MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2) huruf e dan huruf f Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 Tahun 2010 dan Nomor 03 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya, perlu menetapkan Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah; bahwa pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah merupakan sarana bagi penciptaan tata kelola pemerintahan yang baik yang bermuara pada tercapainya cita-cita pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia, perlu menyiapkan aparatur pengawas pemerintahan melalui pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional pengawas penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Daerah; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); -2- 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1993); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4745); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pejabat Pengawas Pemerintah; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya; 10. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 Tahun 2010 dan Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Jabatan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di -3daerah, di luar pengawasan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. 2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS Pusat dan PNS Daerah. 3. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah yang selanjutnya disebut Pengawas Pemerintahan adalah PNS yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah yang selanjutnya disebut Diklat Pengawas Pemerintahan adalah Diklat yang dipersyaratkan bagi PNS yang akan dan/atau telah diangkat sebagai Pejabat Fungsional Pengawas Pemerintahan sesuai kualifikasi yang ditentukan. 5. Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan adalah diklat yang diperuntukkan bagi jenjang jabatan fungsional pertama. 6. Diklat berjenjang pengawas pemerintahan adalah diklat yang diperuntukkan bagi jenjang jabatan fungsional muda dan madya. 7. Diklat jenjang muda adalah diklat yang diperuntukkan bagi jenjang jabatan fungsional muda. 8. Diklat jenjang madya adalah diklat yang diperuntukkan bagi jenjang jabatan fungsional madya. 9. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan, yang selanjutnya disebut Instansi Pembina adalah Kementerian Dalam Negeri. 10. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disingkat STTPP adalah Surat Tanda Lulus bagi PNS yang telah mengikuti Diklat Pengawas Pemerintahan. 11. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disingkat RBPMD adalah rangkaian yang terdiri dari jenis dan nama diklat, tujuan, materi pembelajaran, peserta, pengajar dan jumlah jam pelajaran. 12. Penyesuaian/Inpassing adalah penyesuaian jabatan PNS yang masih melaksanakan tugas di bidang pengawasan menjadi pejabat pengawas pemerintahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009. BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Diklat Pengawas Pemerintahan bertujuan untuk memenuhi persyaratan kompetensi jabatan bagi aparatur pejabat fungsional pengawas pemerintahan sesuai dengan jenjang jabatan. Pasal 3 Sasaran Diklat Pengawas Pemerintahan untuk mewujudkan Aparatur Pengawas Pemerintahan yang memiliki keahlian di bidang pengawasan -4pemerintahan di daerah. BAB III JENJANG DAN JENIS DIKLAT Pasal 4 Diklat Pengawas Pemerintahan meliputi: a. Diklat pembentukan pengawas pemerintahan; dan b. Diklat berjenjang pengawas pemerintahan. Pasal 5 (1) Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a diperuntukkan kepada: a. PNS yang diangkat dalam formasi jabatan fungsional; b. PNS yang alih jabatan; dan c. PNS yang disesuaikan/inpassing. (2) Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan bagi PNS yang diangkat dalam formasi jabatan fungsional selama 220 (dua ratus dua puluh) jam pembelajaran; b. Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan bagi PNS yang alih jabatan selama 140 (seratus empat puluh) jam pembelajaran; dan c. Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan bagi PNS yang disesuaikan/inpassing selama 120 (seratus dua puluh) jam pembelajaran. Pasal 6 Diklat Berjenjang Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, meliputi: a. diklat jenjang muda; dan b. diklat jenjang madya. BAB IV PESERTA DAN PERSYARATAN Pasal 7 (1) Peserta Diklat Berjenjang Pengawas Pemerintahan merupakan PNS yang menduduki jabatan fungsional pengawas pemerintahan. (2) Peserta Diklat Jenjang Muda merupakan PNS yang telah menduduki jabatan fungsional pengawas pemerintahan pertama. (3) Peserta Diklat Jenjang Madya merupakan PNS yang telah menduduki jabatan fungsional pengawas pemerintahan muda. (4) Persyaratan untuk mengikuti diklat pembentukan pengawas pemerintahan meliputi: a. berijazah paling rendah Sarjana Strata Satu atau Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan instansi pembina; -5- b. setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; c. diusulkan oleh pejabat yang berwenang; dan d. usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun. (5) Persyaratan untuk mengikuti diklat jenjang muda meliputi: a. sudah menduduki jabatan fungsional pengawas pemerintahan jenjang pertama; b. setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; c. diusulkan oleh pejabat yang berwenang; dan d. usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun. (6) Persyaratan untuk mengikuti diklat jenjang madya meliputi: a. sudah menduduki jabatan fungsional pengawas pemerintahan jenjang muda; b. setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; c. diusulkan oleh pejabat yang berwenang; dan d. usia paling tinggi 54 (lima puluh empat) tahun. BAB V RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT Pasal 8 (1) RBPMD terdiri atas: a. RBPMD Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan Bagi Peserta Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan; b. RBPMD Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan Bagi Peserta Diklat Jenjang Muda; dan c. RBPMD Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan Bagi Peserta Diklat Jenjang Madya. (2) RBPMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB VI PENYELENGGARAAN Pasal 9 (1) (2) Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri sebagai penanggungjawab dalam penyelenggaraan Diklat Pengawas Pemerintahan. Pelaksana Diklat Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri; -6- b. Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian atau sebutan lainnya; dan c. Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi atau sebutan lainnya. (3) Diklat Pengawas Pemerintahan yang diselenggarakan oleh pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c, hanya dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri. BAB VII EVALUASI PESERTA DIKLAT Pasal 10 (1) Pelaksana Diklat Pengawas Pemerintahan melaksanakan evaluasi akhir untuk menentukan kelulusan peserta Diklat. (2) Evaluasi akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk ujian tertulis, presentasi karya ilmiah dan wawancara. (3) Peserta yang dapat mengikuti evaluasi akhir paling sedikit memenuhi syarat kehadiran 95 (sembilan puluh lima) persen. (4) Peserta yang memperoleh hasil evaluasi akhir dengan nilai paling sedikit 75 (tujuh puluh lima) dinyatakan lulus. (5) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan selama pelaksanaan Diklat Pengawas Pemerintahan. BAB VIII SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pasal 11 (1) Peserta Diklat Pembentukan