BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi Data

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Definisi Data
Menurut R.Kelly Riner dan Casey G.Cegielski dalam
Introduction to Information Systems Enabling and Transforming
Business Third Edition (2011, p10), data adalah deskripsi dasar dari
hal, peristiwa, kegiatan dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan
dan disimpan tetapi tidak diorganisasikan untuk menyampaikan
makna tertentu.
2.1.2 Definisi Informasi
Menurut R.Kelly Riner dan Casey G.Cegielski dalam
Introduction to Information Systems Enabling and Transforming
Business Third Edition (2011, p10), Informasi adalah
data yang
telah terorganisir sehingga mereka memiliki makna dan
nilai bagi
pengguna nya.
2.1.3 Definisi Sistem
Menurut James O’Brien dan George M. Marakas dalam
Introdcution to Information System Fifteenth Edition (2007, p4),
Sistem adalah sekumpulan
suatu komponen,
perangkat yang saling terhubung dalam
dengan batas yang jelas,
bekerja
sama
untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.4 Definisi Sistem Informasi
Menurut Keri E.Pearlson dan Carol S.Saunders dalam
Strategic Management of Information Systems (2009, p15-16), Sistem
informasi didefinisikan secara lebih luas sebagai kombinasi dari
teknologi, orang, dan proses yang menggunakan suatu
untuk menghasilkan dan mengelola informasi.
7
organisasi
8
2.1.5 Defenisi Teknologi Informasi
Menurut R.Kelly Riner dan Casey G.Cegielski dalam
Introduction to Information Systems Enabling and Transforming
Business Third Edition (2011, p30), Teknologi
informasi
suatu alat yang digunakan orang untuk bekerja dengan
adalah
informasi
dan dukungan informasi dan pemrosesan informasi kebutuhan
organisasi
berbasis komputer.
Menurut Keri E.Pearlson dan Carol S.Saunders dalam
Strategic Management of Information Systems (2009, p16), Teknologi
informasi sebagai segala bentuk
teknologi yang digunakan untuk
menciptakan.
2.1.6 Definisi Sistem Informasi Strategis
Menurut Keri E.Pearlson dan Carol S.Saunders dalam
Strategic Management of Information Systems (2009, p37), Definisi
Sistem Informasi Strategis adalah
rencana suatu organisasi
menggunakan untuk memberikan layanan informasi.
2.1.7 Defenisi Perencanaan
Menurut John Ward dan Joe Peppard dalam Strategic
Planning for Information System Third Edition (2002, p69),
Perencanaan adalah suatu strategi yang dibuat secara demokratis.
2.1.8 Defenisi Strategi
Menurut Keri E.Pearlson dan Carol S.Saunders dalam
Strategic Management
of Information Systems (2009, p25),
Strategi adalah suatu set yang mengkoordinasi
tindakan
untuk
memenuhi tujuan.
2.1.9 Perencanaan Strategis
Menurut John Ward dan Joe Peppard dalam Strategic
Planning for Information System Third Edition (2002, p69),
9
Perencanaan strategis adalah suatu
analisis yang sistematis dan
menyeluruh untuk mengembangkan rencana kegiatan.
ada 5 tahap (fase) dalam perencanaan strategi sistem
informasi.Kelima fase tersebut dimulai dari fase 0 sampai dengan fase
4, di mana setiap fase menjelaskancakupan pembahasan yang saling
berhubungan (Pangestu, 2010), yaitu :

Fase 0 : Menentukan Cakupan dan Jangkauan terhadap
Perencanaan StrategiSistem Informasi

Fase 1 : Menentukan Informasi Bisnis dan Dukungannya

Fase 2 : Membuat Arsitektur Informasi dan Pilihan Solusinya

Fase 3 : Menentukan Solusi Strategis

Fase 4 : Menyiapkan dan Melakukan Rencana Implementasi
2.1.10 Definisi Strategi Bisnis
Menurut Keri E.Pearlson dan Carol S.Saunders dalam
Strategic Management of Information Systems (2009, p26), Strategi
bisnis adalah mengartikulasikan tujuan
perusahaan
menjadi
suatu rencana dalam proses bisnis untuk tercapai nya tujuan suatu
perusahaan.
