BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Inti pendidikan adalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Inti pendidikan adalah belajar. Dimana pun pendidikan dilakukan di rumah, di
masyarakat atau di lembaga pendidikan pasti akan ada pembelajaran. Melalui
pendidikan itu dibelajarkan mulai dari cara berperilaku terhadap sesama manusia
sampai dengan pengetahuan tentang konsep-konsep ilmiah. Dirumah belajar sopan
santun, di masyarakat belajar bagaimana menjalani kehidupan sosial, dan di lembaga
pendidikan belajar konsep-konsep yang nanti akan diperlukan untuk menjelaskan
peran sebagai warga masyarakat.1
Dalam proses pembelajaran, baik di sebuah lembaga pendidikan maupun
ditempat lain, pasti terjadi komunikasi. Memberikan pengajaran kepada orang lain
bukan sekedar soal apa yang akan dipelajari dan bagaimana memberikan pelajaran
itu sendiri. Karena di dalamnya ada komunikasi, dalam setiap interaksi edukasi
seperti itu akan berlangsung proses komunikasi. Komunikasi anak dan orang tua
dalam pembelajaran di rumah atau pendidik dan peserta didik di lembaga
pendidikan.2
Selain apa yang diajarkan dan bagaimana memberikan pengajaran itu sendiri,
aspek penting yang perlu diperhatikan adalah komunikasi. Komunikasi pendidikan
1
Yosal Iriantara, Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, Simbiosa Rekatama Media, 2013,
Bandung, hal. 71
2
Ibid. 72
1
2
merupakan proses komunikasi yang unik karena di dalamnya ada dimensi edukatif
selain hanya menyampaikan pesan yang berupa materi pembelajaran. Dengan
demikian, komunikasi pendidikan bukan sekedar komunikasi yang berlangsung
dengan latar pembelajaran atau pendidikan, melainkan juga proses komunikasi yang
di dalamnya terkandung nilai-nilai pendidikan.3
Tuntutan akan sosok pengajar yang profesional dan mumpuni secara
kompetensi kian hari semakin kuat. Sebagai “Learning agent” pengajar yang
profesional dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi terutama pada penyampaian
informasi. Kemampuan berkomunikasi pada dasarnya merupakan kompetensi paling
penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar waktu sejak bangun
pagi hari untuk berkomunikasi.
Di suatu lembaga pendidikan, pendidik dan peserta didik merupakan pelaku
utama dalam proses pembelajaran. Kedua pelaku ini menjalankan peran penting
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilangsungkan di suatu lembaga
pendidikan. Oleh sebab itu, di antara kedua pelaku utama ini sudah semestinya
terjalin relasi edukasi yang baik.4
Efektivitas pembelajaran sedikit banyak bergantung juga pada efektivitas
komunikasi. Karena itu, efektivitas seorang pendidik dalam pembelajaran bergantung
pada seberapa efektif komunikasinya dengan peserta didik di dalam kelas.
Komunikasi efektif memainkan peran penting dalam keberhasilan pembelajaran pada
3
4
Ibid. 72
Ibid. 72
3
semua jenjang pendidikan. Mebelajarkan bukan semata proses transfer pengetahuan,
melainkan juga proses komunikasi dua arah antara pendidik dan peserta didik.
Pendidik professional mampu berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. 5
Berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan Indonesia.
Mulai dari penetapan Standar Nasional Pendidikan sampai dengan akreditasi lembaga
pendidikan pada semua jalur dan jenjang pendidikan. Komunikasi merupakan bagian
penting dari proses peningkatan mutu pendidikan.6
Dalam dunia pendidikan, komunikasi yang berlangsung tentunya akan
berkaitan juga dengan fungsi pendidikan yang menjaga dan mempertahankan nilainilai dan mendorong perubahan. Dalam pendidikan akan ada “mempertahankan nilainilai lama yang baik dan menggali nilai-nilai baru yang lebih baik”. 7
Oleh karena itu, penting juga untuk mendalami dan menyelami bagaimana
memperbaiki dan meningkatkan mutu komunikasi tersebut dalam konteks
peningkatan mutu pendidikan. Komunikasi yang bermutu itu diharapkan berlangsung
dalam kepemimpinan lembaga pendidikan, proses pendidikan dan khususnya
pembelajaran, serta dalam organisasi pendidikan.
