peran ibi dalam peningkatan peserta kb iud dan implant di sulawesi

advertisement
Materi Review Tahun 2008
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi kependudukan saat ini baik dalam arti jumlah dan kualitas maupun persebaran
merupakan tantangan yang berat bagi pembangunan bangsa indonesia. Situasi dan kondisi
kependudukan indonesia tersebut, jelas merupakan suatu fenomena yang memerlukan
perhatian dan penanganan secara secara seksama,lebih sungguh-sungguh dan berkelanjutan.
Salah satu upaya yang telah dan perlu dilakukan oleh pemerintah adalah pengendalian jumlah
penduduk dan peningkatan kualitas penduduk melalui program keluarga berencana.
Program KB mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia indonesia
sejahtera disamping program pendidikan dan kesehatan. Undang-undang nomor 10 tahun 1992
tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera menyebutkan
bahwa keluarga berencana adlah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
serta peningkatan kesejahtraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil,bahagia, dan
sejahtera.
Sebagai salah satu program sosial dasar yang sangat penting, pemerintah melalui peraturan
presiden nomor 7 tahun 2005 tentang rencana jangka menengah (RPJMN) tahun 2005-2009
telah menggariskan arah kebijakan program KB Nasiaonal untuk periode lima tahun
mendatang. Dalam RPJMN disebutkan bahwa program KB Nasional merupakan rangkaian
pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas sebagai langkah penting dalam
mencapai pembangunan berkelanjutan. Pembangunan ini diarahkan sebagai upaya
pengendalian kuantitas penduduk melalui keluarga berencana, serta pengembangan dan
peningkatan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas.
Sejalan dengan arah kebijakan RPJMN tersebut, BKKBN telah melakukan reformulasi arah
kebijakan program serta menyelaraskan dengan arah kebijakan pemerintah. Untuk tahun 2008
ini, pembangunan program keluarga berencana nasional dilakukan melalui pelaksanaan empat
program pokok, yaitu (1) program keluarga berencana, (2) program kesehatan reproduksi
remaja, (3) program ketahanan dan pemberdayaan keluarga , dan (4) program penguatan
pelembagaan keluarga kecil berkualitas; serta tiga program pendukung, yaitu (1) program
peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara, (2) program pengelolaan sumber
daya aparatur dan (3) program penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.
Seiring dengan terjadinya reformasi politik pemerintah yang ditandai dengan penerapan sistem
pemerintahan berdasarkan otonomi daerah, terjadi pula pergeseran paradigma dalam
pelaksaan program KB dilapangan yang mempengaruhi gerak dinamis program KB nasional.
Program KB nasional yang diera sebelum disentralisasi menjadi primadona pembangunan
sumber daya manusia terutama peningkatan
kesejahtraan ibu dan anak, sekarang ini
pelaksanaannya menjadi sangat tergantung kepada kebijakan strategis pemangku jabatan yang
ada didaerah. Hal ini tercermin dari belum memadainya komitmen pemerintah daerah
1
Materi Review Tahun 2008
kabupaten/kota dalam pengelolaan program KB yang dapat dilihat dari bervariasinya bentuk
kelembagaan KB maupun dana yang dialokasikan oleh pemerintah daerah Kabupaten/Kota
untuk program KB. Belum memadainya komitmen pemerintah daerah Kabupaten/Kota
dalampengelolaan program KB membawa konsekuensi melemahnya dukungan terhadap
pelaksanaan mekanisme dan sistem operasional program KB dilapngan.
Melemhanya program KB tersebut terlihat dari hasil survey demografi dan kesehatan indonesia
(SDKI) tahun 2007 yang menunjukan bahwa kondisi total fertility rate (TFR) stagnan yaitu sama
dengan hasil SDKI 2002/03 sebesar 2,6. Sedangkan contraseptive prevalency rate (CPR)
walaupun terjadi kenaikan dari 56,7% pada SDKI 2002/03 menjadi 57,4 pada SDKI 2007, namun
tidak memadai untuk menurunkan TFR.
