BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak sedikit aktivitas manusia yang merugikan lingkungan dan memberikan efek yang buruk bagi kualitas lingkungan hidup itu sendiri. Permasalahan pencemaran, baik pencemaran air, udara maupun tanah yang penyebarannya sudah cukup meluas dan terkait dengan industri, rumah tangga dengan segala jenis limbahnya, terutama sampah. Misalnya saja pengelolaan sampah yang kurang baik. Sampah yang dibiarkan tertumpuk dapat mengeluarkan bau yang tidak enak, lalat yang mengerumuni sampah pun dapat menyebarkan bibit penyakit yang pada akhirnya akan memberi dampak buruk bagi kesehatan manusia. Kesadaran masyarakat yang kurang dengan membuang sampah bukan pada tempatnya tentunya juga memberi kontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Bukan hanya itu saja. Meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor di kota Makassar juga meningkatkan produksi asap yang menimbulkan pencemaran udara. Dan hasilnya berdampak buruk bagi kesehatan manusia 1 pula. Belum lagi asap pembuangan dari pabrik tanpa pengolahan terlebih dahulu yang makin memperkeruh udara lingkungan. Masalah pencemaran ini merupakan permasalahan yang harus kita hadapi dan dipecahkan bersama, tidak hanya menumpukan tanggung jawab kepada pemerintah saja. Akan tetapi, tentunya kita harus mengetahui polutan atau penyebab pencemarannya, bagaimana proses pencemaran dapat terjadi dan agar bisa mencari tahu solusi terbaik untuk mengatasi masalah pencemaran ini. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dihasilkan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja jenis pencemaran lingkungan? 2. Pencemaran lingkungan apa saja yang terjadi di Makassar akhir-akhir ini? 3. Bagaimana penanggulangan pencemaran lingkungan yang terjadi di Makassar? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menemukan jenis-jenis pencemaran lingkungan. 2. Memberikan contoh pencemaran lingkungan yang terjadi di Makassar. 3. Mengetahui penanggulangan yang baik dari pencemaran lingkungan yang terjadi di Makassar. 2 1.4 Manfaat Penelitian 1. Dapat mengklasifikasikan jenis-jenis pencemaran lingkungan. 2. Melatih kepekaan kita dalam menemukan pencemaran lingkungan yang terjadi di Makassar. 3. Dapat menjelaskan berbagai penanggulangan yang tepat akan pencemaran lingkungan yang terjadi di Makassar. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pencemaran Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak. 4 Suatu zat dapat disebut polutan apabila: Jumlahnya melebihi jumlah normal Berada pada waktu yang tidak tepat Berada pada tempat yang tidak tepat Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi: 2.1.1 Pencemaran air Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah 5 adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbedabeda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. 6 Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai pencemaran air oleh sampah Akibat yang bisa ditimbulkan oleh pencemaran air ini, di antaranya dapat menyebabkan banjir, erosi, kekurangan sumber air bersih, dapat membuat sumber penyakit, tanah longsor, dapat merusak ekosistem sungai, dan bahkan memberikan kerugian bagi para nelayan. 2.1.2 Pencemaran udara Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. 7 Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder. Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yang dipengaruhi oleh; Kegiatan manusia : transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar, dan gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC) Sumber alami : gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan dan denitrifikasi biologi 8 Sumber-sumber lain: transportasi amonia, kebocoran tangki klor, timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah, dan uap pelarut organik. Dampak terhadap lingkungan: Hujan asam pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain: Mempengaruhi kualitas air permukaan Merusak tanaman Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunanEfek rumah kaca Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. 9 Dampak dari pemanasan global adalah: Pencairan es di kutub Perubahan iklim regional dan global Perubahan siklus hidup flora dan fauna Kerusakan lapisan ozon. Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon Dampak terhadap kesehatan manusia: Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat 10 berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik. Dampak terhadap tanaman: Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.\ 2.1.3 Pencemaran tanah Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat 11 kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. 12 Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut. 13 Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. Adapun penanganan yang tepat dari dampak pencemaran tanah ini : Remediasi. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau offsite). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit. 14 Bioremediasi. Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya. 2.2 Pencemaran Lingkungan di Makassar 2.2.1 Banyak Instansi tak becus Kelola Lingkungan Tiga instansi di Makasssar mendapat penilaian dari Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) SulSel terkait pengelolaan lingkungannya. Ketiganya adalah RSUD Wahidin Sudirohusodo, RS Pendidikan UNHAS dan Hotel Sahid. Ketiganya masuk dalam daftar hitam hasil proper tes BLHD SulSel 2011. 15 Hasil pemeriksaan tiga lembaga ini dianggap melanggar dan masuk daftar warning masuk meja hijau jika dua tahun berturut-turut mengantongi status sama. Kepala BLHD Sulsel, Tamzil Tajuddin mengungkapkan hal itu saat ekspose di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis 1 Desember. Ia mengatakan ketiganya tidak memenuhi regulasi lingkungan hidup seperti tidak melakukan pelaporan berkala pengelolaan lingkungan per semester. Hasil uji kualitas udara buruk, limbah cair di atas baku mutu serta pengelolaan limbah B3 tak dilaksanakan. Kepala Instalasi dan Sanitasi Lingkungan RSUD Wahidin Sudirohusodo, Muhammad Rasul menampik lembaganya masuk kategori daftar hitam RSUD Wahidin, kata dia hanya lalai melakukan pelaporan pengelola lingkungan ke BLHD Sulsel. Semua item sebenarnya dipenuhi hanya saja laporan telat dilaporkan. “Tahun 2010 lalu tepatnya September kami adalah pemegang ISO Lingkungan Hidup. Tindak lanjut pelaporan saja yang tidak kami kerjakan. Kami lalai, tapi kalu dikatakan pengelolaan limbah B3 dan cairan tidak memenuhi standar baku mutu, kami bisa buktikan semua memenuhi,” ungkap M Razul. Sementara itu, Direktur RS Pendidikan Unhas Prof Dr Syamsul tak bisa dihubungi. 2.2.2 Pencemaran di Sungai Tallo Makassar Enam perusahaan diduga melakukan pencemaran dengan membuang limbah cair serta bahan berbahaya dan beracun (B3) di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Tallo tanpa melalui proses pengolahan 16 sehingga warga sekitar resah. Enam perusahaan tersebut yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tallo, PT IA, PT ST, PT MT, PT KTC dan RS IS. Rata-rata perusahaan ini diduga belum mempunyai fasilitas Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPLC). “Ikan di sungai Tallo sudah jarang sekarang, ada tapi sedikit dan kecil-kecil tidak seperti dulu. Mungkin karena banyaknya pabrik membuang bahan kimia di sungai,” tutur salah seorang penangkap ikan di Sungai Tallo. Kendati demikian, bukan hanya ikan yang berkurang, tetapi kualitas air pun sudah keruh dan berwarna kekuning-kuningan tidak lagi seperti dulu berwarna bening kebiru-biruan. Pencemaran Sungai Tello berupa limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) oleh enam perusahaan ini, dinilai terjadi karena kelalaian Pemkot Makassar dalam hal pengawasan instalasi pengelolaan limbah (IPL). Ketua Walhi Sulsel Zulkarnaen mengungkapkan, pada dasarnya, pencemaran di Sungai Tallo telah lama berlangsung. Hanya, Pemkot tidak memberikan perhatian serius sehingga perusahaan yang berdiri di area DAS, semakin bebas membuang limbahnya ke sungai tanpa melalui proses pengolahan. Padahal, jika Pemkot melakukan pengawasan secara baik, pencemaran tidak akan separah yang terjadi saat ini,” ungkapnya kepada SINDO,kemarin. Padahal, pengawasan sangat mudah dilakukan.Pemkot sisa memeriksa dan mengevaluasi izin pengelolaan lingkungan (IPL) dan upaya pengelolaan lingkungan (UPL) 17 masingmasing perusahaan secara periodik. Hanya,hal ini jarang dilakukan Pemkot, terutama instansi terkait, yakni Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Makassar. Sementara itu, pengamat tata ruang dan perkotaan Nadjamuddin Nawawi mengungkapkan, Pemkot tidak tegas dalam membuat aturan terkait izin membangun di sepanjang DAS Tallo. Selain itu,pengawasan pembuatan saluran pembuangan limbah industri ke Sungai Tallo relatif tidak dijalankan secara baik oleh Pemkot. ”Pencemaran yang terjadi di Sungai Tallo juga merupakan kesalahan Pemkot Makassar karena lalai. Pengawasan pembangunan di sepanjang DAS Tallo dan saluran pembuangan limbah tidak berjalan maksimal,” ungkapnya kemarin. Setiap izin membangun bangunan (IMB) tidak boleh dikeluarkan Pemkot jika analisis dampak lingkungan (amdal), terutama industri, tidak lengkap. Salah satu persyaratan amdal untuk bangunan pabrik dan industri lain,yaitu IPL/ UPL untuk kategori menengah dan IPAL berkesinambungan untuk pabrik berkategori besar. Dia menyatakan, sorotan pencemaran di Sungai Tallo oleh Pemkot mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap lingkungan di Makassar. ”Bagaimana mau dapat Adipura kalau fungsi pengawasan BLHD-nya tidak berjalan dengan baik,”ujarnya. Lemahnya fungsi pengawasan BLHD Kota Makassar diakui anggota DPRD Kota Makassar Amar Busthanul. Anggaran di BLHD yang minim dan peralatan yang tidak menunjang menjadi penyebab 18 pengawasan lingkungan tidak maksimal ”Pencemaran jangan hanya difokuskan di enam perusahaan tersebut.Baiknya juga pengawasan dialihkan ke limbah-limbah hotel dan restoran yang ada di Makassar ini.Ke mana limbahnya dibuang? Kan ada juga yang membuang ke laut,” paparnya. Direktur Utama RS Ibnu Sina Husni Tanra membantah rumah sakit yang dipimpinnya mencemari Sungai Tallo. Alasannya, selain jauh dari sungai tersebut, RS di bawah yayasan Badan Wakaf UMI ini memiliki bak untuk mengelola limbah. Kendati demikian, untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran, pihaknya