bahwa
hubungan dengan bank
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
kinerja UMKM
Penelitian Sekarang
Lingkungan bisnis
berpengaruh secara
signifikan positif
terhadap kinerja UMKM
Implikasi Teoritis
Studi ini memperkuat
penelitian riset studi Almilia
dan Wijayanto, (2007) yang
menyatakan bahwa
lingkungan bisnis mempunyai
pengaruh signifikan terhadap
kinerja UMKM
Hubungan dengan bank
berpengaruh secara
signifikan positif
terhadap kinerja UMKM
Studi ini memperkuat
penelitian riset studi
Hankinson, (2000) yang
menyatakan bahwa hubungan
dengan bank mempunyai
pengaruh signifikan terhadap
kinerja UMKM
103
Berry, (2001) dalam
penelitiannya
menyatakan bahwa
orientasi kewirausahaan
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
kinerja UMKM
Orientasi kewirausahaan
berpengaruh secara
signifikan positif
terhadap kinerja UMKM
Studi ini memperkuat
penelitian riset studi Berry,
(2001) yang menyatakan
bahwa orientasi
kewirausahaan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap
kinerja UMKM
5.3 Implikasi Kebijakan
Variabel lingkungan mampu meningkatkan orientasi kewirausahaan, maka
pemilik perusahaan UMKM perlu beradaptasi terhadap lingkungan bisnis yang
beragam dalam meningkatkan kinerja usaha UMKM.
Variabel hubungan dengan bank mampu meningkatkan kinerja UMKM,
sehingga pemilik UMKM perlu menjalin hubungan yang baik dengan bank,
dengan cara penyelesaian kredit tepat pada waktunya, cicilan tidak macet, dan
mempunyai komitmen yang kuat untuk mengembangkan usaha bersama.
Orientasi kewirausahaan mampu meningkatkan kinerja UMKM, maka
pemilik perusahaan perlu mempertahankan kebijakan-kebijakan yang terintegrasi
dengan terus menghormati kerjasama antar bagian sehingga kerjasama yang
dijalin dapat berlangsung lama. Pemilik UMKM perlu meningkatkan kebijakan
yang proaktif dengan meningkatkan komunikasi hubungan yang baik dengan
konsumen agar mengetahui kebutuhan konsumen. Selain itu pemilik perusahaan
perlu menerapkan kemauan berinovasi, kemauan untuk proaktif, keinginan
mengambil risiko, dan futurity dalam aktivitas bisnisnya karena hal ini mampu
memenangkan persaingan bisnis.
Implikasi
kebijakan
yang
disarankan
kepada
Pemerintah
bahwa
Pemerintah harus mampu dan berpihak pada UMKM melalui penciptaan iklim
usaha yang kondusif, yang mampu memotivasi orientasi kewirausahaan dari
pemilik UMKM khususnya yang berhubungan dengan inovasi/kreativitas dan
104
keberanian mengambil resiko, melalui kreativitas/inovasi dan keberanian
mengambil resiko, akan mampu menghasilkan barang yang harganya kompetitip,
sekaligus mendistribusikan ke konsumen dengan tepat waktu, yang akan
berdampak positip pada peningkatan kinerja UMKM yang diukur dari
pertumbuhan pasar dan pertumbuhan pelanggan.
Implikasi yang disarankan kepada Bank, agar Bank harus berani memberi
kredit dengan bunga yang kompetitip (ringan) dengan persyaratan mudah dan
dengan jangka waktu panjang, terutama untuk kredit investasi. Kenapa? Karena
Bank memiliki jangkauan sampai ke pedesaan, sehingga cepat menjangkau
UMKM di pedesaan.
Implikasi yang disarankan kepada UMKM, agar UMKM harus mampu
menciptakan keunggulan kompetitip melalui manajemen pasar dan manajemen
produksi yang lebih unggul daripada yang lain; dalam konteks strategi pemasaran,
UMKM harus mampu mendistribusikan produk dengan cepat dengan harga yang
bersaing. Dalam konteks orientasi kewirausahaan, UMKM harus menekankan
pola inovasi/kreativitas dan memiliki keberanian mengambil resiko.
105
5.4 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan dan kelemahan
sebagai berikut :
1. Keterbatasan permodelan penelitian ini berasal dari hasil adjusted R square
menunjukkan besaran 0,546. Hal ini menginformasikan kurang optimalnya
variabel independen dalam menjelaskan kinerja UMKM.
2. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada kasus lain diluar obyek
penelitian ini yaitu: UMKM sektor perikanan di Pulau Ternate.
5.5. Agenda Penelitian Mendatang
Hasil-hasil penelitian ini dan keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan
dalam penelitian dapat dijadikan sumber ide bagi pengembangan penelitian ini
dimasa yang akan datang,maka perluasan penelitian yang disarankan dari
penelitian ini adalah menambah variabel independen yang mempengaruhi kinerja
UMKM. Variabel yang disarankan adalah:
persaingan, mutu layanan dan lain sebagainya.
struktur organisasi, intensitas
Download