definisi psikologi sosial

advertisement
DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL
Definisi Psikologi Sosial adalah
1. Sheriff & Muzfer (1956) : ilmu tentang pengalaman dan perilaku individu dalam
kaitannya dengan situasi stimulus sosial
2. Krechm Cructhfield, dan Ballachey (1962) : Ilmu tentang peristiwa perilaku
hubungan interpersonal (antarpribadi)
3. Watson (1966) : ilmu tentang interaksi manusia
4. Dewey dan Huber (1966) : studi tentang manusia individual ketika ia berinteraksi,
biasanay secara simbolik, dengan lingkungannya.
5. Jones & Gerard (1967) : subdisiplin dari psikologi yang mengkhususkan diri pada
studi ilmiah tentang perilaku individual sebagai stimulus sosial
6. McDavid & Harari (1968) : studi ilmiah tentang pengalaman dan perilaku individual
dalam kaitannya dengan individu, kelompok, dan kebudayaan lain.
7. Shaw & Costanzo (1970) : ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku individual
sebagai fungsi rangsang-rangsang sosial.
8. Baron & Byrne (1994) : adalah bidang ilmiah yang mencari pengertian tentang
hakikat dan sebab-sebab dari perilaku dan pikiran-pikiran individu dalam situasi
sosial.
Tiga wilayah studi psikologi sosial (Shaw dan Costanzo, dalam Sarwono):
1. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individual, misalnya studi tentang
persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat).
2. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, dsb.
3. Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi, hubungan
kekuasaan, konformitas, kerjasama, persaingan, peran, dsb.
Michener dan Delamater (dalam Hudaniah): wilayah kajian psikologi:
1. Pengaruh individu terhadap orang lain
2. Pengaruh kelompok pada individu
3. Pengaruh individu terhadap kelompok/orang lain
4. Pengaruh satu kelompok terhadap kelompok lain
Maya Fitria
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial dapat dikategorikan dalam 5 faktor
utama (Baron & Byrne, 1994):
1. Aksi (tindakan) dan karakteristik dari orang-orang lain
2. Proses kognitif dasar, proses yang mendasari pikiran, keyakinan, ide, dan
penilaian tentang orang lain yang dimiliki individu
3. Variable-variabel ekologi (lingkungan) – pengaruh secara langsung ataupun tidak
langsung dari lingkungan fisik
4. Konteks kebudayaan dimana perilaku sosial terjadi
5. Aspek biologis dari warisan sifat-sifat genetic yang relevan dengan perilaku sosial.
Sejarah Psikologi Sosial
Prakelahiran
Psikologi lahir 1879 ditandai dengan didirikannya laboratorium psikologi yang
pertama di dunia, di Leipzig oleh Willhem Wundt. Sebelum itu, bibit-bibit psikologi sosial
sudah mulai tumbuh. Lazarus dan Steindhal pada tahun 1860 mempelajari bahasa, tradisi
dan institusi masyarakat untuk menemukan “jiwa umat manusia” (human mind) yang
berbeda dari “jiwa individual”.
Masa awal
Dapat dirunut dari tulisan-tulisan filsuf abad 19-an yang menaruh perhatian pada relasi
antara orang dengan masyarakatnya. Misal: Hegel, Compte, Spencer, Le Bon, dan Tarde.
Edward Ross : menulis tentang mob mind, customs, fashion, public opinion, dan konflik
sosial.
William McDougall : insting sebagai determinan utama perilaku manusia
Hubungan Psikologi Sosial dengan Disiplin Ilmu lain
Phylosophy
Economics
Personality
Social
Psychology
Sociology
History
Psikologi evolusioner (evolutionary psychology) Manusia, seperti halnya makhluk
lain, telah mengalami proses evolusi biologis dalam sejarah keberadaannya, dan hasil dari
proses ini adalah manusia sekarang memiliki sejumlah besar mekanisme psikologis yang
merupakan hasil evolusi (evolved psychological mechanism) yang membantu untuk tetap
hidup atau mempertahankan keberadan atau eksistensi manusia (survival).
Tiga komponen dasar evolusi:

Variasi : Organisme berbeda dalam banyak hal

Bawaan : Beberapa variasi dapat diturunkan

Seleksi : Variasi yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan
meningkat jumlahnya dalam populasi
Political science
(Hudaniah, 2006)
PENDEKATAN PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi Sosial adalah kerangka ilmiah yang mencoba memahami asal usul dan sebabsebab perilaku dan pemikiran individu dalam situasi social.
PENDEKATAN BIOLOGIS
Perilaku, pilihan, reaksi emosi, dan bahkan sikap sampai batas ditentukan oleh factorfaktor biologis

Naluri, insting

Bawaan, genetic (inheritance)
Teori yang menggunakan pendekatan biologis, salah satunya:
Maya Fitria
PENDEKATAN BELAJAR
: Perilaku ditentukan oleh apa yang telah dipelajari sebelumnya
Pavlov : Operant conditioning:
Skinner : Classical conditioning
Albert Bandura --- Social Learning Theory
Mekanisme Belajar:
1. Asosiasi, Classical Conditioning (Skinner)
2. Reinforcement (Pavlov)
3. Imitasi (Albert Bandura)
-- bisa terjadi tanpa adanya reinforcement eksternal
Ciri khusus pendekatan belajar:
- sebab-sebab perilaku diduga terletak terutama pada pengalaman belajar individu
di masa lampau
pendekatan pendekatan belajar cenderung menempatkan perilaku terutama pada
lingkungan eksternal dan tidak pada pengertian subjektif individu terhadap apa
yang terjadi
- perilaku yang nyata/nampak
 mengabaikan peranan intelektualitas, pikiran, dan proses perceptual yang kompleks
 setelah ada pendekatan kognitif, muncul pendekatan belajar-kognitif
-
PENDEKATAN INSENTIF
Perilaku adalah sesuatu yang ditentukan oleh insentif yang tersedia bagi bermacammacam tindakan
Pendekatan insentif percaya bahwa orang bertindak untuk memperbesar keuntungan dan
memperkecil kerugian
Melibatkan perilaku yang berkaitan dengan insentif positif dan negative
Tiga versi pendekatan insentif:
Yang termasuk dalam Rational decision-making theory -- perhitungan untung
rugi sebuah tindakan
1. Expectancy-value theory: bahwa keputusan diambil atas dasar:


derajat ekspektasi (dugaan) tentang akibat yang akan ditimbulkan
oleh setiap keputusan
2. Exchange Theory (Teori Pertukaran)

Salah satu pendekatan insentif dalam psikologi sosial adalah dengan:
Analisis Konflik: membahas konflik antara dua kemungkinan perilaku
 apakah perilaku itu bersifat positif atau negative
 sejauh mana nilai positif atau negatifnya
K o n f l i k:
o Approach - approach
Melibatkan dua perilaku yang masing-masing berkaitan dengan insentif
positif
o Avoidance – avoidance
Melibatkan dua alternative yang sama-sama negatif
o Approach - avoidance
Maya Fitria
nilai dari berbagai kemungkinan keputusan
Menganalisis interaksi interpersonal sebagai rangkaian keputusan
rasional yang dibuat orang.

