TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI TANAH ANTARA ORANG TUA DAN ANAK ( DARI SISI PASAL 1320 KUH PERDATA ) Ayu Sevtya Chelda Fakutas Hukum Universitas 17 1gustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia ABSTRAK Belakangan ini salah satu masalah pertanahan untuk dikaji adalah dalam hal jual beli tanah, Khususnya ditinjau dari persepektif hukum tanah nasional. Oleh karena itu perlu pemahaman yang mendalam tentang hukum jual beli agar tidak terjadi kesalahan pahaman di kemudian hari. Menurut KUH Perdata adalah perjanjian dalam mana pihak yang satu ( penjual ) mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak atas tanah kepada pihak yang satu lagi (pembeli) , dan pihak pembeli membayar harga tanah yang telah disetujui bersama. Banyak transaksi jual beli tanah yg sering ditemukan dalam melakukan transaksi jual beli tanah, bahkan tidak sedikit menemukan hal tentang perjanjian atau transaksi jual beli tanah antara orang tua dan anak yang sering menimbulkan masalah dikemudian hari. Buku Tinjauan Yuridis Jual Beli Tanah antara Orang Tua dan Anak (Dari Sisi Pasal 1320 KUHPerdata) dirancang agar memudahkan masyarakat untuk menghindari resiko tuntutan atau gugatan dari pihak ketiga yang membatal kan perjanjian secara hukum. Meski transaksi dilakukan secara formal, perjanjian jual beli tanah sebagaimana kemudian dituangkan dalam akta PPAT antara orang tua dan anak , namun secara materil sebenarnya tidak mengeluarkan biaya untuk pembelian tersebut namun dapat dikatakan sah. Buku tentang Tinjauan yuridis jual beli tanah antara orang tua dan anak ( dari sisi pasal 1320 KUH Perdata) memuat isi agar pembaca dapat memahami apakah perjanjian seperti itu sah secara hukum dan apa akibat hukumnya. Buku ini dapat digunakan untuk masukan yang berkenaan dengan penerapan hukum yang berkaitan dengan perjanjian jual beli tanah agar dapat berjalan dengan baik dan terlindung dari hukum. Buku ini memuat tentang keabsahan perjanjian jual beli tanah antara orang tua dan anak dari sisi pasal 1320 KUH Perdata. Kata kunci : Jual Beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 Di dalam Undang-undang telah pasal dasar memberikan bahwa, bumi, 33 1945 landasan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai ditetapkan dalam pasal UUD meletakkan 45 landasan utama bagi Bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional. oleh Jual beli menurut hukum negara dan dipergunakan untuk tanah ( sebesar-besar hukum kemakmuran yang 33 UUPA ) adat didasari yang bersifat rakyat, dari ketentuan dasar ini tunai, artinya pada saat jual dapat beli diketahui kemakmuran bahwa rakyatlah menjadi tujuan utama pemanfatan dan fungsi kekayaan alam dibidang dalam pembeli dan saat itu pembeli membayar tunai lunas serta harganya kepada penjual, jual yang beli tanah dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah nasional pada (PPAT) dengan disaksikan oleh orang saksi, kalau sudah dasarnya merupakan penjabaran bersertifikat, siapapun boleh terhadap menjadi mengenai pertanahan, tanahnya dialihkan dari penjual kepada terkandung di dalamnya. Kebijakan hak yang bumi, air ruang angkasa itulah ketentuan-ketentuan pemanfaatan tanah saksi, asal sudah dewasa, kalau belum dan sumber daya alam pada bersertifikat, saksinya adalah umumnya, seorang kepala desa atau salah sebagaimana 2 seorang anggota pemerintahan A. Pengertian Perjanjian setempat yang merupakan tanda Buku bukti dari jual beli tanah ialah