Pendidikan (Jerome Bruner) bukan sekedar persoalan teknik pengolahan
informasi, bahkan bukan sekadar penerapan “teori belajar” dikelas atau menggunakan
5
Ibid. 73
Ibid. v
7
Ibid. 11
6
4
hasil “ujian prestasi” yang berpusat pada subject centered achievement testing.8
Pendidikan ketika didekati dari sisi mikro dan implementatif akan lekat dengan
subjek memfasilitasi agar pendidikan itu menjadi sebuah proses komunikasi yang
efektif dan efisien dan dapat mengantarkan peserta didik pada tujuan yang diharapkan
(goals excpectation), salah satu fasilitator yang lekat dikenal adalah pendidik/dosen.9
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, dan sebutan lainnya yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pendidikan (UURI No. 20 Th. 2003 Ps. 1, btr. 6), dan pada
pasal 40 ayat (2)-nya, ditegaskan bahwa “pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban : a) menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis; b) mempunyai komitmen secara professional untuk
meningkatkan mutu pendidikan; dan c) memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.”10
Pendidik yang profesional dengan komitmen yang kuat, ia harus mampu
merencanakan, melaksanakan pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan
dialogis,
demokratis,
kooperatif,
dan
bermakna
(functional,
kontekstual).
Pembelajaran yang baik dan efektif akan memberikan ruang dan peluang agar
mahasiswa dapat belajar lebih aktif serta dapat mengeksplorasi keingintahuan melalui
8
Didi Supriadie, Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, 2012,
Bandung, hal .3
9
Ibid. 3
10
Ibid. 4
5
kemampuan dan/atau potensi yang dimilikinya, dan hal ini tentunya memerlukan
bantuan/bimbingan yang baik dan tepat dari pendidik/dosen melalui komunikasi yang
efektif.11
Pembelajaran di Perguruan Tinggi adalah kegiatan yang terprogram dalam
disain (Fasiliting , Empowering dan Enabling), untuk menciptakan mahasiswa
belajar secara efektif, yang menekankan pada sumber belajar. Pembelajaran
merupakan proses pengembangan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir mahasiswa serta dapat meningkatkan dan mengkonstruksikan
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pengembangan yang
baik terhadap materi kuliah.12
Tenaga Pengajar professional yang efektif memiliki keahlian berkomunikasi.
yang amat diperlukan untuk mengajar adalah keahlian berbicara, mendengar,
mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal, dan
mampu memecahkan konflik secara konstruktif.13
Dalam
mendesain
atau
merevisi suatu
perkuliahan pengajar
harus
mempertimbangkan materi apa yang akan diajarkan, bagaimana cara terbaik untuk
mengajarkannya, dan bagaimana cara memastikan bahwa para mahasiswa akan
11
Ibid. 19
Barbara Gross Davis, Perangkat Pembelajaran, RajaGrafindo Persada, 2013, Jakarta, hal. 5
13
Didi Supriadie, Deni Darmawan, op.cit., 56.
12
6
mempelajari apa yang diajarkan.14 Pengajar profesional harus siap menjawab
tantangan kompetensi.15
Dosen (pendidik) memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motivasi
belajar peserta didiknya melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada
pengalaman dan kemampuan dosen kepada mahasiswa secara individual.16
Salah satu tugas pokok yang melekat pada diri seseorang dosen (pendidik)
adalah sebagai motivator bagi mahasiswa (peserta didik) agar memiliki semangat dan
kemauan untuk lebih giat belajar. Tugas seorang dosen (pendidik) di sini dituntut
sebagai motivator untuk mendorong, menggerakan supaya mahasiswa (peserta didik)
melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk tercapainya tujuan pembelajaran
dikelas.
