- Free Documents

advertisement
RINGKASAN RUMUSAN PANCA YADNYA Pokokpokok Ajaran Panca Yadnya
Panca Yadnya adalah lima macam korban suci yang patut dipersembahkan oleh umat Hindu
kepada Ida Sang Hyang Whidi Wasa beserta menifestasinya. Tujuannya adalah untuk
mewujudkan sradha atau keyakinan, menyampaikan rasa hormat,memohon
kesucian,perlindungan,dan menyampaikan rasa syukuratas rahmat yang dianugrahkan Nya.
Yadnya merupakan realisasi dari ajaran Tri Rna, yaitu tiga macam hutang yang kita miliki
dalam hidup dan kehidupan ini. Umat manusia akan merasa berdosa dalam hidup ini, jika
tidak membayar hutanghutang tersebut.Cara atau upaya untuk membayar Rna
hutanghutangtersebut dijelaskan melalui Panca Yadnya.
.PENJELASAN PANCA YADNYA
Penjelasan tentang pelaksanaan Panca Yadnya dalam sastra sastra Agama Hindu terdiri
dari berbagai macam, namun pada hakekatnya memiliki pengertian sama. Untuk
menghindari terjadinya salah penafsiran dan, pengertian maka dipandang prlu diketahui
penjelasan Panca Yadnya yang benar menurut kitab suci Weda maupun kitab sastra agama
yang ada. Penjelasanpenjelasan tentang Panca Yadnya tersebut antara lain sebagai berikut
a Kitab Sathapata Brahmana
Kitab Sathapata Brahmana adalah bagian dari Reg Weda. Kitab ini berisi penjelasan Panca
Yadnya, yaitu . Bhuta Yadnya adalah yadnya yang dipersembahkan kepada para bhuta. .
Manusa Yadnya adalah persembahan berupa makanan yang ditujukan kepada orang lain
atau sesama manusia. . Pitra Yadnya adalah yadnya yang ditujukan kepada para leluhur
yang disebut swadha. . Dewa Yadnya adalah persembahan kehadapan para dewa yang
disebut swaha. . Brahma Yadnya adalah persembahan yang dilaksanakan dengan
memplajari pengucapan ayatayat suci Weda.
yaitu persembahan dengan melakukan astangga yoga untuk mencapai hubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa. antara lain . . jnana yajnas ca yatayah samstia vratah Artinya Ada
yang mempersembahkan harta.ada yoga dan yang lain pula. swadhyaya.yajnas tathapare.
menghaturkan tarpana dan air adalah kurban untuk para leluhur. Jnana Yadnya. Dalam
sloka ini menyebutkan penjelasan tentang Panca Yadnya yang agak berbeda. persembahan
dengan minyak. III. yaitu persembahan yang dilakukan dengan berdana punia harta benda.
mempersembahkan ilmu dan pendidikan budi.b Kitab Bhagawadgita IV. susu adalah kurban
untuk para Dewa. Swadyaya Yadnya. Dravya Yadnya. . persembahan dengan bali. . ada
tapa. Artinya Mengajar dan belajar adalah yadnya bagi Brahmana. . yaitu persembahan
berupa pantangan untuk mengendalikan indria. pikirkan yang terpusat dan sumpah berat.
Tapa Yadnya. c Kitab Manawa Dharmasastra Di dalam kitab Manawa Dharmasastra
dijelaskan penjelasan tent ng pelaksanaan a yadnya sebagai berikut Adhyapanam brahma
yadnyah pitr yadnyastu tarpanam Homodaiwo balbhaurto nryajno tithi pujanam Manawa
Dharmasastra. menjelaskan tentang penjelasan Panca Yadnya sebagai berikut
Dravyayadnas tapo yajna yoga. Yoga Yadnya. . yaitu persembahan berupa pengendalian diri
dengan belajar sendiri langsung kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. yaitu melaksanakan
persembahan berupa ilmu pengetahuan. adalah kurban untuk para bhuta dan penerimaan
tamu dengan ramah tamah adlah kurban untuk manusia.
