Damianus Journal Medicine; Profil lipid, of kadar vitamin A, C, E, malondialdehid, dan fibrinogen pada penderita stroke di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta Vol.10 No.2 Juni 2011: hal. 63–69 ARTIKEL PENELITIAN PROFIL LIPID, KADAR VITAMIN A, C, E, MALONDIALDEHID, DAN FIBRINOGEN PADA PENDERITA STROKE DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Pramudji Hastuti*, Sri Sutarni**, Widea R. Desvita***, Virhan Novianry***, Andrianto S.***, I.Km. Gde Krisna A.P.*** ABSTRACT Background: Stroke is the second leading cause of death worldwide and is the leading cause of disability. Unsaturated fatty acid oxidation in the body can lead to increased oxidant as atherogenic compounds cause a stroke. Antioxidant vitamins can prevent the oxidation of the vascular damage that can lead to stroke. This study aimed to compare blood pressure, levels of malondialdehyde (MDA), lipid profile, fibrinogen levels, levels of vitamin A, C and E in patients with ischemic stroke or hemorhagik compared to controls. * Bagian Biokimia FK UGM. ** Bagian Ilmu Penyakit Syaraf FK UGM *** Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM Methods: A total of 49 stroke patients consisted of 30 (37.5%) patients with ischemic stroke, 19 patients with hemorrhagic stroke (23.75%) of the department of Dr. Sardjito Yogyakarta and 31 were controls (38.75%) examined the MDA level by thiobarbituric acid, lipid profile is determined by the CHOD-PAP method, fibrinogen levels determined with the kit fibriquick, levels of vitamin A and E was determined by HPLC and the levels of vitamin C was determined by spectrophotometer. Results: Systolic blood pressure in patients with stroke was higher and significantly different than controls and a risk factor for stroke hemorhagik. Levels of malondialdehyde, cholesterol and triglycerides in the blood of stroke patients is higher and significantly different than control and is a risk factor for stroke. Level of vitamin A and C was lower in stroke patients and significantly different with controls and a risk factor for stroke. Level of fibrinogen and vitamin E among stroke patients was not significantly different to controls. Fibrinogen is a weak risk factor for stroke and vitamin E was not a risk factor for stroke. Conclusions: High blood pressure, dyslipidemia and high level of MDA and lower level of vitamin A and vitamin C were risk factor for stroke. Fibrinogen was a weak risk factor for stroke and vitamin E was not risk factor of stroke. Key words: blood pressure, MDA, fibrinogen, antioxidant, stroke PENDAHULUAN Stroke merupakan penyebab kedua kematian di seluruh dunia setelah penyakit jantung koroner (PJK), dan merupakan penyebab utama kecacatan. Beban klinik dan biaya pengobatan untuk stroke hampir sama dengan penyakit jantung dan kanker, dan diperkirakan naik cepat sesuai dengan kenaikan umur dalam populasi. Ada 3 tipe patologis utama stroke, 80% adalah tipe iskemik, sekitar 15% karena hemorhagik intraserebral dan 5% adalah hemorhagik subaraknoid.1 Masing-masing tipe patologis ini mempunyai berbagai sub-tipe, yang pada dasarnya dimulai dari gangguan vaskular yang bekerja pada kondisi aerobik yang secara terus menerus terpapar sejumlah besar oksidan yang berasal dari berbagai sumber endogen maupun eksogen. Oksidan dapat memulai oksidasi lipid yang mengambil proton alil dari asam lemak tidak jenuh. Proses ini akhirnya menyebabkan terbentuknya