TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI TANAH ANTARA

advertisement
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN JUAL BELI TANAH ANTARA
ORANG TUA DAN ANAK
( DARI SISI PASAL 1320 KUH PERDATA )
Ayu Sevtya Chelda
Fakutas Hukum
Universitas 17 1gustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia
ABSTRAK
Belakangan ini salah
satu
masalah pertanahan untuk dikaji adalah
dalam hal jual beli tanah, Khususnya
ditinjau dari persepektif hukum tanah
nasional. Oleh
karena itu perlu
pemahaman yang mendalam tentang
hukum jual beli agar tidak terjadi
kesalahan pahaman di kemudian hari.
Menurut KUH Perdata adalah perjanjian
dalam mana pihak yang satu ( penjual )
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan
hak atas tanah kepada pihak yang satu lagi
(pembeli) , dan pihak pembeli membayar
harga tanah yang telah disetujui bersama.
Banyak transaksi jual beli tanah yg sering
ditemukan dalam melakukan transaksi jual
beli tanah,
bahkan tidak sedikit
menemukan hal tentang perjanjian atau
transaksi jual beli tanah antara orang tua
dan anak yang sering menimbulkan
masalah dikemudian hari.
Buku Tinjauan Yuridis Jual Beli
Tanah antara Orang Tua dan Anak (Dari
Sisi Pasal 1320 KUHPerdata) dirancang
agar memudahkan masyarakat untuk
menghindari resiko tuntutan atau gugatan
dari pihak ketiga yang membatal kan
perjanjian secara hukum. Meski transaksi
dilakukan secara formal, perjanjian jual
beli tanah sebagaimana kemudian
dituangkan dalam akta PPAT antara
orang tua dan anak , namun secara materil
sebenarnya tidak mengeluarkan biaya
untuk pembelian tersebut namun dapat
dikatakan sah.
Buku tentang Tinjauan yuridis
jual beli tanah antara orang tua dan anak
( dari sisi pasal 1320 KUH Perdata)
memuat isi agar pembaca dapat
memahami apakah perjanjian seperti itu
sah secara hukum dan apa akibat
hukumnya. Buku ini dapat digunakan
untuk masukan yang berkenaan dengan
penerapan hukum yang berkaitan dengan
perjanjian jual beli tanah agar dapat
berjalan dengan baik dan terlindung dari
hukum. Buku ini memuat tentang
keabsahan perjanjian jual beli tanah antara
orang tua dan anak dari sisi pasal 1320
KUH Perdata.
Kata kunci : Jual Beli
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
1
Di
dalam
Undang-undang
telah
pasal
dasar
memberikan
bahwa,
bumi,
33
1945
landasan
air
serta
kekayaan alam yang terkandung
didalamnya
dikuasai
ditetapkan dalam
pasal
UUD
meletakkan
45
landasan utama bagi Bangsa
Indonesia
untuk mewujudkan
tujuan nasional.
oleh
Jual beli menurut hukum
negara dan dipergunakan untuk
tanah (
sebesar-besar
hukum
kemakmuran
yang
33
UUPA )
adat
didasari
yang
bersifat
rakyat, dari ketentuan dasar ini
tunai, artinya pada saat jual
dapat
beli
diketahui
kemakmuran
bahwa
rakyatlah
menjadi tujuan utama
pemanfatan
dan
fungsi
kekayaan
alam
dibidang
dalam
pembeli dan saat itu pembeli
membayar
tunai
lunas
serta
harganya kepada penjual, jual
yang
beli tanah dilakukan dihadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah
nasional
pada
(PPAT) dengan disaksikan oleh
orang saksi,
kalau
sudah
dasarnya merupakan penjabaran
bersertifikat,
siapapun
boleh
terhadap
menjadi
mengenai
pertanahan,
tanahnya
dialihkan dari penjual kepada
terkandung di dalamnya.
Kebijakan
hak
yang
bumi, air
ruang angkasa
itulah
ketentuan-ketentuan
pemanfaatan
tanah
saksi,
asal
sudah
dewasa,
kalau
belum
dan sumber daya alam pada
bersertifikat,
saksinya
adalah
umumnya,
seorang kepala desa atau salah
sebagaimana
2
seorang anggota pemerintahan
A.
