Pedoman Pengembangan Sistem Penilaian

advertisement
BAB VII
SISTEM PENILAIAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
A. Pengertian, Tujuan, dan Karakteristik Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP)
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu
mengembangkannya dengan memperhatikan UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 36
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.
Menurut Mulyasa (2009), KTSP merupakan kurikulum yang
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah,
karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan
karakteristik peserta didik. KTSP dikembangkan berdasarkan kerangka dasar
kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi dinas kabupaten
yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD, SMP, SMA, dan SMK
serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama
untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan
sumber daya yang tersedia. Kemandirian setiap sekolah dalam menggali
dan memanfaatkan potensi dan sumber daya akan menentukan kualitas
sekolah yang bersangkutan. KTSP sebagai kurikulum operasional
memberikan kesempatan kepada setiap sekolah untuk mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan sesuai dengan
karakteristik sekolah. Untuk itulah sekolah dituntut untuk melakukan
inisiatif dalam menggali secara mandiri berbagai potensi dan sumber daya
untuk
mendukung
program
sekolah
1
termasuk
kurikulum
yang
dikembangkannya. Dengan demikian, setiap komponen sekolah baik
kepala sekolah maupun guru-guru dituntut untuk lebih aktif dan kreatif
melakukan berbagai upaya agar semua kebutuhan sekolah terpenuhi.
2. Meningkatkan
kepedulian
warga sekolah dan
masyarakat
dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. Pada
kurikulum-kurikulum sebelumnya, sekolah hanya berfungsi melaksanakan
kurikulum yang telah disusun secara terpusat. Sekolah apalagi masyarakat
kurang bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan
kurikulum, akibatnya peran sekolah terlebih lagi masyarakat sangat
terbatas. Tidak demikian dengan KTSP, sebagai kurikulum operasional,
KTSP menuntut keterlibatan masyarakat secara penuh, sebab tanggung
jawab pengembangan kurikulum tidak lagi berada di pemerintah, akan
tetapi di sekolah; sedangkan sekolah akan berkembang manakala ada
keterlibatan masyarakat.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sekolah, dengan KTSP-nya tidak
lagi hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum yang telah terpusat,
akan tetapi juga sebagai pengambil keputusan tentang pengembangan dan
implementasi kurikulum. Melalui KTSP diharapkan setiap sekolah atau
satuan pandidikan akan berlomba dalam menyusun program kurikulum
sekaligus berlomba dalam mengimplementasikannya. Dengan demikian,
akan tercipta persaingan antar sekolah menuju pencapaian kualitas
pendidikan (Wina Sanjaya, 2008: 132).
Secara umum, karakteristik KTSP antara lain:
1. Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada
disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari pertama, struktur program KTSP
yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik. Setiap mata pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai dengan
nama-nama disiplin ilmu juga ditentukan jumlah jam pelajaran secara
ketat. Kedua, kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
2
sistem kelulusan yang ditentukan oleh standar minimal penguasaan isi
pelajaran seperti yang diukur dari hasil Ujian Nasional. Soal-soal dalam
UN itu lebih banyak bahkan seluruhnya menguji kemampuan kognitif
siswa dalam setiap mata pelajaran. Walaupun dianjurkan kepada setiap
guru menggunakan sistem penilaian proses misalnya dengan portofolio,
namun pada akhirnya kelulusan siswa ditentukan oleh sejauh mana siswa
menguasai materi pelajaran.
2. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
Hal ini dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang
menekankan pada aktifitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran
yang disarankan misalnya melalui CTL, inkuiri, pembelajaran portofolio,
dan lain sebagainya. Demikian juga secara tegas dalam struktur kurikulum
terdapat komponen pengembangan diri, yakni komponen kurikulum yang
menekankan kepada aspek pengembangan minat dan bakat siswa.
3. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini
tampak pada salah satu prinsip KTSP, yakni berpusat pada potensi,
perkembangan,
kebutuhan,
dan
kepentingan
peserta
didik
dan
lingkungannya. Dengan demikian, maka KTSP adalah kurikulum yang
dikembangkan oleh daerah. Bahkan, dengan program muatan lokalnya,
KTSP didasarkan pada keberagaman kondisi sosial budaya yang berbeda
masing-masing daerahnya.
4. KTSP merupakan kurikulum teknologis, hal ini dapat dilihat dari adanya
standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada
indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan
penilaian (Wina Sanjaya, 2008: 130).
B. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan
3
atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI
(Standar Isi) dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dan berpedoman pada
panduan
penyusunan
kurikulum
yang
disusun
oleh
BSNP,
serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP
untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan
provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP .
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
4
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi,
keterampilan
berpikir,
keterampilan
sosial,
keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat (Life long education).
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan
keterkaitan
antara
unsur-unsur
pendidikan
formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
5
Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan KTSP adalah sebagai berikut
(Muhaimin, 2008: 23) :
1. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang digunakan bagi dirinya. Dalam hal ini
perserta didik harus mendapatkan pelayanan.
2. Menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: a) belajar untuk beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b) belajar untuk memahami dan
menghayati; c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif; d) belajar untuk hidup bersama dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,
pengayaan
dan
percepatan
yang
sesuai
dengan
potensi,
tahap
perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan perkembangan pribadi peserta didik yang berdimensi keTuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
4. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan peserta yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung
tulada.
5. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya
serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
6. Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal
dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis, serta
jenjang pendidikan.
6
C. Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
1.