Memusatkan diri pada keuntungan dan kerugian relatif yang
diperoleh kedua belah pihak yang berkepentingan dari berbagai
kemungkinan tindakan yang disepakati.
3. Need Theory (Teori Pemuasan Kebutuhan)
Bahwa individu memiliki kebutuhan atau motif spesifik tertentu dan berperilaku
sedemikian rupa untuk memuaskan kebutuhan itu.
PENDEKATAN KOGNITIF
Perilaku ditentukan oleh persepsi/cara mengamati seseorang terhadap situasi sosial.
Secara spontan dan otomatis, orang mengorganisasikan persepsi, pikiran, dan
keyakinannya tentang situasi sosial ke dalam bentuk yang sederhana dan bermakna
Ketika seseorang mengindera suatu objek, ada kecenderungan untuk mengelompokkan
dan mengkategorisasikan objek secara spontan.
Prinsip-prinsip dasar dalam kategorisasi persepsi:
1. Kecenderungan mengelompokkan objek berdasar beberapa prinsip sederhana
seperti: kesamaan (similarity). kedekatan (closure), dan pengalaman masa
lalu.
2. Persepsi tentang mana figure (sesuatu yang terlihat lebih mencolok) dan mana
ground (latar belakang)
Biasanya, figure  rangsangan yang berwarna, bergerak, bersuara, unik, dekat.
Ground  rangsangan yang lembut, tidak menarik, tidak bergerak,
tidak bersuara, umum, jauh.
Beberapa teori kognitif yang penting:
1. Attribution theory (Harold Kelley, dkk)
Berkaitan dengan bagaimana kita menginterpretasikan kausalitas, usaha
memahami alasan-alasan di balik perilaku seseorang – mengapa seseorang
berperilaku tertentu pada situasi tertentu.
2. Cognitive dissonance theory (Leon Festinger)
Berkaitan dengan bagaimana seseorang mengubah dan menyusun kembali
pandangan-pandangannya mengenai dunia sehingga nampak konsisten.
Disonansi kognitif: sebuah keadaan internal yang tidak menyenangkan,
merupakan hasil ketika individu menyadari ketidakkonsistenan antara dua atau
lebih sikap mereka atau antara sikap dan tingkah laku mereka.
Maya Fitria
Perbedaan teori kognitif dengan teori belajar:
- teori kognitif memusatkan diri pada interpretasi dan organisasi perceptual
mengenai keadaan sekarang, bukan masa lalu
- teori kognitif mencari sebab-sebab perilaku pada persepsi atau interpretasi
individu terhadap situasi, bukan pada realitas situasinya sendiri.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Trend Pendekatan Psikologi Sosial saat ini:
Pendekatan kognitif
Pendekatan belajar kognitif
Pendekatan multikulturalisme
Pendekatan biologis: peran faktor biologis dan evolusi
1. SOCIAL COGNITION
MEMAHAMI INFORMASI SOSIAL
KOGNISI SOSIAL
: suatu proses yang melibatkan persepsi, evaluasi, dan mengkategorisasikan
orang
lain
KOGNISI SOSIAL
Analisa terhadap bagaimana seseorang menilai perilaku orang lain,
Bagaimana seseorang memproses informasi sosial mengenai orang lain,
Bagaimana seseorang membuat atribusi
Analisa – kesesatan/bias dan kesalahan umum pada cara orang memroses informasi
sosial dan proses atribusi serta kesesatan/bias umum terjadi dalam atribusi.
PEMROSESAN INFORMASI SOSIAL
Dalam memproses informasi sosial yang datang setiap saat, seseorang cenderung
spontan, tidak berfikir panjang, dan melakukan kesimpulan-kesimpulan instant. Gejala ini
disebut sebagai:
Cognitive misers: kecenderungan seseorang untuk ‘hemat’/’pelit’/’malas’ dalam berfikir,
memahami seoptimal mungkin dengan menggunakan kapasitas mental kita yang terbatas
(making the best of our limited mental capacities) dengan menggunakan schemas untuk
mempermudah mengkategorisasikan dan memahami sekitarnya.
Kenapa kategorisasi? Lebih mudah dan efisien daripada memahami atribut/ciri-ciri sifat
orang lain. Kategorisasi atau pengelompokkan orang biasanya berdasarkan pada
karakteristik yang menonjol seperti jenis kelamin, ras, usia, penampilan, keanggotaan
kelompok, pekerjaan atau perilaku.
Schemas : bagan/gambaran tentang sesuatu/seseorang yang digunakan untuk proses
kategorisasi, mengarahkan perhatian pada informasi yang relevan, menyediakan sebuah
kerangka untuk mengevaluasi informasi, dan menyediakan kategori-ketegori untuk
menyimpan informasi (memory).
Schema yang ada pada memory seseorang terdiri atas:
- Self schemas
: berisi informasi tentang karakteristik yang dimiliki diri
sendiri
- person schema
: berisi informasi tentang tipikal orang dan berguna untuk
mengkategorisasikan orang lain dan ingatan perilaku orang lain yang relevan
dengan schema (others’schema-relevant behavior) dan berisi prototype (sejumlah
ciri-ciri tentang seseorang yang dihubungkan dengan keanggotaannya dalam
suatu kelompok/kategori
- role schemas
: skema yang berisi konsep tentang norma-norma dan
perilaku yang cocok atau pantas bagi orang-orang tertentu dari berbagai
kategorisasi sosial/posisi/status, misal ras, gender, usia, pekerjaan, dsb. –
melibatkan harapan peran
- event schemas or scripts : berisi pengetahuan tentang tipe urutan kejadian atau
situasi sosial.  membantu memahami dan mengingat beberapa kejadian.
Maya Fitria
Keuntungan schemas
- membantu ingatan
- kecepatan pemrosesan
- membantu informasi yang tercecer
- harapan normative mengenai apa yang akan atau seharusnya terjadi
Person schemas 
Implicit personality theories: kategorisasi karakter/kepribadian yang mengandung
sekelompok cirri-ciri sifat yang secara awam (common sense) digunakan oleh orang. Misal
: - orang itu kaku/dingin (cold)  kesimpulan “kaku” identik dengan seperangkat sifat-sifat
misal arogan, sulit diajak kerjasama, tidak supel, kurang bisa beradaptasi dengan
lingkungan dan sebagainya.
- orang itu hangat (warm)  identik dengan sifat-sifat seperti supel, ramah, banyak
teman, tidak sombong, dan sebagainya.