melakukan kerja sama dengan Pengelola Lingkungan Hidup (PLH) Unhas, untuk memperbaiki pengelolaan limbah miliknya.Dia juga mengakui bukan waktu yang sangat singkat melakukan hal itu.Tetapi, limbah merupakan kotoran yang pengaruhnya sangat besar terhadap masyarakat. Pengelolaan limbah Ibnu Sina sudah melalui tes,tapi ada dua item yang belum memenuhi syarat ketentuan yang diharuskan dari BLHD,salah satu di antaranya amoniak. “Kami sangat perhatian terhadap masalah yang satu itu sehingga langsung melakukan kerja sama dengan PLH Unhas,” katanya. Wakil Direktur RS Ibnu Sina Surya menambahkan,bak limbah yang dimiliki Ibnu Sina sangat besar, sistemnya juga bagus dan setiap enam bulan melaporkan ke pemerintah. Namun, yang menjadi persoalan selama ini, kurangnya kesadaran sejumlah pasien rawat inap terhadap imbauan RS. Mereka seenaknya saja membuang kotorannya di WC menyebabkan amoniak. “Kami sudah mengimbau berkali-kali,tapi tetap juga ada yang membuang kotoran makanannya di WC. Padahal setiap kamar,kami sudah menyediakan tempat sampah,”tuturnya. 19 Untuk mengantisipasi agar pasien tidak lagi membuang kotoran di kamar mandi, Ibnu Sina menambah bak pengelolaan limbah. Sebelumnya, Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkot Makassar Mukhtar Tahir menyatakan akan memperketat pemberian izin usaha industri di sekitar kawasan Sungai Tallo. Sebab, jangan sampai tidak ada kontrol,justru kedepannya semakin mengancam keberadaan sungai itu. Apalagi, pemerintah merencanakan membangun kawasan Energy Center atau pusat kilang minyak di muara Sungai Tallo. Untuk itu, dari sekarang limbah industri sudah harus diatasi. “Kami juga meminta kesadaran perusahaan, termasuk warga,agar bersama-sama menjaga sungai Tallo.Kan yang nyaman kita semua, kalau sungai itu bersih dan tidak tercemari,” imbau Mukhtar Sementara itu,Direktur Eksekutif Forum Studi Reformasi Sektor Energi dan Lingkungan (Fosil) kawasan timur Indonesia (KTI) Anwar Lasappa mengatakan, ketegasan Pemkot dalam hal pencemaran lingkungan hanya sekedar teguran. Untuk tahap awal, jika perlu perusahaan yang melakukan pencemaran maka harus dikenakan denda berupa biaya netralitas pencemaran. ”Kedepannya pemberian izin operasi perusahaan yang akan dikeluarkan oleh Pemkot harus lebih ketat.Terutama dalam hal izin operasi. Jangan lagi dikeluarkan izin jika IPL/UPL-nya tidak lengkap,” ungkapnya. 20 2.2.3 Penanganan Limbah B3 Harus Dimaksimalkan Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) harus dilakukan secara maksimal. Alasannya, Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup sudah menegaskan pentingnya menangani limbah B3 tersebut. "Selama ini koordinasi pemerintah dan instansi terkait terkesan belum padu dalam menangani persoalan limbah B3 ini. Padahal regulasinya sudah ada. Sekarang tinggal koordinasi yang dipermantap," kata public relation Komite Nasional Responsive Care Indonesia (KNRCI), Sankrib di redaksi FAJAR Sabtu, 26 November. 21 Sankrib mengatakan selain koordinasi, pemerintah dan pihak terkait juga perlu memperbanyak sosialisasi. Publik dan sebagian masyarakat, kata dia, juga belum banyak tahu soal dampak dari limbah B3 yang banyak diproduksi industri tersebut. Menurut dia, jika tidak ditangani dengan baik, limbah B3 itu akan menimbulkan pencemaran baik pencemaran udara, pencemaran air, maupun pencemaran lainnya. Ujungujungnya, kata dia masyarakat yang menjadi korban. Padahal, kata Sankrib, jika dikelola dan ditangani dengan serius, limbah B3 itu justru bisa menghasilkan uang. Menurut dia, limbah B3 bisa diolah kembali. Benda yang tidak bisa diolah kembali biasanya dikubur atau dimusnahkan. Hal sama disampaikan Direktur PT Multazam, Jannuar Irianto. Jannuar mengatakan instansi terkait perlu duduk bersama untuk berkoordinasi menangani lambah B3 yang produksinya terus meningkat. Ia menyebut beberapa instansi yang perlu terlibat seperti Kementerian Lingkungan Hidup, Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian, Direktorat Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Polri, dan pihak-pihak lainnya. Multazam sebagai perusahaan pengumpul limbah B3 dan tranporter limbah B3 bersedia bermitra dan bersinergi dengan pemerintah serta industri. Selama ini, perusahaan sudah menangani limbah B3 beberapa perusahaan di Sulsel. Di antaranya Energi Equity, Alstom, Makassar Power, PLTD Tello, Sentral Daya Energi Gowa, dan lainnya. 22 "Saat ini kami sedang melakukan workshop pengiriman limbah B3 lewat udara dan transportasi laut. Ini merupakan komitmen Multazam untuk mengelola lombah B3," kata Jannuar lagi. 2.2.4 Hotel Sering Buang Limbah Minyak ke Pantai Losari Beberapa anggota DPRD Kota Makassar mulai mempertanyakan analisis dampak lingkungan terkait pembuangan sampah ke laut beberapa hotel bertaraf internasional yang berada di kawasan Pantai Losari Makassar. Terutama Amdal Hotel MGH yang berada langsung di atas permukaan laut Pantai Losari yang diduga membuang limbah langsung ke laut tanpa ada upaya pengolahan sebelum dibuang sehingga ekosistem laut terancam tercemar. "Kalau sudah mencemari lingkungan apalagi ekosistem laut, itu sudah melanggar, dan harus ditindak, amdalnya harus dipertanyakan," kata Wakil Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan, Busranuddin di Makassar, Rabu. DPRD akan memanggil pihak terkait seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Makassar beserta manajemen MGH untuk memperjelas apakah kajian amdal dan izinnya sudah ada atau belum dan sudah daluarsa atau diperpanjang. 