2.1.11 Strategi Teknologi Informasi
Menurut John Ward dan Joe Peppard dalam Strategic
Planning for Information System Third Edition (2002, p44), IS / IT
strategi terdiri dari dua bagian yaitu sebuah IS komponen dan IT
komponen. IS strategi mendefinisikan kebutuhan organisasi atau
'permintaan' untuk informasi dan sistem untuk mendukung strategi
keseluruhan bisnis. itu adalah kesungguhan dalam bisnis, dengan
mempertimbangkan
dampak kompetitif dan keselarasan persyaratan
IS / IT. Pada dasarnya, ini
mendefinisikan dan memprioritaskan
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai informasi
dan
sistem
akan didukung oleh teknologi yang digunakan, itu berkaitan dengan
10
'memasok IT'. Meliputi penyediaan kemampuan TI dan sumber daya
(Hardware, Software dan Telekomunikasi) .
Teknologi informasi mengacu secara khusus pada teknologi,
seperti hardware, software, dan jaringan telekomunikasi. Teknologi
informasi
memfasilitasi
akuisisi,
pemrosesan,
penyimpanan,
pengiriman, dan penyebaran informasi (Oktavia, 2010)
2.1.12 Hubungan Strategi, Bisnis, dan Teknologi
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to Enterprise
Architecture
Second Edition (2005, p72), Enterprise Architecture
untuk mendukung
kegiatan
holistik
berhubungan dengan strategi, bisnis, dan
perusahaan,harus
teknologi.
Enterprise
Architecture paling efektif jika secara bersamaan mendukung
perencanaan dan pengambilan keputusan eksekutif di perusahaan dan
perencanaan
dalam pengambilan
keputusan manajemen di setiap
line of business. Dengan cara ini Enterprise Architecture membantu
untuk memastikan bahwa strategi
menggerakkan
perencanaan teknologi.
Gambar 2.1 Hubungan Strategi, Bisnis, dan Teknologi
(Sumber : John Ward dan Joe Peppard, 2002, p41)
bisnis
dan
11
2.1.13 Definisi Supply Chain
Menurut R.Kelly Riner dan Casey G.Cegielski dalam
Introduction to Information Systems Enabling and Transforming
Business Third Edition (2011, p334), Supply chain mengacu pada
pandangan bahan, informasi, uang dan layanan dari pemasok bahan
baku, melalui pabrik dan gudang, ke konsumen. Supply chain juga
mencakup organisasi dan proses yang menciptakan dan memberikan
produk, informasi dan layanan kepada pelanggan. Supply chain terdiri
dari 3 segmen, yaitu :
1. Upstream : Manajer Supply chain memilih pemasok untuk
mengirim barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan untuk
menghasilkan produk atau jasa perusahaan tersebut.
2. Internal : Manajer Supply chain membuat jadwal untuk
aktivitas
yang perlu
dijalankan selama produksi
dan
mengontrol kualitas hasil produksi.
3. Downstream : Manajer Supply chain mengkoordinasikan
penerimaan pesanan dari pelanggan mengembangkan jaringan
gudang, memilih operator untuk memberikan produk mereka
kepada pelanggan, dan mengembangkan sistem penagihan
untuk menerima pembayaran dari pelanggan.
2.1.14 Definisi Supply Chain Management
Menurut R.Kelly Riner dan Casey G.Cegielski dalam
Introduction to Information Systems Enabling and Transforming
Business Third Edition (2011, p349), Supply Chain Management
adalah kegiatan di mana kepemimpinan suatu organisasi memberikan
pengawasan yang luas untuk kemitraan dan proses yang terdiri dari
rantai pasokan dan meningkatkan hubungan untuk memberikan
keuntungan operasional.
12
2.1.15 Customer Relationship Management
Menurut R.Kelly Riner dan Casey G.Cegielski dalam
Introduction to Information Systems Enabling and Transforming
Business Third Edition (2011, p324), Customer Relationship
Management adalah strategi organisasi yang berfokus pada pelanggan
dan dengan tujuan membantu perusahaan memperoleh pelanggan
baru, mempertahankan pelanggan
yang ada, dan meningkatkan
hubungan dengan pelanggan yang sudah ada.
Dengan
menggunakan
CRM,
perusahaan
akan
dapat
memahami keinginan konsumen dan cara mengelola hubungan antara
organisasi dan pelanggannya. CRM juga berperan penting dalam
membina hubungan yang baik antara perusahaan dengan pelanggan
serta meningkatkan kepuasaan pelanggan. (Dermawan & Margaret,
2012).
