Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun 1994-2012 Miftah Farid1 1 Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 [email protected] Abstrak Kawasan pesisir merupakan kawasan yang dinamis. Laju pembangunan ini mengakibatkan kawasan pesisir rentan akan perubahan dan kerusakan. Salah satu indikator adanya kerusakan pada kawasan pesisir dapat diketahui dari perubahan nilai konsentrasi Total Suspended Matter (TSM). Penelitian ini menggunakan aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi untuk mengetahui perubahan sebaran nilai konsentrasi TSM dan klorofil-a di Kawasan Pesisir Tegal tahun 1994 dan 2012. Analisis pada penelitian ini menggunakan algoritma Jing Li (2008) untuk konsentrasi TSM. Perubahan nilai konsentrasi TSM kemudian dihubungkan dengan perubahan land cover untuk mengetahui adanya hubungan sebab-akibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Pada wilayah perairan Tegal nilai konsentrasi TSM tinggi meningkatnya sedangkan nilai konsentrasi klorofil-a mengalami penurunan (2) Perubahan konsentrasi TSM dan klorofil-a di wilayah pesisir Tegal sangat dipengaruhi oleh perubahan lahan terbangun dan tutupan vegetasi. Keywords: Algoritma , Klorofil-a, Total Suspended Matter. 1. PENDAHULUAN Kawasan pesisir merupakan kawasan yang Salah satu indikator perubahan kualitas perairan dapat dinamis, dimana pembangunan dikawasan tersebut dilihat dari perubahan nilai konsentrasi sangat tinggi. Hal ini dikarenakan kawasan pesisir Suspended Matter (TSM) dan klorofil-a. Total mempunyai potensi sumber daya alam yang besar seperti terumbu karang, estuari, hutan mangrove (bakau) dan padang lamun. Pesatnya pembangunan dikawasan tersebut meningkatnya diakibatkan pertumbuhan oleh penduduk semakin khususnya dikawasan pesisir, sehingga kebutuhan akan ruang semakin meningkat pula. Meningkatnya pembangunan menjadikan kawasan pesisir rentan akan perubahan dan kerusakan (dahuri et al 2001). Total Suspended Matter (TSM) adalah semua padatan yang melayang atau mengapung di perairan. Kenaikan nilai TSM mengakibatkan kekeruhan perairan sehingga menghalami penetrasi sinar matahari yang dibutuhkan fitoplankon untuk proses fotosintesis. Sedangkan klorofil-a adalah suatu pigmen yang didapatkan dalam fitoplankton, dan mempunyai fungsi sebagai mediator dalam proses fotosintesis. Untuk itu, TSM dan klorofila merupakan salah satu variabel yang menentukan kesuburan perairan. Perubahan nilai..., Miftah Farid, FMIPA-UI, 2013 Analisa 2. METODOLOGI Citra untuk Penentuan Konsentrasi Klorofil-a Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pesisir Tegal yang meliputi wilayah perairan dan wilayah Klorofil-a dapat terdeteksi oleh citra karena daratan dalam hal ini adalah daerah aliran sungai yang mampu menyerap dan memantulkan spectrum cahaya berada di wilayah Tegal. Untuk mengetahui perubahan matahari.Menurut Wibowo et.al, (1994) menyatakan nilai konsentrasi Total Suspended Matter (TSM) dan bahwa kanal 3 dan kanal 4 dari citra satelit Landsat land cover dilakukan dengan analisis citra landasat 5 dapat digunakan untuk mendeteksi konsentrasi klorofil- TM dan 7 ETM tahun 1994 dan 2012. Pemilihan a di perairan. Algoritma yang digunakan dalam akusisi citra landsat dilakukan pada bulan April 1994 penelitian ini adalah algoritma wibowo (1994): dan 2012, karena pada bulan