Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Kementerian/Lembaga untuk periode Jangka Menengah.Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi penganggaran pada tingkatKabupaten, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya. Sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal Tahunan. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen MPS ini antara lain: 1. Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda dan pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor pendana lain yang peduli sanitasi. 2. Program dan Anggaran untuk 5 Tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan matang. 3. Memorandum program investasi kabupaten merupakan rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan kabupaten dari aspek teknis, biaya dan waktu. 4. Memorandum program investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati/ Gubernur selaku kepala daerah. BAB I-1 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 5. Program investasi sektor Sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan kabupaten untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan kabupaten. Penyusunan rencana program investasi ini telah ditekankan aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/ kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan yang paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan dokumen kesepakatan program dan anggaran pembangunan sanitasi dari seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam rangka mendukung percepatan pembangunan sanitasi jangka menengah di daerah. Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahap lanjut dari setelah Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Sistim Sanitasi Kota (SSK). Memorandum Program Sanitasi (MPS) berisikan ; (a) prioritas kegiatan pembangunan sanitasi (b) rencana kegiatan dan anggaran pembangunan sanitasi dan (c) rencana implementasi (termasuk penilaian kesiapannya) Memorandum program sanitasi ini dilengkapi dengan tabel rencana investasi program, rencana pelaksanaannya sampai akhir 5 (lima) Tahun ke depan, peta pokok yang dapat menjelaskan arah pengembangan dan struktur ruang kotanya. 1.2 Maksud dan Tujuan Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan terminal seluruh program dan kegiatan pembangunan sektor sanitasi kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh PemerintahKabupaten/Kota, Provinsi, Pusat dan masyarakat setempat dalam kurun waktu 5 Tahun, yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I-2 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, BantuanLuar Negeri (pinjaman maupun hibah), swasta maupun masyarakat, dan sebagainya. Sebagai suatu terminal, Memorandum Program Sanitasi (MPS) merangkum masukan dari Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), sejalan dengan itu (MPS) telah disusun pula dokumen perencanaan sebagai berikut : RTRWK, RPJMD, Renstra Kabupaten/Kota, RKA KL, dan lain-lain. Memorandum Program merupakan justifikasi dan komitmen pendanaan dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat, atau dari lembaga lainnya untuk program/kegiatan yang telah teridentifikasi.Memorandum Program merupakan landasan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan strategi pembangunan sektor sanitasi dalam jangka menengah (5 Tahun). Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Memorandum Program Sanitasi ini adalah sebagai berikut : Maksud 1. Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh Pemerintah kabupaten/kota dan pihak terkait sebagai rancangan implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif untuk Jangka Menengah 2. MPS sebagai “Expenditure Plan” khususnya untuk program pembangunan sector sanitasi Tujuan 1. Sebagai pedoman penganggaran untuk pelaksanaan pembangunan sanitasi 2. Memberikan gambaran tentang kebijakan pendanaan untuk implementasi pembangunan Sanitasi Kab/Kota5 tahun mendatang 3. Sebagai dasar penyusunan Rencana Operasional tahap pembangunan sanitasi 4. Sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat, dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi daerah Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I-3 