CRM juga memiliki tujuan lain, yaitu untuk mengetahui
kebutuhan pelanggan pada masa yang akan datang, mendapatkan
pelanggan baru, memiliki kemampuan untuk menganalisa perilaku
para
pelanggan,
membantu
perusahaan
dalam
meningkatkan
pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan mengurangi biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan pelanggan
baru. (Dyanita, Afrina & Ibrahim, 2012)
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
2.2.1.1 Analisis PEST
Menurut John Ward dan Joe Peppard dalam Strategic
Planning for Information System Third Edition (2002, p44),
PEST adalah pendekatan analisis mengenai faktor Politik,
Ekonomi, Sosial dan Teknologi yang dapat mempengaruhi
proses
bisnis
perusahaan.
faktor-faktor
ini
mungkin
menyebabkan peluang bisnis yang signifikan atau identifikasi
potensi ancaman pada waktunya untuk mengambil tindakan.
13
1. Politik : Meliputi kebijakan pemerintah, permasalahan
hukum serta aturan formal dan informal dari lingkungan
dimana perusahaan melakukan kegiatan. Contohnya
kebijakan tentang pajak.
2. Ekonomi : Meliputi situasi ekonomi dalam negri,
pertukuran nilai mata uang, perpajakan, prediksi
perkembangan ekonomi, tingkat inflasi, dan upah
regional. Contohnya peningkatan suku bunga.
3. Sosial : Meliputi semua faktor sosial meliputi keadaan
sosial masyarakat, trendgaya hidup, perilaku dan pola
konsumen, tingkat penghasilan dan pendidikan, budaya
Negara
dan
internasional.
Contohnya
kondisi
lingkungan kerja
4. Teknologi : Meliputi semua faktor pertimbangan
teknologi yang meliputi kebijakan teknologi dalam
negri, potensi inovasi teknologi, isu-isu dampak buruk
teknologi, komunikasi dan informasi, dan teknologi saat
ini
dan
masa
yang
akan
datang.
Contohnya
perkembangan teknologi.
2.2.1.2 Analisis 5 (Lima) Daya Persaingan Porter
Threat of new
entrants
Rivalry
Supplier power
(bargaining power
of suppliers)
Competing
Organizations
Your Organization
Threat of subtitute
products of services
Gambar 2.2 Porter’s Competitive Forces Model
(Sumber : R.Kelly Riner dan Casey G.Cegielski, 2011, p46)
Buyer power
(bargaining power
of buyers)
14
Menurut R.Kelly Riner dan Casey G.Cegielski dalam
Introduction to
Information
Systems
Transforming Business Third Edition
Enabling
and
(2011, p45-47), Porter
mengidentifikasi lima kekuatan utama yang dapat membahayakan
atau meningkatkan posisi perusahaan dalam suatu industri
tertentu, yaitu :
1. Ancaman Pendatang Baru
2. Kekuatan tawar-menawar pembeli
3. Kekuatan tawar-menawar pemasok
4. Ancaman produk atau jasa pengganti
5. Ancaman dari pesaing sejenis
2.2.2 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
2.2.2.1 Analisis SWOT
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p293), Analisis
SWOT merupakan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam perusahaan dengan mengidentifikasi faktor
internal
dan
eksternal
yang
ketika
dipetakan
dapat
mengungkapkan daerah untuk perbaikan dan fokus.
Menurut Freddy Rangkuti dalam Analisis SWOT :
Teknik Membedah Kasus Bisnis (2014, p19), Analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)
dan peluang (Opportunities), namun aecara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
2.2.2.2 Matrix SWOT
Menurut Freddy Rangkuti dalam Analisis SWOT :
Teknik Membedah Kasus Bisnis (2014, p83), Matrix SWOT
adalah alat yang dipakai untuk menyusun factor-faktor
strategis perusahaan.
15
Gambar 2.3 Matrix SWOT
(Sumber : Freddy Rangkuti, 2014, p82)
A. Strategi SO : strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
B. Strategi ST : strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
C. Strategi
WO
:
strategi
ini
diterapkan
berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
D. Strategi WT : strategi ini didasarkan pada kegiatan yang
bersifat
defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada
serta
menghindari ancaman.

