17 Tahun Kenyamanan Investor

advertisement
17 Tahun Berupaya Wujudkan
Kenyamanan Investor
17 Tahun
Berupaya Wujudkan
Kenyamanan Investor
Berpacu
Membangun
Infrastruktur Pasar
Modal
[ Hal. 3 ]
Restrukturisasi
Untuk Optimalkan
Pelayanan
[ Hal. 14 ]
Edisi
Khusus
C-BEST, Sistem
Utama KSEI
yang Tangguh
[ Hal. 17 ]
�������������
����������
DAFTAR ISI
3
Tonggak sejarah pasar modal Indonesia,
Berpacu Membangun Infrastruktur
Pasar Modal
6
17 Tahun Berupaya Wujudkan
Kenyamanan Investor
Beberapa implementasi pengembangan
infrastruktur pasar modal pada satu
dekade terakhir menjadi tonggak sejarah
yang menandai 17 tahun perjalanan
KSEI. Tuntasnya berbagai implementasi
tersebut menjadi sumbangan strategis
dari KSEI yang menentukan arah
perjalanan pasar modal Indonesia
menjadi pasar kompeten dan berdaya
saing.
Perjalanan 17 Tahun KSEI
[1997 - 2014]
12
Sinergi dengan Perbankan untuk
Memberikan Kemudahan Investor
KSEI menggandeng perbankan untuk
meng­optimalkan Fasilitas AKSes
sebagai gerbang menuju financial
hub. Ke depan, jaringan perbankan
akan dioptimalkan sebagai akses bagi
masyarakat untuk berinvestasi di pasar
modal.
14
Restrukturisasi Untuk Optimalkan
Pelayanan
16
Nahkoda KSEI:
Berangkat dari Berbagai
Latar Belakang
17
C-BEST, Sistem Utama KSEI
yang Tangguh
18
KSEI dan Upaya
Peningkatan Jasa dan Layanan
Seiring pertumbuhan bisnis dan transaksi
di industri pasar modal, KSEI tak segan
melakukan evaluasi dan perubahan
dalam struktur orga­nisasi perusahaan.
Bagian dari upaya per­usahaan dalam
meningkatkan kredibilitas.
OJK bersama SRO, Asosiasi Pasar
Modal, Bank Pembayaran, Perusahaan
Efek, Bank Kustodian serta lembaga
dan pelaku pasar modal lainnya
memberikan apresiasi atas upaya KSEI
dalam menyempurnakan layanan
jasanya dari tahun ke tahun. Seiring
dengan bertambahnya usia KSEI yang
ke 17 tahun, keluarga besar pasar modal
memberikan ucapan selamat atas
kehadiran dan peran besar KSEI di pasar
modal Indonesia.
Ucapan Selamat
Ulang Tahun KSEI ke-17
2
26
Keluarga Besar di Sebuah
Kapal Besar
27
Fakta Seputar Karyawan
KSEI
28
Statistik
Data KSEI per Desember 2014
30
Rangkaian Kegiatan KSEI 1998 - 2014
Fokuss Edisi Khusus
Tim Redaksi Fokuss dari kiri ke kanan: Rasmi Maryda Ramyakim, Novian Harry W,
Susiyanti, Adisty Widyasari, Dimas Prayoga, Syafruddin, Zylvia Thirda
Dari Redaksi
Berkat upaya tanpa henti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, para inves­
tor pasar modal kian dipermudah dalam urusan investasi. Selama 17 tahun
berkiprah di industri pasar modal, perjalanan KSEI layak disebut sebagai
perjalanan berinovasi tanpa henti, untuk terus menyempurnakan pelayanan
demi terciptanya industri pasar modal yang wajar, teratur dan makin efisien.
Tonggak penting perjalanan berinovasi KSEI diawali pada era scripless
trading, yang mengantar pasar modal Indonesia mengimplemen­tasikan
perdagangan tanpa warkat bagi investor sejak pertengahan tahun 2000.
Era scripless juga menandai efisiensi pasar yang signifikan setelah beralih dari
saham fisik.
Langkah strategis yang juga wajib dicatat dalam perjalanan pasar modal
Indonesia tentu saja era implementasi Single Investor Identification (SID) dan
Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas). Sejak awal tahun 2012, inves­
tor pasar modal wajib memiliki Kartu AKSes. Dengan fasilitas ini, investor
secara real time dapat memantau data mutasi Efek dan dananya.
Kini, para investor pasar modal juga bisa dengan mudah mengecek
portofolio investasinya melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan e-channel
perbankan, dengan adanya kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes. Fasilitas
ini bahkan akan makin diperluas, tidak hanya melibatkan makin banyak bank,
tetapi juga dapat digunakan untuk penarikan dana investor, serta kedepan­
nya untuk melakukan transaksi Efek.
Kemudahan dan kenyamanan bertransaksi bagi investor di pasar modal
melalui Fasilitas AKSes yang sudah dilakukan KSEI, menjadi topik utama liput­
an Fokuss edisi 17 Tahun Perjalanan KSEI. Selain itu ada testimoni dari berba­
gai pihak tentang 17 tahun perjalanan KSEI dan liputan menarik lainnya.
Selamat Membaca,
Redaksi
Penerbit: 15 ,VTUPEJBO 4FOUSBM &GFL *OEPOFTJB ,4&*
t Penanggungjawab:
%JSFLTJ ,4&* t Dewan Redaksi: 6OJU ,PNVOJLBTJ 1FSVTBIBBO ,4&* t Sirkulasi:
Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
Website KSEI
www.ksei.co.id
email
[email protected]
Toll Free
0800 -1- 865734
Call Center KSEI
021 - 515 2855
Alamat Redaksi:
Gedung Bursa Efek Indonesia,
Tower I Lt. 5,
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta 12190,
Telp. 52991099, Fax. 52991199
Berpacu Membangun
Infrastruktur Pasar Modal
Pada tahun 2009, regulator pasar modal
telah meletakkan tonggak penting
infrastruktur pasar modal Indonesia yakni
Single Investor Identification, Straight
Through Processing serta data warehouse.
Bangsa ini sebenarnya sudah mengenal pasar modal lebih dari
seabad yang lalu. Dimulai pada tahun 1912 ketika pemerintah
Belan­da mendirikan Bursa Efek di Jakarta (Batavia) sebagai fasilitas
dalam memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan per­
kebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia. Aktivitas Bursa
Efek hingga periode 1929 sempat semarak, namun Perang Dunia
II berakibat pada berkecamuknya resesi ekonomi hingga mengha­
ruskan Bursa Efek menghentikan aktivitasnya.
Pada era orde lama, tepatnya tanggal 3 Juni 1952, Presiden
Soekarno sempat mengaktifkan kembali pasar modal. Namun re­
volusi yang terjadi dalam memperebutkan Irian Barat dan meng­
usir penjajah Belanda membuat aktivitas Bursa kembali terhenti.
Ini juga dipicu oleh merosotnya kepercayaan investor akibat kon­
disi ekonomi yang buruk serta kebijakan nasionalisasi perusahaan
a­sing kala itu.
Peralihan kekuasaan ke rezim orde baru membuat kebijakan
ekonomi berubah, konfrontasi dengan asing tidak lagi dilakukan.
Sebaliknya era Presiden Soeharto bahkan mendorong masuknya
investasi asing, itu membuat mencuatnya permintaan diaktifkan­
nya kembali Bursa Efek, yang diwujudkan pemerintah Soeharto
pada 10 Agustus 1977. Pengaktifan itu merupakan periode pen­
ting dan dikenang sebagai lahirnya kembali pasar modal Indone­
sia. Ini merupakan fase pertama perkembangan pasar modal Indo­
nesia seperti yang pernah disampaikan Ketua Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mulia­man D. Hadad.
Sayangnya sejak 1977 hingga 1987 perkembangan pasar mo­
dal tidak bergairah, lantaran ketatnya peraturan terutama terkait
prosedur emisi saham dan obligasi. Mencermati kondisi itu, pada
akhir tahun 1987 pemerintah Orde Baru membuat kebijakan de­
regulasi atau pelong­garan aturan. Dampaknya, pasar modal mulai
bergairah. Terlihat dari jumlah Emiten yang listing dari hanya 25
Emiten sebelum deregulasi menjadi 150 Emiten pada tahun 1999,
yang merupakan fase kedua.
Fokuss Edisi Khusus
3
TONGGAK SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA
Sementara fase ketiga, terjadi saat Undang-Undang
No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal
1 Januari 1996 tentang Pasar Modal disahkan. Ketentuan
tersebut menurutnya membawa kepastian hukum atas
investasi di pasar modal.
Pembentukkan OJK di tahun 2011 merupakan tong­
gak penting bagi pengawasan pasar modal di Indonesia.
Lembaga baru tersebut mulai mengambilalih wewenang
pengawasan atas pasar modal Indonesia dari Badan Peng­
awas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)
yang kemudian melebur dalam OJK sejak tahun 2012.
Sebagai lembaga yang memiliki kewenang­an lebih besar
karena selain pasar modal dan lembaga keuangan non
bank, OJK juga memiliki kewenangan sebagai pengawas
industri perbankan. OJK ingin agar di bawah penga­
wasannya industri pasar modal berkembang lebih pesat.
Untuk itu pendalaman pasar (market deepening)
menjadi fokus utama OJK bersama para Self Regulatory Organization (SRO) dalam mengembangkan pasar
modal. Regulator dan pelaku pasar paham betul, sejak
diaktifkan kembali 37 tahun lalu perkembangan pasar
modal belum maksimal, terlihat dari minimnya perusa­
haan publik (Emiten) yang tercatat di Bursa Efek Indone­
sia (BEI). Hingga November 2014, tercatat kurang dari 500
perusahaan yang tercatat di bursa dengan nilai kapitali­
sasi pasar sekitar Rp 5.000 triliun.
Begitu pula dengan jumlah investor lokal yang kon­
disinya juga minim. Berdasarkan data PT Kustodian Sen­
tral Efek Indonesia (KSEI), jumlah Sub Rekening Efek di
pasar modal mencapai sekitar 360.000 pada akhir 2014.
Bandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang
mencapai 250 juta jiwa. Artinya hanya sekitar 0,2% pen­
duduk Indonesia yang menjadi investor di pasar modal
khususnya di equity market.
Berbagai langkah dilakukan regulator untuk mening­
katkan jumlah investor maupun Emiten di pasar modal
4
Fokuss Edisi Khusus
dalam rangka market deepening, diantaranya melalui
program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang
dilakukan secara masif bukan hanya di kota-kota besar
tapi juga ke daerah-daerah di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota. Tujuannya tentu saja untuk menarik
partisipasi masyarakat sebagai investor pasar mo­dal.
Ini juga dilakukan kepada perusahaan-perusahaan agar
mau memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pen­
danaan.
Hal itu tidak cukup tanpa dilakukannya pengem­
bangan infrastruktur pasar modal. Tonggak penting
pengembangan infrastruktur pasar modal dimulai ta­
hun 2009, kala itu Bapepam-LK sebagai regulator pasar
modal bersama SRO mulai membangun tiga infrastruk­
tur penting pasar modal Indonesia yaitu Single Investor
Identification (SID), pengembangan Straight Through Processing (STP) serta program pengembangan data warehouse. Implementasi lain yang telah dilaksanakan adalah
pemisahan Rekening Dana Nasabah (RDN) serta Fasilitas
AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) yang berfungsi se­
bagai sarana transpa­ransi informasi di pasar modal.
Program pengembangan infrastruktur Pasar Modal
tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari
diskusi kebijakan, penyusunan kerangka bisnis, usulan
Pada masa
kebijakan, penyiapan infrastruktur regulasi dan sistem,
mendatang,
SID diterapkan serta implementasi (live). Program tersebut telah di­
implementasikan pada akhir tahun 2012. Meski begitu
juga pada
regulator dan pelaku bisnis berkomitmen untuk terus
investor
pemilik Reksa mengembangkan infrastruktur pasar modal, karena disa­
Dana maupun dari dinamika pasar bergerak demikian cepat.
“
obligasi.”
Di awal tahun 2014, salah satu pengembangan yang
siap dilakukan yaitu perluasan cakupan implemen­tasi
SID. Bila sebelumnya SID hanya berlaku pada investor
pasar equity atau saham. Pada masa datang juga akan
diterapkan pada investor Reksa Dana maupun obligasi.
Margeret M. Tang, yang kala itu menjabat sebagai Pjs.
Direktur Utama KSEI mengatakan, penerapan SID Reksa
Dana akan menjadi landasan penting untuk mendukung
inisiatif OJK dalam mengembangkan infrastruktur yang
terintegrasi bagi industri Reksa Dana melalui Sistem Pe­
ngelolaan Investasi Terpadu.
Terkait itu KSEI telah menjalin kerja sama dengan
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil
(Ditjen Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri untuk
pemanfaatan data kependudukan melalui database
KTP Elektronik sebagai acuan basis data investor pasar
modal. Dengan kerja sama ini, pembentukan SID di
pasar modal berdasarkan database investor yang ada di
KSEI dapat dilakukan dengan lebih baik sesuai data yang
lebih akurat dan selalu terkinikan.
Selain bertujuan untuk membentuk database in­
vestor pasar modal yang valid dan terkini, perluasan
fungsi SID tersebut juga dimaksudkan untuk mendu­
kung pe­ngembangan AKSes Financial Hub. Khusus
untuk im­plementasi SID investor Reksa Dana, kata Mar­
geret, masih menunggu peraturan yang diterbitkan
oleh OJK. KSEI juga tengah berupaya melakukan kerja
sama Co-Branding Fasilitas AKSes dengan fasilitas per­
bankan. Program ini memberikan kemudahan bagi
investor untuk dapat memantau kepe­milikan Efek dan
saldo dana mereka yang tersimpan di KSEI melalui ja­
ringan perbankan.
“Sinergi dengan perbankan bertujuan untuk mem­
buka akses yang luas dan mudah kepada masyarakat
ke pasar modal. Sebagai industri yang telah lebih dulu
berkembang dan matang, sudah sangat umum bahwa
masyarakat kita menjadi nasabah perbankan dan juga
familiar untuk menggunakan fasilitas yang disediakan
bank, seperti ATM, internet banking dan mobile banking.
Penggunaan fasilitas-fasilitas perbankan ini sudah men­
Margeret M. Tang
“
jadi kebutuhan dan bagian keseharian sehingga sangat
Sinergi dengan ideal bila dikembangkan lebih lanjut guna memberikan
kemudahan akses bagi masyarakat untuk masuk ke pa­sar
perbankan
modal,” kata Margeret.
bertujuan
Sejak Februari 2014 lalu hingga menjelang akhir ta­
untuk
hun
ini, KSEI telah menggandeng 4 (empat) Bank Admi­
membuka
nistrator
RDN (Bank Permata, Bank Mandiri, BCA dan CIMB
akses yang
Niaga)
dalam
menjalin kerja sama Co-Branding Fasilitas
luas dan
AKSes,
dimana
Bank Permata telah live sejak Juli 2014.
mudah kepada
Apabila
kerja
sama
Co-Branding dengan bank - bank tadi
masyarakat”
seluruhnya telah dituntaskan, maka 92% investor pasar
modal sudah bisa menikmati layanan Fasilitas AKSes le­
wat jaringan perbankan.
