Pencegahan Infeksi Influenza A Baru (H1N1) di rumah sakit dan di rumah Djatnika Setiabudi RSUP dr Hasan Sadikin Bandung Pendahuluan Influenza A Baru (H1N1) sudah dinyatakan sebagai pandemi level - 6 (WHO 11 Juni 2009) Penyebaran sangat cepat “Community outbreak” Kejadian penyebaran Influenza A Baru (H1N1) di rumah sakit pernah dilaporkan Novel Influenza A (H1N1) Virus Infections Among Health-Care Personnel --United States, April--May 2009, MMWR Weekly June 19, 2009 / 58(23);641-645 Pendahuluan Angka kematian : awal KLB 1- 4 % 0,2 – 0,4% Kemampuan penanganan /pengendalian terbatas : Rawat di rumah sakit hanya kasus berat Kasus tidak berat : “isolation at home” Penerapan “Isolation Precautions” yang benar dapat mengurangi transmisi Diperlukan Pedoman khusus untuk pencegahan infeksi, baik di rumah sakit maupun di rumah RANTAI PENULARAN PENYAKIT INFEKSI Agen Penyebab Infeksi Bakteri, Jamur, Virus, Riketsia, Parasit Pejamu Rentan: Reservoir: Immunocompromised; Penyakit kronik;Umur muda; Lansia Pasca bedah; Luka bakar; Manusia; Air dan Larutan; Obat; Peralatan Tempat Keluar: Tempat masuk: Sal nafas, Sal.cerna, Sal. kemih, darah,Ekskreta; Sekreta; Selaput lendir; Luka; Sal. nafas Sal. Cerna; Sal. Kemih; Cara Penularan: Kontak; (langsung, tak langsung) droplet; airborne; Vehikulum; Vektor RANTAI PENULARAN INFLUENZA BARU A H1N1 Agen Penyebab Infeksi Influenza A Baru (H1N1) Reservoir: Pejamu Rentan: Manusia: saluran nafas, tangan yang tidak dicuci ? Populasi non-immune Populasi tertentu lebih berat Tempat Keluar: Tempat masuk: Saluran nafas dan mulut: batuk, bersin, bicara Selaput lendir: hidung, mulut dan konjungtiva Cara Penularan: Utama : droplet airborne : keadaan tertentu Kontak tidak langsung :tangan? Droplet transmission - partikel droplet > 5 μm - melalui batuk, bersin, bicara - jarak sebar pendek, tdk bertahan lama di udara - “deposit” pada mukosa konjungtiva, hidung, mulut Isolation Precautions Semua tindakan atau prosedur yang bertujuan untuk mengurangi atau mencegah transmisi infeksi dari pasien ke petugas kesehatan atau sebaliknya, juga dari pasien ke pasien • • CDC 1996 (revisi terbaru 2007): ada 2 lini - Standard Precautions - Transmission-based Precaution: Contact – Droplet – Airborne Precautions Garner JS and The Hospital Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC), 1996. Guideline for Isolation Precautions in Hospitals. Pedoman Isolation Precautions terbaru Siegel JD, Rhinehart E, Jackson M, Chiarello L, and the Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC). 2007 Guideline for Isolation Precautions: Preventing Transmission of Infectious Agents in Healthcare Settings http://www.cdc.gov/ncidod/dhqp/pdf/isolation2007.pdf Yang baru dari Pedoman 2007 ....... Istilah “nosokomial” diganti dengan “Health-care associated infections” (HAIs) Definisi HAIs : An infection occurring in a patient during the process of care in a hospital or other healthcare facility which was not present or incubating at the time of admission. This includes infections acquired in the hospital but appearing after discharge, and also occupational infections among staff of the facility Pada komponen Standard Precautions ditambahkan : Hygiene saluran nafas/ Etika batuk dan praktek injeksi yang aman. Standard Precautions (Kewaspadan Baku) Sebagai lini pertama dalam pencegahan infeksi Merupakan gabungan dari Kewaspadaan Universal (Universal Precautions) + Body Substance Isolation diterapkan pada semua pasien yang mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan tanpa memandang diagnosis dan status infeksinya Transmission-Based