Bumi, Lingkungan, dan Peradaban

advertisement
JADE17
Jurnal Doktor Ekonomi, Hal 117 - 122
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016
Bumi, Lingkungan, dan Peradaban
Dare To Dream, Care To Share
Drs.Ec.Sihab Ridwan,MS.
Email: [email protected]
Apr 27, 2015
Artikel ini merupakan satu dari 3 artikel terbaik “Dare To Dream, Care To Share” edisi
April 2015 (Bumi, Lingkungan, dan Peradaban). Artikel ini ditulis oleh Mohammad Sihab,
School of Management, University of Southampton.
Peristiwa lengsernya Soeharto pada 21
berkuasa
Mei 1998 dari singgasana kekuasaan oleh
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sektor
gerakan
industri
reformasi
yang
dimotori
itu.
Untuk
dipacu
tanpa
perhatian
penting dalam sejarah moderen Indonesia.
kelestarian
lingkungan.
Peristiwa
industrialisasi
di
sekaligus
menandai
yang
memberikan
mahasiswa merupakan peristiwa sangat
itu
mengejar
memadai
terhadap
Alhasil,
satu
sisi
telah
berakhirnya rezim otoriter dan represif
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
yang memegang kendali kekuasaan selama
pesat,
lebih dari 32 tahun (Sihab, 2000). Dalam
ekonomi itu telah menimbukan banyak
rentang masa itu, strategi pembangunan
kerusakan lingkungan di tanah air. Adalah
sangat
Prof. Emil Salim, Menteri Lingkungan
bertumpu
ekonomi
pada
sebagai
pembangunan
ujung
tombak
tapi
disisi
lain
pembangunan
hidup pertama itu, yang berupaya keras
pembangunan orde baru. Industrialisasi
mempertemukan
yang dibangun dan pesatnya pertumbuhan
dengan
konglomerasi
menghasilkan sejumlah gagasan tentang
dengan
bisnisnya
yang
sangat menggurita tidak bisa dilepaskan
konsep
lingkungan,
pembangunan
yang
telah
pembangunan berkelanjutan.
dari paradigma pembangunan ekonomi
orde
baru
pertumbuhan
yang
lebih
menekankan
ekonomi
ketimbang
Strategi
pembangunan
yang
amat
menekankan pada pertumbuhan ekonomi
pemerataan itu. Tesis “besar dulu baru
dan
merembes kebawah” atau trickle down
lingkungan, akan tetapi, bukanlah tipikal
effect itu adalah paradigma pembangunan
Indonesia semata. Kerusakan lingkungan
orde baru yang dominan selama orde baru
yang diakibatkan oleh industrialisasi yang
telah
menimbulkan
mengabaikan
banyak
variabel
kerusakan
variabel
117
JADE17
Jurnal Doktor Ekonomi, Hal 117 - 122
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016
lingkungan itu telah menjadi fenomena
menyumbang 1/3 emisi carbon (CO2)
global. Salah satu bentuk kerusakan
yang berasal dari bahan energi (Hadad,
lingkungan yang mengemuka dan telah
2010).
menjadi
concern
dunia
internasional
adalah perubahan iklim. Perubahan iklim
Jelaslah,
di bumi itu sangat terkait dengan tindakan
mengancam bumi dan peradaban manusia
manusia yang telah memperkosa dan
ini adalah masalah global dan langkah-
mengeksploitasi alam demi memenuhi
langkah
hajat
multidimensi
dan
berbagai belahan dunia, utara (negara
kesepakatan
kesepakatan
kaya)
global.
industrialisasi
dan
yang serakah
selatan
(negara
di
miskin).
masalah
lingkungan
yang
penanganannya
Dunia
harus
membutuhkan
dan
aturan
internasional
perlu
Industrialisasi yang menegasi dimensi
melakukan
lingkungan itu pada ahirnya telah merusak
mengikat secara internasional. Isu-isu
ekosistem atau keseimbangan alam dan
lingkungan
menurut Prof Emil Salim (2010) hal itu
perubahan iklim dan pemanasan global
telah memicu pemanasan global yang
merupakan isu yang sangat strategis dan
menyebabkan
akibat
urgen, langkah langkah penanganannya tak
buangan
pelak mencakup aspek aspek sosial politik
industri di atmosfer bumi yang dikenal
yang luas dan bukan lagi dipandang
dengan sebutan gas rumah kaca. Menurut
sebagai
Ismed Hadad (2010), gangguan terhadap
semata. Harus ada pergeseran paradigma
sistem ekologi bumi yang ditimbulkan
pembangunan
membawa perubahan pada cuaca, iklim,
pembangunan konvensional yang sangat
curah hujan dan gangguan alam lainnya;
menekankan pertumbuhan ekonomi yang
dimana
perubahan
terakumulasinya
itu
emisi
iklim
gas
tindakan
ini
perbaikan
terutama
persoalan
teknis
masalah
lingkungan
dari
paradigma
semua
pada
gilirannya
tinggi
existensi
dan
peradaban
manusia yang cenderung menjadi mahluk
manusia. Negara majulah yang paling
ekonomi yang serakah dan telah merusak
bertanggung jawab terhadap timbulnya
keseimbangan
gangguan terhadap ekologi bumi itu
paradigma
karena menurut laporan Bank Dunia
(suistanable
penyumbang
memasukkan
mengancam
terbesar
emisi
karbon
dan
yang
penyebab pemanasan global berasal dari
ekologi
negara negara industri maju, sementara
lingkungan
negara
kebijakan
negara
berkembang
hanya
merefleksikan
kerakusan
ekosistem
pembangunan
menuju
berkelanjutan
development)
atau
yang
konsideran
konsideran
dimensi
kelestarian
dalam
setiap
pembangunan.
