ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA I. ORGAN REPRODUKSI LUAR a. Mons veneris Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat yang terletak di atas shympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut-rambut. Pada wanita rambut ini tumbuh membentuk sudut lengkung sedangkan pada pria membentuk sudut runcing ke atas. Mons veneris berfungsi untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika b. Labia mayora Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum (pemisah anus dengan vulva). Permukaan ini terdiri dari : 1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. 2) Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak) Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan c. Labia minora Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut. Dibagian atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di bagian bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi orifisium vagina d. Klitoris Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-laki. Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluhpembuluh darah sehingga sangat peka. Letaknya anterior dalam vestibula. Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf. e. Vestibulum Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil, bagian atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini, dua lubang saluran Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang berguna untuk melumasi vagina pada saat bersenggama f. Kelenjar bartholini Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks, dan salurannya keluar antara himen dan labia minora g. Hymen Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen tertutup seluruhnya disebut hymen imperforata dan menimbulkan gejala klinik setelah mendapat menstruasi h. Orifisium uretra eksterna Tempat keluarnya air kemih yang terletah di bawah klitoris. Di sekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan terdapat lubang kelenjar skene i. Perineum Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.Terdapat otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan interna serta dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya II. ORGAN REPRODUKSI DALAM a. Vagina Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 8 cm dan dinding belakangnya sekitar 10 cm. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebur rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina, menonjol serviks bagian dari uterus. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks anterior (depan), forniks posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks sinistra (kiri). Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5 Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina adalah: 1) sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu haid dan sekret dari uterus. 2) sebagai alat persetubuhan. 3) sebagai jalan lahir pada waktu partus. b. Uterus Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah alpukat dengan berat normal 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Diding rahim terdiri dari 3 lapisan : 1) Perimetrium Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian ini meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen (perut) yang berfungsi sebagai pelindung uterus 2) Myometrium Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembulh lymfe dan urat syaraf. 3) Endometrium Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk mempersiapkan jika terjadi pembuahan. Tebalnya sususnannya dan faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon-hormon ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi decidua. Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus. (pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterina). Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kirakira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus. Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi. c. Tuba falopii Terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari ostium tuba internum pada dinding rahim.Tuba fallopi merupakan tubulo muskular, dengan panjang sekitar 12 cm dan diametrnya 3 dan 8 mm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian: 1) Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai dari ostium internum tuba. 2) Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang paling sempit. 3) Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S 4) Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang disebut fimbriae tuba. Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi,tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan implantasi d. Ovarium Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makanan. Pada setiap siklus haid sebuah dari ovum primitif ini mulai mematang dan kemudian cepat berkembang menjadi folikel ovari yang vesikuler (folikel de Graaf). Sewaktu folikel de Graaf berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan cairan likuor folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulosa menjadi beberapa lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan hormon estrogen. Pada masa folikel de Graaf mendekati pengembangan penuh atau pematangan, letaknya dekat permukaan ovarium, dan menjadi makin mekar karena cairan, sehingga membenjol, seperti pembengkakan yang menyerupai kista pada permukaan ovarium. Tekanan dari dalam folikel menyebabkannya sobek dan cairan serta ovum lepas melalui rongga peritoneal masuk ke dalam lubang yang berbentuk corong dari tuba uterina. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. III. FISIOLOGI HAID Setiap bulan secara teratur pada wanita yang sehat dan tidak hamil akan mengalami haid (menstruasi). Ada 4 kompartemen pada fisiologi haid, yaitu endometrium, ovarium, hipofisis, dan hipotalamus. Hormone wanita terdiri dari hormone estrogen, progesterone dan GnRH (Gonadothropin Relaesing Hormon ) yang terdiri dari FSH (Folicel Stimulating Hormon) dan LH (Lutenising Hormon) Saat wanita mengalami haid, akan terjadi pelepasan membrane basalis pada endometrium sehingga tebal endometrium ≤ 3 mm, yaitu disaat level hormone estrogen dan progesterone turun. Karena itu, akan memberikan efek umpan balik melalui neurotransmitter ke hipotalamus, sehingga GnRH yang dihasilkan hipotalamus mempengaruhi hipofisis untuk memproduksi FSH. GnRH di hipotalamus dengan sekresi yang pulsasi, ada critical rangenya. Maksudnya, GnRH hanya dihasilkan sebentar, terutama saat tidur. Jika seorang wanita sering tidur diatas jam 12 malam, maka akan sering mengalami gangguan haid. Jadi, saat kita tidur, akan dihasilkan GnRH dengan sekresi yang pulsasi seperti menyemprot tiap beberapa menit. Setelah itu akan masuk ke hipofisis melalui aliran darah sehingga terpengaruhlah hipofisis, yang dinamai dengan ‘short feedback’. Haid terjadi dalam empat fase, yaitu fase mentruasi, fase regenerasi, fase proliferasi, dan fase pramenstruasi (sekresi) : a. Fase menstruasi/desquamasi Fase ini berlangsung sekitar 3-5 hari dimana lapisan stratum kompakta dan spongiosa dilepaskan yang tertinggal adalah lapisan stratum basalis 0,5 mm. Jumlah perdarahan sekitar 50 cc, tanpa terjadi bekuan darah karena mengandung banyak fermen. Bila terdapat gumpalan darah, menunjukkan perdarahan menstruasi banyak. b. Fase regenerasi Fase ini dimulai pada hari ke-4 menstruasi, dimana luka bekas desquamasi endometrium tertutup kembali oleh epitel selaput lendir 0,5 mm. sel basalis mulai berkembang, mengalamiendometrium,tebalnya mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali. c. Fase proliferasi Fase ini lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat dari jaringan ikatnya sehingga berkelok-kelok. Lapisan atasnya tempat saluran kelenjar tampaknya lebih kompak disebut stratum kompakta. Sedang lapisan yang mengandung kelenjar yang berkelok menjadi lebih longgar disebut stratum spongiosa. Stadium ini berlangsung sejak hari ke5 sampai 14, dan tebal endometrium 3,5 cm. d. Stadium pramenstruasi/sekresi Stadium ini endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak saat ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi endometrium ke dalam fase sekresi. Tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya berkelok-kelok dan mengeluarkan sekret. Disamping itu sel endometrium mengandung banyak glikogen, kapur, protein, air dan mineral sehingga siap untuk menerima implantasi dan memberikan nutrisi pada zygot. Berlangsung sejak hari ke14 sampai 28. IV. OVULASI Ovulasi adalah proses dalam siklus menstruasi wanita di mana folikel yang matang pecah dan mengeluarkan sel telur (ovum, juga disebut oosit atau gamet betina) ke tuba falopi untuk dibuahi. Lapisan rahim telah menebal dalam rangka mempersiapkan sel telur yang telah dibuahi. Jika konsepsi (pembuahan) tidak terjadi, lapisan rahim serta darah akan diruntuhkan. Penumpahan telur yang tidak dibuahi dan dinding rahim ini disebut menstruasi. Ovulasi dimulai saat pubertas dan terus berlangsung secara bulanan pada tahun-tahun usia subur. Ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum haid yang akan datang. Selama kehamilan, ovulasi terhenti. Cara menentukan adanya ovulasi adalah dengan biopsi endometrium, pengukuran suhu basal badan, sitologi vaginal, pemeriksaan getah serviks, pengukuran getah vagina dan endoskopi V. FISIOLOGI KEHAMILAN a. Ovum (sel telur) Ovum atau sel telur, adalah sel yang dilepaskan oleh ovarium (indung telur). Setelah keluar dari indung telur, ovum akan berjalan ke arah rahim lewat sebuah saluran yang disebut Tuba Fallopi. Ovum dilepaskan oleh indung telur secara rutin, biasanya setiap bulan. Sebelum dilepaskan, ovum mengalami proses pematangan lebih dahulu. Ovum yang belum matang disebut oogonium atau bakal telur. Jumlahnya pada bayi wanita yang baru lahir sekitar 750.000. Seiring dengan bertambahnya usia, jumlah bakal telur semakin berkurang dan habis sama sekali pada masa menopause. Ovum yang sudah matang berukuran cukup besar yaitu sekitar 0,2 mm. Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) adalah dimulai dari oogonia kemudian oosit pertama (primary oocyte) setelah itu menjadi primary ovarian fillicle terus liquor folliculi kemudian terjadi pematangan pertama ovum dan akhirnya terjadilah pematangan kedua ovum pada waktu dibuahi oleh sperma b. Spermatozoa Bentuknya meyerupai kecebong terdiri atas bagian kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak denga cepat. Panjang ekor kira – kira 10x bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel – sel primitif tubulus testis setelah bayi laki – laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas, di bawah pengaruh sel – sel interstisial leydig, sel – sel spermatogonium mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah sprematogenesis. Urutan pertumbuhan sperma dimulai dari spermatogonium membelah dua membentuk spermatosit pertama kemudian spermatosit pertama membelah dua menjadi spermatosit kedua dan spermatosit kedua membelah dua menjadi spermatid yang kemudian tumbuh menjadi sperma. c. Konsepsi Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma (sel mani) dengan ovum (sel telur). Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan kedua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetik dari wanita dan pria. Konsepsi mungkin akan menghasilkan XX-zigot yang menurunkan bayi perempuan dan XY-zigot yang menurunkan bayi laki – laki. Dalam beberapa jam setelah konsepsi, mulailah pembelahan zigot selama 3 hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi inii tetap digerakkan ke arah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) dan kontraksi tuba. Hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri pada tingkat blastula. d. Nidasi Nidasi adalah masuknya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai disebut trofoblast, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel – sel desidua, yaitu sel – sel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblast Blastula yang berisi massa sel dalam akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Hal ini yang menyebabkan kadang – kadang terjadi perdarahan saat nidasi sebagai akibat luka pada desidua (tanda Hartman). Nidasi umumnya terjadi pada dinding depan atau belakang rahim dekat dengan fundus uteri Setelah terjadi nidasi mulailah sel – sel blastula mengalami diferensiasi. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi endoterm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional (embryonal-plate) diantara amnion dan yolksac. Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio) akan melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionic membrane) yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan: lapisan dalam sitotrofoblast dan lapisan luar sinsisiotrofoblast Vili koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang, dan disebut korion frondosum. Sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang, disebut chorion leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormone human chorionic gonadotropin (HCG) e. Plasentasi dan mukosa rahim Mukosa rahim yang tidak hamil terdiri atas stratum kompakta dan stratum spongiosa. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas desidua basalis yaitu terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disinilah plasentasi terbentuk, desidua kapsularis meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim, yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi, desidua vera (parietalis) meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya. f. Embriogenesis Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lempeng embrional (embryonal plate) yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga unsur lapisan, yaitu sel-sel ektodermal, sel-sel mesodermal, sel-sel entodermal g. Air ketuban Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam ruangan yang diliputi selaput janin. Berat jenis cair ketuban sekitar 1.080. Makin tua kehamilan, makin turun berat jenisnya, hingga menjadi 1.0251.010. Air ketuban berfungsi antara lain : 1) Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan. 2) Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin. 3) Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara. 4) Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang dengan baik. 5) Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar janin Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka. Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir. Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom. Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu. Komposisi air ketuban terdiri dari 98% air dan bahan padat lain 2% yang terdiri dari : 1) Elektrolit, derifat protein (kreatinin, ureum, dan asam urat), glukosa, lemak, dan lemak protein (fosfolipid dan kolesterol) 2) Hormon (HCG, Hpl, Estrogen, Progesteron, Prolaktin) 3) Enzim (seluruh enzim dalam tubuh manusia) 4) Pigmen ( bilirubin pada awal kehamilan yang akan menghilang saat hepar menjadi matang) 5) Bahan-bahan dari janin seperti rambut, verniks Air ketuban berasal dari kencing janin, transudasi dari ibu, sekresi dari epitel amnion dan asal campuran. Cara mengenali air ketuban yaitu dengan kertas lakmus. Secara makroskopis air ketuban bisa dikenali dari baunya yang amis, adanya lanugo, rambut dan verniks kaseosa serta bercampur mekonium. Secara mikroskopis air ketuban bisa dikenali dari lanugo dan rambut. Pada pemeriksaan laboratorium air ketuban akan menunjukkan kadar urea yang lebih rendah dibanding dengan air kemih. Air ketuban bisa digunakan untuk mendiagnosis jenis kelamin bayi, golongan darah ABO, rhesus iso-imunisasi, maturasi janin dan pemeriksaan tentang penyakit – penyakit. Analisis air ketuban diambil dengan cara amniosintesis transvaginal atau amniosintesis transabdominal. h. Plasenta Plasenta merupakan struktur yang terbentuk selama kehamilan yang menghubungkan antara ibu dan janin. Berbentuk bundar atau oval dengan diameter 15 – 20 cm, tebal 2 – 3 cm dan berat 500 – 600 gram. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas arah fundus uteri. Plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan minggu ke-16 Plasenta terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian janin, bagian ibu dan tali pusat. Bagian janin terdiri atas korion forndosum dan villi, bagian ibu terdiri atas desidua kompakta dan kotiledon. Tali pusat mempunyai panjang sekitar 50 cm. Fungsi plasenta adalah menutrisi janin, penyalur zat asam dan CO2, mengeluarkan sampah metabolisme, menghasilkan hormon, penyalur bermacam – macam antibodi dari ibu ke janin, menyaring obat – obatan dan kuman yang masuk ke janin Hormon – hormon yang dihasilkan oleh plasenta diantaranya adalah Human Chorionik Gonadothropin (HCG), Chorionic Somatomammotropin (Placental Lactogen), Estrogen, Progesteron, Tirotropin korionik dan relaksin. FISIOLOGI PERTUMBUHAN JANIN 1. Tahap Embrional Merupakan masa pertumbuhan intrauterin sampai dengan usia kehamilan 8 minggu, di mana ovum yang dibuahi (zygote) mengadakan pembelahan dan diferensiasi sel-sel menjadi organ-organ yang hampir lengkap sampai terbentuk struktur yang akan berkembang menjadi bentuk manusia. Proses ini terjadi pada beberapa sistem organ, misalnya sistem sirkulasi, berlanjut terus sampai minggu ke-12. 2. Tahap Fetal Meliputi masa pertumbuhan intrauterin antara usia kehamilan minggu ke 12 sampai sekitar minggu ke-40 (pada kehamilan normal / aterm), di mana organisme yang telah memiliki struktur lengkap tersebut melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sampai pada keadaan yang memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar (ekstrauterin). Pertumbuhan Fisik Janin a. Trimester Pertama (Minggu ke- 8 sampai minggu ke-12) Minggu pertama Disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini adalah pembelahan sel. Sejak pembuahan / fertilisasi ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah diri sampai fase morula - blastula. Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi di endometrium kavum uteri. Minggu kedua Terjadi diferensiasi massa selular embrio menjadi dua lapis (stadium bilaminer). Kedua lapisan itu ialah lempeng epiblas (akan menjadi ektoderm) dan hipoblas (akan menjadi endoderm). Akhir stadium bilaminer ditandai munculnya alur primitif / alur sederhana (primitive streak). Minggu ketiga Terjadi pembentukan tiga lapis / lempeng yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm, diawali dari daerah primitive streak. Embrio disebut berada dalam stadium tiga lapis (stadium trilaminer). Dari perkembangan primitive streak terbentuk lempeng saraf (neural plate) dan menjadi lipatan saraf (neural fold) di bagian kranial. Struktur ini kemudian berkembang menjadi alur saraf (neural groove) dan nantinya akan menjadi tabung saraf (neural tube). Minggu keempat Pada akhir minggu ke-3 / awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai karakteristik pertumbuhan periode ini. Sampai minggu ke-8 -12 (akhir trimester pertama). Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35 somit, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya. Beberapa sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir minggu ke-12 (trimester pertama). b. Trimester Kedua ( minggu ke-12 sampai minggu ke-28) Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester kedua adalah penyempurnaan struktur organ umum dan mulai berfungsinya berbagai sistem organ. Sistem sirkulasi Janin mulai menunjukkan adanya aktifitas denyut jantung dan aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut jantung dapat ditemukan sejak minggu ke-12. Dengan stetoskop Laennec denyut jantung baru dapat terdengar setelah kehamilan 20 minggu. Ada beberapa struktur anatomik yang terdapat pada masa janin kemudian tertutup / mengalami regresi sesudah lahir sampai dewasa, yaitu : foramen ovale, duktus arteriosus Botalli, arteria dan vena umbilikalis, dan duktus venosus Arantii. Sel darah janin terutama mengandung hemoglobin jenis fetal (HbF), yang memiliki daya ikat oksigen jauh lebih tinggi dibandingkan daripada hemoglobin manusia dewasa (HbA) pada suhu dan pH yang sama. Hemoglobin A sendiri baru diproduksi pada akhir masa