23 "BLH harus menjelaskan dengan temuan adanya indikasi pelanggaran amdal dengan membuang limbah tanpa diolah terlebih dahulu, makanya akan dipanggil," ujar dia. Terkait pelanggaran pencemaran lingkungan, Wakil ketua komisi C bidang pembangunan, Mujjiburahman menegaskan akan menindak lanjuti bila mana temuan itu terbukti mencemari laut. "Itu pasti dipertanyakan kenapa sampai Hotel MGH membuang limbahnya ke laut. Harus ada hasil penelitian terkait limbah itu apakah berbahaya bagi manusia dan ekosistem di laut itu sendiri atau tidak," tegasnya. Selain Hotel MGH, beberapa hotel yang ada di kawasan Pantai Losari juga akan diawasi amdalnya, apakah konsisten dilakukan atau tidak, mengingat kawasan pantai tersebut terus dibenahi untuk mempercantik Kota Makassar, ucapnya. Jenis sampah hotel yang sering dibuang langsung ke laut antara lain sampah organik seperti air comberan (sewage), Toksin organik, minyak, nutrien dan sampah lainnya yang dapat mempengaruhi dan berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. 2.2.5 Limbah Pabrik Gula Matikan Bibit Udang di Sungai Parangloe Perusahaan gula rafinasi PT MT diduga membuang limbah industrinya di anak Sungai Parangloe sehingga masyarakat resah akibat pencemaran yang terjadi di sungai tersebut. Masyarakat menuding perusahaan tersebut telah melepaskan limbah cair di anak sungai Parangloe sehingga dapat mematikan benih udang, 24 ikan bandeng dalam tambak yang ada yang memanfaatkan air sungai itu," kata salah seorang tokoh masyarakat setempat, Ramli di Makassar, Rabu. "Dulu hingga sekarang limbah masih saja dibuang ke anak sungai sehingga banyak ikan yang mati akibat limbah berbentuk padat dan cair berwarna hitam pekat dan sangat berbau bila dihirup. Semua orang di sini mengetahui kalau mereka membuang limbah antara jam 01 sampai jam 03 dinihari ke anak sungai tersebut." ucap Ramli. Ketua LPM Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Abdul Rahman mengaku telah melakukan pendekatan persuasif dengan menyurati perusahaan PT MT terkait pembuangan limbah ke sungai hingga berdampak ke tambak warga. "Surat tembusan ke Wali Kota, Lurah, Camat dan aparat kepolisian sudah disampaikan tetapi tidak ada realisasi. Sebanyak 88 orang petambak dirugikan karena bibit udang dan ikannya mati oleh limbah bekas pengolahan gula tersebut." katanya. Uslimin, pekerja tambak membenarkan hal itu, bahkan telah kena imbas dari pembuangan limbah itu ke anak Sungai Parangloe. Sebab air sungai yang digunakan untuk mengairi tambaknya sudah tercemar. "Bibit ikan dan udang yang diturunkan terlambat besar dan kalau boleh dibilang banyak yang mati, akibat air bercampur dengan bahan kimia berbahanya," tuturnya. Anggota DPRD Kota Makassar, Mujibburahman menyatakan akan melakukan kunjungan kerja dengan menyertakan alat yang mampu mendeteksi tingkat pencemaran. Hal itu dilakukan agar kebenaran terkait pencemaran dapat terjawab dan perusahaan yang terbukti akan dikenakan sanksi. 25 "Harga alat itu Rp280 juta, mungkin terbilang besar, tetapi sesuai dengan kualitasnya. Diharapkan alat ini bisa berfungsi secara optimal untuk menjawab apakah ada pencemaran atau tidak nantinya," ucapnya. 2.2.6 Ancaman Polusi Makassar Dekati Ambang Batas Ruang Terbuka Hijau Hanya 10 Persen Makassar memiliki tingkat pencemaran udara yang hampir mendekati ambang batas normal, dalam lima tahun terakhir. Ironisnya, tidak ada upaya komprehensif yang dilakukan pemerintah kota, sehingga ancaman pencemaran yang lebih berisiko bisa lebih cepat terjadi dari perkiraan. Direktur Jurnal Celebes Mustam Arief, kepada BKM, Kamis (17/3)n mengatakan, sebagai kota besar yang berkembang pesat, Makassar memiliki potensi pencemaran udara yang tinggi. Tetapi, hingga sekarang ancaman ini sepertinya tidak dihiraukan pemerintah daerah dan instansi terkait. Para ilmuan di perguruan tinggi atau peneliti di Makassar tampaknya juga malas meneliti kualitas udara di kota ini. ''Saya tidak tahu, apakah karena penelitian pencemaran udara ini adalah ''lahan kering''? Padahal, ancaman polutan udara sebenarnya sangat berbahaya bagi manusia terutama dalam jangka waktu yang panjang, tetapi tidak menjadi perhatian karena ancamannya tidak kelihatan. Tidak kelihatan tetapi ancamannya pasti. Kalau tidak salah, penelitian kualitas udara di Kota Makassar dilakukan sekitar lima 26 tahun lalu oleh Universitas Indonesia. Saat itu, sesuai hasil penelitian tersebut, beban pencemaran udara 279.046.694,4 ton pb per tahun dan 502.254.342 ton CO2 per tahun," jelasnya. Dengan kondisi ini, sebenarnya Makassar mestinya membutuhkan ruang terbuka hijau 8.621 ha atau dengan sekitar 862-an pohon. Padahal ketika itu, ruang terbuka hijau di Makassar baru sekitar 5 persen dari luas Kota Makassar. Itu lima tahun yang lalu, dimana ekspansi pengembangan kota dan aktivitas manusia serta industri masih minim. Bayangkan saja dengan saat ini, kota Makassar