Sebagai antisipasi terhadap peningkatan volume
dan kapitalisasi pasar, KSEI juga melakukan pengem­
bang­­an generasi selanjutnya terhadap sistem utama
C-BEST. Pengembangan ini akan meningkatkan kece­
patan dan kapasitas penyelesaian transaksi Efek hingga
enam kali lipat dari 3.000 penyelesaian transaksi Efek
per menit menjadi 20.000 per menit.
Program pengembangan infrastruktur pasar modal
juga serius dilakukan oleh SRO lain yaitu BEI dan PT Kli­
ring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Persiapan dan
pengem­bangan terbaru yang dilakukan oleh BEI antara
lain pelaporan Perusahaan Tercatat dan Anggota Bursa
dengan berbasis Extensible Business Reporting Language
(XBRL). Dari sisi perdagangan, BEI melakukan perubahan
satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga untuk per­
dagangan Efek ber­sifat ekuitas yang diberlakukan pada
6 Januari 2014 lalu. Pengembangan tersebut membuat
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) men­
jadi lebih stabil dan tidak terlalu volatile.
Adapun KPEI telah melakukan harmonisasi keten­
tuan, persyaratan, maupun produk dan layanan. Semua
diupayakan agar memenuhi standar yang berlaku secara
regional maupun internasional. Salah satunya dengan
melakukan assessment untuk pemenuhan prinsip dan
rekomendasi yang diterbitkan oleh International Organization of Securities Commission (IOSCO). Hal ini terkait de­
ngan penerap­an prinsip dan rekomendasi dari principles
for financial market infrastructure yang harus dipenuhi. m
Fokuss Edisi Khusus
5
17 Tahun
Berupaya Wujudkan
Kenyamanan Investor
Beberapa implementasi pengembangan infrastruktur pasar
modal pada satu dekade terakhir menjadi tonggak sejarah
yang menandai 17 tahun perjalanan KSEI. Tuntasnya berbagai
implementasi tersebut menjadi sumbangan strategis dari KSEI
yang menentukan arah perjalanan pasar modal Indonesia
menjadi pasar kompeten dan berdaya saing.
6
Fokuss Edisi Khusus
Di sebuah mall bilangan pusat Jakarta, suasana siang itu tampak
lebih ramai dari biasanya. Maklum, waktu makan siang telah tiba.
Para pengunjung mall tampak berkerumun di area restaurant
yang ada di mall tersebut.
Lima pria baru saja keluar dari lift melintas sambil berbincang.
Ada yang tampak riang bercerita tentang saham yaitu salah satu
saham blue chips yang baru dibelinya pagi hari, sudah naik sig­
nifikan. Ternyata mereka para pekerja kantoran yang juga men­
jadi investor di pasar modal Indonesia.
Begitu melintas di depan deretan ATM bank, seorang pria
pamit untuk mampir. “Mau ambil uang dulu, sekalian ngecek
investasi sebentar,” ujar salah satu investor sambil mengelu­
arkan kartu ATM keluaran salah satu bank di Indonesia. Selesai
mengambil uang, pria tersebut kemudian mengecek mutasi
transaksi Efeknya yang sudah dilakukan tiga hari sebelumnya
melalui menu Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas)
yang ada di ATM tersebut.
Fasilitas AKSes memang disediakan untuk memberikan ke­
mudahan bagi investor untuk memantau data transaksi Efek dan
pasar modal Indonesia. Ketika Efek tanpa warkat sebagian besar
selesai bermigrasi menjadi scripless, efisiensi pasar modal Indo­
nesia menjadi salah satu hal yang semakin terwujud.
Dimulainya era scripless trading, secara langsung dapat
mening­katkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar
modal. Efek non warkat yang sebelumnya diproses secara ma­
nual tidak pelak penuh dengan risiko rusak, hilang atau bahkan
dicuri. Scripless memungkinkan portofolio investasi yang dimiliki
investor, disimpan dalam bentuk data elektronik, se­hingga pro­
ses transaksi hingga pemindahbukuannya dapat le­bih mudah
dilakukan. Meski sudah berbentuk elektronik, rupanya industri
pasar modal Indonesia harus kembali menelan pil pahit. Catatan
kelam perjalanan pasar modal Indonesia harus ternoda dengan
kasus penyalahgunaan investasi nasabah oleh oknum Perusa­
haan Efek terjadi di tahun 2008. Miliaran dana nasabah disele­
wengkan dalam kasus tersebut.
Berangkat dari pengalaman tersebut, regulator pasar modal
Indonesia segera bertindak untuk memulihkan nama baik pasar
modal, sekaligus meraih kembali kepercayaan investor. Pada
dana yang dimilikinya, yang sekaligus merupakan perwujudan
komitmen atas penyediaan transparansi informasi bagi inves­
tor di lingkungan pasar modal. Sejak pertengahan tahun 2014,
Fasili­tas AKSes telah dapat diakses melalui ATM. Sehingga sambil
melakukan transaksi perbankan, investor juga dapat mengecek
investasinya di pasar modal.
Fasilitas AKSes diluncurkan oleh KSEI pada tahun 2009.
Pengembangan lebih lanjut dari Fasilitas AKSes adalah Single
Investor Identification (SID) yang merupakan identitas tunggal
yang wajib dimiliki seluruh investor pasar mo­dal Indonesia se­
jak tahun 2012. Cukup dengan satu SID, investor dapat meman­
tau saldo dan mutasi Efek di Sub Rekening Efek dan dananya di
Rekening Dana Nasabah, yang di­bukakan Perusahaan Efek atas
nama investor tersebut.
Namun, pekerjaan besar yang ditorehkan KSEI saat ini tentu
bukan cerita satu malam. Ada tahapan panjang dan penuh tan­
tangan telah dilewati selama 17 tahun kiprah KSEI, dalam rangka
mendukung terbentuknya pasar modal wajar, teratur dan efisien.
Juni 2009, KSEI dengan dukungan Self Regulatory Organization
(SRO) lainnya, serta Bapepam-LK, meluncurkan fasilitas Investor Area, yang kemudian berubah nama menjadi Fasilitas AKSes
yang digunakan investor untuk memantau portofolio Efek dan
dana miliknya.
Implementasi Fasilitas AKSes didasarkan pada penerbitan
nomor SID yang sudah lebih dahulu dilakukan KSEI, namun pada
masa awal diterapkan, masih banyak tugas yang ha­rus diselesai­
kan KSEI dalam hal penerbitan nomor SID. Saat itu, dari sekitar
330 ribu Sub Rekening Efek, belum seluruhnya diterbitkan no­
mor SID.
Sesuai Peraturan OJK No.V.D.3, sejak 2012 SID merupakan
tuntutan wajib bagi investor pemilik Efek yang diperdagang­
kan di BEI. Nasabah yang belum memiliki SID, tentu tidak dapat
bertransaksi. Sebab instruksi jual beli dari Perusahaan Efek harus
mencantumkan enam digit Trading ID yang juga merupakan
bagian dari SID yang diterbitkan oleh KSEI. Penggunaan SID ini
juga menjadi dasar bagi pengembangan dan implementasi tran­
saksi Straight Through Processing (STP), mulai dari order trading,
netting/kliring, hingga proses settlement.
Karena sifatnya yang ‘tunggal’ dan ‘unik’, seorang investor
hanya perlu memiliki satu nomor SID. Penerapan SID turut me­
ERA IDENTITAS TUNGGAL
Penerapan scripless trading di pasar modal Indonesia sejak
17 Juli 2000 merupakan tonggak pen­ting dalam perkembangan
Fokuss Edisi Khusus
7
17 TAHUN BERUPAYA WUJUDKAN KENYAMANAN INVESTOR
Perjalanan 17 Tahun KSEI [1997 - 2014]
l 23 Desember 1997
KSEI mengawali perjalanannya
sebagai salah satu Self Regulatory
Organization dalam struktur pasar
modal Indonesia.
l 11 November 1998
l 17 Juli 2000
Awal dimulainya era scripless
trading dimana KSEI melakukan
penyimpanan dan penyelesaian
transaksi Efek melalui mekanisme
pemindahbukuan dengan
menggunakan C-BEST.
Memperoleh izin operasional
sebagai Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian oleh Bapepam-LK
melalui surat No. Kep. 54/PM/1998.
l 9 Januari 1998
Dimulainya kegiatan operasional KSEI
yaitu kegiatan penyelesaian transaksi
Efek, mengambil alih fungsi sejenis
dari PT Kiring Deposit Efek Indonesia
(KDEI).
l 13 September 2001
Mulai beroperasinya pusat
penanggulangan bencana yang
ditempatkan 30 km dari lokasi
kantor KSEI.
0 5
9 7 16
85 3
1 +4 0
%
0
7
39 9 6 0 9
893 8 70 70 0 7
7 9 6
7
5 9
18 Juni 2009
Implementasi Investor Area
yang berfungsi sebagai sarana
transparansi informasi dari
portofolio investor.
23 Desember 2009
Perubahan nama Investor Area
menjadi Fasilitas AKSes.
Sosialisasi Fasilitas AKSes
3 Maret 2011
Penandatanganan Perjanjian Kerja
Sama Pemisahan Rekening Dana
Nasabah (RDN) dengan 4 bank
untuk mewujudkan implementasi
pemisahan rekening dana investor
pasar modal Indonesia.
l 31 Januari 2012
Kewajiban kepemilikan SID
dan pemisahan RDN sesuai
persyaratan Peraturan BapepamLK No.V.D.3
l 18 Juni 2013
Penandatanganan perjanjian
kerjasama pemisahan RDN Syariah
dengan Bank Syariah Mandiri.
1 Januari 2010
Implementasi peraturan
tentang Dormant Account untuk
menertibkan Sub Rekening Efek
tidak aktif yang tercatat di KSEI.
Fokuss Edisi Khusus
10 Desember 2006
Distribusi pertama ORI 001 yang
memulai operasional KSEI sebagai
penatausahaan surat berharga
negara.
6 September 2008
Resmi menjadi anggota aktif dari
The Society for Worldwide Interbank
Financial Telecommunication
(SWIFT).
l Oktober 2013
KSEI memperoleh Sertifikasi ISO
27001:2005 mengenai Kebijakan
Sistem Keamanan Informasi.
l 27 Desember 2013
Penerapan modul Static Data
Investor pada sistem C-BEST.
l Februari 2014
Langkah awal KSEI memulai sinergi
Industri pasar modal dengan
perbankan sebagai upaya untuk
meningkatkan pendalaman pasar
8
Launching Co-Branding Fasilitas AKSes
melalui kerja sama pengembangan
infrastruktur pasar modal melalui
Co-Branding Fasilitas AKSes dengan
layanan e-channel perbankan.
l
9 September 2002
Guna meningkatkan efisiensi, KSEI
bersama SRO lainnya mempercepat siklus
penyelesaian transaksi dari T+4 menjai T+3.
l
23 Juli 2003
Memperoleh sertifikasi internasional ISO
9001:2000 - konversi dari ISO 9002:1994.
1 September 2004
Implementasi aplikasi Online Research
and Centralized Historical Data (ORCHiD),
yaitu fasilitas online sistem yang
menyediakan arsip histori data kegiatan
Pemegang Rekening di C-BEST.
19 Mei 2006
Resmi ditunjuk sebagai Sub Registry Bank
Indonesia untuk mengelola administrasi
penyimpanan dan penyelesaian Surat
Utang Negara (SUN).
l 25 Agustus 2014
Kerja sama KSEI dengan Ditjen. Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Ne­
geri, untuk melakukan proses pengkinian data
investor berbasis data KTP elektronik dalam
upaya untuk meningkatkan akurasi database
investor di pasar modal.
mudahkan proses pendataan investor pasar modal Indonesia,
baik dari sisi jumlah maupun jenis nasabah. Saat ini, jumlah SID
dijadikan sebagai acuan jumlah investor di pasar modal, yang
sekarang telah mencapai sekitar 360.000.
Untuk menunjang implementasi kepemilikan SID bagi se­
luruh investor pasar modal, KSEI juga mempermudah proses
penerbitan nomor SID yang sekarang sudah dilakukan secara
otomatis setelah diajukannya permohonan pembukaan Sub Re­
kening Efek oleh Perusahaan Efek. Proses penerbitan nomor SID
kini hanya memerlukan waktu 1 hari, khusus untuk investor indi­
vidu domestik.
PENINGKATAN LAYANAN
Pada hakekatnya, industri pasar modal merupakan industri
yang dinamis. Selalu ada kebutuhan baru yang perlu diakomodir
dengan dukungan sistem. Itu sebabnya, kerja keras KSEI tidak
berakhir pada keberhasilan proses migrasi dari Efek fisik menjadi
Efek elektronik.
Tak dapat dipungkiri, sejak era scripless, aktivitas transaksi
dan penyelesaian Efek di pasar modal menjadi serba mudah.
Penyelesaian transaksi Efek tersebut turut didukung dengan
sistem utama yang digunakan untuk kegiatan operasional KSEI
bernama C-BEST (The Central and Book Entry Settlement System).
Selangkah lebih maju, sistem ini bahkan tengah dikembangkan
Untuk menunjang implementasi
kepemilikan SID bagi seluruh investor
pasar modal, KSEI juga mempermudah
proses penerbitan nomor SID”
menuju generasi berikutnya untuk menunjang performa yang
lebih baik. Ini merupakan langkah antisipasi KSEI menjawab tren
nilai kapitalisasi pasar, jumlah investor maupun volume transaksi
di pasar modal. Semua data catatan kepemilikan Efek dan dana
milik investor yang digunakan untuk bertransaksi di Bursa Efek
telah berbentuk elektronik. Tak ada lagi tumpukan saham yang
keberadaannya sarat dengan aneka risiko.
Dalam perkembangannya, KSEI berupaya menambah layan­
an jasa yang diberikan, khususnya yang terkait dengan pe­
nyimpanan dan penyelesaian transaksi pasar modal. Misalnya,
ketika pemerintah membutuhkan dukungan untuk anggaran
pembangunan melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN),
KSEI meresponsnya dengan memperluas layanan dan menjadi
Sub Registry Bank Indonesia pada 2006. Dengan cara itu, KSEI da­
pat menjalankan fungsi penyimpanan dan penatausahaan atas
SUN, terutama Obligasi Negara Ritel (ORI) yang kala itu sangat
diminati masyarakat sebagai alternatif investasi.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pun ikut menambah keaneka­
ragaman produk yang dicatatkan pada sistem C-BEST sejak Maret
2007. Masuknya instrumen tersebut di KSEI dimungkinkan ka­
rena C-BEST telah terintegrasi dengan BI-SSSS (Bank Indo­nesiaScripless Securities Settlement System atau BI-S4) yang dimiliki
Fokuss Edisi Khusus
9
17 TAHUN BERUPAYA WUJUDKAN KENYAMANAN INVESTOR
oleh Bank Indonesia, sehingga terbentuk single communication
platform yang ideal bagi perdagangan SUN dan SBI oleh pe­
makai jasa KSEI.