Nara Yadnya adalah yadnya yang berupa penerimaan tamu dengan ramah tamah. . .
Brahma Yadnya adalah persembahan yang dilaksanakan dengan belajar dan Mengajar
secara penuh keikhlasan. adalah yadnya dengan menghormati Brahmana. . Prahuta.Dalam
penjelasan sloka ini penjelasan tentang pelaksanaan Panca Yadnya adalah sebagai berikut .
I. yaitu menerima tetap Brahmana secara hormat seolaholah menghaturkan kepada api yang
ada dalam tubuh Brahmana dan prasita adalah persembahan terpana kepada para pitara.
Prasita.Brahmahuta. brahmanyam hutam dwija gryarca prsitam pitr tarpanam Manawa
Dharmasastra. Pitra Yadnya adlah persembahan dengan menghaturkan tarpana dan air
kepada leluhur. yaitu persembahan mengucapkan doadoa suci Weda. Penjelasan
pelaksanaan Panca Yadnya berdasarkan sloka ini adalah sebagai berikut . Japa huto huto
homah prahuto bhautiko balih. huta persembahyangan homa. . . adalah persembahan
dengan api homa. Bhuta Yadnya adalah persembahan yang dilaksanakan dengan upacara
baliKepada para bhuta. Dewa Yadnya adalah persembahan yang dilaksanakan dengan
menghaturkan dan susu kehadapan para dewa. prahuta adalah upacara bali yang
dihaturkan di atas tanah kepada para bhuta. Brahmahuta. . Huta. . . . adalah persembahan
berupa upacara bali kehadapan para bhuta. Ahuta. Artinya Ahuta adalah pengucapan dari
doa W eda. adalah yadnya dengan mempersembahkan tarpana kepada para pitara.
Sedangkan pelaksanaan Panca Yadnya dalam sloka dijelaskan sebagai berikut
Swadhyayanarcayet samsimnhomair dewanyathawidhi. . Berdasarkan penjelasan dari sloka
kitab Manawa Dharmasastra tersebut. sembahyang kepada para rsi dengan mengucap
Weda.antar lain sebagai berikut . Manawa Dharmasastra. . d Kitab Gautama Dharmasastra
Penjelasan tentang yadnya juga dapat kita temui di dalam kitab Gautama
Dharmasastra.Uraian pengertian dan penjelasan tenteng Panca Yadnya yang dilaksnakan
oleh umat Hindu di Indonesia. . Swadhyaya Yadnya adalah persembahan berupa
pengabdian kepada guru suci. . kepada dewa dengan persembahan yang dibakar. Brahma
Yadnya adalah persembahan dengan pembacaan ayatayat suci Weda. Lontar
Singhalanghyala. maka pembagian dari Panca Yadnya itu adalah . Demikianlah kitab
Gautama Dharmasastra dan kitabkitab sumber India menjelaskan tentang pelaksanaan
Panca Yadnya dalam Agama Hindu. . . Nara Yadnya adalah memberikan makanan kepada
masyarakat. Bhuta Yadnya adalah persembahan kehadapan Lokapala dewa pelindungdan
para dewa penjaga pintu pekarangan. Bhuta Yadnya adalah menghaturkan upacara bali
krama kepada para bhuta. bersumber dari pustakapustaka. .III. Artinya Hendaknya ia
sembahyang menurut peraturan kepada Rsi dengan mengucap Weda. pintu ruma serta pintu
tengah rumah. Dewa Yadnya adalah persembahan dengan menghaturkan buahbuahan yang
telah masak. Dewa Yadnya adalah persembahan kepada Hyang Agni dan Dewa amodya.
antara lain Lontar Korawa Srama. kkepada manusa dengan pemberian makanan dan
kepada para bhuta dengan upacara kurban. kepada para leluhur dengan sradha.Dalam kitab
ini dijelaskan ada tiga perbedaan Yadnya. dan Lontar Agastya Parwa. Pitrrn sraddhaisca
nrrnam nairbhutani balikarmana. Pitra Yadnya adalah menghaturkan persembahan upacara
sradha kepada leluhur..
