Pencegahan Infeksi Influenza A Baru (H1N1)

advertisement
Pencegahan Infeksi Influenza A Baru (H1N1)
di rumah sakit dan di rumah
Djatnika Setiabudi
RSUP dr Hasan Sadikin Bandung
Pendahuluan

Influenza A Baru (H1N1) sudah dinyatakan sebagai
pandemi level - 6 (WHO 11 Juni 2009)

Penyebaran sangat cepat  “Community outbreak”

Kejadian penyebaran Influenza A Baru (H1N1) di
rumah sakit pernah dilaporkan
Novel Influenza A (H1N1) Virus Infections Among Health-Care Personnel --United States, April--May 2009, MMWR Weekly June 19, 2009 / 58(23);641-645
Pendahuluan

Angka kematian : awal KLB 1- 4 %  0,2 – 0,4%

Kemampuan penanganan /pengendalian terbatas :
 Rawat di rumah sakit hanya kasus berat
 Kasus tidak berat : “isolation at home”

Penerapan “Isolation Precautions” yang benar dapat
mengurangi transmisi

Diperlukan Pedoman khusus untuk pencegahan infeksi,
baik di rumah sakit maupun di rumah
RANTAI PENULARAN PENYAKIT INFEKSI
Agen Penyebab Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit
Pejamu Rentan:
Reservoir:
Immunocompromised; Penyakit
kronik;Umur muda; Lansia Pasca
bedah; Luka bakar;
Manusia; Air dan Larutan;
Obat; Peralatan
Tempat Keluar:
Tempat masuk:
Sal nafas, Sal.cerna, Sal.
kemih, darah,Ekskreta;
Sekreta;
Selaput lendir; Luka; Sal. nafas
Sal. Cerna; Sal. Kemih;
Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak langsung)
droplet; airborne;
Vehikulum; Vektor
RANTAI PENULARAN INFLUENZA BARU A H1N1
Agen Penyebab Infeksi
Influenza A Baru (H1N1)
Reservoir:
Pejamu Rentan:
Manusia: saluran nafas,
tangan yang tidak dicuci ?
Populasi non-immune
Populasi tertentu lebih berat
Tempat Keluar:
Tempat masuk:
Saluran nafas dan mulut:
batuk, bersin, bicara
Selaput lendir:
hidung, mulut dan konjungtiva
Cara Penularan:
Utama : droplet
airborne : keadaan tertentu
Kontak tidak langsung :tangan?
Droplet transmission
- partikel droplet > 5 μm
- melalui batuk, bersin, bicara
- jarak sebar pendek,
tdk bertahan lama di udara
- “deposit” pada mukosa
konjungtiva, hidung, mulut
Isolation Precautions
Semua tindakan atau prosedur yang bertujuan untuk
mengurangi atau mencegah transmisi infeksi dari pasien ke
petugas kesehatan atau sebaliknya, juga dari pasien ke
pasien
•
•
CDC 1996 (revisi terbaru 2007): ada 2 lini
- Standard Precautions
- Transmission-based Precaution:
Contact – Droplet – Airborne Precautions
Garner JS and The Hospital Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC), 1996.
Guideline for Isolation Precautions in Hospitals.
Pedoman Isolation Precautions terbaru
Siegel JD, Rhinehart E, Jackson M, Chiarello L, and
the Healthcare Infection Control Practices Advisory
Committee (HICPAC). 2007 Guideline for Isolation
Precautions: Preventing Transmission of Infectious
Agents in Healthcare Settings
http://www.cdc.gov/ncidod/dhqp/pdf/isolation2007.pdf
Yang baru dari Pedoman 2007 .......

