3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sebagai data pendukung moral yang hendak di sampaikan, penulis mengambil dari referensi dari buku Dhammapada, yaitu buku yang berisikan kumpulan pesan-pesan dari sang Budha. Salah satunya adalah Dhammapada bab 8, no.114, yang berbunyi: Yo ca vassasatam jeeve apassam amatam padam Ekaaham jeevitam seyyo passato amatam padam Orang yang hidup hingga ratusan tahun tanpa pernah melihat adanya kematian, tidak lebih baik daripada hidup hanya satu hari dari orang yang pernah melihat kematian 2.1.1 Literatur Buku 1. Dhammapada, Ch. VIII, verse 114 2. Kisa Gotami, a mother’s sorrow, Raj Arumugam 3. Animator Survival Kit, Richard Williams 4. Cinematography, theory and practice, second edition, Blain Brown 2.1.2 Literatur Artikel 1. http://en.wikipedia.org/wiki/Kisa_Gotami 2. http://path.homestead.com/kisagotami.html 3. http://www.sacred-texts.com/bud/btg/btg85.htm 4 2.2 Analisis Umum Cerita yang mengangat cerita legenda sarat moral sudah cukup banyak contohnya, Si Pitung, Malin Kundang, Sangkuriang dan lain-lain. Semuanya memiliki pesan moral yang baik, hanya mereka memiliki persamaan dalam semua penceritaannya, yaitu unsur fiksional, seperti pada Malin Kundang, dimana dia dikutuk oleh ibunya menjadi batu, Si Pitung yang kebal oleh ilmu kebatinannya, dan seterusnya. Pada penceritaan Kisa Gotami, penulis melihat salah satu perbedaan yang menarik, yaitu tidak ada campur tangan dengan unsur fiksional atau magis, sepenuhnya bersifat filososif atas kejadian sehari-hari. Kisa Gotami ini menceritakan seorang ibu yang belum pernah mengalami kehilangan anggota keluarganya, Kisa Gotami memiliki seorang anak yang masih balita dan baru bisa belajar jalan, akan tetapi anaknya meninggal karena sakit. Kisa tidak dapat menerima peristiwa ini dan dia mencari orang yang dapat menghidupkannya kembali, yang membuat tingkah lakunya di anggap aneh oleh penduduk sekitar. Cerita legenda ini berlatar belakang era India kuno, sekitar tahun 200 sebelom masehi, dimana ajaran Budhism sedang berkembang di India, di bawah naungan kerajaan Ashoka. Gambar 2.1 Pakaian tradisional India kuno dan Buddhist monk 5 Gambar 2.2 Referensi arsitek bangunan India kuno 6 Gambar 2.3 Referensi properti India kuno 2.2.1 Buddhism Agama Buddha atau di sebut dengan istilah Budhisme lahir di negara India, lebih tepatnya lagi di wilayah Nepal sekarang, sebagai reaksi terhadap agama Brahmanisme. Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Agama Buddha berkembang dengan unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsiur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dalam proses perkembangannya, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua Asia dan telah menjadi agama mayoritas di beberapa negara Asia seperti Thailand, Singapura, Kamboja, Myanmar, Taiwan, dsb. Pencetusnya ialah Siddhartha Gautama yang dikenal sebaagai Gautama Buddha oleh pengikutpengikutnya. Ajaran Buddha sampai ke negara Tiongkok pada tahun 399 Masehi, dibawa oleh seoang bhiksu bernama Fa Hsien. Masyarakat Tiongkok mendapat pengaruhnya dari Tibet disesuaikan dengan tuntutan dan nilai lokal. Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta Piṭaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya Piṭaka 7 (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi). 2.2.2 Theravada Theravada (Pāli: थेरवाद theravāda; Sanskerta: स्थववरवाद sthaviravāda); secara harafiah berarti, "Ajaran Sesepuh" atau "Pengajaran Dahulu", merupakan mazhab tertua Agama Buddha yng masih bertahan. Ditemukan di India. Theravada merupakan ajaran yang konservatif, dan secara menyeluruh merupakan ajaran terdekat dengan Agama Buddha pada awalnya, dan selama berabad-abad menjadi kepercayaan yang berkuasa di Sri Lanka (sekitar 70% dari penduduk) dan sebagian besar benua di Asia Tenggara (Kambodia), (Laos), (Myanmar), (Thailand). Mazhab Theravada juga dijalankan oleh sebagian minoritas dari Barat Daya Cina oleh etnik Shan dan Tai), Vietnam (oleh Khmer Krom), Bangladesh (oleh etnik group dari Barua, Chakma, dan Magh), Malaysia dan Indonesia, dan yang belakangan ini mendapatkan lebih banyal popularitas di Singapura dan Negara Barat. Sekarang ini, mazhab Theravada dari Agama Buddha mencapai lebih dari 100 juta pengikut di seluruh dunia, dan dalam dekade terakhir ini mazhab Theravada telah menanamkan akarnya di Negara Barat dan di India. 2.3 Cerita Legenda Dalam KBBI 2005, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut Emeis, legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom, legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian Legenda atau cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. 