Undang-Undang Akta Perdata (BW) Jual beli dari pejabat ke III Kitab Hukum berjudul van pembuat akta tanah ( pasal 37 verbintenissen, PP No 23/1997) kecuali lelang merupakan salinan dari istilah yang dibuktikan dengan risalah obligation dalam Code Civil lelang Perancis, istilah mana diambil oleh Biasanya pejabat lelang. kalaupun ada dari hukum yang romawi perjanjian atau transaksi antara terkenal orang tua dan anak dilakukan obligation dengan cara penghibahan, yang verbintenissen dalam secara perdata diterjemahkan yuridis formal dituangkan dalam akta hibah. Meski dilakukan, dianggap cara ini namun lazim hal mengandung ini resiko dengan yang istilah Istilah berbeda-beda dalam kepustakaan yang KUH Indonesia, Ada menerjemahkan dengan perhutangan, perjanjian dan besar sebab membuka peluang adapula yang menerjemahkan bagi dengan untuk anak - anak yang lain mempermasalahkan hibah tersebut secara hukum. BAB II KERANGKA TEORITIS “perikatan” penggunaan , istilah perikatan untuk verbintennis, tampaknya lebih umum dipergunakan 3 dalam kepustakaan hukum halal Indonesia 1. atau dari perbuatan melawan hukum. Dari rumusan perikatan Pengertian perjanjian diatas dapat diketahui bahwa yang disebutkan dalam pasal unsur perikatan ada 4 yaitu : 1313 KUHPerdata yang a. Hubungan hukum. menyebutkan suatu b. Kekayaan. adalah suatu perbuatan dengan c. Pihak-pihak. mana orang yang satu atau d. Prestasi ( obyek hukum lebih ). terhadap orang yang satu atau Dalam pasal 1352 KUH Perdata perjanjian mengikatkan diri lebih. menyatakankan: perikatan yang dilahirkan dari undang-undang sebagai akibat B. Syarat - Syarat Perjanjian Perihal mengenai syarat perbuatan orang, Selanjutnya sahnya perjanjian diatur dalam dalam pasal 1320 pasal 1353 KUH KUH Perdata menyatakan, Perikatan perjanjian yang lahir dari undang-undng perjanjian yang telah merupakan memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh orang, akibat perbuatan terbit dari perbuatan yang Perdata, sah adalah undang- undang, sehingga diakui oleh 1 ) Riduan Syahrani 1999 Asas Perdata Bandung Alumni hlm 26 Hukum hukum, syarat sahnya perjanjian ada empat menurut 4 pasal 1320 KUH Perdata, yaitu tersebut ; pembatalan, 1. Sepakat mereka Kecakapan segi 4. Suatu sebab yang halal. ( sepakat yang dimaksud dalam pasal dan 1320 dan yaitu syarat perjanjian Adapun penjelasan syarat KUH Perdata akan dirinci sebagai berikut: kecakapan) merupakan syarat subyektif, obyektif hukum. Suatu hal tertentu. kedua syarat tersebut menjadi batal demi 3. pertama sedangkan mengakibatkan membuat suatu perikatan. Syarat dimintakan perjanjian yang cacat dalam yang mengikatkan dirinya. 2. dapat yang 1. Sepakat mereka mengikatkan diri. yang harus dipenuhi oleh subyek perjanjian, yang sedangkan 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian syarat 3. Causa/ sebab yang halal. ketiga dan keempat ( suatu hal tertentu dan sebab yang halal) merupakan syarat obyektif yaitu harus dipenuhi perjanjian, syarat oleh suatu C. Tentang Hak-Hak atas Tanah yang obyek perjanjian mengandung cacat pada syarat subyektif mengenai perjanjian 1. Pengertian Tanah Tanah dapat dipakai dalam arti yuridis yakni suatu 5 pengertian yang telah (1). Bumi dalam arti diberikan suatu batasan A yaitu secara permukaan bumi resmi oleh Undang-Undang Pokok atau lapisan bumi Agraria (UUPA). yang Didalam UUPA ada diatas B yaitu sekali. disebutkan kata “tanah” keadaan disebut dalam pasal 4 C yaitu UUPA permukaan bumi yang