OPTIMASI METODE ISOLASI RNA DARI JARINGAN KANKER PAYUDARA FIKSASI FORMALIN DENGAN NUCLEOSPIN® RNA II KIT MACHEREY-NAGEL Lulus Putri Aninda, Dwi Listyorini, Nuning Wulandari Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRACT : Breast cancer is a serious public health problem, therefore an identification of genetic factors which plays role in cancer development needed to thoroughly as an effort how to prevent the disease. Research based on RNA from formalin-fixed tissue is an important for clinic and molecular analysis. Fixation method and extraction on its sample generally can obstruct nucleic acid acquisition from sample. This research was conducted to optimize the method RNA extraction from breast cancer formalin-fixed tissue to obtain the pure and high quantity of total RNA. The result shown RNA extraction yield using modified protocol NucleoSpin® RNA II Macherey-Nagel kit were have higher total RNA quantify than original protocol. Modification was conducted at buffer usage to wash formalin-fixed tissue, crushing the tissue, cell lysis stage and RNA binding condition adjustment. The next optimization is needed to avoid contamination. Keywords: RNA, breast cancer, formalin-fixed, kit, Macherey-Nagel ABSTRAK: Kanker payudara merupakan masalah kesehatan publik yang serius, oleh karena itu identifikasi faktor genetik yang berperan dalam perkembangan kanker perlu dilakukan sebagai upaya untuk menemukan cara pencegahannya. Penelitian berbasis RNA penting untuk analisis klinik maupun molekuler. Metode fiksasi dan ekstraksi yang dilakukan pada sampel tersebut secara umum dapat menghambat perolehan asam nukleat dari sampel. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan metode isolasi RNA dari jaringan kanker payudara fiksasi formalin untuk mendapatkan RNA total dengan kuantitas tinggi dan murni. Hasil isolasi RNA menggunakan protokol modifikasi NucleoSpin® RNA II Kit MachereyNagel menunjukkan RNA total dengan kuantitas yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan protokol asli. Modifikasi dilakukan pada penggunaan bufer untuk mencuci jaringan fiksasi formalin, penghancuran jaringan, lisis sel dan pengkondisian pengikatan RNA. Optimasi selanjutnya diperlukan untuk menghindari adanya kontaminasi. Kata Kunci: RNA, kanker payudara, fiksasi formalin, kit, Macherey-Nagel PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan masalah kesehatan publik yang serius, oleh karena itu identifikasi faktor genetik yang berperan dalam perkembangan kanker perlu dilakukan sebagai upaya untuk menemukan cara pencegahannya (Martin & Weber, 2000). Sebagian besar penelitian molekuler kanker payudara memiliki fokus hanya pada satu atau dua informasi dasar yang tinggi, kebanyakan adalah profiling ekspresi mRNA atau analisis cDNA, dan yang baru-baru ini adalah sekuensing secara besar-besaran (The Cancer Genome Atlas Network, 2012). Penanda tumor seperti ekspresi RNA (Penland et al., 2007), mutasi genetik, perubahan epigenetik, dan produk ekspresi gen yang tidak normal, merupakan studi yang bermanfaat untuk mendeteksi dan mendiagnosis kanker (Huang et al., 2010). RNA terlibat dalam banyak proses seluler (Mattiesen et al., 2009), namun penelitian pada RNA jarang dilakukan (Baelde et al., 2001). Penanganan dan pemrosesan kuantitas dan 1 kualitas RNA penting dalam perkembangan uji klinik yang didasarkan pada analisis RNA (Chung et al., 2008). RNA yang diambil dari jaringan tumor dapat digunakan untuk mengukur transkripsi dan pola ekspresi gen (Chung et al., 2008; Farragher et al., 2008). RNA dapat diisolasi dari jaringan segar (Bohmann et al., 2009) maupun jaringan