dan Diklat Berjenjang Pengawas Pemerintahan yang dinyatakan lulus diberikan STTPP. (2) Peserta Diklat Pembentukan dan Diklat Berjenjang Pengawas Pemerintahan yang dinyatakan tidak lulus diberikan Surat Keterangan Telah Mengikuti Diklat. (3) STTPP bagi peserta Diklat Pembentukan dan Diklat Berjenjang Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri. (4) Bentuk dan penulisan STTPP Diklat Pembentukan dan Diklat Berjenjang Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 12 (1) Peserta Diklat Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) berhak mengikuti Sertifikasi. -7(2) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal bersama Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri. (3) Peserta yang lulus Sertifikasi diberikan Sertifikat. (4) Peserta yang dinyatakan tidak lulus Sertifikasi diberikan kesempatan mengikuti ujian ulang sertifikasi paling banyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 2 (dua) tahun. (5) Apabila peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinyatakan tidak lulus dalam sertifikasi diberikan kesempatan mengikuti Diklat ulang sebanyak 1 (satu) kali dan uji ulang sertifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB IX EVALUASI PASCA DIKLAT Pasal 13 (1) Menteri Dalam Negeri membentuk tim untuk melaksanakan evaluasi pasca Diklat Pengawas Pemerintahan. (2) Gubernur membentuk tim untuk melaksanakan evaluasi pasca Diklat Pengawas Pemerintahan pada wilayah provinsi. (3) Bupati/Walikota membentuk tim untuk melaksanakan evaluasi pasca Diklat Pengawas Pemerintahan pada wilayah kabupaten/kota. (4) Evaluasi pasca Diklat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. penempatan alumni b. kinerja alumni; dan c. kesesuaian materi diklat dengan tugas. Pasal 14 (1) Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), terdiri atas unsur: a. Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam Negeri; b. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri; dan c. Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri. (2) Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2), terdiri atas unsur: a. Sekretariat Daerah Provinsi; b. Inspektorat Provinsi; dan c. Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi atau sebutan lainnya. (3) Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3), terdiri atas unsur: a. Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota; b. Inspektorat Kabupaten/Kota; dan c. Badan Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya. -8Pasal 15 (1) Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri. (2) Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (3) Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3), ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota. BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 (1) Menteri Dalam Negeri melalui Badan Pendidikan dan Pelatihan melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan Diklat pengawas pemerintahan. (2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Diklat pengawas pemerintahan di wilayah provinsi. Pasal 17 Menteri Dalam Negeri melalui Inspektorat Jenderal pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini. melakukan BAB XI PENDANAAN Pasal 18 (1) Pendanaan penyelenggaraan Diklat Pengawas Pemerintahan dibebankan pada: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk penyelenggaraan Diklat oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian atau sebutan lainnya; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi untuk penyelenggaraan Diklat oleh Badan Diklat Provinsi atau sebutan lainnya; dan c. Kabupaten/Kota di lingkungan provinsi terkait, menganggarkan pendanaan penyelenggaraan Diklat Pengawas Pemerintahan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah masingmasing. (2) Pendanaan penyelenggaraan Diklat Pengawas Pemerintahan dapat bersumber dari dana lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang sah dan tidak mengikat. -9BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 PNS yang pada saat ditetapkannya Peraturan Menteri ini masih melaksanakan tugas di bidang pengawasan berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang, dapat disesuaikan/inpassing dalam Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Pedoman teknis pelaksanaan yang belum diatur dalam Peraturan Menteri ini akan ditetapkan kemudian lebih lanjut oleh Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri atas nama Menteri Dalam Negeri. Pasal 21 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Agustus 2011 MENTERI DALAM NEGERI, GAMAWAN FAUZI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 September 2011 MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA, ttd PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 563 Salinan sesuai dengan aslinya Plt. KEPALA BIRO HUKUM ZUDAN ARIF FAKRULLOH Pembina (IV/a) NIP. 19690824 199903 1 001 10 LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 37 Tahun 2011 TANGGAL : 25 Agustus 2011 RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT a.Rancang Bangun Pembelajaran Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah bagi Peserta Matrikulasi/Inpassing (120 Jam Pelajaran) NO. JENIS DAN NAMA DIKLAT TUJUAN MATERI PEMBELAJARAN JUMLAH JAMPEL PESERTA PENGAJAR/ FASILITATOR 1 2 3 4 5 6 7 4 JP 1.Berijazah paling rendah Sarjana Strata (S1) atau Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan instansi pembina; 2.Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan diusulkan oleh pejabat yang 1. Diklat Pembentukan Pejabat Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Daerah Bagi Peserta dari Penyesuaian (inpassing) Meningkatkan kompetensi peserta Diklat Pengawas Pemerintahan peserta Inpassing agar mampu memahami peran dan pembagian tugas pengawasan urusan pemerintahan di daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 1. Pengawasan Kebijakan Pemerintahan Daerah. 2. Pengawasan atas Pelaksanaan Urusan Pemerintahan dalam Penerapan SPM & NSP. 3. Pengawasan Administrasi Umum. 4. Pengawasan Substantif Urusan Pemerintahan. 5. Pengawasan Dekon & TP (khusus Pengawas Pemerintahan Tingkat Pusat). 6. Pengawasan Pengaduan Masyarakat. 7. Dasar-dasar Evaluasi Penyelenggaraan Pemda. 8. Psikologi Pengawasan. 9. Analisis kasus. 10. Pemaparan hasil analisis. 11. Penyusunan Laporan hasil pengawasan. 12. Teknik Penulisan Karya Tulis 10 JP 10 JP 10 JP 10 JP 6 JP 10 JP 6 JP 10 JP 10 JP 10 JP 10 JP 8 JP REFERENSI/ DASAR HUKUM 8 1.Kementerian 1. Undang-Undang PAN dan RB; Nomor 8 Tahun 2.Badan 1974 tentang Kepegawaian Pokok-Pokok Negara; Kepegawaian 3.Kementerian sebagaimana Dalam Negeri: telah diubah a. Sekretariat dengan UndangJenderal Undang Nomor 43 b. Inspektorat Tahun 1999 Jenderal 2. Undang-Undang c. Badan Nomor 32 Tahun Diklat. 2004 tentang 4.Pemerintah Pemerintahan Provinsi: sebagaimana a. Sekretariat telah diubah Daerah; beberapa kali, b. Badan terakhir dengan Diklat; Undang-Undang c. Badan Nomor 12 Tahun Kepegawaia 2008 11 Ilmiah. 13. Pengarahan/Orientasi Program Diklat -Jam Pimpinan -Pengarahan Program Diklat -Dinamika Kelompok 3 JP 3 JP 14. Evaluasi Program -Pre Test -Post Test 15. Seremoni -Pembukaan -Penutupan berwenang. n Daerah. 3.PNS yang akan 5.Praktisi/Pakar; diangkat ke dalam 6.Widyaiswara. jabatan fungsional pengawas pemerintahan melalui perpindahan dari jabatan lain yang melaksanakan tugas di inspektorat di bidang pengawasan pada saat terbitnya peraturan ini (inpassing). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun1994 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun1994 5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 8. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 15 Tahun 2009 9. Peraturan Bersama Mendagri dan Kepala BKN Nomor 22 dan Nomor 03 Tahun 2010 10.Permendagri Nomor 47 Tahun 2010 11.Peraturan perundangan lainnya yang terkait. 12 120 JP TOTAL b.Rancang Bangun Pembelajaran Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah bagi Peserta Alih Jabatan (140 Jam Pelajaran) NO. JENIS DAN NAMA DIKLAT TUJUAN MATERI PEMBELAJARAN JUMLAH JAMPEL PESERTA PENGAJAR/ FASILITATOR 1 2 3 4 5 6 7 1. Diklat Pembentukan Pejabat Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Meningkatkan kompetensi peserta 1. Diklat Pengawas Pemerintahan 2. peserta Inpassing agar mampu memahami peran 3. dan pembagian 4. 4 JP Pengawasan Kebijakan Pemerintahan Daerah. Pengawasan atas Pelaksanaan Urusan Pemerintahan dalam Penerapan SPM & NSP. Pengawasan Administrasi Umum. Pengawasan Substantif Urusan 10 JP 9 JP 10 JP 1.Berijazah paling 1. Kementerian rendah Sarjana PAN dan RB; Strata (S1) atau 2. Badan Diploma IV sesuai Kepegawaian dengan kualifikasi Negara; yang ditentukan 3.Kementerian instansi pembina; Dalam Negeri: REFERENSI/ DASAR HUKUM 8 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah 13 Daerah Bagi Peserta dari Alih Jabatan tugas pengawasan urusan pemerintahan di daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Pemerintahan. Pengawasan Dekon & TP (khusus Pengawas Pemerintahan Tingkat Pusat). Pengawasan Pengaduan Masyarakat. Konsepsi Evaluasi Pemda. Etika Pengawas Pemerintahan dan Standart Audit APIP. Teknik Pengawasan. Psikologi Pengawasan. Analisis kasus. Pemaparan hasil analisis. Penyusunan Laporan hasil pengawasan. Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Pengarahan/Orientasi Program Diklat. - Jam Pimpinan - Pengarahan Program Diklat - Dinamika Kelompok Evaluasi Program. -Pre Test -Post Test Seremoni -Pembukaan -Penutupan 10 JP 10 JP 9 JP 9 JP 9 JP 9 JP 9 JP 9 JP 10 JP 9 JP 8 JP 3 JP 3 JP 2.Setiap unsur a. Sekretariat penilaian prestasi Jenderal; kerja dan b. Inspektorat pelaksanaan Jenderal; pekerjaan dalam c. Badan Daftar Penilaian Diklat; Pelaksanaan 4. Pemerintah Pekerjaan (DP3) Provinsi: paling rendah a. Sekretariat bernilai baik dalam Daerah; 1 (satu) tahun b. Badan terakhir; dan Diklat; diusulkan oleh c. Badan pejabat yang Kepegawaia berwenang. n Daerah. 3.PNS yang akan 5. Praktisi/Pakar; diangkat ke dalam 6.Widyaiswara. jabatan fungsional pengawas pemerintahan melalui perpindahan dari jabatan lain dengan pangkat Penata Muda, Golongan Ruang III/a atau pangkat Penata Muda Tingkat I, Golongan Ruang III/b. 2. 3. 4. 5. 6. 7. dengan UndangUndang Nomor 43 Tahun 1999 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun1994 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun1994 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 8. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 15 Tahun 2009 14 9. Peraturan Bersama Mendagri dan Kepala BKN Nomor 22 dan Nomor 03 Tahun 2010 10.Permendagri Nomor 47 Tahun 2010 11.Peraturan perundangan lainnya yang terkait. TOTAL 140 JP 15 c.Rancang Bangun Pembelajaran Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah bagi Peserta Pengangkatan Dalam Formasi Jabatan Fungsional P2UPD (220 Jam Pelajaran) NO. JENIS DAN NAMA DIKLAT TUJUAN MATERI PEMBELAJARAN JUMLAH JAMPEL PESERTA PENGAJAR/ FASILITATOR 1 2 3 4 5 6 7 10 JP 1.Berijazah paling 2.rendah Sarjana Strata (S1) atau Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan instansi pembina; 3.Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan diusulkan oleh pejabat yang berwenang. 