PM 77 TAHUN 2011 tentang TANGGUNG JAWAB

advertisement
Tentang
TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ANGKUTAN
UDARA
Oktober 2011
1
LATAR BELAKANG
Memberikan pemahaman kepada penyedia dan pengguna
jasa angkutan udara tentang arti sebuah “tiket”, “surat
muatan udara” dan “claim tag”
Tanggung jawab Pemerintah sebagai fasilitator untuk
menyeimbangkan hak dan kewajiban antara penyedia dan
pengguna jasa angkutan udara serta pihak ketiga;
Memberikan kepastian hukum antara penyedia jasa dan
pengguna jasa angkutan udara dalam melakukan perikatan
hukum jasa angkutan udara serta pihak ketiga;
2
Bab I
Bab II
: Ketentuan Umum
: Jenis Tanggung Jawab Pengangkut dan Besaran Ganti Kerugian
14 pasal
Bab III : Wajib Asuransi Tanggung Jawab Pengangkut
2 pasal
Bab IV : Batas Tanggung Jawab Pengangkut
3 pasal
Bab V : Persyaratan dan Tata Cara Pengajuan Tuntutan Ganti Kerugian
2 pasal
Bab VI : Penyelesaian Sengketa
2 pasal
Bab VII : Evaluasi, Pelaporan dan Pengawasan
1 pasal
Bab VIII : Sanksi
2 pasal
Bab IX : Ketentuan Peralihan
Bab X : Ketentuan Penutup
3
4
BAB II. Jenis Tanggung Jawab dan Besaran Ganti Kerugian
a
Penumpang Meninggal Dunia, cacat tetap atau luka-luka
- Meninggal dunia di dalam pesawat udara karena akibat kecelakaan
Rp 1.250.000.000,-/ penumpang
- Meninggal dunia akibat suatu kejadian yang semata-mata ada
Rp 500.000.000,-/penumpang
pesawat udara/ kejadian yang semata-mata ada hubungannya dengan
pengangkutan udara
hubungannya dengan pengangkutan udara pada saat proses
meninggalkan ruang tunggu bandara menuju pesawat udara atau pada
saat proses turun dari pesawat udara menuju ruang kedatangan di
bandara tujuan dan/atau bandar udara persinggahan (transit)
Penumpang yang mengalami cacat tetap
- Dinyatakan Cacat tetap total o/ dokter dalam jangka waktu paling lambat
60 hari kerja sejak terjadinya kecelakaan
Rp 1.250.000.000,-/penumpang
- Dinyatakan cacat tetap sebagian o/ dokter dalam jangka waktu paling
lambat 60 hari kerja sejak terjadinya kecelakaan
• Satu mata
• Kehilangan pendengaran
Rp 150.000.000,-/penumpang
Rp 150.000.000,-/penumpang
• Ibu jari tangan kanan
- tiap satu ruas jari
Rp 125.000.000,-/penumpang
Rp 62.500.000,-/penumpang
• Jari telunjuk kanan
- tiap satu ruas
Rp 100.000.000,-/penumpang
Rp 50.000.000,-/penumpang
• Jari telunjuk kiri
- tiap satu ruas
Rp 125.000.000,-/penumpang
Rp 25.000.000,-/penumpang
• Jari kelingking kanan
- tiap satu ruas
Rp 62.500.000.-/penumpang
Rp 20.000.000,-/penumpang
5
Lanjutan.
• Jari kelingking kiri
tiap satu ruas
Rp 35.000.000,-/penumpang
Rp 11.500.000,-/penumpang
• Jari tengah atau jari manis
tiap satu ruas
Rp 50.000.000,-/penumpang
Rp 16.500.000,-/penumpang
• Jari tengah atau jari manis kiri
tiap satu ruas
Rp 40.000.000,-/penumpang
Rp 13.000.000,-/penumpang
Catatan: bagi mereka yang kidal, perkataan kanan dibaca kiri.