Pengertian Perjanjian
setempat yang merupakan tanda
Buku
bukti dari jual beli tanah ialah
Undang-Undang
Akta
Perdata (BW)
Jual beli
dari
pejabat
ke III
Kitab
Hukum
berjudul
van
pembuat akta tanah ( pasal 37
verbintenissen,
PP No 23/1997) kecuali lelang
merupakan salinan dari istilah
yang dibuktikan dengan risalah
obligation dalam Code Civil
lelang
Perancis, istilah mana diambil
oleh
Biasanya
pejabat
lelang.
kalaupun
ada
dari
hukum
yang
romawi
perjanjian atau transaksi antara
terkenal
orang tua dan anak dilakukan
obligation
dengan cara penghibahan, yang
verbintenissen
dalam
secara
perdata
diterjemahkan
yuridis
formal
dituangkan dalam akta hibah.
Meski
dilakukan,
dianggap
cara ini
namun
lazim
hal
mengandung
ini
resiko
dengan
yang
istilah
Istilah
berbeda-beda
dalam
kepustakaan
yang
KUH
Indonesia,
Ada
menerjemahkan dengan
perhutangan,
perjanjian
dan
besar sebab membuka peluang
adapula yang menerjemahkan
bagi
dengan
untuk
anak - anak
yang
lain
mempermasalahkan
hibah tersebut secara hukum.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
“perikatan”
penggunaan
,
istilah perikatan
untuk verbintennis, tampaknya
lebih
umum
dipergunakan
3
dalam
kepustakaan
hukum
halal
Indonesia 1.
atau
dari
perbuatan
melawan hukum.
Dari rumusan perikatan
Pengertian
perjanjian
diatas dapat diketahui bahwa
yang disebutkan dalam pasal
unsur perikatan ada 4 yaitu :
1313
KUHPerdata
yang
a.
Hubungan hukum.
menyebutkan suatu
b.
Kekayaan.
adalah suatu perbuatan dengan
c.
Pihak-pihak.
mana orang yang satu atau
d.
Prestasi ( obyek hukum
lebih
).
terhadap orang yang satu atau
Dalam pasal 1352 KUH
Perdata
perjanjian
mengikatkan
diri
lebih.
menyatakankan:
perikatan yang dilahirkan dari
undang-undang sebagai akibat
B.
Syarat - Syarat Perjanjian
Perihal mengenai
syarat
perbuatan orang, Selanjutnya
sahnya perjanjian diatur dalam
dalam
pasal 1320
pasal
1353
KUH
KUH
Perdata menyatakan, Perikatan
perjanjian
yang lahir dari undang-undng
perjanjian
yang
telah
merupakan
memenuhi
syarat
yang telah
ditentukan
oleh
orang,
akibat perbuatan
terbit dari
perbuatan
yang
Perdata,
sah adalah
undang-
undang, sehingga diakui oleh
1
) Riduan
Syahrani
1999 Asas
Perdata Bandung Alumni hlm 26
Hukum
hukum,
syarat
sahnya
perjanjian ada empat menurut
4
pasal 1320 KUH Perdata, yaitu
tersebut
;
pembatalan,
1.
Sepakat
mereka
Kecakapan
segi
4.
Suatu sebab yang halal.
(
sepakat
yang dimaksud dalam pasal
dan
1320
dan
yaitu syarat
perjanjian
Adapun penjelasan syarat
KUH Perdata
akan
dirinci sebagai berikut:
kecakapan) merupakan syarat
subyektif,
obyektif
hukum.
Suatu hal tertentu.
kedua
syarat
tersebut menjadi batal demi
3.
pertama
sedangkan
mengakibatkan
membuat
suatu perikatan.
Syarat
dimintakan
perjanjian yang cacat dalam
yang
mengikatkan dirinya.
2.
dapat
yang
1.
Sepakat
mereka
mengikatkan diri.
yang
harus dipenuhi oleh subyek
perjanjian,
yang
sedangkan
2. Kecakapan untuk membuat
suatu perjanjian
syarat
3. Causa/ sebab yang halal.
ketiga dan keempat (
suatu hal tertentu dan sebab
yang halal) merupakan syarat
obyektif
yaitu
harus dipenuhi
perjanjian,
syarat
oleh
suatu
C.