Panca Yadnya dijelaskan sebagai berikut . . Adapun penjelasan Panca Yadnya yang
terdapat dalam lontar Agastya Parwa aalah sebagai berikut . yaitu persebahan dengan
minyak dan bijibijian kehadapan Dewa Siwa dan Dewa Agni di tempat pemujaan Dewa. . .
Rsi Yadnya.penjelasan Panca Yadnya yang terdapat dalam lontar Agastya Parwa paling
sesuai penerapannya di Indonesia. Manusa Yadnya. yaitu persembahan dengan memberi
makanan kepada Masyarakat. Dewa Yadnya. Dewa Yadnya adalah persembahan dengan
sesajen dan mengucapakan Sruti dan Stawa pada waktu bulan purnama. buahbuahan.
Manusa Yadnya adalah memberikan makanan kepada masyarakat. yaitu upcara kematian
agar roh yang meninggal mencapai alam Siwa. g Lontar Agastya Parwa Diantara penjelasan
yadnya yang terdapat dalam berbagai sastrasastra tersest diatas . Kanaka Ratna Yadnya
adalah persembahan berupa mas dan permata. Pitra Yadnya adalah mempersembahkan
puja dan baliatau banten kepada para Leluhur. Pitra Yadnya. Brata Tapa Shamadhi yadnya
adalah persembahan dengan melaksanakan tapa. f Lontar Shinghalanghyala Adapun
penjelasan Panca Yadnya yang dijabarkan dalam lontar Shinghalanghyala adalah sebagai
berikutt . Bojana Patra Yadnya adalah persembahan dengan menghidangkan makanan.
Kanya Yadnya adalah persembahan erupa gadis suci. . . . brata dan samadhi. Bhhuta
Yadnya adalah mempersembahkan puja dan caru kepada para bhuta. Rsi Yadnya adalah
persembahan punia. Bhuta Yadnya. . makanan. . . . Samya Jnana Yadnya adalah
persembahan dengan keseimbangan dan keserasian.e Lontar Korawa Srama Dalam Lontar
Korawa Srama.dan barangbarang yang tidak mudah usak kepada Maha Rsi. . yaitu
persembahan dengan menghormati pendeta dan membaca kitab suci. . . yaitu persembahn
dengan mensejahtrakan tumbuhtumbuhan dan menyelenggarakan upacara tawur serta
upacara panca wali krama.
Brahman hredaya perlu diwujudkan dalam diri kita melalui Brahman rasa.Demikianlah
penjelasan Panca Yadnya menurut sumbersumber pustaka suci maupun kitabkitab sastra
agama. Dharma Sedana merupakan suatu upaya umat Hindu untuk ewujudkan kesucian Ida
Sang Hyang Whidi Wasa berada dalam diri sendiri.Dalam praktek kehidupan
beragama.pelaksanaan Panca Yadnya hendaknya dilandasi dengan jnana. Sampai saat ini
kegiatan keagamaan Hindu di Indonesia pada umumya masih di dominasi oleh upacara
Panca Yadnya.namun sesungguhnya masih perlu ditingkatkan lagi menju Brahman
Hredaya.Pelaksanan Panca Yadnya dijabarkan dalam bentuk upacara agama yang dipimp in
oleh pemukapemuka agama. .dan bhakti. Bila kita perhatikan setiap sumber itu memiliki
penjelasan yang berbedabeda mnamun diantaranya saling melengkapi.karma. Upacara
Panca Yadnya mampu membangkitkan rasa keagamaan umat Hindu Brahman Rasa. seperti
pendeta dan pinandita.
