Manajemen Keuangan

advertisement
MENAJEMEN KEUANGAN
PENDIDIKAN PELATIHAN MANAJEMEN & AKUNTANSI BAGI
KOPERASI , USAHA KECIL & MENENGAH
HOTEL DENPASAR 18 September 2015
Definisi Manajemen Keuangan
Menurut Bambang Riyanto (2013 : 4) Manajemen
Keuangan adalah “ keseluruhan aktivitas yang
bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan
dana dan menggunakan atau mengalokasikan
dana tersebut.”
Fungsi Manajemen Keuangan
1.Fungsi pengunaan dana
2.Fungsi pemenuhan kebutuhan dana
3.Fungsi Kebijakan deviden
1. RASIO-RASIO NERACA (BALANCE SHEET RATIO)
Current Ratio, Acited Test Ratio, Current Assat to Total Assets Ratio,
Current Liabilities to Total Assets Ratio
2. RASIO – RASIO LAPORAN RUGI – LABA (INCOME STATEMENT RATIO)
Gross Profit Margin, Net Operating Margin, Operating Ratio
3. RASIO-RASIO ANTAR LAPORAN (INTER STATEMENT RATIO)
Assets Turnover, Inventory Turnover, Receivables Turnover
 FINANCIAL RATIO
RASIO – RASIO NERACA
 OPERATING RATIO
RASIO RASIO LAPORAN LABA RUGI
 FINANCIAL OPERATING RATIO
RASIO ANTAR LAPORAN
RASIO -RASIO LIKUIDITAS
 RASIO – RASIO LEVERAGE
 RASIO – RASIO AKTIVITAS DAN
RASIO PROFITABILITAS
PT. DIAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2012
AKTIVA
Aktiva Lancar :
Kas
Efek
200.000
Piutang
160.000
Persediaan
840.000
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tetap :
Mesin
Akumulasi Peny.
Bangunan
Akumulasi Peny.
Tanah
Intangible
Jumlah Aktiva Tetap
JUMLAH AKTIVA
Rp 200.000
UTANG dan MODAL
Utang Lancar :
Utang Dagang
Utang Wesel
Utang Pajak
Jumlah Hutang Lancar
Rp 300.000
100.000
160.000
Rp 560.000
Utang Jangka Panjang :
Obligasi
Rp 600.000
1.400.000
Rp
700.000
100.000
Rp 600.000
Rp 1.000.000
200.000
Rp 800.000
100.000
100.000
Rp1.600.000
RP3.000.000
Modal Sendiri :
Modal Saham
Agi Saham
Laba di Tahan
Modal Sendiri
Jumlah Utang dan
Modal
Rp 1.200.000
200.000
Rp 1.400.000
440.000
Rp 1.840.000
Rp 3.000.000
PT. DIAN
LAPORAN LABA RUGI
YANG BERAKHIR 31 DESENBER 2012
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
3.000.000,Laba Bruto
Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum
570.000,Laba sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Bunga Obligasi (5% x Rp 600.000,00)
30.000,Laba sebelum Pajak
Pajak Penghasilan 25% )*
100.000,*) UUBesih
No. 36
Tahun 2008 Pasal 17 Ayat 2
Laba
(EAT)
300.000,-
Rp 4.000.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp
430.000,-
Rp
400.000,-
Rp
A. CURRENT RATIO
AKTIVA LANCAR
CURRENT RATIO =
100%
X
UTANG LANCAR
Rp 1.400.000,Current Ratio =
100%
x
560.000,-
= 2,5 : 1 atau 250%
B. CASH RATIO
KAS + EFEK
CASH RATIO
X 100%
=
UTANG LANCAR