Tentang Hak-Hak
atas
Tanah
yang
obyek
perjanjian
mengandung cacat pada syarat
subyektif mengenai perjanjian
1. Pengertian Tanah
Tanah
dapat
dipakai
dalam
arti
yuridis
yakni
suatu
5
pengertian
yang
telah
(1).
Bumi dalam
arti
diberikan suatu batasan
A
yaitu
secara
permukaan
bumi
resmi
oleh
Undang-Undang
Pokok
atau lapisan bumi
Agraria (UUPA).
yang
Didalam
UUPA
ada
diatas
B
yaitu
sekali.
disebutkan kata “tanah”
keadaan
disebut dalam pasal 4
C
yaitu
UUPA
permukaan
bumi
yang
bumi.
menyebutkan atas dasar
yang diberi batas.
hak
D
menguasai
negara
dari
sebagai
dimaksud dalam pasal 2
ditentukan
yang
berarti
daratan.
(2).
Permukaan
bumi
adanya
yang
berbatas
macam-macam hak atau
yang
ditempati
permukaan
sesuatu
disebut
bumi
yang
tanah. Secara
bangsa
atau
yang
leksikal pengertian tanah
diperintah
oleh
dalam
suatu
kamus
umum
negara,
Bahasa Indonesia, yang
benua atau daerah
dimaksud dengan tanah
Negara.
adalah :
(3).
Bahan-bahan bumi
atau bumi sebagai
6
bahan sesuatu.
yang
2
dapat
diberikan
kepada
dibawah
tanah.
Sudargo
Gautama
dan dipunyai oleh
berpendapat
orang-orang, dalam
bahwa yang perlu
arti yuridis adalah
diperhatikan
permukaan
bumi,
hanya bagian dari
sedangkan
hak
atas
tanah adalah
permukaan
yang
bumi,
disebut
hak atas sebagian
tanah yang dapat
tertentu
dimiliki
permukaan
yang
bumi
berdimensi
oleh
seseorang.
Menurut konsepsi
dua
dengan
UUPA
tanah
ukuran
panjang
diberikan
kepada
dan lebar 3. Tanah
dan dipunyai oleh
adalah permukaan
orang
bumi
hak-hak
yang
disediakan
oleh
jadi tidak
termasuk isi bumi
UUPA,
dengan
adalah
2
18 Porwadarminta 2000 Kamus
Umum Bahasa Indonesia Balai
Pustaka jakarta
3
19 Budi harsono 2000 hukum
Agraria Indonesia Libey Jakarta hlm
23
untuk
digunakan
atau
dimanfaatkan,
7
diberikan
dan
dipunyai
tanah
tidak
wewenang
menggunakan
bermakna
jika
penggunaan
nya
terbatas
untuk
sebagian
tertentu
permukaan
bumi
yang
hanya
pada
bersangkutan,
permukaan
bumi
yang
saja,
disebut
dengan
tanah, tetapi juga
demikian
maka
tubuh bumi yang
sudah
dapat
ada
dibawahnya
dan
air
dipastikan,
diperlukan
juga
ruang
penggunaan
sebagian
bumi
yang ada
air serta
angkasa
yang
dan
ada
diatasnya.4
tubuh
dibawahnya
serta
2.
Hak-Hak
Atas
Adapun
hak
tanah
yang
Tanah
ruang
angkasa yang ada
diatasnya,
oleh
karena
hak
itu
atas
dimaksudkan dalam
pasal 4 ditentukan
atas tanah bukan
hanya
4
memberikan
. Budi harsono .Op-cit hlm 18
8
dalam pasal 16 ayat
hak-hak
yang
1 UUPA adalah:
sifatnya
sementara
Hak atas tanah
sebagaimana
sebagaimana
dimaksud
dimaksudkan dalam
pasal 53 UUPA.
pasal
4
ayat
1
dalam
Hak-hak
yang
adalah:
sifatnya
sementara
1.
Hak milik
menurut
pasal
2.
Hak guna usaha
UUPA sebagaimana
3.
