anatomi dan fisiologi organ reproduksi wanita

advertisement
ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
I.
ORGAN REPRODUKSI LUAR
a. Mons veneris
Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak
dan sedikit jaringan ikat yang terletak di atas shympisis pubis. Setelah
pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut-rambut. Pada wanita
rambut ini tumbuh membentuk sudut lengkung sedangkan pada pria
membentuk sudut runcing ke atas. Mons veneris berfungsi untuk
melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika
b. Labia mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan
menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang.
Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum (pemisah
anus dengan vulva). Permukaan ini terdiri dari :
1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut
pada mons veneris.
2) Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak)
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan
mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan
c. Labia minora
Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut.
Dibagian atas klitoris, bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis
dan di bagian bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoridis. Bibir
kecil ini mengelilingi orifisium vagina
d. Klitoris
Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis
laki-laki. Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluhpembuluh darah sehingga sangat peka. Letaknya anterior dalam vestibula.
Berfungsi untuk menutupi orga-organ genetalia di dalamnya serta
merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh darah dan syaraf.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua
bibir kecil, bagian atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua
bibir kecil. Pada vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran
kelenjar Bartholini, dua lubang saluran Skene. Berfungsi untuk
mengeluarkan cairan yang berguna untuk melumasi vagina pada saat
bersenggama
f. Kelenjar bartholini
Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena
dapat mengeluarkan lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan
seks, dan salurannya keluar antara himen dan labia minora
g. Hymen
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh
dan mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari
lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi. Bila himen
tertutup seluruhnya disebut hymen imperforata dan menimbulkan gejala
klinik setelah mendapat menstruasi
h. Orifisium uretra eksterna
Tempat keluarnya air kemih yang terletah di bawah klitoris. Di
sekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan terdapat lubang kelenjar skene
i. Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4
cm.Terdapat otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan
interna serta dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya
II. ORGAN REPRODUKSI DALAM
a. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan
uterus dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari
muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat
dikendalikan. Vagina terletak di antara kandung kemih dan rektum.
Panjang bagian depannya sekitar 8 cm dan dinding belakangnya sekitar
10 cm. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebur
rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina,
menonjol serviks bagian dari uterus. Bagian serviks yang menonjol ke
dalam vagina disebut porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina
menjadi forniks anterior (depan), forniks posterior (belakang),forniks
dekstra (kanan), forniks sinistra (kiri). Sel dinding vagina mengandung
banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5
Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi
utama vagina adalah:
1) sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada
waktu haid dan sekret dari uterus.
2) sebagai alat persetubuhan.
3) sebagai jalan lahir pada waktu partus.
b. Uterus
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir,
terletak di dalam pelvis (panggul), antara rektum di belakang dan kandung
kencing di depan.
Berfungsi sebagai tempat calon bayi dibesarkan.
Bentuknya seperti buah alpukat dengan berat normal 30-50 gram. Pada
saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam kampung.
Diding rahim terdiri dari 3 lapisan :
1)
Perimetrium
Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan
penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan
urat saraf. Bagian ini meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
(perut) yang berfungsi sebagai pelindung uterus
2)
Myometrium
Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos
yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar
saat proses persalinan.Diantara serabut-serabut otot terdapat
pembuluh darah, pembulh lymfe dan urat syaraf.
3)
Endometrium
Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal
untuk
mempersiapkan
jika
terjadi
pembuahan.
Tebalnya
sususnannya dan faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi
hormon-hormon ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah
menjadi decidua.
Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi
selama perkembangan. Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium,
diantarkan melalui tuba uterina ke uterus. (pembuahan ovum secara
normal terjadi di dalam tuba uterina). Endometrium disiapkan untuk
penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam
di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kirakira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi
lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga
abdomen pada masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus
berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar
kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal
sebagai involusi.
c. Tuba falopii
Terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral,
mulai dari ostium tuba internum pada dinding rahim.Tuba fallopi
merupakan tubulo muskular, dengan panjang sekitar 12 cm dan
diametrnya 3 dan 8 mm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian:
1)
Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai
dari ostium internum tuba.
2)
Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan
merupakan bagian yang paling sempit.
3)
Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S
4)
Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang
disebut fimbriae tuba.
Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum
yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan
hasil konsepsi,tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula, yang siap
mengadakan implantasi
d. Ovarium
Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan
dan kiri uterus, di bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum
matang, yang disebut oosit primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel
folikel pemberi makanan. Pada setiap siklus haid sebuah dari ovum
primitif ini mulai mematang dan kemudian cepat berkembang menjadi
folikel ovari yang vesikuler (folikel de Graaf).
Sewaktu folikel de Graaf berkembang, perubahan terjadi di dalam
sel-sel ini, dan cairan likuor folikuli memisahkan sel-sel dari membran
granulosa menjadi beberapa lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan hormon
estrogen. Pada masa folikel de Graaf mendekati pengembangan penuh atau
pematangan, letaknya dekat permukaan ovarium, dan menjadi makin
mekar karena cairan, sehingga membenjol, seperti pembengkakan yang
menyerupai kista pada permukaan ovarium. Tekanan dari dalam folikel
menyebabkannya sobek dan cairan serta ovum lepas melalui rongga
peritoneal masuk ke dalam lubang yang berbentuk corong dari tuba
uterina. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum
dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi.