Rp 200.000,- + Rp 200.000,Cash Ratio
x 100%
=
560.000,=
0,71 : 1 atau 71%
C. QUICK RATIO ( ACITED RATIO )
KAS + EFEK + PIUTANG
QUICK RATIO =
100%
X
UTANG LANCAR
Rp 200.000 + Rp 200.000 + Rp 160.000
Quick Ratio =
x 100%
560.000
= 1 : 1 atau 100 %
D. WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSETS RATIO
AKTIVA LANCAR – UTANG LANCAR
WCTA
X 100%
=
UTANG LANCAR
Rp 1.400.000 – Rp 560.000
WCAT
=
x 100%
Rp 3.000.000
=
AKTIVA
&
0,28 : 1 atau 28%
Likuiditas dari TOTAL
POSISI MODAL KERJA (NETO)
A. TOTAL DEBT TO EQUITY RATIO
UTANG LANCAR + UTANG JANGKA PANJANG
DER
100%
=
X
JUMLAH MODAL SENDIRI
Rp 560.000 + Rp 600.000
DER
=
x 100%
Rp 1.840.000
= 0,63 : 1 atau 63%
B. TOTAL DEBT TO TOTAL CAPITAL ASSETS RATIO
UTANG LANCAR + UTANG JANGKA PANJANG
DER
100%
=
X
JUMLAH MODAL(AKTIVA)
Rp 560.000 + Rp 600.000
DER =
100%
x
Rp 3.000.000
= 0,39 : 1 atau 39%
C. LONG TERM DEBT TO EQUITY RATIO
UTANG JANGKA PANJANG
DER
=
X 100%
MODAL SENDIRI
Rp 600.000
DER
=
x 100%
Rp 1.840.000
=
0,33 : 1 atau 33%
D. TIMES INTEREST CARENT RATIO
EBIT
TICR
=
X 100%
BUNGA UTANG JANGKA PANJANG
EBIT = Laba Sebelum Bunga &
Pajak
Rp 300.000
TICR
=
x 100%
Rp 30.000
=
10%
A. TOTAL ASSETS TURNOVER (PERPUTARAN AKTIVA)
PENJUALAN NETO
TAT
=
JUMLAH AKTIVA
Rp 4.000.000
TAT
=
Rp 3.000.000
=
tertanam
1,33 : 1 atau 1,33 x
Dana yang
dalam AKTIVA rata-rata
dalam satu tahun
berputar
1,33%
ATAU
Setiap rupiah AKTIVA dalam setahun dapat menghasilkan
REVENUE sebesar Rp 1,33
B. RECEIVABLE TURNOVER
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang
berputar dalam satu periode tertentu
PENJUALAN KREDIT
RECEIVABLE TURNOVER =
PIUTANG RATA-RATA
Rp 4.000.000
Receivable Turnover
=
Rp 160.000
=
25 X
Dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam
dalam berputar sebanyak 25 kali
C. AVARAGE COLLECTION PERIODE
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan PIUTANG
AVARAGE COLLECTION PERIODE
PIUTANG RATA-RATA X 360
=
PENJUALAN KTREDIT
Rp 160.000 X 360
AVARAGE COLLECTION PERIODE
X 1 HARI
=
=
Rp 4.000.000
14,4 hari atau 15 hari
Piutang dikumpul kan rata-rata dalam 15 hari
Makin kecil hari pengumpulan PIUTANG maka makin
baik
D. INVENTORY TURNOVER
Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar
dalam
satu periode tertentu atau LIKUIDITAS dari INVENTORY dan tendensi untuk
adanya OVERSTOCK
HARGA POKOK PENJUALAN
INVENTORY TURNOVER
=
INVENTORY RATA-RATA
Rp 3.000.000
INVENTORY RATA-RATA
=
Rp 840.000
=
3,6 X
Dana yang tertanam dalam INVENTORY berputar
rat-rata 3,6 X dalam setahun
E. AVARAGE DAY’S INVENTORY
Periode menahan PERSEDIAAN rata-rata atau rata-rata
INVENTORY
berada di gudang.