Hak
dimaksudkan dalam
guna
bangunan
pasal
4.
Hak pakai
huruf (f) ialah, hak
5.
Hak sewa
gadai,
6.
Hak
usaha,
hak
tanah
menumpang
dan
7.
hak
membuka
Hak memungut
hasil
ayat 1
hak
bagi
sewa tanah
pertanian
Hak-hak atas
tanah
16
53
yang
termasuk
tidak
hak
untuk
diatur
membatasi
sifat-sifatnya
yang
bertentangan dengan
tersebut diatas akan
undang-undang
ditetapkan
dan
dengan
undang-undang serta
hak
ini
terebut
diusahakan
9
hapusnya
dalam
waktu singkat.
lembaga
hak
tanah
atas
dari
Sebutan
nama
perangkat
tanah
dalam
tanah yang lama.
atas
pasal 16 dan pasal
53,
kecuali
gadai
hak
hak
usaha
hukum
Lembaga
hak
tanah
lama
atas
sejak
mulai
bagi hasil dan hak
berlakunya
menumpang,
pada
memang
yang
meupakan
nama-nama
bagi
UUPA
tanggal
September
dan
24
1960
terjadinya
lembaga hak lama
unifikasi
hukum
yang
untuk
tanah,
sementara
masih
ada lagi, sedangkan
sudah tidak
diberlakukan,
hak atas tanah lama
semuanya
sebagai
hubungan
merupakan
hukum
yang
penamaan
baru
konkrit
pada
yang
tidak
tanggal
24
hubungannya
dengan
Sepetember
atau
merupakan
kelanjutan
telah
oleh
dari
diubah
1960
dikonversi
UUPA
atau
menjadi
10
salah satu hak baru
karena
hukum
dari
tanah
nasional
hukum
tanah
nasional.
didasarkan
Menurut
pada
hukum adat, maka
penjelasan pasal 16
dalam
UUPA
hak
milik
hak
bukan
hak
milik
dipergunakan
adat
atau
hak
egendom, Hak guna
usaha
menyusun
atas
tanah
juga
sistematika menurut
hukum adat.
bukan hak
Untuk
erfah, dan hak guna
menyelaraskan
bangunan bukan hak
dengan tata susunan
postal,
hak
hak
pakai
bukan hak gebruik.
Selanjutnya AP
menurut
pasal
menyebutkan
Hak
hak
diadakan
bahwa
tersebut
untuk
memenuhi
kebutuhan
modern,
16
tanah
memungut
hutan
rangkaian
dunia
oleh
atas
Sebenarnya
tanah
hukum
adat, maka
Parlindungan
menyatakan
atas
dalam
disebut,
membuka
dan
hasil
dalam
hak-hak
tanah.
hak
11
tersebut bukan hak
membuka tanah dan
atas
memungut
hasil
hutan
tanah
tanah
dalam
yang
arti yang
sebenarnya
karena
tidak
memberi
wewenang
untuk
hak
tersebut adalah hak
dalam hukum
adat
yang
menyangkut
menggunakan tanah
tanah,
bukan
seperti
atas tanah,
dimaksud
dalam pasal 4 ayat
2
UUPA,
Hak
Dengan
membuka
tanah
tersebut
merupakan
ulayat
bentuk
perwujudan
penggunaannya
dari
hak
dalam
ulayat
hubungan
para
warga
masyarakat
adat
hukum
yang
hak
dan
secara nyata barulah
tercipta
hak
tanah
atas
yang
bersangkutan. Secara
tegas
dinyatakan
bersangkutan dengan
dalam pasl 46 ayat
tanah
2
ulayatnya,
UUPA,
sebagaimana
dinyatakan
menurut
dengan
pasal
menurut
penjelasan
46
bahwa
memungut
yang
hasil
hutan secara
hak
sah,
tidak dengan
12
sendiri
diperoleh
meskipun demikian
hak-hak atas
tanah
dimasukkan
juga
dalam
rangkaian hak atas
tanah, seperti
yang
dikemukan
diatas,
yaitu
untuk
dengan
sistematika
hukum
adat
tersebut
sesuai
dengan
apa yang
dinyatakan
dalam
pasal
UUPA
5
bahwa
hukum
adatlah
yang
dipergunakan untuk
hak
baru
yang
dikatakan pula oleh
Budi
pula
biarpun
tersebut
hak
tanah
atas
Selanjutnya
menggolongkan
sebagai
hal
tanah. 6
menyelaraskan
hak
yang
menyatakan
Tetapi
Harsono
sistematika
atas
sama dengan hukum
5
adat tetapi macam
dipergunakaan
hak
yang
sistematika
disediakan
oleh
hukum
adat ini juga diakui
5
Sidarta
Gautama
hak atas tanah itu.
