PENINGKATAN KUALITAS - BPKRI

advertisement
PENINGKATAN KUALITAS
PENGELOLAAN APBN
UNTUK MEMPERTAHANKAN OPINI
“WAJAR TANPA PENGECUALIAN”
DRS. J. WIDODO H. MUMPUNI, MBA, AK
AUDITOR UTAMA KEUANGAN NEGARA III
BPK RI
Pokok Bahasan
-
-
-
Latar Belakang
Dasar Hukum Pemeriksaan LK BKKBN Tahun 2013 oleh
BPK RI
Jenis Opini
Dasar Penetapan Opini
Flowchart Penetapan Opini
Perkembangan Opini LK BKKBN 2008-2012 serta
Permasalahan yang mempengaruhi Opini pada masingmasing tahun Laporan Keuangan
Langkah-langkah perbaikan opini
2
Latar Belakang



Era Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara
diterbitkannya tiga paket UU (UU No. 17 th 2003 ttg
keuangan negara, UU No. 1 th 2004 ttg
perbendaharaan negara dan UU No. 15 th 2004 ttg
pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan negara
Amanat dari tiga paket UU keuangan negara bahwa
pengelolaan keuangan negara harus transparan dan
akuntabel
Konsekuensi UU No 17 Th 2003 Ps. 6 (2b):
Menteri/Pimpinan Lembaga wajib menyusun &
menyampaikan Laporan Keuangan pada Menteri
Keuangan
3
AKUNTABILITAS PUBLIK
PENGELOLAAN DANA PUBLIK
ACCOUNTABLE
T
R
A
N
S
A
K
S
I
PEMBUKUAN
L
A
P
O
R
A
N
K
E
U
A
N
G
A
N
Pemeriksaan
Keuangan dan
Kinerja
OPINI
WAJAR
EFEKTIF
EFISIEN
BPK RI
EKONOMIS
DASAR HUKUM PEMERIKSAAN LK BKKBN
OLEH BPK RI




Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan;
5
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
Jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK:
1. Pemeriksaan Keuangan, untuk menilai kewajaran
Laporan Keuangan menghasilkan Opini
2. Pemeriksaan Kinerja, untuk menilai ekonomi,
efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan
negara menghasilkan kesimpulan dan
rekomendasi
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, untuk
mereviu/menguji suatu kegiatan tertentu/khusus
menghasilkan kesimpulan
Tujuan Pemeriksaan LK Kementerian