Pre test
Yaitu suatu bentuk pertanyaan yang diberikan guru kepada muridnya
sebelum memulai suatu pelajaran. Pertanyaan yang ditanya adalah materi
yang akan diajar pada hari itu (materi baru). Pre test diberikan dengan
maksud untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, menyiapkan
peserta didik dalam proses belajar dan lain-lain.
2.
Pembentukan kompetensi
Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan
proses pembelajaran yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta
didik dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan.
3.
Post test
Post test dilakukan pada akhir pelaksanaan pembelajaran yang
kegunaannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang ditentukan serta sebagai bahan acuan untuk melakukan
perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran baik terhadap perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi.
Sistem penilaian pada kurikulum KTSP memiliki prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1.
Valid
Penilaian harus mengukur apa yang seharusnya diukur, dengan
menggunakan alat yang dapat dipercaya dan tepat.
2.
Mendidik
Penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian
belajar siswa.
3.
Berorientasi pada kompetensi
Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam
kurikulum.
4.
Adil.
7
Penilaian harus adil kepada setiap siswa dengan tidak membedakan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya, bahasa dan gender.
5.
Terbuka
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan
terbuka bagi semua pihak.
6.
Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil
kegiatan belajarnya.
7.
Variatif
Penilaian dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk
mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa.
D. Sistem Penilaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Menurut Muhaimin (2008), sistem penilaian merupakan kriteriakriteria penilaian untuk menetapkan tingkat ketuntasan belajar dan kenaikan
kelas peserta didik, yang berfungsi untuk mengendalikan proses dan hasil
belajar peserta didik dalam menerapkan kurikulum. Penetapan sistem
penilaian mengacu pada standar penilaian yang ditetapkan oleh pemerintah
dan mengembangkan prosedur dan standar kriteria penilaian yang disesuaikan
dengan kondisi masing-masing lembaganya. Dalam KTSP sistem penilaian
mencakup:
1. Penetapan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM);
2. Model dan prosedur penilaian proses dan hasil belajar;
3. Penetapan kriteria ketentuan kenaikan kelas.
Dalam KTSP, penilaian dilakukan terhadap semua indikator guna
menganalisis
hasilnya
yang kemudian digunakan untuk
mengetahui
kompetensi dasar yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai peserta didik.
Penilaian yang digunakan berdasarkan kompetensi dasar yang ingin diuji,
antara lain:
8
1.
Penilaian Portofolio
Ada beberapa pengertian portofolio menurut para ahli yaitu :
a.
Johnson dan Johnson (2002: 103) mendefinisikan a portfolio is an
organized collection of evidence accumidated over time on a
student's or group's academic progress, achievements, skills, and
attitudes. It consists of work samples and awritten rationale
connecting the separate items into more complete and holistic view
of the student’s achievements or progres toward learning goals.
b.
Portofolio adalah kumpulan karya siswa. Portofolio berisi sampel
terpilih karya siswa untuk memperlihatkan perkembangan dan
pertumbuhan siswa dalam mencapai tujuan kurikulum tertentu.
c.
Portofolio matematika adalah suatu kumpulan dari pekerjaan
matematika
siswa
yang
telah
diseleksi.
Portofolio
dapat
memperlihatkan usaha-usaha siswa yang terbaik atau yang lebih
signifikan dari aktivitas matematikanya atau beberapa pekerjaan
awal
dan pekerjaan
akhir serta kerja keras
siswa untuk
mengilustrasikan kemajuan matematika siswa.
Jadi portofolio merupakan koleksi dari bukti-bukti kemajuan
siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa.
Dari kutipan di atas, tergambar bahwa portofolio merupakan koleksi
pekerjaan-pekerjaan siswa. Portofolio menampilkan pekerjaan siswa
yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil
kegiatannya. Portofolio dapat menampilkan pekerjaan terdahulu dan
pekerjaan terbaru sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar siswa.
Perbedaan pendapat mengenai pengertian portofolio membuat
kesulitan dalam mendefinisikan portofolio secara universal, berikut ini
ada beberapa gagasan dari portofolio yang telah dapat diterima secara
luas yaitu:
a.
Portofolio menyajikan perkembangan dan belajar siswa secara
berkelanjutan (terus-menerus).
9
b.
Portofolio menyajikan tujuan dari guru dan siswa sekaligus.
Portofolio menyediakan dokumen-dokumen siswa dan merefleksikan
hasil belajar mereka. Pada saat yang sama portofolio dapat dijadikan
alat bagi guru untuk mengevaluasi perkembangan dan prestasi siswa.
c.
Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih.
Siswa dapat membuat keputusan tentang beberapa item yang atau
dimasukkan dalam portofolionya dan bagaimana portofolionya
diorganisasikan.
d.
Portofolio melibatkan pekerjaan siswa yang sesungguhnya.
e.
Portofolio memperlihatkan bukti refleksi diri siswa.
Portofolio tidak hanya sekedar map pekerjaan siswa, tetapi map
tempat
kumpulan
pekerjaan
siswa
yang
berhubungan
dengan
perkembangan kemajuan intelektual siswa dalam belajar matematika.
Lembaran-lembaran yang dikumpulkan dalam map portofolio tersebut
merupakan pekerjaan siswa yang memiliki tingkat kebermaknaan tinggi
dan menggambarkan pekerjaan yang terbaik dalam kurun waktu tertentu.