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Gambar 1.1 Skema Proses Perencanaan PPSP Acuan Matrik MPS RPJMD / RTRW/ Renstraa SKPD Dok yang ada: RPIJM / DPA - Renstra AMPL - Buku Putih Sanitasi MPS - Strategi Sanitasi Daftar program dalam MPS merupakan hasil sinkronisasi semua program terkait pencapaian target MDG’s 9 Gambar 1.2 Acuan Matrik MPS Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I-4 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I-5 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 1.3 Wilayah Perencanaan 1.3.1 Gambaran Umum Kabupaten Pasaman Barat terletak pada 0°33' LU sampai 0°11' LS dan 99°10 BT sampai dengan 100°04 BT terdiri dari 11 Kecamatan, 19 Nagari dan 206 jorong. Secara administrasi dan geografis wilayah Kabupaten Pasaman Barat dikelilingi oleh: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumut; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tigo Nagari dan Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman; Sebelah Barat Kecamatan Samudera Hindia. Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah-satu wilayah otonom yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan 3 (tiga) Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, yaitu : 1) Kabupaten Pasaman Barat; 2) Kabupaten Solok Selatan dan; 3) Kabupaten Dharmasraya. Undang-Undang tersebut mulai berlaku secara efektif terhitung sejak tanggal 18 Desember 2003. Secara simbolis pemekaran Kabupaten Pasaman Barat dari Kabupaten Pasaman diresmikan oleh Presiden pada tanggal 7 Januari 2004 yang lalu. Secara administratif Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan Undang-Undang No. 38 Tahun 2003 terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan, yaitu : 1) Kecamatan Sungai Baremas; 2) Kecamatan Ranah Batahan; 3) Kecamatan Lembah Melintang; 4) Kecamatan Gunung Tuleh; Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I-6 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 5) Kecamatan Pasaman; 6) Kecamatan Kinali; dan 7) Kecamatan Talamau. Selanjutnya, berdasarkan Perda Kabupaten Pasaman Barat No. 4 Tahun 2003 dan Perda Kabupaten Pasaman Barat No. 17, 18 dan 20, terjadi penambahan 4 kecamatan baru, yaitu : 1) Kecamatan Koto Balingka; 2) Kecamatan Sungai Aur; 3) Kecamatan Sasak Ranah Pasisie; dan 4) Kecamatan Luhak Nan Duo. Untuk lebih jelasnya ke-11 kecamatan dan luas wilayah masing-masingnya dapat dilihat pada tabel 1.1 dan gambar 1.3 Tabel 1.1 Administrasi Kabupaten Pasaman Barat Menurut Kecamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Sungai Beremas Ranah Batahan Koto Balingka Sungai Aur Lembah Melintang Gunung Tuleh Talamau Pasaman Luhak Nan Duo Sasak Ranah Pasisie Kinali Luas Darat Kab. Pasaman Barat Luas (Km²) 422,29 271,54 266,07 385,78 261,15 512,89 327,53 419,14 168,82 117,19 625,83 3.778,43 Luas Laut Kab. Pasaman Barat 805,13 Total Luas Kab.Pasaman Barat 4.583,56 % 11,18 7,19 7,04 10,21 6,91 13,57 8,67 11,09 4,47 3,10 16,56 100 Sumber : Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 50.000, BAKOSURTANAL Luas kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat yang terbesar adalah Kecamatan Kinali 625.83 Km² (16,56%), dan Kecamatan terkecil luasnya adalah Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I-7 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Kecamatan Sasak Ranah Pasisie 117,19 Km² (3,10%). Dan luas laut Kabupaten Pasaman Barat adalah 805,13 Km². Kabupaten Pasaman Barat keadaan tanahnya bervariasi antara datar, bergelombang, dan bukit bergelombang. Untuk melihat keadaan masingmasing kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah: Tabel A Topografi Kabupaten Pasaman Barat Ketinggian Masing-Masing Kecamatan dari Permukaan Laut No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Sungai Beremas Ranah Batahan Koto Balingka Sungai Aur Lembah Melintang Gunung Tuleh Talamau Pasaman Luhak Nan Duo Sasak Ranah Pasisie Kinali Ketinggian dari Pemukaan Laut(mdpl) 0-319 23-753 0-811 0-1875 15-725 26-1875 225-2010 40-2913 0-1250 0-10 0-1332 Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2012 Wilayah topografi Kabupaten Pasaman Barat antara berada pada ketinggian 02913 mdpl. Apabila dilihat dari ketinggian tersebut wilayah Pasaman Barat dapat dikategorikan kedalam 3 kondisi yaitu: 1. Daratan yang berada pada ketinggian sampai dengan 5 Meter daripermukaan laut. Satuan topografi ini, area daratan rendah seperti Sasak,Sikilang, Sikabau dan Air Bangis dan desa-desa pantai lainnya. 