Beragam instrumen Efek kemudian berhasil dicatatkan di
KSEI pada tahun-tahun berikutnya, seperti Efek Beragun Aset
(EBA), Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) hingga
Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Hingga tahun 2014,
terdapat sekitar sepuluh jenis Efek yang proses penyimpanan
dan penyelesaiannya dapat dilakukan melalui KSEI.
Sejalan dengan semangat mendorong efisiensi pasar, KSEI
terus berupaya mencari terobosan. Penguatan dari sisi internal
terus dilakukan dalam rangka membentuk KSEI semakin men­
jadi Kustodian Sentral dengan kualitas mumpuni sehingga bisa
bersaing dengan lembaga-lembaga sejenis di dunia. Komunika­
si aktif dan kehadiran dalam forum lembaga Kustodian dunia sa­
ngat membantu KSEI memasuki dasawarsa kedua dalam men­
dukung perkembangan industri pasar modal Indonesia.
Kehadiran rutin KSEI pada event-event internasional, seperti
keterlibatan dalam Asia Pacific Central Depository Group (ACG),
dimana KSEI menjadi salah satu negara pendirinya, dapat mem­
berikan sumbangsih baik bagi lembaga maupun perkembang­
an pasar modal. Forum ini bermanfaat untuk saling bertukar in­
formasi, pengalaman dan mempelajari tentang pengembangan
yang terjadi di lembaga masing-masing negara.
Seiring dengan upaya pengembangan C-BEST dalam rangka
memberikan layanan terbaiknya bagi pemakai jasa serta untuk
menerapkan standar internasional terkait format data dan jari­
ngan komunikasi, sejak tanggal 6 September 2008 KSEI resmi
menjadi anggota aktif dari The Society for Worldwide Interbank
Financial Telecommunication (SWIFT). Masuknya KSEI ke SWIFT
akan meningkatkan kecepatan KSEI dalam berinteraksi lang­
sung dengan Pemegang Rekening dan nasabah Pemegang
10
Fokuss Edisi Khusus
Forum internasional bermanfaat untuk
saling bertukar informasi, pengalaman dan
mempelajari tentang pengembangan yang
terjadi di negara-negara lain”
rekening yang menjadi pengguna SWIFT, terutama nasabahnasabah a­sing.
MAKIN ‘TERBUKA’ Dengan FASILITAS AKSes
Satu lagi babak baru kembali dilalui. Sejak awal Februari
2012, selain kewajiban kepemilikan implementasi SID, investor
pasar modal juga wajib dibuatkan Kartu AKSes dan dibukakan
RDN di salah satu Bank Pembayaran yang bekerjasama dengan
KSEI. SID, Fasilitas AKSes dan RDN pada dasarnya berjalan ber­
iringan, sebagai elemen perlindungan investor di pasar modal.
Fasilitas AKSes merupakan sarana informasi secara online
yang diberikan kepada investor untuk mengakses dan meman­
tau data posisi serta pergerakan Efek dan dana milik investor.
Fasilitas AKSes dapat digunakan oleh investor setiap waktu se­
cara real time melalui alamat https://akses.ksei.co.id.
Implementasi Fasilitas AKSes merupakan salah satu komit­
men KSEI untuk memberikan perlindungan investor dengan
meningkatkan transparansi informasi atas portofolio investasi
mereka yang tersimpan di KSEI. Hal ini pada akhirnya akan me­
ningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar
modal Indonesia.
Perubahan nama Investor Area menjadi Fasilitas AKSes di
pertengahan tahun 2010, dibarengi harapan bahwa Fasilitas
AKSes mampu meningkatkan minat para investor untuk ak­
tif menggunakan fasilitas tersebut. Pergantian nama tersebut
dibarengi dengan kick-off rangkaian sosialisasi Fasilitas AKSes
yang dilakukan di beberapa kota di Indonesia. Butuh waktu dan kerja ekstra untuk meyakinkan sekaligus
menyadarkan investor tentang manfaat dan pentingnya peng­
gunaan Fasilitas AKSes. Hingga saat ini, angka investor yang te­
lah login ke Fasilitas AKSes masih konsisten di angka 13% dari
total jumlah investor pasar modal Indonesia.
Namun di sisi lain, KSEI juga berupaya memberikan kemu­
dah­an dan membukakan akses baru bagi investor untuk melaku­
kan login ke Fasilitas AKSes. Mulai dari peluncuran aplikasi AKSes
Mobile di awal tahun 2013, untuk mengakomodasi penggunaan
smart devices di kalangan masyarakat yang cukup tinggi, hingga
penggunaan jaringan ATM perbankan untuk login mulai ta­
hun 2014. Khusus untuk ATM, kerja sama tersebut dijalin KSEI
de­ngan Bank Administrator RDN melalui pengembangan CoBranding Fasilitas AKSes dengan jaringan perbankan. Berbagai
kemudahan ini diharapkan dapat mendongkrak jumlah investor
yang memanfaatkan Fasilitas AKSes. Tidak ha­nya dimanfaatkan
sesekali, tetapi juga dilakukan pemantauan secara berkala.
WUJUDKAN KEMUDAHAN DAN KENYAMANAN
Dikembangkannya berbagai fasilitas yang memudahkan in­
vestor untuk mengakses portofolio investasinya, hanyalah me­
rupakan langkah awal dari dimulainya beberapa rencana besar
KSEI. Margeret M. Tang, Pjs. Direktur Utama KSEI yang kala itu
menjabat, memaparkan beberapa rencana pengembangan in­
frastruktur pasar modal yang diprakarsai KSEI, yang ditargetkan
akan dilaksanakan pada tiga tahun mendatang.
“Secara umum, inisiatif strategis ini bertujuan untuk men­
dukung program pendalaman pasar yang diupayakan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), dengan menyediakan infrastruktur yang
dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor
serta pelaku pasar,” demikian disampaikan Margeret.
Jika sekarang Fasilitas AKSes hanya dapat digunakan seba­
gai sarana pemantauan portofolio investasi Efek, ke depannya,
pengembangan Fasilitas AKSes akan diarahkan menjadi AKSes
Financial Hub untuk memberikan kemudahan akses dan aktivi­
tas investasi bagi investor hingga ke pelosok.
Masih didasarkan pada penerapan SID, beberapa tahapan
pengembangan AKSes Financial Hub telah dilaksanakan, antara
lain penerapan Static Data Investor sejak akhir tahun 2013 serta
kerja sama dengan Ditjen. Kependudukan dan Catatan Sipil (Duk­
capil) agar data SID dapat terkoneksi dengan database kepen­
dudukan Republik Indonesia. Tahapan selanjutnya adalah pem­
berian nomor SID kepada pemilik investasi Kolektif, seperti Reksa
Dana, dan instrumen invetasi kolektif lain, sehingga dapat terben­
tuk gambaran investor di pasar modal secara keselu­ruhan.
Sedangkan antisipasi peningkatan volume transaksi Bursa,
pertumbuhan jumlah investor dan bertambahnya jumlah Emiten
dilakukan melalui pengembangan C-BEST Next-G. Ge­nerasi be­
rikut dari sistem utama KSEI tersebut, akan ditingkatkan dari
segi kecepatan dan kapasitasnya, yang juga akan ditambahkan
beberapa fitur yang nantinya dapat mengakomodir message de­
ngan format SWIFT ISO 20022 yang berlaku internasional.
“Hal ini akan memudahkan KSEI dalam melakukan Cross
Border Settlement dengan negara lain
kedepannya, serta diharapkan dapat
meningkatkan peran KSEI selaku Central
Securities Depository Indonesia di tingkat
regional,” ungkap Mar­geret.
Sinergi dunia pasar modal dengan
industri perbankan, yang mulai dilaku­
kan sejak awal tahun 2014 melalui kerja
sama pengembang­an Co-Branding
Fasilitas AKSes, akan dilanjutkan dengan
penggunaan fasilitas perbankan untuk
membuka akses masyarakat ke pasar
modal. Kerja sama ini telah menjadi
tonggak dimulainya sinergi antara pasar
modal de­ngan perbankan.
Salah satu fitur yang sudah dikem­
bangkan KSEI adalah inquiry Efek serta
instruksi penarikan dana. Dengan ini,
investor tidak perlu mengirim fax ke
pihak broker, tetapi cukup mengguna­
kan fasilitas ATM. Kelak, fitur pendukung
juga bisa diperbanyak dari posisi saat ini
untuk inquiry Efek dan instruksi penarikan dana. Misalnya untuk
mengakomodasi kepentingan masyarakat di daerah yang ingin
membeli saham IPO.
Jika ada sinergi dengan bank, investor bersangkutan cukup
mendatangi cabang bank terdekat untuk membeli saham atau
melalui jaringan e-channel bank. Jika sistemnya mendukung,
bisa juga membeli surat berharga lainnya, seperti ORI. Bahkan
telah dipersiapkan juga untuk mengakses kepentingan investor
yang ingin bertransaksi Reksa Dana. Sesuai Road Map pengem­
bangan infrastruktur pasar modal, pada tahun 2018 sudah dapat
dilakukan subscribe Reksa Dana maupun ORI.
Berbagai tahapan pengembangan dan program strategis
yang ditempuh selalu dengan tujuan yang sama, memberi man­
faat optimal bagi seluruh jajaran di industri pasar modal, mela­
lui dukungan membentuk pasar modal yang wajar, teratur dan
efisien. Selamat dan sukses untuk 17 tahun perjalanan memberi
makna pada kemajuan pasar modal Indonesia. m
Fokuss Edisi Khusus
11
Sinergi dengan Perbankan untuk
Memberikan Kemudahan Investor
KSEI menggandeng perbankan untuk meng­
optimalkan Fasilitas AKSes sebagai gerbang
menuju financial hub. Ke depan, jaringan
perbankan akan dioptimalkan sebagai akses
bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar
modal.
Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) merupakan fasili­
tas yang memungkinkan investor untuk melakukan pemantauan
portofolio investasi pasar modal secara mandiri. Informasi data
kepemilikan Efek dan dana serta mutasinya yang tercatat pada
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku satu-satunya
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar modal Indo­
nesia, dapat dilihat secara real time hingga 30 hari terakhir. Kon­
solidasi data kepemilikan Efek yang disimpan dalam beberapa
Sub Rekening Efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang
berbeda pun langsung otomatis, sehingga investor dapat meli­
hat seluruh portofolionya hanya dengan sekali login.
Pada awal peluncurannya, hadirnya Fasilitas AKSes diha­
rapkan dapat menumbuhkan kepercayaan dan rasa aman da­
lam berinvestasi di pasar modal. Investor pun diharapkan un­
tuk melakukan pemantauan secara berkala, agar mencegah
penyalah­gunaan yang mungkin dilakukan oknum Perusahaan
Efek yang tidak bertanggungjawab.
Sejak diluncurkan pada tahun 2009, jumlah investor yang
memanfaatkan Fasilitas AKSes melalui login terbilang masih
minim, yakni baru sekitar 13% dari total investor di pasar modal
Indonesia. Meski jumlah investor terus mengalami pertumbuh­
an dari tahun ke tahun, namun jumlah penggunaan Fasilitas
AKSes oleh investor tetap konsisten dijumlah yang sama. Meng­
acu pada data Single Investor Identification (SID) yang tercatat di
KSEI, jumlah investor meningkat sekitar 20% dari 280 ribu pada
2012 menjadi 338 ribu pada 2014. Sayangnya angka jumlah login
tidak mengalami per­ubahan. Menilik fakta tersebut, KSEI gencar
12
Fokuss Edisi Khusus
menyelenggarakan sosialisasi Fasilitas AKSes ke beberapa kota
besar di Indonesia untuk menyampaikan fungsi dan manfaat
Fasilitas AKSes, se­kaligus sebagai upaya untuk meningkatkan
jumlah login ke Fasilitas AKSes.
Dari sisi internal, pengembangan Fasilitas AKSes pun tidak
berhenti dilakukan. Tujuannya, untuk memberikan kemudah­
an bagi investor untuk menggunakan Fasilitas tersebut. Untuk
pengembangan di tahun 2014, KSEI mulai melakukan kerja sama
dengan industri perbankan melalui sinergi Fasilitas AKSes de­
ngan jaringan Automated Teller Machine (ATM).
Frekuensi penggunaan mesin ATM yang cukup tinggi dalam
mendukung kegiatan finansial masyarakat, menjadi salah satu la­
tar belakang KSEI melakukan pengembangan Co-Branding Fasili­
tas AKSes melalui jaringan perbankan. Dengan menyertakan fitur
Fasilitas AKSes ke dalam salah satu menu di mesin ATM, investor
yang dibukakan Rekening Dana Nasabah (RDN) sekaligus menja­
di nasabah di bank yang sama, dapat mengakses informasi saldo
Efek dan dana yang tercatat di KSEI melalui Fasilitas AKSes.
Cara ini memberikan alternatif bagi investor untuk login ke
Fasilitas AKSes yang sebelumnya dapat dilakukan melalui personal computer atau aplikasi AKSes Mobi­le. Hambatan dari segi akses
internet yang selama ini dipakai untuk memanfaatkan Fasilitas
AKSes pun dapat teratasi. Investor, terutama yang kurang fami­
liar dalam menggunakan internet atau berada di daerah de­ngan
koneksi internet belum cukup baik, dapat menjadikan ATM seba­
gai pilihan.
Sepanjang tahun 2014, kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes
dengan jaringan perbankan telah dilaksanakan dengan meng­
gandeng empat bank yang selama ini telah bekerjasama sebagai
Bank Administrator RDN, yaitu PT Bank Permata Tbk (Permata­
Bank), PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri), PT Bank Central Asia
Tbk (BCA), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga). De­ngan
demikian, dari enam Bank Administrator RDN yang telah be­
kerjasama dengan KSEI, lebih dari setengahnya yang telah resmi
akan mengembangkan Co-Branding Fasilitas AKSes. Khusus un­
dilakukan, diharapkan masyarakat memperoleh kemudahan un­
tuk PermataBank, Fasilitas AKSes melalui jaringan ATM telah da­
tuk berinvestasi di pasar modal, dan dengan dukungan pengem­
pat digunakan sejak Juli 2014. Sedangkan dengan Bank Mandiri
bangan infrastruktur Co-Branding seperti ini diharapkan target
berdasarkan rencana diluncurkan pada awal tahun 2015.
peningkatan jumlah investor di pasar modal dapat dicapai se­
Dari sisi potensi, keempat bank yang telah menjalin ker­
jalan dengan visi OJK untuk pendalaman pasar.
jasama dengan KSEI ini secara total memiliki sekitar 5.000 kantor
Mendukung pernyataan Nurhaida, Heri Sunaryadi yang
cabang, dan lebih dari 30.000 mesin ATM. Khusus untuk layanan
saat itu menjadi Direktur Utama KSEI mengatakan, infra­struktur
melalui internet banking yang akan dikembangkan bersama BCA
pasar modal yang baik dibutuhkan agar para pelaku pasar dapat
dan Bank CIMB Niaga, saat ini tercatat ada sekitar 4,5 juta nasa­
mengembangkan produk dan layanan jasa secara efisien. Untuk
bah yang sudah menjadi pengguna layanan internet banking
itu, KSEI memiliki bebe­rapa inisiatif dalam pengembangan infra­
kedua bank tersebut.
struktur pasar modal untuk beberapa tahun ke depan, termasuk
Data KSEI di tahun 2014 mencatat ada sebanyak 358.419
kerja sama lanjutan dengan perbankan.
investor yang membuka rekening sebagai nasabah Per­usahaan
Perbankan yang memiliki basis nasabah yang besar dan su­
Efek. Dari total jumlah rekening tersebut tersebar di enam Bank
dah terpetakan berdasarkan nilai rekening yang dimiliki, serta
Administrator RDN sebanyak 333.778 rekening. Adapun keempat
memiliki infrastruktur jaringan yang lebih matang dibandingkan
bank yang telah menjalin kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes
pasar modal, infrastrukturnya dapat dimanfaatkan untuk mem­
dapat menyerap 308.000 rekening investor pasar modal.
bukakan akses ke pasar modal. Tujuannya antara lain agar dapat
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa
menggaet investor baru. Di sisi lain, berbagai fasilitas layanan
Keuang­an (OJK) Nurhaida menilai upaya KSEI mengembangkan
perbankan yang umum dan mudah digunakan masyarakat, se­
Co-Branding Fasilitas AKSes dengan perbankan merupakan lang­
hingga dapat dimanfaatkan untuk menunjang aktivitas di pasar
kah konkret sinergi perbankan dan pasar modal di bawah OJK
modal di tahap selanjutnya. Fasilitas tersebut diharapkan me­
untuk mewujudkan infrastruktur yang memudahkan masyarakat
narik minat masyarakat untuk berinvestasi sehingga jumlah in­
melakukan investasi di pasar modal.
vestor lokal juga akan meningkat.