Penumpang luka-luka dan harus menjalani perawatan di RS,
Klinik atau Balai pengobatan sebagai pasien rawat inap
dan/atau rawat jalan
Max Rp 200.000.000,-/penumpang
 Yang dimaksud dengan cacat tetap total yaitu kehilangan pengelihatan total dari 2 mata yang tidak
dapat disembuhkan, atau terputusnya 2 tangan atau 2 kaki atau satu tangan dan satu kaki pada atau
di atas pergelangan tangan atau kaki, atau kehilangan penglihatan total dari satu mata yang tidak
dapat disembuhkan dan terputusnya satu tangan atau kaki pada atau diatas pergelangan tangan
atau kaki.
6
b. Hilang atau rusaknya bagasi kabin
Pengangkut tidak bertanggung jawab atas hilang atau rusaknya bagasi kabin kecuali apabila penumpang
dapat membuktikan bahwa kerugian disebabkan oleh tindakan pengangkut atau orang yang
dipekerjakannya dan dapat diterima oleh pengangkut atau berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum yang tetap menyatakan bahwa pengangkut bersalah, maka ganti kerugian
ditetapkan setinggi-tingginya sebesar kerugian nyata penumpang.
c Hilang, musnah, atau rusaknya
bagasi tercatat
• Bagasi tercatat/isinya hilang atau
musnah
• Bagasi tercatat rusak
Rp 200.000,-/kg ,
dan paling banyak
Rp
4.000.000,-/penum
pang
Ganti kerugian
sesuai jenis, bentuk,
ukuran dan merk
bagasi tercatat
Pengangkut wajib memberikan uang
Rp 200.000,-/hari,
tunggu kepada penumpang atas bagasi max 3 hari kalender
tercatat yang belum diketemukan dan
belum dapat dinyatakan hilang.

Bagasi tercatat dianggap hilang bila tidak
diketemukan dalam waktu 14 hari kalender
sejak tanggal dan jam kedatangan
penumpang di bandara tujuan;

Pengangkut dibebaskan dari tuntutan ganti
kerugian
terhadap
hilangnya
barang
berharga /yang berharga milik penumpang
yang disimpan dlm bagasi tercatat, kecuali
pada saat chek in, penumpang sudah
menyatakan dan menunjukkan adanya
barang berharga/yang berharga,
dan
pengangkut setuju untuk mengangkutnya

Pengangkut
dapat
meminta
kepada
penumpang untuk mengasuransikan barang
berharga/yang berharga tersebut
7
d Hilang, musnah, atau rusaknya
kargo
• Kargo hilang atau musnah
Rp 100.000.-/kg
• Kargo rusak sebagian atau rusak
seluruh isi kargo/kargo
Rp
• Apabila pada saat menyerahkan
kepada pengangkut, pengirim
menyatakan nilai kargo dalam surat
muatan udara (airway bill)
Ganti kerugian
sebesar nilai kargo
yang dinyatakan
dalam airway bill
50.000,-/kg
 Kargo dinggap hilang setelah 14 hari
kalender terhitung sejak seharusnya
tiba di tempat tujuan
 Apabila kargo diangkut melalui lebih
dari 1 moda transportasi, pengangkut
hanya bertanggung jawab atas
kerusakan sebagian atau keseluruhan
atau atas kehilangan kargo tersebut
selama dalam pengangkutan udara.
8
e. Keterlambatan angkutan udara, terdiri dari :
- Keterlambatan penerbangan (flight delayed);
- Tidak terangkutnya penumpang dengan alasan kapasitas pesawat udara (denied boarding passenger);
- Pembatalan penerbangan (cancelation of flight).