hidroperoksida lipid, yang merupakan penyumbang utama terjadinya aterosklerosis. Malondialdehid (MDA) dalam plasma merupakan indikator utama kenaikan peroksidasi lipid.2,3 Antioksidan diet dan asam folat dapat berperan pada patofisiologi PJK dan stroke. Vitamin antioksidan dapat mencegah teroksidasinya low density lipoprotein (LDL) yang menghasilkan radikal bebas. Jika LDL teroksidasi dapat menaikkan potensial aterogeniknya sehingga dengan adanya antioksidan dapat mencegah terjadinya Dam J Med Volume 10, Nomor 2, 2011 63 DAMIANUS Journal of Medicine penyakit-penyakit vaskular. Penelitian dengan memberikan alfa-tocotrienol dapat menurunkan kematian sel neuron setelah stroke dengan menghalangi efek neurotransmiter glutamat. Setelah stroke, sejumlah besar neurotransmitter ini dilepaskan ke otak yang dapat merusak sel neuron dan menyebabkan hilangnya fungsi saraf. Percobaan dengan model mencit yang diberi vitamin A terbukti dapat digunakan sebagai neuroprotektif akut untuk stroke.4 Vitamin C juga berperan penting dalam sintesis neurotransmiter norepinefrin selain sebagai antioksidan yang sangat efektif. Walaupun vitamin ini dalam jumlah sedikit namun dapat mencegah makromolekul, misalnya karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat (DNA dan RNA), mengalami kerusakan akibat radikal bebas dan spesies oksigen reaktif yang dapat dihasilkan selama proses metabolisme normal maupun jika terpapar racun dan polutan. Vitamin C dapat bekerja meregenerasi antioksidan lain misalnya vitamin E.5 Suplementasi kombinasi vitamin C dan vitamin E dapat menurunkan ketebalan intima.6 Vitamin C plasma merupakan prediktor yang kuat terhadap stroke, tidak tergantung dari risiko lain misalnya umur, tekanan darah, merokok, lipid, diabetes, dan BMI.7 Bukti epidemiologi menunjukkan bahwa seseorang dengan kadar vitamin C serum yang tinggi signifikan menurunkan risiko stroke. Kadar vitamin C yang tinggi dalam darah memberikan keuntungan pada pasien yang mempunyai faktor risiko lain misalnya tekanan darah tinggi, kolesterol total serum, Index Massa Tubuh (IMT), pengobatan anti hipertensi, fibrilasi atrial, riwayat penyakit jantung iskemik atau aktivitas fisik yang rendah.8 teran UGM. Pemeriksaan kadar fibrinogen dengan kit Fibriquick di Bagian Patologi Klinik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Pemeriksaan kadar vitamin A dan vitamin E serum dengan HPLC di Laboratorium Kimia, Fisika dan Instrumentasi UGM. Hasil yang diperoleh dibandingkan antara penderita stroke hemorhagik, iskemik maupun kontrol dengan analisis varian dilanjutkan dengan t-tes. Dikatakan terdapat perbedaan bermakna jika mempunyai p<0,05. Faktor risiko dihitung dengan Odd ratio. Inklusi untuk sampel yaitu penderita stroke yang telah diperiksa dengan CT-scan dan didiagnosis oleh dokter ahli syaraf dan mau menandatangani informed consent. Pasien diekslusi jika menderita penyakit jantung atau diabetes. Kontrol adalah kelompok olahraga yang tidak menderita stroke dan mau menandatangani informed consent dan diekslukasi jika menderita penyakit jantung atau diabetes. Subyek dinyatakan hipertensi jika: tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan diastolik 100 mmHg. Subjek dinyatakan dislipidemia jika mempunyai kadar kolesterol 200 mg/dL, dan trigliserida 150 mg/dL. Subyek dinyatakan mempunyai kadar vitamin C rendah jika kadarnya 0,3 mg/dL, kadar vitamin A rendah jika 20 mg/dL, dan vitamin E 0,5 mg/dL. Jumlah