INVENTORY RATA-RATA X 360
AVERAGE DAY’S INVENTORY
X 1 HARI
=
HARGA POKOK PENJUALAN
Rp 840.000 X 360
AVERAGE DAY’S INVENTORY
=
=
Rp 3.000.000
10 hari
INVENTORY berada di gudang rata-rata selam 10 hari
A. GROSS PROFIT MARGIN
LABA BRUTO per rupiah PENJUALAN
PENJUALAN NETTO – HARGA
POKOK PENJUALAN
GROSS PROFIT MARGIN
=
X 100%
PENJUALAN NETO
Rp 4.000.000 – Rp 3.000.000
GROSS PROFIT MARGIN =
100%
X
Rp 4.000.000
=
25%
Setiap rupiah PENJUALAN menghasilkan LABA BRUTO
Rp 0,25
B. NET PROFIT MARGIN ( SALES MARGIN)
KEUNTUNGAN NETO per rupiah PENJUALAN
LABA BERSIH SETELAH PAJAK
NET PROFIT MARGIN
=
X 100%
PENJUALAN NETO
Rp 240.000
NET PROFIT MARGIN
=
X 100%
Rp 4.000.000
=
6% atau Rp 0,06
Setiap rupiah PENJUALAN menghasilkan LABA NETO
sebesar Rp 0,06
C. EARNIG POWER of TOTAL INVESMENT (RATE of RETURN on TOTAL ASSETS)
Kemampuan MODAL yang di investasikan dalam keseluruhan AKTIVA
untuk menghasilkan KEUNTUNGAN bagi semua investor (pemegang SAHAM +
OBLIGASI
EBIT
ROA
=
X 100%
JUMLAH AKTIVA
Rp 430.000
ROA
=
X 100%
Rp 3.000.000
= 14,3%
Setiap satu rupiah MODALmenghasilkan KEUNTUNGAN
sebesar Rp 14,3%
D. NET EARNING POWER RATIO ( RATE of RETURN on INVESMENT ROI)
Kemampuan dari MODAL yang diinvestasikan dalam keseluruhan
AKTIVA untuk menghasilkan KEUNTUNGAN NETO
KEUNTUNGAN NETO SESEDAH
PAJAK (EAT)
ROI
=
X 100%
JUMLAH AKTIVA
Rp 240.000
ROI =
X 100%
Rp 3.000.000
= 0,08 atau 8 %
E. RATE of RETURN for THE OWNERS ( RATE of RETURN on NETWORTH ROE)
Kemampuan MODAL SENDIRI untuk menghasilkan KEUNTUNGAN bagi
pemegang saham.
KEUNTUNGAN NETO SESEDAH
PAJAK (EAT)
ROE
=
X 100%
MODAL SENDIRI
Rp 240.000
ROE =
X 100%
Rp 1.840.000
= 0,13 atau 13%
Suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara BIAYA
TETAP, BIAYA VARIABEL, KEUNTUNGAN dan VOLUME KEGIATAN
COST – PROFIT – VOLUME ANALISYS ( CPV)
Dalam perencanaan keuntungan , analisis BREAK EVEN merupakan
“Profit Planning Approach”
Yang mendasarkan pada hubungan antara BIAYA (COST) dan PENGHASILAN
PENJUALAN (REVENUE)
Masalah BREAK EVEN muncul karena adanya penggunaan
BIAYA VARIABLE dan BIAYA TETAP
BIAYA VARIABEL
Biaya yang secara totalitas akan berubah-ubah secara proporsionil sesuai
dengan perubahan volume produksi /penjualan artinya biaya variabel perunitnya
tetap sama. (Biaya bahan mentah, upah buruh langsung ( direct labour), komisi
penjualan)
BIAYA TETAP
Biaya yang secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada
perubahan volume produksi artinya biaya tetap perunitnya berubah-ubah karena
adanya perubahan volume kegiatan. (Depresiasi aktiva tetap, sewa, bunga utang,
gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staf research)
Pada tingkat volume produksi tertentu perusahaan akan menderita KERUGIAN,
karena penghasilan penjualan hanya menutup BIAYA VARIABEL dan sebagian saja
BIAYA TETAP.
Penghasilan PENJUALAN setelah DIKURANGI BIAYA VARIABEL merupakan bagian dari
penghasilan PENJUALAN yang tersedia untuk menutup BIAYA TETAP (CONTRIBUTION
MARGIN) atau CONTRIBUTION TO FIXED COST
BREAK EVEN POINT apabila digunakan konsep CONTRIBUTION MARGIN maka BREAK
EVEN POINT akan tercapai pada volume penjualan di mana CONTRIBUTION
MARGINNYA tepat sama besarnya dengan dengan BIAYA TETAPNYA
1. BIAYA DI DALAM PERUSAHAAN DIBAGI DALAM GOLONGAN BIAYA VARIABEL dan
GOLONGAN BIAYA TETAP.