Tujuan Pemeriksaan LK adalah untuk
menilai apakah LK Kementerian/Lembaga
disajikan secara wajar sebagai hasil operasi
dan perubahannya sesuai PABU
Menilai apakah pengelolaan dan
pertanggungjawaban dilakukan secara
tertib, taat perundangan, transparan dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan
Prinsip Pelaporan Keuangan
1. Laporan keuangan disajikan secara:
 Wajar dan menyeluruh
 Taat pada peraturan perundang-undangan
 Pemanfaatan sumber daya ekonomi
 Pencapaian kinerja keuangan kementerian/negara
2. Komparabilitas
3. Konsistensi
4. Pengungkapan memadai
5. Catatan/informasi tambahan yang signifikan dan
diperlukan dan merupakan satu kesatuan dengan
pelaporan keuangan
Jenis Opini
a)
b)
c)
d)
e)
Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan (unqualified with modification
wording)
Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Tidak Wajar (adverse opinion)
Menolak Memberikan Pendapat atau Tidak Dapat
Menyatakan Pendapat (disclaimer opinion)
9
Pasal 16 UU No. 15 Tahun 2004
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
Opini merupakan pernyataan profesional
pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan
yang didasarkan pada kriteria:
kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan,
kecukupan pengungkapan (adequate disclosure),
kepatuhan perundang-undangan,
efektivitas sistem pengendalian intern
10
Perkembangan Opini Laporan Keuangan
BKKBN Tahun 2008 s.d 2012 (lanjutan)
Tahun
WTP
WTP
Paragraf
Penjelasan
WDP
Disclaimer
Adverse
2008
-
-
V
-
-
2009
V
-
-
-
-
2010
-
-
V
-
-
2011
-
V
-
-
-
2012
V
-
-
-
-
2013
?
?
?
?
?
11
Opini 2008: WDP
Wajar dengan pengecualian terhadap:
1.
Aset Tetap
Saldo aset tetap per 31 Desember 2008 Rp122.094.858.521,00
merupakan aset tetap neraca awal tahun 2004, yang sebagiannya
sebesar Rp66.754.619.287,00 atau 54,67% belum dilakukan
revaluasi
2.
Investasi jangka panjang
Jumlah saldo investasi jangka panjang–dana bergulir per 31
Desember 2008 sebesar Rp43.970.000.000,00 merupakan hasil
koreksi audit BPK, namun nilai tersebut belum dapat diyakini
kewajarannya karena adanya kelemahan pengendalian intern atas
pengelolaan dana bergulir serta tidak terdapat pencatatan atas
nilai pengembangan dan ketidaktertagihan dana bergulir
12
Opini 2009: WTP
Hal yang masih harus diperhatikan:
1. Penyesuaian atas nilai aset tetap jika BKKBN telah
melakukan inventarisasi dan penilaian kembali yang
diperoleh sebelum tanggal 31 Desember 2004
2. Dana Bergulir jika BKKBN telah melakukan
inventarisasi total dana yang telah digulirkan
beserta dengan bunga/biaya administrasi yang
diperoleh sejak tahun 2006 sampai dengan 2008
berikut dana yang tidak dapa t ditagih
13
Opini 2010: WDP
Wajar dengan pengecualian terhadap:
1.
Piutang bukan pajak
Sistem pencatatan piutang bukan pajak BKKBN belum memadai untuk
meyakinkan kelengkapan dan keakuratan piutang yang dilaporkan,
sehingga nilai piutang BKKBN yang berasal dari dana bergulir dalam LK
Tahun 2010 sebesar Rp6.080,43 juta tidak dapat memberikan gambaran
tingkat kolektibilitas piutang dana bergulir dan rincian debitur yang
terkait.
2.
Aset Tetap
Aset Tetap sebesar Rp837.473,50 juta didalamnya termasuk aset hasil IP
DKJN namun BKKBN belum dapat menelusuri adanya selisih lebih
pencatatan AT sebesar Rp20.540,84 juta dan selisih kurang pencatatan
sebesar Rp 14.184,95 juta .
14
Opini 2011: WTP-DPP
WTP dengan Paragraf Penjelas yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1.
Aset Tetap
Aset Tetap BKKBN per 31 Desember 2011 adalah senilai Rp886.614,56
juta. Dari jumlah tersebut, terdapat kurang koreksi senilai Rp12.019,03
juta dan lebih koreksi senilai Rp13.320,02 juta atas hasil penilaian dan
inventarisasi. BKKBN belum dapat menelusuri selisih tersebut lebih lanjut
2. Piutang Bukan Pajak-Dana Bergulir
Pada tahun 2011, BKKBN telah melakukan inventarisasi kembali dana
bergulir yang digulirkan pada periode 22 Juli 2008 s.d. 31 Agustus 2009,
angsuran dana bergulir s.d. 31 Desember 2011, piutang tertagih dan
piutang tak tertagih serta menyajikannya dalam Neraca per 31 Desember
2011. BKKBN juga telah melakukan mapping pencatatan Aset Tetap untuk
menelusuri perbaikan yang telah dilakukan atas hasil inventarisasi dan
penilaian kembali Aset Tetap walaupun belum menyeluruh.
15
Opini 2012: WTP
Hal yang masih harus diperhatikan:
1.
2.
3.
Sistem administrasi dan pertanggungjawaban belanja barang
belum tertib
Sistem penatausahaan Aset Tetap terutama aset rusak berat
dan penghapusan masih harus ditingkatkan
Penyelesaian Kerugian Negara yang Bersumber Dari
Pengawasan/Pemeriksaan Aparat Fungsional di Lingkungan
BKKBN Harus Ditingkatkan
16
OPINI 2013……?
Hal-hal yang Perlu Mendapat Perhatian
1.
2.
Penerapan kebijakan akuntansi penyusutan AT .
Bagaimana dg AT yg belum selesai di IP?
Peningkatan pengendalian dan
pertanggungjawaban anggaran Belanja Barang
dan Jasa dan Belanja Modal . Belanja barang
jumlahnya 83% dari keseluruhan belanja
BKKBN, khususnya:
Belanja alkon dan Alkes, anggaran di th 2013
jumlahnya hampir 500 milyar agar perencanaan
dan pelaksanaannya sesuaikan dg peraturan
perundang-undangan.
Lanjutan …….
Belanja yang diserahkan ke SKPD – KB (dana
cukilan) . Anggaran cukup beresiko, rentang
kendali yang cukup jauh, PPK di BKKBN
Provinsi namun pelaksanaan anggaran di SKPD
KB Kab/Kota.
3.
Pajak bendahara agar di pungut dan disetorkan
sesuai dg ketentuan yg berlaku.
Temuan kerugian negara segera di buatkan
SKTJM nya untuk mendapatkan kepastian
pengembalian dan mempermudah TL
Strategi dan Rencana Tindak
(Action Plan) BKKBN:
1.
2.
3.
Komitmen, kesadaran dan rasa tanggungjawab
yang tinggi dari seluruh pimpinan dan pegawai
BKKBN untuk mempertahankan opini WTP.
Kesadaran yang tinggi untuk menaati
ketentuan/aturan yang berlaku mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan
pertangungjawaban
Perbaikan berkelanjutan untuk setiap tahap mulai
dari perencanaan sd pertangungjawaban di
seluruh satker baik untuk satker yg ada temuan
maupun yg tidak
4.
5.
6.
7.
Koordiansi yang baik antar BKKBN dengan instansi
lain seperti Menkeu
Peningkatan kapasitas SDM dengan pendidikan dan
pelatihan yang berkesinambungan serta sosialisasi
atas aturan-aturan baru
Rekonsiliasi internal mengenai keuangan dan aset
secara periodik, antar satker di eselon I dan atar
eselon I
Menetapkan dan melaksanakan langkah-langkah
kongrit untuk menyelesaikan rekomendasi BPK
Terima Kasih
22
Download