Uploaded by gabby_bella96

Rasio Keuangan

advertisement
sehingga quick ratio jauh lebih ketat dari current
ratio. Cara penghitungan quick ratio yaitu:
Liquidity Ratio
Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban hutang jangka pendeknya saat jatuh
tempo.
Current Ratio
Penghitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva
perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva
lancar (current asset). Beberapa hal yang tergolong
dalam aktiva lancar adalah kas, piutang,
persediaan, dan beberapa aktiva lain. Sementara itu
yang termasuk dalam utang lancar antara lain utang
dagang dan wesel, utang bank, utang gaji, dan
sebagainya.
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
Current ratio =𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
Jika angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari
1,0 kali, maka perusahaan tersebut punya
kemampuan
yang
baik
dalam
melunasi
kewajibannya. Karena perbandingan aktivanya
lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki.
Namun jika ratio lancar yang dimiliki perusahaan
nilainya di bawah 1,0 kali, maka kemampuannya
dalam melunasi utang masih dipertanyakan. Dan
jika rasio lancar suatu perusahaan nilainya lebih
dari 3,0 bukan berarti perusahaan tersebut dalam
keadaan keuangan yang baik. Bisa jadi perusahaan
tersebut tidak mengalokasikan aktiva lancarnya
secara optimal, tidak memanfaatkan aktiva
lancarnya secara efisien, dan tidak mengelola
modalnya dengan baik.
Quick Ratio
Quick ratio merupakan penjelasan lebih lanjut dari
current ratio. Penghitungan quick ratio hanya
menggunakan aktiva lancar yang paling likuid
untuk dibandingkan dengan kewajiban lancar.
Inventory tidak termasuk ke dalam perhitungan
quick ratio karena sulit untuk ditukar dengan kas,
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕−𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
Quick ratio =
Hasil penghitungan quick ratio jika lebih dari 1,0
maka menunjukkan kemampuan perusahaan yang
baik dalam memenuhi kewajibannya. Namun, jika
nilainya di atas 3,0 kali maka bukan berarti
keadaan likuiditas perusahaan sedang baik. Boleh
jadi kas perusahaan jumlahnya besar karena tidak
dialokasikan kemana pun sehingga tidak produktif.
Sebab lain adalah karena tingginya piutang
perusahaan tersebut. Quick ratio dapat dijadikan
acuan yang lebih baik karena berfokus pada aktiva
lancar yang mudah diubah menjadi kas.
Cash Ratio
Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dan
aktiva lancar dengan utang lancar. Aktiva lancar ini
diharapkan bisa segera dicairkan menjadi uang kas.
Kas yang dimaksud di sini setara dengan uang yang
ada di perusahaan yang disimpan di kantor maupun
bank. Manfaatnya yaitu untuk mengetahui
kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
jangka pendeknya dengan menjadikan kas sebagai
acuan.
𝑲𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒆𝒕𝒂𝒓𝒂 𝑲𝒂𝒔
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
Cash ratio =
Nilai Cash Ratio yang baik adalah mencapai 100%
atau lebih, karena nilai ini akan menggambarkan
kekuatan perusahaan dalam menutup utang lancar
mereka menggunakan kas dan harta setara kas.
Rasio kas jarang digunakan oleh perusahaan karena
kurang realistis dan tidak mudah dipertahankan
nilainya. Jumlah kas berlebih yang ada pada
perusahaan yang mampu menutupi kewajiban
lancar sering dianggap sebagai kas tidak produktif
yang tidak dimanfaatkan dengan baik.
Working Capital Ratio
Rasio yang mengukur kemapuan perusahaan untuk
membayar Current Liabilities dengan Current
Assetts.
Padahal, perusahaan yang sehat memiliki tingkat
utang yang tidak melebihi modal sendiri agar
beban perusahaan tidak terlampau tinggi.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕
Debt to Equitt ratio =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
Working Capital Ratio
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕−𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
=
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
Solvability Ratio
Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) atau disebut
juga dengan Rasio Leverage (Leverage Ratio)
adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya. Hal itu termasuk kewajiban jangka
panjang dan kewajiban jangka pendek. Perusahaan
yang tergolong solvable adalah perusahaan yang
memiliki harta atau aktiva yang relatif cukup
membayar semua utang yang dimilikinya.
Jika nilai DTA = 0,75 menunjukan bahwa
perusahaan dibiayai oleh utang yang nilainya 75%
dari total ekuitas. Semakin besar nilai rasionya,
maka semakin besar utang yang dimiliki oleh
perusahaan. Artinya semakin besar kewajiban
perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain
Time Interest Earned Ratio
𝑬𝑩𝑰𝑻
TIE Ratio =𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒆𝒔𝒕 𝑬𝒙𝒑𝒆𝒏𝒔𝒆
Debt to Asset Ratio
DTA Ratio adalah Perbandingan yang mengukur
persentase besar dana yang asalnya dari utang, baik
utang jangka pendek maupun utang jangka
panjang. Mengukur Debt Ratio ini menggunakan
rumus berikut:
**) Bunga Hutang Jangka Panjang
Long Term Debt To Equity Ratio
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕
Debt to Asset ratio =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒆𝒕𝒔
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑳𝑻 𝑫𝒆𝒃𝒕
Long TermDebt to Equitt ratio = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
Jika nilai DTA = 0,5 menunjukan bahwa kreditor
mendanai perusahaan 50% dari total asset yang
dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar nilai
rasionya, maka semakin besar utang yang dimiliki
oleh perusahaan. Artinya semakin besar kewajiban
perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak lain.