Precautions Tiga kategori : Contact Precautions, Droplet Precautions, and Airborne Precautions Dipakai apabila transmisi patogen tidak dapat dicegah secara tuntas hanya dengan Standard Precautions saja Satu penyakit tertentu dapat memerlukan > 1 kategori, misalnya Avian Influenza A (H5N1) (Kontak dan droplet), SARS (Kontak, droplet dan airborne) Selalu dilaksanakan sebagai tambahan dari Standard Precautions Komponen Standard Precaution • • • • • • • • • • Hand hygiene (Kebersihan tangan) Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Penanganan Peralatan perawatan Pasien Penanganan linen/ laundry Pengendalian kebersihan lingkungan Penanganan limbah (medis) Penanganan benda tajam (mencegah pajanan darah) Penempatan pasien yang sesuai Hygiene saluran nafas/Etika batuk Praktek injeksi yang aman Kebersihan tangan (Hand hygiene) • setelah menyentuh darah, duh tubuh, sekret, ekskret dan bahan/alat yang terkontaminasi • sebelum memakai dan segera setelah melepas sarung tangan atau APD lain • diantara sentuhan dengan pasen • Bila tangan tampak kotor atau jelas terdapat darah cuci tangan dengan air mengalir dan sabun Gloves, Gowns, Masks, eye protection, and face shields Sarung Tangan • Pakai sarung tangan bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekret, ekskret , selaput lendir dan kulit tidak utuh atau bahan/ alat terkontaminasi • Harus diganti antar tindakan berbeda • Segera dibuka setelah tindakan • Segera cuci tangan setelah melepas sarung tangan Masker, kaca mata, pelindung wajah Harus dipakai untuk melindungi selaput lendir mata, hidung, dan mulut saat melakukan tindakan perawatan pasien yang diduga akan menimbulkan “splash atau spray” (droplet dan spatter) yang mengandung darah , cairan tubuh, sekret, dan ekskreta lainnya Baju Pelindung Harus dipakai untuk melindungi kulit dan mencegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat berkontak langsung dengan darah atau duh tubuh Pilih baju pelindung yang kedap air Segera lepaskan baju tercemar dengan benar Segera cuci tangan setelah melepas baju Hygiene saluran nafas/ Etika batuk Komponen baru Kewaspadaan Standar (2007) Terutama perhatian untuk kontrol Mycobacterium tbc Target: pasien, keluarga dan pengantar pasien dengan diagnosis infeksi saluran nafas yang dapat di transmisikan melalui droplet dan “airborne” Efektif menurunkan transmisi patogen droplet (influenza, Bordetella pertusis, Mycoplasma pneumoniae) Etika batuk/higiene saluran nafas 1. Edukasi pasien, keluarga, pengunjung 2. Beri informasi (melalui gambar/poster) dengan bahasa yang mudah difahami 3. Menutup mulut/hidung dengan tisu saat batuk, atau pakai masker 4. Cuci tangan setelah kontak dengan sekresi saluran nafas 5. Beri jarak >3 feet (1 meter) bagi pasien infeksi saluran nafas di ruang tunggu pasien (bila memungkinkan), pakaikan masker Penanganan Alat – alat perawatan pasien • Alat-alat yang sekali pakai (disposible) harus segera dibuang dengan benar • Alat-alat yang dapt dipakai kembali (Reusable) tidak boleh dipakai untuk perawatan pasien yang lain sebelum dilakukan tindakan pembersihan, disinfeksi atau disterilkan terlebih dahulu dengan benar • Penanganan limbah (medis) Tangani limbah (medis) sesuai protokol yang berlaku Tempatkan pada tempat khusus dengan label yang jelas Tempat limbah harus tahan tusukan dan tidak bocor Tangani selanjutnya sesuai alur pembuangan limbah (medis) insinerator Infection prevention and control in health care for confirmed or suspected cases of pandemic (H1N1) 2009 and influenza-like illnesses Interim guidance , 25 June 2009 (Replaces