MATERI PEDAGOGI BAGIAN 2: PENGEMBANGAN KURIKULUM Devisi Akademik Sub Rayon 138 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2016 Materi Pedagogi • Pendalaman materi pedagogik mencakup: (1) pengenalan karakter dan pengembangan potensi peserta didik; (2) pengembangan kurikulum, (3) teori belajar dan model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa; dan (4) penilaian pembelajaran. • Pembelajaran diawali dengan pertanyaan penjajagan oleh instruktur. Instruktur perlu memperhatikan materi yang relevan dengan kisi-kisi PLPG 2016 melalui pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran antara lain discovery learning, inquiry learning, problem based learning, dan/atau project based learning. Skenario Pembelajaran • Instruktur memfasilitasi peserta untuk mengidentifikasi problematika pembelajaran yang terkait dengan materi kisi-kisi PLPG yang dianggap sulit, baik dalam memahami maupun cara mengajarkannya selama mereka menjadi guru melalui penayangan video pembelajaran, gambar, wacana atau objek lain yang relevan. • Instruktur memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan permasalahan yang relevan. • Instruktur memfasilitasi dalam menggali informasi untuk menemukan alternatif solusi dalam pemecahan masalah. • Instruktur memfasilitasi pembelajaran kolaboratif melalui kerja kelompok dan peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok secara lisan/poster/unjuk kerja/gesture. • Instruktur melakukan konfirmasi/penguatan terhadap hasil kerja dan diskusi kelompok. • Instruktur memberikan tugas-tugas mandiri untuk materi yang memerlukan pendalaman lebih lanjut. Pengantar Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2002: SNP) Begitu startegisnya fungsi kurikulum bagi penentuan nasib masa depan anak bangsa yang dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional, maka banyak pihak yang berkepentingan terhadap isi, implementasi, dan dampak pemberlakuan kurikulum sehingga setiap pergantian kurikulum di Indonesia selalu mengundang pro dan kontra. (Lihat Kasus Kurikulum 1984, 1994, 2004, 2006, 2013, dan Revisi 2013) Perkembangan Kurikulum di Indonesia 1975 Kurikulum Sekolah Dasar 1947 Rencana Pelajaran → Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai 1994 Kurikulum 1994 1968 Kurikulum Sekolah Dasar 1945 1955 1965 1975 1985 1995 1984 Kurikulum 1984 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) 2004 Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2013 ‘Kurikulum 2013 dan revisinya’ 2005 2016 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1997 Revisi Kurikulum 1994 5 Landasan Pengembangan Kurikulum Filosofis • Nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat. • Trisakti dan Nawacita: Misi ke 7 Yuridis • UU Sisdiknas, RPJMN 2010-2014 Sektor Pendidikan, Kerangka Strategis Mendikbud 2015-2019. • PP 19 Tahun 2005: Standar Nasiona Pendidikan • Model Kurikulum Berbasis Kompetensi Psikopeda• Pembelajara Aktif dan Penilaian Autentik gogis • Hasil Kajian K. 2006 dan K. 2013 versi awal Disesuaikan dgn perkembg IPTEK dan Tantangan Abad 21, serta globalisasi Upaya ke arah peningkatan pendidikan SDM yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional. Tuntutan & kebutuhan masyarakat Tantangan Pengembangan Kurikulum Tantangan Masa Depan Kompetensi Masa Depan • Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA • Masalah lingkungan hidup • Kemajuan teknologi informasi • Konvergensi ilmu dan teknologi • Ekonomi berbasis pengetahuan • Kebangkitan industri kreatif dan budaya • Pergeseran kekuatan ekonomi dunia • Pengaruh dan imbas teknosains • Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan • Materi TIMSS dan PISA • Kemampuan berkomunikasi • Kemampuan berpikir jernih dan kritis • Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan • Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab • Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda • Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal • Memiliki minat luas dalam kehidupan • Memiliki kesiapan untuk bekerja • Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya • Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan Persepsi