III. FISIOLOGI HAID
Setiap bulan secara teratur pada wanita yang sehat dan tidak hamil
akan mengalami haid (menstruasi). Ada 4 kompartemen pada fisiologi haid,
yaitu endometrium, ovarium, hipofisis, dan hipotalamus. Hormone wanita
terdiri dari hormone estrogen, progesterone dan GnRH (Gonadothropin
Relaesing Hormon ) yang terdiri dari FSH (Folicel Stimulating Hormon) dan
LH (Lutenising Hormon)
Saat wanita mengalami haid, akan terjadi pelepasan membrane basalis
pada endometrium sehingga tebal endometrium ≤ 3 mm, yaitu disaat level
hormone estrogen dan progesterone turun. Karena itu, akan memberikan efek
umpan balik melalui neurotransmitter ke hipotalamus, sehingga GnRH yang
dihasilkan hipotalamus mempengaruhi hipofisis untuk memproduksi FSH.
GnRH di hipotalamus dengan sekresi yang pulsasi, ada critical rangenya.
Maksudnya, GnRH hanya dihasilkan sebentar, terutama saat tidur. Jika
seorang wanita sering tidur diatas jam 12 malam, maka akan sering
mengalami gangguan haid. Jadi, saat kita tidur, akan dihasilkan GnRH
dengan sekresi yang pulsasi seperti menyemprot tiap beberapa menit. Setelah
itu akan masuk ke hipofisis melalui aliran darah sehingga terpengaruhlah
hipofisis, yang dinamai dengan ‘short feedback’.
Haid terjadi dalam empat fase, yaitu fase mentruasi, fase regenerasi,
fase proliferasi, dan fase pramenstruasi (sekresi) :
a. Fase menstruasi/desquamasi
Fase ini berlangsung sekitar 3-5 hari dimana lapisan stratum
kompakta dan spongiosa dilepaskan yang tertinggal adalah lapisan stratum
basalis 0,5 mm. Jumlah perdarahan sekitar 50 cc, tanpa terjadi bekuan
darah karena mengandung banyak fermen. Bila terdapat gumpalan darah,
menunjukkan perdarahan menstruasi banyak.
b. Fase regenerasi
Fase ini dimulai pada hari ke-4 menstruasi, dimana luka bekas
desquamasi endometrium tertutup kembali oleh epitel selaput lendir 0,5
mm. sel basalis mulai berkembang, mengalamiendometrium,tebalnya
mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali.
c. Fase proliferasi
Fase ini lapisan endometrium pertumbuhan kelenjarnya lebih cepat
dari jaringan ikatnya sehingga berkelok-kelok. Lapisan atasnya tempat
saluran kelenjar tampaknya lebih kompak disebut stratum kompakta.
Sedang lapisan yang mengandung kelenjar yang berkelok menjadi lebih
longgar disebut stratum spongiosa. Stadium ini berlangsung sejak hari ke5 sampai 14, dan tebal endometrium 3,5 cm.
d. Stadium pramenstruasi/sekresi
Stadium ini endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan
sejak saat ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron yang mempengaruhi endometrium ke dalam fase sekresi.
Tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya berkelok-kelok dan
mengeluarkan sekret. Disamping itu sel endometrium mengandung banyak
glikogen, kapur, protein, air dan mineral sehingga siap untuk menerima
implantasi dan memberikan nutrisi pada zygot. Berlangsung sejak hari ke14 sampai 28.
IV. OVULASI
Ovulasi adalah proses dalam siklus menstruasi wanita di mana folikel
yang matang pecah dan mengeluarkan sel telur (ovum, juga disebut oosit atau
gamet betina) ke tuba falopi untuk dibuahi. Lapisan rahim telah menebal
dalam rangka mempersiapkan sel telur yang telah dibuahi. Jika konsepsi
(pembuahan) tidak terjadi, lapisan rahim serta darah akan diruntuhkan.
Penumpahan telur yang tidak dibuahi dan dinding rahim ini disebut
menstruasi.
Ovulasi dimulai saat pubertas dan terus berlangsung secara bulanan
pada tahun-tahun usia subur. Ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum haid
yang akan datang. Selama kehamilan, ovulasi terhenti. Cara menentukan
adanya ovulasi adalah dengan biopsi endometrium, pengukuran suhu basal
badan, sitologi vaginal, pemeriksaan getah serviks, pengukuran getah vagina
dan endoskopi
V. FISIOLOGI KEHAMILAN
a. Ovum (sel telur)
Ovum atau sel telur, adalah sel yang dilepaskan oleh ovarium
(indung telur). Setelah keluar dari indung telur, ovum akan berjalan ke
arah rahim lewat sebuah saluran yang disebut Tuba Fallopi. Ovum
dilepaskan oleh indung telur secara rutin, biasanya setiap bulan. Sebelum
dilepaskan, ovum mengalami proses pematangan lebih dahulu. Ovum
yang belum matang disebut oogonium atau bakal telur. Jumlahnya pada
bayi wanita
yang baru lahir sekitar 750.000. Seiring dengan
bertambahnya usia, jumlah bakal telur semakin berkurang dan habis sama
sekali pada masa menopause. Ovum yang sudah matang berukuran cukup
besar yaitu sekitar 0,2 mm.
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) adalah dimulai dari
oogonia kemudian oosit pertama (primary oocyte) setelah itu menjadi
primary ovarian fillicle terus liquor folliculi kemudian terjadi pematangan
pertama ovum dan akhirnya terjadilah pematangan kedua ovum pada
waktu dibuahi oleh sperma
b. Spermatozoa
Bentuknya meyerupai kecebong terdiri atas bagian kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan
kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga
sperma dapat bergerak denga cepat. Panjang ekor kira – kira 10x bagian
kepala.
Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel – sel primitif
tubulus testis setelah bayi laki – laki lahir, jumlah spermatogonium yang
ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa
pubertas, di bawah pengaruh sel – sel interstisial leydig, sel – sel
spermatogonium mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah
sprematogenesis.
Urutan pertumbuhan sperma dimulai dari spermatogonium
membelah dua membentuk spermatosit pertama kemudian spermatosit
pertama membelah dua menjadi spermatosit kedua dan spermatosit kedua
membelah dua menjadi spermatid yang kemudian tumbuh menjadi
sperma.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma (sel mani)
dengan ovum (sel telur). Hanya satu sperma yang telah mengalami proses
kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum.
Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat
dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan kedua pronuklei
yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetik dari wanita dan pria.
Konsepsi mungkin akan menghasilkan XX-zigot yang menurunkan bayi
perempuan dan XY-zigot yang menurunkan bayi laki – laki.
Dalam beberapa jam setelah konsepsi, mulailah pembelahan zigot
selama 3 hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi inii tetap digerakkan
ke arah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) dan
kontraksi tuba. Hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri pada tingkat
blastula.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh suatu simpai disebut trofoblast, yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai
rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel – sel desidua, yaitu sel – sel
besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh
trofoblast
Blastula yang berisi massa sel dalam akan mudah masuk ke dalam
desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup
lagi. Hal ini yang menyebabkan kadang – kadang terjadi perdarahan saat
nidasi sebagai akibat luka pada desidua (tanda Hartman). Nidasi
umumnya terjadi pada dinding depan atau belakang rahim dekat dengan
fundus uteri
Setelah terjadi nidasi mulailah sel – sel blastula mengalami
diferensiasi. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma
membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar
menjadi endoterm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah
suatu lempeng embrional (embryonal-plate) diantara amnion dan yolksac.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah
(embrio) akan melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat
korionik (chorionic membrane) yang kelak menjadi korion. Sel-sel
trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan: lapisan dalam sitotrofoblast dan
lapisan luar sinsisiotrofoblast
Vili koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh
bercabang-cabang, dan disebut korion frondosum. Sedangkan yang
berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan
sehingga akhirnya menghilang, disebut chorion leave.
Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormone human
chorionic gonadotropin (HCG)
e. Plasentasi dan mukosa rahim
Mukosa rahim yang tidak hamil terdiri atas stratum kompakta dan
stratum spongiosa. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang
terbagi atas desidua basalis yaitu terletak diantara hasil konsepsi dan
dinding rahim, disinilah plasentasi terbentuk, desidua kapsularis meliputi
hasil konsepsi ke arah rongga rahim, yang lama kelamaan bersatu dengan
desidua vera karena obliterasi, desidua vera (parietalis) meliputi lapisan
dalam dinding rahim lainnya.
f. Embriogenesis
Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lempeng embrional
(embryonal plate) yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga unsur
lapisan, yaitu sel-sel ektodermal, sel-sel mesodermal, sel-sel entodermal
g. Air ketuban
Air ketuban, atau cairan amnion, adalah cairan yang terdapat dalam
ruangan yang diliputi selaput janin. Berat jenis cair ketuban sekitar 1.080.
Makin tua kehamilan, makin turun berat jenisnya, hingga menjadi 1.0251.010.
Air ketuban berfungsi antara lain :
1) Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat
benturan.
2) Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat
menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen
melalui darah ibu ke janin.
3) Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin
untuk sementara.
4) Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem
pencernaan janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem
pernapasan janin agar berkembang dengan baik.
5) Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan
di sekitar janin
Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan
penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi. Pada waktu
persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam
rahim, sehingga leher rahim membuka. Dan saat kantung ketuban pecah,
air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir.
Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk
mendeteksi kelainan yang dialami janin, khususnya yang berhubungan
dengan kelainan kromosom. Kandungan lemak dalam air ketuban dapat
menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu.
Komposisi air ketuban terdiri dari 98% air dan bahan padat lain 2%
yang terdiri dari :
1) Elektrolit, derifat protein (kreatinin, ureum, dan asam urat),
glukosa, lemak, dan lemak protein (fosfolipid dan kolesterol)
2) Hormon (HCG, Hpl, Estrogen, Progesteron, Prolaktin)
3) Enzim (seluruh enzim dalam tubuh manusia)
4) Pigmen ( bilirubin pada awal kehamilan yang akan menghilang
saat hepar menjadi matang)
5) Bahan-bahan dari janin seperti rambut, verniks
Air ketuban berasal dari kencing janin, transudasi dari ibu, sekresi dari
epitel amnion dan asal campuran. Cara mengenali air ketuban yaitu
dengan kertas lakmus. Secara makroskopis air ketuban bisa dikenali dari
baunya yang amis, adanya lanugo, rambut dan verniks kaseosa serta
bercampur mekonium. Secara mikroskopis air ketuban bisa dikenali dari
lanugo dan rambut. Pada pemeriksaan laboratorium air ketuban akan
menunjukkan kadar urea yang lebih rendah dibanding dengan air kemih.
