Sekolah TinggiIlmuKesehatanNgudiWaluyo Program Studi D III Kebidanan Karya Tulis Ilmiah, Februari 2014 Devi Nofrianti 040110a021 Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual SelamaKehamilan Di BPM Ny.Hartini di KabupatenTemanggung (ix +65 halaman + 8 tabel + 2 gambar + 7 lampiran ABSTRAK Ibu hamil memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi selama hamil, seperti asupan nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, personal hygiene dan hubungan seksual. Pada ibu hamil trimester I hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda -beda pada tiap wanita, kebanyakan akan mengalami penurunan,pada kehamilan trimester II libido meningkat sedangkan pada trimester III libido menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui gambaran sikap ibu hamil trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang pernah periksa ke BPM Ny Hartini Kabupaten Temanggung dari bulan januari tahun 2014 sejumlah 28 ibu hamil.Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik totalsampling. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar sikapkognitif ibu hamil dalam kategori positif, yaitu sejumlah 20 orang (71,4%), sikap afektif ibu hamil lebih banyak dalam kategori negatif, yaitu sejumlah 19 orang (67,9%), sikapkonatif ibu hamil lebih banyak dalam kategori negatif, yaitu sejumlah 16 orang (57,1%), dan Ibuhamil lebih banyak memiliki sikap negatif tentang hubungan seksual selama kehamilan, yaitu sejumlah 15 orang (53,6%). Diharapkan masyarakat dapat mencari informasi yang benar tentang hubungan seksual selama kehamilan dari berbagai sumber misal majalah, televisi, dan internet, atau juga dengan menanyakan ke petugas kesehatan secara langsung. Kata kunci Kepustakaan :Sikap ibu hamil Trimester III, Hubungan seksual selama kehamilan : 13 (2009-2012) NgudiWaluyo School of Health Diploma IIIof Midwifery Study Program Scientific Paper, February 2014 Devi Nofrianti 040110a021 The Description of the Third Trimester Pregnant Mothers Attitude about Sexduring Pregnancy at BPM Mrs. HartiniatTembarakVillage, TembarakSub-district, Temanggung Regency in 2013 (ix +65 pages + 8 tables + 2 figures + 7 appendices ABSTRACT Pregnant mothers have some needs that must be met during pregnancy, such as nutrition, elimination, activity, rest, personal hygiene and sexual intercourse. The desire to have sex among the first trimester pregnant mothers is different, mostly decreases. Inthe second trimester of pregnancy, libido has increased, and it decreased in the third trimester. The purpose of this study was to find the third trimester pregnant mother’Sattitudeabout sex during pregnancy. This was a descriptive study with cross sectional approach The Population and samples in this study were all third trimester pregnant mothers who visited antenatal care at BPM Mrs. HartiniatTembarakVillage TembarakSub-district Temanggung Regency in the period of DecemberJanuary 2014 who were28 mothers. Data sampling in this study used total sampling technique. The results of this study indicated that the cognitive attitude of the respondents was mostly in the category of positive, that was 20 mothers (71.4%), the affective attitude of the respondents mostly in the categorynegative, that was 19 mothers (67.9%), and for the conative attitude of the respondents was mostly in the categorynegative, that was 16 mothers (57.1%). In addition, most of the pregnant mothers had negative attitude about sexduring pregnancy, that was 15 mothers (53.6%). It is expected for the society to find the correct information about sexduring pregnancy through various sources including magazine, television, and the Internet, or also by asking directly to health workers. Keywords :The third trimester pregnant mothers’attitude, sex during pregnancy Bibliographies : 13 (2009-2012) LATAR BELAKANG Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2009). Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Yeyeh, dkk.2009). Selama kehamilan ibu hamil juga akan mengalami berbagai macam perubahan fisiologis pada masa kehamilan diantaranya adalah perubahan sistem reproduksi, sistem kardiovaskular, sistem urinaria, sistem gastrointestinal, sistem metabolisme, sistem muskuloskeletal, kulit, payudara, sistem endokrin, Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan diantaranya Tahap antisipasi, tahap honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri), tahap stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran),tahap akhir perjanjian (Sulistyawati, 2009). Selain perubahan psikologi ibu hamil juga akan mengalami keluhan - keluhan atau ketidaknyamanan seperti sakit punggung, konstipasi, sering kencing, hemoroid, keputihan, sesak napas, pusing, dan varices, hal ini masih dikatakan normal selama tidak mengganggu aktivitas (Sulistyawati, 2009). Ibu hamil juga memiliki kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhi, seperti asupan nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, personal hygiene dan hubungan seksual. Pada ibu hamil trimester I hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda -beda pada tiap wanita, kebanyakan akan mengalami penurunan ,pada kehamilan trimester II libido meningkat sedangkan pada trimester III libido menurun (Sulistyawati, 2009). Hubungan seksual maksudnya sebagai hubungan yang menyimpangdari yang wajar baik dalam satu cara atau pasangan seksualnya. dan hubungan seksual juga merupakan kebutuhan primer bagi pasangan suami istri. Apabila kebutuhan seksual tidak terpenuhi dalam rumah tangga, maka hal tersebutlah yang akan membuat seseorang untuk melakukan perselingkuhan, hubungan seksual juga merupakan seseoarang mendapatkan kepuasan seks setelah di sakiti dahulu dan bentuk fisik atau fisiologi, ekshibionisme(mendapatkan kepusasan seks memperlihatkan alat kelamin pada orang asing, triolisme/ (mendapatkan kepuasan setelah menonton orang lain) melakukan hubungan aktivitas seks juga dan seksual orisme (mendapatkan kepuasan seksual setelah melakukan aplikasi bibir pada lidah dan mulut pasangannya.felassio stimulasi penis dengan mulut lidah dan bibir kunnilingus stimulus vagina dengan mulut dan bibir serta lidah (Manuaba, 2009) Umumnya trimester ke III atau yang mendekati kehamilan libido menurun kembali sehingga minat ibu untuk melakukan hubungan seksual menurun. Hal ini di sebabkan beberapa alasan antara lain: rasa nyaman sudah jauh berkurang, pegal di punggung dan di pingggang, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih cepat(karena besarnya janin yang mendesak dada dan lambung) dan kembali merasa mual namun semua itu adalah hal yang normal (Sulistyawati, 2009). Ibu hamil sudah tidak mau berhubungan seks disaat hamil, karena banyak ibu hamil tersebut beranggapan bahwa apabila disaat hamil berhubungan seks dapat menyebabkan cedera pada janinnya. Sebagian perempuan merasa takut melakukan saat hubungan seksual, beberapa merasa gairah seksualnya menurun karena tubuh mereka melakukan banyak penyesuaian tentang bentuk kehidupan baru yang berkembang didalam rahim mereka selain itu hubungan seks ataupun oragasme tidak berbahaya untuk bayi karena adanya lendir dari servik (mulut rahim) dari ibu yang membantu melawan tentang kuman / infeksi yang akan masuk ke pintu rahim (Pantika dan Saryono, 2010). Mayoritas perempuan tentang hubungan seksual dalam kehamilan lebih nikmat daripada sebelumnya, karena tingginya kadar hormon-hormon yang bersirkulasi,seorang perempuan mudah terangsang dan mencapi puncak kenikmatan seksual secara lebih cepat daripada ketika tidak hamil, banyak bagian tubuh,seperti payudara,putting susu dan sekitar kemaluan lebih sensitif karena semua organ seks menjadi lebih berkembang dan lebih mampu bekerja daripada sebelum kehamilan (Stoppart, 2011). Sebagian perempuan cenderung kehilangan libido selama trimester pertama dan ketiga dan ini bisa disebabkan oleh meningkatnya aktivitas hormonal pada permulaan kehamilan,yang menyebabkan rasa mual dan kelelahan, selain itu juga disebabkan oleh membesarnya perut pada akhir kehamilan sekalipun tidak ada rasa ingin