HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN PENINGKATAN MUTU INSTITUSI PENDIDIKAN TUGAS AKHIR MATA KULIAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT Disusun oleh : Florence Hadeli – 201591048 Fakultas Keguruan and Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru SD Universitas Esa Unggul Jakarta 2016 HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM BIDANG PENDIDIKAN DENGAN PENINGKATAN MUTU INSTITUSI PENDIDIKAN A. MASALAH 1. Apakah yang dimaksud dengan Total Quality Management dalam bidang pendidikan ? 2. Apakah yang dimaksud dengan peningkatan mutu institusi pendidikan ? 3. Adakah hubungan antara Total Quality Management dengan peningkatan mutu institusi pendidikan ? B. KERANGKA TEORI 1. PENINGKATAN MUTU INSTITUSI PENDIDIKAN 1.1 Pengertian Mutu Mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu adalah merupakan tugas utama yang paling penting. Sebelum kita membahas lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui apa definisi dari mutu menurut beberapa pandangan ahli. a. Menurut Philips B. Crosby, mutu adalah misi produk yang harus dicapai oleh organisasi dan karyawan di semua tingkatan, yang dapat dimotivasi untuk mengejar peningkatan dengna syarat tersedianya alat untuk meningkatkannya. b. Menurut Vincent Gaspersz (2006:1) , mutu adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). c. Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary), mutu didefinisikan sebagai totalitas karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuan 1 d. produk itu untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Mutu seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) atau konfirmasi terhadap kebutuhan atau persyaratan (confirmance to the requirement). e. Menurut Kotler (1994), mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk yang berpengaruh pada kemapuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang bersifat tersirat. 1.2 Pengertian Pendidikan Mendengar kata pendidikan tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Pendidikan dikatikan dengan sekolah dan belajar. Kata pendidikan secara bahasa berasala dari kata “pedagogi” yakni “paid” yang berarti anak dan “agogos” yang berarti membimbing. Jadi pedagogi atau pendidikan adalah ilmu untuk membimbing anak. Pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan mengenai defisini atau pengertian tentang pendidikan yang dapat kita pelajari, seperti : a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata dasar “didik” dengan mendapatkan imbuhan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik. Jadi pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu untuk encapai pengetahuan dan pemahaman lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap individu yaitu memiliki pola pikir, perilaku, dan akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya. b. Menurut Prof. H. Mahmud Yunus, yang dimaksud dengan pendidikan ialah suatu usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, 2 jasmani, dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. c. Menurut Prof. Dr. John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pengalaman, dimana pendidikan membantu kehidupan untuk mengalami pertumbuhan terutama pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan. d. Menurut M.J Langeveld, pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab. e. Prof. Herman H. Horn berpendapat bahwa pendidikan sadalah suatu proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi mahluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional , dan kemauan dari manusia. f. Menurut Driyarkara, pendidikan dapat diartikan sebagai suatu upaya dalam memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf yang insani. g. Ki Hajar Dewantara memiliki pendapat bahwa pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksud dari pendapat beliau ini adalah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya. Pendidikan amat berkaitan dengan institusi yang disebut sekolah. Pengertian sekolah yang dikenal oleh khalayak umum adalah tempat untuk seseorang menimba ilmu. Kata Sekolah berasal dari bahasa latin skhhole, scola, scolae 3 atau shkola, yang berarti waktu luang atau waktu luang. Sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan mereka yang utama, yaitu bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa anak-anak dan masa remaja. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam waktu luang adalah mempelajari cara berhitung, membaca huruf-huruf, dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendapatkan pengertian yang lebih menyeluruh dan psati mengenai sekolah, kita dapat melihat definisi tentang sekolah, yaitu : a. Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Menurut tingkatannya, sekolah terbagi menjadi sekolah dasar, sekolah lanjutan, dan sekolah tinggi (KBBI dalam Poerwadarminta :1999). b. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang sedemikian rupa untuk pengajaran siswa / murid di bawah pengawasan guru. Sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan didukung oleh jajaran staf yang ada, seperti wakil kepala sekolah, Tata Usaha dan lain lain. Berikut adalah contoh struktur organisasi sekolah 1.3 Pengertian mutu institusi pendidikan Mutu biasanya kita dapatkan apabila kita membahas tentang industri yang berkaitan dengan penyediaan atau penyelenggaran jasa. Bidang pendidikan adalah salah satu bidang yang memberikan jasa kepada para pelanggannya. 4 Pelanggan yang dimaksudkan dalam dunia pendidikan terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu pelanggan primer (terlibat secara langsung, yaitu peserta didik), pelanggan sekunder (yang mendukung pendidikan seperti orang tua), dan pelanggan tersier (secara tidak langsung terlibat tetapi memiliki peranan penting dalam pendidikan, yaitu karyawan, masyarakat, dan pemerintah). Jadi di dalam bidang pendidikan pun diperlukan adanya mutu. Pengertian dari mutu institusi pendidikan, menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar adalah kemampuan suatu lembaga pendidikan untuk memanfaatkan sumber-sumber pendidikan sebaik mungkin guna meningkatkan kemampuan dalam belajar. Mutu institusi pendidikan tidak hanya berbicara soal hasil dari pendidikan, tetapi juga proses dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan dapat dikatakan bermutu atau memiliki mutu yang baik apabila proses belajar mengajar yang terlibat di dalamnya berjalan dengan baik dan lancar sehingga hasil yang didapatkan memuaskan. Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya dapat berkomunikasi dengan baik, tersedianya lingkungan belajar yang nyaman dan aman, serta didukung oleh saran dan prasarana yang memadai. Selain itu, mutu institutsi pendidikan dapat dilihat dari kemampuan sekolah dalam menghasilkan prestasi baik dari siswa maupun sekolah itu sendiri dalam kurun waktu tertentu, sehingga melalui lulusan-lulusan yang berprestasi baik, dapat dikatakan bahwa sekolah tersebut memiliki mutu yang baik pula. Jadi dapat disimpulkan bahwa mutu institusi pendidikan adalah suatu tolak ukur kemampuan lembaga atau isntitusi pendidikan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar yang baik, aman, dan nyaman dimana proses tersebut didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dengan tujuan untuk memberikan kepuasan serta keberhasilan kepada peserta didik. Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang baik, aman, dan nyaman atau dapat juga disebut kondusif, maka institusi terkait, yaitu sekolah serta instansi-instansi lainnya harus menerapkan manajemen mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM). 5 2. TOTAL QUALITY MANAGEMENT ( Manajemen Kualitas Terpadu ) 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen seringkali kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari. Manajemen digunakan untuk membantu kita dalam mengerjakan sesuatu. Peran manajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari yang diperuntukkan dalam hal pengaturan segala pekerjaan. Melalui manajemen, segala pekerjaan dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan baik dan secara sistematis. Para ahli di bidang manajemen memberikan beberapa definisi tentang manajemen, sebagai berikut : a. Menurut Drs. Oey Liang Lee, manajemen adalah ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari manusia untuk menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. b. Pengertian manajemen menurut James A.F. Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan terhadap sumber daya organisasi lainnya supaya tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. c. Pengertian manajemen menurut George R. Terry adalah suatu proses khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan dalam menentukan serta mencapai target yang sudah ditetaokan lewat pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya. d. Pengertian manajemen menurut Lawrence A. Appley adalah suatu seni untuk mencapai tujuan tertentu lewat usaha yang dilakukan oleh orang lain. e. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnell, Manajemen adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan lewat kegiatan orang lain. f. Menurut Wilson Bangun, pengertian manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh para anggota organisasi agar tujuan dapat tercapai dengna rangkaian yang teratur dan tersusun baik. 6 2.2 Fungsi – fungsi Dalam Manajemen Melihat beberapa pendapat dari para ahli di atas, kita dapat menarik beberapa hal penting ketika berbicara tentang manajemen, yaitu bahwa dalam proses manajemen pada hakikatnya melibatkan 4 jenis kegiatan atau aktivitas yang disebut sebagai tindakan manajemen yang kemudian menjadi fungsi utama dalam manajemen, yaitu : a. Fungsi perencanaan Perencanaan merupakan proses dalamm mengartikan apa yang menjadi tujuan sebuah organisasi yang ingin dicapai, kemudian dari tujuan tersebut maka orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut harus membuat atau merancang strategi dalam mencapai tujuan tersebut dan dapat mengembangkan suatu rencana aktivitas suatu kerja organisasi. Perencanaan dalam manajemen sangat penting karena inilah awalan dalam melakukan sesuatu dan dalam proses ini menyangkut penetapan tujuan dan target yang hendak dicapai, merumuskan taktik dan strategi yang akan digunakan, menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan, serta menentukan indicator atau standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target. b. Fungsi pengorganisasian Langkah berikutnya adalah pengorganisasian, yaitu bagaimana cara kita dapat mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetukan tugas, serta menetapkan prosedur yang dibutuhkan, menentukan struktur organisasi untuk mengetahui bentuk garus tanggung jawab dan kewenangan, melakukan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia atau sumber daya tenaga kerja serta menempatkan tiap-tiap orang dalam posisi yang tepat sesuai dengan potensi dan keahlian yang dimiliki. 7 c. Fungsi Pengarahan dan Implementasi Fungsi pengarahan dan implementasi adalah untuk menengarahkan dan menerapkan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja agar dapat termotivasi untuk bekerja dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan bersama, memberikan tugas dan penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan dan menjelaskna kebijakan yang telah ditetapkan. d. Fungsi pengawasan dan pengendalian Proses pengawasan dan pengendalian dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diterapkan dapat berjalan sesuai dengan harapan atau target, walaupuntidak menutup adanya kemungkinan hasil yang dicapai sedikit berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya karena kondisi lingkungan organisasi. Fungsi dari pengawasan dan pengendalian adalah untuk mengevaluasi suatu keberhasilan dalam mencapi tujuan dan target sesuai dengan tolak ukur yang telah ditentukan; mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas keanehan yang mungkin ditemukan dalam kegiatan sehari-hari, dan membuat alternatif solusi ketika ada masalah yang rumit berkaitan dengan adanya kendala dalam mencapai tujuan dan target. 2.3 Bidang-bidang dalam Manajemen a. Manajemen Produksi Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk mengkoordinasikan penggunaan sumber daya (alat, manusia, dan dana) secara efisien dan efektif untuk menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Tujuan utama dari manajemen produksi adalah menciptakan nilai tambah pada perusahaan demi kepuasan konsumen. 8 b. Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran mencakup kegiatan perpindahan barang atau jasa dari produsen ke konsumen atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dana tau jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan manajemen pemasaran mencakup : Riset Pasar, Segmen Pasar, dan Promosi produk. c. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan pengelolaan aspek keuangan yang digunakan untuk berbagai penggunaan bisnis dan berhubungan dengan kombinasi jenis-jenis pembiayaan yang terbaik agar dicapai efiseinsi dalam perusahaan. d. Manajemen Personalia Manajemen personalia merupakan suatu ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap personalia sehingga efektivitas dan efisiensi personalia dapat ditingkatkan secara maksimal. Kegiatan manajemen personalia mencakup hal-hal seperti pengadaan tenaga kerja (penentuan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja, penarikan dan penempatan tenaga kerja), pengembangan tenaga kerja (pendidikan dan pelatihan, mutase jabatan, dan promosi jabatan), pemanfaatan tenaga kerja (pemberhentian dan pemberian motivasi). e. Manajemen Perkantoran Kegiatan manajemen perkantoran adalah mengumpulkan, mencatat, menganalisis, dan melaporkan keuangan perusahaan sebagai bahan pengambilan keputusan. 2.4 Unsur-unsur dalam Manajemen Ada beberapa unsur manajemen yang disingkat dengan 6M yang perlu kita ketahui sebagai berikut : 9 a. Manusia (Man) Sarana utama bagi setiap manajer untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah manusia. b. Uang (Money) Untuk melakukan berbagai aktivitas maka sebuah perusahaan memerlukan dana atau uang, yang digunakan untuk membeli bahanbahan, peralatan, dan membayar upah atau gaji. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan seselektif mungkin agar tujuan tercapai dengan biaya yang serendah mungkin. c. Bahan-bahan (Material) Material merupakan faktor pendukung utama dalam proses produksi dan sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi, tanpa adanya bahan maka proses produksi tidak akan berjalan. Bahan-bahan tersebut mencakup bahan baku dan bahan pembantu untuk menunjang proses produksi. d. Mesin (Machine) Dengan kemajuan teknologi, penggunaan mesin-mesin sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. e. Metode (methods) Untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berdaya guna dan berhasil guna, maka manusia dihadapkan pada berbagai alternative metode atau cara untuk melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, metode merupakan sarana manajemen untuk mencapai tujuan. 10 f. Pasar (market) Pasar merupakan sarana yang tidak akalah penting dalam manajemen, karena tanda adanya pasar, hasil produksi tidak aka nada artinya sehingga tujuan perusahaan tidak akan tercapai. 2.4 Pengertian Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) Total Quality manajemen atau Manajemen Mutu Terpadu adalah perluasan dan pengembangan dari jaminan mutu. TQM adalah tentang usaha menciptakan sebuah kultur mutu yang mendorong semua anggota stafnya untuk memuaskan para pelanggan. Dalam konsep mutu terpadu, pelanggan adalah raja. Ini merupakan pendekatan yang dipopulerkan oleh Peters dan Waterman dalam In Search of Excellence, dan menjadi tema khas dalam tulisan-tulisan Tom Peters. Konsep ini berbicara tentang bagaimana memberikan sesuatu yang diinginkan oleh pelanggan, serta kapan dan bagaimana mereka menginginkannya. Konsep ini disesuaikan dengan perubahan harapan dan gaya pelanggan dengan cara mendesain produk dan jasa yang memenuhi dan memuaskan harapan mereka. Dengan memuaskan pelanggan, bisa dipastikan mereka akan kembali lagi dan memberitahu teman-temannya tentang produk atau layanan tersebut. Ini disebut dengan istilah mutu yang menjual (sell-on quality). Persepsi dan harapan pelanggan tersebut diakui sebagai sesuatu yang berjangka pendek dan bisa berubah-ubah. Demikian juga dengan organisasi, ia harus menemukan metodemetode yang tepat untuk mendekatkan diri dengan pelanggan agar dapat merespon perubahan selera, kebutuhan, dan keinginan pelanggan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu adalah sebuah manajemen terhadap pengembangan dan perbaikan mutu yang dilakukan secara terus-menerus dengan menggunakan alat-alat penunjang agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang menghasilkan kepuasan dari pelanggan.1 1 Edward Sallis, Total Quality Management in Education (New York : Psychology Press, 2002, hlm. 62.) 