Air ketuban bisa digunakan untuk mendiagnosis jenis kelamin bayi,
golongan darah ABO, rhesus iso-imunisasi, maturasi janin dan
pemeriksaan tentang penyakit – penyakit. Analisis air ketuban diambil
dengan cara amniosintesis transvaginal atau amniosintesis transabdominal.
h. Plasenta
Plasenta merupakan struktur yang terbentuk selama kehamilan
yang menghubungkan antara ibu dan janin. Berbentuk bundar atau oval
dengan diameter 15 – 20 cm, tebal 2 – 3 cm dan berat 500 – 600 gram.
Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak
ke atas arah fundus uteri. Plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan
minggu ke-16
Plasenta terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian janin, bagian ibu dan
tali pusat. Bagian janin terdiri atas korion forndosum dan villi, bagian ibu
terdiri atas desidua kompakta dan kotiledon. Tali pusat mempunyai
panjang sekitar 50 cm.
Fungsi plasenta adalah menutrisi janin, penyalur zat asam dan
CO2, mengeluarkan sampah metabolisme, menghasilkan hormon,
penyalur bermacam – macam antibodi dari ibu ke janin, menyaring obat
– obatan dan kuman yang masuk ke janin
Hormon – hormon yang dihasilkan oleh plasenta diantaranya
adalah
Human
Chorionik
Gonadothropin
(HCG),
Chorionic
Somatomammotropin (Placental Lactogen), Estrogen, Progesteron,
Tirotropin korionik dan relaksin.
FISIOLOGI PERTUMBUHAN JANIN
1. Tahap Embrional
Merupakan masa pertumbuhan intrauterin sampai dengan usia
kehamilan 8 minggu, di mana ovum yang dibuahi (zygote) mengadakan
pembelahan dan diferensiasi sel-sel menjadi organ-organ yang hampir
lengkap sampai terbentuk struktur yang akan berkembang menjadi bentuk
manusia. Proses ini terjadi pada beberapa sistem organ, misalnya sistem
sirkulasi, berlanjut terus sampai minggu ke-12.
2.
Tahap Fetal
Meliputi masa pertumbuhan intrauterin antara usia kehamilan
minggu ke 12 sampai sekitar minggu ke-40 (pada kehamilan normal /
aterm), di mana organisme yang telah memiliki struktur lengkap tersebut
melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sampai pada
keadaan yang memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar
(ekstrauterin).
Pertumbuhan Fisik Janin
a. Trimester Pertama (Minggu ke- 8 sampai minggu ke-12)
Minggu pertama
Disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa
germinal ini adalah pembelahan sel. Sejak pembuahan / fertilisasi
ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah diri sampai fase
morula - blastula. Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi
di endometrium kavum uteri.
Minggu kedua
Terjadi diferensiasi massa selular embrio menjadi dua lapis
(stadium bilaminer). Kedua lapisan itu ialah lempeng epiblas (akan
menjadi ektoderm) dan hipoblas (akan menjadi endoderm). Akhir
stadium bilaminer ditandai munculnya alur primitif / alur sederhana
(primitive streak).
Minggu ketiga
Terjadi pembentukan tiga lapis / lempeng yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm, diawali dari daerah primitive streak. Embrio
disebut berada dalam stadium tiga lapis (stadium trilaminer).
Dari perkembangan primitive streak terbentuk lempeng saraf
(neural plate) dan menjadi lipatan saraf (neural fold) di bagian
kranial. Struktur ini kemudian berkembang menjadi alur saraf (neural
groove) dan nantinya akan menjadi tabung saraf (neural tube).
Minggu keempat
Pada akhir minggu ke-3 / awal minggu ke-4, mulai terbentuk
ruas-ruas badan (somit) sebagai karakteristik pertumbuhan periode ini.
Sampai minggu ke-8 -12 (akhir trimester pertama).
Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai
dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35 somit, disertai dengan
perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya. Beberapa sistem
organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir
minggu ke-12 (trimester pertama).
b. Trimester Kedua ( minggu ke-12 sampai minggu ke-28)
Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester
kedua adalah penyempurnaan struktur organ umum dan mulai
berfungsinya berbagai sistem organ.
Sistem sirkulasi
Janin mulai menunjukkan adanya aktifitas denyut jantung dan
aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut jantung dapat
ditemukan sejak minggu ke-12. Dengan stetoskop Laennec denyut
jantung baru dapat terdengar setelah kehamilan 20 minggu.
Ada beberapa struktur anatomik yang terdapat pada masa janin
kemudian tertutup / mengalami regresi sesudah lahir sampai dewasa,
yaitu : foramen ovale, duktus arteriosus Botalli, arteria dan vena
umbilikalis, dan duktus venosus Arantii. Sel darah janin terutama
mengandung hemoglobin jenis fetal (HbF), yang memiliki daya ikat
oksigen jauh lebih tinggi dibandingkan daripada hemoglobin manusia
dewasa (HbA) pada suhu dan pH yang sama. Hemoglobin A sendiri
baru diproduksi pada akhir masa fetal, dan pada saat lahir, jumlahnya
mencapai hanya sekitar 30% dari seluruh hemoglobin yang
terkandung dalam neonatus. Pada kehidupan ekstrauterin, berangsurangsur produksi HbF berkurang sampai akhirnya normal tidak
terdapat lagi dalam tubuh individu.
Sistem respirasi
Janin mulai menunjukkan gerak pernapasan sejak usia sekitar
18 minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru sempurna
pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai diproduksi sejak minggu ke20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan baru adekuat
untuk survival ekstrauterin pada akhir trimester ketiga. Aliran keluarmasuk yang terjadi pada pernapasan janin intrauterin bukanlah aliran
udara, tetapi aliran cairan amnion. Seluruh struktur saluran napas janin
sampai alveolus terendam dalam cairan amnion tersebut.