Masyarakat • Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, kurang pada Karakter • Beban siswa terlalu berat Perkem. Pengtahuan dan Pedagogi • Neurologi • Psikologi • Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning Fenomena Negatif yang Mengemuka Perkelahian pelajar Narkoba Korupsi Plagiarisme Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..) Gejolak masyarakat (social unrest), Terorisme 8 Kerangka Kompetensi Abad 21 Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 Kehidupan dan Karir • Berinisiatif dan mandiri • Keterampilan sosial dan budaya • Produktif dan akuntabel • Kepemimpinan & tanggung jawab Pembelajaran dan Inovasi • Kreatif dan inovasi • Berfikir kritis • Komunikasi dan kolaborasi Informasi, Media and Teknologi • Melek informasi • Melek Media • Melek TIK Kerangka ini menunjukkan bahwa berpengetahuan [melalui core subjects] saja tidak cukup, harus dilengkapi: -Berkemampuan kreatif kritis -Berkarakter kuat [bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif, adaptif,...] Disamping itu didukung dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21 Ciri Abad 21 Informasi (Kurtzweil Goegle) (tersedia dimana saja, kapan saja) Komputasi (Moore-Koomey Intel) (lebih cepat memakai mesin) Otomasi (Ford Mobil) (menjangkau segala pekerjaan rutin) Komunikasi (Metcalfe Ekonom) (dari mana saja, ke mana saja) Model Pembelajaran Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah [menanya], bukan hanya menyelesaikan masalah [menjawab] Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir prosedural dan metakognitif bukan melaksanakan kegiatan mekanistis [rutin] Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah Pengetahuan (Ackoff Manajemen) (dibentuk melalui data informasi) Diseminasi (Horowitz Manajemen) (Nilai informasi = sebarannya) Pembelajaran berbasis aktivitas melalui pengamatan dan pengolahan serta hasilnya berupa ciptaan yang dikomunikasikan Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: • 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. • Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Pembelajaran berbasis • Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: kecerdasan tidak akan - Observing [mengamat] Questioning [menanya] Personal Experimenting [mencoba] Associating [menalar] Networking [Membentuk jejaring] memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%) Interpersonal Berbasis Aktivitas: Dengar/Lihat Amati Lakukan Sajikan Kerangka Ackoff: Data Informasi Pengetahuan Kearifan TRISAKTI DAN NAWACITA Visi: Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong Misi ke-7: Masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan Nawacita ke 8 dan 9: 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Program Aksi (Berkepribadian dalam Bidang Kebudayaan): 1. Berkomitmen mewujudkan pendidikan sebagai pembentuk karakter bangsa 2. Memperteguh kebhinekaan Indonesia dan memperkuat restorasi sosial Pemanfaatan dan Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013 Permasalahan Ketidakselarasan antara KI-KD dengan silabus, pedoman mata pelajaran, dan buku. Kompleksitas pembelajaran dan penilaian pada Sikap Spiritual dan Sikap Sosial. Pembatasan kemampuan siswa melalui pemenggalan sebaran taksonomi antar jenjang. Hasil Perbaikan Penyelarasan antara KI-KD dengan silabus, dan buku. Penataan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan Mata Pelajaran PPKn, pembelajaran dan penilaian hasil belajar Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pemenggalan taksonomi berdasarkan jenjang pendidikan. Perbaikan kurikulum berdasarkan pada prinsip; mudah dipelajari, mudah diajarkan, terukur, dan bermakna untuk dipeljari. TINGKATAN TAKSONOMI BERPIKIR (ANDERSON, 2001) Substansi Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013 Kerangka Penyusunan KD Lama Mencipta Mengevaluasi SMA/SMK Menganalisis Menerapkan SMP Memahami Mengingat SD Dimensi Proses Berpikir SMA/SMK Keluasan & Kedalaman SMP Faktual SD Kerangka Penyusunan KD Revisi Konseptual Prosedural Pro Metakognitif PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL 4. Penyesuaian Beban 3. Penguatan Proses KBK 2004 KTSP 