Dengan terjadinya perubahan lingkungan strategis dan agar sejalan dengan era disentralisasi,
reformulasi arah kebijakan program telah dilakukan dan dituangkan kedalam visi, misi, dan
strategis dasar program KB yang baru. Reformulasi arah kebijakan program kedepan ini
diperlukan dalam rangka membangun kembali sendi-sendi program yang oleh berbagai
kalangan disinyalir melemah dalam era disentralisasi saat ini, sehingga kinerja program
diharapkan dapat meningkat dan sasaran-sasaran program KB nasional seperti tertuang dalam
RPJMN 2005-2009 dapat dicapai.
Diterbitkannya peraturan pemerintah (PP) nomor 38 tahu 2008 tentang pembagian urusan
pemerintah antara pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten /kota serta PP
nomor 41 tahu 2008 tentang organisasi perangkat daerah (OPD), maka jelas bahwa keluarga
berencana (KB) dan keluarga sejahtera (KS) merupakan salah satu dari 28 urusan wajib (pasal
7). Hal ini berarti bahwa KB dan KS merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat sehingga
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota wajib menyelenggarakan KB dan KS.
Berkhirnya semester I dan memasuki semester II 2008 maka perlu dilakukan evaluasi untuk
melihat sejauh mana upaya dan hasil pencapaian pelaksanaan program KB nasional yang
dilakukan selama semester I tahun 2008, dibandingkan dengan kebijakan,sasaran, dan
program/kegiatan yang telah direncanakan untuk tahu tersebut. Disamping itu, analisis dan
evaluasi juga dilakukan terhadap pencapaian sasran RPJMN terutama dilihat dari kontrek
kinerja provinsi dan hasil SDKI 2007.
2
Materi Review Tahun 2008
BAB II
VISI, MISI, DAN STRATEGI DASAR
Mengantisipasi lingkungan strategis yang berubah dan sejalan dengan era disentralisasi saat ini,
BKKBN telah merumuskan visi,misi, dan strategi dasar (grand strategy) sebagai acuan dari arah
program KB kedepan. Hal ini diperlukan dalam rangka membangun kembali sendi-sendi
program yang oleh berbagai kalangan disinyalir melemah pada era disentralisasi. Melalui
perumusan kembali arah kebijakan program kedepan, diharapkan kinerja program dapat
meningkat dan sasaran-sasaran program KB nasional sebagaimana tertuang dalamRPJMN 2009
dapat dicapai.
A. Visi
Selaras dengan filosofi BKKBN yang sejak awal diarahkan untuk menggerakan peranserta
masyarakat dalam KB, BKKBN telah menetapkan visi yang baru yaitu: “seluruh keluarga ikut
KB”. Melalui visi ini BKKBN diharapkan dapat menjadi inspirator, fasilisator, dan penggerak
program KB nasional sehingga dimasa depan seluruh keluarga Indonesia menerima ide
keluarga berencana.
Visi ini pada hakekatnya bermakna ganda yaitu: (1) setipa pasangan atau calon pasangan
suamiistri harus sejak dini melakukan perencanaan keluarga secara matang dan
bertanggung jawab sehingga mereka menjadi keluarga-keluarga yang bahagia dan
sejahtera; (2) seluruh anggota keluarga seyogyanya mengikuti program-program yang
merupakan bagian dari program KB yaitu pasangan suami istri mengatur kehamilan dengan
cermat, keluarga yang memiliki anak balita ikut kegiatan posyandu dan bina keluarga balita
(BKB), para remaja mengikuti kegiatan bina keluarga remaja, dan keluarga lanjut usia masuk
kedalam kelompok bina keluarga lansia, serta melakukan peningkatan kesejahtraan bagi
keluarganya.
B. Misi
Misi suatu organisasi pada hakekatnya adalah merupakan tujuan mengapa organisasi itu
dibentuk. Sejak awal BKKBN dibangun untuk mengemban tugas membangun keluarga
Indonesia sebagai keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Untuk itu, maka misi yang
diemban oleh BKKBN tidak lain adalah: “mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera”.