Penentuan
Faktor
Strategi
Eksternal
(EFAS)
Menurut Freddy Rangkuti dalam Analisis SWOT :
Teknik Membedah Kasus Bisnis (2014, p24-25), sebelum
membuat matrik
factor strategi eksternal, terlebih dahulu
kita perlu mengetahui factor strategi
eksternal
(EFAS).
Berikut ini lah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal :
16
A. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan
ancaman).
B. Beri bobot masing-masing factor dalam kolom 2, mulai 1,0
(Sangat Penting) sampai dengan 0,0 (Tidak Penting).
Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan
dampak terhadap faktor strategis.
C. Hitung Rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding)
sampai dengan 1 (poor)berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating
ancaman
adalah kebalikannya.
Misalnya
jika nilai
ancamannnya sangat besar, rating adalah 1. Sebalikinya,
jika nilai ancamannya sedikit maka ratingnya adalah 4
D. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilai bervariasi berdasarkan hasil perkalian.
E. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau
catatan
mengapa
faktor-faktor
tertentu
dipilih
dan
bagaimana skor pembobotannya dihitung.
F. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor bagi perusahaan yang bersangkutan.
Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan
perusahaan ini dengan kelompok industri yang sama.

Penentuan
Faktor
Strategi
Eksternal
(IFAS)
Menurut Freddy Rangkuti dalam Analisis SWOT :
Teknik Membedah Kasus Bisnis (2014, p26-28), setelah
17
faktor-faktor strategis internal perusahaan diidentifikasi,
suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis
internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness
perusahaan. Tahapannya adalah :
A. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
B. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala
mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),
berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
posisi
strategis
perusahaan.
(semua bobot
tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
C. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding)
sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai
dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya
dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama.
Sedangkan variabel yang bersifat negative, kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali
dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata
industri, nilainya 4.
D. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4,
hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai 1,0 (poor).
E. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau
catatan mengapa faktor penentu dipilih dan bagaimana
skor pembobotannya dihitung.
18
F. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang
bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi
2.2.2.3 Diagram Analisis SWOT
Menurut Freddy Rangkuti dalam Analisis SWOT :
Teknik Membedah Kasus Bisnis (2014, p20-21), Analisis
SWOT membandingkan antara factor eksternal peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan factor internal
kekuatan (Strength), dan kelemahan (Weaknesses).
Gambar 2.4 Diagram Analisis SWOT
(Sumber : Freddy Rangkuti, 2014, p20)
A. Kuadran 1 : merupakan situasi yang sangat menguntungkan,
perusahaan memiiki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada, strategi yang harus
diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).
B. Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman,
perusahaan masih memiliki kekuatan segi internal, strategi
yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi (produk/pasar).
19
C. Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang
sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan menghadapi
beberapa kendala / kelemahan internal. Fokus strateginya
adalah
meminimalkan
masalah-masalah
internal
dalam
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih
baik.
D. Kuadran
4
:merupakan
situasi
yang
sangat
tidak
menguntungkan, perusahaan menghadapi berbagai ancaman
dan kelemahan internal.
2.2.3 Enterprise Architecture
2.2.3.1 Pengertian Enterprise
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p31), enterprise
adalah suatu area tempat segala aktivitas dan tujuan- tujuannya
dalam suatu organisasi atau antara beberapa didalam anggota
organisasi dimana informasi dan sumber daya lainnya saling
bertukar dan berinteraksi.
2.2.3.2 Pengertian Enterprise Architecture
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise
Architecture
Second
Edition
(2005,
p33),
Enterprise Architecture adalah analisi dan dokumentasi dari
sebuah perusahaan yang didalami terdapat current dan future
state dari strategi integrasi bisnis dan perspektif teknologi.
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p31) Enterprise
Architecture (EA) merupakan suatu profesi
dan
praktek
menajemen yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja
suatu enterprise dengan cara membuat perusahaan tersebut
secara keseluruhan
mengintegrasikanw strategi, praktek-
20
praktek bisnis alur – alur informasinya dan sumber daya
teknologinya.
EA = S + B + T
Enterprise Architecture = Strategy + Business + Technology
2.2.3.2.1 Management Program Enterprise Architecture
1. Resource Alignment : Menggambarkan
apakah sumber daya yang digunakan suatu
perusahaan sudah efektif dan efisien dalam
mendukung strategi perusahaan.