Menurutnya, peningkatan jumlah investor pasar modal
Menurut Heri, pengembangan fitur monitoring Efek yang
dapat diupayakan dengan dukungan infrastruktur yang mem­
tersim­pan di KSEI melalui layanan ATM atau internet banking
buat masyarakat merasa mudah, nyaman, dan aman dalam
bank ini merupakan langkah awal untuk pengem­bangan fiturberinvestasi. “Pengembangan infrastruktur yang mempermu­
fitur lainnya ke depan. Dalam pengem­bangannya, Fasilitas AKSes
dah ak­ses masyarakat ke pasar modal ini melengkapi sosialisasi
akan memperlebar ca­kupan, tidak hanya untuk a­cuan kepemi­
dan edukasi yang secara masif dan
likan Efek yang tercatat di KSEI, na­
terus menerus kami lakukan. Kami
mun juga sebagai AKSes Financial
Perkembangan SID
361.038
juga telah melakukan penyesuai­an
Hub. “Kita rencanakan nantinya
dan Login Fasilitas AKSes
peraturan terkait prinsip me­ngenai
dengan pengembangan lebih lan­
pengenalan nasabah dimana ke de­
jut layanan dan jaringan perbankan,
pannya investor da­pat membuka
masyarakat akan lebih mudah dan
281.256
rekening investasi di Perusahaan
nyaman dalam berinvestasi di pasar
Efek melalui pihak ketiga, yaitu di
modal seperti melakukan pembelian
antaranya melalui pihak bank”, papar
saham IPO, ORI atau juga melakukan
Nurhaida.
subcription/redemption Reksa Dana.
Dengan adanya pengembangan
Ja­ringan infrastruktur perbankan
45.385
infrastruktur yang senantiasa terus
yang mapan dan luas sa­ngat ideal
(13%)
dalam mendukung pengembang­an
36.195
ini,” ujar Heri.
(13%)
Pengembangan ini didasarkan
pada penerapan SID yang telah
menjadi kewajiban bagi investor
pasar modal Indonesia sejak ta­
hun 2012. Dalam tahapan pe­
ngembangan AKSes Finan­cial Hub,
Jumlah SID
Login Fasilitas AKSes
beberapa tahapan pengembangan
telah dilaksanakan, antara lain pe­­
nerapan Static Data Investor sejak akhir tahun 2013, serta ter­
koneksinya data SID dengan database kependudukan Republik
Indonesia melalui kerja sama KSEI dan Ditjen. Ke­pen­dudukan
dan Catatan Sipil (Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri. Tahapan
selanjutnya adalah pemberian nomor SID kepada pemilik
investasi Kolektif, seperti Reksa Dana, dan instrumen investasi
kolektif lain, sehingga dapat terbentuk gambaran investor di
pasar modal secara keseluruhan. m
2014
2012
Fokuss Edisi Khusus
13
Restrukturisasi Untuk
Optimalkan Pelayanan
Seiring pertumbuhan bisnis dan transaksi di
industri pasar modal, KSEI tak segan melakukan
evaluasi dan perubahan dalam struktur orga­
nisasi perusahaan. Bagian dari upaya per­
usahaan dalam meningkatkan kredibilitas.
strukturisasi or­ganisasi perlu dilakukan untuk mengikuti perkem­
bangan industri. Tujuan restruk­turisasi adalah memperkuat fungsi
KSEI sebagai Self Regulatory Organization (SRO) di pasar modal In­
donesia serta meningkat­kan pelayanan sebagai Lembaga Penyim­
panan dan Penyelesaian (LPP).
Seperti diketahui, seiring adanya pertumbuhan investor, pe­
ningkatan frekuensi dan kompleksitas penanganan terkait layanan
Sebagai penyedia jasa Kustodian Sentral di pasar modal Indonesia,
juga terjadi. Selain Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas),
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selalu berupaya untuk
ada juga pembukaan Sub Rekening Efek, Rekening Dana Nasabah
melaksanakan kegiatan operasional yang lebih efektif dan efisien.
(RDN) dan penerbitan nomor Single Investor Iden­tification (SID). Ter­
Semua upaya KSEI bermuara pada tujuan untuk memberikan pe­
lebih lagi, KSEI bertugas sebagai satu-satunya institusi yang me­
layanan yang optimal bagi Pemakai Jasa.
ngeluarkan SID sebagai identitas tunggal investor dan persyaratan
Lain dulu lain sekarang. Kondisi dan para pelaku di pasar mo­dal
untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia.
Indonesia sudah banyak mengalami perubahan. KSEI yang pada
Restrukturisasi tersebut sekaligus menjadi jawaban KSEI atas
awalnya hanya menyelenggarakan penyelesaian transaksi Efek
tan­tangan-tantangan yang akan dihadapi di masa mendatang
dengan jumlah tidak lebih 200 institusi dan hanya berhubung­
serta memenuhi kebu­tuhan para stakeholder, antara lain diper­
an dengan Perusahaan Efek dan Bank Kustodian saja, kini harus
lukannya pengembangan dan pemeliharaan sistem secara terus
menangani para pelaku pasar yang semakin bervariasi, mulai dari
menerus untuk dapat mengikuti pertumbuhan transaksi dan
Manajer Investasi hingga investor pun kini kerap ha­rus berhu­
perkembangan bisnis.
bungan dengan KSEI.
Salah satu concern KSEI saat ini adalah transparansi informasi
Hal tersebut menjadi dasar bagi KSEI untuk melakukan penye­
yang terkait dengan data transaksi investor. Dewasa ini transpa­
suaian organisasi serta mendorong kesiapan sumber daya dalam
ransi informasi tersebut sangat dibutuhkan dalam meningkatkan
memberikan layanan. Dengan semangat menjadi Kustodian Sentral
kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Dengan
yang lebih kredibel sebagai upaya untuk meningkatkan layanan
demikian dapat memberikan jaminan atas validitas, reliabilitas
jasanya, KSEI kembali melakukan restrukturisasi orga­nisasi internal.
serta ketepat­an waktu terhadap data yang ditampilkan ataupun
Yang teranyar, KSEI melakukan restrukturisasi yang mulai ber­
diberikan kepada para stakeholder.
laku sejak 21 Oktober 2013. Restrukturisasi itu
“Restrukturisasi
Sementara itu tanggung jawab KSEI selaku
didasarkan atas keputusan Rapat Umum Peme­
organisasi dilakukan
LPP di pasar modal Indonesia dalam menye­
gang Saham (RUPS) KSEI pada tanggal 4 Juni
untuk memenuhi
diakan fasilitas perlindungan investor sema­kin
2013, Surat Keputusan No. S367/PM.22/2013 ter­
kebutuhan para
lama semakin meningkat. Beberapa hal yang
tanggal 16 September 2013 perihal Persetujuan
stakeholder, sekaligus
menjadi perhatian stakeholder KSEI di­antaranya
Perubahan Struktur Organisasi KSEI dan Keputu­
menjadi jawaban KSEI
peningkatan kuali­tas data untuk pembuatan SID,
san Direksi No KEP-0025/DIR/KSEI/1013 tentang
atas tantangan yang
memberikan kemudahan penggunaan Fasilitas
Struktur Orga­nisasi KSEI tanggal 8 Oktober 2013.
akan dihadapi di masa
AKSes, dan pemantauan pemindahbu­kuan Efek
Heri Sunaryadi yang kala itu menjabat seba­
mendatang.”
untuk mendeteksi adanya kegiatan yang dapat
gai Direktur Utama KSEI, me­nyatakan bahwa re­­
14
Fokuss Edisi Khusus
pasar modal kepada masyarakat dan media,” paparnya.
Divisi Komuni­kasi dan Perencanaan Strategis mempunyai
tugas merumus­kan rencana-rencana strategis perusahaan ber­
sama de­ngan Direksi, sekaligus berfungsi sebagai pro­motor dan
pengelola strategi perusahaan serta berperan sebagai Strategic
Manage­ment Office yang melakukan monitoring atas seluruh
proyek yang ada di KSEI. Divisi ini juga bertugas untuk membina
hubungan dengan media dan masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran investor tentang pentingnya pemanfaat­an Fasilitas
AKSes secara berkala.
Menilik kembali perjalanan KSEI dalam mempersiapkan orga­
nisasi untuk melayani lebih efektif dan efisien, perusahaan bebe­
rapa kali melakukan penyesuaian dalam struktur organisasi. Awal
restrukturisasi organisasi KSEI tercatat saat perusahaan melalui pe­
nyederhanaan organisasi untuk mengikuti implementasi scripless
trading menggunakan sistem C-BEST di tahun 2000. Pada masa da­
tang, tentu saja tidak tertutup kemungkinan KSEI kembali melaku­
kan restrukturisasi, semuanya tentu terpulang pada kondisi dan
dinamika pasar yang berkembang.
Kalau itu terjadi, dikatakan Margeret, terbuka peluang dila­
kukan restrukturisasi lagi misalnya membentuk divisi baru, bahkan
mungkin bisa dilakukan upaya lebih strategis mi­salnya spin off anak
usaha,” ujarnya. Margeret mengingatkan, berbagai per­ubahan
tersebut, termasuk restrukturisasi organisasi perusahaan, merupa­
kan dukungan bagi kebutuhan pasar yang semakin berkembang
serta untuk memenuhi kepentingan para Pemakai Jasa. m
mengganggu pasar yang teratur, wajar dan efisien. Untuk itu, ke­
butuhan akan adanya fungsi pusat analisa data dan pengawasan
mutasi Efek dan dana di KSEI sangat dibutuhkan, termasuk juga
fungsi untuk melakukan edukasi terhadap investor.
Penambahan Dua Divisi
Dengan berlakunya struktur organisasi yang baru pada Oktober
2013, otomatis menyebabkan beberapa perubahan pada struktur
divisi yang ada sebelumnya. Divisi yang berjumlah delapan, kini ber­
tambah menjadi sepuluh divisi. Dua divisi baru diharapkan mem­
perkuat fungsi perusahaan sebagai regulator pasar modal.
Salah satunya adalah Divisi Pe­nyelesaian dan Pengawasan,
yang mempunyai tugas melakukan analisa mutasi data transaksi
Efek dan dana yang di­lakukan investor baik yang me­lalui transaksi
Bursa maupun transaksi di luar Bursa. Sejalan dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan, divisi ini bertugas melakukan pemerik­
saan ke Pemegang Rekening KSEI.
Sementara itu divisi baru lainnya adalah Divisi Komuni­kasi dan
Perencanaan Strategis. Margeret M. Tang, Pjs Direktur Utama KSEI
yang kala itu menjabat menyampaikan bahwa divisi perencanaan
strategis perusahaan yang sebelumnya berada di bawah divisi
penelitian ini, menjadi perhatian khusus dan
digabung dengan komunikasi. “Tujuannya
agar terjadi sinergi dan komunikasi yang
baik dengan pihak terkait lainnya serta
kepentingan sosialisasi dan edukasi
Struktur Organisasasi KSEI
Direktur Utama
Divisi Komunikasi dan
Perencanaan Strategis
Unit Komunikasi
Perusahaan
Satuan Pemeriksaan Internal
dan Pengelolaan Risiko
Unit Manajemen
Strategi Perusahaan
Direktur I
Divisi Teknologi
Informasi
Divisi Jasa
Kustodian
Direktur II
Divisi Penyelesaian
dan Pengawasan
Divisi Pengembangan
Sistem Informasi
Divisi Hukum
Divisi Penelitian
dan Pengembangan
Usaha
Divisi Pengembangan
Sumberdaya Manusia
dan Umum
Divisi Keuangan
Unit Operasional
Teknologi Informasi
Unit Pengelolaan
Efek
Unit Penyelesaian
Transaksi
Unit Pengembangan
Sistem
Unit Bantuan
Hukum
Unit Penelitian
Unit Pengembangan
Sumberdaya Manusia
Unit Keuangan
Unit Dukungan
Aplikasi
Unit Pengelolaan
Rekening
Unit Pengawasan
Unit Penjaminan
Mutu
Unit Peraturan dan
Pengenaan Sanksi
Unit Pengembangan
Usaha
Unit Umum
Unit Akuntansi dan
Perpajakan
Unit BCP dan
Keamanan Informasi
Unit Tindakan
Korporasi
Unit Pemeriksaan
Unit Pengembangan
Investasi Terpadu
Fokuss Edisi Khusus
15
2013 - Des 2014
2010 - 2013
2007 - 2010
2006 - 2007
2004 - 2006
2002 - 2004
2001 - 2002
2000 - 2001
1998 - 2000
1997 - 1998
DIREKSI KSEI
16
Isakayoga C. Hudasmara
Direktur Utama
Rita Masoen
Direktur
Erry Firmansyah
Direktur Utama
Benny Haryanto Djie
Direktur
Erry Firmansyah
Direktur Utama
Benny Haryanto Djie
Direktur
Erry Firmansyah
Direktur Utama
Benny Haryanto Djie
Direktur
Benny Haryanto Djie
Direktur Utama
Sutito
Direktur
Eddy Sugito
Direktur
Bambang Indiarto
Direktur
Bambang Indiarto
Direktur
Benny Haryanto Djie
Direktur Utama
Bambang Indiarto
Direktur
Bambang Indiarto
Direktur Utama
Trisnaldi Yulrisman
Direktur
Ananta Wiyogo
Direktur Utama
Trisnaldi Yulrisman
Direktur
Ananta Wiyogo
Direktur Utama
Sulistyo Budi
Direktur
Margeret M. Tang
Direktur
Heri Sunaryadi
Direktur Utama
Sulistyo Budi
Direktur
Margeret M. Tang
Direktur
Fokuss Edisi Khusus
Trisnaldi Yulrisman
Direktur
Risbadi Purbowo
Direktur
Nahkoda KSEI:
Berangkat dari Berbagai
Latar Belakang
Tugas seorang nahkoda sangat vital dan penting
dalam upaya mengemudikan kapal. Keteram­
pilan dan kepemimpinan seorang nahkoda yang
andal menjadi salah satu kunci utama agar kapal
dapat berlayar dan selamat mencapai tujuan.