bumi. menyebutkan atas dasar yang diberi batas. hak D menguasai negara dari sebagai dimaksud dalam pasal 2 ditentukan yang berarti daratan. (2). Permukaan bumi adanya yang berbatas macam-macam hak atau yang ditempati permukaan sesuatu disebut bumi yang tanah. Secara bangsa atau yang leksikal pengertian tanah diperintah oleh dalam suatu kamus umum negara, Bahasa Indonesia, yang benua atau daerah dimaksud dengan tanah Negara. adalah : (3). Bahan-bahan bumi atau bumi sebagai 6 bahan sesuatu. yang 2 dapat diberikan kepada dibawah tanah. Sudargo Gautama dan dipunyai oleh berpendapat orang-orang, dalam bahwa yang perlu arti yuridis adalah diperhatikan permukaan bumi, hanya bagian dari sedangkan hak atas tanah adalah permukaan yang bumi, disebut hak atas sebagian tanah yang dapat tertentu dimiliki permukaan yang bumi berdimensi oleh seseorang. Menurut konsepsi dua dengan UUPA tanah ukuran panjang diberikan kepada dan lebar 3. Tanah dan dipunyai oleh adalah permukaan orang bumi hak-hak yang disediakan oleh jadi tidak termasuk isi bumi UUPA, dengan adalah 2 18 Porwadarminta 2000 Kamus Umum Bahasa Indonesia Balai Pustaka jakarta 3 19 Budi harsono 2000 hukum Agraria Indonesia Libey Jakarta hlm 23 untuk digunakan atau dimanfaatkan, 7 diberikan dan dipunyai tanah tidak wewenang menggunakan bermakna jika penggunaan nya terbatas untuk sebagian tertentu permukaan bumi yang hanya pada bersangkutan, permukaan bumi yang saja, disebut dengan tanah, tetapi juga demikian maka tubuh bumi yang sudah dapat ada dibawahnya dan air dipastikan, diperlukan juga ruang penggunaan sebagian bumi yang ada air serta angkasa yang dan ada diatasnya.4 tubuh dibawahnya serta 2. Hak-Hak Atas Adapun hak tanah yang Tanah ruang angkasa yang ada diatasnya, oleh karena hak itu atas dimaksudkan dalam pasal 4 ditentukan atas tanah bukan hanya 4 memberikan . Budi harsono .Op-cit hlm 18 8 dalam pasal 16 ayat hak-hak yang 1 UUPA adalah: sifatnya sementara Hak atas tanah sebagaimana sebagaimana dimaksud dimaksudkan dalam pasal 53 UUPA. pasal 4 ayat 1 dalam Hak-hak yang adalah: sifatnya sementara 1. Hak milik menurut pasal 2. Hak guna usaha UUPA sebagaimana 3. Hak dimaksudkan dalam guna bangunan pasal 4. Hak pakai huruf (f) ialah, hak 5. Hak sewa gadai, 6. Hak usaha, hak tanah menumpang dan 7. hak membuka Hak memungut hasil ayat 1 hak bagi sewa tanah pertanian Hak-hak atas tanah 16 53 yang termasuk tidak hak untuk diatur membatasi sifat-sifatnya yang bertentangan dengan tersebut diatas akan undang-undang ditetapkan dan dengan undang-undang serta hak ini terebut diusahakan 9 hapusnya dalam waktu singkat. lembaga hak tanah atas dari Sebutan nama perangkat tanah dalam tanah yang lama. atas pasal 16 dan pasal 53, kecuali gadai hak hak usaha hukum Lembaga hak tanah lama atas sejak mulai bagi hasil dan hak berlakunya menumpang, pada memang yang meupakan nama-nama bagi UUPA tanggal September dan 24 1960 terjadinya lembaga hak lama unifikasi hukum yang untuk tanah, sementara masih ada lagi, sedangkan sudah tidak diberlakukan, hak atas tanah lama semuanya sebagai hubungan merupakan hukum yang penamaan baru konkrit pada yang tidak tanggal 24 hubungannya dengan Sepetember atau merupakan kelanjutan telah oleh dari diubah 1960 dikonversi UUPA atau menjadi 10 salah satu hak baru karena hukum dari tanah nasional hukum tanah nasional. didasarkan Menurut pada hukum adat, maka penjelasan pasal 16 dalam UUPA hak milik hak bukan hak milik dipergunakan adat atau hak