document originally published on 29 April 2009) Rumah sakit (dan fasilitas pelayanan kesehatan lain) sangat dimungkinkan harus/akan merawat pasien terinfeksi Influenza Baru A (H1N1) Penting bagi petugas kesehatan yang merawat pasien (HCW), pasien, dan pengunjung mentaati tindakan pencegahan infeksi yang benar untuk meminimalkan kemungkinan transmisi infeksi Harus diintegrasikan dengan tindakan pencegahan infeksi terhadap penyakit saluran nafas lainya yang mungkin berbeda dalam penerapannya (contoh tuberkulosis paru) Infection prevention and control in health care for confirmed or suspected cases of pandemic (H1N1) 2009 and influenza-like illnesses Interim guidance , 25 June 2009 (Replaces document originally published on 29 April 2009) Transmisi Human-to-human dari virus Influenza A Baru (H1N1) terutama adalah melalui droplet Tindakan Pengegahan Infeksi harus diterapkan dengan tujuan mencegah terjadinya penyebaran droplet saluran pernafasan Pedoman ini dibuat untuk mengatasi situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, dan berlaku sepanjang belum ada pedoman yang terbaru Strategi Pencegahan Infeksi di RS Administrative controls : kunci penting dalam pencegahan infeksi dalam hal: - implementasi dan memfasilitasi semua kegiatan - menyiapkan triase untuk deteksi dini - mempersiapkan tempat perawatan dan pencatatan/pelaporan - menyususn/membentuk organisasi/tim khusus untuk pelayanan - membuat kebijakan dalam penggunaan peralatan secara rasional - membuat kebijakan dalam prosedur perawatan pasien - memperkuat/meningkatkan infrastruktur pencegahan infeksi Strategi Pencegahan Infeksi di RS - - Environmental/engineering controls: mempersiapkan infrastruktur yang baik mendesain agar ventilasi lingkungan adekuat penempatan pasien yang benar melaksanakan pembersihan lingkukngan yang adekuat Penting : penggunaan APD yang rasional dan kebersihan tangan yang benar sangat membantu untuk mengurangi penularan Tindakan Pencegahan Infeksi yang sangat penting 1. Hindari penempatan pasien bersama secara berdekatan (crowding) pertahankan jarak antar pasien minimal > 1 meter 2. Tingkatkan pemahaman tentang Hygiene saluran pernafasan dan kebersihan tangan ( penggunaan masker medikal secara benar dan cuci tangan segera bila kontak dengan sekret saluran pernafasan) 3. Terapkan Standard Precautions dan Droplet Precautions 4. Pertimbangkan pananganan khusus untuk kelompok yang mempunyai risiko tinggi untuk mendapat komplikasi Perawatan pasien suispek atau terkonfirmasi Influenza A Baru (H1N1) Bila bekerja dan kontak langsung dengan pasien : harus selalu menerapkan Standard Precautions dan Droplet Precautions Droplet Precautions: - pakai masker medikal bila bekerja dalam jarak < 1 meter dengan pasien - lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan masker Perawatan pasien suspek atau terkonfirmasi Influenza A Baru (H1N1) Standard Precautions: bila melakukan tindakan yang berisiko cipratan (splashes) pada muka dan tubuh, maka harus mengunakan APD: - pelindung wajah (masker medikal dan “eye-visor” atau “goggles”, atau memakai “face shield”) - baju pelindung dan sarung tangan bersih (tidak perlu steril) - lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan APD Perawatan pasien suspek atau terkonfirmasi Influenza A Baru (H1N1) Bila melakukan tindakan yang dapat menghasilkan “aerosol” (seperti aspirasi saluran pernafasan, intubasi, resusitasi, bronkhoskopi, autopsi): - pakai “facial particulate respirator” (contoh masker N95), pelindung mata (goggle atau face shield); baju pelindung bersih berlengan panjang, dan sarung