4.PNS yang mengisi lowongan formasi 1. Diklat Pembentukan Pejabat Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Di Daerah Bagi Peserta dari Pengangkatan Dalam Formasi Jabatan Fungsional P2UPD Meningkatkan kompetensi peserta Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan Tingkat Pertama agar mampu memahami peran dan pembagian tugas pengawasan urusan pemerintahan di daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Otonomi Daerah dan Pemerintahan Umum. Ruang lingkup Pengawasan Administrasi Umum. Pemahaman tentang Pengawasan Dekon & Tugas Pembantuan. Pemahaman tentang Pembinaan atas Pelaksanaan Urusan Pemerintahan atas penerapan SPM & NSP. Ruang lingkup Pengawasan Substantif Urusan Pemerintahan. Pengawasan Pengaduan Masyarakat. Evaluasi Penyelenggaraan Pemda. Etika Pengawas Pemerintahan dan Standart Audit APIP. Dasar-dasar Teknik Pengawasan. Pemahaman Psikologi Pengawasan. Pengawasan Kemampuan kelembagaan. Pemberdayaan masyarakat. Kebijakan Pendidikan tentang Sarana dan prasarana. 10 JP 6 JP 6 JP 6 JP 6 JP 6 JP 6 JP 6 JP 6 JP 6 JP 4 JP 6 JP 6 JP 1. Kementerian PAN dan RB; 2. Badan Kepegawaian Negara; 3. Kementerian Dalam Negeri: a. Sekretariat Jenderal; b. Inspektorat Jenderal; c. Badan Diklat; 4. Pemerintah Provinsi: a. Sekretariat Daerah; b. Badan Diklat; c. Badan Kepegawaia n Daerah. 5. Praktisi/Pakar; 6. Widyaiswara. REFERENSI/ DASAR HUKUM 8 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun1994 4. Peraturan 16 14. Pengawasan SDM kesehatan , obat dan perbekalan kesehatan. 15. Pengawasan Kepemudaan dan olahraga. 16. Pengawasan bidang ketenagakerjaan. 17. Pengawasan pengelolaan umum ketahanan pangan. 18. Pengawasan perhubungan darat. 19. Pengawasan pos dan telekomunikasi. 6 JP 6 JP 4 JP 4 JP 4 JP 4 JP 6 JP 20. Pengawasan bidang sosial. 21. Pengawasan bidang pekerjaan umum. 22. Pengawasan bidang kelautan dan perikanan. 23. Pengawasan pertanian bidang tanaman holtikultura, perkebunan. 24. Pengawasan bidang kehutanan. 25. Pengawasan bidang perindustrian. 26. Pengawasan bidang perdagangan. 27. Pengawasan bidang energi dan SDM meliputi mineral, batubara, panas bumi dan air tawar. 28. Pengawasan tugas perbantuan di kabupaten/kota dan desa. 29. Analisis kasus. 30. Pemaparan hasil analisis. 31. Penyusunan Laporan hasil pengawasan. 32. Karya Tulis Ilmiah. 33. Pengarahan/Orientasi Program Diklat. -Jam Pimpinan -Pengarahan Program Diklat Pengawas Pemerintahan melalui pengangkatan pertama Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Pemerintah Nomor 16 Tahun1994 5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 4 JP 6 JP 6 JP 6 JP 6 JP 6 JP 8 JP 10 JP 10 JP 10 JP 10 JP 8 JP 3 JP 8. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 15 Tahun 2009 9. Peraturan Bersama Mendagri dan Kepala BKN Nomor 22 dan Nomor 03 Tahun 2010 10.Permendagri Nomor 47 Tahun 2010 11.Peraturan perundangan lainnya yang terkait. 17 -Dinamika Kelompok 34. Evaluasi Program. -Pre Test -Post Test 35. Seremoni -Pembukaan -Penutupan 3 JP TOTAL 220 JP d.Rancang Bangun Pembelajaran Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah bagi Peserta Tingkat Muda (160 Jam Pelajaran) NO. 1 1. JENIS DAN NAMA DIKLAT 2 Diklat Berjenjang Pengawas Pemerintahan Tingkat Muda TUJUAN MATERI PEMBELAJARAN 3 4 Meningkatkan kompetensi peserta Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan Tingkat Muda agar mampu 1. Pengawasan atas pelaksanaan RKA-SKPD, untuk urusan wajib dan urusan pilihan. 2. Pengawasan teknis Penerapan SPM/NSPK. 3. Pengawasan pelaksanaan urusan kependudukan dan catatan sipil. 