sampel berdasar perhitungan Sastroasmoro & Ismael (2002) sebagai berikut.9 Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tekanan darah, kadar malondialdehid (MDA), profil lipid, kadar fibrinogen, kadar vitamin A, C dan E pada penderita stroke iskemik maupun hemorhagik dibanding kontrol. P = R/1+R) METODE Odd Rasio dislipidemia terhadap stroke = 3,81 (Willey et al., 2009).10 Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang memeriksa 49 subjek stroke terdiri dari 16 orang (20%) perempuan dan 33 orang (41,25%) laki-laki. Subyek terdiri dari 19 orang (23,75%) dengan stroke hemorhagik dan 30 orang (37,5%) dengan stroke iskemik diperoleh dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Kontrol sebanyak 31 orang diambil dari kelompok olahraga di dusun Banteng, Yogyakarta. Darah puasa diambil sebanyak 10 ml baik dari pasien stroke maupun kontrol untuk diperiksa kadar MDA dengan metode tiobar-biturat, profil lipid dengan kit Diasys dan kadar vitamin C dengan spektrofotometri di Bagian Biokimia Fakultas Kedok- 64 Q=1-P Proporsi kelompok = 0,2, taraf kemaknaan = 0,05 dengan power 80%, Z = 1,96 pada sebesar 0,2. Z = 0,842 pada sebesar 0,05. P = proporsi kejadian stroke 3,81/4,81 = 0,79 Q = 1 - P = 1 - 0,79 = 0,21, maka jumlah sampel sebanyak 21 orang penderita stroke iskemik, hemorhagik dan kontrol. Dam J Med Volume 10, Nomor 2, 2011 Profil lipid, kadar vitamin A, C, E, malondialdehid, dan fibrinogen pada penderita stroke di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta HASIL Penelitian ini mengikutsertakan probandus sebanyak 35 orang penderita stroke iskemik, 21 orang penderita stroke hemorhagik dan 35 orang kontrol. Beberapa subyek dieksklusi karena menderita penyakit jantung dan diabetes. Oleh karena itu pada penelitian ini diperoleh probandus sebanyak 30 orang dengan stroke iskemik, 19 orang dengan stroke hemorhagik dan 31 kontrol (Tabel 1). Tekanan darah, profil lipid, kadar MDA, dan vitamin A, C, E pada penderita stroke iskemik, hemorhagik dan kontrol tampak pada Tabel 2 dan Gambar 1. Tabel 1. Jumlah subjek penderita stroke dan kontrol. Stroke iskemik Stroke hemorhagik Kontrol Laki-laki 20 (25%) 13 (16,25%) 15 (18,75%) Perempuan 10 (12,5%) 6 (7,5%) 16 (25%) Jumlah 30 (37,5%) 19 (23,75%) 31 (38,75%) Tabel 2: Tekanan darah, profil lipid, kadar MDA, fibrinogen dan vitamin pada penderita stroke infark dan kontrol. Infark (n = 30) Hemorhagik (19) Kontrol (n = 31) P Tek. darah sistolik (mmHg) 153,65 ± 28,3 171,84 ± 32,46 138,22 ± 17,95 <0,05 Tek. darah diastolik (mmHg) 89,30 ± 18,37 103,65 ± 18,85 88,48 ± 11,8 >0,05 Kolesterol (mg/dL) 219,619 ± 73,526 195,125 ± 42,196 164,18 ± 40,872 <0.05 Trigliserida (mg/dL) 126,611 ± 50,010 170,710 ± 65,296 110,19 ± 50,84 <0,05 MDA (ng/mL) 3,944 ± 0,926 3,895 ± 0,889 1,602 ± 0,531 <0.05 Fibrinogen (mg/dl) 313,75 ± 83,99 309,82 ± 85,97 336,64 ± 68,63 >0,05 Vitamin C (mg/L) 46,633 ± 25,86 41,190 ± 18,739 62,245 ± 35,084 <0.05 Vitamin A (mg/dL) 31,983 ± 8,758 30,463 ± 6,760 64,75 ± 30,13 <0.05 Vitamin E (mg/dL) 6,990 ±,1,112 6,785 ± 0,739 7,448 ± 0,754 >0,05 Gambar 1. Tekanan darah, profil lipid, kadar MDA, fibrinogen dan vitamin A, C dan E pada penderita stroke dan kontrol Dam J Med Volume 10, Nomor 2, 2011 65 DAMIANUS Journal of Medicine Tabel 2 dan Gambar 1 menunjukkan tekanan darah sistolik lebih besar pada penderita stroke iskemik maupun hemorhagik dan berbeda bermakna dengan kontrol (p<0,05). Tekanan darah sistolik