tangan (beberapa tindakan memerlukan sarung tangan steril) - lakukan tindakan ini didalam ruangan/kamar dengan ventilasi adekuat (>12 x pertukaran udara per jam) - Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ruangan - lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan APD Perawatan pasien suispek atau terkonfirmasi Influenza A Baru (H1N1) Untuk petugas yang mengambil spesimen laboratoris Pengambilan nasal swab dan nasal wash: - gunakan pelindung wajah (masker medikal dan “eye- visor” atau “goggles”, atau memakai “face shield”) - pakai baju pelindung dan sarung tangan bersih (tidak perlu steril) - lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan APD Perawatan pasien suspek atau terkonfirmasi Influenza A Baru (H1N1) Untuk petugas yang mengambil spesimen nasopharyngeal aspirate, nasopharyngeal swab, throat swab atau bronchial aspirate: lakukan sama dengan “aerosol generating procedures” Untuk petugas yang mengambil spesimen darah : - pakai masker medikal(jika pasien masih dalam masa infeksius) - pakai sarung tangan bersih - lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan APD Tindakan pencegahan Infeksi dalam perawatan pasien di daerah yang terdapat Influenza A (H5N1) dan Influenza A Baru (H1N1) Pada saat di triase penting untuk mewaspadai (secara klinik dan epidemiologi) kemungkinan pasien terinfeksi Avian Influenza A (H5N1) Bila ada kecurigaan terinfeksi Avian Influenza A (H5N1) tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi harus segera ditingkatkan sesuai pedoman yang berlaku untuk H5N1 Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan pula untuk mencari etiologi H5N1 Untuk suspek atau terkonfirmasi infeksi avian influenza A (H5N1) Standard plus Droplet plus Contact Precautions dan perlindungan mata harus diberlakukan Beberapa elemen kunci dalam pencegahan infeksi Semua fasilitas kesehatan harus menerapkan Standard dan Droplet Precautions bila menangani pasien dengan penyakit saluran pernafasan akut diaertai panas badan Petugas kesehatan, pasien, dan pengantar/keluarga pasien harus menerapkan hygiene saluran pernafasan/ etika batuk dengan benar Di Triase penting untuk menduga kemungkinan terinfeksi influenza A Baru (H1N1) pada pasien dengan ILI bila telah terjadi penyebaran yang luas di komunitas dan ada riwayat kontak sesuai dengan definisi yang berlaku Beberapa elemen kunci dalam pencegahan infeksi Petugas kesehatan yang terpajan dengan kasus harus dimonitor setiap hari dan bila ada gejala ILI sebaiknya tidak masuk kerja . Petugas yang mempunyai risiko tinggi untuk komplikasi harus dimonitor lebih ketat dan harus benar-benar menerapkan pencegahan infeksi. Alternatif untuk sementara dipindah tugaskan di bagian lain yang tidak merawat Influenza A Baru (H1N1) Pemberian oseltamivir profilaksis tergantung kebijakan setempat Beberapa elemen kunci dalam pencegahan infeksi Lamanya diperlukan tindakan pencegahan infeksi harus diterapkan sekurang-kurangnya 7 hari mulai dari gejala awal. Pada anak-anak diduga “viral shedding” lebih lama dibandingkan dengan dewasa, dan tindakan pencegahan infeksi sekurang-kurangnya 7 hari setelah tidak demam Apabila pasien dipulangkan dalam keadaan masih dalam keadaan infeksius, maka dianjurkan anggota keluarga serumah menerapkan tindakan pencegahan infeksi di rumah Interim Guidance for Novel H1N1 Flu (Swine Flu): Taking Care of a Sick Person in Your Home CDC, July 8, 2009 Tidak keluar rumah selama 7 hari mulai dari timbul gejala penyakit atau setelah 24 jam bebas gejala (pilih yang lebih lama), kecuali pergi untuk memeriksakan kesehatan ke dokter/klinik/rumah sakit Tutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin. Buanglah kertas tisue atau benda lainnya yang sekali pakai setelah digunakan kedalam tempat sampah Cuci tangan setelah menyentuh kertas tissue atau sampah lainnya. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air, terutama setelah batuk atau bersin. Pemakaian “alcohol-based hand rub” juga cukup efektif Interim Guidance for Novel H1N1 Flu (Swine Flu): Taking Care of a Sick Person in Your Home CDC, July 8, 2009 Pakai masker (bila memungkinkan), bila kontak dengan anggota keluarga yang lain. Hal ini penting terutama bila anggota keluarga yang lain tersebut mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya komplikasi Hindari kontak erat dengan yang lainnya- tidak pergi ke tempat kerja atau ke sekolah selama sakit Perhatikan tanda-tanda bahaya yang harus segera pergi ke dokter atau rumah sakit untuk perawatan selanjutnya Langkah-langkah untuk mengurangi penularan di rumah Jaga orang yang sakit sejauh mungkin dari orang yang sehat, terutama dari orang yang berisiko tinggi untuk mendapat komplikasi Anjurkan orang yang sakit selalu menutup hidung dan mulut ketika batuk. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air atau “alcohol-based hand rubs”, bila setelah batuk dan /atau bersin Setiap orang di keluarga tersebut harus selalu menjaga kebersihan tangannya. Anak-anak perlu terus diingatkan atau dibantu untuk selalu menjaga agar tangannya tetap bersih Langkah-langkah untuk mengurangi penularan di rumah Konsultasi dengan dokter apakah kontak serumah dengan orang yang sakit – terutama apabila kontak tersebut risiko tinggi untuk komplikasi – perlu mendapat obat profilaksis Orang dengan risiko tinggi untuk komplikasi, sebaiknya berusaha tidak kontak erat (dalam 6 kaki) dengan anggota keluarga yang sakit. Bila hal ini tidak dapat dihindarkan, pakailah masker atau respirator (masker N95) bila memungkinkan. Bayi atau anak tidak boleh diasuh oleh orang yang sakit. Penempatan orang yang sakit Tempatkan orang yang sakit dalam ruangan/kamar terpisah dari ruangan keluarga. bila memungkinkan. Pintu kamar orang yang sakit diusahakan selalu tertutup Bila tidak ada keperluan yang sangat penting, orang yang sakit tidak keluar rumah dan menghindari kontak dengan orang lain , termasuk bepergian, selama 7 hari mulai dari timbul gejala penyakit atau setelah 24 jam bebas gejala (pilih yang lebih lama). Anak-anak , terutama usia muda, mungkin infeksius dalam waktu yang lebih lama. Penempatan orang yang sakit Bila orang yang sakit memerlukan pergi keluar rumah (seperti untuk memeriksakan ke dokter) , mereka harus pakai masker bila mungkin, dan selalu menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin. Bila orang yang sakit perlu berada dalam ruang keluarga dan dekat dengan anggota keluarga lainnya, bila mungkin harus memakai masker. Apabila memungkinkan, orang yang sakit menggunakan kamar mandi yang tersendiri. Kamar mandi tersebut harus dibersihkan setiap hari dengan disinfektan rumah tangga. Perlindungan terhadap orang sehat di rumah Orang yang sakit sebaiknya tidak menerima tamu selain dari orang yang merawat/pengasuhnya. Hubungan / komunikasi melalui telepon lebih aman daripada kunjungan langsung. Apabila memungkinkan, hanya ada satu orang dewasa yang merawat orang yang sakit. Orang-orang yang mempunyai risiko tinggi untuk flu beraty, bila mungkin tidak boleh menjadi orang yang merawat. Orang dengan risiko tinggi untuk komplikasi, sebaiknya berusaha tidak kontak erat (dalam 6 kaki) dengan anggota keluarga yang sakit. Bila hal ini tidak