Patut dicatat bahwa Indonesia saat ini adalah Negara dengan jumlah penduduj terbesar
keempat didunia setelah cina, india, dan amerika serikat. Penduduk yang besar, dengan
pertumbuhan tinggi, serta kualitas yang rendah sangat tidak kondusif bagi pembangunan
berkelanjutan ditanah air dan berpotensi bagi semakin terpuruknya status social dan
ekonomi masyarkat dan menyulitkan upaya-upaya pengentasan kemiskinan. Itulah
sebabnya, sejalan dengan upaya-upaya peningkatan kualitas penduduk melalui program
3
Materi Review Tahun 2008
pendidikan, kesehatan, dan pembangunan lainnya, tidak kalah pentingnya adalah upayaupaya untuk melakukan perencanaan keluarga secara cermat sehingga pertambahan dan
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat dihindari dan setiap keluarga dapat
merencanakan kehidupan keluarganya secara cermat dan bertanggung jawab.
C. Strategi dasar
Untuk mewujudkan visi dan misi organisasi, BKKBN telah merumuskan 5 strategi dasar yang
bertujuan untuk memberikan daya ungkit yang besar bagi program KB nasional sehingga
kinerja program dapat menigkat dan sasaran RPJMN 2009 dapat dicapai. Lima strategi dasar
yang dirumuskan oleh BKKBN sebagai arah kebijakan program kedepan adalah sebagai
berikut:
1. Menggerakan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB.
2. Menata kembali pengelolaan program KB
3. Memperkuat SDM operasional program KB
4. Meningkatkan ketahanan dan kesejahtraan keluarga melalui pelayanan KB
5. Meningkatkan pembiayaan program KB
Berbagai sasaran yang mempunyai daya ungkit yang tinggi serta inging dicapai dari masingmasing strategi dasar tersebut sebagai berikut:
1. Menggerakan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB
a. Setiap desa/kelurahan memiliki toga/toma yang melakukan advokasi dan
komunikasi informasi edukasi (KIE) KB.
b. Setiap desa/kelurahan memiliki pembantu Pembina KB desa (PPKBD) yang berperan
aktif sebagai fasilisator KB desa
c. Seluruh desa/kelurahan, terutama di daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan,
mendapatkan pelayanan KB bermutu.
d. Setiap kecamatn memiliki pusat informasi & konseling kesehatan reproduksi remaja
(PIK-KRR) yang aktif.
e. Seluruh tempat pelayanan KB memberikan promosi dan konseling kesehatan
reproduksi.
2. Menata kembali pengelolaan program KB
a. Seluruh unit kerja menerapkan pengelolaan program KB yang terintegrasi dengan
outcome yang jelas.
b. BKKBN menerapkan system informasi yang up-to-date
4
Materi Review Tahun 2008
c.
Setiap BKKBN provinsi mencapai sasaran program KB di wilayahnya
d. Pengelolaan program KB di setiap provinsi mendapat fasilitas, advokasi dan
supervise dari BKKBN pusat.
e. Setiap tingkatan wilayah memiliki jejaring kerja yang aktif dengan mitra kerja
f. Setiap kabupaten/kota memiliki dinas KB yang dikukuhkan perda
3. Memperkuat SDM operasional program KB
a. Setiap desa/kelurahan dilayani oleh tenaga PLKB/PKB yeng terlatih.
b. Setiap kecamatan memiliki tenaga pengelola KB
c. Seluruh petugas KB memenuhi standar kompetensi denga jumlah yang memadai
4. Meningkatkan ketahanan dan kesejahtraan keluarga melalui pelayanan KB
a. Seluru keluarga yang memiliki balita menjadi anggota aktif bina keluarga balita (BKB)
b. Setiap keluarga pra-sejahtera I anggota UPPKS memiliki usaha ekonomi produktif.
c. Setiap kecamatan memilki kelompok percontohan bina keluarga remaja (BKR)
d. Setiap kabupaten/kota memilki kelompok percontohan bina lingkungan keluarga.
5. Meningkatkan pembiayaan program KB
a. programKB memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah.
b. Terciptanya system jaminan pembiayaan program KB terutama bagi rakyat miskin
c. Disetiap kecamatan tersedia alat kontrasepsi swasta dengan harga terjangkau
5
Materi Review Tahun 2008
BAB III
SASARAN DAN KEBIJAKAN PROGRAM
Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas memiliki peran sangat penting
dalam mencapai peningkatan kualitas SDM. Pengendalian kuantitas penduduk merupakan salah
satu prioritas pembangunan karena akan dapat menjamin tercapainya penduduk tumbuh
seimbang di masa yang akan dating. Pengendalian kuantitas penduduk harus dilaksanakan
secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas keluarga kecil yang dilaksanakan
melalui pembangunan keluarga berencana dan bidang pembangunan lainnya.