Faktor motivasi memegang peranan yang besar untuk menjaga kelangsungan
pembelajaran mahasiswa dikelas dalam tingkat kesungguhan dan ketekunan belajar
yang tinggi di kelas.
Motivasi merupakan unsur yang sangat penting dalam menjalankan aktivitas
pembelajaran di kelas, yang menjadi sasaran utama pemberi motivasi pembelajaran
adalah dosen sebagai pendidik yang bersentuhan langsung dengan proses belajar
mahasiswa (peserta didik) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.17
14
Ibid. 3
Ibid. 58
16
Iskandar, Psikologi Pendidikan : Sebuah Orientasi Baru, Referensi, 2012, Jakarta Selatan, hal. 182
17
Didi Supriadie, Deni Darmawan, op.cit.,1.
15
7
Dosen dan mahasiswa harus saling bersinerji dalam bertukar informasi, tidak
bisa hanya salah satu pihak saja yang aktif. Kemampuan mahasiswa dalam
memahami materi kuliah ditentukan oleh berbagai faktor, bisa terdapat dari
mahasiswa itu sendiri ataupun dari dosen pengajar. Mahasiswa dan dosen adalah dua
hal penting yang tak dapat dipisahkan dari perkuliahan.
Adanya motivasi melalui komunikasi yang efektif inilah yang dapat
melahirkan manusia-manusia unggul, penemu, kreatif, dan terus bekarya untuk
kemaslahatan bersama. Oleh karena itu, seharusnya, motivasi berprestasi ini
merupakan bagian pembelajaran yang esensial dalam rangka membentuk pribadi
manusia yang berkarakter.18
Callahan mengemukakan bahwa perdebatan saat ini yang menjadi ciri
menarik adalah ketidakmampuan profesi mengajar yang nyata untuk menghadapi
perubahan yang terjadi. 19
National School Public Relations Association dalam buku Komunikasi
Pendidikan karya Yosal Iriantara, dan Usep Syaripudin mendefinisikan humas
terhadap lembaga pendidikan adalah “Fungsi manajemen yang terencana dan
sistematis, yang dirancang untuk membantu memperbaiki program dan layanan
organisasi pendidikan. Fungsi tersebut berjalan melalui proses komunikasi dua arah
dan komperhensif yang melibatkan publik internal dan eksternal dengan tujuan
18
19
Makmun, Khairani, Psikologi Belajar, Aswaja Pressindo, 2014, Yogyakarta, hal. 175
Didi Supriadie, Deni Darmawan, op.cit., 46.
8
mendorong pemahaman yang lebih baik terhadap peran, tujuan, prestasi dan
kebutuhan organisasi.”20
Pelaksanaan konsep-konsep humas dapat membantu lembaga pendidikan
untuk menjalin bukan hanya komunikasi dengan publiknya melainkan juga hubungan
yang lebih baik. Karena itu, diperlukan identifikasi dapat dilakukan untuk
memperbaiki proses pendidikan, khususnya dalam meningkatkan mutu lulusan. 21
Dalam konteks dunia pendidikan, fungsi utama humas sekolah, seperti
berkomunikasi dengan publik internal dan eksternal, publikasi pendidik dan tenaga
kependidikan serta prestasi peserta didik, dan menyediakan informasi yang
diperlukan publik. Humas dilingkungan Universitas (lembaga pendidikan) sangat
diperlukan dalam menunjang kualitas dan transparasi kebijakan-kebijakan terhadap
publik internal dan eksternal. Oleh karena itu, komunikasi pendidik dan peserta didik
menjadi penting sebagai pelaku utama dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
dilangsungkan di suatu lembaga pendidikan. 22
Peneliti sejak tahun 2010 sebagai mahasiswa telah mengikuti proses dan
mengamati gejala-gejala terbentuk atau tidaknya motivasi mahasiswa dalam belajar.