4. Pengawasan terhadap perangkat JUMLAH JAMPEL 5 8 JP 8 JP 6 JP 6 JP PESERTA 6 1.Berijazah paling rendah Sarjana Strata (S1) atau Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan instansi pembina; 2.Setiap unsur PENGAJAR/ FASILITATOR 7 1. Kementerian PAN dan RB; 2. Badan Kepegawaian Negara; 3. Kementerian Dalam Negeri: a. Sekretariat REFERENSI/ DASAR HUKUM 8 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 18 menganalisa kebutuhan dan hambatan dalam kegiatan pengawasan daerah dalam pelaksanaan Otonomi daerah dan pemerintahan umum. 5. Pengawasan pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat. 6. Pengawasan Kebijakan pembiayaan pendidikan dan tenaga kependidikan. 7. Pengawasan kebijakan pembiayaan kesehatan. 8. Pengawasan ketenagakerjaan. 9. Pengawasan keamanan pangan. 10. Pengawasan perhubungan perkeretaapian. 11. Pengawasan kebijakan sarana komunikasi dan diseminasi informasi. 12. Pengawasan kebijakan sosial, perencanaan bidang sosial, sarana dan prasarana sosial, dan sistem informasi kesejahteraan sosial. 13. Pengawasan pekerjaan umum perkotaan dan pedesaan serta jasa konstruksi. 14. Pengawasan pelaksanaan urusan bidang kelautan dan perikanan meliputi umum, perikanan tangkap dan perikanan budidaya. 15. Pengawasan peternakan dan kesehatan hewan. 16. Pengawasan bidang kehutanan. 17. Pengawasan perdagangan dalam negeri. 18. Pengawasan energi dan sumber daya mineral: geologi, ketenagakerjaan, pendidikan dan 6 JP 6 JP 6 JP 4 JP 4 JP 4 JP 4 JP 6 JP 4 JP 4 JP 4 JP 4 JP 4 JP penilaian prestasi Jenderal; kerja dan b. Inspektorat pelaksanaan Jenderal; pekerjaan dalam c. Badan Daftar Penilaian Diklat; Pelaksanaan 4. Pemerintah Pekerjaan (DP3) Provinsi: paling rendah a. Sekretariat bernilai baik dalam Daerah; 1 (satu) tahun b. Badan terakhir; dan Diklat; diusulkan oleh c. Badan pejabat yang Kepegawaia berwenang. n Daerah. 3.PNS yang telah 5. Praktisi/Pakar; menduduki jabatan 6. Widyaiswara. fungsional pengawas pemerintahan dan akan naik setingkat lebih tinggi mengalami kenaikan jenjang jabatan fungsional pengawas pemerintahan dari tingkat pertama ke tingkat muda atau dari pangkat Penata, Golongan Ruang III/c ke pangkat Penata Tingkat I, Golongan Ruang III/d. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nomor 43 Tahun 1999 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun1994 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun1994 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 15 Tahun 2009 Peraturan Bersama Mendagri dan Kepala BKN Nomor 22 dan Nomor 03 Tahun 19 pelatihan. 19. Pengawasan tugas pembantuan di kabupaten/kota dan desa. 20. Pengawasan atas pengaduan masyarakat atas indikasi hambatan dalam pelayanan masyarakat. 21. Evaluasi penyelenggaraan pemerintahan kecamatan dan desa/kelurahan atau sebutan lainnya. 22. Evaluasi laporan akuntabilitas SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten/Kota. 23. Analisis kasus. 24. Pemaparan hasil analisis. 25. Penyusunan Laporan hasil Pengawasan. 26. Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah. 27. Pengarahan/Orientasi Program Diklat -Jam Pimpinan -Pengarahan Program Diklat -Dinamika Kelompok 28. Evaluasi Program -Pre Test -Post Test 29. Seremoni -Pembukaan -Penutupan 4 JP 6 JP 4 JP 6 JP 6 JP 8 JP 8 JP 8 JP 8 JP 8 JP 3 JP 3 JP TOTAL 160 JP 2010 10.Permendagri Nomor 47 Tahun 2010 11. Peraturan perundangan lainnya yang terkait. 20 e.Rancang Bangun Pembelajaran Diklat Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah bagi Peserta Tingkat Madya (120 Jam Pelajaran) NO. JENIS DAN NAMA DIKLAT TUJUAN MATERI PEMBELAJARAN JUMLAH JAMPEL PESERTA PENGAJAR/ FASILITATOR 1 2 3 4 5 6 7 1. Diklat Berjenjang Pengawas Pemerintahan Tingkat Madya Meningkatkan kompetensi peserta Diklat Pembentukan Pengawas Pemerintahan Tingkat Muda agar mampu menganalisa kebutuhan dan hambatan dalam kegiatan pengawasan 3 JP 1. Pengawasan atas pelaksanaan RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, renja SKPD, dan KUA untuk urusan wajib dan urusan pilihan. 