maka tegak odalan di pura tersebut sudah bergeser ke hari lain atau moment odalan saat itu
tidak lagi berada di saat yang tepat terbaik. sepanjang sudah menjadi kesepakatan karma
penyungsung. Soal adanya keinginan untuk mengubah atau mengganti saat tegak
odalannya tidaklah masalah. dapat ditentukan berdasarkan saringan dari pertemuan Panca
Dauh dan Asta Dauh. tergantung dina hari dan kala siang atau malam. Jika didasarkan atas
perhitungan sasih maka umumnya selalu di kaitkan dengan saat datangnya bulan sempurna
purnama. sedangkan di kala malam pukul . Terakhir tentang waktu dauh inti atau dauh ayu
dari pelaksanaan odalan itu. Misalnya untuk odalan yang jatuh pada hari Sani cara. s maka
dauh inti waktu terbaik di kala siang adalah pukul .. Kapan saat pemelaspas atau ngenteg
linggihnya. Sehingga odalan atau piodalan yang berdasarkan sasih selalu mangambil saat
purnama. pengemong atau pengempon pura tersebut. . saat itulah biasanya dijadikan
sebagai tegak odalan berikutnya. dan datangnya setiap setahun sekali.. Di luar waktu dauh
inti itu apalagi sampai kelewatan. semacam perayaan ulang tahun kalau pada manusia.
maka untuk menjatuhkan satu pilihan lagi odalan sebuah pura ditentukan atau diputuskan
berdasarkan waktu atau saat diadakan upacara pemelaspas atau ngenteg lingih dari pura
tersebut. Dan tentunya kesepakatan sekala itu wajib disampaikan matur piuning ke hadapan
Ida Bhatara yang malingga di pura tersebut. Maka begitulah banyak pura yang tegak
odalannya jatuh pada Purnama dengan sasih yang berbedabeda. DEWA YADNYA Odalan
atau piodalan pada hakikatnya adalah peringatan hari kelahiran hari jadi sebuah pura. maka
tegak odalan sebuah pura akan dating hari sekali Kemudian setelah diketahui dasardasar
perhitungan tegak odalan.CONTOHCONTOH YADNYA . bulan dan tahun. Semuanya
tergantung pada kepentingan dan kondisi karma penyungsung. Sementara itu apabila
didasarkan atas perhitungan wewaran dan wuku. Sedangkan kalau untuk pura atau
kahyangan peringatan tegak odalan ditentukan berdasarkan perhitungan sasih atau
wewaran terutama memadukan sapta wara dan panca wara serta wuku. hari jadi atau
ultahnya diperingati berdasarkan perhitungan saat kelahiran menurut penanggalan hari.
tanggal. Perihal nyejer perpanjangan waktu ngaturang bhakti bisa diadakan bisa juga tidak. .
Yang jelas ada atau tidak nyejer odalan atau piodalan yang menjadi inti perayaan atau
upacara peringatan hari jadi di pura tersebut sudah berjalan dan sidhakarya. . Kalau pada
manusia.