2. Standardized Policy : Menggambarkan
kebijakan atau peraturan-peraturan yang
harus ditetapkan sebuah perusahaan.
3. Decision
Support
:
Menggambarkan
apakah SI/TI didalam perusahaan sudah
mendukung
pengambilan
keputusan
disetiap divisi dalam perusahaan.
4. Resources Development : Menggambarkan
seberapa jauh perusahaan mengembangkan
atau meningkatkan sumber daya yang ada
didalam perusahaan
2.2.3.2.2 Documentation Method Enterprise Architecture
Gambar 2.5 Element of Enterprise Architecture
Documentation
( Sumber : Scott A.Bernard, 2005, p37 )
21
1. EA Documentation Element #1: The Framework
Kerangka
dokumentasi
EA
mengidentifikasi ruang lingkup arsitektur yang
akan
didokumentasikan
dan
menetapkan
hubungan antara daerah arsitektur.
Gambar 2.6 The EA3 Cube Documentation
Framework
(Sumber : Scott A.Bernard, 2005, 38 )
2. EA Documentation Element #2:.EA Component
Komponen EA dapat merubah suatu
tujuan, proses, standar, dan sumber daya yang
dapat memperpanjang lingkungan enterprise atau
terkandung dalam garis bisnis yang spesifik.
22
Gambar 2.7 Examples of EA Component
(Sumber : Scott A.Bernard, 2005, p40
3. EA
Documentation
Element
#3:.Current
Architecture
Arsitektur
saat
ini
mengandung
komponen EA yang saat ini ada dalam perusahaan
pada setiap tingkat kerangka.
4. EA
Documentation
Element
#4:.Future
Architecture
Dokumen komponen EA arsitektur
masa depan yang baru atau modifikasi yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk menutup
kesenjangan kinerja yang ada atau mendukung
inisiatif
baru
yang
strategis,
kebutuhan
operasional, atau solusi teknologi.
5. EA
Documentation
Element
#5:.EA
Management Plan
Rencana
pengelolaan
EA
mengartikulasikan program EA dan dokumentasi
pendekatan.
6. EA
Documentation
Threads
Element
#6:.Planning
23
Dokumentasi EA termasuk "benang"
aktivitas umum yang hadir di semua tingkat
kerangka. Benang ini termasuk keamanan TIterkait, standar, dan pertimbangan tenaga kerja.

IT Security : Keamanan merupakan bagian
integral dari program manajemen enterprise

architecture dan metodologi dokumentasi.

IT Standards : Merupakan suatu fungsi yang
paling penting dari Enterprise Architecture
yaitu menyediakan teknologi dengan standard
terkait pada semua tingkatan dari framework
enterprise architecture.

IT Workforce : Kemungkinan sumber daya
terbesar yang dimiliki suatu perusahaan yaitu
orang-orang.
2.2.4
Goals & Initiatives Level
2.2.4.1 Strategic plan (S-1)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise
Architecture
Second
Edition
(2005,
p115),
Strategic plan adalah EA artefak yang harus memandu arah
perusahaan selama periode 3-5 tahun di masa depan dengan
memberikan item tertentu , yang masing-masing adalah dasar
dari EA artefak.
2.2.4.2 SWOT Analysis (S-2)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p118), Analisis
SWOT merupakan salah satu kegiatan yang paling awal
perusahaan
melakukan
suatu
mengembangkan
rencana
strategis adalah "kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman"
daerah bahwa perusahaan
harus
fokus
pada
untuk
24
meningkatkan survivability dan sukses, serta daerah-daerah
bahwa perusahaan harus menghindari, atau penurunan
eksposur.
2.2.4.3 CONOPS Scenario (S-3)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise
Architecture
CONOPS
Scenario
Second
merupakan
Edition
dokumen
(2005,
p294),
narasi
yang
menggambarkan bagaimana perusahaan beroperasi saat ini
atau akan beroperasi beberapa tahun ke depan mengingat
negara-negara tertentu faktor internal dan eksternal yang
diidentifikasi dalam analisis SWOT.
2.2.4.3 CONOPS Diagram (S-4)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise
Architecture
CONOPS Diagram adalah
Second
Edition
(2005,
p295),
penggambaran
tingkat
tinggi
suatu grafis dari bagaimana fungsi perusahaan,
baik
secara keseluruhan, atau di daerah tertentu yang menarik.