tinggi pada penderita stroke hemorhagik berbeda bermakna (p<0,05) dibanding penderita stroke iskemik dan kontrol. Tekanan darah diastolik antara penderita stroke iskemik dan kontrol tidak berbeda bermakna (p>0,05). Kadar kolesterol tinggi dan berbeda bermakna (p<0,05) antara penderita stroke dengan kontrol, namun antara penderita stroke iskemik dan stroke hemorhagik tidak berbeda bermakna (p<0,05). Rata-rata kadar trigliserida penderita stroke hemorhagik tinggi dan berbeda bermakna dengan penderita stroke iskemik dan kontrol (p<0,05), namun antara penderita stroke iskemik dengan kontrol tidak berbeda bermakna (p>0,05). Kadar fibrinogen pa- da kontrol lebih tinggi dibanding penderita stroke namun tidak berbeda bermakna (p>0,05). Kadar vitamin C dan vitamin A pada penderita stroke baik stroke iskemik maupun stroke hemorhagik lebih rendah dan berbeda bermakna dibanding kontrol (p<0,05) namun antara penderita stroke iskemik dan hemorhagik kadar vitamin ini tidak berbeda bermakna (p>0,05). Kadar vitamin E pada penderita stroke lebih rendah dibanding kontrol namun tidak berbeda bermakna (p>0,05). Kadar MDA pada penderita stroke lebih tinggi dibandingkan kontrol dan berbeda bermakna (p<0,05), namun antara penderita stroke iskemik dan hemorhagik tidak berbeda bermakna (p>0,05). Faktor risiko tekanan darah, profil lipid, kadar fibrinogen, kadar vitamin A, C, dan E serta kadar MDA tampak pada Tabel 3. Tabel 3. Faktor risiko beberapa kimiawi darah antara penderita stroke iskemik, hemorhagik dan kontrol Tek. darah Stroke Iskemik Kontrol OR Stroke Hemorhagik Kontrol OR (30) (31) (Cl 95%) (19) (31) (Cl 95%) 14 11 1,59 15 4 6,82 140/100 Kolesterol (0,50 - 5,06) 11 5 200 mg/dL Trigliserida 3 2 5 3 1,61 4 1,87 6 3 2 3 0 - 1,10 (0,11 - 9,40) 8 11 (0,45 - 13,42) 1 3,87 (0,51 - 35,02) 2 2,33 3,03 (0,67 - 14,25) (0,34 - 11,19) 0,3 mg/dL Vitamin A 5 (0,20 - 15,17) 400 mg/dL Vitamin C 7 (0,78 - 12,10) 150 mg/dL Fibrinogen 3,01 (1,56 - 32,39) 6,79 (1,28 - 40,48) 1 0 - 20 mg/dL Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko yang tinggi untuk mengalami stroke hemorhagik (OR 6,82), namun merupakan faktor risiko stroke iskemik yang lemah (OR 1,59). Seseorang dengan kadar kolesterol yang tinggi mempunyai risiko 3 kali lebih besar untuk mengalami stroke, baik stroke iskemik maupun stroke hemorhagik. Kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor risiko stroke hemorhagik (OR 3,87). Kadar fibrinogen yang tinggi mempunyai risiko lemah untuk stroke iskemik. Seseorang yang mempunyai kadar vitamin C rendah mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami stroke baik stroke iskemik maupun hemorhagik dibanding yang mempunyai kadar vitamin 66 C normal. Kadar vitamin A yang rendah pada penderita stroke hanya ditemukan seorang masing-masing pada penderita stroke hemorhagik dan iskemik dan pada kontrol semua dalam batas normal sehingga tidak dihitung OR nya. Kadar vitamin E pada penderita stroke dan kontrol semua dalam batas normal. Tekanan darah sistolik terutama tinggi pada penderita stroke hemorhagik dan berbeda bermakna dibanding penderita stroke iskemik dan kontrol baik pada lakilaki maupun pada perempuan. Demikian pula kadar MDA pada penderita stroke iskemik maupun hemorhagik baik pada perempuan maupun pada laki- Dam J Med Volume 10, Nomor 2, 2011 Profil lipid, kadar vitamin A, C, E, malondialdehid, dan fibrinogen pada penderita stroke di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta Tabel 4. Kadar beberapa kimiawi darah dari penderita stroke berdasar jenis kelamin Tekanan darah sistolik Laki-laki Perempuan Tekanan darah diastolik Laki-laki Perempuan MDA Laki-laki Perempuan Kolesterol Laki-laki Perempuan Trigliserida Laki-laki Perempuan Fibrinogen Laki-laki Perempuan Vitamin E Laki-laki Perempuan Vitamin C Laki-laki Perempuan Vitamin A Laki-laki Perempuan Hemorhagik (19) Iskemik (30) Kontrol (31) P 168,08 ± 31,99 180,00 ± 33,47 149,47 ± 27,58 162,00 ± 29,74 141,33 ± 22,08 35,31 ± 14,08 <0,05 <0,05 96,92 ± 17,02 106,70 ±19,70 87,89 ± 15,12 90,00 ± 20,00 92,33 ± 14,50 84,38 ± 8,92 <0,05 <0,5 3,78 ± 0,73 4,01 ± 0,87 4,07 ± 0,82 3,69 ± 1,11 1,41 ± 0,48 1,48 ± 0,67 <0,05 <0,05 185,73 ± 42,35 227,75 ± 30,58 110,5 ± 54,94 245,33 ± 110,16 153,70 ± 31,10 174,01 ± 47,18 <0,05 <0,05 211,67 ± 22,58 109,75 ± 47,30 127,23 ± 50,03 125,00 ± 43,18 109,96 ± 50,42 110,41 ± 52,89 <0,05 >0,05 269,4 ± 96,74 373,6 ± 46,96 316, 8 ± 91,2 286,7 ± 69,93 336,9 ± 63,6 342,6 ± 75,00 >0,05 >0,05 6,722 ± 0,851 6,902 ± 0,654 6,800 ± 0,822 7,31 ± 1,48 5,693 ± 0,103 5,856 ± 0,392 >0,05 >0,05 39,87 ± 19,09 44,5 ± 19,12 44,9 ± 25,28 50,1 ± 28,02 66,48 ± 33,57 58,28 ± 36,01 <0.05 <0.05 31,025 7,467 28,878 ± 4,520 29,77 ± 6,79 35,74 ± 10,71 60,14 ± 21,47 74,56 ± 37,91 <0.05 <0.05 laki lebih tinggi dan berbeda bermakna dibanding kontrol (p<0,05). Tekanan darah diastolik walaupun lebih tinggi pada penderita stroke dibanding kontrol namun tidak berbeda bermakna (p>0,05). Kadar kolesterol pada penderita stroke hemorhagik baik pada lakilaki maupun perempuan lebih tinggi dan berbeda bermakna dibanding kontrol (p<0,05), demikian pula pada penderita stroke iskemik perempuan mempunyai kadar kolesterol yang lebih tinggi dan berbeda bermakna dibanding kontrol (p<0,05), namun pada penderita stroke iskemik laki-laki kadar kolesterolnya tidak berbeda bermakna dibanding kontrol (p>0,05). Kadar trigliserida lebih tinggi hanya terjadi pada penderita stroke hemorhagik laki-laki, sedangkan kadar fibrinogen yang tinggi hanya terjadi pada penderita stroke hemorhagik perempuan. Untuk kadar vitamin E antara penderita stroke hemorhagik, iskemik baik pada laki-laki maupun pada perempuan tidak berbeda bermakna dibanding kontrol (p>0,05). Vitamin C dan vitamin A baik pada penderita stroke iskemik maupun hemorhagik antara laki-laki dan perempuan kadarnya lebih rendah dan berbeda bermakna dibanding kontrol (p<0,05). DISKUSI Dari hasil penelitian ini tampak tekanan darah, kadar kolesterol, trigliserida dan kadar MDA yang tinggi, serta kadar vitamin C yang rendah merupakan faktor risiko untuk mengalami stroke. Kadar fibrinogen yang tinggi merupakan faktor risiko lemah penyebab stroke dan vitamin E dalam darah bukan merupakan faktor risiko stroke. Jika dibandingkan dengan penelitian lain, kadar MDA yang tinggi juga merupakan faktor risiko anakanak dengan gangguan struktural dengan pontocerebellar,2 DM tipe 2 sebelum mengalami komplikasi sekunder,11 infark miokard akut, angina pektoris.3 Kadar MDA juga meningkat pada pasien pankreatitis akut.12 Malondialdehid merupakan biomarker kerusakan oksidatif lipid. Mekanisme kerusakan oksidatif dipikirkan melibatkan pembentukan endoperoksida seperti prostaglandin dari asam lemak tidak jenuh. Oksidasi asam lemak tidak jenuh merupakan sumber utama MDA in vivo, selain itu juga berasal dari radiasi ionisasi dan biosintesis prostaglandin. Aldehid mampu membentuk ikatan