2006 2. Pendalaman dan Perluasan Materi 1. Penataan Pola Pikir dan Tata Kelola KURIKULUM 2013 dan Revisinya 21 21 Elemen Perubahan pada Kurikulum 2013 Elemen Perubahan 22 Kerangka Strategis Mendikbud 2015-2019 Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Dilandasi Semangat Gotong Royong STRATEGI 1 Penguatan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan ▪Menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan. ▪Memberdayakan pelaku budaya dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan. ▪Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian. STRATEGI 2 Peningkatan Mutu dan Akses ▪Meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian Wajib Belajar 12 tahun. ▪Meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang terpinggirkan. ▪Fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, penguatan praktik baik, dan inovasi. STRATEGI 3 Pengembangan Efektivitas Birokrasi melalui Perbaikan Tatakelola dan Pelibatan Publik ▪Melibatkan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan dengan berbasis data, riset, dan bukti lapangan. ▪Membantu penguatan kapasitas tatakelola pada birokrasi pendidikan di daerah. ▪Mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional. ▪Fokus kebijakan dimulai dari mewujudkan birokrasi Kemdikbud RI yang menjadi teladan dalam tatakelola yang bersih, efektif, dan efesien serta melibatkan publik. Sasaran Penerapan Kurikulum Secara Nasional 1 Mengembangkan kurikulum nasional sebagai acuan minimal di semua sekolah di Indonesia yang terintegrasi di dalam kurikulum setiap sekolah 2 Memberikan ruang bagi pengembangan ragam kurikulum daerah berbasis keunggulan lokal 3 Meningkatkan kapasitas sekolah (termasuk guru) dalam menerapkan kurikulum nasional dalam tahap selanjutnya secara mandiri mengembangkan kurikulum sekolah sesuai konteks kebutuhannya 4 Mendorong pengayaan materi dan alat ajar pendukung kurikulum yang bermutu dan beragam 5 Menumbuhkan Siswa sebagai warganegara Indonesia serta bagian dari masyarakat dunia yang berkarakter dan bertaqwa melalui kurikulum nasional yang utuh Kurikulum yang diperbaiki adalah Kurikulum 2013. Nama kurikulum nasional yang digunakan tetap Kurikulum 2013. Proses Pengembangan Dokumen Kurikulum KESIAPAN PESERTA DIDIK TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL KEBUTUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN Kurikulum yang berlaku secara nasional KERANGKA DASAR KURIKULUM (Filosofis, Yuridis, Konseptual) STRUKTUR KURIKULUM STANDAR PROSES KEMDIKBUD STANDAR ISI STANDAR PENILAIAN SEKOLAH SILABUS PENDAMPINGAN DAN OTORISASI PENGEMBANGAN OPSI TEMPLATE SILABUS, BUKU SISWA DAN GURU SERTA MATERI AJAR BERMUTU RPP MATERI DAN ALAT AJAR KURIKULUM TINGKAT DAERAH DAN SEKOLAH (Pilihan, Terintegrasi dengan Keunggulan Lokal) Aktivitas 1 1. Bentuk Kelompok dengan anggota 4 orang! 2. Diskusikan dalam kelompok mengapa kurikulum harus berubah? Apakah karena hanya latah ganti Kabinet ganti kurikulum? 3. Waktu 20 menit 4. Laporkan dalam forum diskusi kelas! Elemen 1 Standar Kompetensi Lulusan Pengertian • Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan (SD, SMP, SMA/K) yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. • SKL digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. PT SMA/K SMP SD Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960). 30 Pengembangan Kompetensi pada Kurikulum Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian SMA SMA/SMK SMP Kompetensi SD Pra Sekolah SMK Sikap Spiritual Sikap Sosial Pengetahuan Keterampilan • Berjenjang (Stages) • Berurut (Sequences) • Keluasan dan Kedalaman (Scope) • Memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik Kompetensi Pra Sekolah Dimensi Nilai Agama dan Moral Fisik Motorik Kognitif* Bahasa - Bahasa - Belajar - Mengenal nilai agama yang dianut - Mengerjakan ibadah - Berperilaku jujur - Penolong - Sopan - Hormat - Sportif - Menjaga kebersihan diri dan lingkungan - Mengetahui hari besar agama - Menghormati dan toleran terhadap agama orang lain. - Motorik kasar, kemampuan gerakan tubuh - Motorik halus, kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri; - Kesehatan dan perilaku keselamatan