makin luas, aktivitas manusia dan industri meningkat dengan pesat, kendaraan bermotor makin membanjiri Makassar. Sementara Makassar, sepertinya mengabaikan ancaman ini. Sesuai peraturan tata ruang, ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30 persen dari luas kota, sedangkan Makassar sesuai informasi baru mencapai lebih dari 10 persen. Karena itu, ke depan, Pemkot Makassar harus menekan laju polusi udara salah satu di antaranya dengan membatasi membatasi kendaraan bermotor dan aktivitas industri. "Tapi ini saya kira akan rumit," katanya. Paling penting dilakukan adalah memacu penambahan ruang terbuka hijau (penghijauan), serta mengampanyekan pola hidup masyarakat kota Makassar yang ramah lingkungan. Pemkot Makasar ke depan juga harus tegas menegakkan aturan-aturan di bawah payung regulasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tetang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 27 Anggota Komisi C DPRD Makassar Mujiburahman, mengatakan, pemkot mesti memikirkan solusi pencemaran lingkungan., melalui perencanaan prioritas. "Perkembangan Kota Makassar dengan pembangunannya sangat signifikan. Pihak BLH ini mesti melakukan langkah-langkah konkret. Bukan hanya sekadar melakukan uji petik atau menguji tingkat pencemaran," kata Muji. Muji menyarankan, BLH melakukan pengawasan ketat terhadap kegiatan usaha, mulai dari industri, rumah tangga, perdagangan, dan lain-lain, yang berpotensi menghasilkan limbah. "Sekarang justru banyak bangunan yang tumbuh tanpa UKL dan amdal. Dan itu terus berlangsung karena terjadi pembiaran," katanya. Anggota Komisi C DPRD Makassar dari Fraksi Makassar Bersatu, Nelson Marnanse Kamisi, menambahkan, pemerintah kota tidak memiliki kepekaan jangka panjang. Hampir seluruh space yang awalnya menjadi ruang terbuka hijau, justru dikomersialkan. Pemerintah oleh Nelson dituding hanya pintar memburu target PAD, tanpa memikirkan dampak-dampak yang akan muncul di kemudian hari. "Saat ini memang kita belum merasakan efeknya tetapi mungkin kita telah teracuni udara yang dihirup (carbondioksida) atau CO2. Sementara perbaikan alam tidak cukup. Olehnya BLH mesti jeli dan menyikapi persoalan ini secara serius," kata Nelson. 28 Sementara itu, Kepala Sub Seksi Pengawasan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) Badan Lingkungan Hidup Kota Makassar Nirman Niswan, mengatakan, hasil pengukuran kualitas udara ambien di Makassar sesuai standar keputusan Gubernur No 14 tahun 2003 tentang Bakumutu Udara Embien dan Baku Mutu Tingkat Kebisingan. Dimana rata-rata hasilnya menunjukkan kondisi udara yang baik atau masih berada di ambang batas. "Hasil pengukuran kualitas udara masih cukup bagus. Tingkat pencemaran dari beberapa parameter yang diukur tingkat pencemaran masih dalam batas rendah," katanya. Misalnya di depan PLN Wilayah VII, semua parameter pengukur udara menunjukkan berada di ambang batas. Parameter sulfur dioksida, karbondioksida, nitrogen dioksida, ozon, hidrogen sulfida, timah hitam tidak melebihi baku mutu. Kecuali kata Nirman, parameter tingkat kebisingan yang melebihi baku mutu. Hal ini tentu terkait dengan peningkatan jumlah kendaraan yang kerap terfokus di satu titik. "Selain masalah kebisingan juga hasil pengukuran air kanal ada yang tercemar. Misalnya di Kanal Jongaya, pencemaran dapat dilihat dari parameter BOD5 dan COD, karena melebihi baku mutu. Kondisi ini tentu bisa memengaruhi kualitas air tanah," kata Nirman. 29 2.2.7 Kondisi Lingkungan Kota Makassar Beberapa Tahun Belakangan Ini Pencemaran udara menjadi masalah serius di seluruh dunia. Pencemaran udara merupakan salah satu penyebab timbulnya pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim. Kontribusi Indonesia bagi pemanasan global. Indonesia berada di peringkat tiga penyumbang emisi gas buang CO2 setelah Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina (RRC). Penyumbang terbesar emisi gas buang CO2 adalah kebakaran hutan. Peningkatan CO2 berdampak terhadap pemanasan global. Sudah saatnya generasi muda mulai berperan aktif, menyalurkan aspirasi serta turun langsung mengkampanyekan ”GO GREEN” untuk provinsinya agar lebih memerhatikan ekologi daerah setempat. Indonesia Future Leaders (IFL) kemudian hadir dengan program Parlemen Muda yang menyulut semangat pemuda dari seluruh Indonesia untuk berpartisipasi menyalurkan ide-idenya mengenai 3 masalah utama di Indonesia, salah satunya mengenai Isu lingkungan yang telah menjadi masalah serius yang sebenarnya bukan hanya dialami dan dirasakan dampaknya di Indonesia, tetapi seluruh dunia. Pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia berdampak besar terhadap penurunan kualitas udara secara nasional. Berdasarkan laporan Environmental Performance Index tahun 2010 yang disusun oleh Universitas Yale menunjukkan kualitas udara Indonesia berada di posisi seratus dua puluh empat (124) dengan skor 25,1 dari seratus tiga puluh tiga (133). Uganda adalah negara yang memiliki kualitas udara 30 paling bagus dengan skor 90,0, sedangkan Bangladesh adalah negara yang memiliki kualitas udara paling buruk dengan skor 6,9. Di provinsi Sulawesi Selatan sendiri, Dibanding dengan kabupaten lain yang masih hijau dan belum