jenasah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian. biasanya dalam acara kelompok untuk
suatu kampung. Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segaera. tetapi mereka juga
akan melihat faktor yang lain seperti hari baik dan yang paling penting finansialnya. tubuh
jenasah diletakkan di dalam petimati. karena jenasah secara sementara waktu tidak ada dan
akan menjalani reinkarnasa atau menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha bebas dari
roda kematian dan reinkarnasi.Tujuan dari upacara ini secara hindu dipercayai untuk
meminimalkan sifat negatif dari orang yang bersangkutan. Acara Ngaben merupakan suatu
ritual yang dilaksanakan guna mengirim jenasah kepada kehidupan mendatang. sangatlah
wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu hari. dan keluarga yang ditinggalkan akan
senantiasa beranggapan demikian tertidur. dan untuk pria biasanya setelah mengalami
perubahan suara. .. Hari yang sesuai untuk acara ini selalu didiskusikan dengan orang yang
paham. Akan kembali lagi kepada pribadi masingmasing. Pada wanita dapat dilakukan
setelah mendapatkan menstuasi yang pertama. Jadi mereka dapat melakukannya
besamasama dengan semua anakanaknya. bukan berarti bahwa setelah upacara ini
dilakukan. Prosesi ini tidak berjalan pada satu jalan lurus. Pada umumnya masyarakat di Bali
akan melakukan upacara ini setelah anak bungsunya menginjak dewasa. UPACARA
POTONG GIGI METATAH/MESANGIH Ini adalah upacara yang boleh dikatakan sangat unik
bagi masyarakat hindu di Bali. orang itu akan menjadi baik. Semua itu bisa dilihat dari
perubahan fisik dari orang yang bersangkutan. Bentuk lembu atau vihara dibawa ke tempat
kremasi melalui suatu prosesi. Hal ini guna mengacaukan roh jahat dan menjauhkannya dari
jenasah. Itu tidak berarti bahwa upacara ini harus dilakukan setelah prubahan tadi. NGABEN
Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi umat Hindu di Bali. berserta
dengan jenasah. Tidak ada airmata. Api dibutuhkan untuk membebaskan roh dari tubuh dan
memudahkan reinkarnasi. Untuk anggota kasta yang tinggi. Petimati ini diletakkan di dalam
sarcophagus yang menyerupai Lembu atau dalam Wadah berbentuk vihara yang terbuat dari
kayu dan kertas. Puncak acara Ngaben adalah pembakaran keluruhan struktur Lembu atau
vihara yang terbuat dari kayu dan kertas. Tetapi untuk anggota kasta yang rendah.
dikremasikan . Upacara ini dilakukan pada orang yang sudah menginjak dewasa. Pada hari
ini. Jenasah diletakkan selayaknya sedang tidur. Indonesia.
b. yaitu a. mulai dari gigi taring.Sedekah atau punia yang dipersembahkan kepada para
pendeta disebut dengan daksina. membangun tempat pemujaan untuk orangorang suci atau
sulinggih. Di samping itu mentaati dan mengamalkan ajaran orangorang suci. kemudian
menyebarkan ajaranajaran Weda tersebut. Pendeta. Sejak dahulu sampai sekarang
kedudukan ornagorang suci atau Rsi. yaitu pada saat Beliau menyelesaikan suatu upacara.
karena rsi tersebut merupakan perantara ilmu pengetahuan Weda kepada para siswanya
dan beliau jug sebagai pendidik karena beliau harus dapat mengembangkan pribadi
siswanya serta mendekatkan mereka kepada pengaruh pengaruh yang baik. Menyelesaikan
yadnya yang di minta oleh orang yang mempunyai atau melaksanakan upacara yadnya
yajamana . beliau mempunyai kewajiban untuk berperan secara aktif dalam . semuanya itu
juga termasuk pelaksanaan Rsi Yadnya. Adapun tujuannya adalah sebagai tanda terima
kasih kepada para pendeta karena beliau telah menyelesaikan upacara yadnya. dimana gigi
taring merupakan simbol dari ketamakan/kerakusan. turut memajukan pendidikan terutama
dibidang keagamaan.Pada upacara potong gigi. tetapi biasanya hanya disimbolkan saja.
Dan selanjutnya sampai sekarang bahwa yang memimpin upacaraupacara keagamaan
adalah orangorang suci atau pendeta atau sulinggih. Karena itu kita sebagai umat beragama
hendaknya menghormati orangorang suci kita dengan melakukan Rsi Yadnya. membantu
segala usaha para Sulinggih. RSI YADNYA Rsi Yadnya adalah sedekah atau punia atau
juga persembahan kepada para pendeta atau para pemimpin upacara keagamaan.