Dikatakan sebagai teori kepribadian yang implicit atau common sense karena teori
kepribadian yang sebenarnya dalam ilmu psikologi tidak membagi kepribadian seseorang
sesederhana dua kutub tersebut. Ada banyak tipe kepribadian dan cirri-ciri sifat yang
menyertainya.
Stages in cognitive processing
- attention (ada perhatian)  contrast effect—sesuatu yang kontras akan lebih
menarik perhatian
- encoding (memasukkan dalam memori di otak)
- retrieval (mengeluarkan dari memori)  priming effect (skema yang barusan
dipakai akan lebih accessible daripada yang tidak)
HEURIS
TICS : MENTAL SHORTCUT
Pemrosesan informasi sosial dengan menggunakan skema.
Mempersingkat atau memotong proses mental menjadi lebih pendek dan
merupakan strategi yang digunakan orang untuk keluar dari lingkungan yang
kompleks.
 kalau tidak, akan terjadi cognitive overload: terlalu berlimpahnya stimuli
perceptual (stimulus yang mengenai indera manusia) yang menerpa kita seharihari sehingga seaakan-akan terasa dibombardir.
Tipe-tipe strategi heuristics:
- Representativeness heuristics : mencocokkan prototype
- Availability heuristics
: untuk meramalkan seberapa sering, seberapa
byk, kemungkinan2 sesuatu terjadi
- Anchoring heuristics
: menggunakan peristiwa lain yang relatif sama
sebagai frame of reference
Kerugian-kerugian menggunakan heuristics: biases and errors:
1. Generalization fallacies (kesalahan generalisasi): kecendurangan untuk terlalu
dipengaruhi oleh gambaran umum, konkrit, pengalaman-pengalaman personal,
daripada berdasarkan data statistik maupun penelitian ilmiah. Misal: gambaran
umum dan awam tentang orang Arab, Madura, Mahasiswa soshum, dsb.
2. Belief perseverance (kekerasan hati pada keyakinan sendiri): kecenderungan
untuk terlalu keras memegang prinsip/keyakinan diri meskipun keyakinan tersebut
sudah dikonfirmasi dengan logika-logika yang lain. Misal, keyakinan masyarakat
tentang komunisme.
3. Central traits (ciri-ciri sifat yang sentral): sekumpulan ciri sifat yang penting
dalam menentukan reaksi seseorang terhadap orang yang lain.
4. Halo effect: kesan umum bahwa seseorang itu bagus atau jelek.
ATRIBUSI
Proses/usaha untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab perilaku orang lain dan
untuk kemudian mengerti tentang sifat-sifat trait yang menetap dan disposisinya.
1. Teori Korespondensi Inferensial (correspondence inference), Jones dan
Davis
 sebuah teori yang menggambarkan bagaimana kita menggunakan informasi
tentang perilaku seseorang sebagai dasar untuk menyimpulkan bahwa orang tersebut
mempunyai sekumpulan sifat-sifat atau trait tertentu
 memusatkan diri pada perilaku yang paling informatif
-
perilaku yang dipilih secara bebas, bukan disebabkan oleh kondisi tertentu
-
memperhatikan uncommon effect, efek tidak umum yang membedakan
-
Tindakan yang tingkat harapan sosial (social desirability)nya rendah
2. Teori Atribusi Kausal, Kelley
 teori untuk menjawab “mengapa?” dalam perilaku seseorang
Ada tiga hal yang dapat menjadi patokan:
-
consensus : derajat kesamaan reaksi orang lain terhadap stimulus atau
peristiwa tertentu dengan orang yang sedang diobservasi
-
konsistensi : derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus
atau suatu peristiwa yang sama pada waktu yang berbeda
-
distingsi
: derajat perbedaan reaksi seseorang terhadap berbagai
stiumulus atau peristiwa yang berbeda-beda
CONTOH ATRIBUSI KAUSAL DARI KELLEY
Maya Fitria
2. PERSEPSI SOSIAL (SOCIAL PERCEPTION)
Banyak pelayan lainnya
juga menggoda pelanggan
(konsensus tinggi)
SOCIAL PERCEPTION
Pelayan menggoda
pelanggan
Pelayan ini juga
menggoda pelanggan
tersebut pada waktu-waktu
yang berbeda
(konsistensi tinggi)
Perilaku pelayan
diatribusikan pada
penyebab eksternal
(misalnya daya tarik si
pelanggan)
Suatu proses yang digunakan untuk mencoba memahami orang lain melalui
proses-proses penginderaan.
Bahasan utamanya: Komunikasi Nonverbal
Komunikasi Nonverbal:
Komunikasi antarindividu tanpa melibatkan isi bahasa lisan, namun mengandalkan
bahasa-bahasa nonlisan melalui ekspresi wajah, kontak mata, dan bahasa tubuh (body
language)
Pelayan ini tidak
menggoda pelanggan
lainnya
(distingsi tinggi)
 manusia cenderung menampilkan perilaku yang berbeda-beda berdasarkan
berbagai keadaan emosional yang berbeda-beda.
