84 BAB IV ANALISIS DATA Pada bab IV ini disajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari hasil jawaban reponden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data tersebut. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk analisis dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan. Analisis data diskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi jawaban responden untuk masing-masing variabel. Hasil jawaban tersebut selanjutnya digunakan untuk mendapatkan tendensi jawaban responden mengenai kondisi masing-masing variabel penelitian. 4.1 Deskripsi Identitas Responden Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian (Hair et al, 1995). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah manajer UMKM sektor perikanan di kota Ternate, sehingga sampel dalam penelitian ini diperoleh 126 responden. Dimana 126 nasabah yang berpartisipasi dalam penelitian ini selanjutnya dapat diperinci berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir, usia, jabatan responden, 85 dan lama menekuni usaha. Kelima aspek demografi tersebut mempunyai peran penting didalam menilai kinerja UMKM. 4.1.1 Responden Menurut Usia Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, diperoleh profil responden menurut usia sebagaimana nampak dalam tabel 4.1. Tabel 4.1. Responden Menurut Usia Usia (tahun) Kurang 35 35-45 diatas 45 Jumlah Frekuensi Persentase (%) 39 59 28 30,95 46,82 22,22 126 100 Sumber: data primer, diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4.1. diatas nampak bahwa responden berusia antara 35-45 tahun adalah yang terbesar yaitu sebanyak 46,82% dari total 126 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yang paling dominan rata-rata berusia antara 35-45 tahun. 4.1.2 Responden Menurut Jenis Kelamin Komposisi responden berdasarkan aspek jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Persentase Kelamin Frekuensi (%) Wanita 47 37,31 Pria 79 62,69 Jumlah 126 100 Sumber: data primer, diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4.2. diatas nampak bahwa responden pria merupakan responden mayoritas yaitu sebanyak 62,69% dari total 126 86 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yang paling banyak dominan adalah pria. 4.1.3 Responden Menurut Pendidikan Terakhir Komposisi responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Responden Menurut Pendidikan Terakhir Pendidikan Persentase Terakhir Frekuensi (%) SD 0 0 SMP 1 2,38 SMA 49 61,11 Diploma 31 23,02 Sarjana 21 12,69 Pascasarjana 7 0,79 Jumlah 100 126 Sumber: data primer, diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4.3. diatas nampak bahwa responden lulusan SMA merupakan responden mayoritas yaitu sebanyak 61,11 % dari total 126 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yang paling dominan adalah lulusan SMA. 4.1.4 Responden Menurut Jabatan Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, diperoleh profil responden menurut jabatan sebagaimana nampak dalam tabel 4.4. 87 Tabel 4.4. Responden Menurut Jabatan Usia (tahun) Pemilik Pengelola Pemilik sekaligus pengelola Jumlah Frekuensi Persentase (%) 31 44 24,61 34,92 51 40,47 126 100 Sumber: data primer, diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4.4. diatas nampak bahwa responden dengan jabatan pemilik sekaligus pengelola adalah yang terbesar yaitu sebanyak 40,47% dari total 126 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yang paling dominan rata-rata adalah pemilik sekaligus pengelola. 4.1.5 Responden Menurut Lama Menekuni Usaha Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, diperoleh profil responden menurut lama menekuni usaha sebagaimana nampak dalam tabel 4.5. Tabel 4.5. Responden Menurut Lama Menekuni Usaha Usia (tahun) Kurang 10 10-20 diatas 20 Jumlah Frekuensi Persentase (%) 42 57 27 33,34 45,24 21,43 126 100 Sumber: data primer, diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4.5. diatas nampak bahwa responden dengan lama menekuni usaha antara 10-20 tahun adalah yang terbesar yaitu sebanyak 45,24% dari total 126 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan bahwa responden yang paling dominan rata-rata menekuni usaha antara 10-20 tahun. 88 4.2. Data Deskriptif Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian (Hair et al, 1995). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik UMKM di Pulau Ternate sejumlah 126 responden. Tabel 4.6 Deskriptif Statistik De scri ptive Statistics N LB HB OK KU Valid N (lis twis e) 126 126 126 126 126 Minimum 4,00 4,00 4,33 4,00 Maximum 10,00 9,67 10,00 9,33 Mean 6,7755 6,5712 6,8806 6,7514 St d. Deviat ion 1,47844 1,24138 1,24377 1,22607 4.3 Uji Reliabilitas dan Validitas 4.3.1. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masingmasing variabel yang diringkas pada tabel 4.7 berikut ini. 89 Tabel 4.