Istilah “nosokomial” diganti dengan “Health-care
associated infections” (HAIs)
Definisi HAIs :
An infection occurring in a patient during the process of care in
a hospital or other healthcare facility which was not present
or incubating at the time of admission. This includes infections
acquired in the hospital but appearing after discharge,
and also occupational infections among staff of the facility

Pada komponen Standard Precautions ditambahkan : Hygiene
saluran nafas/ Etika batuk dan praktek injeksi yang aman.
Standard Precautions (Kewaspadan Baku)

Sebagai lini pertama dalam pencegahan infeksi

Merupakan gabungan dari Kewaspadaan
Universal (Universal Precautions) + Body
Substance Isolation

diterapkan pada semua pasien yang mengunjungi
fasilitas pelayanan kesehatan tanpa memandang
diagnosis dan status infeksinya
Transmission-Based Precautions

Tiga kategori : Contact Precautions, Droplet Precautions,
and Airborne Precautions

Dipakai apabila transmisi patogen tidak dapat dicegah
secara tuntas hanya dengan Standard Precautions saja

Satu penyakit tertentu dapat memerlukan > 1 kategori,
misalnya Avian Influenza A (H5N1) (Kontak dan droplet),
SARS (Kontak, droplet dan airborne)

Selalu dilaksanakan sebagai tambahan dari Standard
Precautions
Komponen Standard Precaution
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Hand hygiene (Kebersihan tangan)
Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Penanganan Peralatan perawatan Pasien
Penanganan linen/ laundry
Pengendalian kebersihan lingkungan
Penanganan limbah (medis)
Penanganan benda tajam (mencegah pajanan darah)
Penempatan pasien yang sesuai
Hygiene saluran nafas/Etika batuk
Praktek injeksi yang aman
Kebersihan tangan (Hand hygiene)
• setelah menyentuh darah, duh tubuh, sekret,
ekskret dan bahan/alat yang terkontaminasi
• sebelum memakai dan segera setelah melepas
sarung tangan atau APD lain
• diantara sentuhan dengan pasen
• Bila tangan tampak kotor atau jelas terdapat darah
cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
Gloves, Gowns, Masks, eye
protection, and face shields
Sarung Tangan
• Pakai sarung tangan bila kontak dengan darah,
cairan tubuh, sekret, ekskret , selaput lendir dan
kulit tidak utuh atau bahan/ alat terkontaminasi
• Harus diganti antar tindakan berbeda
• Segera dibuka setelah tindakan
• Segera cuci tangan setelah melepas sarung tangan
Masker, kaca mata, pelindung wajah
Harus dipakai untuk melindungi
selaput lendir mata, hidung, dan mulut
saat melakukan tindakan perawatan pasien yang
diduga akan menimbulkan “splash atau spray”
(droplet dan spatter) yang mengandung darah ,
cairan tubuh, sekret, dan ekskreta lainnya
Baju Pelindung

Harus dipakai untuk melindungi kulit dan
mencegah pakaian tercemar selama tindakan
klinik yang dapat berkontak langsung
dengan darah atau duh tubuh

Pilih baju pelindung yang kedap air

Segera lepaskan baju tercemar dengan benar

Segera cuci tangan setelah melepas baju
Hygiene saluran nafas/ Etika batuk

Komponen baru Kewaspadaan Standar (2007)

Terutama perhatian untuk kontrol Mycobacterium tbc

Target: pasien, keluarga dan pengantar pasien dengan
diagnosis infeksi saluran nafas yang dapat di
transmisikan melalui droplet dan “airborne”

Efektif menurunkan transmisi patogen droplet
(influenza, Bordetella pertusis, Mycoplasma pneumoniae)
Etika batuk/higiene saluran nafas
1.
Edukasi pasien, keluarga, pengunjung
2.
Beri informasi (melalui gambar/poster) dengan bahasa yang
mudah difahami
3.
Menutup mulut/hidung dengan tisu saat batuk, atau pakai
masker
4.
Cuci tangan setelah kontak dengan sekresi saluran nafas
5.
Beri jarak >3 feet (1 meter) bagi pasien infeksi saluran nafas
di ruang tunggu pasien (bila memungkinkan), pakaikan
masker
Penanganan Alat – alat perawatan pasien
• Alat-alat yang sekali pakai (disposible) harus segera
dibuang dengan benar
• Alat-alat yang dapt dipakai kembali (Reusable) tidak
boleh dipakai untuk perawatan pasien yang lain
sebelum dilakukan tindakan pembersihan, disinfeksi
atau disterilkan terlebih dahulu dengan benar
•
Penanganan limbah (medis)