tersentuh dunia Industri yang tidak terkendali, hanya Makassar yang tercatat sebagai adalah salah satu jajaran kota besar di Indonesia yang juga turut menyumbangkan emisi gas buang CO2 yang cukup besar. Dengan meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor, pemanfaatan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan baik dalam bidang Industri maupun bidang lainnya tanpa memperhatikan isu lingkungan, hal ini membuat masyarakat sudah sangat sulit menghirup udara segar di Makassar. Undang-Undang 1945, pasal 33 ayat 3, mengamanatkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan dasar itu, setiap upaya pengelolaan sumber alam perlu dilakukan secara terencana, terkoordinasi dan terpadu dengan sumber daya manusia serta sumber daya buatan dalam pola pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan lingkungan hidup, penataan ruang dan pertanahan adalah upaya kearah perwujudan amanah tersebut. Tujuannya adalah agar pengelolaan dan pendayagunaan sumber alam dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab serta sesuai dengan potensi dan kemampuan daya dukungnya. Pembangunan lingkungan hidup, penataan ruang, dan pertanahan sesuai dengan amanah 31 GBHN 1993 diselenggarakan untuk meningkatkan penataan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai daya dukung, potensi dan keseimbangan pemanfaatan sumber daya alam, serta pengendalian yang handal dan konsisten terhadap pemanfaatan ruang dan sumber daya alam. Dengan demikian pembangunan dapat diselenggarakan secara berkelanjutan, tertib, efisien, dan efektif. Pembangunan lingkungan hidup diarahkan pada terwujudnya kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam keseimbangan dan keserasian yang dinamis dengan perkembangan kependudukan dan upaya pembangunan nasional untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan. Kondisinya lingkungan di Makassar sangat jelas, dengan melihat tiap tahun Kota Makassar selalu menjadi langganan banjir. Kedua jaminan akan udara bersih tak bisa dijamin 100% lagi karena begitu banyak polusi kendaraan bermotor dan beberapa industri yang berada di Kota Makassar. Jika pemerintah kota ingin melihat Kota Makassar lebih bijaksana dan berkeadilan terhadap lingkungan hidup dan masyarakatnya, yang harus pemerintah lakukan pertama-tama yaitu menjalankan dengan tegas amanah undang-undang, yang pertama UU Tata Ruang yang memandatkan 30% Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari total luas Kota Makassar. Yang kedua terkait soal AMDAL yang betul-betul ditegakkan dan tidak hanya menjadi syarat formal semata, paling tidak ada tindakan tegas ketika para pengusaha industri melakukan pelannggaran. 32 Jika pemerintah tidak melakukan pembenahan lingkungan seperti pertambahan RTH juga daerah resapan air, ditambah pengaruh iklim global yang mulai tidak seimbang, akan terjadi bencana ekologis seperti banjir besar dan berkurangnya ketersediaan air bersih untuk warga kota menjadi ancaman nyata Selain itu, Kota Makassar membutuhkan sedikitnya 5 ribu hektar Ruang Terbuka Hijau dari total luas kota sebesar 175 km2 atau 30% dari total luas kota, sesuai dengan amanah UU No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang Kota. Jika dilihat kondisi sekarang ruang terbuka hijau tidak cukup sampai 10%, sangat kurang jika mengacu pada aturan hukum yang berlaku. Hal ini kian diperparah oleh alih fungsi beberapa RTH seperti Lapangan Karebosi yang telah direnovasi dan dibangun pusat perbelanjaan di dalamnya sehingga mengurangi daya resap air ke dalam tanah secara signifikan. Lapangan Karebosi juga berperan vital untuk menetralisir intrusi air laut mengingat posisinya yang hanya beberapa ratus meter dari bibir pantai kota Makassar. Masih banyak hal yang perlu dibenahi pemerintah kota Makassar, yang pertama, pemerintah harus lebih sering melakukan penyadaran kepada publik akan arti pentingnya menjaga keseimbangan dan keberlangsungan lingkungan kota. Kedua, pemkot juga harus melakukan inventarisasi wilayah-wilayah yang termasuk sebagai Ruang Terbuka Hijau melakukan penegakan hukum yang tegas jika ada pelanggaran. Terakhir pemerintah harus mengatur regulasi kendaraan bermotor yang ada di Makassar yang menyumbang polusi udara yang cukup besar. Harus bisa ditekan jumlahnya dan menggiatkan transportasi umum massal yang ramah lingkungan. 33 2.2.8 Anjlok karena Joroknya Pasar, Drainase dan Jalan LAMBANG supremasi kebersihan lingkungan, Piala Adipura lagi-lagi tak dapat dibawa ke Kota Makassar. Piagam Adipura yang diperoleh 2010 lalu tak mampu menjadi penyemangat memperoleh prestasi lebih tinggi. Adipura ingin diraih, tetapi sampah berserakan di mana-mana. Foto-foto yang memperlihatkan betapa joroknya perilaku hidup sebagian warga kota metropolitan Makassar ditampilkan melalui layar yang berada di pojok ruang pola Balaikota, akhir April lalu. Sampah berserakan di tempat penampungan sampah, drainase, hingga ruas jalan raya. Sorotan tim penilai Adipura menyasar mulai dari kawasan permukiman penduduk, sekolah, perkantoran, pertokoan, puskesmas, pasar, hingga drainase dan ruas jalan. Dua kali ekspose hasil pemantauan lapangan dengan waktu berbeda dilakukan, sampah yang tidak terurus masih sangat banyak ditemukan. 