manajemen risiko ojk wide - elista:.

advertisement
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
TENTANG
INVESTASI DANA PENSIUN
Jakarta, 21 Mei 2015
OTORITAS JASA KEUANGAN
INDUSTRI KEUANGAN NON BANK













Investasi Dana Pensiun
Latar Belakang
Jenis Investasi
Pembatasan Investasi
Pengelola Investasi
Arahan Investasi DPPK
Kewajiban Pengurus dalam Mengelola Investasi DPPK
Pengalihan Pengelolaan Investasi DPPK
Laporan Investasi
Penilaian Kinerja Investasi Dana Pensiun
Transparansi Pengelolaan Investasi Dana Pensiun
Pelaporan
Sanksi
Portfolio Investasi
No.
Jenis Aset Investasi
1 Surat Berharga Negara
2 Tabungan
3 Deposito on call
4 Deposito Berjangka
Pertumbuhan Aset Netto
Mar-15
Mar-15
31.236,57
16,65%
273,51
0,15%
1.111,71
0,59%
55.932,60
29,82%
5 Sertifikat Deposito Berjangka
-
0,00%
6 SBI
-
0,00%
7 Saham
29.747,93
15,86%
8 Obligasi
39.036,84
20,81%
1.150,29
0,61%
12.080,32
6,44%
284,17
0,15%
9 Sukuk
10 Reksa Dana
11 KIK EBA
Unit Penyertaan Dana Investasi
12
Real Estat berbentuk KIK
13 Kontrak Opsi Saham
39,93
-
0,02%
30%
250
24.85%
25%
186.3
153.75 157.40
20%
15%
108.06
137.13
125.68
16.31%
1,49%
16 Bangunan
1.258,28
0,67%
17 Tanah dan Bangunan
5.893,82
3,14%
187.565 100,00%
100
50
5%
4.04%
2.37%
0%
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*
*Data per Maret 2015
2.799,47
200
150
9.11%
3,58%
15 Tanah
18.34%
12.12%
Nominal Aset Netto
6.719,93
193.8
10%
0,00%
14 Penempatan langsung pada Saham
Total
Dalam
Triliun
Rupiah
Pertumbuhan
 Peraturan investasi Dana Pensiun yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Menteri
Keuangan No.199 Tahun 2008 tentang investasi Dana Pensiun sudah cukup lama
umurnya dan perlu dilakukan pembaharuan sehingga sesuai dengan perkembangan
terkini dan dapat mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang.
 Aset Dana Pensiun yang terus meningkat namun pertumbuhannya dirasakan belum
optimal. Berdasarkan data per akhir Maret 2015, total aset netto industri Dana Pensiun
mencapai kurang lebih Rp.193,8 Triliun atau meningkat 4,04% dibandingkan posisi per
Desember 2014. Sementara itu, dalam jangka waktu tahun 2010 s.d. 2014, pertumbuhan
rata-rata tahunan sebesar kurang lebih 10,71%.
 Dari sisi investasi, komposisi portfolio investasi per Maret 2015 masih didominasi oleh
Deposito Berjangka sebesar (29,82%), Obligasi Korporasi (20,81%), Surat
Berharga Negara (16,65%), Saham (15,86%), Reksa Dana (6,44%), Tanah dan atau
Bangunan (5,31%), Penyertaan Langsung (3,58%) dan aset lainnya (0,91%).
Pertumbuhan dan komposisi aset dan investasi Dana Pensiun tersebut belum
sepenuhnya mencerminkan kondisi yang optimal bagi Dana Pensiun.
 Adanya masukan dari berbagai pihak mengenai jenis-jenis investasi yang belum masuk
dalam PMK 199 atau jenis investasi tersebut belum diperkenankan untuk Dana Pensiun
namun sebenarnya jenis investasi tersebut mampu memberikan return yang cukup
baik bagi Dana Pensiun.
 Adanya tuntutan bagi industri Dana Pensiun untuk lebih berkontribusi dalam
pembiayaan pembangunan nasional. Industri Dana Pensiun memiliki peran strategis
dalam pembiayaan kegiatan pembangunan nasional, terutama dalam penyediaan