2. Pengawasan kebijakan keuangan daerah dan barang/ aset daerah. 3. Pengawasan pelaksanaan urusan wajib bidang kesbangpol dalam negeri . 4. Pengawasan Otonomi daerah dan pemerintahan umum. 5. Pengawasan Administrasi keuangan daerah. 6. Pengawasan pemberdayaan masyarakat desa, adat dan pengembangan kehidupan. 7. Pengawasan Kebijakan pendidikan dan standar, kurikulum dan mutu pendidikan. 8. Pengawasan manajemen kesehatan. 9. Pengawasan ketenagakerjaan. 10. Pengawasan ketahanan pangan. 11. Pengawasan perhubungan laut & perhubungan udara. 12. Pengawasan kebijakan sosial , perencanaan bidang sosial, PSKS, 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 1.Berijazah paling rendah Sarjana Strata (S1) atau Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan instansi pembina; 2.Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan diusulkan oleh pejabat yang berwenang. 3.PNS yang telah menduduki jabatan fungsional pengawas 1. Kementerian PAN dan RB; 2. Badan Kepegawaian Negara; 3. Kementerian Dalam Negeri: a. Sekretariat Jenderal; b. Inspektorat Jenderal; c. Badan Diklat; 4. Pemerintah Provinsi: a. Sekretariat Daerah; b. Badan Diklat; c. Badan Kepegawaia n Daerah. 5. Praktisi/Pakar; 6. Widyaiswara. REFERENSI/ DASAR HUKUM 8 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun1994 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun1994 21 dan pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial. 13. Pengawasan bina marga dan penataan ruang. 14. Pengawasan bidang kehutanan. 3 JP 3 JP 3 JP 15. Pengawasan terhadap perencanaan dan program, standarisasi, dan pengawasan industri. 16. Pengawasan Perdagangan luar negeri, kerjasama perdagangan internasional dan pengembangan ekspor nasional. 17. Pengawasan Transmigrasi. 18. Pengawasan terhadap peraturan daerah dan perturan kepala daerah tentang APBD, pajak daerah, retribusi daerah, dan tata ruang daerah. 19. Pengawasan untuk tujuan tertentu yang berkenaan dengan berakhirnya masa jabatan gubernur dan bupati/walikota. 20. Pengawasan atas pengaduan masyarakat atas indikasi penyalahgunaan wewenang dan pengawasan indikasi kolusi, korupsi dan nepotisme. 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP pemerintahan dan akan naik setingkat lebih tinggi mengalami kenaikan jenjang jabatan fungsional pengawas pemerintahan dari tingkat muda ke tingkat madya atau dari pangkat Penata tingkat I, Golongan Ruang III/d ke pangkat pembina, Golongan Ruang IV/a 5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 8. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 15 Tahun 2009 9. Peraturan Bersama Mendagri dan Kepala BKN Nomor 22 dan Nomor 03 Tahun 2010 10.Permendagri Nomor 47 Tahun 2010 11.Peraturan perundangan lainnya yang terkait. 22 21. Evaluasi penyelenggaraan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kab/kota. 22. Evaluasi penyelenggaraan otonomi daerah provinsi dan pemerintahan kab/kota. 23. Evaluasi daerah otonom baru provinsi dan daerah otonom baru kabupaten/kota. 24. Evaluasi pemerintahan kecamatan dan desa atau sebutan lainnya. 25. Evaluasi laporan akuntabilitas komponen kementerian. 26. Analisis kasus. 27. Pemaparan hasil analisis. 28. Penyusunan Laporan hasil pengawasan. 3 JP 3 JP 3 JP 3 JP 8 JP 8 JP 8 JP 8 JP 7 JP 29. Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah. 30. Pengarahan/Orientasi Program Diklat -Jam Pimpinan -Pengarahan Program Diklat -Dinamika Kelompok 31. Evaluasi Program -Pre Test -Post Test 32. Seremoni -Pembukaan -Penutupan 3 JP 3 JP 23 TOTAL 120 JP MENTERI DALAM NEGERI, ttd GAMAWAN FAUZI Salinan sesuai dengan aslinya Plt. KEPALA BIRO HUKUM ZUDAN ARIF FAKRULLOH Pembina (IV/a) NIP. 19690824 199903 1 001