2. Daratan yang bergelombang di atas 15 meter 3. Kawasan bergelombang yang menuju kawasan perbukitan dengan ketinggian diatas 50 meter, Areal perbukitan dengan ketinggian sampai dengan 2913 meter diatas permukaan laut, yang sebahagian besar merupakan kawasan lindung Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I-8 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Gambar 1.3 Peta Batasan Administrasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I-9 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 1.3.2 Arah Pengembangan Kota Rumusan Tujuan RTRW Provinsi Sumatera Barat; Berdasarkan hasil kajian potensi dan masalah yang terkati dengan tata ruang Sumatera Barat ditetapkan bahwa tujuan penataan ruang Provinsi Sumatera Barat adalah : ”Terwujudnya Keterpaduan Pola Ruang Provinsi Sumatera Barat Sampai Tahun 2029 Melalui Pengembangan Potensi Sumber Daya Alam Dengan Tetap Memperhatikan Ekosistem Alam dan Daya Dukung Wilayah Secara Berkelanjutan” Penataan ruang Kabupaten Pasaman Barat bertujuan untuk mewujudkan tata ruang Kabupaten Pasaman Barat yang berbasis agro dan kelautan ditunjang sektor industri yang dikelola secara integratif dan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan dalam pengembangan pembangunan, maka perlu disusun tahapan pelaksanaan kegiatan sesuai UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa pelaksanaan pembangunan memiliki jangka waktu pelaksanaan selama 20 tahun, pentahapan kegiatan tersebut dituangkan dalam kegiatan per 5 (lima) tahun. Indikasi program utama lima tahun pertama diuraikan per tahun kegiatan. A. Reancana Struktur Ruang Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan RTRW , terdiri atas : a. pusat – pusat kegiatan; b. sistem jaringan prasarana utama; dan c. sistem jaringan prasarana lainnya. Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat sebagaimana dimaksud terdiri atas : a. Pusat Kegiatan Wilayah yang diusulkan Provinsi (PKWp) yang berlokasi di Simpang Ampek di Kecamatan Pasaman b. Pusat Kegiatan Lokal yang diusulkan Provinsi (PKLp) yang berlokasi Ujung Gadiang di Kecamatan Lembah Melintang BAB I - 10 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 c. Pusat Pelayanan Kegiatan (PPK) yang berlokasi di Kinali Kecamatan Kinali dan Aia Bangih di Kecamatan Sungai Beremas d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang berlokasi di daerah : o Sasak di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie; o Simpang Tigo di Kecamatan Luhak Nan Duo; o Simpang Tigo Alin di Kecamatan Gunuang Tuleh; o Koto Dalam di Kecamatan Sungai Aua; o Silapiang di Kecamatan Ranah Batahan; o Parik di Kecamatan Lembah Melintang; dan o Talu di Kecamatan Talamau. Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan berdasarkan Rencana Struktur Ruang yang ada di Kabupaten Pasaman Barat a. sistem jaringan persampahan; o Pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) terdapat di Kecamatan Kinali, Luhak Nan Duo, Sasak Ranan Pasisie, Pasaman, Talamau, Gunuang Tuleh, Lembah Melintang, Ranah Batahan, Sungai Aua dan Sungai Beremas o Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem sanitary landfill terdapat di Kecamatan Gunuang Tuleh b. sistem jaringan air minum Pengelolaan Air Minum (SPAM) yang dikembangkan pada pusat-pusat permukiman dengan memanfaatkan air permukaan, meliputi: o PKWp Simpang Ampek; o PKLp Ujuang Gadiang; dan o PPK Kinali dan Aia Bangih. c. sistem jaringan prasarana pengelolaan air limbah o sistem pembuangan air limbah, yaitu kombinasi antara sistem saluran air limbah perkotaan dengan sistem drainase; Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I - 11 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 o sistem pengelolaan limbah domestik dan non domestik menggunakan sistem setempat (on-site sanitation) dengan sistem terpusat diarahkan pada kawasan perkotaan dengan penduduk yang memiliki