Debt to Equity Ratio
Pperbandingan antara utang perusahaan dengan
modal yang dipunyainya. Ketika nilai rasio ini
relatif tinggi (mencapai 100% atau lebih dari itu),
artinya perusahaan memiliki modal yang relatif
sedikit dibandingkan dengan total utangnya.
Profitability Ratio
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba (profit) dari
pendapatan (earning) yang berhubungan dengan
penjualan, aset dan ekuitas.
Gross Profit Margin
Gross Profit Margin adalah perbandingan yang
mengukur laba kotor terhadap penjualan bersih
yang dilakukan perusahaan. Rasio ini mengukur
sejauh mana laba kotor yang bisa diraup
perusahaan pada setiap penjualannya. Laba Kotor
ini mengungkapkan seberapa besar laba yang
diperoleh perusahaan dengan mempertimbangkan
biaya yang ditimbulkan untuk memproduksi
produk atau jasanya.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑮𝒓𝒐𝒔𝒔 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕
investment berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan
secara
keseluruhan
dalam
menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva
secara keseluruhan yang tersedia pad perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik
kondisi suatu perusahaan.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝑨𝑻
ROI =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
Gross Profit Margin =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
ROI =Net Profit Margin x Asset Turn Over
Profit Margin
Net Profit Margin adalah rasio profitabilitas yang
menghitung persentase kelebihan laba bersih
setelah pajak terhadap pendapatan penjualan. Dari
rumus yang didapatkan, bila nilai rasio ini relatif
tinggi (mendekati 100%, 100% atau lebih dari itu)
maka perusahaan dikatakan memiliki kemampuan
menghasilkan laba yang tinggi.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝑨𝑻
Profit Margin =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
Return on Asset
Return on Assets adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan memanfaatkan semua aktiva yang
dimilikinya. Rasio ini mengukur seberapa efisien
suatu perusahaan dalam mengelola asetnya untuk
menghasilkan laba selama suatu periode. ROA
dinyatakan dalam persentase (%).Laba yang

dihasilkan menurut perhitungan rasio ini adalah
EBT. Semakin tinggi nilai rasio yang didapatkan
maka semakin baik kemampuan perusahaan
tersebut untuk mendapatkan laba dengan
memanfaatkan semua aktivanya.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝑩𝑻
ROA =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
Return on Investment
Return
on
investment merupakan
rasio
profitabilitas yang dihitung dari laba bersih setelah
dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on
Return on Equity
Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio
profitabilitas
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi
pemegang saham perusahaan tersebut yang
dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari
penghasilan (income) perusahaan terhadap modal
yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan
(pemegang saham biasa dan pemegang saham
preferen). Return on equity menunjukkan seberapa
berhasil perusahaan mengelola modalnya (net
worth) sehingga tingkat keuntungan diukur dari
investasi pemilik modal atau pemegang saham
perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri
atau yang disebut rentabilitas usaha.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝑨𝑻
ROE =𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
Return on Capital Employed
Return on Capital Employed (ROCE) merupakan
rasio profitabilitas yang mengukur keuntungan
perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk
persentase (%). Modal yang dimaksud adalah
Ekuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak
lancar atau total asset dikurangi kewajiban lancar.
ROCE mencerminkan efisiensi dan profitabilitas
modal atau investasi perusahaan. Laba sebelum
pengurangan pajak dan bunga dikenal dengan
istilah ”EBIT” yaitu Earning Before Interest and
Tax.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝑩𝑰𝑻
ROCE =𝑾𝒐𝒓𝒌𝒊𝒏𝒈 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍
**) Working Capital = Total Asset – Current
Liabilites
Earning Per Share
Earning per share merupakan rasio profitabilitas
yang menilai tingkat kemampuan per lembar saham
dalam menghasilkan laba untuk perusahaan.
Manajemen perusahaan, pemegang saham biasa
dan
calon
pemegang
saham
sangat
memperhatikan earning per share karena menjadi
indikator keberhasilan perusahaan.
𝑬𝑨𝑻−𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑷𝒓𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏
EPS =𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑩𝒊𝒂𝒔𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑩𝒆𝒓𝒆𝒅𝒂𝒓
Activity Ratio
Receivables Turnover
Rasio ini mengukur rata-rata piutang yang
dikumpulkan dalam satu tahun sehingga kualitas
piutang dan
efisiensi perusahaan dalam
pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya juga
terlihat. Rasio ini biasanya digunakan untuk
menganalisis modal kerja karena ukuran seberapa
cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas bisa
ditentukan.
𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑲𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕
𝑷𝒊𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑹𝒂𝒕𝒂−𝑹𝒂𝒕𝒂
Receivables TO =
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal
kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah,
sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti
ada over investment dalam piutang sehingga
memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena
bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif
atau mungkin ada perubahan dalam kebijak sanaan
pemberian kredit.
**)The formula for net credit sales is = Sales on
credit – Sales returns – Sales allowances.
**)Average accounts receivable is the sum of
starting and ending accounts receivable over a time
period (such as monthly or quarterly), divided by 2.
AR Collection Period Ratio
Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang
perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu
yang diperlukan untuk untuk menagih setiap
piutang ke customer atau merubah piutang
menjadi kas.
𝟑𝟔𝟓 𝒅𝒂𝒚𝒔
𝑹𝑻𝑶
ACP =
Inventory Turnover
Inventory turnover is a measure of how efficiently
a company can control its merchandise, so it is
important to have a high turn. This shows the
company does not overspend by buying too much
inventory and wastes resources by storing nonsalable inventory. It also shows that the company
can effectively sell the inventory it buys.
𝑪𝑶𝑮𝑺
Inventory TO =𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚
This measurement also shows investors how liquid
a company’s inventory is. Think about it. Inventory
is one of the biggest assets a retailer reports on
its balance sheet. If this inventory can’t be sold, it
is worthless to the company. This measurement
shows how easily a company can turn its inventory
into cash. Creditors are particularly interested in
this because inventory is often put up as collateral
for loans. Banks want to know that this inventory
will be easy to sell. Inventory turns vary with
industry. For instance, the apparel industry will
have higher turns than the exotic car industry.
Total Assets Turnover
Rasio ini mengukur tingkat efektivitas
perusahaan dan manajemen memanfaatkan aset
perusahaan untuk mendapatkan penjualan bersih
(penjualan
neto).
Total
assets
turn
over merupakan rasio yang menggambarkan
perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang
berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan
meraih laba dan menunjukkan semakin efisien
penggunaan
keseluruhan
aktiva
dalam
menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah
asset yang sama dapat memperbesar volume
penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan
atau diperbesar.
𝑵𝒆𝒕 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
Total Asset TO = 𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
Fixed Assets Turnover
Rasio ini mengevaluasi kemampuan perusahaan
menggunakan aktivanya secara efektif untuk
meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya
lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas
terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun
kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan
halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang
berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang
akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti
semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
Fixed Asset TO =
𝑵𝒆𝒕 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
𝑭𝒊𝒙𝒆𝒅 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
Working Capital Turnover
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau
berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang
bersangkutan dalam keadaan usaha.periode
perputaran modal kerja (working capital turn over
period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan
dalam komponen-komponen modal kerja sampai
dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek
periode tersebut berarti makin cepat perputaran
atau makin tinggi perputarannya (turn over ratenya). Berapa lama periode perputaran modal kerja
adalah tergantung berapa lama periode perputaran
dari masing-masing komponen dari modal kerja
tersebut.
𝑵𝒆𝒕 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
Fixed Asset TO = 𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑾𝒐𝒓𝒌𝒊𝒏𝒈 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍
Jika Working Capital Turnover menghasilkan nilai
sebesar 5.17 maka, hal tersebut menandakan bahwa
dana yang tertanam dalam modal kerja berputar
rata-rata 5,17 kali dalam satu tahun.
Payables Turnover
Tujuan menghitung rasio payable turnover
adalah untuk mengukur perputaran utang usaha
yang dimiliki perusahaan kepada para supplier.
Semakin cepat pembayaran utang pada
pemasok, menunjukkan bahwa perusahaan bisa
mengelola utang usahanya dengan tepat dan
juga
menunjukkan
perusahaan
memiliki
kecukupan kas dan aset lancar untuk membayar
utangnya pada pemasok. Namun turnover yang
nilainya besar juga dapat mengindikasikan
bahwa
perusahaan
tsb
kurang
dapat
memanfaatkan
However, an increasing ratio over a long period
could also indicate the company is not reinvesting
back into its business, which could result in a lower
growth rate and lower earnings for the company in
the long term. Ideally, a company wants to generate
enough revenue to pay off its accounts payable
quickly, but not so quickly the company misses out
on opportunities because they could use that money
to invest in other endeavors.
𝑪𝑶𝑮𝑺
Working Capital TO = 𝑨𝒄𝒄𝒐𝒖𝒏𝒕𝒔 𝑷𝒂𝒚𝒂𝒃𝒍𝒆
***)
Cost of Goods Sold (COGS) = Beginnging
Inventory + Purchase of stock during the year –
Ending Inventory
Net Sales = Cash Sales + Credit Sales – Sales
returns
Payable Payment Period
Rasio ini mengukur rata-rata jumlah hari yang
dibutuhkan perusahaan untuk melunasi utang
usaha.
Download