dana yang bersifat jangka panjang. Peran tersebut semakin penting dikaitkan dengan
fokus pemerintahan saat ini yang akan mendorong pembangunan di bidang
infrastruktur.
a.
tabungan pada Bank;
b.
deposito on call pada Bank;
c.
deposito berjangka pada Bank;
d.
sertifikat deposito pada Bank;
e.
surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia;
f.
Surat Berharga Negara;
g.
saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia;
h.
obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia;
i.
Reksa Dana yang terdiri dari:
Jenis Investasi
dimaksud
termasuk jenis
investasi yang
menggunakan
prinsip syariah
Pasal 2 ayat(2)
1.
Reksa Dana pasar uang, Reksa Dana pendapatan tetap, Reksa Dana campuran, dan Reksa Dana saham;
2.
Reksa Dana terproteksi, Reksa Dana dengan penjaminan dan Reksa Dana indeks;
3.
Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas;
4.
Reksa Dana yang saham atau unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia;
j.
MTN;
k.
efek beragun aset;
l.
dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi kolektif;
m.
kontrak opsi dan kontrak berjangka efek yang diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia;
n.
REPO;
o.
penyertaan langsung baik di Indonesia maupun di luar negeri;
p.
tanah di Indonesia; dan/atau
q.
bangunan di Indonesia.
Pasal 2 ayat(1)
No
Jenis Investasi
Batasan Kualitatif
Batasan Kuantitatif
a
tabungan
100% dari Jumlah Investasi
b
deposito on call
100% dari Jumlah Investasi
c
deposito berjangka
100% dari Jumlah Investasi
d
sertifikat deposito
100% dari Jumlah Investasi
e
surat berharga Bank Indonesia
100% dari Jumlah Investasi
f
Surat Berharga Negara
100% dari Jumlah Investasi
g
saham yang tercatat di BEI
100% dari Jumlah Investasi
h
obligasi korporasi yang
tercatat di BEI
i
Reksa Dana:
1. Pasar Uang, Pendapatan
Tetap,
Saham,
dan
Campuran;
2. Terproteksi,
dengan
Penjaminan, dan Indeks;
3. Reksa Dana berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif
Penyertaan Terbatas;
4. Reksa Dana yang saham
atau unit penyertaannya
diperdagangkan di Bursa
Efek di Indonesia;
Rating Investment Grade (Pasal 3 ayat
(1))
100% dari Jumlah Investasi
Syarat Dana Pensiun untuk Reksadana
Penyertaan Terbatas (RDPT):
•
Dana Pensiun dengan jumlah
investasi paling sedikit Rp200
Miliar
•
tingkat
risiko
berdasarkan Investasi dalam bentuk RDPT
penilaian yang dilakukan oleh OJK
maksimal 10% dari jumlah
adalah sedang rendah atau rendah.
•
Memiliki manajemen risiko yang investasi - Pasal 8 Ayat (1)
memadai
•
menggunakan
jasa
penasihat
investasi yang telah memperoleh
izin usaha dari OJK (Pasal 6 ayat
(1))
No
Jenis Investasi
Batasan Kualitatif
Syarat untuk Dana Pensiun:
(Sama dengan RDPT) (Pasal 6 ayat (1))
j
MTN
Syarat MTN: Pasal 9 Ayat (6)
• Terdaftar di KSEI
• MTN memiliki agen monitoring yang
mendapatkan izin sebagai wali amanat dari
OJK; dan
• MTN memiliki peringkat Investment Grade
k
Efek Beragun Aset
• Rating Investment Grade (Pasal 3 ayat (1))
• Melalui Penawaran Umum (Pasal 3 ayat (2))
l
DIRE
• Melalui Penawaran Umum (Pasal 3 ayat (2))
m
kontrak opsi dan
kontrak berjangka
efek yang
diperdagangkan di
Bursa Efek di
Indonesia
• dilarang untuk tujuan spekulasi