kepadatan tinggi o pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). d. sistem jaringan drainase o saluran drainase primer, yaitu drainase alamiah berupa sungai besar maupun sungai sungai kecil yang terdapat di seluruh kecamatan; o saluran drainase sekunder, yaitu sistem jaringan drainase kawasan pemukiman, perkantoran, kawasan komersial, industri dan lainnya yang terdapat di seluruh kecamatan. B. Rencana Pola Ruang Wilayah Berdasarkan Rencana Pola Kawasan peruntukan permukiman di Kabupaten Pasaman Barat sebagaimana dimaksud dalam RTRW, terdiri atas : a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan terdapat di Simpang Ampek, Ujuang Gadiang, Kinali, Sasak, Silapiang, Simpang Tiga Alin, Parik dan Koto Dalam dengan luas kurang lebih 3.375 Ha (tiga ribu tiga ratus tujuh puluh lima hektar) dan; b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan, mengikuti pola pengembangan kawasan agropolitan yang terdapat di Kecamatan Lembah Melintang dan/ minapolitan yang terdapat di Kecamatan Sungai Beremas. C. Penetapan Kawasan Strategis Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas : a. Kawasan Strategis Simpang Ampek yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan Ekonomi. b. Kawasan Strategis Kinali yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan Ekonomi; dan c. Kawasan Strategis Aia Bangih yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan Ekonomi. Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I - 12 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 D. Arah Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Pasaman Barat Struktur pemanfaatan ruang kabupaten akan didukung oleh wilayah pengembangan dengan sistem pusat-pusat pengembangan wilayah. Kabupaten Pasaman Barat dibagi menjadi 5 (lima) Satuan Wilayah Pengembangan (SWP), yaitu : a. Wilayah Pengembangan I berpusat di Simpang Empat dengan wilayah pengembangan mencakup wilayah Kecamatan Pasaman, sebagian wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, dengan pusat pengembangan terletak di Simpang Empat; b. Wilayah Pengembangan II berpusat di Kinali, dengan wilayah pengembangan mencakup wilayah Kecamatan Kinali dan sebagian Kecamatan Luhak Nan Duo, dengan pusat pengembangan terletak di Kinali ; c. Wilayah Pengembangan III berpusat di Talu, dengan wilayah pengembangan mencakup wilayah Kecamatan Talamau dan Kecamatan Gunung Tuleh dengan pusat pengembangan terletak di Talu; d. Wilayah Pengembangan IV berpusat di Ujung Gading dengan wilayah pengembangan mencakup wilayah Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Sungai Aur dan Kecamatan Koto Balingka dengan pusat pengembangan terletak di Ujung Gading; e. Wilayah Pengembangan V mencakup wilayah Kecamatan Koto Balingka dan wilayah Kecamatan Sungai Baremas dan Kecamatan Ranah Batahan dengan pusat pengembangan terletak di Air Bangis. Arah dan Fungsi Wilayah Pengembangan A. Wilayah Pengembangan I yang menjadi orientasi pelayanan dan perkembangan wilayah Kecamatan Pasaman dan sebagian wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo dan Kecamatan Ranah Pasisie yang dibagimenjadi 2 (dua) Sub-Pusat Pengembangan, yaitu : a. Suko Mananti; b. Sasak; Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I - 13 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Pengembangan I berfungsi sebagai : a. Pelayanan Perkantoran Pemerintah Kabupaten; b. Pelayanan Perkantoran Pemerintah Kecamatan Pasaman, Kecamatan Luhak Nan Duo dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie; c. Perkebunan; d. Perikanan; e. Pelayanan Perdagangan dan Jasa; f. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Olahraga dan Sosial Budaya; B. Wilayah Pengembangan II yang menjadi orientasi pelayanan dan orientasi perkembangan wilayah Kecamatan Kinali dan sebagian wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo yang dibagi menjadi 2 (dua) sub pusat pengembangan, yaitu: a. Koto Baru; b. Katiagan; Pengembangan II berfungsi sebagai: a. Pelayanan Perkantoran pemerintah Kecamatan ; b. Pelayanan Sektor Peternakan ; c. Perkebunan ; d. Parawisata ; e. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Olahraga dan Sosial Budaya ; C. Wilayah Pengembangan III yang menjadi orientasi pelayanan dan orientasi perkembangan wilayah Kecamatan Talamau dan kecamatan Gunung Tuleh yang dibagi menjadi 2 (Dua) Subpusat pengembangan, yaitu : a. Kajai ; b. Simp III Alin; Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I - 14 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Pengembangan III berfungsi sebagai: a. Pelayanan Perkantoran pemerintah Kecamatan; b. Pelayanan Pertanian dan perkebunan; c. Parawisata; d. Pertambangan; e. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, OIahraga dan sosial Budaya; D. Wilayah Pengembangan IV yang menjadi orientasi pelayanan dan orientasi perkembangan wilayah Kecamatan Lembah Melintang wilayah Kecamatan sungai Aur dan sebagian wilayah Kecamatan Koto Balingka yang dibagi menjadi2 (Dua) Sub-Pusat Pengembangan, yaitu : a. Parit; b. Sungai Aur; Pengembangan IV berfungsi sebagai a. Pelayanan Perkantoran Pemerintah Kecamatan; b. Kegiatan Agropolitan; c. Parawisata; d. Pelayanan Perdagangan, Jasa dan lndustri; e. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Olahraga dan Sosial Budaya; E. Wilayah Pengembangan V yang menjadi orientasi pelayanan dan orientasi perkembangan wilayah Kecamatan sungai Baremas, Kecamatan Koto Balingka dan wilayah Kecamatan Ranah Batahan yang dibagi menjadi 2 (dua) Sub-Pusat Pengembangan, yaitu : a. Silaping, b. Desa Baru; Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I - 15 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Pengembangan V berfungsi sebagai. a. Pelayanan Perkantoran Pemerintah Kecamatan; b. Pelayanan Pertanian dan Perkebunan serta perikanan; c. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, Olahraga dan Sosial Budaya; d. Parawisata Bahari; e. Pelayanan Transportasi laut; Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I - 16 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Gambar 1.4 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Pasaman Barat BAB I - 17 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Gambar 1.5 Peta Pola Ruang Kabupaten Pasaman Barat Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I - 18 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 1.4 Metodologi 1.4.1 Metodologi Penyusunan Dokumen Metode yang digunakan dalam penyusunan MPS adalah sebagai berikut : 1. Review SSK 2. Internalisasi 3. Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Satker Terkait di Propinsi 4. Akses Sumber Pendanaan Non Pemerintah 5. Pengawalan Program dan Kegiatan kedalam mekanisme penganggaran Proses penyusunan MPS terdiri dari beberapa tahapan yang tidak dapat terlepas antara satu dengan yang lainnya, antara lain sebagai berikut : 1. Melakukan review SSK khususnya untuk Kerangka Kerja Logis, Kegiatan dan Penganggaran serta Prioritas Program 2. Melakukan konsultasi kepada SKPD yang terkait di Kabupaten Pasaman Barat . 3. Melakukan konsultasi teknis kepada Pokja Provinsi dan Satker terkait. 4. Melakukan pertemuan dengan sumber-sumber alternatif non pemerintah ditingkat Kab/Kota. 5. Melakukan pengawalan kepada mekanisme penganggaran. 1.4.2 Sistematika Penyajian Sistematika dokumen MPS terdiri dari 5 Bab yaitu sebagai berikut : Bab I : berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan MPS, metode penyusunan dan sistematika dokumen. Bab II : menyajikan hasil review SSK yang menyangkut kondisi eksisting sanitasi, Prioritas Program, Kerangka Logis. BAB I - 19 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Bab III: berisi tentang rencana implementasi program dan kegiatan, perhitungan volume kebutuhan infrastruktur dan non insfrastruktur. Bab IV : berisi tentang rencana kebutuhan biaya untuk implementasi dan sumber pendanaan bagi masing-masing kegiatan. Disamping itu dalam bab ini juga menguraikan rencana antisipasi bilamana terjadi funding gap. Bab V : berisi inventarisasi status kesiapan diri masing-masing kegiatan, langkah-langkah dan tindak lanjut yang harus dilakukan bagi kegiatan yang belum memenuhi kriteria kesiapan dan rencana monev. Pokja Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat BAB I - 20 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat- 2014 Pedoman Penyusunan MPS 23