kompleks dengan sistem biologis juga dengan makromolekul seperti protein, RNA dan DNA. Terjadinya stres Dam J Med Volume 10, Nomor 2, 2011 67 DAMIANUS Journal of Medicine okisadatif adalah keadaan ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan pada peringkat seluler maupun individual. Kerusakan oksidatif merupakan salah satu ketidak seimbangan termasuk modifikasi oksidatif makromolekul seluler, induksi kematian sel oleh apoptosis atau nekrosis maupun kerusakan jaringan struktural.13 Pada penelitian ini kadar vitamin C yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang lain. Penelitian oleh Myint et al7 dan Spence et al13 dengan terapi vitamin pada penderita stroke tampak dapat menurunkan risiko kerusakan vaskular dengan menurunkan 25%-45% risiko stroke di Eropa. Namun penelitian oleh Toole & Sides,14 yang memberikan multivitamin dosis tinggi selama dua tahun walaupun dapat menurunkan homosistein namun tidak berefek pada vaskular. Penelitian oleh Sato et al4 menunjukkan bahwa pemberian vitamin A dapat menurunkan volume infark dengan semua derivat all-trans retinol yang tergantung dosis, yang diperkirakan penggunaan vitamin A ini dapat berfungsi sebagai neuroprotektif akut untuk stroke. Penelitian yang dilakukan di Jepang yang menghubungkan kadar vitamin C serum dan penyakit serebrovaskular selama 20 tahun menemukan bahwa seseorang yang mempunyai kadar vitamin C tinggi, mempunyai risiko stroke lebih rendah dibanding seseorang yang mempunyai kadar vitamin C rendah. Selain itu, risiko stroke seseorang yang mengkonsumsi sayuran 6 - 7 hari per minggu 54% lebih rendah dibanding yang mengkonsumsi sayuran 0 - 2 hari per minggu. Pada populasi ini, kadar vitamin C serum berhubungan dengan masukan sayuran dan buah-buahan. Oleh karena itu, kadar vitamin C plasma mungkin merupakan biomarker yang baik untuk konsumsi buah dan sayur dan faktor gaya hidup lainnya yang berperan dalam menurunkan risiko stroke.5,15-16 Penelitian pada ibu hamil dan menyusui yang kekurangan vitamin C dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak dan bayi baru lahir.17 Kadar vitamin E yang tinggi juga merupakan fak-tor proteksi terhadap serangan jantung, stroke, dan gagal jantung kongestif pada orang tua.18 Data observasional menunjukkan keuntungan pemberian vitamin E pada kardiovaskular, tapi hasil pada percobaan klinis terkontrol hasilnya tidak konsisten. Pemberian vitamin C dan asam folat, dari data observasional juga tidak konsisten dan data percobaan secara klinis juga kurang. Dengan bukti itu, tidak cukup untuk merekomendasikan penggunaan suplementasi rutin vitamin E, vitamin C atau asam folat untuk mencegah infark miokard maupun stroke.15,19-20 Penelitian lain menunjukkan bahwa jika pemberian vitamin E bersamaan 68 dengan antioksidan lain akan memberikan efek.21-22 Bentuk vitamin E yang berbeda akan memberikan efek lain.7 Vitamin E berperan pada pencegahan stroke dengan cara menghambat enzim sistolik calcium-dependent phospholipase A2 (cPLA2) dalam melepaskan asam arakhidonat ke otak. Pelepasan asam arakhidonat adalah langkah utama penyebab kematian sel neuron. Setelah mengalami trauma yang menyebabkan aliran darah ke otak terhenti, glutamat akan dilepaskan. Walaupun glutamat diperlukan dalam otak, jika berlebihan akan menyebabkan kematian sel otak. Jika toco-trienol (salah satu bentuk vitmin E) diberikan pada sel yang terpapar glutamat, asam arakhidonat turun sampai 60%, yang