yang telah diawetkan (Jewell et al., 2002). RNA dengan kualitas yang tinggi didapatkan dari bahan segar beku, namun bahan ini tidak secara rutin bisa didapatkan di rumah sakit, selain itu hanya sedikit yang bisa mengadakan pengkoleksian, pemrosesan, dan penyimpanan jaringan segar beku (Bohmann et al., 2009). Masalah utama pada dasarnya adalah terbatasnya ketersediaan sampel jaringan segar (Chung et al., 2008). Di sisi lain, berbeda dengan jaringan yang difiksasi formalin dan diblok dengan parafin (FFPE: Formalin-Fixed Paraffin-Embedded) yaitu metode yang umum digunakan untuk menyimpan jaringan (Farragher et al., 2008). Sampel ini secara rutin disimpan oleh hampir setiap rumah sakit (Abramovitz et al., 2008; Mizuni et al., 1998) karena merupakan spesimen patologis yang digunakan untuk kepentingan evaluasi (Coombs et al., 1999), penentuan penyakit, prediksi respon hasil perlakuan (Glenn et al., 2007), dan diagnosis klinik maupun molekuler (Mizuno et al., 1998). Fiksasi adalah serangkaian proses kimia kompleks yang memodifikasi makromolekul pada jaringan dan sel, untuk menjaga morfologi jaringan (Mizuno et al., 1998) dan fungsi komponen seperti pada fase hidup dengan menghambat bakteri dan pembusukan (Lykidis et al., 2007). Formalin telah digunakan sebagai fiksatif dalam patologi selama lebih dari seratus tahun (Shi et al., 2002). Fiksasi formalin menyebabkan penambahan monometilol pada basa RNA (Chung et al., 2008; Farragher et al., 2008) dan lintas hubungan antara asam nukleat dengan protein (Antonov et al., 2005; Masuda et al.,1999; Werner et al., 2000). Sampel jaringan tumor FFPE merupakan sumber analisis RNA dan molekuler genetik yang sangat berharga, tetapi ketinggian ekstraksi kualitas asam nukleatnya masih diragukan (Coombs et al., 1999) hal ini karena adanya perubahan kimia dan degradasi berlanjut yang terus terjadi (Ribeiro-Silva et al., 2007), mengingat RNA sangat labil (Werner et al., 2000). Bagaimanapun juga, degradasi RNA dapat terjadi pada jaringan sebelum fiksasi, di mana penanganan jaringan oleh kebanyakan rumah sakit tidak dilakukan sesegera dan setepat mungkin. (Farragher et al., 2008). METODE Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Hewan Jurusan Biologi dan Bioteknologi Laboratorium Sentral, Universitas Negeri Malang pada bulan Maret hingga bulan Mei 2014. Penelitian ini telah dinyatakan laik etik oleh komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya berdasarkan nomor 152/EC/KEPK-S1/03/2014. Membuat Larutan Pencuci Jaringan Kanker Fiksasi Formalin Larutan pencuci dalam penelitian ini adalah menggunakan DEPC-water. Penggunaan DEPC-water sebagai media pencuci jaringan adalah untuk melindungi RNA dari RNase yang dapat menghancurkan RNA dalam jaringan tersebut. Konsentrasi DEPC yang digunakan adalah 0,01%. Pengambilan dan Pencucian Sampel Sampel fiksasi formalin jaringan kanker payudara diperoleh dari rumah sakit Saiful Anwar Malang bagian patologi anatomi. Sampel kemudian diisolasi dengan protokol yang berbeda. 2 Sampel dibawa ke laboratorium menggunakan box es, kemudian dicuci dengan menggunakan DEPC-water. Pencucian dilakukan sampai aroma formalin pada jaringan tidak ada. Pencucian dilakukan dengan mengocok di mesin shaker selama 30-60 menit. Jaringan kanker yang sudah dicuci dipisahkan dari lemak yang menempel dan dipotong kecil-kecil untuk selanjutnya sampel disimpan dalam tabung sentrifus yang berisi alkohol absolut. Sampel diberi label identifikasi, yang berisi nama dan waktu pengambilan sampel. Isolasi RNA Total RNA diisolasi menggunakan dua protokol berbeda, yaitu protokol asli NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel dan protokol modifikasi NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel. Masing-masing protokol diulang tiga kali. Menggunakan Protokol Asli NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel Protokol asli yang digunakan untuk mengisolasi RNA adalah protokol yang sesuai dengan protokol NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel. (1) Melisiskan 30 mg sampel menggunakan penambahan nitrogen cair untuk mempermudah menghancurkan jaringan, kemudian dilisiskan dengan menambahkan 350 µl Buffer RA1 dan 3.5 µl B-mercaptoetanol. (2) Menyaring lisat dengan cara memindahkannya ke NucleoSpin® Filter (violet ring) kemudian mensentrifugasi pada 11.000x g selama 1 menit. (3) Mengatur kondisi pengikatan RNA dengan menambahkan 350 µl etanol 70%. (4) Pengikatan RNA dilakukan dengan memindahkan lisat ke NucleoSpin® RNA II Column (light and blue ring) dan memipet lisat ke atas dan ke bawah 2-3 kali kemudian mensentrifugasi pada 11.000x g selama 30 detik, selanjutnya memindahkan NucleoSpin® RNA II Column (light and blue ring) pada sebuah Collection Tube 2 ml baru. (5) Mengurangi kandungan garam membran silika dengan menambahkan 350 µl Membrane Desalting Buffer (MDB) dan mensentrifugasi pada 11.000x g selama 1 menit. (6) Menghancurkan DNA dengan memasukkan DNase reaction mixture (mengencerkan 10 µl rDNase dan 90 µl Reaction Buffer) ke bagian tengah membran silika pada NucleoSpin® RNA II Column (light and blue ring), kemudian menginkubasi selama 15 menit pada suhu ruang. Setelah 15 menit, melakukan (7) pencucian dan pengeringan membran silika dengan menambahkan 200 µl Buffer RA2, 600 µl dan 250 µl Buffer RA3 secara bertahap. Berikutnya, RNA yang diperoleh ditambahkan 60 µl RNase–free H2O sebagai Buffer Elution (BE) dan mensentrifugasi pada 11000x g selama 1 menit. Tube yang berisi larutan RNA ditutup rapat dan diberi parafilm untuk kemudian disimpan pada suhu ˗20oC atau ˗70oC. Menggunakan Protokol Modifikasi NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel Modifikasi protokol NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel dilakukan pada tahap lisis yaitu pada 500 µl buffer RA1 dan tahap pengkondisian pengikatan RNA yaitu pada penambahan etanol sebanyak 500 µl. Pengukuran Kuantitas RNA yang Diperoleh Pengukuran jumlah RNA secara kuntitatif dilakukan dengan menggunakan mesin NanoDrop Spectrophotometer (ND-2000) pada panjang gelombang Å260/ Å280 nm. Kalibrasi dilakukan dengan bufer RNase–free H2O. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel jaringan kanker terfiksasi formalin diisolasi menggunakan dua protokol berbeda. Protokol pertama menggunakan protokol asli NucleoSpin® RNA II kit Macherey- 3 Nagel, dan yang kedua adalah protokol modifikasi dari kit tersebut. Hasil isolasi RNA dari keempat protokol dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Hasil Isolasi RNA Sampel Jaringan Kanker Payudara Terfiksasi Formalin Protokol Asli NucleoSpin® RNA II kit Machery-Nagel Modifikasi NucleoSpin® RNA II kit Machery-Nagel 1 Konsentrasi RNA (ng/ µl) 9,3 2 6,2 1,13 3 9,3 1,34 1 92,8 2,12 2 60,4 2,37 3 34,8 2,15 Ulangan A260/A280 1,66 Jenis Kontaminasi Protein Protein Protein Murni DNA/reagen/ degradasi RNA Murni Sampel jaringan kanker payudara yang digunakan bukan jaringan segar karena mengikuti kode etik yang berlaku. Jaringan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari stok hasil biopsi pasien di rumah sakit yang sudah tidak digunakan dan sudah difiksasi dengan formalin. Penghancuran sampel bukan di dalam tube melainkan dilakukan di mortarpistil dengan bantuan penambahan nitrogen cair