Tak ubahnya dengan dengan KSEI, kepiawaian
nahkoda alias pemimpin perusahaan menjadi
hal yang sangat krusial.
Berangkat dari berbagai latar belakang, itulah salah satu hal yang terlihat dari
profil para pemimpin yang pernah menduduki jabatan Direksi PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga saat ini. Secara umum, Direksi KSEI di­
jabat oleh paling sedikit dua orang, dan sesuai ketentuan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) - dahulu Bapepam-LK - Nomor III.C.3 Butir 3 tentang
Direktur Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), harus bebas konflik
kepentingan agar mampu melaksanakan tugas dengan baik.
Hingga tahun 2014, jajaran Direksi KSEI telah berganti hingga sepuluh
periode masa kepemimpinan. Di setiap periode, terdapat berbagai perkem­
bangan berbeda yang telah berhasil diimplementasikan sesuai dengan tren
yang tengah marak saat itu.
Awal terbentuknya KSEI di tahun 1997,
“Hingga tahun 2014,
puncak kepemimpinan didapuk oleh be­
jajaran Direksi KSEI
berapa profil yang sudah tak a­sing di dunia
telah berganti hingga pasar modal. Pada masa ini, per­alihan
tujuh periode masa
fungsi dari PT Kliring Deposit Efek Indone­
kepemimpinan.”
sia (KDEI) menjadi KSEI menjadi awal kisah
perjalanan KSEI sebagai LPP. Memasuki tahun 1998, tantang­an lain kembali di­
hadapi ketika penerap­an scripless trading mulai diupayakan di te­ngah kondisi
perekonomian Indonesia yang tengah dilanda krisis.
Bagi Direksi saat itu, pasar modal Indonesia adalah industri yang baik
dan masih bertahan di sektor keuangan di Indonesia. Berbagai kondisi yang
melanda, termasuk krisis moneter, bukan menjadi alasan bagi KSEI untuk
menghentikan pengembangan.
Hingga era kepemimpinan yang sekarang, jajaran Direksi KSEI secara
keseluruhan merupakan perwakilan para Pemakai Jasa KSEI. Sebut saja Heri
Sunaryadi yang sebelumnya lama berkecimpung di Anggota Bursa, Margeret
M. Tang yang berangkat dari Bank Kustodian, serta Sulistyo Budi yang telah
lama bekerja di KSEI. Kombinasi berbagai latar belakang tersebut diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang baik dan seimbang bagi perkembangan
pasar modal Indonesia.
Di penghujung tahun 2014, terdapat perubahan susunan Direksi KSEI,
dikarenakan adanya penunjukkan Heri Sunaryadi untuk menjadi Direktur di
salah satu perusahaan BUMN. Posisi Heri saat itu digantikan Margeret M. Tang
sebagai Pjs. Direktur Utama. m
C-BEST, Sistem Utama KSEI
yang Tangguh
Sebagai sistem utama untuk kegiatan
penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek
di pasar modal Indonesia, C-BEST perlu terus
disempurnakan seiring dengan perkembangan
industri pasar modal tanah air. Berdasarkan
rencana, pada tahun 2016 akan lahir C-BEST
Next-G, generasi baru dari C-BEST yang kini
tengah dikembangkan KSEI.
Bayangkan, per akhir 2014 saja, ada 3,2 triliun lembar saham ber­
edar dan 778 perusahaan yang terdaftar di C-BEST. Untungnya, sa­
ham-saham ini sejak era scripless trading yang dimulai pada tahun
2000 sebagian besar tidak berbentuk lembar­an sertifikat seperti
era sebelumnya. Lembar saham itu kini berbentuk data elektronik
yang proses penyelesaian transaksinya menggunakan sistem
utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang bernama
C-BEST (The Central Depository and Book Entry Settlement System).
Belum lagi data obligasi, produk lain yang tercatat di BEI, serta in­
strumen lain yang tidak tercatat di BEI, juga menggunakan sistem
C-BEST.
Berdasarkan data yang dimiliki KSEI, pada tahun 2014, total pe­
nyelesaian transaksi Bursa melalui C-BEST sebesar 1,34 triliun unit
dengan frekuensi mencapai 37,5 juta. Jumlah ini mengalami pe­
ningkatan dari tahun 2013, dengan jumlah penyelesaian transaksi
sebesar 1,34 triliun unit dengan frekuensi sebesar 37,5 juta. Pe­
ningkatan jumlah ini diprediksi akan terus berlanjut setiap tahun.
Aktivitas penyelesaian transaksi Efek baru merupakan salah
satu tugas dari C-BEST. Setelah proses penyelesaian transaksi Efek
selesai dilakukan, sistem yang selalu disesuaikan dengan tren
teknologi terkini tersebut, juga berfungsi melakukan aktivitas
penyimpanan Efek milik investor pasar modal. Semakin bertam­
bahnya Efek yang tercatat di Bursa dan meningkatnya aktivitas
transaksi yang diikuti dengan kian tingginya frekuensi penyelesai­
an trans­aksi Efek, membuat KSEI mempersiapkan C-BEST generasi
terbaru yang merupakan pengembangan dari C-BEST yang selama
ini jadi andalan. Terlebih lagi, sistem C-BEST yang digunakan KSEI
saat ini telah berumur le­bih dari 10 tahun. Sistem tersebut turut
andil pada proses migrasi Efek dari bentuk script menjadi scripless
di pasar modal Indonesia.
Pengembangan C-BEST menuju generasi selanjutnya tidak
hanya untuk menjawab adanya kebutuhan pasar. C-BEST Next
Ge­neration (Next-G) juga dikembangkan untuk menyesuaikan de­
ngan tren perkembangan terkini, serta tren yang digunakan lem­
baga Central Securities Depository (CSD) dari negara-negara lain.
Pertengahan Oktober 2014, KSEI menyelenggarakan peresmi­
an pengembangan proyek C-BEST Next-G, ditandai dengan pe­
nandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara KSEI yang diwakili
Direktur Utama, Heri Sunaryadi dan vendor pengembangan yang
terpilih yaitu Nasdaq OMX, yang diwakili Executive Vice President,
Market Technology, Lars Ottersgard.
Prosesi penandatanganan turut disaksikan Nurhaida, Kepala
Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ser­
ta Direksi BEI, Direksi KPEI, Direksi dan Komisaris KSEI dan perwakil­
an asosiasi pasar modal Indonesia yang hadir sebagai undangan.
Pengembangan C-BEST Next-G akan menghadirkan performa
yang lebih tinggi dan lebih terintegrasi dengan aplikasi pendukung
lainnya. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi peningkatan nilai
kapitalisasi pasar, jumlah investor dan volume transaksi di pasar
modal Indonesia pada masa mendatang. “Sistem C-BEST yang ada
saat ini dapat mengakomodir hingga 3.000 penyelesai­an transaksi
Efek per menit. Sedangkan C-BEST Next-G ditargetkan mampu me­
nangani hingga 3 juta investor pasar modal Indonesia dengan ka­
pasitas pemrosesan penyediaan transaksi yang ditingkatkan lebih
dari 6 kali lipat kapasitas sebelumnya,” demikian di­sampaikan Heri
Sunaryadi, Direktur Utama KSEI saat itu. Rencana pengembangan
sistem penyelesaian dan penyim­pan­­­an transaksi Efek ini merupa­
kan tindak lanjut dari proses ta­hap­an pengembang­an yang telah
dilakukan KSEI sejak tahun 2012, termasuk proses design study
yang telah diselesaikan tahun ini.
Proses pemilihan vendor telah dilakukan sejak tahun 2013
dengan proses yang cukup ketat dan mengacu pada spesifikasi
dan kebutuhan yang diperlukan. Program C-BEST Next-G yang
dikembangkan nantinya dapat mengakomodir format SWIFT ISO
20022 yang berlaku internasional. Hal ini akan memudahkan KSEI
dalam melakukan Cross Border Settlement dengan negara lain. “Ini
juga menjadi upaya untuk mengantisipasi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) tahun depan dimana persaingan pasar akan lebih
ketat dan berada pada level internasional,” tambah Heri.
Agar sistem terjaga dengan baik, C-BEST Next-G akan ditun­
jang Business Continuity Plan (BCP) serta sistem keamanan terkini
untuk memastikan kerahasiaan data. KSEI juga berupaya memasti­
kan sistem C-BEST dapat dioperasikan dalam berbagai kondisi. Un­
tuk itu, penerapan Disaster Recovery Center (DRC) yang berfungsi
untuk menjaga kelangsungan operasional layanan jasa dengan
kemampuan meminimalikan down time saat terjadi bencana,
menjadi sebuah keharusan bagi sistem C-BEST. m
Fokuss Edisi Khusus
17
KSEI dan Upaya
Peningkatan Jasa dan Layanan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self Regulatory Organization (SRO), Asosiasi Pasar
Modal, Bank Pembayaran, Perusahaan Efek, Bank Kustodian serta lembaga dan pelaku pasar
modal lainnya memberikan apresiasi atas upaya PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
dalam menyempurnakan layanan jasanya dari tahun ke tahun. Seiring dengan bertambahnya
usia KSEI yang ke 17 tahun, keluarga besar pasar modal memberikan ucapan selamat atas
kehadiran dan peran besar KSEI di pasar modal Indonesia.
Nurhaida,
Kepala Eksekutif Pasar Modal,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
INVESTOR BARU KINI BISA SEGERA
BERTRANSAKSI DI BURSA
Dalam menghadapi kondisi transaksi
Efek yang senantiasa berfluktuasi sei­
ring dengan dinamika yang terjadi di
Pasar Modal, KSEI selaku Lembaga Pe­
nyimpanan dan Penyelesaian (LPP) telah
mengedepankan kepentingan penggu­
na jasanya melalui peningkatan kuali­
tas layanan jasa. Salah satunya adalah
implementasi modul Static Data Investor (SDI) sejak Desember 2013. Melalui
modul ini, Perusahaan Efek dan Bank
Kustodian dapat lebih mudah mengaju­
kan pembukaan Sub Rekening Efek dan
pembuatan Single Investor Identification
(SID) bagi nasabahnya, serta melakukan
update data nasabah. Selain itu, bagi
investor baru dapat segera bertransaksi
di Bursa Efek. Sejak mulai diberlakukan
18
Fokuss Edisi Khusus
Program Pengembangan Infrastruktur
Pasar Modal pada tahun 2009, KSEI te­
lah berperan aktif dalam inisiatif-inisiatif
unggulan seperti pengembangan dan
penerapan SID, Rekening Dana Nasabah
(RDN), dan Fasilitas AKSes. Salah satu tu­
juan dari inisiatif-inisiatif tersebut adalah
memperkuat perlindungan kepa­da na­
sabah guna meningkatkan keperca­yaan
publik dalam melakukan investasi di Pasar
Modal Indonesia. KSEI juga melanjutkan
inisiatif-inisiatif lain seperti memperbaha­
rui pengembangan C-BEST Next-G guna
mengantisipasi perkembangan Pasar
Modal Indonesia ke depannya. Kerja sama
juga dilakukan KSEI dengan Bank Pemba­
yar dalam program Co-Branding Fasilitas
AKSes, untuk mening­katkan pemanfaatan
Fasilitas AKSes oleh masyarakat pemodal.
OJK mengharapkan kedepannya KSEI
dapat senantiasa memenuhi tuntutan
dan menjawab tantangan dari perkem­
bangan pasar modal yang dinamis, de­
ngan melakukan berbagai inisiatif dan
terobosan peningkatan layanan baik da­
lam bentuk konsep-konsep baru, pem­
baharuan sistem, maupun kerja sama
dengan pihak-pihak terkait.
Ito Warsito,
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia
Apresiasi untuk Implementasi
Static Data Investor
KSEI telah menunjukkan upaya secara
berkesinambungan untuk meningkatkan
kualitas layanan jasanya. Salah satunya
adalah implementasi modul SDI sejak
Desember 2013 yang merupakan lang­
kah strategis KSEI untuk menyediakan
data investor yang lebih akurat dan valid,
sehingga dapat dibangun database investor pasar modal secara lengkap dan mem­
berikan informasi demografi. Sebagai
LPP, KSEI telah menjalankan inisiatif-ini­
siatif yang inovatif sebagai upaya menye­
diakan jasa Kustodian sentral dan penye­
lesaian transaksi yang teratur, wajar, dan
efisien. Selain implementasi SDI, inisiatif
untuk menjalin kerja sama dengan Bank
Pembayar melalui program Co-Branding
Fasilitas AKSes patut diapresiasi karena
akan mempermudah investor melakukan
pemantauan portofolio Efek dan dananya,
sehingga investor pasar modal Indonesia
semakin terlindungi.
Bursa Efek Indonesia sebagai penye­
dia fasilitas dan sarana front office perda­
gangan Efek di pasar modal Indonesia,
berharap KSEI senantiasa mengembang­
kan dan mengevaluasi kinerja sistem in­
formasinya sehingga dapat menunjang
operasional pasar modal Indonesia secara
keseluruhan dan menunjang pengem­
bangan pasar yang saat ini sedang giat
dilaksanakan bersama.
Isakayoga, Direktur Utama KSEI periode 1997 - 1998
Hasan Fawzi,
Direktur Utama PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia
TERUS MEMPERERAT KERJA
SAMA
KSEI telah melakukan layanan
jasa dengan kualitas yang baik,
dan menunjukkan peningkatan
yang berkelanjutan. Inisiatif KSEI
yang telah dite­rapkan dan sangat
berdampak pada industri pasar
modal adalah penerapan SID.
Inisiatif tersebut merupakan salah
satu inisiatif utama dari program
pengembangan infrastruktur
pasar modal 2010-2013. Dengan
dukungan pengembangan SID
tersebut, KPEI juga telah dapat
mengembangkan proses kliring
dan penyelesaian serta peman­
tauan risiko hingga tingkat
nasabah.
Saat ini, berbagai inisiatif
pengembangan pasar modal
Indonesia yang telah berjalan
sejak tahun 2013-2016 tengah
dikoordinasikan KSEI seperti
pengembangan lebih lanjut SID
untuk BAE dan Reksa dana,
pengembangan C-BEST Next-G,
pengembangan penyelesaian
melalui Bank Sentral, pasar REPO,
inisiatif dan pengawasan atas aset
nasabah (unclaimed asset dan
pengawasan mutasi Efek antar
rekening), yang akan menjadi
tumpuan pertumbuh­an berbagai
produk pasar modal dan pening­
katan keamanan dalam berin­
vestasi. Kami berharap KSEI dan
KPEI dapat terus mempererat kerja
sama dan hubungan baik dalam
berbagai inisiatif pengembangan
maupun dalam kegiatan opera­
sional rutin seperti yang telah
berjalan selama ini.