Menurut pengamatan peneliti banyak mahasiswa yang sering terlambat masuk kuliah
dan menggunakan dispensasi absen maksimal untuk tidak masuk kelas, bahkan tidak
sedikit mahasiswa yang merasa bosan meninggalkan kelas untuk sementara kemudian
kembali lagi.
20
Yosal Iriantara, Usep Syaripudin, op.cit., 120.
Ibid. 71-74
22
Ibid.
21
9
Peneliti juga telah melakukan survei lapangan diantaranya berdiskusi untuk
mengetahui adanya aspek komunikasi dalam motivasi belajar kepada beberapa
mahasiswa yang menurut karakter mewakili tiap tiap keseluruhan mahasiswa Fikom
UMB Kelas Reguler Kampus Meruya, dengan tiap mahasiswa perjurusan dan pertahun angkatan, diantaranya E (Wanita, Marcom 2011), A (Pria, Viscom 2010), D
(Wanita, Broadcast 2012), R (Pria, PR 2010), dan G (Pria, PR 2013) yang memiliki
pendapat diantaranya, “Sebenarnya semua dosen menerapkan komunikasi yang baik,
namun karna perbedaan karakter yang berimbas pada perbedaan metode
pembelajaran sehingga mahasiswa harus belajar beradaptasi dengan tiap-tiap
dosennya dan itu tidak mudah. Begitu pula dosen yang kurang dapat membangun
suasana dikelas, sehingga kelas terasa mebosankan dan tidak bersemangat, dan
imbasnya proses belajar mengajar tidak efektif”
Selanjutnya menyimpulkan bahwa dosen yang memiliki latar belakang ilmu
komunikasi seharusnya mampu lebih membangun suasana belajar yang efektif dan
kondusif. “Tidak semua dosen memiliki background komunikasi tapi dosen-dosen
Fikom kan sudah pasti belajar komunikasi, seharusnya dapat lebih paham mengenai
komunikasi antar mahasiswa dan dosen. Ada dosen yang kurang efektif dalam
transfer ilmu kepada mahasiswa, seperti menjelaskan materi dengan menggunakan
bahasa yang sulit dipahami mahasiswa yang latar belakangnya masih belajar ilmu
komunikasi dan tabu akan istilah-istilah baru, ada pula dosen yang monoton hanya
menjelaskan materi tanpa ada unsur pendekatan kepada mahasiswa”.
10
Berikutnya tanggapan yang mengatakan bahwa selain faktor-faktor yang
sudah dipaparkan sebelumnya ada pula beberapa dosen yang hanya memberikan
terpaan materi tanpa mengetahui dan menyadari mahasiswa dapat mencerna materi
tersebut atau tidak. “Ada dosen yang memberikan pengajaran sekedar menjelaskan
materi saja, tanpa tau atau menyadari sebelumnya apakah mahasiswa sudah mengerti
dan paham dengan apa yang sudah dijelaskan karna bagaimanapun komunikasi dapat
tercapai ketika komunikator dan komunikan saling memiliki pemahaman yang sama.”
Dan mahasiswa selanjutnya menyatakan bahwa komunikasi dosen-dosen
Fikom terhadap mahasiswa sudah cukup baik. Namun tetap kurang mampu atau
efektif dalam pemberian motivasi terhadap proses belajar mahasiswa. “Sebenarnya
komunikasi dosen ke mahasiswa sudah efektif tapi untuk memberikan motivasi agar
lebih giat belajar kurang dirasakan, pada saat dikelas dosen mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan mahasiswa, pemberian tugas juga cukup jelas namun tidak ada
upaya yang efektif untuk membangun semangat mahasiswa, kalau bukan karna nilai
dan sistem kuliah yang mengharuskan untuk memenuhi kewajiban, mahasiswa
kurang merasa termotivasi untuk mempelajari sesuatu”.