Sistem gastrointestinal
Janin mulai menunjukkan aktifitas gerakan menelan sejak usia
gestasi 14 minggu. Gerakan menghisap aktif tampak pada 26-28
minggu. Cairan empedu mulai diproduksi sejak akhir trimester
pertama, diikuti dengan seluruh enzim-enzim pencernaan lainnya.
Mekonium, isi yang terutama pada saluran pencernaan janin, tampak
mulai usia 16 minggu. Mekonium berasal dari : 1) sel-sel mukosa
dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi dan rontok, 2)
cairan / enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari
saliva sampai enzim-enzim pencernaan, dan 3) cairan amnion yang
tertelan oleh janin, yang kadang-kadang mengandung juga lanugo
(rambut-rambut halus dari kulit janin yang rontok) dan sel-sel dari
kulit janin / membran amnion yang rontok. Oksigenasi janin terutama
tetap berasal dari sirkulasi maternal-fetal, melalui plasenta dan tali
pusat.
Sistem saraf dan neuromuskular
Ini merupakan sistem yang paling awal mulai menunjukkan
aktifitasnya, yaitu sejak usia 8-12 minggu (akhir trimester pertama),
berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak
usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak,
dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana (fleksi satu sisi
diikuti juga fleksi sisi lainnya). Terjadi juga berbagai gerakan spontan
(spontaneous movement). Namun ukuran janin pada akhir trimester
pertama ini masih kecil, sehingga gerakan-gerakan janin belum dapat
dirasakan oleh ibunya. Sejak usia 13-14 minggu (awal trimester
kedua), gerakan-gerakan janin baru mulai dapat dirasakan ibunya.
Terdapat “hubungan” antara keadaan emosional ibu dengan tingkat
aktifitas janin (misalnya, pada keadaan ibu marah atau gembira, gerak
janin lebih sering dan kuat, sebaliknya waktu ibu sedih atau depresi
atau ketakutan, gerak janin lebih sedikit dan lemah). Hal ini
disebabkan oleh pengaruh variasi kadar hormon adrenalin ibu yang
juga ditransfer ke janin melalui sirkulasi plasenta.
Sistem saraf sensorik khusus / indera
Mata yang terdiri dari lengkung bakal lensa (lens placode) dan
bakal bola mata / mangkuk optik (optic cup) pada awalnya menghadap
ke lateral, kemudian berubah letaknya ke permukaan ventral wajah.
Saraf penglihatan / nervus optikus merupakan derivat ektoderm,
memasuki bola mata dari bagian posterior. Telinga yang berasal dari
vesikel otik (otic vesicles) bergeser ke sisi lateral kepala, menempati
tempatnya yang tetap. Telinga luar memperoleh inervasi sensorik dari
nervus facialis, telinga dalam (organ pendengaran dan keseimbangan)
memperoleh inervasi dari derivat ektoderm nervus vestibulokoklearis.
Hidung yang berasal dari bakal olfaktorik (olfactory placode)
merupakan penebalan ektoderm permukaan di daerah wajah,
memperoleh inervasi sensorik dari nervus olfaktorius. Lidah berasal
dari lengkung faring dari endoderm, kemudian memperoleh inervasi
sensorik dari cabang nervus trigeminus dan nervus facialis, serta
inervasi motorik dari nervus hipoglosus dan nervus laryngeus
superior.
Sistem urinarius
Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8 minggu. Pada
kehamilan 20 minggu jumlah glomerulus diperkirakan mencapai 300400 ribu. Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester kedua, dan di
dalam vesica urinaria dapat ditemukan urine janin, yang keluar
melalui uretra dan bercampur dengan cairan amnion. Produksi urine
kira-kira 0.05-0.10 cc/menit. Ginjal belum sepenuhnya berfungsi, baik
fungsi filtrasi maupun ekskresi, karena vaskularisasi juga relatif masih
sedikit.
Sistem endokrin
Kortikotropin dan tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin
sejak
usia
10
minggu,
mulai
berfungsi
untuk
merangsang
perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid. Setelah
kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi hormon-
hormonnya juga mulai berlangsung. Hormon-hormon maternal
maupun hormon-hormon plasenta juga didistribusikan dalam jumlah
besar ke dalam sirkulasi janin, dan aktifitasnya juga mempengaruhi
pertumbuhan janin, lebih daripada hormon yang diproduksi janin itu
sendiri (contoh kasus : pada janin anensefalus, pertumbuhan badan
tetap berlangsung dengan baik, padahal jaringan hipofisis bayi
tersebut sangat kecil dan pembentukannya sendiri terganggu).
Kelenjar-kelenjar
reproduksi
pria
(testis)
juga
menghasilkan
testosteron dan androstenedion, namun pada wanita (ovarium) tidak
ditemukan sekresi estrogen dan progesteron, kemungkinan karena
belum terjadi pematangan teka dan granulosa folikel lebih lanjut.
c. Trimester ketiga (minggu ke-28 sampai dengan minggu ke 40)
Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester
ketiga adalah penyempurnaan struktur organ khusus / detail dan
penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ. Satu karakteristik
perkembangan akhir masa janin adalah perlambatan pertumbuhan
kepala relatif terhadap perumbuhan badan. Pada awal bulan ke-3,
ukuran kepala merupakan separuh ukuran kepala-bokong (crownrump length / CRL), tetapi sejak awal bulan ke-5, ukuran kepala
relatif berkurang menjadi sepertiga dari CRL, sampai pada saat lahir
ukuran kepala hanya seperempat dari CRL. Hal ini disebabkan
peningkatan pertumbuhan badan dan ekstremitas, bersama dengan
penurunan pertumbuhan kepala.
PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN
I.
LAMA KEHAMILAN
Masa kehamilan antara 38 minggu sampai 42 minggu, yang dibagi atas
3 trimester. Trimester pertama antara minggu ke-8 sampai minggu ke-12,
trimester kedua antara minggu ke-12 sampai minggu ke-28 dan trimester
ketiga adalah antara minggu ke-28 sampai minggu 40-42.
II. PERUBAHAN FISIOLOGI
a. Sistem Reproduksi
1) Suplai darah
Segera setelah terjadi konsepsi karena pengaruh peningkatan
kadar hormon steroid seksual menyebabkan suplai darah ke organ
reproduksi meningkat.
2) Serviks
Serviks menjadi lebih lunak (tanda Goodell’s), kanalis
servikalis dipenuhi oleh mukus kental yang disebut operkulum. Pada
kehamilan operkulum berperan dalam menghambat masuknya bakteri
ke dalam rahim, selama persalinan operkulum mengalir sebagai lendir
darah yang menandakan bahwa kanalis servikalis terbuka untuk
lewatnya bayi. Terjadi pertambahan dan pelebaran pembuluh darah
sehingga warna serviks menjadi livid (keunguan) yang dikenal dengan
tanda Chadwick’s
Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah, teraba
seperti ujung hidung sebelum kehamilan, teraba seperti ujung telinga
pada awal kehamilan dan teraba seperti ujung bibir pada masa bersalin
(aterm)
3) Uterus
Terjadi pembesaran uterus dimulai dari organ yang hampir
padat menjadi berdinding tebal, kantung muskular yang mengandung
janin, plasenta dan air ketuban. Berat uterus meningkat 20 kali dan
kapasitasnya meningkat 500 kali, yang disebabkan oleh pertumbuhan
serabut – serabut otot dan jaringan.
Pertumbuhan jaringan uterus pada awal masa kehamilan
disebabkan oleh hormon estrogen yang merangsang serabut otot. Pada
keadaan tidak hamil uterus berbentuk seperti buah pear dan tidak
teraba, pada kehamilan minggu ke-8 uterus mulai teraba lebih lunak (
tanda Hegar’s)
4) Vagina
Vagina menjadi berwarna livid (keunguan) karena meningkatnya
vaskularisasi (tanda Chadwick’s), sekresinya meningkat berwarna
putih dan bersifat sangat asam. Terjadi peningkatan sensitifitas vagina
karena peningkatan kongesti vaskular vagina dan pelvik.
5) Ovarium
Pada saat kehamilan ovulasi akan terhenti, tetapi masih terdapat
korpus luteum graviditas sampai terbentuk plasenta yang mengambil
alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
6) Dinding perut
Pada kehamilan dengan gemeli, bayi besar atau multipara yang
menyebabkan peregangan yang hebat akan timbul diastasis rectus
abdominis
7)
b. Sistem kardiovaskuler
Terjadi peningkatan volume darah sekitar 30 % sampai 50 %,
puncaknya terjadi pada kehamilan 32 minggu, diikuti peningkatan curah
jantung kurang lebih 30 %, pada kehamilan 16 minggu akan terlihat jelas
adanya hemodelusi. Kenaikan plasma darah meningkat 40 % pada
kehamilan cukup bulan
Pada trimester pertama terjadi penurunan jumlah protein, albumin
dan gamaglobulin dan meningkat secara bertahap pada timester ketiga.
Beta-globulin dan fibinogen terus meningkat
Kenaikan relatif volume plasma darah mengakibatkan penurunan
hematokrit sementara jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk
memenuhi kebutuhan transpor O2. Hemoglobin meningkat 15 %
dibanding kondisi tidak hamil. Volume plasma yang meningkat
menyebabkan hemodelusi, sehingga pada wanita hamil akan mengalami
anemia fisiologis (pseudoanemia). Jumlah leukosit dan trombosit juga
mengalami peningkatan
Tekanan arteri menurun selama trimester kedua dan akan naik
secara bertahap sementara tekanan vena dalam batas normal. Uterus yang
membesar menekan vena – vena besar yang mengaliri pelvik dan
ekstremitas bawah. Pada 16 % sampai 33 % wanita hamil mengalami
vena varikosa. Tekanan darah dalam batas normal dan nadi mengalami
peningkatan.
Pompa jantung mengalami peningkatan sekitar 30 % setelah
kehamilan 12 minggu, akan menurun pada akhir kehamilan. Gambaran
elektrokardiogram (EKG) memperlihatkan deviasi aksis ke kiri.
c. Sistem Pernapasan
Kecepatan pernapasan dan kapasitas vital tidak berubah. Terjadi
peningkatan pada volume tidal, volume ventilasi dan ambilan oksigen.
Bentuk rongga torak berubah mengakibatkan pernapasan lebih cepat
sehingga banyak wanita hamil yang mengeluh sesak napas.
d. Sistem Integumen
Payudara mengalami pembesaran akibat peningkatan pertumbuhan
jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menonjol dan keras, area
berpigmen sekitar puting menjadi lebih gelap dan kelenjar montgomery
menonjol keluar
Pembesaran uterus menyebabkan peregangan dan robeknya serabut
elastik di bawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Terlihat pada
area perut dan bokong.
