BAB II PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT SATU Sebagaimana telah dijelaskan pada bab I, persamaan differensial tingkat satu derajat satu adalah persamaan yang memuat turunan tertinggi yaitu turunan tingkat satu ( dy ). Secara umum persamaan differensial tingkat satu derajat satu ditulis dalam bentuk: dx M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 dy M ( x, y ) dx N ( x, y ) dy = F(x,y) (Eksplisit) dx F(x,y, dy ) = 0. (impilisit) dx Bentuk umum di atas mengakibatkan jenis persamaan differensial tingkat satu derajat satu bervariasi. Untuk lebih memudahkan dalam menentukan primitif atau selesaiaan umum persamaan, maka persamaan differensial tingkat satu derajat satu dikelompokkan menjadi: 1) persamaan differensial variabel terpisah (persamaan separable), 2) persamaan yang dapat direduksi ke persamaan variabel terpisah, 3) persamaan differensial homogen, 4) persamanaan differensial tidak homogen, 5) persamaan differensial eksak, 6) persamaan differensial tidak eksak, dan 7) persamaan differensial yang berbentuk y f(xy) dx + x g(xy) dy = 0. Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 23 Jenis dan macam masing-masing persamaan differensial mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda. Prinsip utama yang digunakan adalah sedapat mungkin memisahkan dan mengelompokkan masing-masing koefisien differensial. Khusus untuk persamaan yang tidak dapat dipisahkan variabelnya, maka cara lain (tabel, teorema) akan sangat membantu. Berikut ini disajikan cara menentukan selesaian persamaan differensial tingkat satu derajat satu. 2.1 Persamaan Differensial Variabel Terpisah (Separable) Persamaan differensial tingkat satu derajat satu yang mempunyai bentuk umum M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 dapat dikategorikan sebagai persamaan differensial variable terpisah jika bentuk umum tersebut dapat dinyatakan dengan f(x) dx + g(y) dy = 0. Dengan kata lain masing-masing differensial dalam persamaan berpasangan dengan variabel yang sejenis. Contoh: 1. x dx + 2 y dy = 0 2. y2 dx – x dy = 0 dx dy - 2=0 x y 3. y’ = y 1 2 x 2 1 2 x 2 dx - dy =0 y 4. x dx – sin y dy = 0 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 24 Karena tanda differensial persamaan di atas dx dan dy berpasangan dengan variable yang sejenis, maka untuk menentukan selesaian umum persamaan cukup dengan mengintegralkan masing masing bagian. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini! Tentukan selesaian umum persamaan diffrensial: 1. x dx + 2 y dy = 0 2. x dx + 2y dy = C 1 2 x + y2 = C 2 x2 + 2y2 = C (primitive, persamaan keluarga kurva, SUPD) dy dx -3 =0 x y x dx – 3y dy = 0 1 2 3 2 x - y =C 2 2 x dx - 3y dy = C x2 – 3y2 = C 3. 3y dx + 2x dy = 0 3 dx dy + 2 =0 x y 3 dx + x 2 dy =C y Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 25 3 Ln │x │+ 2 Ln │ y │= C Ln │x3y2 │= C x3y2 = C 4. x dx + 2 y dy = 0 1 2 x + y2 = C 2 x dx + 2 y dy = C x2 + 2y2 = C 5. sin x dx + (1-y) dy = 0 dengan y( ) = 1 sin x dx + - cos x + y - (1-y) dy = C 1 2 y =C 2 - 2 cos x + 2y - y2 = C Karena y( ) = 1 maka diperoleh C = 3, sehingga selesaian khusus persamaan adalah -2 cos x + 2y – y2 = 3 Latihan soal Tentukan selesaian umum persamaan differensial: 1. y2 dx – x dy = 0 2. (1+2y) dx – (4-x) dy = 0 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 26 dx dy 0 4 x 1 2y dx dy 4 x 1 2y =C -ln 3. cos y dx + (1+e-x) dy = 0 4. dx + (1-x2) cot y dy = 0 5. 