Perubahan mood, emosi, kelelahan (fatigue), penyakit, obat-obatan
Pelayan lainnya tidak
menggoda pelanggan
(konsensus rendah)
Pelayan menggoda
pelanggan
Pelayan ini juga
menggoda pelanggan
tersebut pada waktuwaktu yang berbeda
(konsistensi tinggi)
Pelayan ini juga
menggoda pelangganpelanggan lainnya
(distingsi rendah)
Maya Fitria
 dapat mempengaruhi cara berfikir dan bertindak
Perilaku pelayan
diatribusikan pada
penyebab internal
(misalnya bahwa dia
memang suka menggoda)
Nonverbal cues/tanda-tanda nonverbal  irrepressible, tidak dapat ditekan
-
facial expression (ekspresi wajah)
-
eye contact (kontak mata)
-
body movement (gerak tubuh)
-
posture (sikap badan)
-
touching (perabaan)
Facial expression
- karakter yang berbahaya dan mengancam  condong lebih
diagonal/menyudut
penelitian:
- karakter yang hangat dan simpatik  cenderung lebih persegi
1. Ekspresi wajah dan suasana hati dan perasaan
 6 emosi dasar yang terlihat jelas dalam ekspresi wajah: marah, takut, sedih,
bahagia, terkejut, jijik
2. Universalitas ekspresi wajah
 tidak secara penuh berlaku universal, ada perbedaan budaya dan kontekstual dalam
mengartikan ekspresi wajah
-
pergerakan tubuh/postur dalam skala besar  info penting tentang keadaan
emosi dan sifat seseorang
-
emblem : gerakan tubuh yang menyiratkan makna khusus menurut budaya
tertentu
Touching
Jabat tangan
- foto ekspresi takut & bacaan yang mensugestikan orang tsb marah  ekspresi
marah
-
Durasi, keeratan, suhu, kekuatan, kekerasan  ekstroversi, agreeableness,
fairness, keterbukaan terhadap pengalaman baru (CHAPLIN, 2000)
- bukti lain: ekspresi wajah dan latar belakang situasi yang tidak konsisten 
ekspresi wajah lebih akurat
-
Mempengaruhi first impression (kesan pertama)
 hanya saja, umumnya ekspresi wajah membutuhkan lebih sedikit “penerjemahan”
daripada bahasa lisan
Emotional contagion
Penularan emosi lewat ekspresi-ekspresi nonverbal
EKSPRESI MIKRO (microexpression)
Eye contact
-
intensitas tinggi  interpretasi: bentuk rasa suka, rasa positif lain (Carlsmith,
1973)
-
staring  sinyal kemarahan, kebrutalan (Bushman, 1995)
body movement & posture
-
gerakan bertubi-tubi  ketegangan emosional
-
tarian balet:
Maya Fitria
Perubahan ekspresi wajah yang berlangsung hanya sepersekian detik. Reaksi ini muncul
di wajah segera setelah hadirnya kondisi emosi tertentu yang sulit disembunyikan
INTERCHANNEL DISCREPANCIES
Ketidaksesuaian antar saluran, bentuk inkonsistensi antarpetunjuk nonverbal dari berbagai
saluran komunikasi yang berbeda, dimana seseorang kesulitan mengontrol semua saluran
komunikasi pada saat yang bersamaan sekaligus
DIRI SOSIAL
(THE SOCIAL SELF)
Social Self
- konsep diri timbul dari interaksi dengan orang lain
- harga diri terbentuk dan mempengaruhi perilaku sosial
- perbandingan diri untuk mengealuasi
1. Interaksi sosial dan konsep diri
Konsep diri: keyakinan yang dimiliki indiidu tentang atribut (cirri-ciri sifat) yang
dimilikinya
 melalui pengalaman / interaksi dengan orang lain
 salah satunya dengan menemukan apa yang orang lain pikirkan tentang kita
 reflected appraisal
Menilai diri dengan bercermin pada bagaimana orang lain menilai
diri  looking-glass self (Charles Hurton Cooley)
 significant others
2. Social comparison, Leon Festinger
Ketika seseorang merasa tidak pasti mengenai kemampuan/pendapatnya, info
objektif tidak ada  mengealukasi diri melalui perbandingan dengan orang lain
 Bagaimana perbandingan dilakukan?
 kapan perbandingan dilakukan?  mempengaruhi ealuasi
Maya Fitria
Motif membandingkan :
- evaluasi diri
- memperbaiki diri
- self enhancing
Dengan siapa membandingkan ?  similarity hypothesis, dengan orang/kelompok yang
relatif mempunyai kesamaan  lateral comparison (perbandingan setara)
 related-attributes hypothesis
Cara?
1. Down-ward comparison
2. Kesalahan mengukur konsensus
Harga diri
 komponen evaluatif dari konsep diri
 evaluasi +/D. Self awareness
Private self awareness : ketika perhatian difokuskan pada aspek-aspek pribadi yang
relatif tidak nampak oleh orang lain, misal suasana hati, persepsi, perasaan.
Public self awareness : ketika perhatian diarahkan pada aspek-aspek DIRI yang dapat
nampak oleh orang lain, misal penampilan, aksi sosial.
Willliam James
The Known self (sense of me) : karakteristik yang kita yakini kita punyai.  the
self as an object of relfection
- material self : kepemilikan fisik, tubuh, ragawi
- spiritual self : kepribadian, cirri-ciri sifat, sikap, nilai, persepsi sosial
- social self : the ‘me’ yang orang lain tahu
Self-schemas
Skema adalah generalisasi kognitif yang mengorganisasi dan memberikan guide bagi
seseorang untuk memproses informasi. (schemas are cognitive generalizations that
organize and guide the mental processing of information.
Self bertindak sebagai sebuah skema untuk memproses informasi yang relevan dengan
self.
HARGA DIRI, SELF ESTEEM
 the evaluative part of self concept, bagian evaluasi dari konsep diri
William james : self esteem : ratio antara kesuksekan diri dan aspirasi diri
Self dicrepancies differences between one’s self concept and self guides
Self concept yang kita deskripsikan sekarang itu adalah yang actual self concept
Tapi ada beberapa konsep self yang bisa digambarkan sebagai berikut:
- the self yang kita harapkan/cita-citakan (ideal self)
- karakteristik/diri yang diharapkan oleh important others misal orang tua dapat
kita capai (ideal self-others)
- karakteristik yang seharusnya dipunyai misal berkaitan dengan tugas,
tanggung jawab, dan kewajiban pada orang lain (ought self)
- karakteristik yang menurut orang lain seharusnya kita punyai (ought selfothers)
  self-guides
Teori yang berhubungan dengan peningkatan harga diri:
- Self consistency theory vs self-enhancement theory
o self-consistency theory
biasanya orang lebih memilih informasi sosial yang memberikan konfirmasi
mengenai konsep diri mereka, terutama informasi yang dapat dipercaya,
diagnostic, dan akurat. Dari perspektif ini, orang dengan self esteem rendah
lebih nyaman dengan feedback negative mengenai dirinya
o self-enhancement theory
Maya Fitria
sebaliknya, teori ini berpendapat bahwa orang biasanya mencari informasi
yang dapat meningkatkan konsep diri mereka.
- Self-serving biases (ego defense biases)
: kecenderungan seseorang untuk menafsirkan informasi yang dapat mendukung
image diri yang positif (positive self-image). Gagal – faktor luar, sukses – faktor
internal
Memelihara self esteem
- reflection  pointing out the outstanding accomplishment of others with
whom they are associated in some way
- comparison  downward comparison, upward comparison
- self-evaluation maintenance model
SELF PRESENTATION, PRESENTASI DIRI
 MANAJEMEN KESAN (Impression management): suatu proses dimana seseorang
menyeleksi dan mengontrol perilaku mereka sesuai dengan situasi dimana perilaku itu
dihadirkan serta memproyeksikan pada orang lain suatu image yang diinginkan
- impression motivation
o imbalan materi/sosial
o meningkatkan harga diri (pujian, perasaan, kesan baik)
o menciptakan atau mengukuhkan identitas diri)
- impression construction : memilih image tertentu dimana seseorang ingin
dicitrakan kemudian dia menciptakan dan mengkreasikan penampilannya
sesuai dengan image yang diinginkan
Goffman, bagaimana mengelola kesan secara baik:
- penampilan muka (proper front)
- keterlibatan dalam perannya
- mewujudkan idealisasi harapan orang lain tentang perannya
- mystification : pemeliharaan jarak sosail tertentu antara aktor dan orang lain
Strategi presentasi diri:
- ingratiation : menjilat
- intimidation, menakut-nakuti
- self promotion: supaya terlihat kompeten
- exemplification, memberi contoh
- supplification, permohonan, memperlihtkan kelemahan untuk mendapatkan
simpati/pertolongan
- self-handicapping, hambatan diri
- aligning actions, mendifinisikan perilaku yang nampaknya diragukan karena
sebenarnya bertentangan dengan norma budaya. Mungkin ini gila tapi…
(untuk mengurangi tanggung jawab)
- altercasting, memaksakan peran dan identitas pada orang lain. Saya tahu
kamu bisa lebih baik dari ini.