egendom, Hak guna usaha menyusun atas tanah juga sistematika menurut hukum adat. bukan hak Untuk erfah, dan hak guna menyelaraskan bangunan bukan hak dengan tata susunan postal, hak hak pakai bukan hak gebruik. Selanjutnya AP menurut pasal menyebutkan Hak hak diadakan bahwa tersebut untuk memenuhi kebutuhan modern, 16 tanah memungut hutan rangkaian dunia oleh atas Sebenarnya tanah hukum adat, maka Parlindungan menyatakan atas dalam disebut, membuka dan hasil dalam hak-hak tanah. hak 11 tersebut bukan hak membuka tanah dan atas memungut hasil hutan tanah tanah dalam yang arti yang sebenarnya karena tidak memberi wewenang untuk hak tersebut adalah hak dalam hukum adat yang menyangkut menggunakan tanah tanah, bukan seperti atas tanah, dimaksud dalam pasal 4 ayat 2 UUPA, Hak Dengan membuka tanah tersebut merupakan ulayat bentuk perwujudan penggunaannya dari hak dalam ulayat hubungan para warga masyarakat adat hukum yang hak dan secara nyata barulah tercipta hak tanah atas yang bersangkutan. Secara tegas dinyatakan bersangkutan dengan dalam pasl 46 ayat tanah 2 ulayatnya, UUPA, sebagaimana dinyatakan menurut dengan pasal menurut penjelasan 46 bahwa memungut yang hasil hutan secara hak sah, tidak dengan 12 sendiri diperoleh meskipun demikian hak-hak atas tanah dimasukkan juga dalam rangkaian hak atas tanah, seperti yang dikemukan diatas, yaitu untuk dengan sistematika hukum adat tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam pasal UUPA 5 bahwa hukum adatlah yang dipergunakan untuk hak baru yang dikatakan pula oleh Budi pula biarpun tersebut hak tanah atas Selanjutnya menggolongkan sebagai hal tanah. 6 menyelaraskan hak yang menyatakan Tetapi Harsono sistematika atas sama dengan hukum 5 adat tetapi macam dipergunakaan hak yang sistematika disediakan oleh hukum adat ini juga diakui 5 Sidarta Gautama hak atas tanah itu. itu oleh 22 Hendro 1999 Hukum agrarian Nasional Grafika Jakarta hukum tanah 6 23 Sidarta Gautama Op-Cit hlm 14 13 nasional lebih banyak dari yang pada dijumpai hukum beli menurut tanah, adalah perbuatan hukum yang tanah dalam hukum adat. berupa penyerahan Dengan yang bersangkutan memperhatikan penjual ketentuan untuk pasal dalam 16 ayat 1 saat kepada mana diketahui ada tiga kepada penjual. kategori hak atas hak tanah yang sifatnya tetap, hak atas tanah yang diatur dalam UU tersendiri, dan hak yang sifatnya sementara pembeli harganya Jual beli menurut KUH Perdata adalah dalam mana perjanjian pihak mengikatkan satu dirinya untuk menyerahkan hak atas tanah kepada pihak yang satu lagi, dan pihak pembeli membayar harga tanah yang telah disetujui bersama ( hak atas sebagaimana dimaksud pembeli pihak menyerahkan atas oleh selama-lamanya, pada UUPA maka dapat tanah, yaitu tanah sendiri dalam pasal 54 UUPA D. Jual pada saat berlangsung belum jual sebab beralih beli itu harus Peralihan Hak atas Tanah 14 dilakukan lagi juridischt levering.7 untuk mengalihkan hak atas tanah. Perikatan jual beli tanah Perjanjian ialah suatu perjanjian dengan jual mana pihak mengikatkan menjual beli adalah yang satau bantuan dirinya untuk sebagai tanah tertentu pengakatan perjanjian yang berfungsi perjanjian pendahuluan dan bentuknya kepada pihak lainnya dengan bebas, pada umumnya suatu harga tertentu dan pihak lain perjanjian pengikatan jual beli tersebut diri mengandung janji yang harus untuk membeli tanah tersebut. dipenuhi lebih dahulu oleh mengikatkan Yang lazimnya membuat akta adalah Notaris, boleh juga dibuat oleh yang bersangkutan secara dibawah tangan saja. beli salah satu pihak atau para pihak sebelum perjanjian dilakukan pokok yang menjadi tujuan akhir . 