itu
oleh
22 Hendro 1999 Hukum agrarian
Nasional Grafika Jakarta
hukum
tanah
6 23 Sidarta Gautama Op-Cit hlm
14
13
nasional
lebih
banyak
dari
yang
pada
dijumpai
hukum
beli
menurut
tanah,
adalah
perbuatan
hukum
yang
tanah
dalam hukum adat.
berupa
penyerahan
Dengan
yang
bersangkutan
memperhatikan
penjual
ketentuan
untuk
pasal
dalam
16
ayat 1
saat
kepada
mana
diketahui
ada tiga
kepada penjual.
kategori
hak
atas
hak
tanah yang
sifatnya tetap, hak
atas
tanah yang
diatur
dalam
UU
tersendiri, dan hak
yang
sifatnya
sementara
pembeli
harganya
Jual beli menurut KUH
Perdata
adalah
dalam
mana
perjanjian
pihak
mengikatkan
satu
dirinya
untuk
menyerahkan hak atas tanah
kepada pihak yang satu lagi,
dan pihak pembeli membayar
harga
tanah
yang telah
disetujui bersama ( hak atas
sebagaimana
dimaksud
pembeli
pihak
menyerahkan
atas
oleh
selama-lamanya, pada
UUPA maka dapat
tanah, yaitu
tanah sendiri
dalam
pasal 54 UUPA
D.
Jual
pada
saat
berlangsung
belum
jual
sebab
beralih
beli
itu
harus
Peralihan Hak atas Tanah
14
dilakukan
lagi
juridischt
levering.7
untuk mengalihkan hak atas
tanah.
Perikatan jual beli tanah
Perjanjian
ialah suatu perjanjian dengan
jual
mana
pihak
mengikatkan
menjual
beli adalah
yang
satau
bantuan
dirinya
untuk
sebagai
tanah
tertentu
pengakatan
perjanjian
yang
berfungsi
perjanjian
pendahuluan
dan bentuknya
kepada pihak lainnya dengan
bebas, pada umumnya suatu
harga tertentu dan pihak lain
perjanjian pengikatan jual beli
tersebut
diri
mengandung janji yang harus
untuk membeli tanah tersebut.
dipenuhi lebih dahulu oleh
mengikatkan
Yang
lazimnya
membuat akta
adalah
Notaris,
boleh juga dibuat oleh yang
bersangkutan secara dibawah
tangan
saja.
beli
salah satu pihak atau para
pihak
sebelum
perjanjian
dilakukan
pokok
yang
menjadi tujuan akhir . 8
Perikatan jual
tanah
ini
menyebabkan peralihan
tidak
hak
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
atas tanah sebab baru ada janji
8
7
29 Efendi Perngin 1999
Jawab
Hukum
Agraria
Tanya
Liberty
Herlien Dudinita 1999 Kumpulan
tulisan Hukum
Perdata dibidang
kenotarisan Liberti jakarta
Jakarta
15
A.
