Taxonomy is the science of classifying and identifying plants. Scientific names are necessary because the same common name is used for different plants in different areas of the world. Latin is the language used for scientific classification. Swedish botanist Developed binomial classification scheme for plants. Uses two Latin words to indicate the genus and the species. Changed his name to the Latin name of Carolus Linnaeus. The first word is the genus and the second word is the species. If there are additional words, they indicate the variety or cultivar. Kingdom Phylum/Division Class Order Suborder Family Genus Species The four most important divisions of the plant kingdom are…. › Thallophites › Bryophytes › Pteriophytes › Spermatophytes Includes flowering or seed-bearing plants. The two subdivisions are…. › Gymnosperms › Angiosperms Kata Taksonomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu taxis yang berarti susunan dan penataan dan nomos yang berarti hukum atau aturan. Lawrence (1969) mendefinisikannya sebagai studi yang meliputi identifikasi, tatanama (nomenclature) dan klasifikasi dari suatu obyek Ilmu taksonomi modern : mencakup studi tentang hubungan kekerabatan antar spesies (filogenetik) maupun prosesproses evolusi yang terkait (misalnya hibridisasi, variasi dalam populasi dan asal muasal suatu jenis). Ada 4 komponen dasar dalam Taksonomi : 1. Klasifikasi: penyusunan kelompok-kelompok tumbuhan ke dalam suatu tingkatan taksonomi berdasarkan sifat-sifat tertentu. 2. Identifikasi, yaitu determinasi suatu nama untuk suatu spesies. 3. Deskripsi, adalah penjabaran karakter-karakter atau ciri-ciri suatu spesies. Biasanya digunakan untuk membedakan antara suatu spesies dengan spesies lainnya 4. Tatanama (Nomenclature), suatu sistem aturan yang jelas dan bersifat universal yang digunakan oleh semua ahli botani di dunia untuk menamakan tumbuhan yang tertuang dalam Kode Internasional untuk Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature, ICBN). sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan: sistem klasifikasi alam atau sistem klasifikasi filogenetik dan sistem klasifikasi buatan (berdasarkan habitat) Sistem klasifikasi yang tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer. *Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi Taksonomi Tumbuhan Rendah (Cryptogamae = tumbuhan spora) Tahun 1880 diperkenalkan suatu sistem yang membagi Cryptogamae menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Ciri : - Sel telah berinti, tetapi belum berdeferensiasi (belum punya berkas pengangkut) - Sporangia dan gametagianya belum diselubungi oleh dinding sel. Thallophyta (tumbuhan talus): terdiri dari dua anak kelas Algae dan Fungi dibedakan dari Bryophyta dan Pteridophyta berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta perkembangan zigotnya. Berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikroskop elektron, maka klasifikasi algae ke dalam divisinya, kini didasarkan pada: pigmentasi, hasil fotointesis, flagelasi, sifat fisik dan kimia dinding sel, ada atau tidak adanya inti sejati. Atas dasar hal tersebut, Smith (1955) membagi algae menjadi; Divisi: Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta,dan Euglenophyta termasuk Protista (Protista algae); Cyanophyta termasuk Monera Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh: Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela. Bentuk multiseluler Reproduksi Vegetatif: fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia. Aseksual: pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora, hipnospora, stadium pamela. Seksual: isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan oogami, aplanogami, autogami. Divisi: Chlorophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Chrysophyta, Cyanophyta. Divisi: Chlorophyta Ciri-ciri 1. Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau 2. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas. 3. Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral 4. Sel mempunyai 2 atau 4 flagela sama panja5g. 5. Dinding sel mengandung selulose. 6. Perkembangbiakan: aseksual dengan Zoospora dan seksual dengan anisogami Tempat hidup Sebagian besar ( ± 90%) merupakan algae air tawar terdapat pula di tanah atau di dinding tembok yang lembab, di atas batang pohon dan dapat pula sebagai epifil (pada permukaan daun). 