POKOK BAHASAN I. BRYOPHYTA Pendahuluan, Gametofit, dan

advertisement
POKOK BAHASAN I. BRYOPHYTA
Pendahuluan, Gametofit, dan Gametogenesis
Pendahuluan
Menurut Oxford Dictionary (1728) suatu embrio didefinisikan sebagai suatu
turunan dan hewan sebelum saat kelahiran, atau sebelum keluar dan telur, atau kalau
pada tanaman adalah suatu tanaman yang rudimenter terdapat dalam biji. Pada
tumbuhan paku tidak mempunyai biji, tetapi mempunyai embrio yang sempurna seperti
pada tumbuhan dikotil. Embrio tumbuhan paku tumbuh dan berkembang tanpa fase
istirahat, sampai muncul dan jaringan gametofit dan menjadi suatu sporofit yang hidup
bebas, dan perkembangan yang karakteristik sama dengan arkegoniatae lainnya.
Arkegomatae adalah kelompok tumbuhan yang mempunyai struktur arkegonium yang
sama.
Dalam mempelajari ernbnogenesis (perkembangan embno) pada tumbuhan,
yang diawali dan pertumbuhan seltmggal (zigot) atau spora pada suatu lingkungannya,
banyak faktor yang mempengaruhinya. Apabila kita menguji telur apakah di dalam
kandung lembaga atau arkegomum. Ada suatu bukti bahwa sel telur mengalami
perkembangan yang khusus, yaitu apabila sel telur ada pada arkegonium. Sel telur
menjadi bulat dan terletak bebas pada perut arkegonium, dan ini kemungkinan
dipengaruhi oleh berbagai faktor biokimia dan faktor fisik. Selam itu posisi sel telur
pada jaringan gametofit mempengaruhi perkembangan embrionik, yang juga
disebabkan oleh karena faktor biokimia.
Faktor lingkungan juga mempengaruhi perkecambahan spora dan algae,
Bryophyta maupun Pteridophyta. Selain faktor- faktor yang telah disebutkan faktor
genetik, aspek kimia dan polarisasi, sangat berpengaruh terhadap perkembangan
embrio.
Tumbuhan yang hidup di tanah digolongkan sebagai Embryophyta, yaitu
tumbuhan yang mempunyai fase embrionik yang karakteristik, yang tidak ada pada
kebanyakan Algae.
Perkembangan ontogenetik ganggang hijau yang termasuk Chaetoporales
merupakan kelompok yang dianggap sebagai nenek moyang Embryophyta (Fntsch,
1939; 1945 dalam Wardlaw, 1950).
Embryophyta adalah golongan tumbuhan yang mempunyai fase embrionik tertutup.
Embrio merupakan perkembangan lebih lanjut dan sel telur yang dibuahi (zigot). Ada 2
kelompok yang termasuk Embryophyta yaitu:
1. Archegomatae, kelompok tumbulian yang mempunyai arkegoma yang nyata,
misalnya Bryophyta dan Pteridophyta.
2. Spermatophyta adalah golongan tumbuhan
tumbuhan yang mempunyai biji baik berbiji
tertutup amupun terbuka, yaitu Gymnospennae dan Angiospennae.
Gambar
1. I. Berbagai macam talus pada tumbuhan lumut hati I
II. Diagram penampang melintang talus Riccia sp.
A. Talus dewasa dengan sporofit muda
B. Talus muda belum terebentuk alat kelamin
C.
Gametofit dan Gametogenesis pada bryophyta
Pada Bryophyta gametofit merupakan fase yang dominan oleh karena itu
badan tumbuhan (talus) secara visual dapat dilihat. Tumbuhan lumut dibedakan
menjadi 2 kelas besar, yaitu : Hepaticae (golongan lumut hati) dan Musci (golongan
lumut daun). Gametofit lumut
lumut hati berdagmg, tipis, bercabang dikotomis, berwama
hijau melekat pada tanah mempunyai banyak rizoid dan sisik di bagian bawah.
Arkegonium dan anteridium terdapat pada talus atau terdapat pada cabang berdaun
pada lumut daun. Arkegonium berbentuk botol, terdiri atas bagian perut dan leher.