IKUT BERPERAN MENJARING INVESTOR RITEL
KSEI selalu memberikan kemudahan dan
kenyamanan bagi investor dalam bertran­
saksi di pasar modal. Untuk mendukung hal
tersebut, melalui teknologi C-BEST dan Fasili­
tas AKSes yang sudah berjalan de­ngan baik,
maka perlu dikembangkan lagi kapasitas
dan kecepatan serta akurasinya.
Disisi lain yang perlu disikapi adalah po­
tensi investor, baik domestik maupun asing,
dan bagaimana memberikan edukasi dalam
menjaring investor-investor ritel baru di pasar
modal. Dengan diberlakukannya Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA), tentunya tantangan
ini akan semakin berat, karena pelaku pasar modal akan semakin kompleks. Untuk itu, sa­
ngat diperlukan dukungan atas pengembangan teknologi dan kapasitas internal KSEI.
Bambang Indiarto,
Direktur KSEI
periode 2001 - 2004 dan
Direktur Utama KSEI
periode 2006 - 2007
Benny Haryanto,
Direktur KSEI periode 1998 - 2001
dan Direktur Utama KSEI periode
2001 - 2004 & 2004 - 2006
MENCIPTAKAN SINERGI POSITIF
KSEI mampu menjalankan kewajiban se­
bagai LPP dengan baik serta berperan ak­
tif dalam menciptakan terselenggaranya
pasar modal Indonesia yang teratur, wa­
jar dan efisien. Pada era scripless trading
tahun 2000 KSEI telah merombak total
pelaksana­an kegiatan operasional, dima­
na Pemanfaatan kemajuan Teknologi In­
formasi mendominasi berbagai tugas dan
kegiatan KSEI.
TANTANGAN MEMBANGUN
JARINGAN TEKNOLOGI INOVATIF
KSEI telah menjalankan fungsinya dengan
melakukan changing the way we do business dalam sistem penyelesaian transaksi
di pasar modal di Indonesia. Dalam usia
yang menginjak dewasa, KSEI layaknya da­
pat mengemban tugas yang diamanatkan
oleh pengguna jasa dengan melakukan
transformasi atas pelayanan yang diberi­
kan untuk pasar Modal Indonesia. Guna
meningkatkan value preposition kepada
pelaku pasar modal di Indonesia, KSEI ha­
rus berani melakukan sebuah inovasi yang
membantu meningkatkan efektivitas dan
mempunyai nilai baru, yang pada akhirnya
memperbaiki pasar dengan membangun
jaringan teknologi yang lebih inovatif.
Fokuss Edisi Khusus
19
Namun bagaimanapun canggihnya
sis­tem aplikasi yang digunakan KSEI,
tidak akan dapat berjalan sempurna tan­
pa ada­nya dukungan sumber daya ma­
nusia yang terlatih, disiplin dan memiliki
de­dikasi tinggi.
Inisiatif yang dijalankan KSEI dalam
mendukung kegiatan pasar modal In­
donesia sangat penting, karena sebagai
bagian dari SRO wajib melakukan sink­
ronisasi pengembangan operasional
ke­­lembagaannya agar sejalan dengan
cetak biru pengembangan pasar modal
Indonesia secara keseluruhan. Disam­
ping itu bersama SRO lainnya, KSEI harus
berperan aktif untuk menciptakan sin­
ergi positif untuk menciptakan pasar
modal Indonesia menjadi “World Class”
capital market.
Ignatius Girendroheru,
Direktur Utama PT Penilai Harga
Efek Indonesia (PHEI)
LPP YANG ANDAL DAN TERPERCAYA
KSEI telah mampu mengakomodasi selu­
ruh kepentingan yang dibutuhkan dalam
mengembangkan layanan pasar surat
utang di Indonesia. Selain itu kami sangat
terbantu dengan fungsi dan layanan KSEI
dalam mendukung fungsi PHEI sebagai­
mana dituangkan dalam peraturan IV.C.2.
Pembangunan infrastruktur merupa­
kan salah satu kunci dalam mengem­
bangkan pasar modal, oleh kare­­nanya
saya menyambut baik seluruh inisiatif
dan upaya yang dilakukan oleh KSEI agar
dapat menunjang dan mendorong kema­
juan industri pasar modal. Ke depan, di­
harapkan KSEI mampu mengoptimalkan
fungsi kelembagaannya dengan menjadi
LPP yang andal serta sumber informasi
terkait Efek.
Ananta Wiyogo,
Direktur Utama KSEI periode 2007 - 2010 & 2010 - 2013
UPAYAKAN E-KTP BERFUNGSI SEBAGAI AKSES
Layanan C-BEST untuk pembuatan Sub Rekening Efek dan SID melalui modul
SDI sudah cukup bagus. Penanganan masalah yang dilakukan petugas KSEI
sangat kooperatif. Inisiatif-inisiatif yang dikeluarkan KSEI sudah bagus, seperti
Fasilitas AKSes, SID dan Fund Separation. Harapannya, KSEI dapat memperta­
hankan pelayanan, dan inisiatif-inisiatif baru lainnya yang dapat menunjang
operasional pasar modal Indonesia.
Yoyok Isharsaya,
Direktur Utama PT Penyelenggara
Program Perlindungan Investor
Indonesia (P3IEI)
20
Fokuss Edisi Khusus
UTAMAKAN ASPEK KEAMANAN DAN
KECEPATAN
Selama bekerjasama dengan KSEI, P3IEI te­
lah banyak mendapatkan layanan yang pro­
fesional. Salah satu yang sa­ngat kami apre­
siasi adalah layanan yang cepat dan sangat
memperhatikan aspek keamanan dalam
memberikan data dan informasi. Penggu­
naan sistem pengamanan atas data yang
disampaikan kepada kami mencegah ada­
nya penyalahgunaan ter­hadap data terse­
but. Beberapa inisiatif yang telah dijalankan
oleh KSEI sangat mendukung perkembang­
an pasar modal Indonesia. Pendirian P3IEI
yang berfungsi sebagai Penyelenggara Dana
Perlindungan Pemodal (PDPP) merupakan
salah satu wujud konkret inisiatif yang di­
jalankan SRO termasuk di dalamnya KSEI un­
tuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap pasar modal Indonesia. Guna me­
ningkatkan minat masyarakat terhadap ke­
giatan di pasar modal Indonesia, KSEI perlu
pula meningkatkan sosialisasi dan edukasi
kepada masyarakat. Selain itu, KSEI juga
perlu meningkatkan kapasitas dan kualitas
layanan agar mampu bersaing dalam meng­
hadapi tantangan perkem­bang­an pasar
modal di masa yang akan da­tang, terutama
terhadap tantangan MEA 2015.
Franciscus Welirang, Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia
EDUKASI UNTUK MENJARING INVESTOR
Teknologi C-BEST dan Fasilitas AKSes yang ada saat ini sudah baik, namun perlu
dikembangkan lebih lanjut, baik dalam hal kapasitas dan kecepatan, serta akura­si­nya.
Dengan adanya Fasilitas AKSes, sejauh ini cukup membantu transparansi bagi pemegang
saham emiten. Tentunya yang perlu disikapi adalah potensi investor baik domestik
ataupun asing, dan bagaimana memberikan edukasi dalam menjaring investorinvestor retail baru di pasar modal. Dengan berlakunya MEA, tentunya tantangan ini
akan semakin berat, karena untuk berhadapan langsung dengan pelaku pasar modal
yang semakin kompleks, sangat diperlukan dukungan pengembangan teknologi dan
kapasitas internal KSEI.
transaksi Efek yang efisien dan aman bagi
investor. Terobosan yang telah dilakukan
KSEI akan sangat menentukan efektivi­
tas penyelesaian transaksi Efek, misalnya
sistem unclaimed asset layak untuk didu­
kung dan dihargai. Harapan kami sebagai
lawyer pasar modal, KSEI dapat memberi­
kan layanan jasa yang terbaik sebagai SRO
di bidang Kustodian sentral untuk kepen­
tingan pasar modal. Selain itu, perlunya
sistem yang dapat mengidentifikasikan
transaksi nasabah sampai ke Bank Kustodi­
an mengingat saat ini proses perpindahan
saham melalui Bank Kustodian tanpa me­
kanisme crossing di bursa bisa dilakukan
tanpa dipantau oleh KSEI, khususnya bagi
nasabah institusi.
Diharapkan KSEI lebih proaktif dalam
pengawasan dan pengaturan terhadap
transaksi-transaksi OTC, sejalan dengan
fungsinya sebagai Kustodian sentral, khu­
susnya untuk transaksi Efek yang membu­
tuhkan adanya pemblokiran Efek sebagai
perlindungan bagi para pihak yang terlibat,
seperti pada transaksi gadai saham dan
repo saham.
Bacelius Ruru, Indra Safitri,
Ketua Umum Himpunan Konsultan
Hukum Pasar Modal
TEROBOSAN MENENTUKAN
EFEKTIVITAS ‘SETTLEMENT’
Meskipun saya tidak merasakan langsung
layanan jasa yang diberikan oleh KSEI,
namun informasi dari beberapa klien Per­
usahaan Efek KSEI telah memper­lihatkan
komitmen yang tinggi sebagai lembaga
Kustodian yang bermanfaat bagi perkem­
bangan pasar modal dan melin­du­ngi ke­
pentingan na­sa­bah-nasabah yang mem­
percayakan Efek­nya tersimpan di KSEI.
Selama kurun waktu 17 tahun, perkem­
bangan pasar modal Indonesia cukup
pesat dan keberadaan KSEI sangat vital
untuk menghasilkan proses penyelesaian
Ketua Badan Arbitrase Pasar Modal
Indonesia
STP, LANDMARK KSEI
Kualitas layanan jasa yang selama ini dise­
diakan KSEI sudah cukup memadai di ling­
kungan pasar modal Indonesia. KSEI ber­
hasil menunjukkan kerja sama yang baik
dengan SRO lainnya dalam pengembangan
infrastruktur pasar modal Indonesia. Untuk
penyempurnaan, perlu ditingkatkan koor­
dinasi antara KSEI de­ngan Biro Administrasi
Efek (BAE) berkenaan dengan keakurasian
dan ke­selarasan data antara sub rekening
Efek KSEI dengan data di BAE dalam rangka
pembagian hak-hak pemegang saham. Hal
ini dikarenakan masih adanya peme­rik­saan
secara manual oleh BAE terhadap datadata (termasuk perhitungan pajak) yang
diterima dari KSEI.
Fokuss Edisi Khusus
21
Susy Meilina,
Komite Ketua Umum Asosiasi
Perusahaan Efek Indonesia
Dian Fitri Fadhila,
Ketua Umum Asosiasi Bank
Kustodian Indonesia
PERAN MENYATUKAN
PELAKU PASAR
Kualitas layanan jasa yang telah
disediakan KSEI sudah cukup
efisien untuk pasar modal In­
donesia dan dalam memahami
kebutuhan pelaku pasar modal.
Inisiatif yang telah dijalankan
pada dasarnya telah mendu­
kung kegiatan di pasar modal
Indonesia, tetapi akan lebih baik
lagi inisiatif-inisiatif tersebut
dapat dilanjutkan secara berkesi­
nambungan dan melihat kepada
perkembangan pasar modal
bukan hanya di Indonesia tetapi
juga di mancanegara, agar pasar
modal Indonesia dapat lebih
efisien dan efektif.
Harapan ke depan, KSEI dapat
lebih berperan menyatukan se­
luruh pelaku pasar di pasar modal
Indonesia karena tantangan yang
dihadapi oleh pasar modal akan
lebih berat, terutama mengha­
da­­pi persaingan global. Sebagai
antisipasinya diperlukan pe­ngem­
bangan yang lebih terstruktur
dan komprehensif lagi.
Sinergi KSEI sebaiknya tidak
hanya kepada seluruh stakeholder di pasar modal tetapi juga
bersi­nergi dengan Perbankan,
sehingga diharapkan semua
pihak yang berada di industri jasa
keuangan dapat tersosialisasi
dengan baik dan pada akhirnya
kian memajukan industri jasa
keuangan Indonesia.
22
Fokuss Edisi Khusus
SID, SALAH SATU FAKTOR PLUS
Dalam menangani administrasi rekening
Efek dan penyelesaian transaksi bursa, KSEI
cukup responsif dan tanggap terhadap
kebutuhan Anggota Bursa. SID juga meru­
pakan terobosan yang sangat dibutuhkan
industri Pasar Modal yang belum dimiliki
negara lain dimana merupakan faktor plus
yang luar bia­sa. Selain itu, dengan adanya
Fasilitas AKSES seharusnya lebih dimaksi­
malkan manfaatnya.
Datin Rashidah Mahadi,
Ketua Asosiasi Biro Administrasi
Indonesia
Kami sangat mengapresiasi inisiatif dan
kerja keras tim KSEI dalam menangani ke­
butuhan peningkatan transaksi dengan
menjadwalkan peluncuran C-BEST Next-G,
peluncuran Sistem Pengelolaan Investasi
Terpadu, peningkatan Co-Branding dengan
bank, kerja sama dengan Ditjen Dukcapil
dan lain lain.
Sebagai pelaku, kami berharap KSEI
terus melakukan terobosan untuk mening­
katkan industri pasar modal dengan aturan
yang implementable, tetapi tetap mene­
kan­kan efisiensi agar KSEI terus mening­
katkan kualitas pelayanan kepada penggu­
na jasa KSEI serta terus mengembangkan
website sebagai sumber informasi yang
mudah dan cepat. Kami juga berharap KSEI
menggandeng asosiasi sebagai pelaku un­
tuk bersama-sama mengembangkan pasar
modal. Kami juga mengusulkan agar dibuat
buletin SRO yang merupakan gabungan
dari buletin BEI-KPEI-KSEI sehingga dapat
memberikan informasi yang lengkap da­
lam satu buku.
PERTAHANKAN KUALITAS LAYANAN
KSEI dan BAE telah bekerjasama dalam
waktu 17 tahun dan telah menghasilkan
kualitas layanan jasa yang semakin mem­
baik sesuai kebutuhan pasar modal Indone­
sia. Inisiatif yang telah dikembangkan oleh
KSEI dapat menjawab berbagai kebutuhan
Emiten melalui BAE dalam melaksanakan
kewajiban Emiten sesuai peraturan pasar
modal yang berlaku. Untuk itu diharap­
kan KSEI dapat terus mempertahankan
kualitasnya, dan perlu melakukan pem­
baharuan infrastrukturnya dari waktu ke
waktu. Diharapkan, kualitas data investor
dapat terus ditingkatkan dan mekanisme
pelaporan semakin efisien dalam rangka
mendukung pengembangan pasar modal
Indonesia ke depan.
Agus Sudiarto,
Direktur Utama PT Bank Syariah
Mandiri
MENDUKUNG PERKEMBANGAN
INDUSTRI SYARIAH
Sebagai Bank Umum Syariah pertama dan
satu-satunya yang memberikan pelayanan
sebagai Bank Administrator RDN Syariah,
BSM selalu berkoordinasi dengan KSEI un­
tuk kelancaran transaksi nasabah di pasar
modal. Menurut kami, kualitas layanan jasa
yang disediakan KSEI sangat baik.