• wajib ditempatkan pada posisi jual dalam
rangka lindung nilai atas investasi yang telah
dimiliki Dana Pensiun. (Pasal 4 ayat (1))
• Dana Pensiun wajib menyusun dokumen
strategi lindung nilai sebelum melakukan
investasi. (Pasal 4 ayat (2))
Batasan Kuantitatif
Per jenis maksimal 10% dari
jumlah investasi. Pasal 8 Ayat
(1)
Per pihak maksimal 10% dari
jumlah investasi. Pasal 9 Ayat
(3)
Per MTN maksimal 10% dari
jumlah emisi MTN. Pasal 9 Ayat
(5)
No
Jenis Investasi
Batasan Kualitatif
Syarat untuk Dana Pensiun: (sama dengan Syarat pada RDPT)
(Pasal 6 ayat (1))
Syarat REPO : (Pasal 6 ayat (2))
• menggunakan kontrak perjanjian yang terstandarisasi oleh
OJK;
• jenis jaminan terbatas pada SBN, surat berharga yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia dan/atau obligasi
korporasi yang memiliki peringkat investment grade;
• jangka waktu tidak melebihi 90 hari;
• nilai REPO paling banyak 80% dari nilai pasar surat
berharga yang dijaminkan; dan
• transaksi terdaftar di KSEI atau Bank Indonesia Scriptless
Securities Settlement System (BI-S4).
n
REPO
o
Di Indonesia
• Hanya boleh saham yang diterbitkan PT yang didirikan
berdasarkan hukum di Indonesia dan tidak tercatat di BEI
maupun Bursa Luar Negeri (Pasal 5 ayat(1))
• maksimal 15% dari jumlah investasi. Pasal 8 Ayat (2)
• Dapat melebihi 15% yang ditujukan untuk penyertaan
langsung pada PT yang bergerak dalam bidang jasa
Penyertaan Langsung
keuangan dan wajib memperoleh persetujuan OJK Pasal 8
Ayat (3)
Di Luar Negeri
• Wajib memperoleh persetujuan OJK Pasal 8 Ayat (5)
• Maksimal 5% dari jumlah investasi. Pasal 8 Ayat (5)
• Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara
penyertaan langsung di luar negeri diatur dalam Surat
Edaran OJK (Pasal 8 ayat(7))
Batasan
Kuantitatif
Per Counterparty
maks 2% dari
jumlah investasi.
Semua REPO maks
5% dari jumlah
investasi -Pasal 9
Ayat (8)
Per pihak
maksimal 10%
dari jumlah
investasi Pasal 9
Ayat (3)
No
p
q
Jenis Investasi
Tanah di Indonesia
Bangunan di
Indonesia
Batasan Kualitatif
• dilengkapi sertifikat hak atas tanah dan/atau bangunan atas
nama Dana Pensiun; dan
• memberikan penghasilan ke Dana Pensiun atau bertambah
nilainya karena pembangunan, penggunaan, dan/atau
pengelolaan oleh pihak lain yang dilakukan melalui
transaksi yang didasarkan pada harga pasar yang berlaku.
Transaksi didasarkan pada pernjanjian tertulis dalam
bentuk akta notaris.
• Dilarang pada tanah dan/atau bangunan yg sedang
diagunkan, dlm sengketa, atau diblokir pihak lain. (Pasal 7)
Batasan
Kuantitatif
maksimal 20%
dari jumlah
investasi. Pasal 8
Ayat (8)
 Jumlah penempatan pada semua jenis investasi pada satu pihak kecuali pada
SBN maksimal 20% dari jumlah investasi Dana Pensiun. Pasal 9 Ayat (1)
 Batasan per pihak pada investasi Reksa Dana, EBA, dan/atau DIRE berlaku
pada Manajer Investasi yang sama. Pasal 9 Ayat (7)
 Jumlah penempatan semua Pihak yang dalam tahun buku terakhir
mengalami kerugian atau mengalami kegagalan dalam memenuhi
kewajiban keuangannya, penyertaan langsung baik di Indonesia maupun di
luar negeri,dan tanah dan/atau bangunan dilarang melebihi 40% dari
jumlah investasi. Pasal 10 Ayat (1)