bercinta dan banyak pasangan juga merasa demikian (Stoppart, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan di BPM Ny HartiniTemanggung, pada tanggal 1-14 juni 2013 initerdapat 25 orang hamil trimester III dan pada tanggal 10 juni didapatkan 3 orang ibu hamil trimester III yang datang periksa. Dari 3 orang tersebut, 1 diantaranya masih mau melakukan hubungan seksual dan 2 diantaranya sudah tidak melakukan hubungan seksual sejak usia kehamilan 8 bulan karena ibu takut dapat melukai bayinya dan dapat melahirkan lebih dini, dan dari sisi emosional ibu hamil juga lebih sensitive dan keintiman sudah bisa mereka rasakan lewat sentuhan atau sekedar bicara berdua dengan pasangan ditempat tidur sambil berpegangan tangan selain itu salah satu suami dari 2 orang tersebut masih menginginkan hubungan seksual sedangkan ibunya sudah tidak mau hal itulah yang menyebabkan ketidakharmonisan dalam keluarga. Berdasarkanlatar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang“Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPM Ny. HartiniTemanggung”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual selama Kehamilan di BPM Ny.Temanggung”. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu peneliti hanya hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel pada satu saat tertentu saja. Pengukuran variabel tidak terbatas harus tepat pada waktu bersamaan namun mempunyai makna bahwa setiap obyek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa dilakukan tindak lanjut atau pengulangan pengukuran (Setiawan, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil Trimester III di BPM Ny Hartini Temanggung Tahun 2014 Umur (tahun) Jumlah Persentase (%) < 20 Tahun 7 25,0 20-35 Tahun 21 75,0 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa dari 28 responden sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu sejumlah 21 responden (75,0%) dan sebagian kecil < 20 tahun yaitu sejumlah 7 responden (25,0 %). 2. Pendidikan Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil Trimester III di BPM Ny Hartini Temanggung Tahun 2014 Pendidikan Jumlah Persentase (%) SD 8 28,6 SMP 16 57,1 SMA 4 14,3 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui bahwa dari 28 responden paling banyak berpendidikan SMP yaitu sejumlah 16 responden (57,1%) dan paling sedikit berpendidikan SMA yaitu sejumlah 4 responden (14,3%). 3. Pekerjaan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Hamil Trimester III di BPM Ny Hartini Temanggung Tahun 2014 Pekerjaan Jumlah Persentase (%) IRT Buruh Wiraswasta Jumlah 21 3 4 28 75,0 10,7 14,3 100 Berdasarkan Tabel 5.3, dapat diketahui bahwa dari 28 responden paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sejumlah 21 responden (75,0%) dan paling sedikit bekerja sebagai buruh 3 responden yaitu sejumlah (10,7%). B. Analisis Univariat 1. Sikap kognitif ibu hamil Trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Kognitif Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPM Ny Hartini Temanggung Tahun 2014 Sikap Persentase Frekuensi Kognitif (%) Negatif 8 28,6 Positif 20 71,4 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa dari 28 responden sebagian besar sikap kognitif dalam kategori positif yaitu sejumlah 20 responden (71,4%) dan sebagian kecil sikap kognitif dalam kategori negatif yaitu sejumlah 8 responden (28,6%). 2. Sikap Afektif ibu hamil Trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Afektif Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPM Ny Hartini Temanggung Tahun 2014 Persentase Sikap Afektif Frekuensi (%) Negatif 19 67,9 Positif 9 32,1 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa dari 28 responden sikap afektif sebagian banyak dalam kategori negatif, yaitu sejumlah 19 responden (67,9%) dan sebagian kecil dalam kategori positif yaitu sejumlah 9 responden (32,1%). 