Pembangunan keluarga berencana nasional merupakan salah satu program social dasar yang
sangat strategis sebagai upaya peningkatan kualitas keluarga yang member peluang dalam
pembentukan sumber daya manusia yang lebih tangguh dan mandiri, serta memberikan
dampak positif terhadap pengendalian kualitas penduduk. Rencana kerja pemerintah tahun
2008 bertujuan untuk memantapkan kelangsungan program dan kelembagaan serta
peningkatan kinerja program di setiap tingkatan wilayah untuk memenuhi permintaan
masyarakat akan pelayanan keluarga berencana yang menyeluruh dan bermutu agar dalam
rangka terwujudnya keluarga berkualitas.
Pelaksanaan program KB nasional tahun 2008 tercermin pada beberapa sasaran yang
ditetapkan sebagai berikut:
a. Sasaran
1. Sasaran rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2004-2009
a) Menurunnya laju pertumbuhan penduduk (LPP) menjadi 1,14%
b) Menurunnya tingkat fertility rate (TFR) menjadi 2,2 anak
c) Meningkatnya peserta KB aktif (PA) pria menjadi 4,5% terhadap total PA
d) Menurunnya need menjadi 6%
e) Meningkatnya pendewasaan usia perkawinan menjadi 21 tahun.
f) Meningkatnya pengguna metode kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien (REE)
g) Meningkatnya keluarga pra sejahtra dan keluarga sejahtra I dalam usaha ekonomi
produktif
h) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam pelayanan program KB nasional
2. Sasaran rencana kerja pembangunan (RKP) tahun 2008
a) Meningkatnya peserta KB aktif menjadi sekitar 29,5 juta dan pesrta KB baru sekitar
6,6 juta.
b) Meningkatnya partisipasi pria dalam ber-KB menjadi sekitar 3,6 persen dari pesrta
KB aktif
c) Meningkatnya persentase remaja yang memperoleh informasi tentang kesehatan
reproduksi menjadi sekitar 85 persen dan jumlah pusat informasi dan konseling
kesehatan reproduksi remaja (PIK-KRR) mejadi 2.430 buah dengan jumlah pendidik
sebaya sebanyak 2.430 orang dan konselor sebaya sebanyak 1.215 orang
6
Materi Review Tahun 2008
d) Meningkatnya persentase keluarga balita yang aktif melakukan pembinaan tumbuh
kembang anak melalui kelompok BKB menjadi sekitar 45 persen dari anggota
e) Meningkatnya persentase keluarga remaja yang aktif dalam kegiatan kelompok BKR
menjadi sekitar 38 persen dari anggota
f) Meningkatnya persentase keluarga lansia yang aktif dalam kegiatan kelompok BKL
menjadi sekitar 41 persen dari anggota
g) Meningkatnya persentase keluarga pra-S dan KS-I anggota UPPKS yang berusaha
menjadi sekitar 57 persen dari keluarga pra-S dan KS-I anggota UPPKS
h) Terbentuknya kelompok percontohan PKLK sebanyak 1 kelompok setiap
kabupaten/kota
i) Meningkatnya jumlah tempat pelayanan KB non pemerintah menjadi 57.500
j) Jumlah petugas lapangan tingkat kecamatan dan desa menjadi 26.500 petugas
k) Terlaksananya advokasi dan KIE tentang program KB nasional yang dilakukan
toga/toma disebanyak 14.300 desa/kelurahan
b. Kebijakan
Sesuai dengan prioritas pembangunan nasional, arah kebijakan pembangunan keluarga kecil
berkualitas adalah:
1. Meningkatkan akses informasi dan kualitas pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi bagi keluarga dalam merencanakan kehamilan yang tidak
diinginkan, khususnya bagi keluarga rentan, yaitu keluarga miskin, berpendidikan
rendah, terpencil, dan tidak terdaftar
2. Meningkatkan akses pria terhadap informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
3. Meningkatkan pembinaan dan status kesehatan perempuan dan anak
4. Pembinaan pelayanan KIE dan pelayanan kesehatan reproduksi guna penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi
5. Meningkatka pembinaan dan mengintegrasikan informasi dan pelayanan konseling bagi
remaja tentang kehidupan seksual yang sehat, HIV/AIDS, NAPZA, dan perencanaan
perkawinan melalui kegiatan pembinaan kelompok remaja dan institusi masyarakat
lainnya
6. Meningkatkan
ketahanan
keluarga
dalam
kemampuan
pengasuhan
penumbuhkembangan anak, pembinaan kesehatan ibu, bayi, anak, dan remaja, serta
pembinaan lingkungan keluarga secara terpadu melalui kelompok kegiatan bina
keluarga dan pendidikan usia anak dini
7. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga dalam kegiatan usaha ekonomi
produktif, termasuk pengetahuan dan keterampilan usaha, serta fasilitas dalam
mengakses sumber modalnya.