dan penyelesaian masalah sederhana - Berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal sebabakibat - Berfikir simbolik, kemampuan mengenal, menyebutkan, menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf, dan mampu merepresentasikan berbagai benda dan imajinasinya bentuk gambar. reseptif, kemampuan memahami cerita, perintah, aturan, menyenangi dan menghargai bacaan - mengekspresikan bahasa, kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, menceritakan kembali yang diketahui, belajar bahasa pragmatik, mengekspresikan perasaan, ide, dan keinginan dalam bentuk coretan - keaksaraan, pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk huruf,. SosialEmosional Seni - Kesadaran diri, memperlihatkan kemampuan diri, mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan orang lain - Rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain - perilaku prososial, kemampuan bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi, serta menghargai hak dan pendapat orang lain; bersikap kooperatif, toleran, dan berperilaku sopan. - mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, - berimajinasi dengan gerakan - Musik, drama - beragam bidang seni lainnya dan mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama. Kompetensi Sekolah Dasar Dimensi Sikap - Beriman dan Berakhlak mulia - Memiliki ilmu (terdidik) - Percaya diri - Bertanggung jawab - Harmonis dengan lingkungan sosial dan alam Pengetahuan - Agama, IPTEKS dan Budaya: - Faktual - Konseptual - Prosedural - Metakognitif Keterampilan - Berpikir (LOT-HOT) - Psiko-motorik - Berbasis pengetahuan Implementasi dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan; memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan. Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Dimensi - Sikap Pengetahuan Beriman dan Berakhlak mulia Memiliki ilmu (terdidik) Percaya diri Bertanggung jawab - Agama, IPTEK, Seni dan Budaya: - Faktual - Konseptual - Prosedural - Metakognitif Keterampilan - Berpikir (LOT-HOT) - Psiko-motorik - Berbasis pengetahuan Implementasi dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan; memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan. Kompetensi Sekolah Menengah Atas Dimensi Sikap - Beriman dan Berakhlak mulia - Memiliki ilmu (terdidik) - Percaya diri - Bertanggung jawab Pengetahuan - Agama, IPTEK, Seni dan Budaya: - Faktual - Konseptual - Prosedural - Metakognitif Keterampilan - Berpikir (LOT-HOT) - Psiko-motorik - Berbasis pengetahuan Implementasi dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan; memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan. Kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan Dimensi Sikap - Beriman dan Berakhlak mulia - Memiliki Ilmu (terdidik) - Percaya diri - Bertanggung jawab Pengetahuan - Agama, IPTEK, Seni dan Budaya: - Faktual - Konseptual - Prosedural - Metakognitif Keterampilan - Berpikir (LOT-HOT) - Psiko-motorik - Berbasis pengetahuan Implementasi dimensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan; memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan. Elemen 2 Standar Isi Pengertian • Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (TK, SD, SMP, dan SMA/K). FUNGSI DAN TUJUAN (PP 32 Tahun 2013 ) Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar. Kompetensi Inti dimaksud pada mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan Pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan. 39 FUNGSI DAN TUJUAN (PP 32 Tahun 2013 ): 1/2 Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti. Kompetensi Dasar dikembangkan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, mata pelajaran atau mata kuliah sesuai dengan Kompetensi inti. 40 Tujuan Pendidikan Nasional (Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003) Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Sikap Sosial berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab Pengetahuan berilmu Keterampilan cakap dan kreatif Materi dan Pembelajaran SD Kelas Rendah (I-III) Kelas Atas (IV-VI) Masing-masing terdiri atas 8 Tema Setiap tema terdiri atas 4 subtema Setiap subtema terdiri atas 6 unit pembelajaran