2.2.5 Products & Service Level
2.2.5.1 Swim Lane Process Diagram (B-3)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p299), Diagram
Stakeholder Activity menunjukkan yang terlibat dalam proses
lini bisnis, dan ketepatan dari interaksi.Diagram menggunakan
format swim lane untuk mengatur stakeholder dengan baris,
dan kerangka waktu dengan kolom kemudian menggambarkan
aktivitas menggunakan simbol bagan alir.
25
2.2.5.2 Business Process Diagram (B-4)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p300), Business
Process Diagram memperlihatkan detail dari rincian suatu
kegiatan, termasuk bagaimana setiap langkah dalam aktivitas
berhubungan dengan yang lain. Diagram digambarkan dengan
model
IDEF-0
untuk
melihat
input,
control,
output,
mekanisme dari masing-masing langkah di dalam proses.
2.2.5.3 Activity/Product Matrix (B-5)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p301), Activity
/ Product Matrix merupakan peta dari siklus hidup dari
pendapatan-memproduksi produk untuk
berbagai
bisnis
diseluruh perusahaan. Matriks ini menyoroti siapa saja yang
memiliki proses bisnis dan produk serta tingkatan rantai pasok.
2.2.5.4 Use Case Narrative & Diagram (B-6)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p302), Use
Case Narative mengikuti format Unified Modelling Language
(UML) untuk mengidentifikasikan kebutuhan bisnis, konteks
nya, stakeholder (aktor), dan aturan bisnis untuk interaksi
mereka
dengan
sistem,
layanan,
dan
aplikasi
yang
diidentifikasikan sebagai solusi teknologi yang membutuhkan
pengembanngan.
2.2.6 Data & Information Level
2.2.6.1 Object State Transition Diagram (D-3)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p306), Object
State Transition Diagram menggunakan notasi dari Unified
26
Modelling Language (UML untuk menunjukkan bagaimana
siklus
hidup
dari
data
objek
spesifik.
Diagram
ini
menunjukkan perubahan pada atribut, hubungan,dan/atau
perilaku dari objek “On-Line Order” yang menghasilkan
kejadian sistem internal atau eksternal yang memicu
perubahan dalam keadaan.
2.2.6.2 Logical Data Model (D-5)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p308), Model
data semantik dapat dikembangkan menggunakan metode dan
simbologi (Entity Relationship Diagram) tradisional yang
terstruktur, atau juga dapat menggunakan metode dan
simbologi
berorientasi
objek
dari
Unified
Modelling
Language, yang menghasilkan Class Diagram dan/atau Object
Diagram.
2.2.6.3 Activity / Entity (CRUD) Matrix (D-7)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise
Architecture
Second
Edition
(2005,
p310),
Activity/Entity Matrix dikembangkan dengan pemetaan dimana
entitas data dipengaruhi oleh aktivitas lini bisnis yang
berkaitan. Biasa disebut sebagai matriks CRUD, karena
matriks ini mengidentifikasikan tipe transformasi dasar yang
dilakukan oleh data (Create, Read, Update, Delete) melalui
proses bisnis.
2.2.6.4 Data Dictionary (D-8)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p311), Data
Dictionary adalah sebuah kamus data yang menyediakan
daftar komprehensif dari entitas data yang dikumpulkan dan
27
dirawat oleh perusahaan, termasuk atribut standar, kunci, dan
hubungan dari setiap data.
2.2.7 System & Application Level
2.2.7.1 System Communication Description
Menurut
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition (2005,
p313),
System Communication Description menyediakan
penjelasan dari bagaimana data berkomunikasi dengan sistem
keseluruh perusahaan dan khususnya termasuk mengenai links,
paths, networks dan media.
2.2.7.2 System Data Flow Diagram (SA-4)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p315), System
Data Flow Diagram ditujukan untuk menunjukkan proses
dalam sistem yang bertukaran data, dan bagaimana pertukaran
tersebut muncul. Artifak SA-4 merupakan pelengkap Diagram
Proses
Bisnis
B-4,
menunjukkan detail
dan
dapat
didekomposisi
untuk
tambahan.