Isi dari portofolio yaitu contoh-contoh jurnal matematika,
autobiografi matematika, hasil riset matematika, beberapa penyelesaian
masalah yang menarik, pembuktian yang menarik, soal-soal yang dibuat
atau dirumuskan oleh siswa, aplikasi dalam kehidupan sehari-hari,
tinjauan buku, proyek-proyek kelompok, foto-foto pementasan drama
siswa, dan hasil wawancara guru terhadap siswa.
Aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian skor portofolio,
yaitu:
1) Penyelesaian masalah
Kemampuan memahami masalah, menggunakan strategi yang tepat
untuk membuat rencana pemecahan masalah, kreativitas menemukan
pendekatan masalah dan penyelesaian yang praktis.
10
2) Penalaran
Kemampuan mengidentifikasi pola, membuat dugaan, menulis
pembuktian, menjelaskan mengapa dan bagaimana, dan merumuskan
suatu jawaban sebagai penyangkal.
3) Komunikasi
Kemampuan mengekspresikan pengetahuan matematika yang benar.
Contoh : pada saat menggunakan simbol matematika.
Teknik penilaian:
1) Jelaskan pada peserta didik bahwa penggunaan portofolio tidak
hanya digunakan oleh guru untuk penilaian tetapi juga digunakan
siswa untuk mengukur kemampuan siswa itu sendiri.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel mana yang akan
dibuat.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik.
4) Berilah tanggal pada setiap bahan informasi.
5) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan
peserta didik.
6) Minat peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.
7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan maka
peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki.
8) Bila perlu jadwalkan pertemuan khusus membahas portofolio.
Ada beberapa keuntungan portofolio sebagai alat penilaian antara lain:
a.
Memberikan gambaran lengkap tentang pencapaian matematika dan
perkembangannya.
b.
Melibatkan siswa dalam proses penilaian dan memperhatikan tujuan
belajar yang berkelanjutan.
c.
Mengukur kemampuan sikap siswa sekaligus memberikan perbedaan
individu antara siswa.
d.
Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa.
e.
Dapat meningkatkan kemampuan evaluasi diri.
11
Sedangkan kelemahan penilaian portofolio antara lain:
a.
Waktu relatif lama.
b.
Banyak siswa dalam satu kelas.
c.
Penyediaan format-format yang digunakan secara lengkap dan detail
dapat juga menjebak. Siswa akan terjerumus kedalam suasana yang
kaku dan mematikan kreatifitas.
Contoh penilaian dengan portofolio:
Buatlah dua tipe bangun tiga dimensi yang mempunyai luas permukaan
sama!
Cara penskoran, misalnya:
No
2.
Materi
Skor
1.
Kesejajaran
2.
Teorema Pythagoras
3.
Bangun Persegi
Bobot
Skor Akhir
Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
Penilaian kinerja dikembangkan untuk mengetes kemampuan
siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilannya pada
berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Dalam penilaian kinerja
siswa diminta untuk mebangun respon, menghasilkan produk atau
menunjukkan hasil dari suatu kegiatan. Penskoran untuk penilaian kinerja
adalah dengan tes psikomotorik yang umumnya secara langsung ketika
siswa melakukan kerja (unjuk kerja) dan dapat diamati. Agar pengamatan
dapat dilakukan secara cermat dan objektif digunakan lembar
pengamatan (check list) yang berisi aspek-aspek keterampilan atau
tahanap-tahapan
yang
harus
dilakukan
dengan
masing-masing
mempunyai bobot sendiri.
Dalam memberikan tugas yang penilaiannya menggunakan
penilaian kinerja, guru harus mengikuti petunjuk berikut:
a. Tugas harus berpusat pada tujuan proses dalam penalaran.
b. Tugas harus sesuai dengan kurikulum.
12
c. Memberikan pemahaman yang realistis dan mendalam tentang
apakah yang diketahui siswa dan dilakukannya.
Penilaian kinerja perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik
untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b. Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan
khusus
yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan tugas.
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,
sehingga semau dapat diamati.
e. Kemampuan yang akan diamati diurutkan berdasarkan urutan
pengamatan.
Teknik penilaian kinerja yaitu :
a. Daftar cek; alternatif jawaban hanya ya dan tidak. Daftar cek ini akan
memudahkan penilai jika jumlah subjek yang diamati dalam jumlah
banyak.
b. Skala penilaian; kategori pemberian nilai lebih dari dua. Skala
pemberian nilai terentang dari sempurna sampai tidak sempurna.
Misalnya 1= tidak kompeten, 2= cukup kompeten, 3= kompeten, 4=
sangat kompeten.
Contoh Penilaian Kinerja:
Lingkarilah angka 5 jika sangat tepat, angka 4 jika tepat, angka 3 jika
agak tepat, angka 2 jika tidak depat dan angka 1 jika sangat tidak tepat.
Skala
5
4
Uraian
3
2
1
Menggambar persegi dalam kertas berpetak dengan
panjang sisi (b+c) satuan panjang
5
4
3
2
1
Menggambar empat segitiga siku-siku yang kongruen
dengan salah satu titik sudutnya di sisi persegi
(panjang sisi siku-siku b dan c satuan panjang)
13
5
4
3
2
1
Menghitung luas persegi baru yang berada di dalam
persegi yang besar (dengan panjang sisi a) yang
luasnya a2
5
4
3
2
1
Menggambar persegi lain yang ukurannya sama
dengan persegi pertama
3.
Penilaian Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban terealisasi
dalam bentuk tulisan. Penilaian tertulis adalah jenis tes dimana guru
dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal dilakukan secara
tertulis dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik dilakukan secara
tertulis pula.
Teknik penilaian tertulis:
a.