DEINDIVIDUASI
Fenomena ‘hilangnya’ identitas individu karena melebur dalam satu kelompok
atau kerumunan.
3. PENGARUH SOSIAL (SOCIAL INFLUENCE)
SIKAP DAN PERSUASI
(ATTITUDE AND PERSUASION)
SIKAP
Attitude (sikap) adalah
Thurstone : evaluasi psikologis terhadap suatu objek tertentu yang mengarah pada positif
atau negatif
Maya Fitria
Fishbein & Ajzen : predisposisi (kecenderungan) yang dipelajari untuk merespon secara
konsisten dalam cara tertentu berkenaan dengan objek tertentu.
Katz & Stotland 1959, Rajecki 1982 : sikap mempunyai tiga komponen penting yaitu:
- affect (afeksi)  perasaan positif (favorable) & perasaan negative (unfavorable)
- behavioral tendencies (kecenderungan perilaku)
- cognition (kognisi)
 the ABC component model of attitudes
Bagaimana sikap dibentuk?
- Learning by observing others, sikap dipelajari melalui observasi/pengamatan
terhadap orang lain
- Learning through reward: Instrumental conditioning, sikap dipelajari melalui
reward (hadiah)
- Learning through association : classical conditioning, sikap dipelajari melalui
asosiasi
- Learning by direct experience, sikap dipelajari melalui pengalaman langsung
- Observing our own behavior, sikap dipelajari melalui pengamatan terhadap
perilaku diri sendiri
Karakteristik sikap :
- sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku
- sikap ditujukan mengarah pada objek psikologis atau kategori, dalam hal ini
skema yang dimilii orang menentukan bagaimana mereka mengkategorisasikan
target object dimana sikap diarahkan
- sikap dipelajari
- sikap mempengaruhi perilaku. Sikap mengarah pada satu objek memberikan satu
alasan untuk berperilaku mengarah pada satu objek itu dengan suatu cara
tertentu
Fungsi sikap:
- understanding
-
social adjustment
ego defense
expressing values
o terminal values : keadilan, kebebasan, pemenuhan hak pribadi
o instrumental values
: kejujuran, keberanian, kesucian, ketaatan
Value (nilai) lebih umum dari sikap, nilai tidak memiliki objek tertentu. Orang dapat
mempunyai ribuan sikap tapi hanya punya beberapa nilai saja.
PENGUKURAN SIKAP
- Self-report measures
 misal skala likert: 5 atau 7 kategori skala : sangat tidak setuju  sangat setuju
- Other measurement technique
 observasi nonverbal
 kontraksi facial muscles pakai electromyography (EMG)
SIKAP DAN PERILAKU
Kurt Lewin  B = f (P,E)
B : Behavior (perilaku)
P : Person (orang)
E : Environment (lingkungan)
Attitude merupakan komponen dari P (orang) berinteraksi dengan karakterisitik personal
yang lain misal motif, nilai, kepribadian yang kemudian berinteraksi dengan faktor-faktor
lingkungan kemudian menghasilkan perilaku.
Tidak semua sikap dapat selalu memunculkan perilaku 
Maya Fitria
-
sikap yang dibentuk oleh pengalaman langsung lebih besar kemungkinan dan
konsistensinya untuk menjadi perilaku
sikap yang ada vested interest-nya (kepentingan) berkaitan dengan objek tertentu
Theory of Planned Behavior, Martin Fishbein and Icek Ajzen (1980):
Prediksi sikap dan perilaku  Hubungan antara keyakinan (beliefs), sikap (attitude), dan
perilaku (behavior)
Behavioral beliefs
and outcome
evaluations
Attitude toward
the behavior (+/ -)
Normative beliefs
and motivation to
comply
Subjective norms
(supportive/
unsupportive)
Beliefs about
ease or difficulty
of behavior
Perceived
behavioral control
(low/high)
Behavioral
intention
Sikap akan memprediksi perilaku dengan ketepatan tinggi bila:
- sikap 
o cognitively accessible
o berdasarkan pengalaman langsung
o bagian dari seperangkat sikap yang sudah stabil
- individunya 
o aktif
o konsisten
o self monitoring rendah
Behavior
o tinggi kebutuhan kognisinya
SIKAP DAPAT DIUBAH?
 dengan komunikasi persuasive
Kelmann (1985) : proses perubahan sikap 
- compliance : kepatuhan terjadi ketika seseorang menerima pengaruh karena
berharap mendapat reaksi yang positif/ favorable dari orang/kelompok yang
berkuasa
- identification : karena konformitas, menjaga hubungan dengan kelompok
dengan cara mengikuti perilaku/sikap kelompok
- internalization : intrinsically rewarding and congruent with one’s value system,
sesuai dengan sistem nilai pribadi sehingga sikap menjadi terinternalisasi di dalam
diri seseorang.
IINDEPENDENT
VARIABLES
(variabel bebas)
INTERNAL
MEDIATING
PROCESS (proses
mediasi internal)
SOURCE
(narasumber)
ATTENTION
(perhatian)
MESSAGE
(pesan)
COMPREHENSION
(pemahaman)
RESULTING
COMMUNICATION
EFFECTS
(menghasilkan efek
komunikasi)
BELIEF
CHANGE
(perubahan
keyakinan)
ATTITUDE
CHANGE
(perubahan
sikap)
AUDIENCE
(penonton)
ACCEPTANCE
(penerimaan)
PROSES KOMUNIKASI PERSUASIF, tergantung pada beberapa komponen berikut:
CHANNEL
(saluran/media)
RETENTION
(penyimpanan
dlm memori)
BEHAVIOR
CHANGE
(perubahan
perilaku)
SOURCE
- kredibilitas
the sleeper effect: kurangnya kredibilitas  forgotten message, audience sleep
on the message, pesan tidak sampai karena kredibilitas narasumber kurang
- attractiveness (menarik), termasuk kesamaan dengan penonton (similarity to
audience) dan keahlian (expertise) narasumber
the boomerang effect : narasumber yang kurang disukai justru membuat orang
merubah sikap menjadi oposisi dari yang diharapkan
- power (kekuasaan) : pesan yang disampaikan oleh narasumber yang mempunyai
‘kekuasaan’ lebih mengena diterima oleh audience
Maya Fitria
MESSAGE
- the latitude of acceptance (rentang penerimaan)  pesan-pesan yang relevan
pada audience lebih mudah diterima
- changing attitude in natural setting  dengan pengalaman langsung pada situasi
yang alami, sikap lebih mudah diubah
- the “sidedness” of a message (tergantung audience-nya)  keberpihakan pesan
- drawing a conclusion (tergantung audience-nya)  kesimpulan di akhir pesan
- ordering of messages, penataan urutan pesan
o primacy effect  pesan yang datang pertama kali lebih ‘nyantol’ di
ingatan audience
o recency effect  pesan yang datang terakhir kali juga lebih mudah
masuk pada ingatan audience bila pesan-pesan sebelumnya cukup
banyak (‘digebrak’ di akhir)
KARAKTERISTIK AUDIENCE
- de facto selective exposure (selective message that support the existing opinion)
- personality factors
- age
- channel factors
-
-
-
-
Legitimate Power
: kekuasaan berdasarkan peran/kedudukan tertentu yang
sah/legitimate, misal dekan, dosen ketika di kelas, presiden, dsb.