8 Perikatan jual tanah ini menyebabkan peralihan tidak hak BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN atas tanah sebab baru ada janji 8 7 29 Efendi Perngin 1999 Jawab Hukum Agraria Tanya Liberty Herlien Dudinita 1999 Kumpulan tulisan Hukum Perdata dibidang kenotarisan Liberti jakarta Jakarta 15 A. Keabsahan Perjanjian Jual tua Beli Tanah Antara Orang dalam Tua dan Anak. dihadapan Dalam rangka menjamin kepastian dan anak dituangkan Akta Jual Pejabat beli Pembuat Akta Tanah (PPAT ) meskipun hukum dan syarat formal dari perjanjian atas tanah jual beli antara orang tua dan kepastian hak Undang-Undang Pokok Agraria anak telah terpenuhi seperti telah menggariskan akta beli PPAT keharusan adanya jual untuk melakukan pendaftaran tanah diseluruh dimaksudkan masih sebagaimana menimbulkan permasalahan Indonesia diamanatkan dalam pasal 19 namun dari perjanjian hukum berkaitan beli dengan UUPA, ketentuan dalam pasal keabsahan jual beli dan juga 19 ayat 1 UUPA, tersebut akibat hukum dari perjanjian merupakan jual beli antara orang tua dan ketentuan ditujukan kepada untuk yang Pemerintah menyelenggarakan anak tersebut, kalaupun biasanya ada bentuk pendaftaran tanah di seluruh perjanjian peralihan atas tanah Indonesia. antara orang tua dan anak, Berkaitan perjanjian dalam jual kenyataan dengan beli tanah, terkadang terjadi jual beli antara orang dilakukan dengan penghibahan, yuridis cara yang formal secara dituangkan dalam akta hibah. 16 Dilakukan jual beli seperti ini dimaksudkan untuk terang menghindari gelap yang dilakukan secara terjadinya tuntutan dari anak yang lain bila mana yang berupa prosedur pengibahan kepada bukanlah perbuatan sembunyi-sembunyi. dilakukan tanah dari orang tua B. dipenuhi syarat “ terang ”, arti Akta ditanda jual beli yang tangani para membuktikan telah pihak terjadi anak tertentu yang mendapat pemindahan hak dari penjual hibah tersebut kepada pembelinya dengan disertai pembayaran Akibat Hukum Perjanjian Jual Beli tanah Antara dan syarat menunjukkan berlakunya bahwa jual beli yang bersangkutan peraturan Pemerintah Nomor telah 10 tersebut membuktikan tahun 1961 pendaftaran tunai secara nyata perbuatan hukum Orang Tua dan Anak Sejak telah memenuhi harga tentang tanah ( sekarang dilaksanakan telah dilakukan akta benar perbuatan PP No 24 tahun 1997 ) jual hukum pemindahan hak untuk beli pihak selama-lamanya PPAT yang pembayaran harganya. membuat akta, dilakukan dihadapan bertugas dengan para dilakukan dihadapan PPAT jual beli telah Oleh karena hukum yang merupakan perbuatan dan perbuatan dilakukan hukum 17 pemindahan hak, maka akta hukum adat tersebut membuktikan bahwa lebih penerimaan hak atau pembeli administrative sudah menjadi pemegang pencatatan. yang baru, akan tetapi hal Secara yang sifatnya kepada hukum yang berupa yuridis formal tersebut baru diketahui oleh perjanjian jual beli tanah di para pihak dan ahli warisnya tuangkan dalam akta PPAT karena baru mengikat yang merupakakn bukti otentik pihak dan karena para ahli warisnya admintrasi PPAT bersifat tertutup bagi umum. Dengan didaftarkan akta tersebut barulah kekantor tanah termasuk diketahui dikemukan dan diatas telah bahwa didalam kenyataan terkadang hukum orang tua dan anak yang juga jual beli dituangkan dalam akta jual beli dianggap dihadapan