Kami menyambut positif inisiatif KSEI
dalam mendukung kegiatan di pasar mo­
dal Indonesia. KSEI sangat aktif mempro­
mosikan pasar modal, khususnya pasar
Ferry M Robbani,
Husin Hartono
Head, TB Product Development,
PT Bank Permata Tbk
modal syariah ke berbagai kalangan ter­
masuk ke pelaku bisnis. Manajemen BSM
mengapresiasi terobosan-terobosan yang
dilakukan KSEI diantaranya standarisasi
dan mempercepat SLA proses pembukaan
Sub Rekening Efek (SRE), SID dan RDN, dan
pengembangan akses Fasilitas AKSes mela­
lui jaringan ATM Bank.
KSEI dapat segera menerapkan stan­
darisasi proses pembukaan RDN kepada
semua Bank Pembayar sehingga semua
bisnis proses pada Bank Pembayar dan
Bank Administrator sama. Harapan lain
adalah KSEI menjadi mediator yang baik
antara Pemegang Rekening KSEI dan Bank
Administrator sehingga komunikasi terkait
pengembangan infrastruktur pasar modal
dapat berjalan dengan baik.
TIM DAN KUALITAS LAYANAN YANG BAIK
Selain infrastruktur yang robust dan me­
madai, KSEI juga memiliki tim yang respon­
sif terhadap transaksi di pasar modal. Ko­
munikasi yang terjalin dengan baik antar
institusi dan kerja sama antar tim mencer­
minkan kualitas layanan yang baik oleh
KSEI. Berbagai kegiatan maupun project
bersama dengan KSEI diimplementasikan
secara excellent. Contohnya, program Reke­
ning Dana Investor (RDI) tak hanya diim­
plementasikan dengan mulus tetapi juga
ditindaklanjuti secara berkesinambungan
dengan inovasi maupun pengembangan.
Diharapkan, kerja sama yang baik antar
lembaga selama ini dapat dipertahankan
dan dapat ditingkatkan dikemudian hari.
Maya Irma Tobing, Vice President PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
INFORMATIF DAN RESPONSIF
Layanan Jasa yang disediakan KSEI sudah bagus
peng­implementasiannya. Tim KSEI sangat infor­
matif dalam menyampaikan penjelasan kepada
pemakai jasa. Semua perubahan yang berkaitan
de­ngan bank pembayaran selalu disampaikan
de­ngan baik, begitupun jika ada permasalahan
dari perbankan, selalu cepat direspons dan di
follow up. Kami menyambut baik kebijakan RDN,
begitupun dengan Fasilitas AKSes yang bisa di­
akses melalui ATM.
Kami harap KSEI dapat terus memberikan
nilai tambah bagi pertumbuhan pasar modal In­
donesia. Bisa dipertimbangkan juga kemudahan
akses informasi saldo RDN dan Efek via SMS atas
inisiatif KSEI.
Senior Vice President - FI
Coverage & Solutions Group
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
SALING BERSINERGI
KSEI telah memberikan layanan
yang cukup baik bagi partisipan­
nya. Selain itu, staf KSEI juga cukup
komunikatif dan kooperatif dalam
menyelesaikan permasalahan
teknis yang timbul khususnya
antara KSEI dan Payment Bank
sehingga proses penyelesaian
transaksi dapat berjalan lancar.
KSEI cukup inovatif mengem­
bangkan infrastruktur pasar
modal, baik terkait layanan untuk
partisipan maupun investor. Agar
tidak menimbulkan persepsi yang
berbeda, ada baiknya dilakukan
sosialiasi lebih intensif, khususnya
terkait prosedur pengembangan
electronic form pembukaan RDN.
Kami berharap kerja sama
antara KSEI dan payment bank
dapat terus ditingkatkan de­
ngan sinergi yang lebih baik dan
saling memberikan manfaat bagi
kedua belah pihak, terutama
dalam proses penyelesaian dana
transaksi pasar modal dan layanan
untuk investor. KSEI diharapkan
dapat menjadi inisiator dalam
proses harmonisasi peraturan
anta­ra pasar modal dan perbank­­­
an sehingga pasar modal dan
perbankan dapat maju bersama.
Pengembangan teknologi dalam
2 - 3 tahun ke depan ada baiknya
disampaikan lebih dini, agar kami
dapat mempersiapkan proyek dan
anggaran sehingga dapat berjalan
lancar.
Fokuss Edisi Khusus
23
i Salim,
ia Tbk
tral As
ank Cen
B
T
P
t
n
ageme
E S TO R
AN INV
N
A
M
ter­akhir
NYA
AN KE
a tahun
p
D
ra
n
N
e
b
A
Senior M
e
MAN
sat b
konsiste
K KEA
buh pe
secara
U
m
g
n
T
u
n
a
t
a
N
a
y
g
y
U
yan
erca
SRO
ASI
un kep
donesia
h satu
RINOV
g
la
In
E
n
a
l
a
s
B
a
b
i
d
S
a
o
m
e
bag
TERU
pasar m
untuk m
KSEI se
e­
bangan
n aktif
kualitas
r
ra
e
e
b
anan p
p
Perkem
i
g
r
r yan
n keam
as da
u
a
p
t
­
ik
k
le
r
.
m
r
e
ru
e
ia
t
b
te
s
s
m
em
one
SEI
infra
tidak
untuk m susnya BCA, K
odal Ind
angkan
N
m
k
b
r
D
n
a
m
a
R
s
e
B
a
n
g
u
i
stri p
k kh
men
asika
baga
ent Ban
da Indu
lement
BCA se
a
p
m
si
p
y
a
ra
r
im
a
a
ik
P
g
t
to
n
n
n
s
n
inve
ost a
komu
enga
H
a
d
ses me
y
k
a
to
u
ia
s
m
t
b
s
a
a
h
o
tas
ad
bers
Setela
untuk H
rmasi a
pak kep
vestor,
leh info
dana in
an JTPM Hal ini berdam
g
ro
n
e
a
in
r
p
la
a
J
m
lo
E.
me
nge
unaan
endak
engan P
i pengg
estor
yang h
vestor d
E
P
In
g
fasilitas
ra
in
a
ana Inv
n
p
D
e
i
k
.
n
g
e
e
a
a
R
n
b
la
li
la
on
gelo
a KSEI
fektif
Pengelo
r secara
ank Pen
akai jas
to
n dan e
B
s
m
e
ie
e
n
s
v
a
p
fi
in
d
i
e
k
ga
ana
semakin
ent Ban
PE seba
rakan d
ra Paym
ik bagi
n perge
it
a
a
b
m
d
i
n
p
is
a
a
s
.
n
a
ad
po
esia
kenyam
an terh
l Indon
Pemilih
an dan
r moda
n
a
a
s
a
m
p
a
i
e
si d
rikan k
rinvesta
membe
alam be
d
r
to
s
e
dan Inv
t
Rusdiaannager Unit Cash Man
Primus Dorimulu,
Pemimpin Redaksi Majalah Investor
Zubi Mahrofi,
BERPERAN MEMBERIKAN RASA AMAN
Saya mengikuti perkembangan KSEI sejak masih ber­
nama KDEI. Saat ini KSEI mencatat perkem­bangan
yang pesat terutama dalam perannya memberi
keamanan dan kenyamanan bagi investor.
Sudah banyak kontribusi yang dilakukan KSEI
untuk pengembangan pasar modal. Yang terutama saya catat adalah keberadaan Fasilitas
AKSes yang membuat investor merasa le­bih aman untuk bertransaksi di pasar modal.
Saya berharap, pendistribusian kartu AKSes bisa lebih dipermudah dan dapat langsung
dikirimkan oleh KSEI kepada investor. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi lebih gencar kepa­
da investor dan masyarakat umum agar peran dan fungsi KSEI di pasar modal lebih dikenal.
Wartawan Pasar Modal
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
UNTUK KEMAJUAN PASAR MODAL
Layanan Jasa secara elektronik yang di­
implementasikan oleh KSEI sudah sangat
mendukung penyelesaian transaksi Efek.
Selain itu, inisiatif-inisiatif yang dilakukan
KSEI dalam mendukung dan mengem­
bangkan infrastruktur pasar modal sa­ngat
membantu pemakai jasa dan investor,
salah satunya Fasilitas AKSes yang sudah
terintegrasi dengan ATM Perbankan.
Diharapkan, kedepannya pengemban­
gan infrastruktur terus dilakukan, khu­s­
usnya dalam hal memberikan ke­mudah­an
berinvestasi. Kerja sama de­ngan perbank­
an juga diperluas dan di­per­banyak.
Stabilitas sistem penyelesaian transaksi
juga terus ditingkatkan sehingga mampu
memenangkan persaingan ketika terjadi
integrasi pasar Asean (Masyarakat Ekonomi
Asean) 2015.
24
Fokuss Edisi Khusus
Ardian Taufik Gesuri, Pemimpin Redaksi Kontan
KEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN PERBANKAN
KSEI sudah memberikan layanan yang bermanfaat bagi investor serta mendukung bisnis
pelaku industri pasar modal. Yang patut diapresiasi adalah upaya KSEI untuk terus memper­
baiki kualitas layanan yang mendorong kelancaran dan kemudahan bertransaksi di pasar
modal, layanan data yang akurat dan real time, serta
langkah pengamanan dana investor.
KSEI memiliki modal produk layanan yang sa­ngat
bagus berupa Fasilitas AKSes, dimana jika dimanfaat­
kan secara maksimal dapat memberikan manfaat
yang berarti bagi investor pasar modal. Masyarakat
yang belum menjadi investor pasar modal pun per­
lu disosialisasi manfaat Fasilitas AKSes agar mema­
hami fungsinya dan tertarik menjadi investor. Selain
itu, KSEI tentu juga harus mengembangkan inisiatifinisiatif lain yang mendukung peningkatan layanan.
KSEI juga perlu terus mengembangkan kerja sama
dengan bank-bank (terutama yang besar) agar in­
vestor makin mudah memantau secara online saldo
Efek dan dananya.
Selamat Ulang Tahun KSEI
Selamat Ulang Tahun KSEI ke 17 buat KSEI. Sukses selalu dan terus
dapat memunculkan inisiasi-inisiasi baru untuk terus memajukan pasar
modal Indonesia.
[Maya Tobing, PT BNI Persero Tbk]
Selamat Ulang Tahun KSEI ke 17. Selamat berkarya untuk Bangsa dan
Negara dalam membangun Pasar Modal Indonesia, menuju kesuksesan
pada era Masyarakat Ekonomi Asean terbuka.
[Rusdianti Salim, PT Bank Central Asia Tbk]
[Husin Hartono, PT Bank Permata Tbk]
[Ferry M. Robbani,
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk]
[Dian Fitri Fadhila]
Selamat dan sukses KSEI yang ke-17. Esok adalah masa depan, maka
harus terus dilanjutkan inisiatif-inisiatif untuk mengembangkan pasar
modal Indonesia. Salam sukses selalu!!
[Zubi Mahrofi, Wartawan Pasar Modal]
[Bambang Indiarto]
[Ardian Taufik Gesuri, Pemimpin Redaksi Kontan]
[Franciscus Welirang]
Fokuss Edisi Khusus
25
Keluarga Besar di Sebuah Kapal Besar
Pencapaian KSEI selama 17 tahun perjalanannya, tidak terlepas dari peran
serta dan kerja keras para karyawan yang telah mengabdi di KSEI. Suka
duka dan pasang surut perusahaan, turut dirasakan para karyawan sebagai
bagian dari keluarga besar KSEI.
Komunitas
...musik
Novian Harry Wibowo
Karyawan
...baru
Farah Shafira Effendi
Awal-awal saya bekerja di
KSEI, saya sangat grogi dan
agak takut karena ini adalah
pertama kalinya saya bekerja
di sebuah perusahaan setelah
lulus masa kuliah. Apalagi
sebelumnya saya tidak
mengenal siapapun di KSEI,
jadi tempat ini benar-benar
merupakan sesuatu yang
baru bagi saya, baik dalam hal
bidang pekerjaan ataupun
lingkungannya. Setelah ham­
pir tiga bulan saya bekerja
di KSEI, saya dapat merasa­
kan banyak menimba ilmu
serta bimbingan yang sangat
berarti dalam pekerjaan saya
sehari-hari.
Harapan saya untuk KSEI
kedepannya adalah dapat
meningkatkan pembelajaran
bagi karyawan barunya dan
dapat tetap menjaga kebersa­
maan diantara karyawannya.
26
Fokuss Edisi Khusus
Pada awalnya cukup
surprise namun senang juga
mengetahui ternyata banyak
juga karyawan KSEI yang
mempunyai bakat terpendam
di bidang musik dan olah
vokal, kesan yang didapat
selama bekerja di KSEI, saya
melihat bahwa KSEI memi­
liki SDM yang andal dalam
bidang kerja masing-masing,
memiliki lingkungan kerja
yang baik. Bila dibandingkan
pada awal masa kerja, saya
melihat KSEI sudah sangat
jauh berbeda dan berkem­
bang baik dari sistem mau­
pun infrastrukturnya.
Harapan kedepannya,
saya berharap KSEI dapat
lebih maju, lebih sukses dan
lebih siap dalam menghadapi
tantangan di era globalisasi
dalam industri pasar modal
sehingga KSEI dapat lebih
“berbicara” dalam kancah re­
gional maupun internasional.
Bagi komunitas musik, saya
berharap semoga KSEI dapat
memberikan wadah untuk
menampung bakat seni dan
talenta karyawan serta lebih
fokus memberi dukungan,
mengingat saat ini bidang
musik juga sudah dilomba­
kan dalam kegiatan pasar
modal seperti pasar modal
mencari bakat, karaoke,
band, dll.
Karyawan
...ima Telepon Terusss
Muhammad Frantau Baskara
...lama
Eko Supriyatno
Jujur saja, waktu tidak
terasa bahwa diperusahaan ini
saya telah mengabdikan diri
selama 21 tahun. Banyak hal
yang sangat berkesan yang
telah saya lalui. Tali silaturahmi
sesama karyawan terasa
sangat baik dan ber­jalan
lancar terutama saat acara
family gathering.
Harapan saya kedepan­nya
semoga KSEI lebih maju lagi di
industri pasar modal.
Selama bekerja di KSEI
banyak sekali filosofi dan etos
kerja yang saya pelajari, dimana
perusahaan membentuk saya
menjadi individu yang lebih
bertanggungjawab dan memiliki
integritas kuat. Di KSEI saya ban­
yak belajar mengenai keinginan
melayani dari hati, komunikasi
efektif, menumbuhkan rasa nya­
man dalam bekerjasama serta
saling mendukung saat meng­
hadapi tantangan-tan­tangan
dalam pekerjaan.
Tantangan baru yang selalu
ada tiap hari membuat saya
semakin bersema­ngat. Ling­
kungan kerja yang hangat juga
membuat hari-hari kerja men­
jadi lebih menyenangkan. Hal
yang membuat saya bersema­
ngat untuk tetap bekerja di KSEI
adalah motivasi dan dedikasi
dari semua orang untuk saling
mendukung agar KSEI menjadi
Kustodian sentral yang berdaya
saing di tingkat regional dan
turut berperan aktif mendu­
kung terwujudnya pasar modal
Indonesia yang berdaya saing
global.
