AGUSTUS 2011 Q: Mengapa Umat Katolik membuat 3 tanda salib sebelum bacaan Injil? A: Pertama, kita membuat tanda salib tersebut di dahi. Tanda ini memiliki arti, "Dalam pikiranku, saya percaya". Kita meminta bantuan roh kudus agar bisa percaya pada sabda Tuhan, dalam pikiran kita. Kedua kita membuat tanda salib di mulut. Tanda ini memiliki arti, "Melalui mulutku saya mewartakan". Kita setuju untuk mewartakan sabda Tuhan yang kita percayai dalam pikiran kita ke semua orang. Ketiga kita membuat tanda salib di dada. Tanda yang ini memiliki arti, "Dalam hatiku, saya simpan sabda Tuhan". Dengan ini kita juga menyimpan sabda Tuhan itu dalam hati, agar kita pun beroleh berkat-Nya. Dengan tanda salib, tubuh kita telah dimeterai dan disucikan oleh Allah, dalam setiap kegiatan kita, karena kita mengundang Allah Tri Tunggal untuk menjaga dan melindungi kita. Jangan lewatkan hari-hari penting di bulan Agustus 2011! Shalom saudara saudari dalam Kristus Tuhan, Pada akhir bulan July 2011, PD KKIHS telah mengadakan seminar Kasih Allah Yang Mempersatukan. Kami percaya, melalui seminar ini, semua yang hadir pasti mendapatkan berkat yang boleh dibawa pulang ke rumah. Oleh karena itu, mari kita membagikan berkat itu di dalam PD kita dengan memberikan sharing yang boleh menguatkan iman satu sama lain. Sumber: http://www.imankatolik.or.id Sebagaimana yang kita telah ketahui, di bulan Agustus ini, Gereja Katolik akan mengadakan World Youth Day (WYD’11) di Madrid, Spanyol. Beberapa dari anggota komunitas PDKK KKIHS juga turut ambil bagian dalam acara ini. Marilah sebagai satu komunitas, kita mendoakan agar WYD’11 dapat berjalan dengan lancar dan secara khusus agar para saudara-saudari kita yang berangkat ke sana boleh dilindungi dan diberkati oleh Bapa di Surga, sehingga boleh kembali ke tengah-tengah kita dengan selamat. Pada tanggal 15 Agustus ini pun, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Mari kita bersama-sama merayakannya dan merenungkan teladan hidup Bunda Maria yang senantiasa dengan penuh iman dan kepercayaan mengemban tugasnya di dunia sebagai ibunda dari Tuhan kita Yesus Kristus, dan juga menjadi bunda dari Gereja Katolik. Misa Bahasa Indonesia, Minggu tanggal 7 Agustus 2011, pukul 15.30, di Chapel, lantai 2, Gereja Holy Spirit. PD Siang setiap hari Kamis pukul 14.30, di ruang 03-02, Gereja Holy Spirit Sel Group PD Siang: -Sel Sharon (City) setiap hari Rabu pertama tiap bulan, pukul 10.30, hubungi person Rini (93893403) -Sel Sinai (North) setiap hari Selasa, pukul 14.00, hubungi Dede (91781544) -Sel Beatitude (East) setiap hari Selasa, pukul 10.00, hubungi Lina (97875216) PD Malam diadakan pada hari Jumat, tgl 12 dan 26 Agustus 2011, pukul 19.45 malam, ruang Attic, Lt 4, Gereja Holy Spirit. Misa Bahasa Indonesia bulan September, Minggu tanggal 4 September 2011, pukul 15.30, di Chapel, lantai 2, Gereja Holy Spirit. PD KKIHS akan mengadakan Kebangkitan Rohani Katolik “Berakar dan bertumbuh di dalam Yesus” oleh Rm. Benny Phang O.Carm, tanggal 24 September 2011 di Catholic Junior College. Mari kita mendoakan setiap rencana yang telah dibuat. Terima Kasih. Tak kurang juga, PD KKIHS ingin mengucapkan selamat merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke 66. Salam damai dalam Kristus, Tim redaksi KKIHS masa awal Gereja Kristen. Pesta Maria Diangkat ke Surga sudah populer sekali di kalangan Gereja Timur pada abad ke VIII. Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga Pada tanggal 15 Agustus, kita merayakan peristiwan iman “Maria diangkat ke Surga”. Kita diajak Gereja untuk merenungkan perbuatan besar yang dikerjakan Allah bagi Maria, Bunda Kristus dan Bunda seluruh umat beriman. Kita percaya bahwa Maria telah dipilih Allah sejak awal mula untuk menjadi Bunda PuteraNya, Yesus Kristus. Untuk itu Allah menghindarkannya dari noda dosa asal dan mengangkatnya jauh di atas para malaikat dan orang kudus. Gereja percaya bahwa Allah mengangkat Maria ke surga dengan jiwa dan badan, karena peranannya yang luar biasa dalam karya penyelamatan dan penebusan Kristus. Kebenaran iman ini dimaklumkan sebagai dogma dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus oleh Sri Paus Pius XII (1939-1958) pada tanggal 1 November 1950. Maklumat ini dapat dipandang sebagai ‘mahkota’ perkembangan devosi dan teologi seputar masalah ini. Dogma ini sama sekali tidak menentukan apa-apa sehubungan dengan kematian Maria. Tidak diketahui secara pasti apakah Perawan terberkati ini meninggal, tetapi kalau pun toh terjadi, kematiannya tentu tidak disertai dengan ketakutan dan penderitaan sebagaimana biasanya dialami manusia, bahkan sebaliknya diliputi ketentraman dan kegembiraan sebagai suatu perpindahan dari dunia ke dalam keabadian. Dogma ini pada hakekatnya bertumpu pada iman umat sejak dahulu kala, bukannya pada satu teks Alkitab tertentu. Dalam Konstitusi Apostolik itu, Sri Paus menyatakan: “Kami memaklumkan, menyatakan dan menentukannya sebagai suatu dogma wahyu ilahi: bahwa Bunda Allah yang Tak Bernoda, Perawan Maria telah menyelesaikan hidupnya didunia ini, diangkat dengan badan dan jiwa ke dalam kemuliaan surga”. Di antara 1849-1950, Vatikan dikirimi banyak sekali permohonan dari segala penjuru dunia agar kepercayaan akan Maria Diangkat ke surga diumumkan secara resmi sebagai dogma. Pada tanggal 1 Mei 1946, Paus Pius XII (1939-1958) mengirim kepada para uskup sedunia Ensiklik Deiparae Virginis; di dalamnya Paus menanyakan para uskup sedunia sejauh manakah mereka setuju agar dogma itu benar-benar dimaklumkan. Jawaban para uskup hampir senada, yaitu positif. Paus bertitik tolak dari persatuan mesra Maria dengan Yesus, Puteranya, khususnya semasa Yesus masih kecil. Persatuan ini diyakini sebagai tidak mungkin tidak diteruskan selama-lamanya; tak mungkin Maria yang melahirkan Yesus dapat terpisah dari Yesus secara fisik. Selaku Puteranya, Yesus tentu menghormati ibuNya, bukan hanya BapaNya. Tanda-tanda pertama ibadat kepada Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, ditemukan para ahli di kota Yerusalem dalam Konsili Vatikan II bicara juga tentang Dogma Maria Diangkat ke Surga. Konsili mengatakan: “Akhirnya, sesudah menyelesaikan jalan kehidupannya yang fana, Perawan Tak Tercela, yang senantiasa kebal terhadap semua noda dosa asal, diangkat ke kejayaan surgawi dengan badan dan jiwanya” (LG No.59). Dalam Lumen Gentium Nomor 68 tertulis: “Bunda Yesus telah dimuliakan di surga dengan badan dan jiwa, dan menjadi citra serta awal penyempurnaan Gereja di masa datang. Begitu pula dalam dunia ini-sampai tiba hari Tuhan (bdk. 2Ptr 3:10)-, ia bersinar gemilang sebagai tanda harapan yang pasti dan tanda hiburan bagi umat Allah yang sedang berziarah”. Yesus yang sungguh Allah dan sungguh manusia sekarang bertahkta di surga sebagai Raja kepadaNya telah diserahkan seluruh kekuasaan di surga dan di dunia. Dan Maria, ibuNya menyertai Dia dengan setia dalam seluruh karyaNya di tengahtengah manusia kini bertahkta juga di surga sebagai Ratu Surgawi, yang mendoakan kita dihadapan PuteraNya dan menolong kita dalam semua kedudukan kita. Di dalam Yesus dan Maria, keluhuran martabat manusia tampak dengan cermelang. Kecermelangan martabat manusia itu bukan terutama karena keangungan manusia di antara ciptaan lainnya melainkan terutama karena karya Penebusan Yesus Kristus, Putera Maria, dan persatuan mesra denganNya. Pengangkatan Maria ke Surga dengan badan dan jiwanya menunjukkan juga kepada kita betapa tingginya nilai tubuh manusia dihadapan Allah karena Penebusan Yesus Kristus dan persatuan erat mesra denganNya. Oleh penebusan dan persatuan ini, tubuh kita tidak sehina tubuh hewan karena sudah dikuduskan oleh Kristus. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita menghormati tubuh kita dan tubuh orang lain. Sehubungan dengan itu, biasanya kita berdoa: “Bunda Maria yang tak bernoda, murnikanlah badanku dan sucikanlah jiwaku!” Sumber http://www.imankatolik.or.id