untuk membekukan jaringan sehingga mudah dihancurkan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah menghancurkan jaringan, mengingat tekstur jaringan kanker fiksasi formalin yang sangat liat. Tekstur jaringan tersebut dapat hancur setelah penambahan nitrogen cair sampai beberapa kali. Isolasi RNA total dari jaringan yang difiksasi dengan formalin menunjukkan bahwa semakin lama sampel disimpan maka konsentrasi RNA total yang didapatkan juga semakin berkurang. Hal ini karena dipengaruhi oleh adanya degradasi berkelanjutan (Ribeiro-Silva et al., 2007) yang terjadi selama proses fiksasi formalin (Werner et al., 2000). Hasil isolasi RNA total menggunakan protokol asli NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel menunjukkan konsentrasi RNA total dengan kuantitas yang rendah dan pembacaan rasio Å260/ Å280 di bawah 1,6, hal ini mengindikasikan bahwa isolat terkontaminasi protein (Okamoto & Okabe, 2000). Rendahnya kuantitas dan adanya kontaminasi protein ini dapat disebabkan karena adanya degradasi sebelum fiksasi formalin (Ribeiro-Silva et al., 2007), yaitu ketika penanganan jaringan setelah proses biopsi, di mana setelah proses tersebut jaringan dibiarkan hingga waktu tertentu tanpa diberi penanganan khusus, seperti misalnya dicuci langsung menggunakan DEPC-water atau dimasukkan ke dalam wadah tertentu. Proses fiksasi formalin yang dilakukan dalam rangka penyimpanan dan pengarsipan jaringan tersebut (Farragher et al., 2008) juga menjadi penyebab rendahnya konsentrasi dan adanya kontaminasi. Pemfiksasian jaringan kanker payudara yang dilakukan tersebut menyebabkan perubahan kimia yang sangat signifikan terhadap RNA (Ribeiro-Silva et al., 2007) yaitu kerusakan RNA dikarenakan adanya interaksi dengan formalin (Masuda et al., 1999; Werner et al., 2000). Kontaminasi protein yang terjadi pada isolat RNA total menggunakan protokol asli NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel tersebut bisa jadi dikarenakan adanya lintas-hubungan antara asam nukleat dengan protein (Antonov et al., 2005). Isolasi RNA menggunakan protokol modifikasi NucleoSpin® RNA II kit MachereyNagel mendapatkan hasil yang lebih tinggi dengan rasio Å260/ Å280 yang sesuai dengan 4 standar kit tersebut. Tingginya kuantitas RNA diduga karena pengaruh modifikasi protokol NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel yang dilakukan pada pemecahan jaringan (tahap lisis) menggunakan 500 ng/µl buffer RA1 dan penambahan etanol (tahap pengaturan kondisi pengikatan RNA) sebanyak 500 ng/µl, di mana penambahan etanol setelah tahap lisis dapat meningkatkan total RNA. Peningkatan kuantitas RNA ini dikarenakan peran etanol dalam mengefektifkan pengikatan RNA dengan membran silika (Macherey-Nagel, 2010), sehingga semakin banyak etanol yang digunakan maka semakin banyak RNA yang berikatan dengan membrane silika. Terdapat satu isolat RNA hasil isolasi menggunakan protokol modifikasi NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel yang rasio Å260/ Å280-nya lebih dari standar rasio kemurnian RNA, yaitu 2,37. Hal ini mengindikasikan adanya degradasi RNA (Wilfinger et al., 1997) atau dikarenakan adanya kontaminasi DNA maupun reagen-reagen kit yang terbawa pada isolat RNA (Macherey-Nagel, 2010). Kontaminasi reagen terjadi diduga karena kurang maksimalnya tahap pencucian isolat sehingga reagen kimia yang digunakan sebelumnya terbawa dalam isolat, jadi perlu dipastikan bahwa Wash Buffer RA2 benar-benar tercuci dengan Wash Buffer RA3. Dugaan adanya kontaminasi DNA dapat disebabkan karena tidak efektifnya tahap penghancuran dengan rDNase pada column. Dalam hal ini sebaiknya