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Alpha Keterangan Lingkungan Bisnis 0,834 Reliabel Hubungan dengan Bank 0,700 Reliabel Orientasi Kewirausahaan 0,755 Reliabel Kinerja UMKM 0,642 Reliabel Sumber : Data primer yang diolah, 2010 Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Untuk selanjutnya item-item pada masingmasing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistik. 4.3.2. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat ukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. 90 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas No Variabel / Indikator R 1 Lingkungan Bisnis - Indikator 1 0,879 - Indikator 2 0,873 - Indikator 3 0,849 2 Hubungan dengan Bank - Indikator 4 0,861 - Indikator 5 0,847 - Indikator 6 0,657 2 Orientasi Kewirausahaan - Indikator 7 0,834 - Indikator 8 0,821 - Indikator 9 0,805 2 Kinerja UMKM - Indikator 10 0,849 - Indikator 11 0,799 - Indikator 12 0,646 Sumber : Data primer yang diolah, 2011 r tabel Ket 0,197 0,197 0,197 Valid Valid Valid 0,197 0,197 0,197 Valid Valid Valid 0,197 0,197 0,197 Valid Valid Valid 0,197 0,197 0,197 Valid Valid Valid Dari tabel 4.8 dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur semua variabel mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari rtable untuk n = 126 yaitu 0,197. Sehingga semua indikator dari variabel-variabel tersebut adalah valid. 4.4. Hasil Analisis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi: normalitas data, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas yang dilakukan sebagai berikut: 91 4.4.1. Normalitas Data Untuk menentukan normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov, nilai signifikansi harus di atas 5% (Santoso, 2004). Pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan semua variabel yang nilai signifikansinya di atas 5%. Dengan demikian semua variabel penelitian yang digunakan terdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini : Tabel 4.9 Kolmogorov-Smirnov Univariate One-Sample Kolm ogorov-Sm irnov Test N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean St d. Deviat ion Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed) LB 126 6,7755 1,47844 ,124 ,123 -,124 1,390 ,082 HB 126 6,5712 1,24138 ,127 ,095 -,127 1,425 ,074 OK 126 6,8806 1,24377 ,070 ,070 -,070 ,786 ,566 KU 126 6,7514 1,22607 ,126 ,103 -,126 1,414 ,077 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS Sampel hasil pada tabel 4.9 tersebut nampak bahwa variable-variabel lingkungan bisnis, hubungan dengan bank, orientasi kewirausahaan dan kinerja UMKM terdistribusi normal, dimana rasio kolmogorov-smirnov lebih besar dari 0,05 sebagai berikut : lingkungan bisnis (0,082), hubungan dengan bank (0,074); orientasi kewirausahaan (0,566) dan kinerja UMKM (0,077). Uji normalitas multivariate dapat dijelaskan sebagai berikut: 92 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Unstandardiz ed Res idual 126 ,0000000 ,81634867 ,066 ,066 -,047 ,737 ,649 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 4.4.2. Uji Multikoliniearitas Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikoliniearitas antar variabel independen digunakan variance inflation factor (VIF). Berdasar hasil penelitian pada output SPSS versi 11.5, maka besarnya VIF dari masingmasing variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Multikoliniearitas Coefficientsa Model 1 LB HB OK Collinearity Statistics Tolerance VIF ,434 2,303 ,328 3,049 ,644 1,552 a. Dependent Variable: KU Sumber: Output SPSS Jika VIF lebih besar dari 5, maka antar variabel-variabel independen terjadi persoalan multikolinearitas (Santoso, 2004). Berdasarkan Tabel 4.10 tidak terdapat variabel independen yang mempunyai nilai VIF > 5, artinya 93 ketiga variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan multikolinieritas dan dapat digunakan untuk memprediksi kinerja UMKM di Pulau Ternate. Collinearity Diagnosticsa Model 1 Dimension 1 2 3 4 Eigenvalue 3,948 ,028 ,017 ,007 Condition Index 1,000 11,855 15,345 23,040 (Constant) ,00 ,18 ,80 ,02 Variance Proportions LB HB ,00 ,00 ,34 ,02 ,02 ,05 ,63 ,93 a. Dependent Variable: KU 4.4.