April merupakan musim peralihan muson barat dan muson timur. Analisa Citra untuk Penentuan Konsentrasi TSM . + = . Total Suspended Matter (TSM) adalah semua padatan yang melayang atau mengapung di perairan. TSM dapat panjang diidentifikasi gelombang dengan Visible dan Dimana : menggunakan NIR (Near C = Konsentrasi Klorofil-a (mg/m3) Infrared).Untuk melakukan pemetaan TSM, terlebih TM3,TM4 dan TM 5 =Band 3, 4 dan 5 citra satelit dahulu dilakukan land-sea masking yaitu memisahkan yang telah terkoreksi atmosfir. wilayah daratan dan perairan tujuannya agar wilayah daratan tidak masuk dalam hitungan TSM. Selanjutnya untuk menentukan persebaran TSM menggunakan Persamaan tersebut kemudian disubtitusikan pada perangkat lunak ER Mapper 7.0 menjadi : algoritma yang dikembangkan oleh Jing Li , 2008 10 Log S (mg/l)= 0.892+6.2244*(TM 2 + TM 3)*(TM 3 / TM 2) C=ifI5 <20 Then (0.2818*(Pow((I4+I5)/I3,3.497))) Analisa Citra untuk Perubahan Land Cover Dimana, Untuk mendapatkan informasi tutupan lahan (landcover) S (mg/l) = Nilai Sedimen yaitu dengan melakukan klasifikasi terbimbing (supervised classification) pada citra yang TM2, TM3= Band 2 dan Band 3 Persamaan tersebut telah dikoreksi radiometrik dan geometrik. kemudian disubtitusikan pada perangkat lunak ER Mapper menjadi : diinginkan kemudian memilih daerah latihan yang mewakili tiap kategori (training sampel). Deteksi perubahan S= If I5<20 then Pow(10,(0.892+(6.2244*((I2+I3)*(I3/I2))))) Dimana : I2, I3, I5 = Band 2, 3 dan 5 yang land mengidentifikasi cover perubahan proporsi terbangun dengan area vegetasi Perubahan nilai..., Miftah Farid, FMIPA-UI, 2013 dilakukan dengan antara area Peningkatan luas nilai konsentrasi tinggi sebagian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN besar terjadi di sepanjang pesisir pantai yaitu kurang Perubahan Konsentrasi TSM lebih 1 km dari garis pantai. Perubahan ini sangat Nilai konsentrasi TSM hasil pengolahan citra landsat tahun 1994 dan 2012 terlihat jelas terutama pada muara-muara sungai seperti mempunyai nilai yang terjadi di Kali Gangsa (DAS Gangsa), Kali Gung minimum 3.7 mg/l dan maksimum 253.9 mg/l. Nilai (DAS Gung), dan Kali Cacaban (DAS Pah). Perubahan konsentrasi ini kemudian diklasifikasi menjadi 5 kelas ini menunjukan bahwa kondisi perairan di pesisir Tegal yaitu kelas ≤ 50 mg/l, 50 – 100 mg/l, 100–150 mg/l, semakin mengalami penurunan kualitas. Pada tahun 150– 200 mg/l dan ≥ 200 mg/l. Hasil pengolahan citra 1994 nilai konsentrasi TSM rendah (≤ 50 mg/l) sangat menunjukkan pada tahun 1994 nilai konsentrasi TSM dominan rendah (≤ 50 mg/l) sangat dominan dibandingkan sementara pada tahun 2012, walaupun nilai konsentrasi kelas-kelas yang lain, sementara pada tahun 2012, TSM rendah (≤ 50 mg/l) masih mendominasi akan walaupun nilai konsentrasi TSM rendah (≤ 50 mg/l) tetapi masih mendominasi akan tetapi nilai-nilai konsentrasi peningkatan yang cukup signifikan dari segi luasan. lain mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari (gambar 2) dibandingkan nilai-nilai kelas-kelas konsentrasi lain yang lain, mengalami segi luasan. Perubahan itu terlihat pada Tabel 1dan Gambar 1. Tabel 1 Perubahan Luas Nilai Konsentrasi TSM di Perairan Pesisir Tegal tahun 1994-2012 Klasifikasi 1994 2012 Perubahan Nilai Konsentrasi TSM (mg/l) ≤ 50 Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) % 