Menurut Satzinger dalam Systems Analysis and Design
in a Changing World Fifth Edition (2010, 205), Data Flow
Diagram adalah model sistem grafis yang menunjukkan semua
persyaratan untuk sistem informasi dalam satu diagram: input
dan output, proses, dan penyimpanan data. Setiap orang yang
bekerja pada sebuah proyek pembangunan dapat melihat
semua aspek dari sistem bekerja sama sekaligus dengan DFD.
Itulah salah satu alasan untuk popularitas. DFD juga mudah
dibaca karena merupakan model grafis dan karena hanya ada
lima simbol untuk belajar.
28
2.2.7.3 Web Application Diagram (SA-9)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p320), Web
Application Diagram menunjukkan hubungan logis antara
layanan informasi berbasis web, dalam hal ini menunjukkan
diagram rinci layanan yang berinteraksi melalui protokol
standar dan interface yang mempromosikan susun data yang
platform-independen.
2.2.8 Networks & Infrastructure Level
2.2.8.1 Network Connectivity Diagram (NI-1)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p321), Network
Connectivity Diagram menunjukkan hubungan secara fisik
antara jaringan suara, data, dan video enterprise, mencakup
Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN)
eksternal, yang disebut juga sebagai ekstranet dan intranet.
2.2.9 Securtiy / Standards / Workforce
2.2.9.1 Disaster Recovery Plan (SP-5)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise Architecture Second Edition (2005, p332), Disaster
Recovery Plan adalah matriks penilaian dan serangkaian
prosedur untuk menangani pemadaman di berbagai bisnis atau
teknologi kemampuan yang tidak memerlukan perusahaan
untuk merelokasi operasinya.
2.2.9.2 Technology Forecast (ST-2)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise
Architecture
Second
Edition
(2005,
p334),
Technology Forecast mendukung dan berkaitan dengan profil
29
standar teknologi. teknologi dokumen perkiraan diharapkan
perubahan dalam salah satu standar yang tercantum dalam
artefak, di mana perubahan masa depan tampaknya terjadi ot
akan terjadi.
2.2.9.3 Workforce Plan (W-1)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
Enterprise
Architecture
Workforce Plan
Second
Edition
(2005,
p335),
menyediakan deskripsi tingkat tinggi
mengenai bagaimana modal manusia diatur dalam enterprise.
Perencanaan
Tenaga
mempekerjakan,
Kerja
mencakup
mempertahankan,
dan
strategi
untuk
pengembangan
profesional pada tingkat eksekutif, manajemen, dan staff dari
enterprise.
2.2.9.4 Organization Chart (W-2)
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
EnterpriseArchitecture
Organization Chart
Second
Edition
(2005,
p336),
menunjukkan bagaimana posisi dan
personel diatur dalam diagram secara hierarki atau format
matriks. Bagan Organisasi membantu untuk menunjukkan
garis otorisasi, hubungan pekerjaan, sama seperti kepemilikan
terhadap sumber daya, produk, dan proses.
2.2.10 Enterprise Architecture Management Plan
2.2.10.1 EA Program Management
Menurut Scott A.Bernard dalam An Introduction to
EnterpriseArchitecture Second Edition (2005, p177), EA
sebagai program manajemen mendukung pengembangan
kebijakan, pengambilan keputusan, dan penggunaan efektif
atau efisien sumber daya. Program EA bagian Manajemen
30
dokumen kegiatan yang terkait dengan pemberian EA sebagai
program yang sedang berlangsung.
2.2.10.1.1 Governance and Principles
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005,
p177),
Governance
and
Principles
menggambarkan kebijakan dan pengambilan keputusan
yang
akan
terjadi
didalam
program
Enterprise
Architecture.
2.2.10.1.2 Support for Strategy and Business
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p178), Support for Strategy and Business
digunakan untuk
mendukung dan meningkatkan
strategi dari enterprise dan rencana bisnis serta untuk
mengidentifikasi kesenjangan kinerja yang dapat
membantu komponen EA.
2.2.10.1.3 EA Roles and Responsibility
Menurut
Introduction to
Scott
A.Bernard
dalam
An
Enterprise Architecture Second
Edition (2005, p178), EA Roles and Responsibility
menggambarkan peran dari stakeholder dalam EA
program yang akan menggunakan dan bertanggung
jawab sesuai dengan peran mereka
masing-masing.