2. Divisi Phaeophyta Ciri-ciri -Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah beriklim dingin. - Bersel banyak dan berwarna pirang (fikosantin) - Kromatofora mengandung klorofila, karotin dan xantofil, fikosantin. Tempat hidup 3. Divisi Rhodophyta (ganggang merah) Ciri-ciri 1. Sel mempunyai dinding yang terdiri dari selulose . Rhodophyceae tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagela. 2. Pigmen Khlorofil: terdiri dari khlorofil a, karotenoid, fikoeritrin dan fikosianin yang sering disebut pigmen aksesoris. - karoten Pigmen-pigmen tersebut terdapat dalam kloroplas 3. Cadangan makanan berupa tepung floride (hasil polimerase dari glukosa) dan terdapat diluar khloroplas. 4. Talus Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler. Talus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian. Talus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. 5. Habitat : laut yang dalam 4. Divisi :Chrysophyta Ciri-ciri : - Bersifat uniselular, dindin sel terdiri atas pektin yang lunak - Selnya berinti, kromatofora mengandung klorofil a, karotin, santofil dan sutu karotenoid yang menyerupai fikosantin. - Sebagian besar bersifat autotrof, kecuali yang tidak berwarna : heterotrof. - Tempat hidup : air laut dan air tawar (sering melekat pada tumbuhan air). FUNGI (jamur, cendawan) Ciri-ciri: -Tidak berklorofil : tidak berfotosintesis -Tubuhnya mempunyai benang-benang hifa -Perkembangbiakan : vegetatif : dengan spora, generatif, dengan isogami, anisogami, oogami, gametangiogami dan somatogami -Hidup secara heterotrof sebagai saprofit atau parasit -Jarang hidup di air, kebanyakan di daratan. Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut"). Tumbuhan ini tingkatannya lebih tinggi dari Thallophyta dengan habitus yang ber-macam2. - Warna hijau 9klorofil a dan b) - Selnya berdinding terdiri dari selulosa - Alat kelamin terdiri atas anteridium dan arkegonium - Terdiri dari lumut daun (musci) dan lumut hati (hepaticae) organ penyerap haranya adalah rizoid (: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Perkembangbiakan Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum. Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru. Pteridophyta / Filicophyta (Tumbuhan paku / pakupakuan ) Daur hidup (metagenesis) : - Daur hidup tumbuhan paku : pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. - Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. - Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang tumbuh menjadi tumbuhan paku Setelah terjadi pembuahan (zigot berkembang), protalium hilang Morfologi - Akar yang tumbuh pertama tidak dominan, disusul akar lain yang tumbuh dari batang - Batang bercabang, menggarpu - Dapat berbentuk semak , pohon sampai beberapa meter. - Ukuran daun bervariasi sampai 6 m;pada umumnya berdaun majemuk;” tipe daun kecil, tidak bertangkai dan hanya mempunyai satu tulang daun, tersusun rapat menurut garis spiral (Lycopsida=paku kawat)”. Perkembangbiakan : vegetatif : spora - Sporangium dan spora terdapat pada daun-daun khusus : sporofil (sering terkumpul membentuk alat yang menyerupai bunga pada Spermatophyta). Berdasarkan klasifikasi baru (Smith et al., 2006), tumbuhan paku dapat dikelompokkan sebagai berikut: Divisio: Lycophyta dengan satu kelas: Lycopsida. Divisio: Pteridophyta dengan empat kelas : Psilotopsida, mencakup Ophioglossales. Equisetopsida Marattiopsida Polypodiopsida (=Pteridopsida, Filicopsida) Kelas Psilotopsida Bangsa Ophioglossales Suku Ophioglossaceae (termasuk Botrychiaceae, Helminthostachyaceae) Bangsa Psilotales Suku Psilotaceae (termasuk Tmesipteridaceae) Kelas Equisetopsida [=Sphenopsida] Bangsa Equisetales Suku Equisetaceae Kelas Marattiopsida Bangsa Marattiales Suku Marattiaceae (termasuk Angiopteridaceae, Christenseniaceae, Danaeaceae, Kaulfussiaceae) Kelas Polypodiopsida [=Filicopsida, Pteridopsida] Bangsa Osmundales Suku Osmundaceae Bangsa Hymenophyllales Suku Hymenophyllaceae (termasuk Trichomanaceae) Bangsa Gleicheniales Suku Gleicheniaceae (termasuk Dicranopteridaceae, Stromatopteridaceae) Suku Dipteridaceae (termasuk Cheiropleuriaceae) Suku Matoniaceae Bangsa Schizaeales Suku Lygodiaceae Suku Anemiaceae (termasuk Mohriaceae) Suku Schizaeaceae Bangsa Salviniales Suku