8. Memaksimalkan upaya-upaya advokasi, promosi dan KIE keluarga berencana dan
pemberdayaan keluarga untuk peneguhan dan kelangsungan serta pembinaan
kemandirian institusi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan KB dan;
7
Materi Review Tahun 2008
9. Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen pembangunan keluarga berencana,
termasuk pengelolaan SDM, data dan informasi, pengkajian, penelitian dan
pengembangan, serta bimbingan dan pengawasan program.
8
Materi Review Tahun 2008
BAB IV
UPAYA DAN KEGIATAN STRATEGIS SEMESTER PERTAMA
TAHUN 2008
Upaya program dan kegiatan yang dilakukan pada semester pertama tahun 2008 secara umum
adalah melakukan konsolidasi dan penyegaran kembali komitmen terhadap program KB
nasional pada seluruh penyelenggara Negara, stakeholder terkait, dan mitra kerja program.
secara khusus, upaya program yang dilakukan adalah dengan merancang, menyusun, dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan strategis sebagaimana yang telah diamanatkan dalam RPJMN
2004-2009 dan rencana kerja pemerintah tahun 2008 maupun kontrak kinerja provinsi (KKP)
tahun 2008.
Upaya pelaksanaan program dan kegiatan tersebut bertujuan untuk pemantapan kelangsunagn
program dan kelembagaan, peningkatan kinerja program disetiap tingkatan wilayah, serta
pemenuhan permintaan masyarakat akan pelayanan keluarga berencana yang menyeluruh dan
bermutu dalam rangka membantu terwujudnya keluarga membantu terwujudnya keluarga kecil
berkualitas. Gambaran pelaksanaan kinerja program KB nasional yang merupakan pelaksanaan
rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2008 meliputi empat program pokok, yaitu (1) program
keluarga berencana, (2) program kesehatan reproduksi remaja, (3) ketahanan dan
pemberdayaan keluarga, dan (4) program penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas.
1. Program KB-KR
1) TKBK
2) Pengembangan & Pembinaan PIK-KRR pembentukan PIK-KRR di Kecamatan
a) Konsel
b) Konawe
c) Kolut
d) Kota Kendari
e) Muna
f) Konut
3) Promosi MOP
4) Pemetaan Potensi Wilayah KB Pria
5) Promosi KB Pria Wilayah Legok
9
Materi Review Tahun 2008
2. Program KS-PK
1) Pembinaan Program KS-PK di Kab./Kota
2) Pertemuan Advokasi dan KIE Tk. Nasional
3) Pengadaan Leaflet
4) Kegiatan Kemitraan Media Elektronik dan Cetak
5) Pertemuan Forum LSOM untuk Advokasi Program KB Kasional Tk. Provinsi
6) TNI Manunggal KB-Kes
7) Temu Kader IMP Tk. Nasional
8) Temu Kader IMP Tk. Regional
9) Forum Pertemuan Keluarga Harmonis Tk. Nasional
10) Harganas Tk. Nasional
11) Harganas Tk. Provinsi
12) Gelar Dagang UPPKS Tk. Nasional
13) Forum Pertemuan Bina Keluarga Tk. Provinsi
3. Program IKAP
1) Pendataan Keluarga
2) Pengadaan Formulir RR
3) Bintek RR
4) Biaya Oprs. PPLKB, PLKB, PPKBD dan Sub PPKBD
4. Program Balatbang
A. Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Program KB Nasional