perumusan
Daya
hidup
118
JADE17
Jurnal Doktor Ekonomi, Hal 117 - 122
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016
masyarakat atau kesejahteraan masyarakat
lingkungan.
berkorelasi
energi terbarukan harus menjadi concern
erat
dengan
persoalan
Program
pengembangan
lingkungan hidup karena ketidak pastian
dan prioritas para
dan perubahan iklim yang begitu cepat
sehingga dunia tidak lagi sepenuhnya
sangat menghambat pertumbuhan ekonomi
bergantung pada
akibat
dan
renewable utamanya pada energi yang
pencapaian
bersumber pada fosil batubara dan minyak
penurunan
berpotensi
produktivitas
menghambat
berbagai
target
swasembada
beras
disampaikan
pembangunan:
bumi
dalam
pemimpin bangsa
sumber energi
menggerakkan
non
roda
misalnya.
Seperti
industrialisasi. Kedua sumber utama energi
Review
bahwa
itu
Stern
terbukti
telah
mengakibatkan
perubahan iklim telah mengakibatkan
pencemaran dan kerusakan lingkungan dan
kerusakan lingkungan dan menimbulkan
mengakibatkan pemanasan global dan
kerugian ekonomi yang sangat parah, dan
perubahan iklim yang drastis di mana
karena
itu
harus
direspon
dengan
semua itu tidak hanya akan mengganggu
ekonomi
(Ahmad,
2010);
keseimbangan ekosistem tapi pada ahirnya
kebijakan pembangunan yang mengaitkan
akan mengganggu eksistensi peradaban
ekonomi dengan lingkungan atau yang
umat manusia. Oleh karena itu semangat
populer
kebersamaan
kebijakan
disebut
development
dengan
suistanable
(pembangunan
yang
berkelanjutan).
(multilateralisme)
harus
tegak menjadi semangat para pemimpin
dunia dalam upaya mengatasi isu isu
kerusakan
ekologi
dan
tidak
boleh
Untuk itu, kemauan politik (political will)
digantikan oleh kepentingan domestik
para pemimpin dunia untuk meratifikasi
masing masing negara. Dalam waktu yang
aturan aturan global dan menerapkan
sama, adagium yang sangat terkenal „think
rencana
globally,
rencana
strategis
dalam
act
locally’
menemukan
pembangunan terkait upaya pelestarian
relevansinya, bahwa seperti dikatakan
lingkungan guna menyejahterakan umat
Murdiyarso (2010), tujuan pembangunan
manusia
menjaga
berkelanjutan dan keberlanjutan bumi
keseimbangan ekosistem itu merupakan
dapat dicapai melalui tindakan tindakan
suatu keniscayaan. Semua negara didunia
lokal yang proporsional. Oleh karena itu,
perlu memastikan apakah pembangunan
sangat penting, masyarakat dan kita semua
ekonomi sudah berada pada arah yang
untuk mulai mengubah hidup kita agar apa
tepat dan memanfaatkan teknologi industri
yang kita lakukan tidak lagi mengotori dan
dan
merusak bumi. Kita semua bisa, dan tidak
119
dan
produksi
sekaligus
energi
yang
ramah
JADE17
Jurnal Doktor Ekonomi, Hal 117 - 122
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016
perlu merasa malu memulainya dari hal hal
manusia
yang sederhana. Harus ada perubahan gaya
keserakahan
hidup dengan mulai mengonsumsi barang
masihkah dunia bisa berharap untuk
barang yang diproduksi dengan memakai
meninjau kembali cara membangun bumi
teknologi
jika dunia utamanya negara negara industri
produksi
yang
ramah
lingkungan.
tapi
dihancurkan
manusia.
oleh
Pertanyaannya,
maju yang selama berabad abad sejak
revolusi industri di Inggris tahun 1750
Demikianlah,
ada
industrialisasi
pertumbuhan
lingkungan,
relasi
kuat
antara
telah menikmati manisnya dan renyahnya
pemicu
industrialisasi yang bertumpu pada sumber
kerusakan
energi fosil minyak bumi dan batu bara
sebagai
ekonomi,
bumi,
dan
ekistensi
sebagai
penggerakroda
peradaban. Industrialisasi telah melahirkan
untuk
banyak kepentingan ekonomi. Negara
menyetop, bahkan melarang pemakaian
negara industri maju seperti Amerika
fosil minyak bumi dan batu bara itu?