Marsileaceae (termasuk Pilulariaceae) Suku Salviniaceae (termasuk Azollaceae) Bangsa Cyatheales Suku Thyrsopteridaceae Suku Loxomataceae Suku Culcitaceae Suku Plagiogyriaceae Suku Cibotiaceae Suku Cyatheaceae (termasuk Alsophilaceae, Hymenophyllopsidaceae) Suku Dicksoniaceae (termasuk Lophosoriaceae) Suku Metaxyaceae Bangsa Polypodiales Suku Lindsaeaceae (termasuk Cystodiaceae, Lonchitidaceae) Suku Saccolomataceae Suku Dennstaedtiaceae (termasuk Hypolepidaceae, Monachosoraceae, Pteridiaceae) Suku Pteridaceae (termasuk Acrostichaceae, Actiniopteridaceae, Adiantaceae, Anopteraceae, Antrophyaceae, Ceratopteridaceae, Cheilanthaceae, Cryptogrammaceae, Hemionitidaceae, Negripteridaceae, Parkeriaceae, Platyzomataceae, Sinopteridaceae, Taenitidaceae, Vittariaceae) Suku Aspleniaceae Suku Thelypteridaceae Suku Woodsiaceae (termasuk Athyriaceae, Cystopteridaceae) Suku Blechnaceae (termasuk Stenochlaenaceae) Suku Onocleaceae Suku Dryopteridaceae (termasuk Aspidiaceae, Bolbitidaceae, Elaphoglossaceae, Hypodematiaceae, Peranemataceae) Suku Lomariopsidaceae (termasuk Nephrolepidaceae Suku Tectariaceae Suku Oleandraceae Suku Davalliaceae Suku Polypodiaceae (termasuk Drynariaceae, Grammitidaceae, Gymnogrammitidaceae, Loxogrammaceae, Platyceriaceae, Pleurisoriopsidaceae) SPERMATOPHYTA -Tingkat perkembangan yang paling tinggi -Telah menghasilkan biji: tumbuhan berbiji (Spermatophyta) -Biji berasal dari bunga : tumbuhan berbunga (Anthophyta) -Dibagi menjadi 2 sub divisi: tumbuhan berbiji telanjang (Gymnospermae) dan berbiji tertutup = bakal biji terbungkus oleh karpela/daun buah (Angiospermae) - Angiospermae terdiri dari dua kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah/memiliki dua daun lembaga) dan Monocotyledoneae ( mempunyai satu daun lembaga) - Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga dikelompokkan mulai tercapai sejak hasil "Angiosperm Phylogeny Group" (APG) dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui (update) pada tahun 2003 sebagai Sistem Klasifikasi APG II. - Jenisnya diperkirakan berkisar antara 250 000 hingga 400 000 yang dikelompokkan menjadi 462 suku/famili (APG, 1998). - Dari keseluruhan spesies: monokotil = 23% dikotil= 75%. Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut: Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950 Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400 Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183 Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumputrumputan): 10.035 Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173 Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735 Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350 Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225 Araceae (suku talas-talasan): 4.025 Orchidaceae, Poaceae, Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil. Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri. Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku terpenting karena menghasilkan berbagai sumber energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum, jagung, juwawut, tebu, serta sorgum. Suku polong-polongan menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran utama dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilamnilaman beranggotakan banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan. Beberapa suku penting lainnya dalam kehidupan manusia adalah : - Solanaceae (suku terong-terongan), sebagai sumber pangan penting terutama sayuran - Cucurbitaceae (suku labu-labuan), sebagai sumber sayuran penting - Brassicaceae atau Cruciferae (suku sawi-sawian), sebagai sumber sayuran dan minyak pangan penting - Alliaceae (suku bawang-bawangan), sebagai sumber sayuran bumbu penting - Piperaceae (suku sirih-sirihan), sebagai sumber rempah-rempah penting. - Arecaceae atau Palmae (suku pinang-pinangan), sebagai pendukung kehidupan penting masyarakat agraris daerah tropika - Rutaceae (suku jeruk-jerukan), Rosaceae (suku mawar-mawaran), dan Myrtaceae (suku jambu-jambuan) banyak menghasilkan buah-buahan penting. - Tumbuhan berbunga juga menjadi pemasok sumberdaya alam dalam bentuk kayu, kertas, serat (misalnya kapas, kapuk, and henep, serat manila), obat-obatan (digitalis, kamfer), tumbuhan hias (ruangan maupun terbuka), dan berbagai daftar panjang kegunaan lain.