Hiperpigmentasi kulit terjadi pada beberapa area tertentu, garis
gelap (linea nigra) mengikuti midline perut, timbul bintik – bintik hitam
pada wajah ( cloasma), akan menghilang setelah melahirkan
Kelenjar sebasea menjadi lebih aktif sehingga produksi keringat
meningkat yang menyebabkan masalah bau badan dan rambut cepat
kusut.
e. Sistem Endokrin
1) Ovarium dan plasenta
Pada keadaan tidak hamil hormon estrogen dan progesteron
diproduksi oleh ovarium, setelah terjadi konsepsi kedua hormon
tersebut dihasilkan oleh korpus luteum dan setelah plasenta terbentuk,
peran tersebut digantikan. Selain menghasilkan estrogen dan
progesteron, plasenta juga memproduksi hormon steroid dan tiga jenis
hormon yang lain yaitu human choionic gonadotropin (hCG), human
plasental lactogen (hPL) dan human chorionic thyrotropin (hCT).
2) Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid membesar akibat meningkatnya metabolisme
basal, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tidak berubah
3) Kelenjar paratiroid
Selama minggu 15 sampai 30 kebutuhan kalsium janin
meningkat mengakibatkan pembesaran pada kelenjar paratiroid untuk
mencukupi kebutuhan kalsium dalam darah
4) Kelenjar Pankreas
Kebutuhan
glukosa
meningkat
selama
hamil,
hal
ini
menyebabkan sel beta pulau langerhans pankreas menghasilkan
hormon
insulin
dalam
jumlah
banyak,
karena
keterbatasan
peyimpanan glikogen mengakibatkan terjadinya glukosuria pada
wanita hamil.
5) Kelenjar Pituitari
Kehamilan menyebabkan kelenjar hipofise bagian depan
mengalami sedikit pembesaran akibatnya produksi hormon tropik juga
mengalami peningkatan, Follicle Stimulating Hormon (FSH) ditekan
oleh human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang dihasilkan oleh
plasenta.
Gorwth
hormon
berkurang
dan
hormon
melanotropik
meningkat hal ini yang mengakibatkan terjadinya hiperpigmentasi
pada puting susu, wajah dan perut.
Pembentukan hormon prolaktin meningkat untuk proses laktasi,
demikian juga hormon oksitosin yang disiapkan untuk menstimulasi
kontraksi otot uterus dalam proses persalinan.
6) Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terutama bagian kortek membesar membentuk
kortin, yang mengatur jumlah ion natrium dan kalium dalam darah.
f. Sistem Pencernaan
Pada trimester pertama beberapa wanita hamil mengalami gejala
mual
dan
muntah.
Tingginya
kadar
progesteron
mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan
melambatkan aktivitas otot polos. Sekresi air ludah meningkat dan
menjadi lebih asam, asam lambung menurun yang melambatkan
pengosongan lambung dan menyebabkan kembung.
Mual yang terjadi sebagai akibat dari menurunnya gerakan
peristaltik, disamping itu peristaltik yang menurun juga menyebabkan
konstipasi karena lebih banyak feses yang terdapat di dalam usus,
semakin banyak air yang diserap feses akan menjadi semakin keras.
Konstipasi juga disebabkan oleh pembesaran uterus yang menekan usus
bagian bawah.
Kondisi air liur yang asam mempercepat terjadinya lubang pada
gigi. Pada trimester ketiga, nyeri ulu hati dan regurgitasi sering dialami
yang disebabkan adanya tekanan ke atas akibat pembesaran uterus.
Haemoroid dapat juga terjadi. Rectum dan otot – otot memberikan
sokongan sangat teregang saat proses persalinan.
g. Sistem Perkemihan
Pada awal kehamilan suplai darah ke kandung kemih meningkat
dan pembesaran uterus juga menekan kandung kemih sehingga
meningkatkan frekuensi berkemih, kondisi ini semakin meningkat saat
mendekati kelahiran.
h. Sistem Muskuloskeletal
Kebutuhan kalsium dan fosfor meningkat selama kehamilan, karies
gigi yang terjadi pada wanita hamil tidak disebabkan oleh dekalsifikasi
tetapi oleh air liur yang asam yang membantu aktivitas bakteri pada
email.
Seiring dengan pertumbuhan janin dan membesarnya area perut
membuat wanita hamil mengalami perubahan postur. Sebagai bentuk
kompensasi ini, bahu lebih tertarik ke belakang, tulang belakang lebih
melengkung dan sendi tulang belakang lebih lentur, hal ini yang sering
menyebabkan adanya keluhan nyeri punggung pada kehamilan.
Beberapa wanita juga mengeluh adanya kram pada otot terutama
otot tungkai dan kaki, yang biasanya terjadi setelah berdiri lama dan
malam hari menjelang tidur.
i. Sistem Persyarafan
Pada sistem persyarafan tidak mengalami perubahan yang
bermakna dengan adanya kehamilan, hanya masalah mekanis seperti rasa
kaku pada bagian ekstremitas yang dapat dihilangkan dengan istirahat dan
menjaga postur tubuh
j. Sistem Metabolisme
Terjadi peningkatan berat badan seiring dengan pertambahan usia
kehamilan, rata - rata kenaikan berat badan selama kehamilan sekitar 13,5
kilogram . Laju metabolisme basal juga meningkat hingga 20 % terutama
pada trimester akhir. Terjadi perubahan keseimbangan asam dan basa
ysng mengarah ke basa. Kebutuhan asupan protein meningkat untuk
pertumbuhan fetus, alat kandungan, payudara dan fisik ibu, serta untuk
persiapan proses laktasi.