1) Penelitian tentang pencapaian program MS
2) RPJM Provinsi
3) Sosialisasi hasil penelitian
4) Bimb. Jejaring penelitian/jejaring kerja Provinsi
5) Peningk. Kapasitas SDM Kasi. Balt. Di Semarang
10
Materi Review Tahun 2008
6) Peningk. Kapasitas SDM Kasi./Wi di Jakarta
7) OR. Pengemb. Model penelitian serta kajian
8) Memfasilitasi dan membantu pelaks. Program
9) Pelathn. Manajemen usaha angg. Kelp. UPPKS
B. Pengemb. Dan Peningk. Kapasitas Program
1) Adm. Program
2) Pengelola Program
3) Penyelenggaraan ceramah/diskusi/seminar/sarasehan
4) Pengembangan dan pengadaan sarana pelatihan
C. Pengembangan Kelembagaan
1) Pelath. Pengel. dan pelaksana tentang BKB
2) Pelath. Toga Toma tentang bina keluarga
3) Pelath. KRR bagi konselor sebaya
4) - Konsultasi ke Jakarta (Kepala)
- Konsultasi ke Jakarta (Kabalatbang)
- Kobid. Kabalatbang
5) Pelath. KRR bagi pendidik sebaya
6) Pelath. Tehnis motivasi dan KIE bagi JKK
7) Pelath. Tehnis penunj. Bagi pengel. prog.
8) Pelat. Medis tehnis bagi pemberi pelayanan
9) TOT ketahanan keluarga berwawasan gender
10) Orientasi represing prog. bagi pet. Lapangan
11) Pelath. Keg. BLK bagi petugas dan koselor
12) Diklat PIK KRR percontohan
11
Materi Review Tahun 2008
BAB V
HASIL-HASIL PELAKSANAAN PROGRAM SEMESTER I
TAHUN 2008
A. Pencapaian sasaran
Telaah pelaksanaan program KB Nasional semester I tahun 2008 di fokuskan kepada sasaran
yang di tetapkan melalui forum Rapat Kerja Daerah Maret 2008, sebagai berikut :
1. Peserta KB Baru (PB)
a. Pencapaian Peserta KB Baru terhadap PPM PB
Pada tahun 2008 ini, Perkiraan Permintaan Masyarakat untuk menjadi Peserta KB
Baru (PPM-PB) secara Provinsi sebanyak 55.750 peserta. Jumlah ini di alokasikan
kepada 12 Kab./Kota di seluruh Sulawesi Tenggara sebagai salah satu kesepakatan
Rakerda 2008.
Pada semester I tahun 2008 ini jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang berhasil
dilayani sebagai peserta KB Baru tercatat sebanyak 40.865 peserta atau 73,30 % dari
PPM PB. Bila dibandingkan dengan pencapaian PB tahun 2007 pada periode yang
sama baik secara absolut lebih rendah dari keadaan tahun 2008 yaitu secara absolut
sebesar 41.489 peserta dengan presentase sebesar 76,41 % atau 634 peserta.
Bila dilihat menurut Kab./Kota, mayoritas Kab./Kota pencapaiannya ,asih dibawah 50
% yaitu Kab. Bombana dan Kab. Buton Utara (terlampir).
Melihat kondisi pencapaian peserta KB Baru selama satu semestar atau 8 bulan
maka untuk 3 bulan kedepan (Oktober, Nopember dan Desember) diperlukan
upaya-upaya maksimal yang mempunyai daya ungkit besar sehingga sasaran peserta
dapat dicapai.
b. Peserta KB Baru Pria
Peserta KB Baru pria merupakan salah satu sasaran kinerja yang tetap di sepakati
oleh masing-masing Kab./Kota yang pada tahun 2008 ini ditetapkan sebanyak 1.840
peserta dengan perincian MOP sebesar 90 peserta dan Kondom sebanyak 1.750
peserta.