Rincian besaran ganti kerugian
• Keterlambatan penerbangan
1) > 4 jam
Rp 300.000,-/penumpang
2) Ganti kerugian 50% dari ketentuan diatas apabila pengangkut menawarkan tempat tujuan lain yang terdekat dengan
tujuan penerbangan akhir penumpang serta menyediakan tiket penerbangan lanjutan atau tranportasi lain ke tempat
tujuan apabila tidak ada moda transportasi selain angkutan udara.
3) Dalam hal dialihkan ke penerbangan berikutnya atau penerbangan milik Badan Usaha Niaga Berjadwal lain,
penumpang dibebaskan dari biaya tambahan, termasuk up-grading class atau apabila terjadi penurunan kelas atau sub
kelas pelayanan, wajib diberikan sisa uang kelebihan dari tiket yang dibeli kepada penumpang.
9

Ganti kerugian terhadap tidak terangkutnya penumpang berupa:
- Mengalihkan ke penerbangan lain tanpa membayar biaya tambahan;
dan/atau
- Memberikan konsumsi, akomodasi, dan biaya transportasi apabila
tidak ada penerbangan lain ke tempat tujuan.
 Dalam hal terjadi pembatalan penerbangan, pengangkut wajib :
- memberitahukan kepada penumpang paling lambat 7 hari
kalender sebelum pelaksanaan penerbangan;
- wajib mengembalikan seluruh uang tiket yang telah dibayarkan oleh
penumpang;
- pembatalan penerbangan yang dilakukan kurang dari 7 hari
kalender sampai dengan waktu keberangkatan yang sudah ditetapkan (retiming atau rescheduling), pengangkut wajib
melaksanakan ketentuan
pada
huruf e poin 2) dan 3) diatas.
10
Pengangkut dibebaskan dari tanggung jawab atas ganti kerugian akibat
keterlambatan penerbangan apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh
faktor cuaca dan/atau teknis operasional, sbb:
 Faktor cuaca : hujan lebat, petir, badai, kabut, asap, jarak pandang dibawah standar
minimal, atau kecepatan angin melampaui standar maksimal yang mengganggu
keselamatan penerbangan;
•
-
Faktor teknis operasional :
bandar udara untuk keberangkatan dan tujuan tidak dapat digunakan operasional
pesawat udara;
Lingkungan menuju bandar udara atau landasan terganggu fungsinya misal: retak,
banjir, atau kebakaran;
Terjadinya antrian pesawat udara lepas landas (take off), mendarat (landing), atau
alokasi waktu keberangkatan (departure slot time) di bandara; atau
Keterlambatan pengisian bahan bakar (refuelling).
11
f. Kerugian yang diderita oleh pihak ketiga sebagai akibat pengoperasian
pesawat udara, kecelakaan pesawat udara atau jatuhnya benda-benda dari
pesawat udara yang dioperasikan
Pihak ketiga meninggal dunia, cacat tetap, luka-luka & kerugian harta benda
•
Meninggal dunia
•
Cacat tetap
•
Rp 500.000.000,-/orang
 Dinyatakan Cacat tetap total o/ dokter dalam jangka waktu paling
lambat 60 hari kerja sejak kecelakaan
Rp 750.000.000,-/orang
 Dinyatakan Cacat tetap sebagian o/ dokter dalam jangka waktu
paling lambat 60 hari kerja sejak kecelakaan
Sama dengan ganti kerugian bagi
penumpang
pada cacat tetap sebagian
luka-luka dan harus menjalani perawatan di RS, Klinik atau Balai
pengobatan sebagai pasien rawat inap dan/atau rawat jalan
Max Rp 100.000.000,-/orang
12
Kerusakan barang milik pihak ketiga hanya terhadap kerugian yang secara nyata diderita
berdasarkan penilaian yang layak, sbb:
•
Untuk pesawat udara dengan kapasitas sampai dengan 30 seat
Max Rp 50.000.000.000,-
•
Untuk pesawat udara dengan kapasitas lebih dari 30 seat sampai dengan
70 seat
Max Rp 100.000.000.000,-
•
Untuk pesawat udara dengan kapasitas 70 sampai dengan 150 seat
Max Rp 175.000.000.000,-
•
Untuk pesawat udara dengan kapasitas lebih dari 150 seat
Max Rp 250.000.000.000,-
Dasar penetapan ganti kerugian:
c.Tingkat hidup yang layak rakyat Indonesia;
d.Kelangsungan hidup badan Usaha Angkutan Udara;
e.Tingkat inflasi kumulatif;
f.Pendapatan perkapita;
g.Perkiraan usia harapan hidup;
h.Perkembangan nilai mata uang.