Keabsahan Perjanjian Jual
tua
Beli Tanah Antara Orang
dalam
Tua dan Anak.
dihadapan
Dalam
rangka menjamin
kepastian
dan
anak
dituangkan
Akta
Jual
Pejabat
beli
Pembuat
Akta Tanah (PPAT ) meskipun
hukum
dan
syarat formal dari perjanjian
atas
tanah
jual beli antara orang tua dan
kepastian hak
Undang-Undang Pokok Agraria
anak telah
terpenuhi
seperti
telah menggariskan
akta
beli
PPAT
keharusan
adanya
jual
untuk
melakukan
pendaftaran tanah
diseluruh
dimaksudkan
masih
sebagaimana
menimbulkan
permasalahan
Indonesia
diamanatkan dalam pasal
19
namun
dari
perjanjian
hukum
berkaitan
beli
dengan
UUPA, ketentuan dalam pasal
keabsahan jual beli dan juga
19 ayat 1 UUPA, tersebut
akibat hukum dari perjanjian
merupakan
jual beli antara orang tua dan
ketentuan
ditujukan kepada
untuk
yang
Pemerintah
menyelenggarakan
anak
tersebut,
kalaupun
biasanya
ada
bentuk
pendaftaran tanah di seluruh
perjanjian peralihan atas tanah
Indonesia.
antara orang tua dan anak,
Berkaitan
perjanjian
dalam
jual
kenyataan
dengan
beli
tanah,
terkadang
terjadi jual beli antara orang
dilakukan
dengan
penghibahan,
yuridis
cara
yang
formal
secara
dituangkan
dalam akta hibah.
16
Dilakukan jual beli
seperti ini dimaksudkan untuk
terang
menghindari
gelap yang dilakukan secara
terjadinya
tuntutan dari anak yang lain
bila mana yang
berupa
prosedur
pengibahan
kepada
bukanlah
perbuatan
sembunyi-sembunyi.
dilakukan
tanah dari orang tua
B.
dipenuhi syarat “ terang ”, arti
Akta
ditanda
jual
beli yang
tangani para
membuktikan
telah
pihak
terjadi
anak tertentu yang mendapat
pemindahan hak dari penjual
hibah tersebut
kepada
pembelinya dengan
disertai
pembayaran
Akibat Hukum Perjanjian
Jual
Beli
tanah
Antara
dan
syarat
menunjukkan
berlakunya
bahwa
jual beli
yang
bersangkutan
peraturan Pemerintah Nomor
telah
10
tersebut membuktikan
tahun 1961
pendaftaran
tunai
secara nyata perbuatan hukum
Orang Tua dan Anak
Sejak
telah memenuhi
harga
tentang
tanah ( sekarang
dilaksanakan
telah
dilakukan
akta
benar
perbuatan
PP No 24 tahun 1997 ) jual
hukum pemindahan hak untuk
beli
pihak
selama-lamanya
PPAT
yang
pembayaran harganya.
membuat
akta,
dilakukan
dihadapan
bertugas
dengan
para
dilakukan
dihadapan
PPAT
jual
beli
telah
Oleh karena
hukum
yang
merupakan perbuatan
dan
perbuatan
dilakukan
hukum
17
pemindahan hak, maka
akta
hukum
adat
tersebut membuktikan bahwa
lebih
penerimaan hak atau pembeli
administrative
sudah
menjadi
pemegang
pencatatan.
yang
baru, akan
tetapi hal
Secara
yang
sifatnya
kepada
hukum
yang
berupa
yuridis
formal
tersebut baru diketahui oleh
perjanjian jual beli tanah di
para pihak dan ahli warisnya
tuangkan dalam akta PPAT
karena
baru mengikat
yang merupakakn bukti otentik
pihak
dan
karena
para
ahli warisnya
admintrasi
PPAT
bersifat tertutup bagi umum.
Dengan didaftarkan akta
tersebut
barulah
kekantor
tanah
termasuk
diketahui
dikemukan
dan
diatas
telah
bahwa
didalam kenyataan terkadang
hukum
orang tua dan anak yang juga
jual beli
dituangkan dalam akta jual beli
dianggap
dihadapan PPAT,
hak
pihak
ketiga
syarat
meskipun
formal dari jual
beli
hukumnya
tanah diantara orang tua dan
terhadap pihak ketiga tersebut,
anak telah terpenuhi namun
Hal
pejanjian jual beli seperti ini
inilah
diberi sifat
akibat
tanah dimaksud,
terjadi jual beli tanah antara
tersebut
mengikat
seperti
beli
pertanahan
perbuatan
pemindahan
jual
yang
disebutkan
nasional
pada
telah menimbulkan pertanyaan
perjanjian jual beli tanah yang
berkaitan dengan
keabsahan
dilakukan menurut ketentuan
jual beli dimaksud. Selain itu
18
timbul
persoalan
selanjutnya
dengan
hukum
yang
berkaitan
terjadi
perjanjian jual beli antara orang
hibah.
dan
hukum
anak
dari
tua
akibat
tanah antara
anak,
dengan
cara
yang secara
dituangkan
dilakukan
orang
tersebut
tua dan
sebab
yang
sebenarnya
adalah
BAB IV
penghibahan,
yuridis
formil
PENUTUP
dalam akta hibah,
A.