fetal, dan pada saat lahir, jumlahnya mencapai hanya sekitar 30% dari seluruh hemoglobin yang terkandung dalam neonatus. Pada kehidupan ekstrauterin, berangsurangsur produksi HbF berkurang sampai akhirnya normal tidak terdapat lagi dalam tubuh individu. Sistem respirasi Janin mulai menunjukkan gerak pernapasan sejak usia sekitar 18 minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai diproduksi sejak minggu ke20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan baru adekuat untuk survival ekstrauterin pada akhir trimester ketiga. Aliran keluarmasuk yang terjadi pada pernapasan janin intrauterin bukanlah aliran udara, tetapi aliran cairan amnion. Seluruh struktur saluran napas janin sampai alveolus terendam dalam cairan amnion tersebut. Sistem gastrointestinal Janin mulai menunjukkan aktifitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14 minggu. Gerakan menghisap aktif tampak pada 26-28 minggu. Cairan empedu mulai diproduksi sejak akhir trimester pertama, diikuti dengan seluruh enzim-enzim pencernaan lainnya. Mekonium, isi yang terutama pada saluran pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu. Mekonium berasal dari : 1) sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi dan rontok, 2) cairan / enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari saliva sampai enzim-enzim pencernaan, dan 3) cairan amnion yang tertelan oleh janin, yang kadang-kadang mengandung juga lanugo (rambut-rambut halus dari kulit janin yang rontok) dan sel-sel dari kulit janin / membran amnion yang rontok. Oksigenasi janin terutama tetap berasal dari sirkulasi maternal-fetal, melalui plasenta dan tali pusat. Sistem saraf dan neuromuskular Ini merupakan sistem yang paling awal mulai menunjukkan aktifitasnya, yaitu sejak usia 8-12 minggu (akhir trimester pertama), berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak, dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana (fleksi satu sisi diikuti juga fleksi sisi lainnya). Terjadi juga berbagai gerakan spontan (spontaneous movement). Namun ukuran janin pada akhir trimester pertama ini masih kecil, sehingga gerakan-gerakan janin belum dapat dirasakan oleh ibunya. Sejak usia 13-14 minggu (awal trimester kedua), gerakan-gerakan janin baru mulai dapat dirasakan ibunya. Terdapat “hubungan” antara keadaan emosional ibu dengan tingkat aktifitas janin (misalnya, pada keadaan ibu marah atau gembira, gerak janin lebih sering dan kuat, sebaliknya waktu ibu sedih atau depresi atau ketakutan, gerak janin lebih sedikit dan lemah). Hal ini disebabkan oleh pengaruh variasi kadar hormon adrenalin ibu yang juga ditransfer ke janin melalui sirkulasi plasenta. Sistem saraf sensorik khusus / indera Mata yang terdiri dari lengkung bakal lensa (lens placode) dan bakal bola mata / mangkuk optik (optic cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian berubah letaknya ke permukaan ventral wajah. Saraf penglihatan / nervus optikus merupakan derivat ektoderm, memasuki bola mata dari bagian posterior. Telinga yang berasal dari vesikel otik (otic vesicles) bergeser ke sisi lateral kepala, menempati tempatnya yang tetap. Telinga luar memperoleh inervasi sensorik dari nervus facialis, telinga dalam (organ pendengaran dan keseimbangan) memperoleh inervasi dari derivat ektoderm nervus vestibulokoklearis. Hidung yang berasal dari bakal olfaktorik (olfactory placode) merupakan penebalan ektoderm permukaan di daerah wajah, memperoleh inervasi sensorik dari nervus olfaktorius. Lidah berasal dari lengkung faring dari endoderm, kemudian memperoleh inervasi sensorik dari cabang nervus trigeminus dan nervus facialis, serta inervasi motorik dari nervus hipoglosus dan nervus laryngeus superior. Sistem urinarius Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8 minggu. Pada kehamilan 20 minggu jumlah glomerulus diperkirakan mencapai 300400 ribu. Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester kedua, dan di dalam vesica urinaria dapat ditemukan urine janin, yang keluar melalui uretra dan bercampur dengan cairan amnion. Produksi urine kira-kira 0.05-0.10 cc/menit. Ginjal belum sepenuhnya berfungsi, baik fungsi filtrasi maupun ekskresi, karena vaskularisasi juga relatif masih sedikit. Sistem endokrin Kortikotropin dan tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin sejak usia 10 minggu, mulai berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid. Setelah kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi hormon- hormonnya juga mulai berlangsung. Hormon-hormon maternal maupun hormon-hormon plasenta juga didistribusikan dalam jumlah besar ke dalam sirkulasi janin, dan aktifitasnya juga mempengaruhi pertumbuhan janin, lebih daripada hormon yang diproduksi janin itu sendiri (contoh kasus : pada janin anensefalus, pertumbuhan badan tetap berlangsung dengan baik, padahal jaringan hipofisis bayi tersebut sangat kecil dan pembentukannya sendiri terganggu). Kelenjar-kelenjar reproduksi pria (testis) juga menghasilkan testosteron dan androstenedion, namun pada