24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Lymphosit dan Neutrophil Darah Itik Cihateup yang Diberi dan Tanpa Kitosan Iradiasi Data hasil analisis kadar lymphosit dan neutrophil darah itik Cihateup dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Rata-rata kadar lymphosit dan neutrophil darah itik Cihateup Rata-rata Rata-rata Perlakuan kadar lymphosit kadar neutrophil 2 .............x 10 butir/mL............. Keterangan P1 6,203 ± 0,518a 28,190 ± 0,406a P2 7,460 ± 0,732b 23,837 ± 0,960b : Huruf yang berbeda (a,b) pada kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) P1 = Tanpa pemberian kitosan iradiasi P2 = Pemberian kitosan iradiasi 150 ppm 30 28,190 2 x 10 butir/mL 25 23,837 20 Tanpa kitosan iradiasi 15 Kitosan iradiasi 10 6,203 7,460 5 0 Kadar lymphosit Kadar neutrophil Ilustrasi 1. Rata-rata kadar lymphosit dan neutrophil darah itik Cihateup 25 Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t tidak berpasangan menunjukkan bahwa pemberian kitosan iradiasi sebanyak 150 ppm menghasilkan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap kadar lymphosit dan neutrophil darah itik Cihateup. Rata-rata kadar lymphosit pada kelompok itik yang diberi kitosan lebih tinggi (7,460 x 102 butir/mL) dibandingkan dengan kelompok itik tanpa pemberian kitosan (6,203 x 102 butir/mL). Sebaliknya kadar neutrophil kelompok itik yang diberi kitosan berbeda nyata lebih rendah (p<0,05), yaitu 23,837 x 102 butir/mL dibandingkan kelompok itik yang tanpa diberi kitosan 28,190 x 102 butir/mL. Perbedaan kadar lymphosit maupun neutrophil sangat dipengaruhi oleh profil hormonal. Hubungan antara perubahan profil lymphosit dan neutrophil dengan hormonal sangat terkait dengan kondisi stres, baik psikis maupun thermal. Sistem pemeliharaan minim air yang diterapkan pada itik-itik percobaan dalam penelitian ini sesungguhnya mengubah sifat alamiah ternak itik. Selain perubahan habitat hidup ternak itik, rata-rata temperatur lingkungan kandang yang tinggi (30,2 oC) merupakan dua faktor penyebab penting yang menstimulasi stres thermal pada itik percobaan. Pada kondisi pemeliharaan tersebut memacu peningkatan hormon-hormon terkait stres. Azis dkk. (2012) melaporkan peningkatan hormon-hormon amin, baik thiroid maupun epinefrin. Peningkatan hormon steroid seperti glukokortikosteron ketika ternak mengalami stres dilaporkan oleh Franco (2004) dan Hangalapura dkk. (2004). Peningkatan kelompok-kelompok hormon kortisol antara lain glukokortikosteron menyebabkan perubahan profil lymphosit maupun neutrophil (Christiansen dkk., 2007). Pengaruh hormon-hormon kortisol ini terhadap profil 26 sel-sel darah putih antara lain dilaporkan oleh Hangalapura dkk. (2004). Lebih lanjut dikemukakan bahwa peningkatan homon kortisol pada ternak yang stres menyebabkan inhibisi terhadap sintesis beta lymphosit (lymphosit) dan sebaliknya menstimulasi peningkatan sekresi neutrophil. Inilah sebabnya kelompok itik pada P1 memiliki kadar lymphosit lebih rendah dan sebaliknya memiliki kadar neutrophil yang lebih tinggi. Pemberian kitosan pada kelompok itik percobaan mampu menekan produksi hormon-hormon kortikosterol, sehingga tidak menekan produksi lymphosit dan tidak menstimulasi neutrophil. Mekanisme ini disebabkan karena kitosan mampu meningkatkan ekspresi hormon-hormon pertumbuhan yang bekerja sebaliknya dengan hormon-hormon katabolisme seperti kortikosteron/kortisol (Jeon dkk., 2003). 4.2 Rasio Neutrophil terhadap Lymphosit (N/L) Darah Itik Cihateup yang Diberi dan Tanpa Kitosan Iradiasi Rata-rata rasio neutrohpil terhadap lympohsit (N/L) darah itik Cihateup yang diberi dan tanpa pemberian kitosan iradiasi dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Rata-rata rasio neutrophil terhadap lymphosit (N/L) darah itik Cihateup Perlakuan Rata-rata rasio N/L P1 4,573 ± 0,369a P2 Keterangan 3,223 ± 0,326b : Huruf yang berbeda (a,b) pada kolom signifikansi menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) P1 = Tanpa pemberian kitosan iradiasi P2 = Pemberian kitosan iradiasi 150 ppm 27 Rasio N/L 5 4,573 4,5 4 3,5 3,233 3 2,5 Rasio N/L 2 1,5 1 0,5 0 Tanpa kitosan iradiasi Kitosan iradiasi Ilustrasi 2. Rata-rata rasio neutrophil terhadap lymphosit darah itik Cihateup Stres berpotensi mempengaruhi kadar diferensiasi dari leukosit, yaitu lymphosit dan neutrophil. Imbangan kadar lymphosit dan neutrophil disajikan dengan menggunakan rasio, yaitu rasio neutrophil terhadap lymphosit (N/L) sebagai salah satu indikator stres. Rasio N/L yang melebihi dari 1,5 mengindikasikan ternak mengalami stres (Kannan dkk., 2000). Sedangkan beberapa penelitian sebelumnya diketahui bahwa kisaran normal rasio N/L pada itik adalah 2,5. Berdasarkan data hasil analisis, rasio N/L keseluruhan ternak tampak melebihi 1,5 namun pada ternak itik yang diberi kitosan berbeda nyata lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan kelompok itik tanpa pemberian kitosan iradiasi. Kadar kortisol (glukukortikosteron) pada itik yang mengalami cekaman panas menyebabkan kerusakan kelenjar limfoid (timus) dan terjadi perpanjangan masa hidup neutrophil. Perubahan profil hormon ini juga mengakibatkan jumlah 28 neutrophil yang bersirkulasi ke dalam darah mengalami peningkatan (Kim dkk., 2005 ; Maheswari dkk., 2008). Akibat kerusakan kelenjar limfoid serta terjadinya peningkatan masa hidup neutrophil, menyebabkan rasio N/L mengalami peningkatan (Tabel 6 dan Ilustrasi 2). Sebaliknya, rasio neutrophil terhadap lymphosit yang lebih rendah terjadi pada kelompok itik yang diberi kitosan sebagai dampak meningkatnya IGF I, yang distimulasi oleh pemberian kitosan. Seperti telah direkam pada pembahasan sebelumnya bahwa IGF-I menekan sekresi hormon-hormon kortisol (glukokortikosteron). Selain itu pemberian kitosan yang meningkatkan aktivitas imunitas seperti yang dilaporkan oleh Jeon dkk. (2000), berarti meningkatkan sekresi sitokin interlukin. Sitokin interlukin sangat terkait dengan peningkatan glukokortikoid atau glukokortikosteron. Kim dkk. (2005), mengemukakan bahwa peningkatan glukokortikoid menyebabkan penurunan sekresi sitokin interlukin. Penurunan kadar sitokin interlukin menyebabkan berkurangnya proliferase lymphosit dan membuat sel-sel lymphosit rentan terhadap kematian. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu ini menguatkan alasan bahwa pemberian kitosan secara tidak langsung mampu mempertahankan atau meningkatkan kadar lymphosit dan sebaliknya peningkatan glukokortikosteron akibat stres menurunkan lymphosit.