Kesimpulan
meski cara hibah ini lazim
1. Perjanjian jual beli tanah
unuk
dilakukan,
namun
antara
orang
tua
dan
dianggap mengandung resiko
anak
yang
cukup
besar
yang dimaksudkan
sebab
untuk menghindari resiko
membuka peluang bagi anaktuntutan atau gugatan dari
anak
yang
lain
untuk
pihak
mempermasalahkan
ketiga
apabila
hibah
dilakukan
tersebut
secara
hukum,
perjanjian
sehingga perjanjian hibah
tidak
sah,
adalah
meskipun
lagi
perjanjian
dilakukan,
hibah
itu
tidak
kemudian
dengan
jual
beli
kemudian diganti
tersebut
secara
formal
telah dituangkan
dalam
dengan melakukan jual beli
tanah antara
orang tua
dan
akta jual beli seperti yang
anak,
meskipun
secara
ditentukan
esensial
tidak
ada jual
dalam
beli
19
peraturan
perundangan,
perjanjian
pasal
karena perjanjian jual beli
1320 KUHPerdata
yaitu
tersebut
syarat obyektif
bertentangan
dengan
pasal
KUHPedata
syarat
sahnya
1320
causa yang halal karena
khususnya
obyektif,
isi
yaitu
perjanjian
bertentangan
undang-undang,
causa/isi
kesusilaan,
bertentangan
itu
dengan
itu
dengan
causa yang halal artinya
perjanjian
khusunya
ketertiban
umum dan kepatutan.
undang-undang,
keteritiban,
kesusilaan
umum dan kepatutan.
2. Akibat
hukum
B.
Saran-saran
1.
dari
Berkaitan
dengan
peralihan hak atas tanah
perjanjian jual beli tanah
antara orang tua
antara orang tua dan anak
anak lebih baik kiranya
yang
untuk
jika
resiko
prosedur
dimaksud
menghindari
dan
dilakukan melalui
hibah
meski
tuntutan atau gugatan dari
bersifat sepihak prosedur
pihak
apabila
itu dianggap lebih nyata
dilakukan
dengan
dengan
perjanjian hibah
adalah
adanya persetujuan dari
ketiga
batal demi hukum, karena
anak-anak
bertentangan dengan syarat
untuk
catatan
perlu
yang lain
menghindari
20
tuntutan
2.
hukum
[1] Abdurrahman 1999 tentang dan
dikemudian hari.
sekitar
Perlu adanya pengaturan
Bandung
yang
lebih
berkaitan
perjanjian
jual
khsusnya
UUPA
Grafika
jelas
[2] AP Parlindungan 2000 Komentar
dengan
atas UUPa Mega Mendung
tanah
antara orang
Jakarta
[3]
-----------------------1000
tua dan anak sehingga
pendaftaran
tidak
Indonesia Grafika Jakarta.
menimbulkan
ketidak pastian hukum
tanah
[4] Bahtiar Efendi 1999 Pendaftaran
bagi para pihak yang
tanah dan
melakukan
Aditia Jakarta
sekaligus
perjanjian,
menghindari
upaya
[5] Budi
penyeludupan
para
pihak
dimaksud.
pelaksanaannya
harsono
agrarian
hukum yang dilakukan
oleh
Di
1999 Hukum
Nasional
Inter
masa Jakarta
[6]
-------------------1999
Himpunan
peraturan tentang pertanahan
Albi Jakarta
[7] Effendi
DAFTAR PUSTAKA
Perngin
2000 Hukum
agrarian Jembatan Jakarta
[8] ----------------------1999 tta Cara
pengurusan
Sertifikat
gembira Maju Jakarta
21
Download