rDNase dipipet tepat pada pusat membran silika. Bagaimanapun juga, pengisolasian RNA tidak dapat dijamin bahwa RNA 100% murni bebas DNA (MachereyNagel, 2010). Rendahnya kuantitas RNA total yang diperoleh maupun kontaminasi yang terjadi dapat disebabkan karena sampel dan reagen yang tidak tercampur dengan benar, sehingga perlu diperhatikan dalam proses pem-vortex-kan setiap setelah penambahan reagen. Terlalu banyaknya material jaringan yang digunakan juga dapat memberi kontaminasi RNA dengan DNA (Macherey-Nagel, 2010). Sebagai upaya menghindari kontaminasi, flow-through jangan sampai tersentuh column outlet dan perlu dipastikan bahwa etanol telah dihilangkan secara keseluruhan dengan Wash Buffer RA3 selama proses sentrifugasi. Pencucian pada suhu rendah efisien dalam pelepasan garam oleh Wash Buffer RA3 (Macherey-Nagel, 2010). Sebaiknya didukung dengan tempat pengerjaan isolasi yang bebas RNase, menggunakan glove selama tahap pengerjaan dan melakukan penggantian glove secara berkala agar mendapatkan RNA murni. Ketrampilan tangan dan kefokusan dalam mengisolasi RNA juga sangat menentukan hasil yang diperoleh. KESIMPULAN Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan protokol isolasi RNA dari jaringan kanker fiksasi formalin dilakukan dari tahap pencucian, penghomogenan, lisis, dan pengikatan RNA. Protokol yang menunjukkan hasil optimal dalam isolasi RNA jaringan kanker terfiksasi formalin adalah protokol modifikasi NucleoSpin® RNA II kit Macherey-Nagel. SARAN Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang diajukan adalah sebagai berikut. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengoptimalkan hasil isolasi RNA dari sampel fiksasi formalin agar mendapatkan konsentrasi RNA total yang tinggi dan murni, sebaiknya dilakukan penambahan proteinase-K dalam teknik penanganan jaringan kanker payudara terfiksasi formalin untuk menghindari adanya kontaminasi protein, peneliti sebaiknya lebih memperhatikan prosedur standar selama pencucian, penyimpanan, dan pengisolasian jaringan kanker payudara fiksasi formalin untuk menjamin kualitas objek. Mengenai tahap penghancuran jaringan kanker payudara fiksasi formalin cukup sulit, sehingga diperlukan penambahan waktu dalam mengestimasi selesainya pengerjaan isolasi RNA tersebut. 5 DAFTAR RUJUKAN Abramovitz, M., Ordanic-Kodani, M., Wang, Y., Li, Z., Catzavelos, C. Bouzyk, M., Sledge, G. W., Moreno, C. S. & Leyland-Jones, B. 2008. Optimization of RNA Extraction from FFPE Tissue for Expression Profiling in the DASL Assay. Biotechniques, 44: 417-423. Antonov, J., Goldstein, D.R., Oberli, A., Baltzer, A., Pirotta, M., Fleischmann, A., Altermatt, HJ. & Jaggi, R. 2005. Reliable Gene Expression Measurements from Degraded RNA by Quantitative Real-Time PCR Depend on Short Amplicons and A Proper Normalization. Lab Invest, 85(8): 1040-50. Baelde, H.J., Cleton-Jansen, A.-M., van Beerendonk, H., Namba, M., Bovee, J. V. M. G. & Hogendoorn, P. C. W. 2001. High Quality RNA Isolation from Tumours With Low Cellularity and High Extracellular Matrix Component for cDNA Microarrays: Application to Chondrosarcoma. J Clin Pathol, 54: 778-782. Bohmann, K., Hennig, G., Rogel, U., Poremba, C., Mueller, B. M., Fritz, P., Stoerkel, S. & Schaefer, K.-L. 2009. RNA Extraction from Archival Formalin-Fixed ParaffinEmbedded Tissue: A Comparison of Manual, Semiautomated, and Fully Automated Purification Methods. Clin Chem, 55(9): 1719-1727. Chung, J.