3. Sikapkonatif ibu hamil Trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap konatif Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPM Ny Hartini Temanggung Tahun 2014 Persentase Sikap konatif Frekuensi (%) Negatif 16 57,1 Positif 12 42,9 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa dari 28 responden sikap konatif sebagian besar dalam kategori negatif, yaitu sejumlah 16 responden (57,1%) dan sebagian kecil dalam kategori positif yaitu sejumlah 12 responden (42,9%). 4. sikap ibu hamil trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap konatif Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan di BPM Ny Hartini Temanggung Tahun 2014 Persentase Sikap Frekuensi (%) Negatif 15 53,6 Positif 13 46,4 Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa dari 28 responden sebagian besar memiliki sikap negatif tentang hubungan seksual selama kehamilan, yaitu sejumlah 15 responden (53,6%) dan sebagian kecil memiliki sikap positif tentang hubungan seksual selama kehamilan yaitu sejumlah 13 responden (46,4%). PEMBAHASAN A. Analisa Univariat 1. Gambaran Sikap Kognitif Ibu Hamil Trimester III Tentanng Hubungan Seksual Selama Kehamilan Hasil penelitian dari 28 responden dapat diketahui bahwa sikap kognitif dalam kategori positif sejumlah 20 responden (71,4%) dan dalam kategori negatif 5 responden (28,6%). Ini menunjukkan sebagian besar memiliki sikap kognitif yang positif.Sikap positif pada ibu hamil trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan ini disebabkan karena banyaknya informasi dari radio, atau isu dari kalagan masyarakat ataupun orang orang sekitar bahwa seks selama kehamilan itu tidak apa- apa dan hal ini tidak membahayakan jika dilakukan dengan pelanpelan dan hati- hati. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wawan dan Dewi (2011), bahwa dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumen. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa Komponen kognitif ini lebih banyak didasari oleh pengetahuannya. Oleh karena itu, orang dengan pengetahuan baik tentu memiliki sikap kognitif yang positif begitupun sebaliknya jika pengetahuan seseorang itu rendah maka mereka cenderung bersikap negatif dikarenakan memiliki pengertian yang keliru. dan Pengetahuan juga diperoleh dari pengalaman pribadi atau informasi dari orang lain, sehingga ibu hamil dapat memiliki pengetahuan yang positif, yaitu ibu mempercayai bahwa selama kehamilan masih boleh melakukan hubungan seksual selama tidak seorang istri. Hal ini seseuai dengan teori Wawan dan Dewi (2011), Sikap dengan komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial. 2. Gambaran Sikap Afektif Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Hasilpenelitian dari 28 responden dapat diketahui bahwasikap afektif ibuhamil Trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan dalam kategori negatif sejumlah 19 responden (67,1%) dan dalam kategori positif sejumlah 12 orang (42,9%). Ini menunjukkan bahwa ibu hamil Trimester III tentanghubunganseksualselamalebih banyak memiliki sikap negatif dalam bentuk afektif. Sikap afektif yang negatif ibu hamil trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan ini disebabkan karena kekhawatiran dan perasaan takut ibu untuk melakukan hubungan seksual menjelang persalinan, karena pada trimester III ini libido ibu turun dan perubahan fisik yang terjadi pada ibu membuat ibu merasa tidak nyaman untuk melakukan hubungan seksual. Menurut teori yang dikemukakan oleh Sulistyawati (2009), menyatakan bahwa pada umumnya trimester ke III atau yang mendekati persalinan, membuat libido menurun kembali sehingga minat ibu untuk melakukan hubungan seksual menurun. Hal ini disebabkan beberapa alasan antara lain: rasa nyaman sudah jauh berkurang, pegal di punggung dan di pingggang, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih cepat(karena besarnya janin yang mendesak dada dan lambung) dan kembali merasa mual namun semua itu adalah hal yang normal.Hal yang sama juga menyatakan oleh Manuaba (2009), Hasil penelitian juga menunjukan sikap afektif dalam kategori positif ada sejumlah 12 orang (42,9%).Sikap positif ibu hamil trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan ini disebabkan memang sebagian ibu merasa seks selama kehamilan masih diperlukan, hal ini bisa dipengaruhi oleh motivasi suami, atau perasaan. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010), bahwa komponen afektif juga merupakan aspek yang berkaitan dengan penilaian terhadap apa yang diketahui manusia. Berdasarkan hasil penelitian dan isian kuesioner juga menunjukan tentang aspek afektifdisimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil mempunyai sikap yang negatif tentang hubungan seksual selama kehamilan. Hal ini dapat dilihat dari isian kuesioner yang telah diberikan pada ibu hamil, dimana dari 7 pertanyaan tentang komponen afektif sikap 5 pernyataan lebih banyak dijawab ya oleh responden, terutama pada pernyataan nomor 8 tentang “saya merasa khawatir dan takut akan terjadi infeksi pada saat penis masuk ke dalam vagina” dimana 20 responden (71,4%) menjawab ya. Ini menunjukkan bahwa ibu memang merasa khawatir dan takut akan terjadinya infeksi saat melakukan hubungan seksual pada trimester III yang merupakan saat menjelang persalinan. Dan pada trimester III biasanya ibu hamil mengalami rasa cemas menghadapi proses kelahiran bayinya sehingga mereka menghindari hal-hal yang dianggapnya dapat menyakiti bayinya diantaranya berhubungan seksual. Menurut teori Wawan dan Dewi (2011), Komponen afektif dalam sikap merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh- pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. 3. Gambaran Sikap Konatif Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Hasil penelitian dari 28 responden dapat diketahui bahwa sikap konatif ibu hamil Trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan dalam kategori sikap negatif sejumlah 16 responden (57,1%) dan dalam kategori sikap positif sejumlah 12 orang (42,9%). Ini menunjukkan bahwa ibu hamil Trimester III lebih banyak yang memiliki sikap negatif dalam komponen konatif tentang hubungan seksual selama kehamilan.Sikap konatif yang negatif ibu hamil trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan disebabkan pada trimester III kehamilan, ibu cenderung menjauhi atau tidak mau melakukan hubungan seksual mulai usia kehamilan 7 bulan ke atas dengan berbagai alasan, salah satunya ialah dengan perutnya yang semakin membesar sehingga tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual dan khawatir dapat melukai bayi yang sedang dikandungnya. Hal ini sesuai dengan teori menurut Azwar (2012), Komponen konatif yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap yaitu menunjukan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek sikap. Sikap konatif atau kecenderungan bersikap yang negatif juga dipengaruhi oleh pendidikan, pendidikan ibu hamil, pada penelitian ini sebagian kecil adalah SMA 4 orang(14,3) hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan diri dalam bersikap dan mengembangkan kepribadiannya pendapat ini didukung teori yang dikemukakan oleh Asmi (2011), pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi, proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Bila dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sikap konatif ibu hamil Trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan dalam kategori sikap positif sejumlah 12 orang (42,9%). Sikap positif ibu hamil trimester III tentang hubungan seksuaL selama kehamilan ini dikarenakan memang ada beberapa ibu hamil yang sudah tidak mau melakukan hubungan seksual bersama suami karena dapat menyakiti bayi yang dikandungnya. Hal sesuai dengan Teori Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa komponen konatif itu adalah aspek visional yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak. Berdasarkan hasil penelitian dan isian kuesioner juga menunjukan pada pernyataan nomor 17 tentang “saya enggan mau melakukan hubungan seksual pada tiga bulan terakhir ini karena akan dapat menyakiti bayi” dimana 15 responden (53,6%) menjawab ya. pada trimester III biasanya ibu hamil mengalami rasa cemas menghadapi proses kelahiran bayinya sehingga mereka menghindari hal-hal yang dianggapnya dapat menyakiti bayinya diantaranya berhubungan seksual. Menurut teori Wawan dan Dewi (2011), Sikap dengan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berprilaku tertentu sesuai dengan obyeksikap yang dimiliki oleh seseorang, dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu, serta berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku. 4. Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Hasil penelitian dari 28 responden yang memiliki sikap negatif tentang hubungan seksual selama kehamilan sejumlah 15 orang (53,6%) dan yang memiliki sikap positif sejumlah 13 orang (46,4%). Ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil Trimester III memiliki sikap negatif tentang hubungan seksual selama kehamilan. Sikap negatif tentang hubungan seksual selama kehamilan ini disebabkan oleh banyaknya mitos tentang seks dan kehamilan yang berkembang di masyarakat bahwa `hubungan seksual tidak boleh dilakukan agar tidak mengganggu perkembangan bayi, mitos ini dianggap sebagai suatu kebenaran sehingga perilaku seksual juga dipengaruhi dan mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos tersebut. Selain itu, ada mereka menganggap dengan masuknya alat kelamin pria ke dalam vagina ibu dapat mengusik ketenangan bayi yang ada di dalam rahim sehingga mereka takut dapat terjadi kelahiran lebih dini (prematur). dan Sebenarnya hubungan seksual itu tidak mengganggu kenyamanan bayi karena bayi di dalam kandungan dilindungi selaput dan cairan ketuban yang berfungsi sebagai peredam kejutan yang sangat baik sehingga gerakan saat senggama maupun kontraksi rahim saat orgasme tidak menggangu kenyamanan bayi dan tidak menyebabkan kelahiran prematur. Untuk itu, ibu tidak perlu takut saat melakukan hubungan seksual selama kehamilan. Lagi pula, seharusnya hubungan seksual dalam kehamilan bisa juga lebih nikmat hal karena tingginya kadar hormon-hormon yang bersirkulasi. Ini Menurut teori Stoppart (2011) Hasil penelitian menunjukan bahwa sejumlah 13 (46,4%) ibu hamil Trimester III memiliki sikap positif tentang hubungan seksual selama kehamilan, ini bisa disebabkan ada juga yang menganggap hubungan seksual harus sering dilakukan selama masa hamil, agar bayi di dalam rahim dapat bertumbuh subur dan sehat. Menurut teori yang dikemukakan oleh Sholihah (2011), bahwa berhubungan seksual selama kehamilan aman bagi janin. Karena secara ilmiah Tuhan juga menciptakan alat perlindungan bagi bayi dalam kandungan. Janin anda dibentengi di dalam kantung rahim yang dipenuhi cairan ketuban yang bias berfungsi sebagai peredam tekanan jika ibu mengalami hentakan, jatuh dan semacamnya. Selain itu, otot rahim dan dinding-dinding perut yang kuat bisa melindungi bayi selama proses kehamilan. Selama proses orgasme berlangsung, keluarlah lender serviks (mulutrahim) yang akan menyumbat dan menutup leher rahim sehingga janin terlindungi dari kuman atau infeksi yang akan masuk kedalam rahim. Setelah ibu mengalami orgasme janin sedikit tersentak, hal ini karena terjadinya degup jantung yang lebih kencang, bukan karena janin tahu apa yang sedang terjadi, atau merasakan kesakitan.dan sikap negatif tentang hubungan seksual sebagian besar memiliki sikap yang negatif ibu tentang hubungan seksaul selama kehamilan disebabkan karena faktor umur dan pengetahuan ibunya dan sikap negatif tntang hubungan seksual paling banyak hubungan seksual selama kehamilan yaitu usia 20-35 tahun, hal ini dapat dilihat pada usia madya (20-35 tahun), individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua pengetahuan yang baik ini bisa diperoleh dari faktor usia responden yang sudah matang untuk menerima informasi, sesuai teori Notoatmodjo (2010), usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Diilihat berdasarkan pekerjaan, sebagian responden adalah IRT 21 orang (75,0%), buruh sebanyak 3 orang (10,7%) dan wiraswasta 4 orang (14,3%). Ibu yang bekerja akan mudah menerima informasi karena adanya saling bertukar informasi saat bekerja sehingga pengetahuan tentang hubugan seksual selama kehamilan yang di dapat