Wanita hamil sering mengeluh haus, nafsu makan meningkat,
sering buang air kecil dan kadang dijumpai glukosuria. Metabolisme
lemak meningkat, kadar kolesterol juga meningkat sampai 350 mg.
Pembentukan
lemak
pada
payudara
diperankan
oleh
hormon
somatomammotropin. Penimbunan lemak juga terdapat di badan, perut,
paha dan lengan.
III. PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Selain terjadi perubahan fisiologis, kehamilan juga berdampak terhadap
perubahan psikologis. Kehamilan merupakan saat
krisis
dimana terjadi
gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang meliputi ibu,
bapak dan anggota keluarga yang lain
a. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian,
yaitu penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung, dan
ini merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester I.
Sebagian wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan
bahwa ia hamil. Hampir 80%, wanita kecewa, menolak, gelisah, depresi,
dan murung terutama terjadi pada wanita yang belum menikah atau yang
tidak merencanakan kehamilan. Kebingungan secara normal akan berakhir
setelah wanita mampu menerima kehamilannya. Perasaan ini biasanya
terjadi pada akhir trimester I.
Perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh adanya rasa mual dan
muntah, rasa lelah, perubahan selera makan, emosional mungkin
mencerminkan konflik dan depresi dan pada waktu yang bersamaan akan
teringat akan kehamilannya. Penambahan berat badan merupakan bagian
dari masalah psikologis dimana seorang wanita ingin menyembunyikan
layaknya seperti remaja yang belum menikah. Perubahan keinginan
hubungan seksual menurun (libido menurun), hal ini dipengaruhi oleh
kelelahan, mual, depresi, dan kekhawatiran.
b. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester II
Trimester II sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan
yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari
segala ketidaknyamanan yang normal yang dialami pada trimester I.
Trimester kedua juga merupakan fase dimana ketika wanita menelusur ke
dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester II ini dibagi
menjadi 2 fase, yaitu pra quickening dan pasca quickening, yang
mendatangkan sejumlah perubahan seperti penerimaan kehamilan,
meningkatnya hubungan sosial dengan wanita hamil lainnya, dan
keterkaitan serta ketertarikannya terhadap peran baru.
Kebanyakan wanita akan merasa lebih erotis selama trimester II,
kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam
hubungan seksual mereka dibanding pada trimester I, hal ini banyak
dipengaruhi oleh karena hilangnya rasa kebingungan dan keraguan yang
terjadi pada trimester I.
c.
Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III
Triemeter III sering disebut sebagai periode penantian, dimana
pada trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian
dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya, dan ada
perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktu.
Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, dan ini dapat menimbulkan perasaan
khawatir.
Pada trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap
bayinya, khawatir bayinya mengalami ketidak normalan (kecacatan). Akan
tetapi kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya dapat
mengurangi kekhawatirannya.
Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini
dipengaruhi oleh perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan
adanya perasaan khawatir terjadi sesuatu terhadap bayinya. Wanita akan
kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang
akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan
memerlukan dukungan dari pasangannya yang sangat besar.
PERAWATAN SELAMA MASA KEHAMILAN
I. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
Kehamilan berpengaruh terhadap wanita dan keluarganya,
sehingga penting untuk mengetahui tentang tanda dan gejala kehamilan
yang meliputi tanda mungkin, tanda tidak pasti dan tanda pasti kehamilan :
a.
Tanda – tanda mungkin hamil :
1) Amenorea (tidak menstruasi)
2) Mual dan muntah
3) Peningkatan frekuensi berkemih
4) Keputihan
5) Pembesaran payudara
6) Quickening (perasaan wanita tentang adanya gerakan janin)
7) Keletihan
8) Pertambahan berat badan
9) Konstipasi
b. Tanda tidak pasti kehamilan :
1) Pembesaran uterus
2) Melunaknya segmen bawah uterus (tanda Hegar’s)
3) Melunaknya serviks (tanda goodell’s)
4) Pembesaran dan pelunakan tempat implantasi (tanda Piscaseck’s)
5) Bercak keunguan pada vagina (tanda Chadwick’s)
6) Teraba ballotement, yaitu pantulan yang terjadi ketika jari
pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,
menyebabkan janin berenang menjauh dan kemudian kembali ke
posisi semula
7) Kontaksi Braxton Hicks
8) Reaksi kehamilan positif
c. Tanda pasti kehamilan :
1)
Adanya gerakan janin
2)
Terdengar denyut jantung janin
3)
Teraba bagian – bagian janin
II. PERAWATAN SELAMA MASA KEHAMILAN
a.
Trimester Pertama
Trimester pertama merupakan periode emas pertumbuhan janin.
Kebutuhan nutrisi pada masa ini perlu diperhatikan, karena pada masa
ini asupan makanan menjadi berkurang akibat mual dan muntah yang
dialami ibu hamil. Asupan makanan terutama kalori dan protein harus
ditambah untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hal penting
yang menjadi perhatian adalah cara mengatur menu dan cara
pengolahan menu makanan.
b.
III.
Download