Serikat dan negara negara di Eropa
Masihkah dunia bisa berharap untuk
berkembang
kebijakan
untuk
mencapai
tingkat
meninjau kembali proses pembangunan
mapan
karena
yang berkembang selama ini agar tidak
digerakkan oleh roda industrialisasi yang
merusak keseimbangan ekosistem jika
sangat bergantung pada sumber energi
negara-negara industri maju yang mapan
yang berasal dari fosil minyak bumi dan
itu masih terkungkung oleh cara berfikir
batu bara yang mana itu semua telah
jangka
mengakibatkan
semata tanpa berfikir jauh kedepan demi
perekonomian
dan
mengeluarkan
industrialisasi
yang
munculnya
dan
pendek
kepentingan
terkonsentrasinya emisi karbon dioksida
keberlangsungan
eksistensi
(CO2) di atmosfer bumi yang merusak
umat manusia dan semesta itu?
ekonomi
peradaban
lingkungan hidup (human environment).
Seperti dikatakan Prof Emil Salim (2010),
Untuk itu, harus ada gerakan lingkungan
bergulirlah roda perekonomian yang saling
atau lembaga lembaga internasional lain
mengaitkan,
bumi,
diluar lembaga lembaga mapan yang
batubara, kapital, industri otomotif, dan
sangat hegemonik seperti World Bank,
sebagainya dimana semua rentetan yang
IMF, UNDP, dan WTO untuk membahas
menggerakkan modernisasi itu bertumpu
kerusakan ekologi dan perubahan iklim
pada fosil minyak bumi dan batubara.
dan menekan negara negara industri dan
Human environment telah berubah, dan
lembaga
lembaga
lingkungan hidup bukan hanya diubah oleh
tersebut
untuk
industri,
minyak
yang
hegomonik
membicarakan
dan
120
JADE17
Jurnal Doktor Ekonomi, Hal 117 - 122
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016
meratifikasi aturan aturan yang mengikat
Emil Salim (2010). Hadapi perubahan
secara internasional terkait isu kerusakan
iklim seperti berperang. Prisma, Vol.29,
ekologi dan climate change (perubahan
No.2, P.71-80.
iklim) termasuk meratifikasi aturan agar
mekanisme
harga
menyentuh
atau
Ismid Hadad (2010). Perubahan iklim dan
menanggung biaya lingkungan. Selama
pembangunan
berkelanjutan.Prisma,
dunia masih tetap terkoptasi dan didikte
Vol.29, No.2, P.3-22
oleh lembaga lembaga ekonomi yang
hegomonik yang mengatur tata ekonomi
Mohammad
Sihab
(2000).
Ekonomi
internasional dan bekerja dalam ekonomi
Politik Orde Baru, Status Quo dan masa
yang terdistorsi (distorted economy) dan
depan Reformasi. Journal Ekonomi dan
selama lembaga lembaga ekonomi itu
Bisnis Th.5. No1, Januari.
dikendalikan oleh interest groupnegara
negara industri maju yang telah menikmati
hasil
industrialisasi
berbasiskan
fosil
minyak bumi dan batu bara, maka selama
itu
pula
impian
membangun
bumi,
melestarikan lingkungan, dan peradaban
yang
menyejahterakan
hanyalah
menjadi
umat
sebuah
Mubariq
Ahmad
(2010).
Ekonomi
perubahan iklim. Dari kegagalan pasar
menuju ekonomi rendah karbon. Prisma,
Vol.29, No.2, P.38-52
manusia
ilusi
belaka?Wallahua’lam.
Referensi:
Daniel Murdiyarso (2010). Perubahan
iklim: dari obrolan warung kopi ke meja
perundingan. Prisma, Vol.29, No.2, P. 2333.
Emil
Salim
pembangunan
(2010).
Paradigma
berkelanjutan,
dalam
Pembangunan Berkelanjutan Peran &
Kontribusi Emil Salim. Iwan J Azis. Dkk
(Editor). Penerbit Gramedia.
121
JADE17
Jurnal Doktor Ekonomi, Hal 117 - 122
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016
122
Download