wanita (ovarium) tidak ditemukan sekresi estrogen dan progesteron, kemungkinan karena belum terjadi pematangan teka dan granulosa folikel lebih lanjut. c. Trimester ketiga (minggu ke-28 sampai dengan minggu ke 40) Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ khusus / detail dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ. Satu karakteristik perkembangan akhir masa janin adalah perlambatan pertumbuhan kepala relatif terhadap perumbuhan badan. Pada awal bulan ke-3, ukuran kepala merupakan separuh ukuran kepala-bokong (crownrump length / CRL), tetapi sejak awal bulan ke-5, ukuran kepala relatif berkurang menjadi sepertiga dari CRL, sampai pada saat lahir ukuran kepala hanya seperempat dari CRL. Hal ini disebabkan peningkatan pertumbuhan badan dan ekstremitas, bersama dengan penurunan pertumbuhan kepala. PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN I. LAMA KEHAMILAN Masa kehamilan antara 38 minggu sampai 42 minggu, yang dibagi atas 3 trimester. Trimester pertama antara minggu ke-8 sampai minggu ke-12, trimester kedua antara minggu ke-12 sampai minggu ke-28 dan trimester ketiga adalah antara minggu ke-28 sampai minggu 40-42. II. PERUBAHAN FISIOLOGI a. Sistem Reproduksi 1) Suplai darah Segera setelah terjadi konsepsi karena pengaruh peningkatan kadar hormon steroid seksual menyebabkan suplai darah ke organ reproduksi meningkat. 2) Serviks Serviks menjadi lebih lunak (tanda Goodell’s), kanalis servikalis dipenuhi oleh mukus kental yang disebut operkulum. Pada kehamilan operkulum berperan dalam menghambat masuknya bakteri ke dalam rahim, selama persalinan operkulum mengalir sebagai lendir darah yang menandakan bahwa kanalis servikalis terbuka untuk lewatnya bayi. Terjadi pertambahan dan pelebaran pembuluh darah sehingga warna serviks menjadi livid (keunguan) yang dikenal dengan tanda Chadwick’s Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah, teraba seperti ujung hidung sebelum kehamilan, teraba seperti ujung telinga pada awal kehamilan dan teraba seperti ujung bibir pada masa bersalin (aterm) 3) Uterus Terjadi pembesaran uterus dimulai dari organ yang hampir padat menjadi berdinding tebal, kantung muskular yang mengandung janin, plasenta dan air ketuban. Berat uterus meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali, yang disebabkan oleh pertumbuhan serabut – serabut otot dan jaringan. Pertumbuhan jaringan uterus pada awal masa kehamilan disebabkan oleh hormon estrogen yang merangsang serabut otot. Pada keadaan tidak hamil uterus berbentuk seperti buah pear dan tidak teraba, pada kehamilan minggu ke-8 uterus mulai teraba lebih lunak ( tanda Hegar’s) 4) Vagina Vagina menjadi berwarna livid (keunguan) karena meningkatnya vaskularisasi (tanda Chadwick’s), sekresinya meningkat berwarna putih dan bersifat sangat asam. Terjadi peningkatan sensitifitas vagina karena peningkatan kongesti vaskular vagina dan pelvik. 5) Ovarium Pada saat kehamilan ovulasi akan terhenti, tetapi masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron. 6) Dinding perut Pada kehamilan dengan gemeli, bayi besar atau multipara yang menyebabkan peregangan yang hebat akan timbul diastasis rectus abdominis 7) b. Sistem kardiovaskuler Terjadi peningkatan volume darah sekitar 30 % sampai 50 %, puncaknya terjadi pada kehamilan 32 minggu, diikuti peningkatan curah jantung kurang lebih 30 %, pada kehamilan 16 minggu akan terlihat jelas adanya hemodelusi. Kenaikan plasma darah meningkat 40 % pada kehamilan cukup bulan Pada trimester pertama terjadi penurunan jumlah protein, albumin dan gamaglobulin dan meningkat secara bertahap pada timester ketiga. Beta-globulin dan fibinogen terus meningkat Kenaikan relatif volume plasma darah mengakibatkan penurunan hematokrit sementara jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor O2. Hemoglobin meningkat 15 % dibanding kondisi tidak hamil. Volume plasma yang meningkat menyebabkan hemodelusi, sehingga pada wanita hamil akan mengalami anemia fisiologis (pseudoanemia). Jumlah leukosit dan trombosit juga mengalami peningkatan Tekanan arteri menurun selama trimester kedua dan akan naik secara bertahap sementara tekanan vena dalam batas normal. Uterus yang membesar menekan vena – vena besar yang mengaliri pelvik dan ekstremitas bawah. Pada 16 % sampai 33 % wanita hamil mengalami vena varikosa. Tekanan darah dalam batas normal dan nadi mengalami peningkatan. Pompa jantung mengalami peningkatan sekitar 30 % setelah kehamilan 12 minggu, akan menurun pada akhir kehamilan. Gambaran elektrokardiogram (EKG) memperlihatkan deviasi aksis ke kiri. c. Sistem Pernapasan Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah. Terjadi peningkatan pada volume tidal, volume ventilasi dan ambilan oksigen. Bentuk rongga torak berubah mengakibatkan pernapasan lebih cepat sehingga banyak wanita hamil yang mengeluh sesak napas. d. Sistem Integumen Payudara mengalami pembesaran akibat peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menonjol dan keras, area berpigmen sekitar puting menjadi