13
BAB III. Wajib Asuransi Tanggung Jawab Pengangkut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Wajib diasuransikan kepada perusahaan asuransi dalam bentuk konsorsium
Konsorsium bersifat terbuka untuk semua perusahaan asuransi yang
memenuhi syarat dan perizinan
Penutupan asuransi dan penyelesaian klaim menggunakan jasa
keperantaraan perusahaan pialang asuransi
Wajib lapor kepada Kementerian yang bertanggungjawab di bidang
pengawasan perasuransian
Nilai pertanggungan asuransi sekurang-kurangnya harus = jumlah ganti
kerugian yang telah ditenyukan dalam PM 77 tahun 2011
Premi ditetapkan berdasarkan perhitungan yang layak sesuai prinsip
asuransi yang sehat
Ketentuan pada pasal 16 pada PM 77 2011 ayat 1, 2 dan 3ditetapkan melalui
Keputusan Menteri
14
Penutupan Asuransi
1.
2.
3.
4.
Penutupan asuransi dibuktikan dengan perjanjian penutupan
asuransi
Tata cara dan prosedur penutupan asuransi dilakukan sesuai
dengan Peraturan Perundang-Undangan
Wajib dilaporkan kepada Dirjen Hubud untuk dicatat dan
keperluan evaluasi
Bila terjadi ketidak sesuaian Dirjen dapat meminta penjelasan
kepada pihak terkait serta dilakukan peninjauan kembali perjanjian
penutupan asuransi.
15
Bab IV. Batas Tanggung Jawab Pengangkut

Pada penumpang : dimulai sejak penumpang meninggalkan ruang
tunggu bandara menuju pesawat udara sampai dengan penumpang
memasuki terminal kedatangan di bandar udara tujuan.

Pada Bagasi tercatat : dimulai sejak pengangkut menerima bagasi
tercatat pada saat pelaporan (check in) sampai dengan diterimanya
bagasi tercatat oleh penumpang.

Pada Kargo : dimulai sejak pengirim barang menerima salinan surat
muatan udara dari pengangkut sampai dengan waktu ditetapkan
sebagai batas pengambilan sebagaimana tertera dalam surat muatan
udara (airway bill)
16
Pengangkut tidak dapat dituntut untuk membayar ganti kerugian terhadap:
Meninggal dunia akibat kejadian pada saat proses naik turun dari pesawat
meninggalkan ruang tunggu atau dari pesawat udara menuju ruang kedatangan
bandara tujuan/transit;
2. penumpang dinyatakan cacat tetap sebagian;
3. Kerugian yang diderita oleh pihak ketiga sebagai akibat pengoperasian pesawat udara,
kecelakaan pesawat udara atau jatuhnya benda-benda dari pesawat udara yang
dioperasikan.
1.
Apabila pengangkut dapat membuktikan bahwa:
Kejadian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaian pengangkut atau orang-orang
yang dipekerjakannya atau agen-agennya; atau
8. Kejadian tersebut semata-mata disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian penumpang
sendiri dan/atau pihak ketiga.
7.
Tanggung jawab pengangkut berlaku terhadap pengangkut yang melakukan kegiatan
angkutan udara niaga tidak berjadwal (charter) atau pihak-pihak lain sebagai pembuat
kontrak pengangkutan (contracting carrier) sepanjang tidak diperjanjikan lain dan tidak
bertentangan dengan peraturan PM 77 tahun 2011.