Soal dengan memilih jawaban, yaitu: pilihan ganda, dua pilihan (yatidak, benar-salah), dan menjodohkan.
b.
Soal dengan menyuplai jawaban, yaitu: isian singkat atau
melengkapi, uraian terbatas, uraian objektif/non objektif, dan uraian
terstuktur/non terstruktur.
4.
Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu/periode. Dalam
penilaian proyek perlu diperhatikan 3 hal, yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan karyanya
14
Bentuk penugasan kepada siswa secara kelompok untuk
melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan penerapan matematika.
Pada proyek untuk melakukan penilaian dengan rubrik penskoran, guru
perlu membuat rekaman. Ada berbagai macam bentuk rekaman antara
lain menggunakan diagram, daftar cek, skala penilaian dan rekaman
anekdotal. Rekaman anekdotal merupakan deskripsi singkat dari kejadian
tertentu, memuat perilaku yang diamati, latar dimana pengamatan
dilakukan, dan penafsiran terpisah dari kejadian. Rekaman bermanfaat
jika fokus pada kejadian yang bermakna, dicatat segera sesudah kejadian,
memuat informasi yang dapat dipahami kemudian, kejadian yang diamati
dan penafsirannya terpisah. Dalam proyek ada dua penilaian yaitu
penilaian proses dan penilaian produk.
a. Penilaian Proses (Kerjasama)
Tingkat
Standar untuk macam kerjasama
A.
Kerja untuk pencapaian tujuan kelompok
 Secara aktif membantu mengenali sasaran kelompok dan
4
bekerja keras untuk mencapainya
 Menyatakan bertanggung jawab terhadap kelompok dan
3
secara efektif melaksanakan tugas yang telah ditetapkan
 Menyatakan bertanggung jawab terhadap kelompok tetapi
2
tidak melaksanakan tugas yang telah ditetapkan
 Tidak bekerja untuk sasaran kelompok atau menentang
1
sasaran kelompok
B.
4
Mendemostrasikan secara efektif kemampuan sosial
 Secara aktif memajukan interaksi efektif, mengembangkan
gagasan, dengan kepekaan atas perasaan dan pengetahuan
anggota lain
 Berpartisipasi dalam kelompok tanpa desakan, menyatakan
gagasan dengan kepekaan atas perasaan dan pengetahuan
anggota lain
15
3
 Kepekaan atas perasaan dan pengetahuan anggota lain
2
 Berpartisipasi dalam kelompok desakan, atau menyatakan
gagasan tanpa kepekaan atas perasaan dan pengetahuan
anggota lain
1
 Tidak berpartisipasi dalam interaksi kelompok meski ada
desakan/ajakan atau menyatakan gagasan tanpa kepekaan atas
perasaan dan pengetahuan anggota lain
C. Menyumbang untuk memelihara kekompakkan kelompok
4
 Secara aktif membantu kelompok untuk mengubah atau
memodifikasi proses dalam kerja kelompok yang perlu dan
bekerja untuk melaksanakan perubahan tersebut
3
 Membantu mengidentifikasi perubahan atau modifikasi
proses dalam kerja kelompok yang perlu dan bekerja untuk
melaksanakan perubahan tersebut
2
 Saat didesak membantu mengidentifikasi perubahan atau
modifikasi proses dalam kerja kelompok yang perlu, minimal
ikut melaksanakan perubahan
1
 Tidak berusaha mengidentifikasi perubahan atau modifikasi
yang perlu meski didesak, atau menolak melakukan
perubahan
D. Melakukan secara efektif berbagai tugas dalam kelompok
4
 Secara efektif melakukan tugas ganda dalam kelompok
3
 Secara efektif melakukan dua tugas dalam kelompok
2
 Berusaha melakukan lebih dari satu tugas dalam kelompok
tetapi tidak begitu berhasil dengan tugas kedua
1
 Menolak melakukan lebih dari satu tugas dalam kelompok
b. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan
kualitas suatu produk. Penilaian jenis ini meliputi: penilaian kemampuan
16
peserta didik terhadap proses pembuatan suatu produk. Pengembangan
produk meliputi tiga tahap, yaitu:
a. Tahap persiapan; meliputi penilaian kemampuan siswa dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk
b. Tahap pembuatan produk; meliputi penilaian kemampuan siswa
dalam menyeleksi dan menggunakan alat, bahan, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk; meliputi penilaian produk siswa sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.
Teknik penilaian produk:
1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk.
Biasanya dilakukan pada tahap ketiga.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk. Hal ini
dilakukan pada setiap tahap/proses.
Penilaian Produk
Komponen
1.
Diskripsi masalah
2.
Metode penelitian
3.
Rekaman kerja
4.
Data
5.
Kesimpulan
6.
Laporan
Nilai poin
Jumlah
5.
Penilaian Sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu :
a.
Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki seseorang atau
penilaiannya terhadap suatu objek. Komponen yang penting dalam
aspek afektif yaitu sikap dan minat siswa terhadap pelajaran
matematika.
17
b.
Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek
c.
Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan objek sikap.
Komponen yang penting dalam aspek afektif yaitu sikap dan minat siswa
terhadap pelajaran matematika. Langkah-langkah penyusunan instrumen
afektif yaitu:
1) Pilih variabel afektif yang akan dinilai, misal: sikap
2) Pilih skala yang digunakan, misal: skala Linkert
3) Telaah instrumen oleh teman sejawat
4) Perbaiki instrumen
5) Siapkan inventari laporan diri
6) Skor inventori
7) Analisis hasil inventori skala sikap dan skala minat
Dalam pemberian skor untuk aspek afektif umumnya digunakan skala
yang mana rentangnya misal 1-5.