Dana Pensiun dilarang melakukan transaksi derivatif atau memiliki instrumen
derivatif, kecuali
kontrak opsi dan kontrak berjangka efek yang diperdagangkan di Bursa Efek
di Indonesia
 instrumen derivatif tersebut diperoleh Dana Pensiun sebagai instrumen yang
melekat pada SBN, saham atau obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek
di Indonesia
 Transaksi derivatif dalam rangka lindung nilai investasi dalam bentuk SBN
yang berdenominasi mata uang asing. Pasal 11 ayat (1)


Dana Pensiun dapat menjual instrumen derivatif yang melekat secara terpisah
dari instrumen bersangkutan. Pasal 11 ayat (2)

Transaksi derivatif (Pasal 11 ayat(1) huruf c) dilakukan dengan counterparty
yang paling rendah memiliki peringkat investment grade. Pasal 11 ayat (3)

Transaksi derivatif (Pasal 11 ayat(1) huruf c) wajib dilaporkan kepada OJK
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal transaksi. Pasal 11 ayat (4)

Lampiran wajib dilampiri paling sedikit dengan : Pasal 11 ayat (5)
 Hasil kajian tentang perlunya lindung nilai
 Perjanjian transaksi derivatif; dan
 Bukti peringkat pihak lain
 Kesesuaian mengenai batasan investasi juga berlaku
untuk jenis investasi yang menggunakan prinsip syariah.
Pasal 13 ayat (1)
 Kesesuaian dengan batasan investasi ditentukan pada
saat dilakukan penempatan investasi. Pasal 13 ayat (2)
 Jumlah investasi dalam rangka menentukan kesesuaian
memperhitungkan nilai seluruh investasi yang dimiliki
Dana Pensiun dengan didasarkan pada penilaian
investasi. Pasal 13 ayat (3)
 Pembuktian kesesuaian dengan batasan investasi
merupakan tanggung jawab Pengurus. Pasal 13 ayat (4)

Pengurus DPPK, pegawai DPPK yang membidangi investasi, Pelaksana Tugas Pengurus dan
pegawai DPLK yang membidangi investasi wajib memiliki kemampuan yang memadai di bidang
investasi dan/atau manajemen risiko serta wajib memenuhi syarat keberlanjutan paling sedikit 1
(satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Pasal 14 ayat (1).

Kemampuan ditunjukkan dengan bukti kelulusan ujian sertifikasi bidang investasi dan/atau
manajemen risiko yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi yang telah mendapatkan
lisensi dari lembaga yang memiliki kewenangan sebagai otoritas sertifikasi kompetensi kerja
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 14 ayat (2).

Pemenuhan syarat keberlanjutan dilakukan dengan cara: Pasal 14 ayat (3).
 mengikuti seminar, workshop, atau kegiatan lain yang sejenis;
 mengikuti kursus, pelatihan, atau program pendidikan sejenis;
 menulis makalah, artikel, atau karya tulis lain yang dipublikasikan; atau
 menjadi pembicara dalam kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a, menjadi pengajar
atau menjadi instruktur dalam kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf b.

Kegiatan harus diselenggarakan oleh: Pasal 14 ayat (4).
 lembaga pengawas jasa keuangan di dalam dan luar negeri;
 asosiasi lembaga jasa keuangan di dalam dan luar negeri;
 perguruan tinggi di dalam dan luar negeri; atau
 lembaga pelatihan yang memperoleh izin dari instansi berwenang.

