BAB VI PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui perbedaan efektivitas dari obat saluran akar Rockle’s dan kalsium hidroksida terhadap pertumbuhan bakteri Actinomyces spp. Pada penelitian ini sampel bakteri Actinomyces spp. merupakan bakteri anaerob yang sudah teridentifikasi sebelumnya dan sediaannya telah tersedia di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Bakteri ini merupakan bakteri yang dominan terdapat di saluran akar yang mengalami nekrosis. Untuk membandingkan efektivitas kedua obat saluran akar tersebut terhadap bakteri Actinomyces spp. dilakukan dengan cara difusi agar. Daya hambat obat-obatan tersebut tersebut terhadap pertumbuhan bakteri Actinomyces spp. akan terlihat setelah inkubasi 24 jam yang ditandai dengan adanya daerah jernih (zona inhibisi) di sekitar paper disc pada medium yang diukur setelah masa inkubasi 3 hari, 5 hari, 7 hari, dan 14 hari. Pada penelitian ini luas zona inhibisi terbesar ditunjukkan oleh obat saluran akar Rockle’s dibandingkan dengan kalsium hidroksida. Efek Rockle’s ini disebabkan karena memiliki kandungan antibakteri yaitu fenol (85%). Secara lokal, fenol memberikan efek bakteriostatik pada kadar 0,02%-1%, bakterisid pada kadar 0,04% sampai di atas 1,6%, bersifat fungisid pada kadar 1,3%, dan pada kadar tinggi dapat mengendapkan protein.18 Obat saluran akar Rockle’s juga mengandung deksametason asetat yang merupakan senyawa golongan steroid yang memiliki efek antiinflamasi. Deksametason asetat dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme seperti jamur, namun senyawa ini telah dikombinasikan dengan senyawa fenol yang memiliki sifat antimikroba sehingga hal tersebut dapat diatasi.19 Pada penelitian ini, kalsium hidroksida memiliki zona inhibisi lebih kecil dibandingkan dengan Rockle’s dalam menghambat pertumbuhan bakteri Actinomyces spp. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Kalchinov V, et al.8 yang meneliti efektivitas berbagai obat saluran akar (Kalsium hidroksida, cupral, Rockle’s, Cresophene, I2/KI) terhadap bakteri Enterococcus faecalis, Streptococcus aureus, Prevotella spp. menunjukkan obat saluran akar Rockle’s lebih efektif dibanding dengan kalsium hidroksida. Pada penelitian ini menunjukkan kalsium hidroksida memiliki daya hambat paling kecil dari semua obat saluran akar yang diteliti. Hal ini dapat disebabkan karena adanya perubahan pH ion OH- dari kalsium hidroksida yang dapat diseababkan oleh beberapa faktor yang dapat mengubah kecepatan disosiasi dan difusi ion, seperti tingkat hidrosolubilitas dari media yang digunakan, karakteristik asam, dan permeabilitas dentin.8,20 Kalsium hidroksida memiliki efek antimikroba, antiinflamasi, dan memiliki aktivitas biologis yang baik. Bahan ini memiliki pH yang tinggi yaitu 12,5 dan 30 kebanyakan bakteri tidak dapat bertahan dengan pH di atas 9,5. Nilai pH dari kalsium hidroksida dapat menurun apabila berkontak dengan karbon dioksida dalam wadah tertutup. Pada penelitian ini bakteri Actinomyces spp. diinkubasi dalam keadaan anaerob (tanpa oksigen) menggunakan anaerobic jar sehingga dapat mengasilkan gas karbon dioksida. Efektivitas antibakteri kalsium hidroksida yang berkurang karena kemungkinan terhalang oleh asam, protein dan karbon dioksida. Ketika ion Ca2+ dari kalsium hidroksida berkontak dengan karbon dioksida (CO2), akan mengubah proses mineralisasi dan menkonsumsi keseluruhan ion Ca2+.8,21 Gomes, et al.20 yang meneliti efek antimikroba dari kalsium hidroksida terhadap beberapa bakteri saluran akar, hasilnya menunjukkan bahwa bakteri Enterococcus faecalis dan Actinomyces naeslundii resisten terhadap kalsium hidroksida. Hal ini dapat disebabkan karena pH dari kalsium hidroksida yang menurun sehingga perlu ada kombinasi dari beberapa antimikroba seperti kalsium hidroksida dengan Camphorated paramonochlorophenol (CMCP) atau kalsium hidroksida dengan CMCP + glycerine.20 Pada masa inkubasi 14 hari terjadi penurunan rata-rata diameter zona inhibisi dari kedua obat saluran akar tersebut. Hal ini dapat terjadi apabila ada perbedaan perlakuan seperti waktu atau masa inkubasi bakteri. Bakteri dapat menjadi resisten terhadap suatu bahan antimikroba tertentu apabila terlalu lama terpapar oleh bahan tersebut. Adanya sifat metabolisme dari Actinomyces spp. memungkinkan bakteri tersebut mempertahankan diri untuk tetap hidup (persisten) dan dapat bertahan lama dalam kontak dengan obat meskipun pada awalnya bakteri tersebut sensitif terhadap kedua medikamen ini. 17,22 31 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa obat saluran akar Rockle’s lebih efektif dibandingkan dengan kalsium hidroksida dalam menghambat pertumbuhan bakteri Actinomyces spp. yang merupakan bakteri yang dominan terdapat saluran akar gigi nekrosis. 32