PUS yang suaminya berhasil diajak menjadi peserta KB Baru pria pada semester I
tahun 2008 ini sebanyak 2.036 atau 110,65 % dari PPM-PB Pria. Bila dibandingkan
dengan tahun 2007 bulan yang sama pencapaian PB Pria tahun 2008 lebih besar dari
pencapaian tahun 2007 (MOP 66 : 37 Kondom, 1770 : 1601)
12
Materi Review Tahun 2008
Apabila dilihat menurut Kab./Kota baru 3 Kabupaten yang memperoleh Peserta KB
Pria (Konawe : 1, Buton : 43 dan Konsel : 22 peserta) sedangkan 9 Kab./Kota sampai
semester I tahun 2008 ini belum memperoleh peserta Kb Baru Pria (terlampir).
c. Peserta KB Aktif
Pembinaan peserta KB aktif sampai dengan bula Agustua 2008 sebesar 260.453
peserta atau 111,937 % dari PPM PA sebanyak 237.750 peserta dan PA/PUS sebesar
63,73 %.
Bila dilihat berdasarkan Kab./Kota untuk % PPM PA yang tertinggi adalah Kab.
Wakatobi sebesar 132,59 % dan yang terendah adalah Kota Kendari sebesar 74,82
%.
Sedangkan % PA/PUS yang tertinggi Kab. Konawe Utara sebesar 76 % dan terendah
Kota Kendari sebesar 45,80 % (terlampir).
d. Pencabutan Implant
Sampai akhir semester I (bulan Agustus 2008) perkembangan yang dicabut menurut
laporan F/II/KB (laporan klinik KB) sebanyak 1.739 peserta atau 99,94 % dari sasaran
yang di sepakati pada Rakerda Maret 2008 berdasarkan dana yang tersedia dalam
DIPA 2008 sebesar 1.740 peserta.
Jika di lihat persebaran di Kab./Kota yang terendah adalah Kab. Kolaka Utara sebesar
7 % dan sasaran yang tertinggi adalah Konawe Utara sebesar 320 % (terlampir).
Namun bila dilihat dari Jumlah peserta Implant yang aka di cabut pada tahun 2008
sebesar 8.890 peserta sedangkan yang sedang di cabut sebesar 1.735 peserta atau
19,56 %.
e. Unmet Need
Berdasarkan hasil analisis data laporan F/II/KB dan F/I/Dal sampai bulan Agustus
2008, presentase jumlah wanita yang sedang Tidak Ingin Anak Lagi dengan masih
Ingin Punya Anak Tapi di Tunda dan tidak menggunakan salah satu kontrasepsi 16,53
%. Sementar itu bila dibandingkan dengan presentase Unmet Need tahun 2007
bulan yang sama sebesar 17,03 % berarti mengalami penurunan.
Kondisi unmet Need pada setiap Kab./Kota sangat bervariasi, mulai dari yang paling
rendah di Kab. Wakatobi (8,74 %) sampai yang tertinggi Kab. Konsel sebesar 25,21 %.
Memperhatikan perkembangan Unmet Need tahun 2008 ini dan sasaran RPJM
tahun 2009 sebesar 6 %, maka diperlukan upaya-upaya yang mempunyai daya
ungkit yang tinggi antara lain peningkatan informasi dan pelayanan KB sehingga
dapat di turunkan paling tidak dapat mencapai 10 % atau dibawahnya (terlampir).
13
Materi Review Tahun 2008
f. Perkembangan SKPD-KB Kab./Kota sesuai PP No. 41 Tahun 2007
Nomenklatur
No.