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser test digunakan untuk mendeteksi ada tidakny heteroskedastisitas. Glejser menyarankan untuk meregresi nilai absolut dari ei terhadap variabel X (variabel bebas) yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat dengan δi2 dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: [ei] = β1 Xi + vI dimana: [ei] merupakan penyimpangan residual; dan Xi merupakan variabel independen. Berdasar output SPSS versi 11.5 maka hasil uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan dalam tabel 4.11 sebagai berikut: OK ,00 ,17 ,44 ,38 94 Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model 1 (Constant) LB HB OK Unstandardized Coefficients B Std. Error ,779 ,292 -,048 ,047 ,013 ,065 ,014 ,046 Standardized Coefficients Beta -,138 ,030 ,033 t 2,669 -1,011 ,194 ,298 Sig. ,009 ,314 ,847 ,766 a. Dependent Variable: Res Sumber: Output SPSS Hasil perhitungan pada tabel 4.11 tersebut di atas menunjukkan bahwa tidak satupun dari variable-variabel independen lingkungan bisnis, hubungan dengan bank, dan orientasi kewirausahaan yang signifikan mempengaruhi residual absolut, dimana nilai probabilitas signifikansinya lebih besar 5%. Jika probabilitas signifikansinya lebih besar daripada tingkat kepercayaan yang digunakan (α = 5%), dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2001). 4.5. Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis Analisis regresi linier digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas (Imam Ghozali, 2001) yaitu: lingkungan bisnis, hubungan dengan bank, dan orientasi kewirausahaan. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier yang digunakan dalam penelitian menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows 12.5.. 95 Adapun ringkasan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Regresi Coefficientsa Model 1 (Constant) LB HB OK Unstandardized Coefficients B Std. Error 1,211 ,467 ,157 ,076 ,279 ,104 ,533 ,074 Standardized Coefficients Beta t 2,592 2,076 2,686 7,197 ,107 ,283 ,541 Sig. ,011 ,041 ,008 ,000 a. Dependent Variable: KU Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Persamaan regressi dari hasil output SPSS adalah dapat dijelaskan sebagai berikut: Kinerja UMKM (KU) = 0,107 Lingkungan Bisnis (LB) + 0,283 Hubungan dengan Bank (HB) + 0,541 Orientasi Kewirausahaan (OK) Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: 4.5.1. Pengujian Hipotesis Parsial Pengujian regresi secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji t. Pengujian hipotesis secara parsial akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian regresi secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Pengujian secara parsial variabel X1 (lingkungan bisnis) memiliki estimasi t-hitung sebesar 2,076 dengan signifikansi 0,041. Nilai 96 signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-hitung (2,076) yang lebih besar dari t-tabel (1,96) menunjukkan bahwa variabel lingkungan bisnis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UMKM. Arah koefisien regresi positif menunjukkan adanya pengaruh positif lingkungan bisnis terhadap kinerja UMKM. Dengan demikian maka Hipotesis 1 diterima. 2. Pengujian secara parsial variabel X2 (hubungan dengan bank) memiliki estimasi t-hitung sebesar 2,686 dengan signifikansi 0,008. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-hitung (2,686) yang lebih besar dari t-tabel (1,96) menunjukkan bahwa variabel hubungan dengan bank memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UMKM. Arah koefisien regresi positif menunjukkan adanya pengaruh positif hubungan dengan bank terhadap kinerja UMKM. Dengan demikian maka Hipotesis 2 diterima. 3. Pengujian secara parsial variabel X3 (orientasi kewirausahaan) memiliki estimasi t-hitung sebesar 7,197 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai t-hitung (7,197) yang lebih besar dari t-tabel (1,96) menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UMKM. Arah koefisien regresi positif menunjukkan adanya pengaruh positif orientasi kewirausahaan 97 terhadap kinerja UMKM. Dengan demikian maka Hipotesis 3 diterima. 4.5.2. Pengujian Kelayakan Model (Goodness of Fit) Pengujian regresi secara overall dilakukan dengan menggunakan uji F. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian uji-f yang dilakukan untuk menguji model memiliki estimasi F sebesar 51,064 dengan signifikansi 0,000. Hal ini mengindikasikan bahwa model yang digunakan layak untuk diteliti. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model dalam penelitian ini menunjukkan goodness of fit yang baik. ANOVAb Model 1 Regres sion Residual Total Sum of Squares 104,601 83,303 187,905 df 3 122 125 Mean Square 34,867 ,683 F 51,064 Sig. ,000a a. Predic tors: (Constant), OK, LB, HB b. Dependent Variable: KU 4.5.3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R2. Hasil penelitian ini memberikan hasil nilai R2 sebesar 0,546. Hal ini mengindikasikan bahwa 54,6% kinerja UMKM dapat dijelaskan oleh lingkungan bisnis, hubungan 98 dengan bank, dan orientasi kewirausahaan, sedangkan selebihnya 45,4% kinerja UMKM dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam model ini. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja UMKM tidak hanya dijelaskan oleh lingkungan bisnis, hubungan dengan bank, dan orientasi kewirausahaan, namun ada variabel lain yang menjelaskan kinerja UMKM. Model Summaryb Model 1 R ,746a R Square ,557 Adjusted R Square ,546 a. Predictors: (Constant), OK, LB, HB b. Dependent Variable: KU Std. Error of the Estimate ,82632 99 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1 Ringkasan Penelitian Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya penurunan jumlah UMKM di Pulau Ternate, kemudian bagaimana UMKM di Pulau Ternate untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini secara khusus menguji pengaruh lingkungan bisnis, hubungan dengan bank, dan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja UMKM. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa lingkungan bisnis mampu mempengaruhi kinerja UMKM, dimana untuk meningkatkan Kinerja UMKM, peran Lingkungan (kemauan politik pemerintah dan iklim usaha), akan mendorong tumbuhnya iklim bisnis yang kondusif di Pulau Ternate dalam meningkatkan kinerja UMKM. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hubungan dengan bank mampu mempengaruhi kinerja UMKM, dimana semakin baik hubungan antara UMKM dengan pihak mampu memperkuat permodalan UMKM dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, semakin modal UMKM semakin leluasa UMKM dalam menjalankan usahanya, sehingga mempunyai akses yang lebih besar dalam menembus pangsa pasar yang besar, hal tersebut mampu meningkatkan kinerjanya. 100 Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan mampu mempengaruhi kinerja UMKM, jika orientasi kewirausahaan yang diterapkan sudah tepat, maka kualitas strategi pemasaran UMKM yang dicapai akan semakin tinggi pula, dimana orientasi kewirausahaan merupakan suatu komitmen, keputusan dan langkah untuk memiliki daya saing strategis dalam upaya untuk menghasilkan kinerja di atas rata-rata. 5.1.2 Kesimpulan Hipotesis Setelah dilakukan pengujian keseluruhan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan dari hipotesis-hipotesis tersebut. Berikut adalah kesimpulan atas ketiga hipotesis berikut adalah: 5.1.2.1 Pengaruh Lingkungan Bisnis terhadap Kinerja UMKM H1 : Lingkungan bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja UMKM menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2,076 dan dengan probabilitas sebesar 0,041. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai t-hitung sebesar 2,076 yang lebih besar dari 1,96 dan probabilitas 0,041 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan dimensidimensi lingkungan bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM. 5.1.2.2 Pengaruh Hubungan dengan Bank terhadap Kinerja UMKM H2 : Hubungan dengan bank berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh hubungan dengan bank terhadap kinerja UMKM menunjukkan nilai t-hitung sebesar 2,686 dan dengan probabilitas sebesar 0,008. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk 101 penerimaan H1 yaitu nilai t-hitung sebesar 2,686 yang lebih besar dari 1,96 dan probabilitas 0,008 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan dimensi-dimensi hubungan dengan bank berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM. 5.1.2.3 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM H3 : Orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja UMKM menunjukkan nilai t-hitung sebesar 7,197 dan dengan probabilitas sebesar 0,000. Kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai t-hitung sebesar 7,197 yang lebih besar dari 1,96 dan probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan dimensi-dimensi orientasi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM. 5.1.3 Kesimpulan Masalah Penelitian Berdasarkan pertanyaan dalam penelitian dapat dibuktikan bahwa variabel-variabel lingkungan bisnis, hubungan dengan bank dan orientasi kewirausahaan mampu meningkatkan kinerja UMKM. UMKM di Pulau Ternate perlu meningkatkan kinerjanya dengan cara sebagai berikut: 1. Pemilik perusahaan UMKM perlu beradaptasi terhadap lingkungan bisnis yang beragam dalam kinerja usaha UMKM. 2. Pemilik perusahaan UMKM perlu menjalin hubungan yang baik dengan bank, dengan cara penyelesaian kredit tepat pada waktunya, cicilan tidak macet, dan mempunyai komitmen yang kuat untuk mengembangkan usaha bersama. 102 3. Pemilik perusahaan perlu meningkatkan kebijakan yang proaktif dengan meningkatkan komunikasi hubungan yang baik dengan konsumen agar mengetahui kebutuhan konsumen. 