Contoh:
No
Pernyataan
1.
Matematika membuat saya berpikir
5
4
3
2
1
logis, sistematis dan tepat
2.
Saya tertarik dengan masalah-masalah
yang berhubungan dengan matematika
3.
Matematika adalah pelajaran yang
menyenangkan
Teknik penilaian sikap, yaitu :
a. Observasi perilaku; menggunakan buku catatan khusus tentang
kejadian-kejadian berkaitan dengan siswa.
b. Pertanyaan langsung; kita dapat menanyakan langsung tentang suatu
hal dimana jawaban yang tampil merupakan sikap peserta didik itu
terhadap objek sikap.
18
c. Laporan pribadi; peserta didik memberikan ulasan yang berisikan
ulasan tanggapan tentang suatu masalah.
6.
Penilaian Diri
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik
diminta untuk membuat penilaian terhadap dirinya sendiri berkaitan
dengan status, proses dan tingkat kompetensi yang dimilikinya.
Penilaian diri dapat membantu guru memahami keadaan siswa
untuk membantu memonitor kemajuan siswa. Dalam penilaian diri siswa
dilibatkan secara aktif dalam penilaian untuk melihat hasil belajarnya,
dan guru melibatkan secara aktif dalam penilaian untuk mengetahui
perkembangan tugas kegiatan belajar mengajarnya.
Refleksi penilaian diri yang benar adalah siswa sebagai guru pada
dirinya sendiri. Guru mendukung siswanya ke arah yang lebih baik.
Siswa membutuhkan petunjuk refleksinya dengan pertanyaan berikut :

Bagaimana saya merasakan pelajaran?

Apa yang saya temukan setelah saya belajar?

Apa langkah berikutnya?

Dalam hal apa saja saya membutuhkan perbaikan?
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penilaian
diri/evaluasi diri, yakni:
a. Menentukan standar kompetensi, kompetesi dasar dan pencapaian
indikator yang akan dinilai.
b. Menentukan
kriteria
yang
akan
digunakan
merancang dan
merumuskan format penilaian (pedoman penskoran, skala penilaian,
kriteria penilaian, dan lain-lain).
c. Meminta peserta didik melakukan evaluasi diri.
d. Guru menganalisis hasil penilaian secara acak.
e. Hasil evaluasi diri peserta didik dapat disampaikan kepada peserta
didik (Anonim, Juni 2010).
19
Keuntungan penggunaan penilaian diri :
a. Dapat menumbuh kembangkan rasa percaya diri peserta didik, karena
mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri.
b. Peserta didik mengetahui kemampuan dam kelemahan dirinya
c. Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk
berbuat jujur.
E. Penilaian Berkelanjutan dan Jenis Tagihan
Sistem penilaian berbasis kemampuan dasar merupakan sistem
penilaian yang direncanakan dalam sistem penilaian berkelanjutan. Penilaian
berkelanjutan adalah penilaian yang melibatkan semua indikator melalui
pengembangan soal yang terkait, hasilnya dianalisis untuk menentukan
kemampuan dasar mana yang telah atau belum dimiliki siswa serta kesulitankesulitan yang dihadapinya. Penilaian berkelanjutan mendukung upaya
memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri.
Untuk
mengevaluasi
hasil
pembelajaran
berdasarkan
prinsip
kontinuitas diperlukan tagihan kepada siswa untuk mengetahui penguasaan
materi pembelajaran yang dilakukan. Tagihan adalah cara bagaimana ujian
(penilaian) dilakukan. Jenis tagihan yang dapat dilakukan, antara lain :
1.
Ulangan Harian
Ulangan harian dilakukan secara periodik dan umumnya diberikan
setelah selesainya satu atau dua materi pelajaran. Fungsinya untuk
mengukur siswa setelah belajar satu kompetensi dasar.
2.
Tugas Kelompok
Tugas kelompok dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk
mengembangkan latihan kerja serta digunakan untuk menilai kompetensi
kerja kelompok.
3.
Pekerjaan Rumah
Tugas pekerjaan rumah dimaksudkan untuk mengulang materi pelajaran
yang telah dijelaskan di sekolah. Soal yang diberikan merupakan
pengembangan dari contoh yang diberikan.
20
4.
Kuis
Kuis merupakan tes yang membutuhkan waktu singkat yang berkisar
antara 10-15 menit. Pertanyaan hanya merupakan hal yang prinsip saja
dan bentuk jawabannya merupakan isian singkat.
5.
Tugas Individu
Tugas ini dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk
pembuatan
kliping, makalah, dan yang sejenisnya. Tugas ini
dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk mengembangkan wawasan
dan kemampuan berfikir.
6.
Tes Lisan
Pertanyaan yang diberikan berupa pengetahuan atau pemahaman tentang
konsep, prinsip, atau teorema.
7.
Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan tes yang diberikan kepada siswa
pada pertengahan semester dengan bahan beberapa pokok bahasan yang
telah diberikan.
8.
Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester merupakan tes yang diberikan kepada siswa pada
akhir semester dengan bahan semua pokok bahasan yang telah diberikan.
Materi yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal. Bentuk soal dapat berupa
uraian objektif atau campuran pilihan ganda dan uraian objektif.
9.
Responsi atau Ujian Praktik
Bentuk
ini
dipakai
untuk
mata pelajaran
yang ada
kegiatan
praktikumnya. Ujian responsi bisa dilakukan di awal praktik atau akhir
praktik.