Reward Power : kekuasaan didapat dengan memberikan imbalan positif (positive
reinforcement), misal uang, pujian, atau kedudukan, misal dalam lobby-lobby
politik
Expert Power
: kekuasaan berdasarkan pengetahuan/keahlian tertentu
yang dipunyai seseorang , misal seorang professor, saksi ahli (expert witness)
dalam persidangan
Referent Power
: kekuasaan berdasarkan derajat rasa suka atau dipuja
atau juga rasa hormat orang/masyarakat, misal pemanfaatan artis dalam
kampanye politik atau lingkungan
Informational Power : kekuasaan yang ada pada seseorang yang mempunyai
informasi (yang orang lain tidak punya), misal saksi dalam persidangan dapat
mempengaruhi hakim karena informasi yang dimilikinya mengenai kejahatan
terdakwa. Contoh lain adalah media massa.
CHANNEL FACTORS :Audio visual
BAGAIMANA MEMPENGARUHI ORANG LAIN?
BAGAIMANA MENGUBAH PERILAKU ORANG LAIN?
SOCIAL POWER : kapasitas/kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
DASAR-DASAR KEKUASAAN SOSIAL (SOCIAL POWER):
- Coercive Power
: kemampuan untuk memaksa orang lain untuk merubah
perilaku dengan ancaman atau hukuman, misal waktu soeharto diturunkan dari
kepresidenan
Maya Fitria
TIPE
KEKUASAAN
SOSIAL
Coercive
Power
TIPE KEKUASAAN SOSIAL DAN DAMPAKNYA
SUMBER
TINGKAT
TINGKAT
KETERBATASAN
KEPATUHAN PENERIMAAN
PRIBADI
Kekuatan,
Ya
Tidak
Membutuhkan
kemampuan
pengawasaan,
untuk
penjagaan; kadang
menciptakan
justru mengarah
ancaman
Legitimate
Power
Reward Power
Expert Power
Informational
Power
Referent
Power
Posisi, peran
Ya
Akses
terhadap
imbalan positif
Pengetahuan/
ilmu yg tidak
dipunyai orang
lain
Informasi yg
tidak dipunyai
orang lain
Ya
Disukai,
dipuja,
dihormati
Ya
Ya
Ya
Mungkin
Tidak
Ya
Mungkin
Ya
pada
ketidaksukaan
Hanya
mempengaruhi
perilaku yang
relevant dg
peran/posisi tsb
Tergantung
pengawasan dan
akses thd imbalan
Hanya
mempengaruhi pd
perilaku yg relevan
dg keahlian
Kekuasaan
terkurangi bila
informasi sudah
disebarkan
Lebih
sedikit
keterbatasan
dibanding tipe lain
Beberapa Teknik Dasar Proses Psikologi dalam Menciptakan Kepatuhan
Nama Teknik
Reciprocity (balas
budi)
Guilt (rasa bersalah)
Maya Fitria
Arti
Berbuat baik karena telah menerima perbuatan baik dari orang
lain
Berbuat baik karena merasa bersalah
Bait and Switch
Tactic
Door in the Face
Technique
Foot in the Door
Technique
Foot in the Mouth
Technique
Ingratiation
Lowball Procedure
That’s-Not-All
Technique
Deadline Technique
Sebuah teknik untuk menciptakan kepatuhan dimana beberapa
aitem yang ditawarkan untuk dijual sudah habis atau
mengatakan berkualitas rendah. Kemudian menawarkan aitem
lain yang harganya lebih mahal atau overstock.
Prosedur untuk menciptakan kepatuhan dimana peminta
memulai dari sebuah permintaan yang besar, apabila
permintaan itu tidak dipenuhi kemudian meminta yang jauh lebih
kecil.
Prosedur untuk menciptakan kepatuhan dimana peminta
memulai dari sebuah permintaan kecil, apabila permintan itu
dipenuhi kemudian meminta lain yang lebih besar dan
seterusnya hingga tujuan tercapai.
Prosedur untuk menciptakan kepatuhan dimana individu
membangun hubungan baik dengan target person, sekalipun
diremehkan & tidak memberikan manfaat, namun hubungan
baik ini menciptakan perasaan untuk tidak diprotes/komplein.
Menciptakan kepatuhan dengan taktik menjalin persahabatan
atau kesukaan/hobi. Caranya individu melibatkan diri dalam
persahabatan, kesukaan atau hobi; setelah hubungan baik
terjadi barulah strategi menciptakan kepatuhan itu dilaksanakan.
Sebuah teknik untuk menciptakan kepatuhan dimana seseorang
mulai menawarkan sesuatu yang menarik, namun begitu target
person tertarik atau menerima tawaran, beberapa aturan baru
dikenakan. Contoh iklan mobil harga murah.
Sebuah teknik untuk menciptakan kepatuhan dimana seseorang
mulai menawarkan sesuatu yang menarik dengan keuntungan
tambahan, sebelum mereka komplain/mengeluh atau menarik
diri atau menolak tawaran yang diajukan.
Sebuah teknik untuk menciptakan kepatuhan dimana target
person “diangkat” bahwa waktu “beliau” sangat terbatas dan
untuk itu ditawarkan berbagai alternatif yang diinginkan. Atau
Pique Technique
Playing Hard to Get
bentuk-bentuk “sale” dengan waktu terbatas.
Sebuah teknik untuk menciptakan kepatuhan dengan
memusatkan pada usaha untuk mendapatkan perhatian dari
target person dan juga upaya prevensi dari penolakan otomatis.
Usaha untuk memperoleh kepatuhan dengan cara memberikan
pengaruh/sugesti bahwa target person adalah orang yang
istimewa dan sulit didapat dalam konteks penawaran.
KONFORMITAS
KONFORMITAS
Adalah penerimaan terhadap tekanan kelompok, berperilaku sesuai norma kelompok yang
kontras dengan pilihan pribadi seseorang.
Individu merasakan adanya tekanan untuk menyesuaikan diri dalam kelompok/kerumunan
dan ada penerimaan kelompok bila berperilaku sebagaimana diharapkan kelompok. Misal
dalam demo, dalam hal fashion, dsb.