20,485.35 89.37 13,663.89 59.61 -6,821.46 -29.8 50 – 100 1,376.20 6.00 5,051.81 22.04 +3,675.61 +16.0 100 – 150 684.61 2.99 1,865.96 8.14 +1,181.35 +5.2 150 – 200 187.65 0.82 1,134.79 4.95 +947.14 +4.1 ≥ 200 188.07 0.82 1,205.43 5.26 +1,017.36 +4.4 Total 22,921.88 100.00 22,921.88 100.00 Gbr.2 Peta Perubahan Sebaran Konsentrasi TSM Tahun antara 1994 dan 2012 Perubahan Konsentrasi Klorofil-a Hasil pengolahan citra landsat diperoleh nilai konsentrasi klorofil-a pada tahun 1994 antara 0,007 – 1,29 mg/m3dan 0,002 – 1,09 mg/m3 pada tahun 2012. Nilai konsentrasi ini kemudian diklasifikasi menjadi tiga kelas yaitu kelas ≤ 0,01 mg/m3, 0,01 - 0,1 mg/m3 dan 0,1 -1 mg/m3. Berdasarkan pola sebaran yang dihasilkan dari ketiga kelas nilai konsentrasi klorofil-a menunjukan adanya perubahan luas setiap kelas Gbr.1 Perbandingan Luas Nilai Konsentrasi TSM tahun antara 1994 dan 2012 Perubahan nilai..., Miftah Farid, FMIPA-UI, 2013 Perubahan luasan nilai konsentrasi klorofil dapat dengan klorofil-a, maka ada suatu hubungan terbalik. dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 3 Jika pada muara sungai nilai konsentrasi TSM tinggi mengalami kenaikan luasan maka nilai konsentrasi klorofil-a rendah akan naik, begitu juga sebaliknya Tabel 1 Perubahan Luas Nilai Konsentrasi Klorofil-a di Perairan Pesisir Tegal tahun 1994-2012 Klasifikasi 1994 2012 (Gambar4) Perubahan Nilai Konsentrasi Klorofil-a (mg/m3) Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) % ≤ 0,01 458.61 2.1 1,197.65 5.52 +739.04 3.4 0,01 - 0,1 8,917.23 41.1 9,023.62 41.56 +106.39 0.5 0,1 -1 12,334.40 56.8 11,488.97 52.92 -845.43 3.9 Total 22,921.88 100.00 22,921.88 100.00 Gbr.4 Peta Perubahan Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Tahun antara 1994 dan 2012 Perubahan Land Cover Hasil intepretasi pengolahan citra landsat tahun 19942012 menunjukan bahwa selama kurun waktu 18 Gbr.3 Perbandingan Luas Nilai Konsentrasi TSM tahun antara 1994 dan 2012 tahun tutupan lahan di daerah aliran sungai yang berada di Kota dan Kabupaten Tegal mengalami banyak perubahan yang cukup signifikan (Tabel 3 Nilai konsentrasi ≤ 0,01 mg/m3 mengalami dan Gambar 5) pertambahan luas terlihat pada muara Kali Gangsa Dari tabel dan grafik memperlihatkan perubahan (DAS Gangsa), Kali Gung (DAS Gung) dan Kali tutupan lahan (land cover) mengarah pada semakin Cacaban (DAS Pah). Pada muara DAS Pah sangat meningkatnya lahan terbangun dan lahan pertanian. terlihat jelas peningkatan luas nilai konsentrasi ≤ 0,01 Lahan terbangun pada tahun 2012 mengalami mg/m3, hal ini di pengaruhi oleh sungai yang berada peningkatan luas sebesar +5,738.23 Ha dari tahun di jika 1994 yang hanya 8,481.55 Ha atau meningkat 60 %, dibandingkan dengan jumlah sungai yang berada di sedangkan lahan pertanian meningkat dari 72,530.54 DAS lain yaitu ada 4 sungai dengan sungai Ha menjadi 72,940.98 Ha. Peningkatan lahan terbesarnya Sungai Cacaban. Jika dibandingkan terbangun sebagian besar terjadi di Kota Tegal dengan perubahan luasan nilai konsentrasi TSM) sedangkan lahan pertanian meningkat di wilayah di DAS Pah jumlahnya lebih banyak Perubahan nilai..., Miftah Farid, FMIPA-UI, 2013 Kabupaten Tegal. Hal ini disebabkan Kota Tegal Berbanding terbalik dengan secara ekonomi didominasi sektor perdagangan, Tegal,perokonomian industri dan jasa dengan tingkat pertumbuhan