10. Laporan Kerja Praktik
Bentuk
ini
dipakai
untuk
mata pelajaran
yang ada
kegiatan
praktikumnya. Siswa biasa diminta untuk mengamati suatu gejala dan
melaporkannya. Bentuk instrumen dapat dikatagorikan menjadi dua,
yaitu tes dan non tes.
21
F. Kelebihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1.
Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan
pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman
kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di
lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Dengan
adanya penyeragaman ini, sekolah di kota sama dengan sekolah di daerah
pinggiran maupun di daerah pedesaan. Penyeragaman kurikulum ini juga
berimplikasi pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di daerah pertanian
sama dengan sekolah yang daerah pesisir pantai, sekolah di daerah
industri sama dengan di wilayah pariwisata. Oleh karenanya, kurikulum
tersebut menjadi kurang operasional, sehingga tidak memberikan
kompetensi yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri
dan keunggulankhas yang ada di daerahnya. Untuk itulah kehadiran
KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap
mutu dunia pendidikan di Indonesia.
2.
Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah
untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan
program-program pendidikan.
Dengan berpijak pada panduan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah yang dibuat oleh BNSP, sekolah diberi
keleluasaan
untuk
merancang,
mengembangkan,
dan
mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi,
dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah.
Sekolah bisa mengembangkan standar yang lebih tinggi dari standar isi
dan standar kompetensi lulusan.
22
3.
KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitik beratkan
dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi
kebutuhan siswa.
Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang
tertuang dalam Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi (SI) dan Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi
Lulusan
(SKL),
sekolah
diwajibkan
menyusun
kurikulumnya sendiri. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu
memungkinkan sekolah menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu
yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh misalnya,
sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih memfokuskan
pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang
kepariwisataan lainnya.
4.
KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20%.
Dengan diberlakukannya KTSP itu nantinya akan dapat
mengurangi beban belajar sebanyak 20% karena KTSP tersebut lebih
sederhana. Di samping jam pelajaran akan dikurangi antara 100-200 jam
per tahun, bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa pun akan
dikurangi. Meskipun terdapat pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar,
KTSP tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa.
5.
KTSP memberikan peluang yang lebih jelas kepada sekolah-sekolah plus
untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Pola kurikulum baru (KTSP) akan memberi angin segar pada
sekolah-sekolah yang menyebut dirinya nasional plus. Sekolah-sekolah
swasta yang kini marak bermunculan itu sejak beberapa tahun terakhir
telah
mengembangkan
variasi
atas
kurikulum
yang
ditetapkan
pemerintah. Sehingga ketika pemerintah kemudian justru mewajibkan
adanya pengayaan dari masing-masing sekolah, sekolah-sekolah plus itu
jelas akan menyambut gembira.
23
6.
Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
7.
Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi
sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
8.
Menggunakan
pendekatan
kompetensi
yang
menekankan
pada
pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang
berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
9.
Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik
kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian,
sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan
kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
10. Satuan
pendidikan
mengembangkan
diberikan
silabus
keleluasaan
mata
untuk
pelajaran
menyusun
sehingga
dan
dapat
mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta
didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
11. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar siswa.
12. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar
sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi
peserta didik.
G. Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1.
Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
Pola penerapan KTSP atau kurikulum 2006 terbentur pada masih
minimnya kualitas guru dan sekolah. Sebagian besar guru belum bisa
diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatif untuk
menjabarkan panduan kurikulum itu (KTSP), baik di atas kertas maupun
di depan kelas. Selain disebabkan oleh rendahnya kualifikasi, juga
24
disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas
guru.
2.
Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif
merupakan salah satu syarat yang paling urgen bagi pelaksanaan KTSP.
Sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan
pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas
penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP.
3.
Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif
baik konsepnya, penyusunannya maupun praktiknya di lapangan
Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu
memahami dan menguasai KTSP dapat disebabkan karena pelaksanaan
sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh. Jika tahapan
sosialisasi tidak dapat tercapai secara menyeluruh, maka pemberlakuan
KTSP secara nasional yang targetnya hendak dicapai paling lambat tahun
2009 tidak memungkinkan untuk dapat dicapai.
4.
Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran
akan berdampak berkurangnya pendapatan para guru.
Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan
menambah
persoalan
di
dunia
pendidikan.
Selain
menghadapi
ketidaksiapan sekolah berganti kurikulum, KTSP juga mengancam
pendapatan para guru. Sebagaimana diketahui rekomendasi BSNP terkait
pemberlakuan KTSP tersebut berimplikasi pada pengurangan jumlah jam
mengajar. Hal ini berdampak pada berkurangnya jumlah jam mengajar
para guru. Akibatnya, guru terancam tidak memperoleh tunjangan profesi
dan fungsional.