34 Tim penilai sebenarnya telah mengingatkan Pemkot Makassar segera memperbaiki kondisi lingkungan yang jorok bila ingin meraih lambang supremasi kebersihan itu. Apalagi titik-titik yang tidak terjaga kebersihannya berada di tempat-tempat umum yang sangat mudah terlihat. Temuan sampah tidak terurus yang merusak pemandangan di antaranya ditemukan di kawasan permukiman Kassi-kassi, Pabaeng-baeng, Pandang, dan Jalan Arief Rahman Hakim. Tim terutama menyoroti masalah kontainer sampah yang tidak terangkut, meskipun sampahnya sudah meluber ke badan jalan. Anggota tim penilai Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup, Melda Mardalina mengungkapkan, pasar tradisional salah satu kawasan yang paling jorok penanganan lingkungannya. Dia mencontohkan Pusat Niaga Daya dengan tumpukan sampahnya di beberapa titik. Kondisi seperti ini juga terjadi di beberapa pasar tradisional lain seperti Pasar Terong. Bahkan yang membuat tim cukup miris melihat kondisi kebersihan di Makassar adalah pengelolaan lingkungan di kompleks perkantoran. Kantor Gubernur Sulsel misalnya, sampah berserakan hampir di setiap sudut. Sampah berserakan banyak ditemukan di sekitar hutan kota dalam kawasan tersebut, meskipun sebenarnya tersedia tempat sampah. Ketika diperiksa, tempat sampahnya kosong, sementara sampah berserakan di mana-mana. "Sampah yang menumpuk justru berada di samping kantor Badan Lingkungan Hidup Daerah Sulsel," beber Melda, saat itu. 35 Bagaimana sikap Pemkot Makassar setelah mengetahui Piala Adipura lagi-lagi tak dapat dibawa pulang? Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar, Kusaiyyeng mengakui kondisi pasar tradisional, drainase, dan kebersihan ruas jalan yang menjatuhkan penilaian Adipura. Masalah kebersihan pasar tidak akan pernah selesai bila tanpa dukungan dari para pedagang maupun pembeli. "Semuanya harus bersinergi. Kondisi lingkungan sangat menentukan perilaku masyarakatnya," ujar Kusaiyyeng. Dia mencontohkan Singapura yang sangat bersih karena masyarakatnya sangat sadar menjaga lingkungannya. Aturan yang mengikat pun sangat ketat. Maka tak heran bila pendatang yang jumlahnya sangat banyak juga mengikuti perilaku disiplin yang diterapkan warganya. Keberhasilan menjaga kebersihan di pasar tradisional, kata dia, sangat tergantung mau tidaknya para pedagang untuk dibina. "Meskipun Dinas Pertamanan dan Kebersihan atau instansi lainnya mau membina, tapi kalau pedagang sendiri tidak mau, tentu sulit," katanya. Pasar Daya misalnya, meskipun telah tersedia tempat sampah yang memilah sampah organik dan non organik, tetapi pedagang tidak memanfaatkannya secara maksimal. Tempat sampah yang berada di tepi Jalan Perintis Kemerdekaan hanya sekadar menjadi pajangan. Penilaian yang rendah juga akibat buruknya sistem drainase kota. Masalahnya bukan hanya saluran yang tidak pernah dikeruk, sehingga endapan sedimentasi sangat tebal. Tim penilai banyak menemukan sampah di drainase, akibat pola hidup warga yang buruk dan lebih senang membuang sampah di saluran drainase. 36 Kusaiyyeng mengakui kondisi kebersihan ruas jalan masih cukup memprihatinkan. Sampah masih sangat mudah dijumpai di beberapa ruas jalan. "Kebersihan ruas jalan di Kota Surabaya patut ditiru. Petugas penyapu jalan mencapai 1000 orang. Ruas jalan disapu setiap pagi dan sore, sehingga sangat terjaga kebersihannya," ujar Kusaiyyeng. Kota Makassar sebenarnya berpeluang memperoleh Piala Adipura. Apalagi beberapa titik dari 140 daerah pemantauan sudah memberikan hasil maksimal. Beberapa kawasan permukiman penduduk sudah menerapkan pengeloaan lingkungan yang baik dengan pemilahan dan pengolahan sampah serta penghijauan. Poin plus penilaian Adipura terutama dari seluruh puskesmas di Makassar. Penghijauan, pemilahan, dan pengolahan sampah, serta komposting sudah dilakukan. Bahkan, hampir semua puskesmas memiliki instalasi pengolahan limbah. Puskesmas terbaik yakni Puskesmas Ujungpandang dan Puskesmas Makassar. Pengelolaan sampah di TPA Tamangapa juga belum maksimal. Namun, keberadaan pengolah sampah menjadi gas metan yang diubah menjadi energi listrik dapat menambah penilaian adipura hingga empat poin. Hasil pemantauan Adipura tahap pertama memberikan poin sekira 70,8 dan tergolong baik meskipun masih rendah. Sayangnya, pemerintah dan warga tidak mampu memperbaiki kondisi lingkungannya untuk mendongkrak penilaian. 37 Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, Muhammad Kasim mengatakan, semua objek akan dibenahi kembali agar Adipura berada di Makassar 2012 nanti. "Sebenarnya, bukan sekadar mengejar Adipura, tetapi mengubah pola pikir dan hidup masyarakat agar lebih menjaga kebersihan lingkungannya," ujar Kasim. Kasim berjanji segera memasang tempat sampah di beberapa ruas jalan seperti Anjungan Pantai Losari, Jalan Somba Opu, Pettarani, dan beberapa titik lainnya. Masyarakat juga harus dibiasakan membuang sampah di tempatnya dan melakukan pemilahan sampah organik dan non organik. Kontainer sampah juga akan terpasang di beberapa titik, sehingga warga tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat. Namun paling penting juga, truk pengangkut sampah harus membawa sampah yang tertampung ke tempat pembuangan akhir secara berkala. Makassar memang gagal membawa pulang Piala Adipura. Tugu Adipura di Jalan Urip Sumoharjo juga tidak mampu menjadi ikon monumental yang dapat membakar semangat warga kota metropolitan Makassar. Tapi Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin menganggap prestasi Makassar sudah lebih baik dibanding tahun lalu. Capain poin sudah bergerak naik dari angka 67 pada 2010 menjadi 71 tahun ini. Peringkat Makassar juga sudah naik dari sebelumnya hanya bertengger di urutan nomor 11 untuk kategori kota metropolitan ke posisi nomor tujuh. Naiknya passing grade penilaian juga ikut memengaruhi gagalnya Adipura dibawa pulang. 