mengakibatkan kemungkinan hidup sel 4 kali lebih besar dibanding yang tanpa pemberian toco-trienol.23 Penelitian yang dilakukan di Italia menunjukkan bahwa kadar vitamin E yang tinggi merupakan proteksi terhadap serangan jantung, stroke dan gagal jantung kongestif pada seseorang yang mempunyai umur 80 tahun atau lebih.18 Penelitian yang dilakukan Lee et.al20 menunjukkan bahwa suplementasi vitamin E memberikan keuntungan pada penyakit kardiovaskular maupun kanker pada wanita sehat. Pemberian suplemen makanan pada penelitian di China, tampak bahwa antioksidan mempunyai efek yang menguntungkan terhadap kesehatan. Vitamin dan mineral selain berfungsi sebagai antioksidan juga berhubungan dengan metabolisme radikal bebas dalam tubuh. Semua senyawa yang menurunkan radikal bebas atau mengambil radikal bebas dalam sel akan memberikan pertahanan terhadap penyakit.24 Penelitian ini masih memiliki keterbatasanketerbatasan, antara lain kontrol bukan berasal dari rumah sakit dan penentuan tidak menderita stroke hanya ber-dasar wawancara. Jenis obat vitamin yang dikonsumsi baik pada pasien maupun control ti-dak dicatat. Profil lipid pada penelitian ini yang diperik-sa hanya kadar kolesterol total dan trigliserida saja. Sampel penderita stroke hemorhagik kurang dari 21 sampel. KESIMPULAN Dari penelitian ini disimpulkan tekanan darah sistolik lebih tinggi dan merupakan faktor risiko terjadinya stroke hemorhagik. Kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko stroke, sedangkan kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor risiko lemah terjadinya stroke. Kadar vitamin A dan C pada penderita stroke lebih rendah dibanding kontrol dan merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Vitamin E bukan merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Kadar MDA yang Dam J Med Volume 10, Nomor 2, 2011 Profil lipid, kadar vitamin A, C, E, malondialdehid, dan fibrinogen pada penderita stroke di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta tinggi merupakan faktor risiko stroke sedangkan kadar fibrinogen yang tinggi merupakan faktor risiko lebih terjadinya stroke. 11. Soliman GZA. Blood lipid peroxidation (superoxide dismutase, malondialdehyde, glutathione) levels in Egyptian type 2 diabetic patients. Singapore Med J. 2008; 49(2):129-136 Kami mengajukan dua saran berikut. Pertama, untuk penderita stroke sebaiknya mengkonsumsi cukup antioksidan baik sebagai bentuk makanan ataupun vitamin antioksidan terutama yang larut air untuk mencegah terjadinya oksidasi sebagai pencetus terjadinya gangguan pembuluh darah penyebab stroke. Kedua, penderita stroke mempertahankan tekanan darah dan profil lipid dalam batas normal untuk menghindari ataupun mencegah timbulnya stroke berikutnya. 12. Abu-Hilal M, McPhail JW, Marchand L, Johnson CD. Malondialdehyde and superoxide dismutase as potential markers of severity in acute pancreatitis. JOP. J Pancreas. 2006; 7(2):185-192. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. Donnan GA, Fisher M, MacLeod M, Davis SM. "Stroke", Lancet. 2008; 371(9624):1612-23. Ramaekers VT, Bosman B, Jansen GA, Wanders RJA. Increased plasma malondialdehyde associated with cerebellar structural defects. Arch Dis Child. 1997;77: 231-4. Tsutomu A, Honin K, Masami S, Hiroshi M, Michihiko K, Seiyu K, Noboru T. Changes in serum malondialdehyde-modified low-density lipoprotein in patients with acute myocardial infarction and stable angina pectoris treated by coronary angioplasty. J Cardiol. 