lebih gelap dan kelenjar montgomery menonjol keluar Pembesaran uterus menyebabkan peregangan dan robeknya serabut elastik di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Terlihat pada area perut dan bokong. Hiperpigmentasi kulit terjadi pada beberapa area tertentu, garis gelap (linea nigra) mengikuti midline perut, timbul bintik – bintik hitam pada wajah ( cloasma), akan menghilang setelah melahirkan Kelenjar sebasea menjadi lebih aktif sehingga produksi keringat meningkat yang menyebabkan masalah bau badan dan rambut cepat kusut. e. Sistem Endokrin 1) Ovarium dan plasenta Pada keadaan tidak hamil hormon estrogen dan progesteron diproduksi oleh ovarium, setelah terjadi konsepsi kedua hormon tersebut dihasilkan oleh korpus luteum dan setelah plasenta terbentuk, peran tersebut digantikan. Selain menghasilkan estrogen dan progesteron, plasenta juga memproduksi hormon steroid dan tiga jenis hormon yang lain yaitu human choionic gonadotropin (hCG), human plasental lactogen (hPL) dan human chorionic thyrotropin (hCT). 2) Kelenjar tiroid Kelenjar tiroid membesar akibat meningkatnya metabolisme basal, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tidak berubah 3) Kelenjar paratiroid Selama minggu 15 sampai 30 kebutuhan kalsium janin meningkat mengakibatkan pembesaran pada kelenjar paratiroid untuk mencukupi kebutuhan kalsium dalam darah 4) Kelenjar Pankreas Kebutuhan glukosa meningkat selama hamil, hal ini menyebabkan sel beta pulau langerhans pankreas menghasilkan hormon insulin dalam jumlah banyak, karena keterbatasan peyimpanan glikogen mengakibatkan terjadinya glukosuria pada wanita hamil. 5) Kelenjar Pituitari Kehamilan menyebabkan kelenjar hipofise bagian depan mengalami sedikit pembesaran akibatnya produksi hormon tropik juga mengalami peningkatan, Follicle Stimulating Hormon (FSH) ditekan oleh human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang dihasilkan oleh plasenta. Gorwth hormon berkurang dan hormon melanotropik meningkat hal ini yang mengakibatkan terjadinya hiperpigmentasi pada puting susu, wajah dan perut. Pembentukan hormon prolaktin meningkat untuk proses laktasi, demikian juga hormon oksitosin yang disiapkan untuk menstimulasi kontraksi otot uterus dalam proses persalinan. 6) Kelenjar Adrenal Kelenjar adrenal terutama bagian kortek membesar membentuk kortin, yang mengatur jumlah ion natrium dan kalium dalam darah. f. Sistem Pencernaan Pada trimester pertama beberapa wanita hamil mengalami gejala mual dan muntah. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan aktivitas otot polos. Sekresi air ludah meningkat dan menjadi lebih asam, asam lambung menurun yang melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Mual yang terjadi sebagai akibat dari menurunnya gerakan peristaltik, disamping itu peristaltik yang menurun juga menyebabkan konstipasi karena lebih banyak feses yang terdapat di dalam usus, semakin banyak air yang diserap feses akan menjadi semakin keras. Konstipasi juga disebabkan oleh pembesaran uterus yang menekan usus bagian bawah. Kondisi air liur yang asam mempercepat terjadinya lubang pada gigi. Pada trimester ketiga, nyeri ulu hati dan regurgitasi sering dialami yang disebabkan adanya tekanan ke atas akibat pembesaran uterus. Haemoroid dapat juga terjadi. Rectum dan otot – otot memberikan sokongan sangat teregang saat proses persalinan. g. Sistem Perkemihan Pada awal kehamilan suplai darah ke kandung kemih meningkat dan pembesaran uterus juga menekan kandung kemih sehingga meningkatkan frekuensi berkemih, kondisi ini semakin meningkat saat mendekati kelahiran. h. Sistem Muskuloskeletal Kebutuhan kalsium dan fosfor meningkat selama kehamilan, karies gigi yang terjadi pada wanita hamil tidak disebabkan oleh dekalsifikasi tetapi oleh air liur yang asam yang membantu aktivitas bakteri pada email. Seiring dengan pertumbuhan janin dan membesarnya area perut membuat wanita hamil mengalami perubahan postur. Sebagai bentuk kompensasi ini, bahu lebih tertarik ke belakang, tulang belakang lebih melengkung dan sendi tulang belakang lebih lentur, hal ini yang sering menyebabkan adanya keluhan nyeri punggung pada kehamilan. Beberapa wanita juga mengeluh adanya kram pada otot terutama otot tungkai dan kaki, yang biasanya terjadi setelah berdiri lama dan malam hari menjelang tidur. i. Sistem Persyarafan Pada sistem persyarafan tidak mengalami perubahan yang bermakna dengan adanya kehamilan, hanya masalah mekanis seperti rasa kaku pada bagian ekstremitas yang dapat dihilangkan dengan istirahat dan menjaga postur tubuh j. Sistem Metabolisme Terjadi peningkatan berat badan seiring dengan pertambahan usia kehamilan, rata - rata kenaikan berat badan selama kehamilan sekitar 13,5 kilogram . Laju metabolisme basal juga meningkat hingga 20 % terutama pada trimester akhir. Terjadi perubahan keseimbangan asam dan basa ysng mengarah ke basa. Kebutuhan asupan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, alat kandungan, payudara dan fisik ibu, serta untuk persiapan proses laktasi. Wanita hamil sering mengeluh haus, nafsu makan meningkat, sering buang air kecil dan kadang dijumpai glukosuria. Metabolisme lemak meningkat, kadar kolesterol juga meningkat sampai 350 mg. Pembentukan lemak pada payudara diperankan oleh hormon somatomammotropin. Penimbunan lemak juga terdapat di badan, perut, paha dan lengan. III. PERUBAHAN PSIKOLOGIS Selain terjadi perubahan fisiologis, kehamilan juga berdampak terhadap perubahan psikologis. Kehamilan merupakan saat krisis dimana terjadi gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang meliputi ibu, bapak dan anggota keluarga yang lain a. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester I Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian, yaitu penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung, dan ini merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester I. Sebagian wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Hampir 80%, wanita kecewa, menolak, gelisah, depresi, dan murung terutama terjadi pada wanita yang belum menikah atau yang tidak merencanakan kehamilan. Kebingungan secara normal akan berakhir setelah wanita mampu menerima kehamilannya. Perasaan ini biasanya terjadi pada akhir trimester I. Perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh adanya rasa mual dan muntah, rasa lelah, perubahan selera makan, emosional mungkin mencerminkan konflik dan depresi dan pada waktu yang bersamaan akan teringat akan kehamilannya. Penambahan berat badan merupakan bagian dari masalah psikologis dimana seorang wanita ingin menyembunyikan layaknya seperti remaja yang belum menikah. Perubahan keinginan hubungan seksual menurun (libido menurun), hal ini dipengaruhi oleh kelelahan, mual, depresi, dan kekhawatiran. b. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester II Trimester II sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal yang dialami pada trimester I. Trimester kedua juga merupakan fase dimana ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester II ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu pra quickening dan pasca quickening, yang mendatangkan sejumlah perubahan seperti penerimaan kehamilan, meningkatnya hubungan sosial dengan wanita hamil lainnya, dan keterkaitan serta ketertarikannya terhadap peran baru. Kebanyakan wanita akan merasa lebih erotis selama trimester II, kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada trimester I, hal ini banyak dipengaruhi oleh karena hilangnya rasa kebingungan dan keraguan yang terjadi pada trimester I. c. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III Triemeter III sering disebut sebagai periode penantian, dimana pada trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya, dan ada perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktu. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua, dan ini dapat menimbulkan perasaan khawatir. Pada trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap bayinya, khawatir bayinya mengalami ketidak normalan (kecacatan). Akan tetapi kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya dapat mengurangi kekhawatirannya. Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi oleh perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya perasaan khawatir terjadi sesuatu terhadap bayinya. Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan dari pasangannya yang sangat besar. PERAWATAN SELAMA MASA KEHAMILAN I. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN Kehamilan berpengaruh terhadap wanita dan keluarganya, sehingga penting untuk mengetahui tentang tanda dan gejala kehamilan yang meliputi tanda mungkin, tanda tidak pasti dan tanda pasti kehamilan : a. Tanda – tanda mungkin hamil : 1) Amenorea (tidak menstruasi) 2) Mual dan muntah 3) Peningkatan frekuensi berkemih 4) Keputihan 5) Pembesaran payudara 6) Quickening (perasaan wanita tentang adanya gerakan janin) 7) Keletihan 8) Pertambahan berat badan 9) Konstipasi b. Tanda tidak pasti kehamilan : 1) Pembesaran uterus 2) Melunaknya segmen bawah uterus (tanda Hegar’s) 3) Melunaknya serviks (tanda goodell’s) 4) Pembesaran dan pelunakan tempat implantasi (tanda Piscaseck’s) 5) Bercak keunguan pada vagina (tanda Chadwick’s) 6) Teraba ballotement, yaitu pantulan yang terjadi ketika jari pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan kemudian kembali ke posisi semula 7) Kontaksi Braxton Hicks 8) Reaksi kehamilan positif c. Tanda pasti kehamilan : 1) Adanya gerakan janin 2) Terdengar denyut jantung janin 3) Teraba bagian – bagian janin II. PERAWATAN SELAMA MASA KEHAMILAN a. Trimester Pertama Trimester pertama merupakan periode emas pertumbuhan janin. Kebutuhan nutrisi pada masa ini perlu diperhatikan, karena pada masa ini asupan makanan menjadi berkurang akibat mual dan muntah yang dialami ibu hamil. Asupan makanan terutama kalori dan protein harus ditambah untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hal penting yang menjadi perhatian adalah cara mengatur menu dan cara pengolahan menu makanan. b. III.