Kab/Kota
PP No. 41 Tahun 2007
Dasar Hukum
Kab. Kolaka
Badan KB & Pemberdayaan
Perempuan
Perda No. 38/2007;
1
Kab. Konawe
Badan KB dan Pemberdayaan
Perempuan
Perda No. 13/2007;
2
Kab. Muna
Badan Pemberdayaan Perempuan
dan KB
Perda No. 16/2007;
3
Badan Koordinasi KB dan
Pemberdayaan Perempuan
Perda No. 7
4
Kab.Buton
22 Nop. 2007
31 Des 2007
13 Des. 2007
tahun 2007
5
Kota Kendari
Badan Pemberdayaan Masyarakat
& KB
Perda No. 8/ 2008;
6
Kota Bau-Bau
Badan KB & Pemberdayaan
Perempuan
Perda No. 3/ 2008;
Perda No. 12/ 2007;
17 Maret 2008
20 Januari 2008
7
Kab. Konawe Selatan
Badan KB & Pemberdayaan
Perempuan
8
Kab. Wakatobi
Badan KB & Pemberdayaan
Perempuan
Raperda
9
Kab. Kolaka Utara
Badan KB dan Pemberdayaan
Perempuan
Raperda
10
Kab. Konawe Utara
Badan KB dan Pemberdayaan
Perempuan
Perda No. 4 tahun
2008
Kab. Bombana
Badan Pemberdayaan Perempuan
dan KB
11
12
Kab. Buton Utara
Badan Pemberdayaan Perempuan
& KB
14
19 Des. 2007
Perda No. 7 tahun
2008
27 Juli 2008
Perda No. 5 tahun
2008
Materi Review Tahun 2008
g. Realisasi Anggaran
Dana yang tersedia pada tahun 2008 untuk Program KB Nasional Prop. Sultra
sebesar Rp. 12.612.708.000.- di gunakan untuk pembiayaan; (1) Program Keluarga
Berencana (2) Program Reproduksi Remaja (3) Program Ketahanan dan
Pemberdayaan Keluarga (4) Program Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil
Berkualitas (5) Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara
(6) Program Pengelolaan Sumber Daya Aparatur dan (7) Program Penyelenggaraan
Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan.
Secara Provinsi sampai dengan Bulan Agustus 2008 realisasi Anggaran (RK+RM)
sebanyak Rp. 8.227.917.725.- atau 65,24 % dari dana yang tersedia sebesar Rp.
12.612.708.000.
BKKBN Provinsi, relisasi anggaran sebesar Rp. 6.466.447.725.- atau 69,24 % dari
pagu DIPA sebesar Rp. 9.339.665.000.-

Untuk OPD-KB Kab./Kota dari pagu DIPA untuk seluruh OPD-KB sebesar Rp.
3.273.043.000.- telah terealisasi sebesar Rp. 1.761.471.000.- atau 53,82 %
(Terlampir)
15
Materi Review Tahun 2008
BAB VI
KESIMPULAN
1. Secara absolut pencapaian peserta KB Baru sampai bulan Agustus 2008 ini baik secara absolu
maupun secara persentase mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pencapaian PB
bulan Agustus 2007 yaitu 40.865 (73,30 %0 berbanding 35.892 ( 66,10 %) terhadap PPM PB. Bila
pencapaian ini kita pertahankan, rasa optimis kita untuk mencapai PPM PB kita akan capai. Kondisi
ini menunjukan adanya semangat kita dalam rangka percepatan pencapaian program.
2. Persentase pencapaian peserta KB Baru menurut mix kontrasepsi terhadap PPM PB masing-masing
kontrasepsi sampai bulan Agustus 2008 ini terutama unntuk MOP, Kondom ( PB Pria ), IUD,MOW
dan Implant juga mengalami peningkatan bila dibanding dengan periode yang sama pada tahun
2007
3. Data dan informasi sebagai salah satu bahan yang sangat diperlukan dalam penyusunan rencana,
pengendalian, dan evaluasi masih sangat lemah baik dilihat dari cakupan maupun kualitasnya. Hal
ini terlihat dengan peningkatan CPR yang dilaporkan tidak diikuti dengan penurunan TFR
4. Pembentukan SKPD-KB Kab/Kota sesuai PP/41 tahun 2007 dari 12 Kab/Kota, yang sudah
dikukuhkan dengan PERDA sebanyak 10 Kab/Kota, sedang 2 Kab masih tahap Ranperda ( Wakatobi
dan Kolut)
SARAN
1. Meningkatnya penggarapan program dengan semangat percepatan pencapaian
2. Program terutama dalam upaya mengajak pasangan usia subur untuk ber KB dengan
memperhatikan segment-segment sasaran
3. Melanjutkan pola penggarapan KB Pria yang telah berhasil memningkatkan pencapaian peserta
KB Baru Pria
4. Meningkatkan dan memperkuat jejaring kerja pada semua tingkatan wilayah melalui forumforum pertemuan yang sudah ada dan sekaligus dapat diajak sebagai tenaga motivator
dilapangan.
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas data dan informasi dengan sistim RR yang baru.
6. Bagi daerah-daerah yang pecapaian peserta KB masih dibawah standar (rata-rata) Provinsi perlu
mengintensifkan KIE dan memperluas jangkauan penggarapan program
16
Download