2.2.10.1.4 EA Program Performance Measures
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p180),
EA Program Performances Measures
31
menggambarkan bagaimana efektifitas dan efisiensi
program EA yang akan diukur. Ada 2 tipe pengukuran
yaitu Outcome dan Output.Pengukuran Outcome
mengidentifikasi beberapa kemajuan yang pada newend-state. Pengukuran Output, menyediakan data dan
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan.
2.2.10.2 EA Current Architecture Summary
2.2.10.2.1 Strategic Goals and Initiatives
Menurut Menurut Scott A.Bernard dalam An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005,
p181),
mengidentifikasi
Strategic
Goals
bagaimana
EA
and
Initiatives
program
dan
komponen spesifik EA mendukung pencapaian tujuan
strategis dan inisiatif perusahaan.
2.2.10.2.2 Business Services and Information Flows
Menurut Menurut Scott A.Bernard dalam An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p182), Business Services and Information
Flows
mengidentifikasi
dan
menekankan
peran
pengguna EA dalam mendukung analisis proses bisnis
dan
perbaikan,
serta
mengidentifikasi
dan
mengoptimalkan arus informasi di antara prosesproses.
2.2.10.2.3 System and Application
Menurut Menurut Scott A.Bernard dalam An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p184), System and Application mengidentifikasi
bagaimana komponen EA saat ini dan bagaimana
32
komponen EA Framework mendukung arus informasi
yang dibutuhkan untuk LOB pada seluruh perusahaan.
2.2.10.2.4 Technology Infrastructure
Menurut Menurut Scott A.Bernard dalam An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p184), Technology Infrastructure membahas
tentang suara, data, video komponen EA, dan artifak
yang membentuk teknologi infrastruktur pada tingkat
EA Framework.
2.2.10.2.5 IT Security
Menurut Menurut Scott A.Bernard dalam An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005,
p184),
IT
Security
membahas
tentang
pendekatan umum untuk keamanan IT pada semua
tingkat EA Framework.Keamanan IT harus menjadi
bagian dari tujuan
strategis
atau
bergantung pada akurasi, pengesahan
inisiatif
yang
informasi
yang benar.
2.2.10.2.6 EA Standards
Menurut
Introduction to
Scott
A.Bernard
dalam
An
Enterprise Architecture Second
Edition (2005, p184), EA Standards menyediakan
standar dokumen EA untuk data, suara, video dan
keamanan IT yang digunakan selama pengembangan
komponen EA.
2.2.10.2.7 Workforce Requirements
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
33
(2005, p185),Workforce Requirements menjelaskan
pendekatan untuk perencanaan tenaga kerja TI dan
pelatihan bahwa perusahaan menggunakan manajemen
modal manusia.
2.2.10.3 EA Future Architecture Summary
2.2.10.3.1 Future Operating Scenarios
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p186), Future Operating Scenarios ditampilkan
bersama dengan deskripsi narasi tujuan skenario dan
spectrum
lingkungan
operasi
yang
menanggapi
skenario.
2.2.10.3.2 Planning Assumptions
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p186), Planning Assumptions perencanaan dari
skenario
yang dibahas lebih lanjut dalam hal
yandimaksud dengan prioritas perusahaan karena
menerapkan
EA
untuk
kedepannya.Asumsi
mengidentifikasikan kemampuan baru dan sumber
daya yang akan diperlukan jika perusahaan sukses di
masing-masing skenario.
2.2.10.3.3 Updating Current & Future Views
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p186), Updating Current & Future Views
merupakan dokumentasi perubahan perencanaan dalam
proses dan sumber daya apa yang akan menciptakan
pandangan EA di masa depan pada setiap Framework.
34
2.2.10.3.4 Sequencing Plan
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p188), Sequencing Plan merupakan bagian dari
dokumen
perencanaan
manajemen
EA
(EA
Management Plan Document) yang menggambarkan
tugas dan jangka waktu untuk mengimplementasikan
komponen dan artifak EA yang baru.
2.2.10.3.5 Configuration Management
Menurut
Scott
A.Bernard
dalam
An
Introduction to Enterprise Architecture Second Edition
(2005, p189), Configuration Management merupakan
bagian
dari
perencanaan
manajemen
EA
(EA
Management Plan) yang berfungsi untuk mendukung
sub proses dimana perubahan EA dikelola dan standar
dalam TSRM diterapkan.
Download