Tangani limbah (medis) sesuai protokol
yang berlaku
Tempatkan pada tempat khusus dengan
label yang jelas
Tempat limbah harus tahan tusukan dan
tidak bocor
Tangani selanjutnya sesuai alur
pembuangan limbah (medis) 
insinerator
Infection prevention and control in health care for confirmed or
suspected cases of pandemic (H1N1) 2009 and influenza-like illnesses
Interim guidance , 25 June 2009
(Replaces document originally published on 29 April 2009)

Rumah sakit (dan fasilitas pelayanan kesehatan lain) sangat
dimungkinkan harus/akan merawat pasien terinfeksi Influenza
Baru A (H1N1)

Penting bagi petugas kesehatan yang merawat pasien (HCW),
pasien, dan pengunjung mentaati tindakan pencegahan infeksi
yang benar untuk meminimalkan kemungkinan transmisi infeksi

Harus diintegrasikan dengan tindakan pencegahan infeksi
terhadap penyakit saluran nafas lainya yang mungkin berbeda
dalam penerapannya (contoh tuberkulosis paru)
Infection prevention and control in health care for confirmed or
suspected cases of pandemic (H1N1) 2009 and influenza-like illnesses
Interim guidance , 25 June 2009
(Replaces document originally published on 29 April 2009)

Transmisi Human-to-human dari virus Influenza A Baru
(H1N1) terutama adalah melalui droplet

Tindakan Pengegahan Infeksi harus diterapkan dengan
tujuan mencegah terjadinya penyebaran droplet saluran
pernafasan

Pedoman ini dibuat untuk mengatasi situasi dan kondisi
yang terjadi saat ini, dan berlaku sepanjang belum ada
pedoman yang terbaru
Strategi Pencegahan Infeksi di RS
Administrative controls :
kunci penting dalam pencegahan infeksi dalam hal:
- implementasi dan memfasilitasi semua kegiatan
- menyiapkan triase untuk deteksi dini
- mempersiapkan tempat perawatan dan pencatatan/pelaporan
- menyususn/membentuk organisasi/tim khusus untuk pelayanan
- membuat kebijakan dalam penggunaan peralatan secara rasional
- membuat kebijakan dalam prosedur perawatan pasien
- memperkuat/meningkatkan infrastruktur pencegahan infeksi
Strategi Pencegahan Infeksi di RS

-
-

Environmental/engineering controls:
mempersiapkan infrastruktur yang baik
mendesain agar ventilasi lingkungan adekuat
penempatan pasien yang benar
melaksanakan pembersihan lingkukngan yang adekuat
Penting : penggunaan APD yang rasional dan kebersihan
tangan yang benar sangat membantu untuk mengurangi
penularan
Tindakan Pencegahan Infeksi yang sangat penting
1.
Hindari penempatan pasien bersama secara berdekatan
(crowding) pertahankan jarak antar pasien minimal > 1 meter
2.
Tingkatkan pemahaman tentang Hygiene saluran pernafasan dan
kebersihan tangan ( penggunaan masker medikal secara benar dan
cuci tangan segera bila kontak dengan sekret saluran pernafasan)
3.
Terapkan Standard Precautions dan Droplet Precautions
4.
Pertimbangkan pananganan khusus untuk kelompok yang
mempunyai risiko tinggi untuk mendapat komplikasi
Perawatan pasien suispek atau terkonfirmasi
Influenza A Baru (H1N1)


Bila bekerja dan kontak langsung dengan pasien :
harus selalu menerapkan Standard Precautions dan
Droplet Precautions
Droplet Precautions:
- pakai masker medikal bila bekerja dalam jarak < 1 meter
dengan pasien
- lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan masker
Perawatan pasien suspek atau terkonfirmasi
Influenza A Baru (H1N1)

Standard Precautions:
bila melakukan tindakan yang berisiko cipratan
(splashes) pada muka dan tubuh, maka harus
mengunakan APD:
- pelindung wajah (masker medikal dan “eye-visor” atau
“goggles”, atau memakai “face shield”)
- baju pelindung dan sarung tangan bersih (tidak perlu steril)
- lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan APD
Perawatan pasien suspek atau terkonfirmasi
Influenza A Baru (H1N1)