8 Roro Jonggrang, Timun Mas, Si Pitung, Legenda Danau Toba, dan berIbu Kandung Seekor Kucing merupakan sederetan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Masih banyak sederetan cerita rakyat yang memang diperuntukkan bagi anak-anak. Sayangnya ada sebagian cerita rakyat yang bersifat kontroversial karena dianggap tidak layak untuk anak. Sebut saja Sangkuriang, cerita yang mengisahkan seorang anak jatuh cinta dengan ibunya sendiri Ada beberapa pengertian mengenai arti kata dari Legenda yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi (pembelokan) sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Gambar 2.4 Gambar dari salah satu kumpulan cerita Budhist 9 2.4 Animasi Animasi atau Animate memiliki arti yaitu “menghidupkan”, menghidupkan atau menggerakan benda mati, dengan menggunakan rekayasa visual berupa kumpulan gambar-gambar atau frame yang saling kontinuiti sehingga memberikan efek ilusi visual bergerak. 2.4.1 Animasi 3D Animasi 3D merupakan animasi yang dibuat dan dimanipulasi secara digital oleh animator. Untuk memanipulasi sebuah mesh, terdapat struktur digital yang dapat digunakan untuk memodifikasi mesh, teknik ini dinamakan “Rigging”. Beberapa variasi teknik lainnya dapat diaplikasikan, seperti simulasi fisial, simulasi rambut dan bulu, partikel seperti api dan air. Toy Story (1995), merupakan film layar lebar pertaa yang dibuat dan dirender full 3D pertama kali. 2.5 Film Pendek Film pendek adalah film apapun itu medianya yang durasinya tidak terlalu panjang sehingga menjadi “feautre film”. Tidak ada ketentuan yang sah, tetapi Academy of Motion Picture Arts and Sciences menyatakan bahwa film pendek memiliki durasi kurang lebih 40 menit sudah termasuk credit title. 2.6 Analisis SWOT Strength, animasi yang mengangkat cerita kisa gotami bisa dibilang belum ada, bahkan hanya kalangan tertentu yang mengetahui cerita kisa gotami ini. Weakness, asal cerita ini merupakan legenda Budhis yang berasal dari India, sehingga mungkin ada ketidakcocokan dengan kebudayaan lokal, dan dengan waktu pembuatan yang singkat, animasi ini kurang memiliki detail yang baik. 10 Opportunity, cerita yang di angkat sangat berbeda dengan cerita-cerita legenda yang sudah ada, yang sanagt sarat dengan kekuatan magis, kerajaan, hukuman, dan sejenisnya. Threat, masyarakat lebih menyukai cerita komedi yang lebih ringan dan entertaint, karena majoritas masyarakat hanya menyukai animasi yang mudah dimengerti dan cerita legenda juga sudah sangat banyak 2.7 Pembanding 2.7.1 Animasi Lokal Animasi dalam negeri Indonesia sendiri sudah cukup banyak. Akan tetapi banyak studio-studio animasi yang tidak memiliki budget dan waktu yang cukup untuk bersaing dengan animasi sekelas dunia, oleh karena itu banyak studio animasi lokal yang hanya bermain dengan short animated. Beberapa contoh animasi lokal yang baik antara lain, 1. Hebring Petualangan Hebring, mencertiakan komedi superhero dalam kota, yang memberantas kejahatan dan bully, dengan unsur komedi yang kental. Hebring memenangkan INAICTA 2007 dan kembali memenangkan pada tahun 2009 dengan Hebring 2 2. Semut Wars Semut Wars merupakan short animasi, berceritakan perang antara 2 kubu semut dengan tema perang dunia kedua. Animasi ini dibuat oleh studio kecil Spinner Somnium Studio. 11 Gambar 2.5 Contoh animasi lokal, Hebring (atas), dan Semut Wars 2.7.2 Animasi Internasional Studio ternama seperti Pixar, selain memhasilkan film-film animasi layar lebar full 3D, juga menghasilkan animasi short yang sangat baik. Selain Pixar, dan studio-studio ternama lainnya seperti Blur Studio, banyak karya-karya personal yang menghasilkan animasi-animasi yang tidak kalah bagus, bahkan memenangkan award, contohnya Between Bears. 12 Gambar 2.6 Contoh animasi internasional, Between Bears (atas) dan Gentleman’s Fight karya Blur Studio. 2.8 Target Audiens Secara keseluruhan, animasi ini ditargetkan untuk audiens dengan rentang umur remaja dengan minimal umur 14 tahun hingga dewasa dengan maksimal umur 25 tahun, dimana secara psikologikal, usia tersebut adalah usia remaja yang sedang membentuk jati dirinya, sehingga pesan moral akan sanagt dihayati oleh rentang usia tersebut. Demografi dari target audiens adalah penduduk kota, baik pelajar maupun pekerja, terutama orang yang tertarik dengan filem short animated. 2.9 Data Pendukung Sebagai data pendukung latar belakang masalah yang membuat penulis memilih cerita ini untuk diangkat menjadi tema Tugas Akhir, penulis melakukan 13 survey online, dengan jumlah partisipan 42 orang, dimana 32 pria dan 10 wanita menggunakan sistem kuesioner, berikut ini adalah rangkuman data hasil survey; 1. Apakah anda merasa sedih ketika kehilangan orang yang anda cintai? Ya 42 orang Tidak 0 orang 2. Apakah anda menyenangi animasi cerita legenda, yang tidak memiliki unsur magis, tetapi filosofis? Ya 25 orang Tidak 5 orang Mungkin 12 orang 3. Apakah anda per nah mendengar cerita Kisa Gotami? Ya 4 orang Tidak 38 orang Hasil survey, menyatakan bahwa audiens masih asing dengan kisah legenda Kisa Gotami, dan masyarakat masih belum bisa menerima kehilangan anggota keluarga. Dengan ini makan penulis merasa yakin bahwa cerita ini layak diangkat sebagai tema tugas akhir.