2. BESARNYA BIAYA VARIABEL SECARA TOTALITAS BERUBAH-BERUBAH SECARA
PROPORSIONIL DENGAN VOLUME PRODUKSI / PENJUALAN. INI BERARTI BAHWA
BIAYA VARIABEL PERUNITNYA ADALAH TETAP SAMA.
3. BESARNYA BIAYA TETAP SECARA TOTALITAS TIDAK BERUBAH MESKIPUN ADA
PERUBAHAN VOLUME PRODUKSI/PENJUALAN. INI BERARTI BAHWA BIAYA TETAP
PERUNIT NYA BERUBAH-UBAH KARENA ADANYA PERUBAHAN VOLUME KEGIATAN
4. HARGA JUAL PERUNIT TIDAK BERUBAH SELAMA PERIODE YANG DIANALISIS
5. PERUSAHAAN HANYA MEMPRODUKSI SATU MACAM PRODUK . APABILA
DIPRODUKSI LEBIH DARI SATU MACAM PRODUK, PERIMBANGAN PENGHASILAN
PENJUALAN ANTARA MASING-MASING PRODUK ATAU “SALEX MIX” NYA ADALAH
TETAP KONSTAN.
FC
BEP (Q) =
P - V
P
V
FC
Q
=
=
=
=
Harga Jual Perunit
Biaya Variabel Perunit
Biaya Tetap
Jumlah Unit/Kuantitas Produk
yang Dihasilkan dan Dijual
CONTOH KASUS :
Sebuah perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp 300.000,00
biaya variabel sebesar Rp 40.00. Harga jual perunit Rp 100.000,00 Kapasitas
produksi maksimal 10.000 unit.
Hitung BEP dalam unit.
FC
BEP (Q) =
P - V
Rp 300.000,00
=
=
Rp 100,00 – Rp 40,00
5.000 unit
CONTRIBUTION MARGIN = HARGA JIUAL PERUNIT - BIAYA VARIABEL PERUNIT
= Rp 100,00 – Rp 40,00
= Rp 60,00
Berdasarkan hasil perhitungan BEP maka
5.000 unit karena besarnya BIAYA TETAP
sedangkan sumbangan dana setiap unit
sebesar Rp 60.000 (CONTRIBUTION MARGIN
jumlah unit yang harus diproduksi sebesar
yang harus ditutup adalah Rp 300.000,00
produk untuk menutup BIAYA TETAP hanya
Rp 100,00 – Rp 40,00).
FC
BEP (Dalam Rupiah) =
VC
1
S
S = Volume Penjualan
Rp 300.000,00
BEP (Dalam Rupiah) =
Rp 400.000,00
1
Rp 1.000.000,00
Rp 300.000,00
=
4
1 10
Rp 300.000,00
=
10
4
10
10
= Rp 500.000,00
Apabila volume penjualan tersebut dibagi dengan harga jual perunit
Maka BEP dalam unit
Rp 500.000,00
= 5.000 unit
Rp 100.000,00
Besarnya CONTRIBUTION MARGIN RATIO adalah :
Rp 400.000,00
1
Rp 1.000.000,00
1
0,4 = 0,6 atau 60 %
Setiap perubahan
penghasilan penjualan menyebabkan perubahan “CONTRIBUTION TO FIXED
COST” sebesar 60% dari penjualan tersebut
Misalkan Harga Jual Perunit NAIK dari Rp 100,00 menjadi Rp
160,00
Akibat dari Kenaikan tersebut BEP akan berubah menjadi LEBIH
KECIL
Rp 300.000,00
BEP
=
Rp 400.000,00
1
10.000 X Rp 160,00
Rp 300.000,00
=
4
=
1
4
4
Rp 400.000,00
BEP DALAM UNIT
Rp 400.000,00
= 2.500 unit
Rp 160,00
TERIMA KASIH
Download