11 3. HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN PENINGKATAN MUTU INSTITUSI PENDIDIKAN Sebelum kita membahas mengenai hubungan antara total quality management dengan peningkatan mutu institusi pendidikan, ada baiknya kita , mengulas kembali definisi dari TQM. TQM biasanya digunakan untuk mendeskripsikan dua gagasan yaitu filosofi perbaikan secara terus-menerus dan alat-alat serta teknik-teknik, seperti brainstorming, analisa lapangan yang digunakan untuk membawa peningkatan mutu.2 Jadi TQM adalah sebuah pola pikir sekaligus aktivitas praktis. TQM sebagai sebuah pendekatan mencari sebuah perubahan permanen dalam tujuan sebuah organisasi dari tujuan kelayakan jangka pendek menuju tujuan perbaikan mutu jangka panjang.3 Institusi melakukan inovasi secara konstan melakukan perbaikan secara terus menerus. Semangat tersebut menciptakan sebuah upaya sadar untuk menganalisis apa yang sedang dikerjakan dan merencanakan perbaikannya.4 Hubungannya dengan peningkatan mutu institusi pendidikan adalah agar mutu sebuah institusi pendidikan dapat dikembangkan dan ditingkatkan ke arah yang lebih baik, maka institusi pendidikan perlu menerapkan TQM di dalam organisasinya. Institusi pendidikan perlu secara sadar mengkaji terus menerus perkembangan kebutuhan pelanggan mereka, melakukan perbaikan dan meningkatkan mutu institusi tersebut sehingga kepuasan pelanggan tercapai. Pertumbuhan dan peningkatan sebuah institusi bersumber dari kesesuaian layanan institusi dengan kebutuhan pelanggan. Mutu harus sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan. Sebagai pencetus TQM, Deming (Sashkin dan Kiser, 1993:56) mengemukakan bahwa “Quality is what the customer says it is.” Dalam konteks pendidikan, TQM adalah suatu cara untuk menjamin kualitas standar dalam pendidikan (Sallis, 1993:8). Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk 2 Ibid, hlm.63. Ibid, hlm.64. 4 Loc.cit. 3 12 menghadapi tantangan global pada millennium ketiga ini. Sejalan dengan pendapat di atas, Feigenbaum (Gunawan, 2004:11-12) mengatakan bahwa faktor kunci dalam menentukan kualitas lulusan adalah kualitas pendidikan yang diperolehnya selama belajar, sedangkan kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas lembaga tempat lulusan belajar. TQM is a philosophy of continuous improvement, which can provide any educational institution with a set of practical tools for wiving, meeting, and exceeding present and future customers needs, wants, and expectations. ( Edward Sallis, 1993:34) Pendapat tersebut mengandung pengertian bahwa TQM adalah suatu filosofi tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam menambahi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya saat ini dan masa yang akan datang. Organisasi TQM memerlukan strategi yang berjalan untuk memenuhi keperluan pelanggan. Pendidikan menghadapi tantangan yang cukup besar dalam hubungannya dengan pelanggan baik internal maupun eksternal. Sebagian besar pelanggan pada mulanya tidak menerima informasi yang cukup tentang layanan yang ditawarkan dan hal apa yang mengindikasikan mutunya. Selain itu, harapan-harapan para pelanggan sangat beraneka dan kadang kala bertentangan satu sama lain. Terkadang, pelanggan juga sulit membedakan antara mutu program-program tertentu dari sebuha institusi dengan reputasi institusi tersebut. Persepsi pelajar tentang perubahan mutu akan terus berkembang melalui institusi, saat kepercayaan diri dan pengalaman mereka mulai berkembang. Kesulitan selanjutnya adalah para pelanggan pendidikan memainkan peranan penting dalam mutu belajar mereka masing-masing. Pelanggan memiliki fungsi yang unik dalam menentukan mutu apa yang mereka ingin terima dari pendidikan dan institusinya. Hal penting lainnya adalah memperjelas apa yang ditawarkan institusi dan apa yang diharapkan pelajar. Hal ini disebabkan karena pendidikan adalah tentang pembelajaran masyarakat. Jika TQM bertujuan untuk memiliki relevansi dalam pendidikan, maka harus memberi penekanan pada 13 mutu pelajar. Hal ini tidak akan terwujud jika TQM tidak memberi kontribusi yang substansial bagi mutu dalam pendidikan. Pada saat sebagian besar institusi pendidikan dituntut untuk mengerjakan lebih baik lagi, penting