17
Bab V. Persyaratan dan Tata Cara Pengajuan Tuntutan Ganti Kerugian
 Bukti yang dapat digunakan oleh penumpang dan/atau pengirim barang serta pihak ketiga apabila
mengalami kerugian, adalah sebagai berikut:
- Dokumen terkait yang membuktikan sebagai ahli waris sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, tiket, bukti bagasi tercatat (claim tag) atau surat muatan udara
(airway bill) atau bukti lain yang mendukung dan dapat dipertanggungjawabkan;
- surat keterangan dari pihak yang berwenang mengeluarkan bukti telah terjadinya kerugian jiwa dan
raga dan/atau harta benda terhadap pihak ketiga yang mengalami kerugian akibat pengoperasian
pesawat udara.
 Pemberian ganti kerugian diajukan kepada pengangkut yang secara nyata melakukan pengangkutan
udara (actual carrier), apabila pengangkutan udara tersebut dilakukan lebih dari satu Badan Usaha
Angkutan Udara.
 Apabila bagasi tercatat dan/atau kargoditerima penumpang atau orang yang berhak untuk
menerimatidak ada keluhan, maka merupakan bukti bagasi tercatat dan/atau kargo tersebut
diterima dalam keadaan baik sesuai dengan dokumen pada saat diterima.
 Apabila bagasi tercatat dan/atau kargo yang diterima dalam keadaan rusak, musnah dan/atau hilang,
tuntutan terhadap pengagkut diajukan secara tertulis pada saat bagasi tercata diambil oleh
penumpang atau penerima kargo
 Jika terjadi keterlambatan penerimaan bagasi tercatat dan /atau kargo, tuntutan terhadap
pengangkut harus diajukan secara tertulis paling lambat 14 hari kalenderterhitung sejak bagasi
tercatat diterima pemilik bagasi tercatat sesuai tanda bukti bagasi tercatat di terminal kedatangan
atau kargo diterima oleh penerima di tempat yang sudah ditetapkan.
18
Bab VI. Penyelesaian Sengketa
Melalui Pengadilan Negeri di Wilayah NKRI atau
Arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa lain
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
19
Bab VII. Evaluasi, Pelaporan dan Pengawasan
1.
Dirjen melakukan evaluasi setiap 2 tahun dan/atau
2.
Pengangkut dan perusahaan asuransi/ketua konsorsium wajib
menyampaikan laporan berkala setiap 1 tahun sekali atau setiap
terjadi perubahan pertanggungan kepada Dirjen;
3.
Laporan memuat hal sbb:
- data, jumlah dan jenis kepesertaan asuransi;
- lingkup pertanggungan termasuk besaran pertanggungan;
- jumlah klaim yang diajukan dan jumlah klaim yang disetujui; dan
- masa pertanggungan
20
Bab VIII. Sanksi
 Dirjen dapat memberikan sanksi administratif kepada pengangkut, berupa:
-
Peringatan tertulis sebanyak 3 kali berturut-turut dengan tenggang waktu 1 bulan
Pembekuan izin usaha Angkutan Udara Niaga untuk jangka waktu 14 hari kalender
Pencabutan izin usaha
Dengan tidak menghapus tanggung jawab pengangkut terhadap penumpang dan/atau pengirim
barang serta pihak ketiga.
 Dirjen melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tanggungjawab pengangkut;
 Dirjen dapat mengusulkan perusahaan asuransi dan/atau konsorsium asuransi termasuk
penanggungjawabnya kedalam daftar hitam apabila terbukti tidak memenuhi tanggungjawabnya;
 Dirjen melaporkan kepada Menhub untuk kemudian diteruskan kepada Menteri yang melaksanakan
pembinaan dan pengawasan di bidang usaha perasuransian untuk diambil tindakan lebih lanjut.
21
22
Download