dapat dihindarkan, pakailah masker atau respirator (masker N95) bila memungkinkan. Protect other persons in the home.... Hindarkan ibu hamil merawat orang yang sakit Hindarkan orang yang mempunyai keluarga serumah yang saki t menjadi pengasuh anak-anak/bayi atau orang lainnya yang mempunyai risiko tinggi mendapat komplikasi Semua anggota keluarga serumah harus selalu membersihkan tangannya dengan sabun dan air atau “alcohol-based hand rub” sesering mungkin, termasuk setelah setiap kontak dengan orang yang sakit atau kamar mandinya. Perlindungan terhadap orang sehat di rumah Gunakan “paper towels” untuk mengeringkan setelah mencuci tangan atau diusahakan setiap orang mempunyai “cloth towels” sendiri-sendiri. Apabila memungkinkan, ruangan yang sering digunakan bersama mempunyai ventilasi yang baik (misalnya jendela pada kamar kecil, dapur, kamar mandi selalu terbuka ) Konsultasikan dengan dokter keluarga atau yang biasa merawat, apakah ada anggota keluarga serumah yang harus mendapat antiviral untuk pencegahan. Hal penting untuk pengasuh Hindari berhadapan wajah secara langsung dengan orang yang sakit Apabila menggendong anak kecil yang sakit, tempatkan dagunya diatas bahu, sehingga apabila ia batuk tidak akan mengarah ke wajah. Bersihkan tangan dengan sabun dan air atau “alcohol-based hand rubs” setelah menyentuh orang/anak yang sakit atau memegang tissue bekas atau kain/laundry. Hal penting untuk pengasuh Bila anda termasuk yang berisiko tinggi untuk komplikasi berat, bila memungkinkan sebaiknya tidak menjadi pengasuh. Bila anda termasuk orang dengan risiko tinggi untuk komplikasi, sebaiknya berusaha tidak kontak erat (dalam 6 kaki) dengan anggota keluarga yang sakit. Bila hal ini tidak dapat dihindarkan, pakailah masker atau respirator (masker N95) bila memungkinkan Awasi/perhatikan diri anda dan anggota keluarga dari gejala-gejala flu dan bila ditemukan segera kontak dokter atau petugas kesehatan lainnya melalui hubungan telepon. Pembersihan lingkungan, linen dan penanganan limbah Buang tissue dan benda disposable lainnya bekas pakai orang yang sakit kedalam tempat sampah. Cuci atau bersihkan tangan setelah menyentuh benda-benda Peliharalah permukaan (khususnya meja samping tempat tidur, permukaan di kamar mandi, dan boneka untuk anak-anak) selalu bersih dengan mengusap dengan disinfektans rumah tangga sesuai petunjuk produsennya. Linen, perlengkapan makan dan minum yang digunakan oleh orang yang sakit tidak perlu dicuci secara terpisah, yang penting jangan digunakan bersama sebelum dibersihkan terlebih dahulu Pembersihan lingkungan, linen dan penanganan limbah Cuci linen (seperti kain seprei dan handuk) dengan sabun cuci rumahtangga dan keringkan dengan baik. Hindari menggantungkan linen tersebut sebelum dicuci untuk menghindari kontaminasi. Bersihkan tangan dengan sabun dan air atau “alcohol-based hand rubs” setelah menyentuh linen kotor. Perlengkapan untuk makan harus dicuci dengan mesin pencuci atau dengan tangan menggunakan air dan sabun Penutup Petugas kesehatan (HCW) mempunyai risiko untuk tertular Influenza A Baru (H1N1) Tindakan pencegahan infeksi Influenza A Baru (H1N1) direkomendasikan Standard Precautions dan Droplet Precautions Penerapan Pencegahan Infeksi di rumah sakit sangat bergantung kepada perilaku dan sikap Petugas itu sendiri Mengingat sebagian besar kasus Influenza A Baru (H1N1) akan dirawat di rumah, maka tindakan pencegahan infeksi di rumah perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas PREVENTION IS PRIMARY! Protect patients…protect healthcare workers… promote quality healthcare!