Masing-masing terdiri atas 9 Tema Setiap tema terdiri atas 3 subtema Setiap subtema terdiri atas 6 unit pembelajaran Pembelajaran Tematik Terpadu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Contoh Tema Kelas I Tema 1 Tema 2 Tema 3 Tema 4 Tema 5 Tema 6 : Diriku : Kegemaranku : Kegiatanku : Keluargaku : Pengalamanku : Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri Tema 7 : Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku Tema 8 : Peristiwa Alam Kelas IV Tema 1 : Indahnya Kebersamaan Tema 2 : Selalu Berhemat Energi Tema 3 : Peduli Terhadap Makhluk Hidup Tema 4 : Berbagai pekerjaan Tema 5 : Pahlawanku Tema 6 : Indahnya Negeriku Tema 7 : Cita - citaku Tema 8 : Tempat Tinggalku Tema 9 : Makananku Sehat dan Bergizi Materi/Mata Pelajaran SMP Kelas VII-IX Kelompok A Pendidikan Agama dan Budi Pekerti PPKn Bahasa Indonesia Matematika IPA Terpadu IPS Terpadu Bahasa Inggris Kelompok B Seni dan Budaya PJOK Prakarya Orientasi Pembelajaran Aplikatif Pengembangan kemampuan berpikir Kemampuan belajar Membangun rasa ingin tahu Pengembangan sikap peduli Bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Materi/Mata Pelajaran SMA Kelas X-XII Kelompok A Pendidikan Agama dan Budi Pekerti PPKn Bahasa Indonesia Sejarah Indonesia Matematika Bahasa Inggris Kelompok B Seni dan Budaya PJOK Prakarya Kelas X-XII (Peminatan) Kelompok C - Matematika dan Ilmu Alam: Matematika Biologi Fisika Kimia - Ilmu-ilmu Sosial Geografi Sejarah Ekonomi Sosiologi - Bahasa dan Budaya Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa dan Sastra Asing Lainnya Antropologi Materi/Mata Pelajaran SMK Kelas X-XII Kelompok A Pendidikan Agama dan Budi Pekerti PPKn Bahasa Indonesia Sejarah Indonesia Matematika Bahasa Inggris Kelompok B Seni dan Budaya PJOK Prakarya Bidang Keahlian (C1) Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi Bidang Keahlian Kesehatan Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi Bidang Keahlian Perikanan dan Kelautan Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Bidang Keahlian Pariwisata Bidang Keahlian Seni Rupa dan Kriya Bidang Keahlian Seni Pertunjukan Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013 Perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian kompetensi Kurikulum 2006 Kurikulum 2013 Creating Evaluating Characterizing /Actualizing Communicating Evaluating Analyzing Organizing/ Internalizing Associating Analyzing Applying Valuing Experimenting Applying Understanding Responding Questioning Understanding Knowing/ Remembering Accepting Observing Knowing/ Remembering Knowledge (Bloom) Attitude (Krathwohl) Skill (Dyers) Knowledge (Bloom) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) • Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Pasal 1). • KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. • KTSP dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah, dan kemudian disahkan oleh kepala dinas pendidikan sesuai dengan kewenangannya. • Pengembangan KTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada SNP dan Kurikulum 2013 (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Pasal 2). ISI KTSP 1. Dokumen pertama dengan sebutan Buku I KTSP • • • • visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan; muatan kurikuler; pengaturan beban belajar kalender pendidikan. 2. Dokumen kedua dengan sebutan Buku II KTSP berupa Silabus 3. Dokumen ketiga dengan sebutan Buku III KTSP berupa rencana pelaksanaan pembelajaran Sistematika KTSP Buku I Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Bab I. Pendahuluan Bab II. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan. Bab III. Muatan Kurikuler Bab IV. Kalender pendidikan Buku II Silabus semua mata pelajaran KI-KD dan Silabus Muatan Lokal Buku III Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan KTSP • Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di satuan pendidikan ditetapkan oleh Kepala Sekolah. • TPK terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. • Dalam penyusunan KTSP, tim penyusun melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain yang terkait. • Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat kabupaten/kota.