"KSEI 17 th Anniversary Appreciation Night"
Fakta
Seputar Karyawan KSEI
Dua dari tiga karyawan yang bekerja di KSEI mengalami
peningkatan berat badan pada periode 3 bulan pertama
bekerja.
l
l
l Di ulang tahunnya
yang ke-17, KSEI
mencatatkan
sebanyak 39 orang
dari total 93 karyawan
yang memiliki masa
kerja lebih dari
17 tahun. Artinya
me­reka telah bekerja
bahkan sebelum KSEI
didirikan (dahulu
bernama KDEI).
Karyawan dengan
masa kerja 20 tahun
l
Karyawan dengan
masa kerja 15 tahun
B eberapa karyawan
KSEI ada yang memiliki
bakat terpendam
di bidang menyanyi,
bermain musik,
memasak hingga sebagai
wirausaha.
Selain didominasi
kar­yawan pria,
KSEI juga
didominasi oleh
karyawan yang
berusia 'matang'.
Karyawan dengan
masa kerja 10 tahun
Fokuss Edisi Khusus
27
STATISTIK
Total Aset
Periode 2001 - 2014
[dalam triliun Rupiah]
2014
2013
2012
2011
2010
1.276,43
2009
757,62
2008
2007
3.198,04
2.626,35
2.762,22
2.286,18
2.044,55
1.298,25
781,05
528,97
454,49
281,16
154,84
106,77
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
Total Aset Terus Meningkat
Rata-rata
tumbuh
Sejak tahun 2001, total aset yang tercatat di C-BEST secara keseluruhan mengalami
KENAIKANÀDARIÀTAHUNÀKEÀTAHUNÀ0ENURUNANÀYANGÀCUKUPÀSIGNI˰KANÀHANYAÀTERJADIÀPADAÀTAHUNÀ
2008 yang turun 42% dari tahun sebelumnya, akibat pengaruh badai keuangan di pasar
modal secara global.
35%
Jumlah Efek
Periode 2001 - 2014
1.112
1.175
1.249
1.004
584
652
674
682
2004
2005
2006
749
765
815
885
493
339
2001
Rata-rata
tumbuh
11%
28
Fokuss Edisi Khusus
2002
2003
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Meningkat 400%
Berawal dari sekitar 300 jumlah Efek yang tercatat di tahun 2001, kini jumlah
Efek yang tersimpan di KSEI tumbuh lebih dari 400%. Semakin beragamnya
jenis Efek di pasar modal Indonesia diimbangi KSEI dengan menyediakan
layanan berbagai jenis penyimpanan Efek. Jenis Efek yang tersimpan di KSEI
didominasi oleh jenis Efek saham.
466.250
Total Sub Rekening Efek
Periode 2001 - 2014
408.045
375.239
356.651 359.333
321.521
302.447
215.025
142.485
45.067 58.677
2001
2002
74.194
2003
92.631
2004
111.423
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Terus Meningkat Sejak Tahun 2001
Jumlah Sub Rekening Efek yang tersimpan di KSEI meningkat rata-rata 21%
pada tahun 2001 hingga sekarang. Peningkatan jumlah Sub Rekening Efek
paling besar dicatatkan pada tahun 2007 dimana kondisi perekonomian saat
itu cukup baik dan kondusif sehingga menjadi daya tarik bagi investor.
2011
2012
2013
2014
Rata-rata
tumbuh
21%
Rata-rata tumbuh
Jumlah SID
(Periode 2012 - 2014)
Jumlah Investor Naik
Jumlah Single Investor
)DENTIʿCATION(SID) yang efektif
diimplementasikan sejak tahun
2012, naik 29,58% dibandingkan
jumlah saat ini. SID digunakan
menjadi acuan jumlah investor
serta basis bagi beberapa
pengembangan infrastruktur di
pasar modal
320.506
14%
364.465
281.256
2012
2013
2014
Rata-rata tumbuh
13%
Upayakan Kenaikan
Login
Jumlah investor yang telah
memanfaatkan Fasilitas AKSes
melalui login rata-rata 13% dari
total. Peningkatan jumlah login
diupayakan KSEI melalui
berbagai kegiatan sosialisasi
untuk menyampaikan pentingnya
pemanfaatkan Fasilitas AKSes.
Aktivitas Login SID
(Periode 2012 - 2014)
42.473
45.825
36.195
2012
2013
2014
Fokuss Edisi Khusus
29
Rangkaian kegiatan ksei
1997 - 2007
1
2
3
4
2009
8
9
2011
15
10
11
2012
16
17
18
2014
22
23
1. 10 November 2000. MoU KSEI - CDP.
Penanda­ta­ngan­an Memoran­dum of Understanding an­tara KSEI dan The Central
Depository (Pte) Limited (CDP)–Singa­
pore untuk persiapan implementasi
Cross Border Settlement.
2. 11 Mei 2001. HP IT Award. KSEI meraih
Hewlett Packard IT Achievement Award
yang diberikan oleh HP Royale Center atas
proyek pembangunan sistem scripless.
3. Juli 2002. Penandatanganan Nota
Kese­paham­­an an­­­­tara Ditjen Pajak RI
dengan SRO. Tujuan penandata­ngan­an
adalah untuk melakukan inventarisasi
dan evaluasi masalah perpajakan yang
timbul dalam peye­leng­garaan per­da­
gang­an Efek, kliring dan penjamin­an, ser­
ta penyimpanan dan penyelesaian Efek.
4. 10 Maret 2003. Pindah Kantor.
Syukuran perpindahan kantor KSEI ke
Gedung Bursa Efek Jakarta.
30
Fokuss Edisi Khusus
5. 14 Januari 2008. Peluncuran logo
baru KSEI sebagai identitas perusahaan. Logo baru merupakan penyesu­
aian atas logo KSEI sebelumnya yang su­
dah tidak sesuai dengan perkembangan
layanan jasa yang telah memasuki era
scripless, serta tujuan yang ingin dicapai
di masa mendatang.
6. 4 April 2008. Implementasi Fasilitas
Pre-matching Over the Counter Tran­
saction. Fasilitas ini diharapkan dapat
meningkatkan kinerja proses penyele­
saian transaksi dan mengurangi aktivitas
pre-matching yang dilakukan secara ma­
nual serta dapat mengatasi penundaan
proses penye­lesaian transaksi yang ada
saat ini.
7. 6 September 2008. Menjadi Anggota
SWIFT. KSEI resmi menjadi anggota The
Society for Worldwide Interbank Financial
Telecommunication (SWIFT) aktif sebagai
24
bentuk komitmen KSEI untuk memberi­
kan layanan terbaik bagi Pemakai Jasa­
serta dalam rangka menerapkan suatu
standar inter­nasional mengenai format
data dan jaringan komunikasi serta me­
nunjang aktivitas Pemakai Jasa. Aktivasi
SWIFT memungkinkan KSEI untuk berko­
mu­nikasi dengan Pemegang Rekening
peng­guna SWIFT lainnya sehingga me­
nunjang aktivitas Pemakai Jasa.
8. 12 Februari 2009. Layanan Jasa Pe­
nyimpanan dan Penyelesaian Transaksi KIK EBA. KSEI mulai melakukan
penyimpanan atas instrumen Kontrak
Investasi Kolektif - Efek Beragun Aset
(KIK-EBA) yang diperdagangkan mela­
lui PT Bursa Efek Indonesia. Dengan de­
mikian, penerbitan dan penyelesaian
transaksi EBA dapat dilakukan secara
elektronik sehingga dapat mencipta­
kan efisiensi bagi penerbit dan pelaku
pasar.
9. 26 Februari 2009. Layanan Jasa Pe­
nyimpanan dan Penyelesaian Tran­
saksi Sukuk Ritel. KSEI melakukan
penyimpanan dan penyelesaian tran­
saksi Surat Berharga Syariah Negara
Ritel (Sukuk Ritel) sebagai diversifikasi
instrumen untuk memperluas basis
investor individu yang diterbitkan oleh
Departemen Keuangan - RI. Sukuk Ritel
ini diterbitkan berdasarkan akad Ijarah
yang bisa dikatakan sebagai perjan­
jian Sale and Lease Back (Jual dan Sewa
kembali).
10. 23 Maret 2009. Penandatanganan
MOU KSEI dan TSD. KSEI dan Thailand
Securities Depository Co., Ltd menanda­
tangani Memorandum of Understanding yang menandai dimulainya kerja­
sama antar Central Securities Depository
dalam rangka meningkatkan layanan
jasa depository dan settlement dengan
standar internasional.
25
2008
5
6
2010
2011
13
12
7
14
2013
19
11. 18 Juni 2009. Implementasi Fasilitas AKSes KSEI. KSEI menyediakan
Fasilitas Investor Area sebagai sarana
bagi investor untuk mengetahui dan
memonitor posisi atau mutasi Efek mi­
liknya dalam Sub Rekening Efek yang
disimpan di KSEI. Pada Desember 2009,
fasilitas ini menggunakan nama baru,
yaitu Fasilitas AKSes.
12. 12 November 2009. Penandatanganan MOU KSEI dan JASDEC. KSEI dan
Japan Securities Depository Center, Inc
melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding yang me­
nandai kerja sama saling memberikan
manfaat dalam meningkatkan kema­
juan pasar modal di kedua negara.
13. 24 Juni 2010. Peluncuran Kartu AKSes
Desain Baru. KSEI meluncurkan pena­
maan baru Fasilitas AKSes menjadi Kar­
tu AKSes (rebranding) dengan desain
baru. Acara peluncuran ini dilakukan
bersamaan dengan Konferensi Pers
yang mengawali pelaksanaan rang­
kaian sosialiasi Kartu AKSes kepada
ma­syarakat secara terpadu dan kom­
prehensif.
14. 3 Maret 2011. Penandatanganan
Per­janjian Kerja Sama Pemisahan
Rekening Dana Nasabah. Penanda­
tanganan Perjanjian Kerja Sama Pemi­
sahan Rekening Dana Nasabah di The
Ritz Carlton, Jakarta dengan 4 (em­
pat) Bank Pembayaran yaitu: PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Central
Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan
20
PT Bank Permata Tbk untuk mewujud­
kan implementasi pemisahan rekening
dana investor pasar modal Indonesia.
15. 7 Juli 2011. Penunjukan Bank Pembayaran. KSEI resmi menunjuk 5 (lima)
bank yang akan bertindak sebagai
Bank Pembayaran untuk pe­riode 20112015, yaitu PT Bank Central Asia Tbk,
PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Man­
diri (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk
dan PT Bank Negara Indonesia (Perse­
ro) Tbk yang mendukung layanan KSEI
terkait aktivitas dana di pasar modal
Indonesia.
16. 10 Januari 2012. Peluncuran Aplikasi AKSes Mobile. Konperensi Pers
peluncuran aplikasi AKSes Mobile yang
me­rupakan pengembangan Fasilitas
AKSes yang diluncurkan KSEI sejak
18 Juni 2009. Konperensi Pers dilaku­
kan di 3 (tiga) kota yaitu Jakarta, Sura­
baya dan Medan, De­ngan AKSes Mobile, kini investor bisa login ke website
AKSes de­ngan menggunakan perang­
kat pintar (smart devices).
17. 1 Februari 2012. Implementasi Sing­
le Investor Identification (SID). Mulai
diberlakukannya implementasi Single
Investor Identification (SID) dan pemisa­
han Rekening Dana Nasabah (RDN) atau
dikenal dengan istilah fund separation.
Tujuan dari SID dan RDN adalah untuk
meningkatkan keamanan serta kenya­
manan nasabah dalam berinvestasi dan
bertransaksi di pasar modal dan sebagai
perlindungan investor.
21
18. 20 Maret 2012. Penandatanganan
MOU KSEI dan KSD. KSEI dan Korea
Securities Depository menandatanga­
ni Memorandum of Understanding
(MoU) di Auditorium Galeri BEI. Pada
kesempatan ini diselenggarakan juga
workshop tentang pasar modal Korea
Selatan dengan topik Korean Depository Receipt dan Securities Lending and
Borrowing (SLB).
19. 8 Mei 2013. Penandatanganan MoU
KSEI dan CDSI. Penandatanganan
Memorandum of Understanding (MoU)
antara KSEI dengan Central Securities
Depository of Iran (CSDI) mengenai
kerja sama bilateral jangka panjang
pengembangan industri jasa keuang­
an, teknis, infrastruktur dan pening­
katan efisiensi sistem penyimpanan
dan penyelesaian.
20. 18 Juni 2013. Penandatanganan
Perjanjian KSEI - BSM. KSEI mela­
kukan penandatanganan perjanjian
Administrasi Pemisahan RDN Syariah
dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
Penandatanganan tersebut menja­
dikan BSM resmi sebagai bank yang
dapat memberikan layanan jasa admi­
nistrasi RDN Syariah.
21. 19 Desember 2013. Penandata­
ngan­an MoU KPEI, KSEI dan KSD.
Penan­datanganan Memorandum of
Understanding (MoU) antara KPEI dan
KSEI dengan Korea Securities Depository
(KSD) di Main Hall BEI tentang Pengem­
bangan Pinjam Meminjam Efek (PME)
Bilateral dan Transaksi Repurchase
Agree­­ment (REPO).
22. Februari 2014. Co-Branding Fasilitas
AKSes. Langkah awal KSEI memulai
sinergi industri pasar modal dengan
perbankan sebagai upaya untuk me­
ningkatkan pendalaman pasar melalui
kerja sama pengembangan infrastruk­
tur pasar modal melalui Co-Branding
Fasilitas AKSes dengan layanan e-­chan­
nel perbankan.
23. 25 Agustus 2014. Penandatanganan
Per­­janjian dengan Ditjen. Dukcapil. Kerja sama KSEI dengan Ditjen.
Kependu­dukan dan Pencatatan Sipil
Kementerian Dalam Negeri, untuk me­
l­akukan proses pengkinian data inves­
tor berbasis data KTP elektronik dalam
upaya untuk meningkatkan akurasi
database investor di pasar modal.
24. 22 September 2014. Pengembang­
an Sistem Pengelolaan Investasi
Terpadu. Dimulainya pengembang­
an infrastruktur Sistem Pengelolaan
Investasi Terpadu untuk Reksa Dana,
yang dapat mendukung potensi per­
tumbuhan industri Reksa Dana di masa
mendatang.
25. Oktober 2014. Pengembangan C-BEST
Next-G. Pengembangan sistem C-BEST
generasi baru (C-BEST Next-G) sebagai
persiapan dan antisipasi atas pening­
katan jumlah investor, aktivitas trans­
aksi, serta likuidasi pasar.
Fokuss Edisi Khusus
31
BUNG AKSES
12/09
Hallo ...
Nama Saya
Bung AKSes
Bung AKSes adalah gambaran investor
yang aktif melakukan monitoring portofolio investasinya
di pasar modal melalui Fasilitas AKSes
yang disediakan KSEI.
32
Fokuss Edisi Khusus
Download