INDEPENDENCE
Perilaku yang mengabaikan tekanan dan norma kelompok
ANTI KONFORMITAS
Usaha aktif untuk menolak/kontradiksi terhadap tekanan kelompok dan berperilaku oposisi
atau berlawanan dengan perilaku kelompok
MENGAPA KONFORMITAS MUNCUL?
Setiap orang mempunyai dua macam informasi :
Maya Fitria
-
personal information: realitas fisik, pengalaman pribadi, pengetahuan mengenai
kehidupan dan perilaku diri sendiri.
social information
: pengetahuan yang disuplai lingkungan sosial. Dengan
mengamati lingkungan, seseorang akan mendapatkan dua macam informasi:
 Normative
: informasi mengenai perilaku yang diharapkan, diterima,
dan dihargai oleh masyarakat
 Informational: bukti-bukti nyata yang terjadi
Dua macam pengetahuan tersebut menghasilkan dua pengaruh, yaitu:
 Normative social influence
: perubahan perilaku seseorang dalam
rangka mendapatkan penerimaan dan restu/persetujuan/approval dari
orang lain/kelompok, misal cara melakukan ritual keagamaan, aturan
berpakaian
 ]Informational social influence: perubahan perilaku seseorang agar
menjadi lebih akurat dan benar/correct berdasarkan informasi mengenai
hal-hal yang berkembang di masyarakat, misal trend melakukan demo/isu
demo, trend fashion, trend isu global warming
Pada kelompok-kelompok masyarakat yang sangat kohesif/padu, ketika seseorang
berperilaku lain atau menjadi deviant akan mengakibatkan penolakan kelompok, bahkan
‘hanya’ pada masalah penampilan luar saja, misal cara berpakaian.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONFORMITAS
- KEPRIBADIAN DAN KONFORMITAS
Hasil penelitian: individu yang cenderung mudah melakukan konformitas adalah
individu yang konsep dirinya negatif (negative self concept), kepemimpinan
rendah, otoriter, intelegensi rendah, harga diri (self esteem) rendah, orang dengan
kesadaran diri publik tinggi (high public self awareness), orang-orang yang selalu
mempertimbangkan identitas sosial dan reaksi sosial.
- KONFORMITAS DAN KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS) YANG
BERKURANG
Penelitian Penjara:
SITUASI
Anonimty, shared
responsibility
EFEK PSIKOLOGIS
Kesadaran diri publik
berkurang
(reduced public selfawareness)
Penjaga: seragam,
kacamata hitam, menamai
diri “Petugas Koreksi”.
Berkurangnya perhatian dan
pertimbangan mengenai
celaan/ketidaksetujuan orang
lain
Tahanan: jubah tahanan,
rambut tertutup, dinamai
dengan nomor tahanan.
High arousal (getaran
tinggi/mudah digerakkan) ,
immersion in group
(‘tercelup’ dalam kelompok)
Penjaga: tidak biasa,
memancing situasi panas,
identitas kelompok sbg
penjaga
Tahanan: tidak biasa,
memancing situasi panas,
identitas kelompok sbg
tahanan
Maya Fitria
PERILAKU YG MUNCUL
Disinhibition of negative
behaviors (tidak ada
halangan untuk melakukan
perilaku negative)
Kesadaran diri privat
berkurang
(reduced private selfawareness)
Kurang memperhatikan
standar internal, lebih
memperhatikan petunjukpetunjuk eksternal.
Konformitas dan penularan
perilaku (behavior contagion)
mudah terjadi
Bertambahnya kemungkinan
konformitas terhadap norma
yang diciptakan oleh sesama
kelompoknya
Penularan Perilaku (Behavior contagion) : kesadaran diri yang berkurang dapat
mengakibatkan seseorang merasa lebih bebas melakukan sesuatu yang sebelumnya
(karena norma) tidak dapat dilakukan. Inhibited behavior (perilaku yg dihalangi norma) 
menjadi disinhibited behavior (perilaku yang tak terhalangi norma)
-
TEKANAN PEMEGANG OTORITAS (AUTHORITY PRESSURES)
Authorization : sanksi yang diberikan pemegang otoritas membuat seseorang
berkurang tanggung jawabnya, perilaku yang dilakukan semata-mata untuk
menolong/mengikuti kehendak pihak otoritas
1. Agentic state
Ketika seseorang memandang diri mereka hanya sebagai agen dari pihak
otoritas sehingga tanggung jawab berkurang
2. Routinization
Perilaku berubah bentuk menjadi rutinitas, operasi mekanik
3. Dehumanization
Proses dimana kemanusiaan dan individualitas seseorang terampas
Dampak dari minoritas yang konsisten (the impact of a consistent minority):
MINORITY INFLUENCE
Minoritas yang konsisten, teguh, tidak kompromis, memegang teguh pendirian
yang logis bagi mereka meskipun bukan pandangan yang popular pada masanya dan
komunitasnya. Misal, para Nabi, Galileo, Freud.
4. SOCIAL RELATION
HELPING BEHAVIOR
Materi diskusi:
Apa itu prosocial behavior?
Bagaimana prosocial behavior terbentuk?
- Bagaimana seseorang belajar melakukan tindakan prososial?
- Apakah tindakan prososial dapat ditentukan oleh faktor biologis, keturunan
misalnya?
Behavior designed to help another individual
- altruism
- charity
- friendship
- cooperation
- helping
- rescuing
- bystander intervention
- sacrificing
- sharing
  PERILAKU PROSOSIAL
Perilaku prososial  perilaku yang ditujukan untuk membantu orang lain
Altruism perilaku selfless (tanpa pamrih) yang bertujuan membantu orang lain
Helping behavior  perilaku yang didesain untuk menolong orang lain
LEARNING TO ACT PROSOCIALLY
1. Childhood socialization : sosialisasi waktu kanak-kanak
2. Anti social behavior: perilaku yang oleh masyarakat tidak diperkenankan untuk
dilakukan, misal agresi, pembunuhan, kekerasan.
Maya Fitria
3. Priming effect
: the process by which observing a particular kind of behavior, or
hearing about it, can activate thoughts related to other incidences of this behavior, making
similar behavior more likely.
4. Reinforcement from others
5. Nilai
PENDEKATAN BIOLOGI – is prosocial behavior biologically determined?
- Rushton, dkk (1985): identical twin  controversial and tidak dapat menjawab
pertanyaan sepenuhnya.
- orang sering merespon helpfully, in a rapid and impulsive manner, to others who
are in a clear and unambiguous distress state.  Clark and Word (1972), 9 detik.
- young children
 1 tahun  try to comfort other people
 18 bulan anak-anak mulai melakukan imitasi cara
orang lain menangis, tertawa, menyeringai, dsb
- very young infants, marting and clarks  18 jam  menangis saat mendengar
bayi lain menangis.  lebih lama menangisnya saat mendengar rekaman tangis bayi lain
dari pada rekaman tangisannya sendiri.