PPAT, hak pihak ketiga syarat meskipun formal dari jual beli hukumnya tanah diantara orang tua dan terhadap pihak ketiga tersebut, anak telah terpenuhi namun Hal pejanjian jual beli seperti ini inilah diberi sifat akibat tanah dimaksud, terjadi jual beli tanah antara tersebut mengikat seperti beli pertanahan perbuatan pemindahan jual yang disebutkan nasional pada telah menimbulkan pertanyaan perjanjian jual beli tanah yang berkaitan dengan keabsahan dilakukan menurut ketentuan jual beli dimaksud. Selain itu 18 timbul persoalan selanjutnya dengan hukum yang berkaitan terjadi perjanjian jual beli antara orang hibah. dan hukum anak dari tua akibat tanah antara anak, dengan cara yang secara dituangkan dilakukan orang tersebut tua dan sebab yang sebenarnya adalah BAB IV penghibahan, yuridis formil PENUTUP dalam akta hibah, A. Kesimpulan meski cara hibah ini lazim 1. Perjanjian jual beli tanah unuk dilakukan, namun antara orang tua dan dianggap mengandung resiko anak yang cukup besar yang dimaksudkan sebab untuk menghindari resiko membuka peluang bagi anaktuntutan atau gugatan dari anak yang lain untuk pihak mempermasalahkan ketiga apabila hibah dilakukan tersebut secara hukum, perjanjian sehingga perjanjian hibah tidak sah, adalah meskipun lagi perjanjian dilakukan, hibah itu tidak kemudian dengan jual beli kemudian diganti tersebut secara formal telah dituangkan dalam dengan melakukan jual beli tanah antara orang tua dan akta jual beli seperti yang anak, meskipun secara ditentukan esensial tidak ada jual dalam beli 19 peraturan perundangan, perjanjian pasal karena perjanjian jual beli 1320 KUHPerdata yaitu tersebut syarat obyektif bertentangan dengan pasal KUHPedata syarat sahnya 1320 causa yang halal karena khususnya obyektif, isi yaitu perjanjian bertentangan undang-undang, causa/isi kesusilaan, bertentangan itu dengan itu dengan causa yang halal artinya perjanjian khusunya ketertiban umum dan kepatutan. undang-undang, keteritiban, kesusilaan umum dan kepatutan. 2. Akibat hukum B. Saran-saran 1. dari Berkaitan dengan peralihan hak atas tanah perjanjian jual beli tanah antara orang tua antara orang tua dan anak anak lebih baik kiranya yang untuk jika resiko prosedur dimaksud menghindari dan dilakukan melalui hibah meski tuntutan atau gugatan dari bersifat sepihak prosedur pihak apabila itu dianggap lebih nyata dilakukan dengan dengan perjanjian hibah adalah adanya persetujuan dari ketiga batal demi hukum, karena anak-anak bertentangan dengan syarat untuk catatan perlu yang lain menghindari 20 tuntutan 2. hukum [1] Abdurrahman 1999 tentang dan dikemudian hari. sekitar Perlu adanya pengaturan Bandung yang lebih berkaitan perjanjian jual khsusnya UUPA Grafika jelas [2] AP Parlindungan 2000 Komentar dengan atas UUPa Mega Mendung tanah antara orang Jakarta [3] -----------------------1000 tua dan anak sehingga pendaftaran tidak Indonesia Grafika Jakarta. menimbulkan ketidak pastian hukum tanah [4] Bahtiar Efendi 1999 Pendaftaran bagi para pihak yang tanah dan melakukan Aditia Jakarta sekaligus perjanjian, menghindari upaya [5] Budi penyeludupan para pihak dimaksud. pelaksanaannya harsono agrarian hukum yang dilakukan oleh Di 1999 Hukum Nasional Inter masa Jakarta [6] -------------------1999 Himpunan peraturan tentang pertanahan Albi Jakarta [7] Effendi DAFTAR PUSTAKA Perngin 2000 Hukum agrarian Jembatan Jakarta [8] ----------------------1999 tta Cara pengurusan Sertifikat gembira Maju Jakarta 21