Bila melakukan tindakan yang dapat menghasilkan
“aerosol” (seperti aspirasi saluran pernafasan, intubasi,
resusitasi, bronkhoskopi, autopsi):
- pakai “facial particulate respirator” (contoh masker N95),
pelindung mata (goggle atau face shield); baju pelindung
bersih berlengan panjang, dan sarung tangan (beberapa tindakan
memerlukan sarung tangan steril)
- lakukan tindakan ini didalam ruangan/kamar dengan ventilasi
adekuat (>12 x pertukaran udara per jam)
- Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ruangan
- lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan APD
Perawatan pasien suispek atau terkonfirmasi
Influenza A Baru (H1N1)

Untuk petugas yang mengambil spesimen laboratoris
Pengambilan nasal swab dan nasal wash:
- gunakan pelindung wajah (masker medikal dan “eye- visor”
atau “goggles”, atau memakai “face shield”)
- pakai baju pelindung dan sarung tangan bersih (tidak perlu steril)
- lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan APD
Perawatan pasien suspek atau terkonfirmasi
Influenza A Baru (H1N1)

Untuk petugas yang mengambil spesimen nasopharyngeal
aspirate, nasopharyngeal swab, throat swab atau bronchial
aspirate:
 lakukan sama dengan “aerosol generating procedures”

Untuk petugas yang mengambil spesimen darah :
- pakai masker medikal(jika pasien masih dalam masa infeksius)
- pakai sarung tangan bersih
- lakukan tindakan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan segera setelah melepaskan APD
Tindakan pencegahan Infeksi dalam perawatan pasien di daerah
yang terdapat Influenza A (H5N1) dan Influenza A Baru (H1N1)

Pada saat di triase penting untuk mewaspadai (secara klinik dan
epidemiologi) kemungkinan pasien terinfeksi Avian Influenza A
(H5N1)

Bila ada kecurigaan terinfeksi Avian Influenza A (H5N1) tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi harus segera ditingkatkan
sesuai pedoman yang berlaku untuk H5N1

Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan pula untuk mencari
etiologi H5N1

Untuk suspek atau terkonfirmasi infeksi avian influenza A
(H5N1) Standard plus Droplet plus Contact Precautions dan
perlindungan mata harus diberlakukan
Beberapa elemen kunci
dalam pencegahan infeksi

Semua fasilitas kesehatan harus menerapkan Standard dan
Droplet Precautions bila menangani pasien dengan penyakit
saluran pernafasan akut diaertai panas badan

Petugas kesehatan, pasien, dan pengantar/keluarga pasien harus
menerapkan hygiene saluran pernafasan/ etika batuk dengan
benar

Di Triase penting untuk menduga kemungkinan terinfeksi
influenza A Baru (H1N1) pada pasien dengan ILI bila telah
terjadi penyebaran yang luas di komunitas dan ada riwayat
kontak sesuai dengan definisi yang berlaku
Beberapa elemen kunci
dalam pencegahan infeksi

Petugas kesehatan yang terpajan dengan kasus harus
dimonitor setiap hari dan bila ada gejala ILI sebaiknya tidak
masuk kerja .

Petugas yang mempunyai risiko tinggi untuk komplikasi
harus dimonitor lebih ketat dan harus benar-benar
menerapkan pencegahan infeksi. Alternatif untuk sementara
dipindah tugaskan di bagian lain yang tidak merawat
Influenza A Baru (H1N1)

Pemberian oseltamivir profilaksis tergantung kebijakan
setempat
Beberapa elemen kunci
dalam pencegahan infeksi

Lamanya diperlukan tindakan pencegahan infeksi harus
diterapkan sekurang-kurangnya 7 hari mulai dari gejala
awal. Pada anak-anak diduga “viral shedding” lebih
lama dibandingkan dengan dewasa, dan tindakan
pencegahan infeksi sekurang-kurangnya 7 hari setelah
tidak demam

Apabila pasien dipulangkan dalam keadaan masih
dalam keadaan infeksius, maka dianjurkan anggota
keluarga serumah menerapkan tindakan pencegahan
infeksi di rumah
Interim Guidance for Novel H1N1 Flu (Swine Flu):
Taking Care of a Sick Person in Your Home
CDC, July 8, 2009

Tidak keluar rumah selama 7 hari mulai dari timbul gejala
penyakit atau setelah 24 jam bebas gejala (pilih yang lebih
lama), kecuali pergi untuk memeriksakan kesehatan ke
dokter/klinik/rumah sakit

Tutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin. Buanglah kertas
tisue atau benda lainnya yang sekali pakai setelah digunakan
kedalam tempat sampah

Cuci tangan setelah menyentuh kertas tissue atau sampah
lainnya. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air,
terutama setelah batuk atau bersin. Pemakaian “alcohol-based
hand rub” juga cukup efektif
Interim Guidance for Novel H1N1 Flu (Swine Flu):
Taking Care of a Sick Person in Your Home
CDC, July 8, 2009

Pakai masker (bila memungkinkan), bila kontak dengan
anggota keluarga yang lain. Hal ini penting terutama bila
anggota keluarga yang lain tersebut mempunyai risiko tinggi
untuk terjadinya komplikasi

Hindari kontak erat dengan yang lainnya- tidak pergi ke
tempat kerja atau ke sekolah selama sakit

Perhatikan tanda-tanda bahaya yang harus segera pergi ke
dokter atau rumah sakit untuk perawatan selanjutnya
Langkah-langkah untuk mengurangi
penularan di rumah

Jaga orang yang sakit sejauh mungkin dari orang yang sehat,
terutama dari orang yang berisiko tinggi untuk mendapat
komplikasi

Anjurkan orang yang sakit selalu menutup hidung dan mulut
ketika batuk. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air atau
“alcohol-based hand rubs”, bila setelah batuk dan /atau bersin

Setiap orang di keluarga tersebut harus selalu menjaga kebersihan
tangannya. Anak-anak perlu terus diingatkan atau dibantu untuk
selalu menjaga agar tangannya tetap bersih
Langkah-langkah untuk mengurangi
penularan di rumah

Konsultasi dengan dokter apakah kontak serumah dengan
orang yang sakit – terutama apabila kontak tersebut risiko
tinggi untuk komplikasi – perlu mendapat obat profilaksis

Orang dengan risiko tinggi untuk komplikasi, sebaiknya
berusaha tidak kontak erat (dalam 6 kaki) dengan anggota
keluarga yang sakit. Bila hal ini tidak dapat dihindarkan,
pakailah masker atau respirator (masker N95) bila
memungkinkan. Bayi atau anak tidak boleh diasuh oleh
orang yang sakit.
Penempatan orang yang sakit

Tempatkan orang yang sakit dalam ruangan/kamar terpisah dari
ruangan keluarga. bila memungkinkan. Pintu kamar orang yang
sakit diusahakan selalu tertutup

Bila tidak ada keperluan yang sangat penting, orang yang sakit
tidak keluar rumah dan menghindari kontak dengan orang lain ,
termasuk bepergian, selama 7 hari mulai dari timbul gejala
penyakit atau setelah 24 jam bebas gejala (pilih yang lebih lama).
Anak-anak , terutama usia muda, mungkin infeksius dalam
waktu yang lebih lama.
Penempatan orang yang sakit

Bila orang yang sakit memerlukan pergi keluar rumah (seperti
untuk memeriksakan ke dokter) , mereka harus pakai masker
bila mungkin, dan selalu menutup hidung dan mulut ketika
batuk atau bersin.

Bila orang yang sakit perlu berada dalam ruang keluarga dan
dekat dengan anggota keluarga lainnya, bila mungkin harus
memakai masker.

Apabila memungkinkan, orang yang sakit menggunakan kamar
mandi yang tersendiri. Kamar mandi tersebut harus dibersihkan
setiap hari dengan disinfektan rumah tangga.
Perlindungan terhadap orang sehat di rumah

Orang yang sakit sebaiknya tidak menerima tamu selain dari
orang yang merawat/pengasuhnya. Hubungan / komunikasi
melalui telepon lebih aman daripada kunjungan langsung.

Apabila memungkinkan, hanya ada satu orang dewasa yang
merawat orang yang sakit. Orang-orang yang mempunyai risiko
tinggi untuk flu beraty, bila mungkin tidak boleh menjadi orang
yang merawat.

Orang dengan risiko tinggi untuk komplikasi, sebaiknya berusaha
tidak kontak erat (dalam 6 kaki) dengan anggota keluarga yang
sakit. Bila hal ini tidak dapat dihindarkan, pakailah masker atau
respirator (masker N95) bila memungkinkan.
Protect other persons in the home....