Sociobiology
1. a large number of social behaviors are partly determined by genetic factors
2. genetically based behaviors will be passes on to future generation if they increase
the “genetic fitness” (reproductive success)
Helping in emergency situation
the intervention process
1. notice the event
AGRESI
if no
if yes
2. interpret the event as an emergency if no
if yes
3. decide whether he or she responsible
for intervening
if no
if yes
4. decide what to do and how to do it
( e.g. direct or indirect help)
if no
no help given: unaware that help
might be needed
no help given: assume that no
help needed
no help given: assume that
someone else will help
no help given: bystander doesn’t
know what to do
if yes
5. implement action: help is given
Helping in emergency situation
- diffusion of responsibility
dalam situasi darurat, semakin banyak kehadiran penonton, semakin sedikit rasa
tanggung jawab yang dirasakan oleh penonton
- pluralistic ignorance
penonton situasi darurat mungkin menginterpretasi situasi darurat sebagai situasi
yang kurang/tidak darurat karena reaksi tenang penonton lain
- audience inhibition effect
orang merasa terhambat untuk menolong karena takut malu dan evaluasi negative
dari penonton lain.
Maya Fitria
Agresi
Perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti atau
merugikan orang lain.
Jenis-jenis agresi: myers (1966)
- hostile aggression
- instrumental aggression
jenis-jenis agres, Freedman dan Peplau (1991):
- Perilaku melukai dan maksud melukai
- Perilaku agresif yang antisocial dan yang prososial
- Perilaku dan perasaan agresif
Sebab-sebab agresi:
1. Learned Habits
2. Internal Conditions
3. factors that reduce inhibitions
4. situational factors
teori-teori tentang agresi
1. Kelompok teori bawaan atau bakat
2. Teori Environmentalis atau lingkungan
3. Teori Kognitif
Agresi dan teori bawaan/bakat,
- NALURI
* Psikoanalisis,
agresi adalah satu dari dua naluri manusia  tanatos (>< eros, naluri seksual)
 kedua naluri tsb berada dalam alam ketidaksadaran, khususnya pada bagian
dari kepribadian yang disebut Id, yang selalu ingin dipenuhi, pleasure prinsiple
* K. Lorenz (1976)
Agresi  naluri hewan untuk survival  adaptif, bukan destruktif
- BIOLOGI
 proses faal dan teori genetika
 proses tertentu di otak dan susunan syaraf pusat
 hormon laki-laki (testosteron) -> pembawa sifat agresif  remaja pria, jumlah
testosteron menurun sejak umur 25 tahun
 tikus agresif dan tidak agresif dikawinkan  50% agresif dan 50% tidak
agresif
Agresi dan teori lingkungan, teori belajar
Perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulus yang terjadi di
lingkungan
1. Teori Frustrasi-Agresi Klasik. Dollard, dkk. (1939) dan Miller (1941)
 Agresi dipicu oleh frustrasi (frustasi: hambatan terhadap pencapaian suatu
tujuan).  pelampiasan dari perasaan frustasi
2. Teori Frustasi-Agresi Baru
o Burnstein dan Worchel (1962)
 membedakan antara frustasi dan iritasi. Iritasi (gelisah, sebal), jika
suatu hambatan terhadap pencapaian tujuan dapat dimengerti alasannya
o Berkowitz (1989)
 frustasi yang menimbulkan emosi marah
o Berkowitz (1972)
Maya Fitria
 Deprivasi (kekurangan), keadaan subjektif berupa perasaan
kekurangan karena adanya kesenjangan antar harapan dan kenyataan
 Deprivasi relatif : deprivasi yang memicu frustasi karena
membandingkan dengan orang lain atau karena membandingkan dengan
harapan sendiri
 lain dengan deprivasi absolut, yaitu keadaan dimana seseorang
memang betul-betul kekurangan dalam suatu hal tertentu (Myers, 1996)
o Deprivasi individu, deprivasi kelompok
3. Teori Belajar Sosial
Agresi dan teori Kognitif
 kesadaran dalam membuat kategorisasi (penggolongan), pemberian sifat-sifat
(atribusi), penilaian, dan pembuatan keputusan.
Hal-hal yang dapat merangsang agresi
- kondisi lingkungan
 rasa sakit/tidak enak, crowding, seksualitas, tayangan televisi, norma sosial
- pengaruh kelompok
 menghilangkan hambatan dari kendali internal  deindividuasi
- kondisi internal: pengaruh kepribadian dan kondisi fisik
 tipe kepribadian, locus of control,
PREJUDICE
PRASANGKA
Sebuah sikap (biasanya negative) terhadap anggota kelompok tertentu, sematamata berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut.
Prejudice dan discrimination sering digunakan bergantian, namun sebenarnya berbeda.
Diskriminasi sudah merujuk pada aksi negatif terhadap kelompok yang menjadi sasaran
prasangka.
Prasangka berawal dari SKEMA (SCHEMAS) yang ada dalam kognisi kita.
SCHEMA
: kerangka fikir kognitif untuk mengorganisasi, menginterpretasi,
dan mengambil informasi, yang dikembangkan melalui pengalaman, yang mempengaruhi
pengolahan informasi sosial yang baru.
Teori Konflik Realistik (Realistic Conflict Theory)
Pandangan bahwa prasangka itu berakar dari kompetisi langsung antar kelompok
sosial untuk memperoleh sumber daya yang berharga dan terbatas
Teori Identitas Sosial (Social Identity Theory)
Teori yang menyatakan bahwa individu berusaha meningkatkan self-esteemnya
sendiri dengan mengidentifikasikan diri dengan kelompok sosial tertentu.
Memutuskan siklus prasangka
1. Pengalaman Awal : proses pembelajaran sosial
 biar tidak fanatis, chauvinis
2. Contact Hypothesis :Pandangan bahwa peningkatan kontak antara anggota dari
berbagai kelompok sosial dapat efektif mengurangi prasangka di antara mereka. Usahausaha tersebut tampaknya berhasil hanya ketika kontak-kontak tersebut terjadi di bawah
kondisi tertentu.
Pertama, meningkatkan kontak antara orang yang berasal dari kelompok yang berbeda
dapat mengembangkan pemahaman akan kesamaan di antara mereka.
Kedua, walaupun stereotype sulit untuk diubah, namun dapat digeser bila terdapat
sejumlah informasi yang tidak konsisten dengan stereotipe yang diberikan, atau ketika
individu menemukan sejumlah pengecualian yang cukup terhadap stereotipe yang
dimilikinya
Ketiga, meningkatkan kontak dapat membantu melawan ilusi homogenitas out-group yang
telah dideskripsikan lebih dulu.
Maya Fitria
Extended contact hypothesis – persahabatan in-group dan out-group
Download