cukup baik. Hal ini sesuai dengan teori Nursalam (2003), bahwa bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Pekerjaan akan mempermudah seseorang dalam memperoleh pengetahuan dari interaksi rekan-rekan yang berada pada tempat kerjanya. Dan sebagian besar berpendidikan tinggi (SMP) yaitu sejumlah 16 orang (57,1%) yang memliki sikap negatif tentang hubungan seksual selam kehamilan karena semakin rendah tingkat seseorang maka akan semakin kurang menerima informasi dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang tinggi Paling sedikit tingkat pendidikanresponden adalah tamat SD dan SMA yaitu berjumlah 8 (28,6%) orang dan 4 orang (14,3%). bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi diperoleh melalui pendidikan non formal (Notoatmodjo, 2012) Informasi ini dapat diperoleh dari pendidikan baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan (Arini, 2012). SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sebagian besar sikapkognitif ibu hamil Trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan dalam kategori positif, dari 28 responden yaitu sejumlah 20 responden (71,4%) 2. Sikap afektif ibu hamil Trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan lebih banyak dalam kategori negatif, dari 28 responden yaitu sejumlah 19 responden (67,9%). 3. Sikapkonatif ibu hamil Trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan lebih banyak dalam kategori negatif, dari 28 responden yaitu sejumlah 16 responden (57,1%). 4. Ibuhamil Trimester lebih banyak memiliki sikap negatif tentang hubungan seksual selama kehamilan, yaitu dari 28 responden sejumlah 15 responden (53,6%). Saran 1. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan bidan memberi pengetahuan dan informasi kepada ibu hamil tentang hubungan seksual yang aman selama kehamilan. Hal ini dapat dilakukan pada saat ibu periksa kehamilan sehingga ibu hamil tidak takut melakukan hubungan seksual selama kehamilan. 2. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat diharapkan dapat mencari informasi yang benar tentang melakukan hubungan seksual selama kehamilan, informasi ini bisa dicari dari berbagai sumber misal majalah, televisi, dan internet, atau juga dengan menanyakan ke petugas kesehatan secara langsung.Denganpengetahuan yang benar, masyarakat tidak lagi terbelenggu dengan persepsi yang salah tentang hubungan seksual selama kehamilan. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Bagi tenaga kesehatan, diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dan informasi-informasi berkaitan dengan segala hal tentang hubungan seksual selama kehamilan, baik pada pasien yang datang secara langsung maupun melalui berbagai penyuluhan. 4. Bagi Peneliti Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan seksual selama kehamilan misalnya dengan meneliti faktor-faktor yang menyebabkan ibu enggan untuk melakukan hubungan seksual antara lain yaitu ibu merasa sangat cemas karena sudah tidak nyaman dalam berhubungan seksual, dan dapat menyakiti janin. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta Ika Pantikawati dan Saryono, (2010). Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta Manuaba Chandranita, dkk.2009.Memahami Reproduksi Wanita. Jakarta:EGC Meser, (2012). 9 Bulan Penuh Keajaiban Panduan Super Lengkap Bagi Ibu Hamil.Yogyakarta Notatmodjo, S (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Riyanto, Agus.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika Saryono, Ari Setiawan. 2011. Metode Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika Solihah, Lutfiatus. 2011. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Jogjakarta: Diva Press Stoppart, Miriam.2011.Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran Suliatyawati,Ari.2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Wawan, Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Winkjosastro, H &Hudono, S.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiraharjo Yeyeh, dkk., 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: CV. Trans Info Media.