38 Begitupula dengan penerima Adipura yang berkurang dibanding tahun lalu. Khusus kategori kota metropolitan, penerima Adipura hanya dua kota. Tahun lalu, pemerintah menetapkan sepuluh kota penerima Adipura. 2.3 Upaya Meminimalisir Pencemaran Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan agar pencemaran yang terjadi kota Makassar dapat diminimalisir: 1. Penanaman pohon, yang telah dilakukan oleh beberapa pihak masyarakat, terutama dari aktivis lingkungan dan beberapa pihak lainnya. Kegiatan masyarakat ini merupakan salah satu cara untuk mengurungan polutan di udara yang kian hari makin bertambah seiring laju pertambahan kendaraan bermotor dan industri pabrik. 2. Menyediakan sistem pengelolah limbah. Dengan adanya sistem ini, diharapkan limbah yang dihasilkan oleh masyarakat dapat diolah terlebih dahulu sebelum akhirnya hasil penyaringan limbah dibuang ke laut. Tentunya, pencemaran di air dapat terkurangi. Mengenai permasalahan pencemaran lingkungan Sungai Tello dan Sungai Parangloe, masalah ini dapat teratasi bila semua pihak turut menjaga kebersihan sungai ini. Hasil limbah pabrik sudah seharusnya diolah terlebih dahulu agar tak ada zat-zat kimia yang berbahaya bagi ekosistem sungai. Dan tentunya, pemerintah khususnya lembaga yang terkait dengan lingkungan mengawasi setiap proses pengolahan limbah pabrik agar masalah pencemaran ini segera teratasi. 39 3. Mendaur ulang sampah yang masih berguna. Cara ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat. Pengelolaan sampah padat menjadi barang yang baru ini sudah dikenal secara luas. Tujuannya ialah mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. 4. Menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi. Selain memiliki andil besar dalam menjaga kesehatan tubuh, mengendarai sepeda dapat mengurangi jumlah gas karbon monoksida berlebih yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. 5. Mengurangi penggunaan plastik yang berlebih. penguraiannya tidak terlalu lama. 40 Usahakan menggunakan plastik yang proses BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan : 1. Pencemaran merupakan proses masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun. Pencemaran dapat terbagi menjadi pencemaran udara, pencemaran tanah dan pencemaran air. 2. Peristiwa pencemaran di Makassar cukup beragam, mulai dari limbah industri pabrik maupun hotel dan rumah sakit yang merusak keseimbangan ekositem lingkungan sungai sampai kendaraan bermotor dan limbah gas hasil industri pabrik yang meramaikan kasus pencemaran lingkungan di kota Makassar. 41 3. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan agar pencemaran lingkungan dapat dikurangi, yaitu dengan penanaman pohon, menyediakan sistem pengelolaan limbah, mendaur ulang sampah yang masih berguna, menggunakan sepeda, dan mengurangi penggunaan plastik. 3.2 Saran Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama. Kita sebagai masyarakat juga turut berperan mencemarkan lingkungan. Tak seharusnya kita selalu menuntut, menyalahkan dan memberikan tanggung jawab kepada pemerintah untuk menjaga lingkungan dari pencemaran. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita juga ikut berperan dalam upaya meminimalisir pencemaran lingkungan. Hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya merupakan hal yang sangat berarti, apalagi bila semua orang merealisasikannya. 42 Daftar Pustaka Achmad, Yakin, Andi Imriani. 2011. Pemkot Lalai Awasi Pencemaran. Seputar Indonesia. 15 April 2011. Irham, Muh. 2011. Hotel Sering Buang Limbah Minyak ke Sungai. Tribun Timur. 9 Juni 2011. Irham, Muh. 2011. Limbah Pabrik Gula Matikan Benih Udang di Sungai Parangloe. Tribun Timur. 12 Mei 2011. Irham, Muh. 2011. Pencemaran di Sungai Tallo Makin Mengkhawatirkan. Tribun Timur. 10 Mei 2011. 2011. Ancaman Polusi kota Makassar di Ambang Batas. Berita Kota. 19 Maret 2011 2011. Anjlok karena Joroknya Pasar, Drainase, dan Jalan. Fajar. 8 Juni 2011. 2011. Banyak Instansi tak Becus Kelola Lingkungan. Fajar. 2 Desember 2011. 43 2011. Penganan Limbah B3 Harus Dimaksimalkan. Fajar. 28 November 2011. Kautsar, Valensi. 2011. http://valensikautsar.blogspot.com/2009/01/pencemaran-lingkungan.html. Pencemaran Lingkungan. 2 Januari 2009. Rombot, Iona. 2011. http://www.facebook.com/note.php?note_id=175949795831725#!/notes/sulawesi-selatan-4-ionahiroshi-yuki-rombot-parlemen-muda/kondisi-lingkungan-kota-makassar-beberapa-tahun-belakanganini/175949795831725. Kondisi Lingkungan Kota Makassar Beberapa Tahun Belakangan Ini. 18 November 2011. 44