-Y., Braunscheig, T., Williams, R., Guerrero, N., Hoffmann, K. M., Kwon, M., Song, Y. K., Libutti, S. K. & Hewitt, S. M. 2008. Factors in Tissue Handling and Processing That Impact RNA Obtained from Formalin-Fixed, Paraffin-Embedded Tissue. J Histochem Cytochem, 56:1033-1042. Coombs, N. J., Gough, A. C., & Primrose, J. N. 1999. Optimisation of DNA and RNA Extraction from Archival Formalin-Fixed Tissue. Nucl Acids Res, 27(16): e12. Farragher, S. M., Tanney, A., Kennedy, R. D. & Harkin, D. P. 2008. RNA Expression Analysis from Formalin Fixed Paraffin Embedded Tissue. Histochem Cell Biol, 130: 435-445. Glenn, S. T., Jones, C. A., Liang, P., Kaushik, D., Gross, K. W., Kim, H. L. 2007. Expression Profiling of Archival Renal Tumors by Quantitative PCR to validate prognostics markers. Biotechniques, 43: 639-647. Huang, W. Y., Sheehy, T. M., Moore, L. E., Hsing, A. W. & Purdue, M. P. 2010. Simultaneous Recovery of DNA and RNA from Formalin-Fixed Paraffin-Embedded Tissue and Application in Epidemiologic Studies. Cancer Epidemiol Biomarker Prev, 19(4): 973-7. Jewell, S. D., Srinivasan, M., McCart, L. M., Williams, N., Grizzle, W. H., LiVolsi, V., MacLennan, G. & Sedmak, D. D. 2002. Analysis of the Molecular Quality of Human Tissues. Am J Clin Pathol 118: 733-741. Lykidis, D., Noorden, S. V., Armstrong, A., Spencer-Dene, B., Li, J., Zhuang, Z. & Stamp, G. W. H. 2007. Novel Zinc-Based Fixative for High Quality DNA, RNA and Protein Analysis. Nucl Acids Res, 35(12): e85. Machery-Nagel. 2010. Total RNA Isolation: NucleoSpin® RNA II. Germany: Machery-Nagel Inc. Martin, M., & Weber, B. L. 2000. Genetic And Hormonal Risk Factors In Breast Cancer. Journal of the National Cancer Institute, 92(14): 1126-1135. Masuda, N., Ohnishi, T., Kawamoto, S., Monden, M. & Okubo, K. 1999. Analysis of Chemical Modification of RNA from Formalin-Fixed Samples and Optimization of Molecular Biology Applications for Such Samples. Nucl Acids Res, 27(22): 44364443. 6 Mattiesen, W. R., Tauber, S. C., Gerber, J., Bunkowski, S., Bruck, W. & Nau, R. 2009. Increased Neurogenesis After Hypoxic-Ischemic Encephalopathy in Humans is Age Related. Acta Neuropathol, 117(5): 525-34. Mizuno, T., Nagamura, H., Iwamoto, K. S., Ito, T., Fukuhara, T., Tokunaga, M., Tokuoka, S., Mabuchi, K. & Seyama, T. 1998. RNA from Decades-Old Archival Tissue Blocks for Restrospective Studies. Diagn Mol Pathol, 7: 202-8. Okamoto, T. & Okabe, S. 2000. Ultraviolet Absorbance at 260 and 280 nm in RNA Measurement is Dependent on Measurement Solution. Int J Mol Med, 5(6): 657-9. Penland, S. K., Keku, T. O., Torrice, C., He, X., Krishnamurthy, J., Hoadley, K. A., Wossley, J. T., Thomas, N. E., Perou, C. M., Sandler, R. S. & Sharpless, N. E. 2007. RNA Expression Analysis of Formalin-Fixed Paraffin-Embedded Tumors. Lab Invest, 87: 383-391. Ribeiro-Silva, A., Zhang, H. & Jeffrey, S. S. 2007. RNA Extraction From Ten Year Old Formalin-Fixed Paraffin-Embedded Breast Cancer Samples: A Comparison of Column Purification and Magnetic Bead-Based Technologies. BMC Mol Biol 8: 118. Shi, S.-R., Cote, R. J., Wu, L., Liu, C., Datar, R., Shi, Y., Liu, D., Lim, H. & Taylor, C. R. 2002. DNA Extraction From Archival Formalin-Fixed, Paraffin-Embedded Tissue Sections Based on the Antigen Retrieval Principle: Heating Under the Influence of pH. J Histochem Cytochem, 50: 1005. The Cancer Genome Atlas Network. 2012. Comprehensive Molecular Portraits Of Human Breast Tumours. Nature, 490: 61-70. Werner, F., Eloranta, J. J. & Weinzierl, R. O. J. 2000. Archaeal RNA Polymerase Subunit F and P are Bonafide Homologs of Eukaryotic RPB4 and RPB12. Nucl Acids Res, 28(21): 4299-4305. Wilfinger, W. W., Mackey, K. & Chomczynski, P. 1997. Effect of pH and Ionic Streght on the Spectrophotometric Assessment of Nucleic Acid Purity. BioTechniques, 22(3): 474-6. 7