mengandalkan sektor pertanian dan perikanan.Akibat ekonomi 4,61 % (BPS Kota Tegal, 2011). dari meluasnya lahan terbangun dan lahan pertanian, Kabupaten Tegal Kota masih tutupan vegetasi mengalami penurunan luas 3.385,07 Tabel 3 Perubahan Luas Land Cover di Perairan Pesisir Tegal tahun 1994-2012 Ha atau hampir 50 % pada tahun 1994-2012 yaitu dari 39,051.43 Ha menjadi 22,976.54 Ha. Tutupan Lahan 1994 Luas (Ha) 2012 % Luas (Ha) Perubahan % Lahan Terbangun 8,481.55 7.71 14,219.78 12.92 Lahan Pertanian 72,530.54 65.92 72,940.98 Tutupan Vegetasi 26,045.36 23.67 17,343.53 2,813.25 2.56 Awan 151.17 Total 110,021.87 Badan Air Luas (Ha) % +5,738.23 +5.22 66.30 +410.44 +0.37 15.76 -8,701.83 -7.91 5,047.40 4.59 +2,234.15 +2.03 0.14 470.18 0.43 +319.01 +0.29 100.00 110,021.87 100.00 Ket : (-) = Luasan Berkurang (+) = Luasan Bertambah Lahan terbangun Lahan Pertanian Tutupan Vegetasi Badan Air Awan Gbr 5 Perubahan Tutupan Lahan Tahun 1994 dan 2012 Gbr 6 Peta Perubahan Tutupan Lahan Tahun 1994 dan 2012 Perubahan nilai..., Miftah Farid, FMIPA-UI, 2013 Analisis Keterkaitan Perubahan TSM dengan Land Cover Hubungan antara perubahan tutupan lahan dengan nilai konsentrasi TSM terlihat pada perubahan tutupan lahan pada daerah aliran sungai dan muara daerah aliran tersebut. Pada DAS Gangsa dan DAS Gung perubahan tutupan lahan dominan berubah ke lahan terbangun, sementara itu konsentrasi TSM di muara daerah aliran sungai tersebut cenderung meluas pada nilai konsentrasi sedang (50-200 mg/l) Gbr 8.Grafik Hubungan TSM dengan Lahan Pertanian dan tinggi (≥200 200 mg/l). Pada DAS Cacaban, Pah, dan Cenang perubahan tutupan lahan cenderung beralih dari tutupan vegetasi ke lahan pertanian, sedangkan pola sebaran TSM menunjukan adanya peningkatan luas pada kelas tinggi (≥200 mg/l). Hasil analisis regresi munjukkan bahwa kenaikan nilai konsentrasi TSM mengikuti kenaikan lahan terbangun dan lahan pertanian, akan tetapi kalau di lihat dari kekuatan hubungan (nilai “r”) maka kemaikan TSM lebih dipengaruhi oleh lahan terbangun dengan nilai R2= 0,678. Kenaikan TSM juga sangat dipengaruhi penyusutan Gbr 9.Grafik Hubungan TSM dengan Tutupan Vegetasi tutupan vegetasi artinya semakin menyusut atau berkurang tutupan vegetasi maka nilai konsentrasi TSM Analisis Keterkaitan Perubahan Klorofil-a dengan Land Cover semakin tinggi. Hubungan antara TSM dan tutupan vegetasi mempunyai nilai R2= 0,722. Sama halnya dengan TSM, perubahan tutupan lahan juga berpengaruh terhadap perubahan luasan nilai konsentrasi. Hal ini diindikasikan dari seiring berubahnya tutupan lahan yang mengarah pada semakin meluasnya lahan terbangun dan lahan pertanian serta menurunnya tutupan vegetasi, nilai konsentrasi klorofil-a rendah (≤ 0,01mg/m3) dan sedang (0,01 - 0,1 mg/m3) mengalami perluasan sementara nilai konsentrasi tinggi (0,1 -1mg/m3) mengalami penurunan luas selama kurun waktu 1994 sampai 2012. Gbr 7.Grafik Hubungan TSM dengan Lahan Terbangun Perubahan nilai..., Miftah Farid, FMIPA-UI, 2013 Hubungan tersebut salah satu contohnya terlihat pada DAS Gung dan DAS Pah. Pada DAS Gung tutupan lahan cenderung beralih dari lahan pertanian menjadi lahan terbangun sedangkan pada DAS Pah yang dominan berubah yaitu tutupan vegetasi berubah menjadi lahan pertanian. Akibatnya dari perubahan tersebut terlihat pada muara Kali Gung dan Kali