Bagian perut berisi sd telur dan sel saluran perut dan bagian leher terdiri atas sel leher
dan sel saluran leher. Anteridium berbentuk seperti gada dengan atau tanpa tangkai
untuk melihat pada jaringan gametofit. Anteridium terdiri atas lapisan pelmdung yang
melmdungi badan anteridium. Badan anteridium berisi sel androgomal yang nantmya
akan berkembang menjadi sperma (anterozoid).
Gametogenesis
Ontogeni arkegonium
Bagian bawah talus misalnya pada Riccia tersusun oleh sel- sd meristematis
yang kompak. Titik tumbuh talus terletak pada jaringan yang berdekatan dengan takik
(lekukan) apikal, dan terdiri atas 3-5 sel. Sel-sel ini (sel- sel superfisial) merupakan
inisial arkegonium karena ukurannya yang besar, plasmanya padat dan intinya jelas.
Sel misal ini kemudian membesar membelah dengan dinding melintang, menghasilkan
2 sel. Sel atas membesar dan membelah dengan dinding vertikal menghasilkan sel
aksial di bagian tengah dan dikelilingi oleh 3 sel perifer (gb. 1) masing- masing sel
perifer membelah lagi membentuk inisialjaket dan selanjutnya akan menjadi seijaket.
Sel aksial primer membelah menjadi sel penutup primer dan sel sentral. Sel
penutup primer membelah antiklinal menghasilkan 4 sel penutup, sedang sel sentral
akan membelah menghasilkan sd saluran !eher primer dan se! perut. Se! saluran
primer membelah menghasilkan 4-6 sel saluran leher, sedang sel perut akan
menghasilkan sel saluran perut dan sd te!ur. Akhirnya struktur arkegonia dewasa terdiri
atas:
1. Tangkai yang pendek dibagian basal untuk melekat pada jaringan gametofit;
2. Bagian perut dan bagian leher (bentuk seperti botol);
3. Bagian perut membesar berisi satu sel te!ur, dengan sel saluran perut yang
keel! Diatas telur;
4. Leher dengan selapis se!, bentuk buluh terdiri atas 4-6 sel- sel leher;
5. Sel penutup di bagian atas leher; sehingga penutup mulut arkegonium.
Pada Riccia junflah arkegonium pada umumnya sath. Pada Marchantia banyak,
letaknya berderet pada arkegonofor, sedang pada lumut daun seperti Funaria, jumlah
arkegonium lebih dan satu, terdapat pada cabang betina (ithat gambar 4. A; B; C dan
D).
Sel ini berbeda dengan sel- sel yang lain oleh karena ukuran sel lebih besar,
sitoplasma lebih padat dan nukleus jelas. Sel superfisial membelah menghasilkan sel
atas dan sel bawah. Sel atas menghasilkan sel anteridial primer dan sel tangkai primer,
sedang sel bawah tidak membelah befungsi sebagai tangkai anteridium. Sel anteridial
primer menghasilkan deret luar dan deret dalam. Deret luar akhirnya membentuk
lapisan jaket dan deret dalam akhirnya menghasilkan androsit. Se! tangkai primer dan
sel bawah membentuk tangkai.
Androsit ini kemudian mengalami metamorfosis yang akhirnya membentuk
anterozoid atau spermatozoid dengan 2 flagela panjang pada bagian lateral di samping
ujung anterior. Antendium dewasa mempunyai struktur sebagai berikut:
a. Tangkai pendek, mendukung badan anteridium.
b. Badan anteridium, berbentuk oval dengan bagian basal pipih dan bagian ujung
seperti kerucut.
c. Badan anteridium mempunyai 2 bagian, bagian luar yang steril tersusun dan
sel- sel berdmdmg tipis disebut lapisan jaket dan bagian dalam yang
merupakan massa sentral terdiri atas sejumlah besar sel- sel androgomal yang
berbentuk kubus.
d. Ruang anteridium yang melindungi antendium.
e. Porus yang menghubungkan ruang anteridium dengan bagian luar, terletak
pada permukaan dorsal.
Selama kelembaban cukup, sel- sel jaket menyerap air dan struktur jaket
mengalami disorganisasi sehingga anterozoid disebabkan ke permukaan yang sifatnya
semi cair kemudian berenang dan mencapai arkegomum. Air hujan atau tetes- tetes ait
dapat membantu masuknya anterozoid ke dalam leher arkegonium.
Download