Dan pendapat terakhir yang selanjutnya mengatakan bahwa selain faktorfaktor sebelumnya, beberapa dosen juga kurang dapat memanfaatkan fasilitas dikelas
sebagai penunjang proses belajar mengajar. “Saat proses belajar mengajar dikelas,
dosen tidak sepenuhnya memanfaatkan fasilitas yang ada dikelas, jumlah mahasiswa
atau kapasistas mahasiswa dikelas lebih dari 30 orang, ada beberapa dosen yang tidak
menggunakan microphone untuk menjelaskan materi, sehingga mahasiswa barisan
11
belakang pun kesulitan dalam mendengar penjelasan dosen apa lagi ditambah suara
dosen yang kecil. Ada pula beberapa dosen yang kurang terampil dalam penyajian
materi dikelas, seperti ppt yang visualisasinya tidak jelas, atau terlalu banyak
content”.
Dari beberapa sumber yang diperoleh dari hasil survei lapangan melalui
diskusi sederhana peneliti kepada beberapa mahasiswa Fikom UMB kelas regular
kampus Meruya yang dirasa cukup mewakili dan merepresentasikan karakter
mahasiswa, peneliti melihat kemungkinan adanya pengaruh komunikasi dalam proses
belajar mengajar dikelas terutama pada Salah satu tugas pokok yang melekat pada
diri seseorang dosen (pendidik) adalah sebagai motivator bagi mahasiswa (peserta
didik) agar memiliki semangat dan kemauan untuk lebih giat belajar. Oleh sebab itu
peneliti ingin menitikberatkan sejauh mana pengaruh kompetensi komunikasi yang
dimiliki dosen untuk mendorong, menggerakan supaya mahasiswa (peserta didik)
melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk tercapainya tujuan pembelajaran
dikelas.
Agar dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten dan bermutu, maka
Universitas harus menerapkan manajemen pendidikan tinggi yang efektif dan efisien.
Hal ini seringkali menuntut Universitas untuk melakukan suatu perubahan kearah
yang baik untuk itu Universitas harus memberikan inovasi atau temuan-temuan baru
untuk mencetak lulusan unggul berprestasi.
Salah satu cara yang dapat di tempuh adalah dengan membentuk tenaga kerja
yang berkualitas dan mampu bekerja dalam satu manajemen yang baik, selain itu
12
Universitas harus dapat menciptakan kondisi lingkungan yang membuat mahasiswa
merasa nyaman pada saat proses pembelajaran dikelas sehingga dapat menciptakan
hasil belajar yang baik dan memiliki motivasi belajar yang tinggi, dimana pada
akhirnya terjalin hubungan baik dengan pendidik (dosen) dan peserta didik
(mahasiswa) yang dapat meningkatkan produktifitas belajar mengajar dikelas,
sehingga visi dan misi Universitas dapat tercapai.23
Usaha yang dilakukan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
Kampus Meruya seperti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan merupakan
salah satu upaya yang dilakukan dengan bertujuan untuk mewujudkan lembaga
pendidikan di bidang ilmu komunikasi yang unggul, bermutu dan bermanfaat dalam
proses penyelenggaraan Tridarma perguruan tinggi untuk menghasilkan tenaga
profesional yang memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat dalam persaingan
global sesuai dengan visi Fakultas Ilmu Komunikasi. Hal tersebut akan berimbas
kepada peningkatan produktivitas Universitas yang disebabkan oleh meningkatnya
kinerja Dosen sebagai tenaga pendidik dan mahasiswa sebagai peserta didik baik
secara kuantitas maupun kualitas. 24
Kini kita hidup ditengah dunia yang mengalami begitu banyak perubahan
termasuk dunia pendidikan. Perubahan yang berlangsung cepat dengan arah yang
sulit untuk diperkirakan. Persoalan kita bukanlah mengeluhkan perubahan tersebut
melainkan bagaimana kita memberikan respons yang paling tepat pada berbagai
23
24
Ibid.
http://fikom.mercubuana.ac.id
13
perubahan tersebut serta melahirkan kemaslahatan dari perubahan yang berlangsung.