Menyebarkan ajaran Weda. atau Sulinggih memegang peranan penting dalam hubungannya
dengan agama Hindu. Ada beberapa tugas seorang Rsi. Para Rsilah yang menerima wahyu
Weda. bukan berarti gigi kita dipotong. Di sini seorang rsi mempunyai kewajiban sebagai
pengajar dan sebagai pendidik. Sebagai seorang rsi. Sedekah atau persembahan ini dapat
dilakukan pada waktuwaktu tertentu. Gigi yang akan dipotong yaitu gigi depan atas
berjumlah buah. atau memberikan diksa kepada sisyanya . . c. Upacara ini biasanya dapat
dirangkaikan dengan upacara ngaben atau pernikahan dan dilakukan oleh pendeta.
Pada tingkatan ini selain mempergunakan lauk pauk seperti pada segehan. Adapun tujuan
Upacara Bhuta Yadnya adalah disamping untuk memohon kehadapan Hyang Widhi Tuhan
Yang Maha Esa agar beliau memberi kekuatan lahir bathin. Bhuta Yadnya. Upacara Bhuta
Yadnya dalam tingkatan yang besar utama.memecahkan masalahmasalah yang ada
hubungannya dengan keagamaan. Caru panca kelud adalah caru yang menggunakan lima
ekor . Gelar Sanga. Segehan Agung. Tingkatan upacara dalam tingkatan madya ini di sebut
dengan Caru . Banyak jenis binatang yang di gunakan tergantung tingkat dan jenis caru
yang di laksanakan. tetapi dengan Bhuta Yadnya ini maka kekuatankekuatan tersebut akan
dapat menolong dan melindungi kehidupan manusia. Bagi masyarakat Hindu bhuta kala ini
diyakini sebagai kekuatankekuatan yang bersifat negatif yang sering menimbulkan gangguan
serta bencana. Jenisjenis segehan ini bermacammacam sesuai dengan bentuk dan warna
nasi yang di gunakannya. dengan lauk pauknya yang sangat sederhana seperti bawang
merah. a. juga untuk menyucikan dan menetralisir kekuatankekuatan yang bersifat negatif
yang disebut bhuta kala tersebut sehingga dapat berfungsi dan berguna bagi kehidupan
manusia. yaitu y y y Upacara Bhuta Yadnya dalam tingkatan kecil seperti segehan dan yang
setingkat. pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga tingkatan. b. jahe. BHUTA YADNYA
Bhuta Yadnya adalah yadnya yang ditujukan kepada Bhuta Kala yang mengganggu
ketentraman hidup manusia. Adapun jenisjenis caru tersebut adalah Caru ayam berumbun
dengan satu ekor ayam . Upacara ini di sebut dengan Segehan . misalnya penentuan
harihari baik untuk melakukan yadnya. . Upacara Bhuta Yadnya dalam tingkatan sedang
madya yang disebut quotcaruquot. Caru panca sata caru yang menggunakan lima ekor
ayam yang di sesuaikan dengan arah atau kiblat mata angin . memulai suatu
pekerjaanpekerjaan penting dan lain sebagainya. Upacara Bhuta Yadnya dalam tingkatan
yang kecil. Banten Byakala dan Banten Prayascita. Upacara Bhuta Yadnya dalam tingkatan
yang sedang madya . maka di gunakan pula daging binatang. garam dan lainlainnya.
Adapun jenisjenisnya adalah Segehan Kepel dan Segehan Cacahan.
c.ayam di tambah dengan seekor itik atau yang lain sesuai dengan kebutuhan upacara yang
di lakukan. Panca Wali Krama adalah upacara Bhuta Yadnya yang jatuhnya setiap sepuluh
tahun sekali. Tingkatan yang utama ini di sebut dengan Tawur misalnya Tawur Kesanga dan
Nyepi yang jatuhnya setahun sekali. Upacara Bhuta Yadnya dalam tingkatan yang besar
utama . dan Eka Dasa Rudra yaitu upacara Bhuta Yadnya yang jatuhnya setiap seratus
tahun sekali. . dan Caru Rsi Gana.
Download