Hindarkan ibu hamil merawat orang yang sakit

Hindarkan orang yang mempunyai keluarga serumah yang saki
t menjadi pengasuh anak-anak/bayi atau orang lainnya yang
mempunyai risiko tinggi mendapat komplikasi

Semua anggota keluarga serumah harus selalu membersihkan
tangannya dengan sabun dan air atau “alcohol-based hand rub”
sesering mungkin, termasuk setelah setiap kontak dengan
orang yang sakit atau kamar mandinya.
Perlindungan terhadap orang sehat di rumah

Gunakan “paper towels” untuk mengeringkan setelah mencuci
tangan atau diusahakan setiap orang mempunyai “cloth towels”
sendiri-sendiri.

Apabila memungkinkan, ruangan yang sering digunakan
bersama mempunyai ventilasi yang baik (misalnya jendela pada
kamar kecil, dapur, kamar mandi selalu terbuka )

Konsultasikan dengan dokter keluarga atau yang biasa merawat,
apakah ada anggota keluarga serumah yang harus mendapat
antiviral untuk pencegahan.
Hal penting untuk pengasuh

Hindari berhadapan wajah secara langsung dengan orang
yang sakit

Apabila menggendong anak kecil yang sakit, tempatkan
dagunya diatas bahu, sehingga apabila ia batuk tidak akan
mengarah ke wajah.

Bersihkan tangan dengan sabun dan air atau “alcohol-based
hand rubs” setelah menyentuh orang/anak yang sakit atau
memegang tissue bekas atau kain/laundry.
Hal penting untuk pengasuh

Bila anda termasuk yang berisiko tinggi untuk komplikasi berat,
bila memungkinkan sebaiknya tidak menjadi pengasuh.

Bila anda termasuk orang dengan risiko tinggi untuk komplikasi,
sebaiknya berusaha tidak kontak erat (dalam 6 kaki) dengan
anggota keluarga yang sakit. Bila hal ini tidak dapat dihindarkan,
pakailah masker atau respirator (masker N95) bila
memungkinkan

Awasi/perhatikan diri anda dan anggota keluarga dari
gejala-gejala flu dan bila ditemukan segera kontak dokter
atau petugas kesehatan lainnya melalui hubungan telepon.
Pembersihan lingkungan, linen
dan penanganan limbah

Buang tissue dan benda disposable lainnya bekas pakai orang
yang sakit kedalam tempat sampah. Cuci atau bersihkan tangan
setelah menyentuh benda-benda

Peliharalah permukaan (khususnya meja samping tempat tidur,
permukaan di kamar mandi, dan boneka untuk anak-anak)
selalu bersih dengan mengusap dengan disinfektans rumah
tangga sesuai petunjuk produsennya.

Linen, perlengkapan makan dan minum yang digunakan oleh
orang yang sakit tidak perlu dicuci secara terpisah, yang penting
jangan digunakan bersama sebelum dibersihkan terlebih dahulu
Pembersihan lingkungan, linen
dan penanganan limbah

Cuci linen (seperti kain seprei dan handuk) dengan sabun cuci
rumahtangga dan keringkan dengan baik. Hindari
menggantungkan linen tersebut sebelum dicuci untuk menghindari
kontaminasi. Bersihkan tangan dengan sabun dan air atau
“alcohol-based hand rubs” setelah menyentuh linen kotor.

Perlengkapan untuk makan harus dicuci dengan mesin pencuci
atau dengan tangan menggunakan air dan sabun
Penutup

Petugas kesehatan (HCW) mempunyai risiko untuk tertular
Influenza A Baru (H1N1)

Tindakan pencegahan infeksi Influenza A Baru (H1N1)
direkomendasikan Standard Precautions dan Droplet Precautions

Penerapan Pencegahan Infeksi di rumah sakit sangat bergantung
kepada perilaku dan sikap Petugas itu sendiri

Mengingat sebagian besar kasus Influenza A Baru (H1N1) akan
dirawat di rumah, maka tindakan pencegahan infeksi di rumah
perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas
PREVENTION IS
PRIMARY!
Protect patients…protect healthcare workers…
promote quality healthcare!
Download