2001; 38(2): 55-60. Sato Y, Meller R, Yang T, Taki W, Simon RP. Stereoselective neuroprotection against stroke with vitamin A derivatives. Brain Res. Nov 2008; 1241:188-92. 5. Frei B. To C or not to C, that is the question! J Am Coll Cardiol. 2003; 42(2): 253-5. 6. Riitta SM. Six-year effect of combined vitamin C and E supplementation on atherosclerotic progression. Circulation. 2003; 107:947-53. 7. Myint PK, Luben RN, Welch AA, Bingham SA, Wareham NJ, Khaw KT. Plasma vitamin C concentrations predict risk of incident stroke over 10 y in 20649 participants of the European prospective investigation into cancer - Norfolk prospective population study. Am J Clin Nutr. 2008;87: 5-7. 8. Yokoyama T, Chigusa D, Kokubo Y, Yashiike N, Matsumura Y, Tanaka H. Serum Vitamin C concentration was inversely associated with subsequent 20year incidence of stroke in a Japanese rural community. Stroke. 2000;31:2287-94. 9. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Ed. 2. Yogyakarta: CV Sagung Seto; 2002 10. Willey JZ, Xu Q, Borden-Al Bala B, Paik MC, Moon YP, Sacco RL, Elkind MS. Lipid profile components and risk of ischemic stroke: the Northern Manhattan study (NOMAS). Arch Neurol. Nov 2009; 66(11):14006. 13. Spence JD. Perspective on the efficacy analysis of the vitamin intervention for stroke prevention trial. Clin Chem Lab Med. Dec 2007; 45(12):1582-5. 14. Toole JF, Sides EG. Vitamin intervention for stroke prevention, JAMA. 2004; 291:565-75. 15. Gale CR, Martin CN, Winter PD, Cooper C. Vitamin C and risk of death from stroke and coronary heart disease in cohort of elderly people. BMJ.1995; 310:15636. 16. Kurl S, Tuomainen TP, Laikkanen JA, Nyyssonen K, Lakka T, Sivenius J, Salonen JT. Vitamin C may protect against stroke. Stroke. Jun 2002; 33(6):1568-73. 17. Tveden-Nyborg JP, Kruse L, Villumsen RZ, Larsen KC, Overgaard J, Jens L. Vitamin C deficiency in early postnatal life impairs spatial memory and reduces the number of hippocampal neurons in guinea pigs. Am J Clin Nutr. 2009; 90(3):540-6. 18. Andrea M. Vitamin E and lipid peroxide plasma levels predict the risk of cardiovascular events in a group of healthy very old people. J Am Ger Soc. 2001; 49:533-7. 19. Pearce KA, Boosalis MG, Yeager B. Update on vitamin supplements for the prevention of coronary disease and stroke. Am Fam Physician. 2000; 62:135966. 20. Lee IM, Cook NR, Gaziano M, Gordon D, Ridker PM, Manson JE, Hennekens CH, Buring JE. Vitamin E in the primary prevention of cardiovascular disease and cancer. JAMA. July 2005; 294(1):56-65. 21. Yusuf S. Vitamin E supplementation and cardiovascular events in high-risk patients. New England J Med. 2000; 342:154-60. 22. Sesso HD, Buring JE, Christen WG, Kurth T, Belanger C, McFadyen J, Bubes V, Manson JE, Glynn RJ, Gaziano JM. Vitamins E and C in the prevention of cardiovascular disease in men: the physicians' health study II randomized controlled trial. JAMA. 2008; 300(18):2123-3. 23. Khanna S, Parinandi NL, Kotha SR, Roy S, Rink C, Bibus D, Sen CK. Nanomolar vitamin E alphatocotrienol inhibits glutamate-induced activation of phospholipase A2 and causes neuroprotection. J Neurochem. 2010; 112(5) 1249-60. 24. Mark SD, Wang W, Fraumlui JF Jr., Taylor PR, Wang QGQ, Dawsey SM, Li B, Lot WJ. Do nutritional supplements lower the risk of stroke and hypertension? Epidemiology. Jan 1998; 9(1):9-15. Dam J Med Volume 10, Nomor 2, 2011 69