Dana Pensiun wajib menyampaikan bukti pemenuhan syarat keberlanjutan Pengurus atau
pegawai Dana Pensiun Pemberi Kerja yang membidangi investasi dan Pelaksana Tugas Pengurus
paling lambat akhir bulan Januari tahun berikutnya. Pasal 14 ayat (5) dan (6).
 Pendiri atau Pendiri dan Dewan Pengawas wajib menetapkan Arahan Investasi. Pasal 15 ayat(1).
 Dalam Arahan Investasi harus dimuat hal-hal sebagai berikut:Pasal 15 ayat(2)
a. sasaran hasil investasi dalam bentuk kuantitatif yang harus dicapai oleh Pengurus DPPK;
b. batas maksimum proporsi kekayaan DPPK yang dapat ditempatkan untuk setiap jenis investasi;
c. batas maksimum proporsi kekayaan DPPK yang dapat ditempatkan pada satu Pihak;
d. obyek investasi yang dilarang untuk penempatan kekayaan DPPK;
e. ketentuan likuiditas minimum portofolio investasi DPPK untuk mendukung ketersediaan dana guna
pembayaran manfaat pensiun dan biaya operasional DPPK;
f. ketentuan yang memuat kewajiban memiliki prosedur operasional standar Investasi dan adanya kajian
yang memadai untuk penempatan dan pelepasan investasi;
g. sistem pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan investasi;
h. ketentuan mengenai penggunaan tenaga ahli, penasihat lembaga keuangan dan jasa lain yang
dipergunakan dalam pengelolaan investasi;
i. strategi alokasi aset yang disesuaikan dengan profil liabilitas DPPK; dan
j. sanksi yang akan diterapkan DPPK kepada Pengurus atas pelanggaran ketentuan mengenai investasi yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
 Dalam hal DPPK melakukan perubahan atas Arahan Investasi, DPPK wajib melaporkan perubahan
dimaksud kepada OJK paling lambat 30 hari sejak tanggal ditetapkannya perubahan atas Arahan
Investasi. Pasal 15 ayat(3)
 Dalam hal OJK meminta DPPK untuk melakukan revisi atas Arahan Investasi agar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, DPPK wajib menyampaikan laporan mengenai revisi dimaksud
kepada OJK paling lambat paling lambat 30 hari sejak tanggal ditetapkannya revisi atas Arahan
Investasi. Pasal 15 ayat(4)





Pengurus wajib melaksanakan pengelolaan investasi sesuai dengan Arahan
Investasi. Pasal 16 ayat(1).
Pengurus wajib bertindak profesional dan berhati-hati sehingga keputusan
investasi yang diambil merupakan keputusan investasi yang obyektif, yang
semata-mata untuk kepentingan Peserta, DPPK, dan/atau Pemberi Kerja.
Pasal 16 ayat(2).
Pengurus DPPK wajib menyusun rencana investasi tahunan yang paling
sedikit memuat: Pasal 17 ayat(1)
 rencana komposisi jenis investasi;
 perkiraan tingkat hasil investasi untuk masing-masing jenis investasi; dan
 pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis investasi.
Rencana investasi tahunan harus merupakan penjabaran Arahan Investasi
serta mencerminkan penerapan prinsip-prinsip penyebaran risiko dan
keputusan investasi yang obyektif Pasal 17 ayat(2)
Penggunaan jasa dalam pengelolaan investasi DPPK atau pemanfaatan
nasihat, saran, pendapat, dan hal-hal lain dari pihak ketiga selain yang telah
ditetapkan dalam Arahan Investasi dan rencana investasi tahunan yang
dapat mempengaruhi Pengurus DPPK dalam mengambil keputusan atau
tindakan dalam rangka pelaksanaan pengelolaan kekayaan Dana Pensiun,
tidak mengurangi kewajiban Pengurus DPPK untuk mematuhi
ketentuan yang berlaku dalam investasi DPPK dan tidak
menghilangkan tanggung jawab Pengurus DPPK atas pelaksanaan
investasi dimaksud. Pasal 18
 Pengelolaan investasi DPPK dapat dialihkan kepada lembaga keuangan yang ahli di bidang
investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (4) Undang-Undang tentang Dana
Pensiun. Pasal 19 ayat(1)
 Pengelolaan investasi DPPK oleh lembaga keuangan dilarang menyimpang dari ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun. Pasal 19 ayat(2)
 Lembaga keuangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Pasal 19 ayat(3)
a. memiliki izin usaha perusahaan efek yang melakukan kegiatan sebagai Manajer Investasi dari OJK;
b. tidak sedang dikenakan sanksi administratif berupa pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan
usaha, atau pencabutan izin usaha oleh OJK;
c. mampu mengelola portofolio investasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang investasi
Dana Pensiun; dan
d. memiliki pengalaman melakukan pengelolaan Reksa Dana paling singkat 3(tiga)tahun dan memiliki ratarata kinerja positif atas Reksa Dana yang dikelolanya;
e. memiliki fungsi-fungsi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal
mengenai pedoman pelaksanaan fungsi-fungsi Manajer Investasi.
 Pengalihan pengelolaan investasi DPPK kepada lembaga keuangan harus dibuat dalam
perjanjian tertulis dalam bentuk akta notaris dan mengacu pada peraturan perundangundangan di bidang pasar modal. Pasal 19 ayat(4)
 DPPK yang mengalihkan pengelolaan kekayaan kepada lembaga keuangan wajib menitipkan
kekayaan yang dialihkan tersebut kepada Penerima Titipan yang ditunjuk Pendiri dan tidak
memiliki hubungan Afiliasi dengan lembaga keuangan tersebut. Pasal 19 ayat(5).
 Pengalihan pengelolaan kekayaan tidak mengurangi tanggung jawab Pengurus DPPK. Pasal
19 ayat(6)