25
LATIHAN SOAL
1. Untuk mengetahui penguasaan materi pembelajaran oleh siswa-siswanya,
guru perlu melakukan .…
a. Tagihan
b. Tes mendadak
c. Ujian susulan
d. Ujian paket
e. Persentasi
2. Laporan Kerja Praktik adalah salah satu dari jenis .…
a. Tagihan
b. Ujian
c. Ulangan harian
d. Laporan tugas
e. Laporan untuk guru
3. Jenis tagihan yang tidak dapat dilakukan dalam mata pelajaran matematika
adalah .…
a. Ujian semester
b. UTS
c. Kuis
d. Laporan Kerja Praktik
e. LKS
4. KTSP adalah singkatan dari .…
a. Kurikulum Tingkat Sekolah Pertama
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
c. Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan
d. Kompetensi Tinggi Sekolah Pertama
26
e. Kurikulum Tinggi Sekolah Pendidikan
5. KTSP diterapkan pertama kali pada tahun .…
a. 2004
c. 2006
b. 2005
d. 2007
e. 2008
6. Alasan pemerintah menerapkan sistem KTSP pada sekolah-sekolah adalah
….
a. Untuk menyeragamkan kurikulum di seluruh Indonesia agar para
penerus bangsa mendapatkan pendidikan yang layak dan merata
b. KTSP lebih cocok untuk diterapkan di indonesia dari pada kurikulum
yang lain
c. KTSP dapat membuat siswa-siswa bersaing untuk berprestasi dan
mendapat mewujudkan cita-cita bangsa sesuai pada Pembukaan UUD
1945
d. Penyeragaman kurikulum menjadikan sekolah kurang operasional,
sehingga tidak memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas yang ada di
daerahnya
e. Agar guru dapat menuangkan kreativitasnya dalam membuat dan
mengembangkan kurikulum yang cocok untuk sekolahnya
7. KTSP diterima dengan baik oleh sekolah-sekolah unggulan karena…
a. KTSP memberikan peluang yang lebih jelas kepada sekolah-sekolah
plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
b. KTSP memberikan kebebasan guru untuk bereksperimen
c. KTSP sangat menguntungkan bagi guru dan siswa bila diterapkan
d. KTSP menjadikan para guru lebih kreatif dan aktif untuk membantu
siswanya dalam menguasai materi
e. KTSP sangat cocok dan baik jika diterapkan di sekolah-sekolah
unggulan
8. Tugas guru menurut KTSP adalah .…
a. Guru sebagai pengajar, pelatih, pembuat kurikulum dan pembimbing
27
b. Guru
sebagai
pengajar,
pembimbing,
pelatih,
fasilitator
dan
pengembang kurikulum
c. Guru sebagai pengajar, pembimbing, fasilitator, pelatih dan mengatur
para siswa
d. Guru sebagai motivator, pengembang kurikulum, pembuat kurikulum
dan mengajar siswa
e. Guru sebagai pamong, motivator, pembimbing, fasilitator dan pengajar
9. Di dalam penerapannya, banyak guru yang kurang setuju dengan
bergantinya kurikulum lama dengan KTSP terutama guru honorer dan
guru swasta karena .…
a. Sangat susah diterapkan pada siswa didiknya
b. Tugas-tugas guru menjadi sangat banyak
c. Para guru malas untuk mempelajari kurikulum yang baru
d. Gaji atau upah para guru harus berkurang akibat dari berkurangnya
jam pelajaran
e. Guru menjadi bingung jika terus berganti-ganti kurikulum
10. Yang bukan termasuk jenis tagihan untuk siswa adalah .…
a. Ulangan Akhir Semester
b. Ulangan Harian
c. LKS
d. Laporan Kerja Praktik
e. Tes Lisan
11. Salah satu kelebihan KTSP adalah .…
a. Mudah diterapkan di sekolah manapun
b. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan
c. Membuat siswa lebih bersemangat untuk mendapatkan prestasi yang
tinggi
d. Sangat sulit diterapkan disekolah-sekolah
e. Mendorong siswa agar lebih kreatif dan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar
28
12. BSNP adalah singkatan dari .…
a. Badan Sekolah Nasional Pendidikan
b. Badan Sistem Nasional Pertama
c. Badan Standar Negeri Pendidikan
d. Badan Sekolah Negeri Pendidikan
e. Badan Standar Nasional Pendidikan
13. Kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan
oleh
setiap
satuan
pendidikan
yang
sudah
siap
dan
mampu
mengembangkannya, adalah pengertian dari ....
a. Kurikulum 1974
b. Kurikulum 1979
c. Kurikulum Berbasis Kompetensi
d. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
e. Kurikulum 1994
14. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diatur oleh ....
a. UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 35
b. UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36
c. UU No.21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 35
d. UU No.21 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36
e. UU No.22 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 35
15. Pengembangan KTSP berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum
yang disusun oleh BSNP dengan mengacu pada ....
a. Standar Kompetensi
b. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan
c. Kompetensi Dasar
d. Kurikulum dan Standar Isi
e. Kurikulum dan Standar Kompetensi Kelulusan
16. Di bawah ini yang bukan merupakan prinsip dalam mengembangkan
KTSP adalah ....
a. Menyeluruh dan berkesinambungan
b. Belajar sepanjang hayat
29
c. Beragam dan terpadu
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e. Seimbang antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum
17. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
Pernyataan tersebut merupakan salah satu prinsip pengembangan KTSP,
yaitu ....
a. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
b. Beragam dan terpadu
c. Menyeluruh dan berkesinambungan
d. Belajar sepanjang hayat
e. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
18. Berikut ini merupakan pelaksanaan pembelajaran :
i)
Pre test
ii) Pembentukan kompetensi
iii) Post test
iv) Kuis
Yang merupakan pelaksanaan pembelajaran KTSP adalah ....
a. i, ii, dan iii
b. i, ii, dan iv
c. i, iii, dan iv
d. ii, iii, dan iv
e. Semua benar
19. Kegiatan yang dilakukan pada akhir pelaksanaan pembelajaran yang
kegunaannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang ditentukan serta sebagai bahan acuan untuk melakukan
perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran baik terhadap perencanaan,
pelaksanaan maupun evaluasi adalah ….
a. Pre test
b. Pembentukan kompetensi
30
c. Post test
d. Kuis
e. Pengayaan
20. i) Valid
ii) Mendidik
iii) Berorientasi pada kometensi
iv) Adil
Hal-hal di atas termasuk pada ....
a. Prinsip pengembangan KTSP
b. Pelaksanaan pembelajaran KTSP
c. Prinsip sistem penilaian KTSP
d. Ragam penilaian KTSP
e. Penilaian portofolio
21. Penilaian dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk
mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa, merupakan pengertian
dari ....
a.