Satu diantaranya adalah memberikan respons terhadap perubahan dengan melengkapi
diri dengan kompetensi komunikasi terutama pada tenaga kependidikan. 25
Dari penjabaran diatas terlihat komunikasi dosen (pendidik) berperan penting
terhadap motivasi belajar mahasiswa (pendidik). Dosen dan mahasiswa harus saling
mendukung sebagai proses terwujudnya tujuan yang diharapkan (goals excpectation).
Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah mudah, dalam membangun motivasi belajar
mahasiswa (peserta didik) dibutuhkan komunikasi yang efektif dan berkompeten oleh
dosen (peserta didik).
Dosen harus mempunyai beberapa kualifikasi yang diperlukan bagi
pelaksanaan profesinya, mengingat profesi dosen berbeda dengan profesi bidang yang
lain. Selain memerlukan ilmu pengetahuan juga harus menyampaikan ilmunya
kepada mahasiswa. Dengan tenaga dosen yang mempunyai motivasi, berkompeten
dan berkualitas akan memudahkan penyampaian ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga apa yang disampaikan kepada mahasiswa dapat diterima dan dikembangkan
sesuai dengan kemampuan mahasiswa dengan kajian bidang ilmu yang dipilihnya.
Hal inilah yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian pada lembaga
pendidikan Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Mercu Buana sebagai
mahasiswa yang juga berkecimpung selama empat tahun di lembaga pendidikan yang
sama. Peneliti mengamati dan mengidentifikasi adanya kemungkinan pengaruh
kompetensi komunikasi dosen dalam memotivasi mahasiswa untuk belajar, namun
25
Yosal Iriantara, Usep Syaripudin, op.cit., 29
14
untuk mengukur lebih lanjut peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian
terhadap sejauh mana Kompetensi Komunikasi Dosen itu sendiri dalm memberikan
motivasi belajar kepada mahasiswa kelas regular kampus Meruya. Kelas Reguler
yang sebagian besar mahasiswanya berusia 18 – 22 tahun dan melakukan perkuliahan
aktif dalam seminggu dengan waktu perkuliahan normal jam kerja memungkinkan
daya konsentrasi lebih efektif dan tingkat emosional yang sabil. Mengingat
pentingnya aspek komunikasi dalam proses pembelajaran, Fikom yang memiliki
tenaga pengajar berlatar belakang komunikasi diharapkan setalah adanya riset tentang
kompetensi komunikasi dosen terhadap motivasi belajar mahasiswa ini dapat menjadi
tolak ukur atau contoh bagi fakultas – fakultas lain dalam menerapkan aspek atau
unsur komunikasi didalam proses pembelajaran.
Peneliti ingin mengetahui sejauh mana kompetensi komunikasi yang dimiliki
dosen dalam membentuk motivasi terhadap mahasiswa untuk belajar. Maka peneliti
dalam menyusun skripsi ini mengambil judul “Pengaruh Kompetensi Komunikasi
Dosen terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa FIKOM UMB Kelas Reguler Kampus
Meruya”.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah disajikan pada bagian
tedahulu, maka perumusan masalah atas hal tersebut adalah :
Sejauh mana Kompetensi Komunikasi Dosen terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa
FIKOM UMB Kelas Reguler Kampus Meruya?
15
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana Pengaruh Kompetensi Komunikasi Dosen terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa FIKOM UMB Kelas Reguler Kampus Meruya.
1.4
Manfaat Penelitian
Terkait dengan hasil penelitian, manfaat pada penelitian ini ada dua macam
yaitu :
a. Manfaat teoritis/akademis
Sebagai pebendaharaan kepustakaan bagi Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan
Public Relations dan masukkan bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan
melakukan penelitian serupa, seperti : penelitian terhadap Pengaruh
Kompetensi Komunikasi Dosen terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa
FIKOM UMB Kelas Reguler Kampus Meruya
b. Manfaat praktis
Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta sebagai
bahan pertimbangan bagi pihak Universitas Mercu Buana Kampus Meruya
untuk mengetahui dan dapat menjelaskan mengenai Kompetensi Komunikasi
Dosen terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa FIKOM UMB Kelas Reguler
Kampus Meruya.
Download