Dana Pensiun wajib menyampaikan kepada OJK:
a.
b.

laporan investasi tahunan; dan
hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi
tahunan. Pasal 20 ayat(1)
Kewajiban menyampaikan hasil pemeriksaan akuntan
publik atas laporan investasi tahunan tidak berlaku bagi
Dana Pensiun Pemberi Kerja yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a.
b.
selama tahun buku, investasi Dana Pensiun hanya berupa
deposito berjangka pada Bank, deposito on call pada Bank,
sertifikat deposito pada Bank, surat berharga yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia dan/atau SBN; dan
pada akhir tahun buku, jumlah investasi Dana Pensiun kurang
dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
Pasal 20 ayat(2)
 Laporan investasi tahunan paling sedikit harus memuat: Pasal 21 ayat(1)
a. pernyataan Pengurus tentang kesesuaian portofolio investasi dengan:

ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur investasi Dana Pensiun;

Arahan Investasi, bagi DPPK; dan

pilihan jenis investasi oleh Peserta, bagi DPLK;
b. laporan perkembangan portofolio serta hasil investasi Dana Pensiun; dan
c. analisis mengenai kegiatan investasi.
 Analisis mengenai kegiatan investasi paling sedikit harus mencakup evaluasi atas:
a. pelaksanaan prinsip-prinsip penyebaran risiko dan keputusan investasi yang obyektif;
b. pelaksanaan tanggung jawab Pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3);
c. kesesuaian investasi dengan ketentuan Arahan Investasi;
d. jumlah dan komposisi portofolio investasi untuk tiap-tiap paket investasi atau jenis investasi yang
ditawarkan DPLK; dan
e. jumlah dan karakteristik investasi pada para Pihak yang memiliki hubungan Afiliasi dengan Dana
Pensiun. Pasal 21 ayat(2)
 Hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan harus memuat: Pasal 21 ayat(3)
a. pendapat akuntan atas pernyataan Pengurus; dan
b. laporan investasi tahunan.
 Dana Pensiun yang menyampaikan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi
tahunan dinyatakan telah menyampaikan laporan investasi tahunan. Pasal 21 ayat(4)
 Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan susunan laporan investasi tahunan diatur dalam
Surat Edaran OJK. Pasal 21 ayat(5)


Bagi Dana Pensiun yang disahkan OJK dalam
periode 3 (tiga) bulan sebelum akhir tahun
buku, pemeriksaan akuntan publik atas
laporan investasi tahunan dapat dilakukan
bersamaan dengan pemeriksaan atas
laporan investasi tahun buku berikutnya.
(Pasal 22)
Pengurus harus menyampaikan laporan
investasi tahunan dan hasil pemeriksaan
akuntan publik atas laporan investasi tahunan
kepada Pendiri dan Dewan Pengawas.
(Pasal 23)

Dewan Pengawas wajib mengevaluasi kinerja investasi Dana Pensiun paling sedikit 2
(dua) kali untuk 1 (satu) tahun buku. Pasal 24 ayat(1)