baginya untuk memfokuskan diri pada aktivitas utama, yakni pembelajaran. Institusi pendidikan yang menerapkan prosedur mutu terpadu harus menangkap secara serius isu-isu tentang gaya dan kebutuhan pembelajaran untuk menciptakan strategi individualisasi dan deferensiasi dalam pembelajaran. Pelajar adalah pelanggan utama, dan jika model pembelajaran tidak memenuhi kebutuhan individu masing-masing mereka, maka itu berarti bahwa institusi pendidikan tersebut tidak dapat mengkalim bahawa ia telah mencapai mutu terpadu. Institusi pendidikan memiliki kewajiban untuk membuat pelajar sadar terhadap variasi metode pembelajaran yang diberikan kepada mereka. Institusi pendidikan harus memberi pelajar kesempatan untuk mencontoh pembelajaran dalam variasi model yang berbeda. Institusi harus memahami bahwa beberapa pelajar juga suka pada kombinasi beberapa gaya belajar dan institusi harus mencoba untuk cukup fleksibel dalam memberikan pilihan tersebut. Institusi pendidikan juga perlu menggunakan hasil pengawasan formal untuk menetapkan keabsahan program-programnya. Institusi pendidikan harus siap untuk melakukan langkah-langkah perbaikan terhadap kinerja pelajar yang belum sesuai dengan harapan dan keinginan mereka. Sebagaimana yang telah diketahui oleh para guru, hal ini bukan hal yang mudah, karena hal ini bisa saja adalah menjadi pengalaman emosional dan dapat membawa perubahan yang tak terduga. Hal yang perlu ditegaskan adalah langkah-langkah perbaikan tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi dan pengalaman praktis kepada para pelajar tentang penggunaan TQM yang dapat menyesuaikan diri dalam situasi apa pun. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan semakin baiknya penerapan manajemen mutu terpadu pada sebuah institusi pendidikan maka peningkatan mutu institusi pendidikan tersebut dapat dilihat secara nyata dan dirasakan hasilnya oleh para pelanggan, yang dalam hal ini adalah para peserta didik atau pelajar. 14 C. HIPOTESIS Keberhasilan suatu insititusi pendidikan dalam meningkatkan mutu ditentukan oleh penerapan manajemen mutu terpadu yang ada di dalam institusi terkait. Untuk keberhasilan penerapan Total Quality Management dalam pendidikan tidaklah mudah karena diperlukan kebutuhan dan kerjasama yang baik antara pihak terkait dan lembaga pendidikan setempat sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya kejelasan secara sistematik dalam memberikan kewenangan antar institusi terkait. Jika manajemen ini diterapkan sesuai dengan ketentuan yang ada dengan segala dinamika dan fleksibilitasnya, maka akan menjadi perubahan yang cukup efektif bagi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.5 Dalam menerapkan TQM pada institusi pendidikan maka ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan, yaitu kepemimpinan dan komitmen mutu, bagaimana cara menggembirakan pelanggan, menentukan fasilitator mutu, membentuk kelompok pengendali dan koordinator mutu, seminar meanajemen senior untuk evaluasi program, merencanakan strategis mutu, melibatkan konsultan eksternal, pelatihan mutu bagi staf, menghitung biaya mutu, mengoptimalkan alat dan teknik mutu melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif, dan evaluasi program secara rutin.6 Komitmen terhadap mutu harus menajdi peran utama bagi seorang pemimpin, karena TQM adalah proses atas ke bawah (top-down). Sering kali terjadi kegagalan dalam mutu karena pemimpin yang kurang mendukung proses dan komitmen untuk inisiatif tersebut. Oleh sebab itu, penerapan TQM adalah tanggung jawab semua pihak terkait apabila ingin melihat adanya peningkatan dalam mutu institusi pendidikan. 5 Dra.Hj.Siti Farikhah,M.Pd Manajemen Lembaga Pendidikan (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2015, hlm.226.) 6 Ibid, hlm.228. 15 DAFTAR PUSTAKA http://www.pengertianpakar.com/2015/03/sekolah-apa-itu-sekolah Farikhah, M.Pd, Dra. Hj.Siti Manajemen Lembaga Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Aswaja Pressindo. (2015) http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/15-pengertian-pendidikanmenurut-para-ahli.html (diunduh pada tanggal 20 Juni 2016 pukul 13.00 ) Sallis, Edward Total Quality Management in Education New York : Penerbit Psychology Press. (2002) 16