5.2. Implikasi Teoritis Kinerja UMKM sangat dipengaruhi oleh lingkungan bisnis (Almilia dan Wijayanto, 2007); Hubungan dengan bank (Hankinson, 2000) dan Orientasi kewirausahaan (Berry, 2001). Hasil penelitian ini mempertegas hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hankinson , (2000); Berry, (2001); dan Almilia dan Wijayanto, (2001) yang menunjukkan hasil bahwa lingkungan bisnis, hubungan dengan bank, dan orientasi kewirausahaan mempengaruhi kinerja UMKM. Untuk lebih jelasnya implikasi teoritis penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut: Tabel 5.1: Implikasi Teoritis Penelitian Terdahulu Almilia dan Wijayanto, (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa lingkungan bisnis mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM Hankinson, (2000) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hubungan dengan bank mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM Penelitian Sekarang Lingkungan bisnis berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja UMKM Implikasi Teoritis Studi ini memperkuat penelitian riset studi Almilia dan Wijayanto, (2007) yang menyatakan bahwa lingkungan bisnis mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM Hubungan dengan bank berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja UMKM Studi ini memperkuat penelitian riset studi Hankinson, (2000) yang menyatakan bahwa hubungan dengan bank mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM 103 Berry, (2001) dalam penelitiannya menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM Orientasi kewirausahaan berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja UMKM Studi ini memperkuat penelitian riset studi Berry, (2001) yang menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja UMKM 5.3 Implikasi Kebijakan Variabel lingkungan mampu meningkatkan orientasi kewirausahaan, maka pemilik perusahaan UMKM perlu beradaptasi terhadap lingkungan bisnis yang beragam dalam meningkatkan kinerja usaha UMKM. Variabel hubungan dengan bank mampu meningkatkan kinerja UMKM, sehingga pemilik UMKM perlu menjalin hubungan yang baik dengan bank, dengan cara penyelesaian kredit tepat pada waktunya, cicilan tidak macet, dan mempunyai komitmen yang kuat untuk mengembangkan usaha bersama. Orientasi kewirausahaan mampu meningkatkan kinerja UMKM, maka pemilik perusahaan perlu mempertahankan kebijakan-kebijakan yang terintegrasi dengan terus menghormati kerjasama antar bagian sehingga kerjasama yang dijalin dapat berlangsung lama. Pemilik UMKM perlu meningkatkan kebijakan yang proaktif dengan meningkatkan komunikasi hubungan yang baik dengan konsumen agar mengetahui kebutuhan konsumen. Selain itu pemilik perusahaan perlu menerapkan kemauan berinovasi, kemauan untuk proaktif, keinginan mengambil risiko, dan futurity dalam aktivitas bisnisnya karena hal ini mampu memenangkan persaingan bisnis. Implikasi kebijakan yang disarankan kepada Pemerintah bahwa Pemerintah harus mampu dan berpihak pada UMKM melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, yang mampu memotivasi orientasi kewirausahaan dari pemilik UMKM khususnya yang berhubungan dengan inovasi/kreativitas dan 104 keberanian mengambil resiko, melalui kreativitas/inovasi dan keberanian mengambil resiko, akan mampu menghasilkan barang yang harganya kompetitip, sekaligus mendistribusikan ke konsumen dengan tepat waktu, yang akan berdampak positip pada peningkatan kinerja UMKM yang diukur dari pertumbuhan pasar dan pertumbuhan pelanggan. Implikasi yang disarankan kepada Bank, agar Bank harus berani memberi kredit dengan bunga yang kompetitip (ringan) dengan persyaratan mudah dan dengan jangka waktu panjang, terutama untuk kredit investasi. Kenapa? Karena Bank memiliki jangkauan sampai ke pedesaan, sehingga cepat menjangkau UMKM di pedesaan. Implikasi yang disarankan kepada UMKM, agar UMKM harus mampu menciptakan keunggulan kompetitip melalui manajemen pasar dan manajemen produksi yang lebih unggul daripada yang lain; dalam konteks strategi pemasaran, UMKM harus mampu mendistribusikan produk dengan cepat dengan harga yang bersaing. Dalam konteks orientasi kewirausahaan, UMKM harus menekankan pola inovasi/kreativitas dan memiliki keberanian mengambil resiko. 105 5.4 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan dan kelemahan sebagai berikut : 1. Keterbatasan permodelan penelitian ini berasal dari hasil adjusted R square menunjukkan besaran 0,546. Hal ini menginformasikan kurang optimalnya variabel independen dalam menjelaskan kinerja UMKM. 2. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada kasus lain diluar obyek penelitian ini yaitu: UMKM sektor perikanan di Pulau Ternate. 5.5. Agenda Penelitian Mendatang Hasil-hasil penelitian ini dan keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian dapat dijadikan sumber ide bagi pengembangan penelitian ini dimasa yang akan datang,maka perluasan penelitian yang disarankan dari penelitian ini adalah menambah variabel independen yang mempengaruhi kinerja UMKM. Variabel yang disarankan adalah: persaingan, mutu layanan dan lain sebagainya. struktur organisasi, intensitas