Cacaban, nilai konsentrasi klorofil-a rendah (≤ 0,01mg/m3) yang pada tahun 1994 tidak terlihat akan Gbr 10.Grafik Hubungan Klorofil-a dengan Lahan Terbangun tetapi pada tahun 2012 terlihat jelas. Berdasarkan perhitungan statistik menunjukkan perubahan lahan terbangun, lahan pertanian dan tutupan vegetasi diikuti dengan perubahan konsentrasi klorofil-a. Meningkatnya lahan terbangun diikuti menurun nilai konsentrasi klorofil-a. Hubungan antara lahan terbangun dengan nilai konsentrasi klorofil-a tidak terlalu kuat (moderat) dengan nilai R=0,517 (Gambar 10). Gambar 11 menunjukkan kenaikan lahan pertanian juga diikuti dengan penurunan nilai konsetrasi Gbr 11.Grafik Hubungan Klorofil-a dengan Lahan Pertanian klorofil-a. Hubungan penurunan nilai konsentrasi klorofil-a dengan kenaikan lahan pertanian tidak kuat (moderat) dengan nilai R=0,571. Berbeda dengan lahan terbangun dan lahan pertanian, hubungan tutupan vegetasi dengan konsentrasi klorofil-a mempuyai hubungan yang kuat dengan nilai R=0,772 dengan kontribusi pengaruhnya sebesar 59,5% (Gambar 12). Berdasarkan hasil perhitungan tutupan lahan yang paling mempengaruhi perubahan klorofil-a yaitu tutupan vegetasi. nilai konsentrasi Gbr 12.Grafik Hubungan Klorofil-a dengan Tutupan Vegetasi Perubahan nilai..., Miftah Farid, FMIPA-UI, 2013 (a) (b) (b) Gbr 13.Peta Sebaran Konsentrasi TSM dan Tutupan Vegetasi (a) 1994 (b) 2012 (a) (b) Gbr 14.Peta Sebaran Konsentrasi Klorofil-a dan Tutupan Vegetasi (a) 1994 (b) 2012 Perubahan nilai..., Miftah Farid, FMIPA-UI, 2013 DAFTAR ACUAN 4. KESIMPULAN Budhiman, S. 2005. Pemetaan Sebaran Total Suspended Perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah pesisir Matter (Tsm) Menggunakan Tegal menunjukkan adanya suatu hubungan yang Pendekatan saling mempengaruhi. Jika pada daerah aliran Penerbangan dan Antariksa. Bio-Optical Data Model. Aster Jakarta: Dengan Lembaga sungai mengalami peningkatan lahan terbangun yang awalnya merupakan lahan pertanian atau tutupan vegetasi maka pada wilayah perairan di Dahuri, R,. Jacub, R,. Sapta, P,G,. Sitepu, MJ. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Bogor. bagian hilir daerah aliran sungai tersebut terjadi peningkatan nilai konsentrasi TSM serta penurunan Lillesand, T.M and R.W. Kiefer, 2004. Remote Sensing nilai konsentrasi klorofil-a yang cukup signifikan. and Image Interpretation, John Wiley and Sons. Selain itu yang menyebabkan meningkatnya nilai York konsentrasi TSM dan menurunnya nilai konsentrasi Li, J et al. 2008. klorofil-a vegetasi suspended sedimentsconcentration in Changjiang Estuary menjadi lahan terbangun dan lahan pertanian. using Landsat TM imageries. MOE Key laboratory of Perubahan lahan terbangun, lahan pertanian dan Coastal and Island Development, Nanjing University, tutupan vegetasi akan mengakibatkan terjadinya Nanjing, P. R. China. peningkatan laju sedimentasi. Hal ini lah yang Wibowo, A,. Sumartono, B,. Setyantini, W,H,. Populus, J. mempengaruhi nilai konsentrasi TSM dan klorofil-a. 1994. The application of satellite data improvement site yaitu berubahnya tutupan New Temporal and spatial changes of selection and monitoring shrimp pond culture case study on Cirebon, Lampung, Jambi, and Jepara Coasts. In Remote Sensing and Geographic Information System. BPPT. Jakarta. h16-27 Perubahan nilai..., Miftah Farid, FMIPA-UI, 2013