Evaluasi kinerja investasi Dana Pensiun didasarkan antara lain pada:
a. laporan investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan
investasi tahunan; dan
b. pendapat dan saran Peserta kepada Pendiri, Dewan Pengawas, dan Pengurus
mengenai perkembangan portofolio dan hasil investasi kekayaan Dana Pensiun.
Pasal 24 ayat(2)

Evaluasi kinerja investasi Dana Pensiun paling sedikit mencakup kewajaran alasan
Pengurus dalam menjelaskan ketidaksesuaian kinerja investasi Dana Pensiun dengan
Arahan Investasi dan rencana investasi tahunan. Pasal 24 ayat(3)

Dewan Pengawas wajib menyampaikan laporan evaluasi kinerja investasi Dana Pensiun
semesteran dan disampaikan paling lambat 3 bulan setelah akhir semester.
Pasal 24 ayat(4)

Dewan Pengawas dapat mengusulkan kepada Pendiri untuk mengenakan sanksi kepada
Pengurus apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud menunjukkan bahwa alasan
Pengurus dalam menjelaskan ketidaksesuaian kinerja investasi Dana Pensiun dengan
Arahan Investasi dan rencana investasi tahunan tidak dapat diterima. Pasal 24 ayat(5)
 Pengurus wajib mengumumkan kepada Peserta:
Pasal 25 ayat(1)
a. ringkasan dari laporan investasi tahunan dan hasil
pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi
tahunan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
disampaikan kepada OJK; dan
b. ringkasan hasil evaluasi Dewan Pengawas.
 Pengurus wajib menyusun tata cara bagi Peserta
untuk menyampaikan pendapat dan saran.
Pasal 25 ayat(2)
 Hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan wajib
disampaikan kepada OJK bersamaan dengan penyampaian laporan keuangan
tahunan audit. Pasal 26 ayat(1)
 Dana Pensiun yang tidak diwajibkan menyampaikan hasil pemeriksaan
akuntan publik atas laporan investasi tahunan wajib menyampaikan laporan
investasi tahunan paling lambat 2 (dua) bulan setelah akhir tahun buku Dana
Pensiun. Pasal 26 ayat(2)
 Penyampaian laporan investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan
publik atas laporan investasi tahunan wajib dilakukan dalam bentuk
dokumen fisik (hard copy) dan dokumen elektronik yang disampaikan
melalui email atau sistem jaringan komunikasi data OJK. Pasal 27 ayat(1)

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan ini dapat dikenakan sanksi
administratif berupa teguran tertulis. Pasal 28 ayat(1)

Pelanggaran terhadap ketentuan terkait : Pasal 28 ayat(2)

Jenis Investasi, Batasan Investasi

Kewajiban Pengurus dalam Mengelola Investasi DPPK

Pengalihan Pengelolaan Investasi DPPK , Laporan Investasi
 diberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu dengan jangka waktu 40 hari.
Apabila jangka waktu telah berakhir dan tidak dapat memenuhi ketentuan maka
Dana Pensiun dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis.
Pasal 28 ayat (3)


Pengenaan sanksi administratif berupa teguran tertulis untuk setiap jenis
pelanggaran dikenakan paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan jangka
waktu paling lama masing-masing 1 (satu) bulan. Pasal 28 ayat(4)

Dalam hal Dana Pensiun telah dikenakan sanksi administratif sampai dengan teguran
tertulis ketiga dan belum menyelesaikan penyebab dikenakannya sanksi tersebut, OJK
dapat memberikan sanksi tambahan berupa : Pasal 28 ayat(6)

penghentian pengelolaan investasi oleh lembaga keuangan;

penurunan hasil penilaian tingkat risiko;

penilaian kembali kemampuan dan kepatutan bagi Dewan Pengawas, Pengurus dan/atau Pelaksana Tugas
Pengurus; dan/atau

pemberian perintah tertulis kepada Pendiri untuk mengganti Dewan Pengawas, Pengurus
dan/atau Pelaksana Tugas Pengurus.
Selesai
Terima Kasih
23
Pertanyaan ?
24
Download