Valid
b.
Berorientasi pada kompetensi
c.
Berkesinambungan
d.
Terbuka
e.
Variatif
22. i) Valid
ii) Adil
iii) Berorientasi pada kometensi
iv) Beragam
v) Kreatif
Yang tidak termasuk pada prinsip sistem penilaian KTSP adalah ....
a. i dan ii
b. i dan iii
c. ii dan iii
d. iv dan v
31
e. i dan v
23. Berikut adalah gagasan dari portofolio yang telah diterima secara luas,
kecuali ....
a.
Portofolio menyajikan perkembangan dan belajar siswa secara
berkelanjutan.
b.
Portofolio menyajikan tujuan dari guru dan siswa sekaligus.
c.
Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih.
d.
Portofolio melibatkan pekerjaan siswa yang sesungguhnya.
e.
Portofolio tidak memperlihatkan bukti refleksi diri siswa.
24. Kemampuan
mengidentifikasi
pola,
membuat
dugaan,
menulis
pembuktian, menjelaskan mengapa dan bagaimana, dan merumuskan
sesuatu, merupakan aspek yang harus diperhatikan yaitu ….
a.
Penyelesaian masalah
b.
Penalaran
c.
Komunikasi
d.
Evaluasi
e.
Khayalan
25. Keuntungan portofolio sebagai alat penilaian, kecuali ….
a.
Memberikan gambaran lengkap tentang pencapaian matematika dan
perkembangannya.
b.
Melibatkan siswa dalam proses penilaian dan memperhatikan tujuan
belajar yang berkelanjutan.
c.
Mengukur kemampuan sikap siswa sekaligus memberikan perbedaan
individu antara siswa.
d.
Dapat digunakan untuk mendokumentasikan prestasi siswa.
e.
Dapat menurunkan kemampuan evaluasi diri.
26. i) Waktu relatif lama
ii) Banyak siswa dalam satu kelas
iii) Penyediaan format-format yang digunakan secara lengkap dan detail
dapat juga menjebak.
32
Yang merupakan kelemahan penilaian portofolio adalah ….
a. i dan iii
b. ii dan iii
c. i dan ii
d. Semua benar
e. Semua salah
27. Penilaian yang digunakan untuk mengetes kemampuan siswa dalam
mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilannya pada berbagai
situasi nyata dan konteks tertentu ….
a. Penilaian portofolio
b. Penilaian kinerja
c. Penilaian tertulis
d. Penilaian proyek
e. Penilaian preses
28. i) Daftar cek
ii) Soal Pilihan Ganda
iii) Skala Penilaian
iv) Soal Esay
Berikut adalah teknik penilaian kinerja yang benar ….
a. i dan ii
b. i dan iv
c. i dan iii
d. iii dan iv
e. ii dan iv
29. Jenis tes dimana guru dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal
dilakukan secara tertulis dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik
dilakukan secara tertulis pula disebut ….
a. penilaian kinerja
b. penilaian produk
c. penilaian sikap
d. penilaian diri
33
e. penilaian tertulis
30. Kemampuan pengelolaan, relevansi, dan keaslian merupakan hal yang
perlu diperhatikan dalam ….
a. penilaian tertulis
b. penilaian portofolio
c. penilaian proyek
d. penilaian produk
e. penilaian diri
31. Penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk ….
a. penilaian tertulis
b. penilaian portofolio
c. penilaian proyek
d. penilaian produk
e. penilaian diri
32. Berikut adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan
penilaian diri :
i)
Menentukan standar kompetensi, kompetesi dasar dan pencapaian
indikator yang akan dinilai.
ii) Meminta peserta didik melakukan evaluasi diri.
iii) Menentukan
kriteria
yang
akan
digunakan
merancang
dan
merumuskan format penilaian
iv) Hasil evaluasi diri peserta didik dapat disampaikan kepada peserta
didik.
v) Guru menganalisis hasil penilaian secara acak.
Urutan yang benar adalah ….
a. iii, i, ii, v, iv
b. i, iii, ii, iv, v
c. i, iii, ii, v, iv
d. ii, i, iii, v, iv
e. ii, iii, i, iv, v
34
JAWABAN
1.
A
11. B
21. E
2.
A
12. E
22. D
3.
D
13. D
23. E
4.
B
14. B
24. B
5.
C
15. B
25. E
6.
D
16. E
26. D
7.
A
17. B
27. B
8.
B
18. A
28. C
9.
D
19. C
29. E
10. C
20. C
30. C
31. D
32. C
35
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat (2008). Penilaian Hasil Belajar. Tersedia online pada
http://akhmadsudrajat.wordpress.com.2008/05/01/penilaian-hasil-belajar.
Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta : Dharma Bakti
Depdiknas (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA. Tersedia online
pada http://www.puskur.co.id , Juli 2010.
Hudojo, Herman. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Kusno. 2005. Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Purwokerto : UMP
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Grasindo.
Matematika. JICA. Universitas Negeri Malang
Suherman.E. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Bandung.
Depdikbud
36
Download