1 dy = 1-sec x 3 dx 6. (1-x2)y’ = 2 7. (1+2y) dx - (4-x) dy = 0 8. xdy – ydx = 0 dengan y(1) = 1 9. (1-x) dx – 2y2 dy = 0 dengan y(0) = 1 10. y’= x3(1-y) dengan y(0) = 3 11. dy = 2x cos2y dengan y(0) = dx 4 12. y’ = 2x3e-2y dengan y(1) = 0 Catatan Yang perlu diingat bahwa persamaan diferensial dengan variable terpisah memiliki ciri spesifik yaitu koefisien differensial berupa variable sejenis berkumpul dengan differensialnya, dengan kata lain dapat dinyatakan dalam bentuk sederhana f(x) dx + g(y) dy = 0. 2.2 Persamaan yang dapat Direduksi ke Persamaan Variabel Terpisah Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 27 Persamaan differensial tingkat satu derajat satu M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 dapat dikategorikan sebagai persamaan differensial yang dapat direduksi menjadi persamaan differensial variable terpisah jika bentuk umum M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 f1(x)g1(y) dx + f2(x)g2(y) dy = 0 f1 ( x) g ( y) dx + 2 dy = 0 f 2 ( x) g1 ( y ) F(x) dx + G(y) dy = 0. Untuk selanjutnya bentuk pembagian 1 disebut faktor integrasi. f 2 ( x) g 2 ( x) Selesaian umum persamaan differensial yang dapat direduksi menjadi persamaan variable terpisah dapat ditentukan dengan cara mengintegralkan masing-masing bagian setelah variable yang sejenis dikelompokkan dengan differensialnya. Contoh: Tentukan selesaian umum persamaan dibawah ini: 1. 2(y+3) dx – xy dy = 0 2 dx ydy =0 x y3 2 dx x ydy =C y3 2 dx x ( 1- 2 dx x 1 dy + 3 ) dy = C y3 3 dy = C y3 2 Ln │x │- y + 3 Ln │y+3│= C Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 28 Ln │x2(y+3)3│ = C + y x2(y+3)3 = e(C + y) = cey x2(y+3)3 = cey 2. dy 4y = dx x( y 3) x(y-3) dy = 4y dx 4y dx - x(y-3) dy = 0 4 dx y 3 dy = 0 x y 4 dx x y 3 dy = C y 4 Ln │x│– y + 3 Ln │y│= C x4y3 = ec+y = cey 3. xy dy = (y+1)(1-x) dx dengan y(1) = 0 ( y 1)(1 x)dx - xy dy = 0 1 x y dx dy = 0 x y 1 dx dy - dx – dy + =0 x y 1 dx x dx – dy + dy =C y 1 Ln │x│ - x – y + Ln │y + 1│= C Ln │x(y+1)│ = C + x + y Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 29 x(y+1) = ec+x+y Karena y(1) = 0 maka 1(0+1) = ec+1+0. Diperleh c = -1 sehingga diperoleh selesaian khusus persamaan x(y+1) = ex+y-1. Sebagai latihan, tentukan selesaian umum persamaan di bawah ini: 1. dx + (1-x2) cotg y dy = 0 2. cos y dx + (1+e-x) sin y dy = 0 3. xy dx + (1+x2) dy = 0 4. x2(y-4) dx + y(x2-1) dy = 0 5. dy 4x x2 = dx y x2 y 6. dy 1 = dx xy3 7. y-1 + y’ ecos x sin dx = 0 8. x dy 1 y2 = dx 3y 9. y’ = Sec 2 y 1 x2 10. y’ = y(2+sin x) 11. dy = 8x2e-3y dengan y(1) = 0 dx dy 3x 2 4 x 2 12. = dengan y(0) = -1 dx 2y 1 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 30 2.3 Persamaan Differensial Homogen Persamaan differensial tingkat satu derajat satu M(x,y) dx + N(x,y) dy= 0 disebut persamaan differensial homogen jika M(x,y) dan N(x,y) fungsi homogen berderajat sama. Definisi: 1. F(x,y) disebut fungsi homogen jika F(x,y) = G( y x ) atau F(x,y) = H( ) x y 2. Fungsi F(x,y) disebut fungsi homogen berderajat-n jika memenuhi syarat F(tx,ty) = tn F(x,y). Contoh: 1. F(x,y) = F(x,y) = x adalah fungsi homogen, karena yx x x y x x x = 1 y 1 x = H( y ) x 2. F(x,y) = x + y =1+ = y x x +1 y 3. F(x,y) = 1 – xy, bukan fungsi komogen karena 1-xy tidak dapat dinyatakan dengan bentuk G( y x ) atau H( ) x y 4. F(x,y) = 3x2 – 2xy + y2. Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 31 Adalah fungsi homogen karena dapat dinyatakan dalam dengan H( G( y ) atau x x ) y 5. F(x,y) = y sin x, bukan fungsi homogen. 6. F(x,y) = 1 x 2 y , bukan fungsi homogen. 7. F(x,y) = x + y, fungsi homogen berderajat 1, karena: F(tx,ty) = (tx) + ty = t(x+y) = t1 F(x,y) 2x , fungsi homogen berderajat 0, karena x y 8. F(x,y) = F(x,y) = 2(tx) (tx) (ty) = 2(tx) (tx) (ty) = t (2 x) t ( x y) = to 2( x ) ( x y) = to F(x,y) 9. Dengan cara yang sama, F(x,y) = x3 – 2x2y + 3xy2 adalah fungsi homogen berderajat 3 dan G(x,y) = x x 2 y 2 fungsi homogen berderajat 2. 10. F(x,y) = sin (x+y) bukan fungsi homogen, karena F(tx,ty) tn F(x,y) Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 32 Jika M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0 diketahui sebagai persamaan differensial homogen, maka selesaian umumnya dapat ditentukan dengan cara menyatakan M(x,y) dan dan N(x,y) dalam bentuk M( y x ) atau M( ). Demikian pula untuk x y N(x,y). Dengan kata lain M(x,y) dan N(x,y) dibagi dengan koefisien differensial yang berpangkat tertinggi. Setelah dilakukan pembagian, selanjutnya gunakan transformasi U = x/y atau yu = x atau dapat juga transformasi v = y/x atau xv = y. Jika yang digunakan transformasi yu = x maka dx = ydu + udy. Sebaliknya jika yang digunakan transformasi xv = y maka dy = xdv + vdx. Akhirnya dx atau dy (tidak keduanya) disubstitusikan dalam persamaan differensial semula sehingga, M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 M( y y x x )dx + N( )dy = 0 atau M( ) dx + N( )dy = 0. x x y y Dengan memilih transformasi dy = xdv + vdx maka M( y y ) dx + N( )(xdv + vdx) = 0. x x M(v) dx + N(v)(xdv + vdx) = 0. Bentuk terakhir persamaan di atas adalah persamaan differensial yang dapat direduksi ke persamaan variabel terpisah. Setelah variabelnya dipisahkan dan dengan mengintergralkan masing-masing bagian didapat selesaian umum persamaan yang dicari. Perhatikan contoh berikut: Tentukan selesaian umum persamaan: Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 33 1. (y2 – x2) dx + xy dy = 0 Persamaan di atas adalah persamaan differensial homogen, karena M(x,y) dan N(x,y) adalah persamaan homogen yang berderajat sama yaitu dua. xy y2 ( 2 - 1) dx + 2 dy = 0 x x Dengan transformasi xv = y dan dy = xdv + vdx, diperoleh (v2 – 1)dx + v(xdv + vdx) = 0 (v2 + v2 – 1)dx + vxdv = 0 dx vdv + =0 2v 2 1 x dx + x vdv =C 2v 2 1 Ln │x│+ ¼ Ln │(2v2 – 1)│= ln C (x4(2v2-1)) = C (x4( 2 y2 x2 )=C x2 2x2y2 – x4 = C 2. (3x – 2y) dy - 3y = 0 dengan y(1) = 1 dx Persamaan di atas adalah persamaan differensial homogen, karena M(x,y) dan N(x,y) adalah fungsi homogen berderajat sama yaitu satu. (3x – 2y)dy – 3ydx = 0 3y dx – (3x-2y) dy = 0 (3 x – 2)dy – 3dx = 0 y Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 34 Dengan transformasi x = uy dan dx = udy + ydu (3u – 2)dy – 3(udy + ydu) = 0 (3u – 2 – 3u)dy – 3ydu = 0 2 dy + 3 du = 0 y 2 dy + y 3 du = C 2 Ln │y│+ 3u = C Ln y2 = C-3u y2 = ec-3y/x Karena y(1) = 1 maka 12 = ec-3(1)/(1) didapat C = 3 sehingga selesaiannya dinamakan selesaian khusus (integral khusus) yaitu y2 = e3-3y/x Latihan soal 1. Selidiki apakah fungsi berikut homogen, jika homomogen tentukan derajatnya. a. f(x,y) = x + 2y b. f(x,y) = ex/y x2 y2 c. f(x,y) = 3xy d. f(x,y) = sin(x+y) + cos2(xy) e. f(x,y) = xy – y2 + 3x2 f. f(x,y) = x x y2 2 g. f(x,y) = x + y cosx. Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 35 2. Tentukan selesaian persamaan differensial homogen berikut ini. a. (xy + y2) dx – x2 dy = 0 dengan y(2) = 1 Jawab Persamaan di atas di bagi dengan x 2 y y2 2 dx dy 0 x x Transformasi s = y sehingga dy = s dx + x ds x (s + s 2 )dx – (s dx + x ds) = 0 s 2 dx - x ds = 0 dx ds =0 x s2 dx ds 2 c x s Ln x + 1 =C s Karena y(2) = 1 maka ln 2 + 2 = C b. dy x2 y2 = dx 3xy c. (2x-5y) dx + (4x-y) dy = 0, dengan y(1) = 1 d. (x-y) dx + x dy = 0, dengan y(0) = 0 e. (x3+y3) dx – 3xy2 dy = 0 f. x dy – y dx g. x 2 y 2 dy = 0 dy y y = - tgn dx x x Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 36 h. y’ = xy dengan y(2) = 1 (3x y 2 ) 2 jawab : 2x 2 - y 2 = cy 6 karena y(2) = 1 maka C = 7. i. y’ = j. x2 y 2 dengan y(1) = 3 x y dx xt = 2 2 x t dt k. y2 dx + (x2 –y2) dy = 0 dengan y(2) = 0 2.4 Persamaan M(x,y) dan N(x,y) Linear, tetapi Tidak Homogen Persamaan differensial tingkat satu derajat satu M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0, disebut persamaan differensial linear tidak homogen jika M(x,y) dan N(x,y) adalah fungsi linear. Sehingga berbentuk (ax+by+c) dx + (px + qy + r ) dy = 0. Contoh : 1. (x+y+2) dx + (2x + 2y + 4) dy = 0 2. (x+y+1) dx + (2x+2y+3) dy = 0 3. (3y – 7x +7) dx + (7y – 3x + 3) dy = 0 4. (3x + 2y + 1) dx – ( 3x+2y-1) dy = 0 Berdasarkan contoh di atas, maka persamaan differensial tidak homogen dengan M(x,y) dan N(x,y) fungsi linear dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu: a. Bentuk c a b = = = (parameter), sehingga r p q Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 37 a = p , b = q, dan c = r Contoh (x+y+2) dx + (2x + 2y + 4) dy = 0 b. Bentuk c a b = = (parameter) r p q Sehingga a = p , b = q Contoh (x+y+1) dx + (2x+2y+3) dy = 0 (3x+2y+1) dx + (3x+2y-4) dy = 0 c. Bentuk selain di atas. (3y – 7x +7) dx + (7y – 3x + 3) dy = 0 (3x - 2y + 1) dx – ( 3x+2y) dy = 0 Karena bentuknya berbeda-beda, maka selesaian umum persamaan differensial linear tidak homogen harus menyesuaikan dengan bentuknya. a. Bentuk Karena c a b = = = . r p q c a b = = = , maka diperoleh r p q a = p, b = q, dan c = r . Sehingga persamaan semula (ax + by + c) dx + (px +qy + r) dy = 0 ( px + qy + r) dx + (px + qy + r) dy = 0 (px + qy + r ) dx + (px + qy + r) dy = 0 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 38 dx + dy = 0 dx + dy = C x + y = C (persamaan linear) b. Bentuk a b = = . p q Persamaan bentuk a p = b q = dapat diselesaikan dengan cara menggunakan transformasi ax + by = u atau px + qy = v. Berdasarkan transformasi tersebut, dengan mendifferensialkan masing variabel, sehingga diperoleh: d(ax) + d(by) = d(u) a dx + b dy = du a dx = du – b dy dx = du bdy , atau a a dx + b dy = du b dy = du – a dx dy = du adx b Dengan cara yang sama jika yang digunakan transformasi px + qy = v, diperoleh bentuk dx = dv qdy , atau p Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 39 dy = dv pdx q Pilih dx atau dy akan tetapi tidak keduanya, dan substitusikan ke persamaan differensial semula. (ax + by + c) dx + (px + qy + r)dy = 0 (u +c) dx + ( (u+c) ( 1 u + r) dy = 0 du bdy 1 ) + ( u + r) dy = 0 a Persamaan di atas adalah persamaan yang dapat direduksi ke persamaan differensial dengan variable terpisah (PD separable). Contoh: 1. Tentukan primitif dari (x+y+1) dx + (2x+2y+3) dy = 0 dengan y(0) = 0 Jawab Dari persamaan (x+y+1) dx + (2x + 2y + 3) dy = 0, diperoleh a = 1, b = 1, c = 1, p = 2, q = 2, dan r = 3. Sehingga = 1 . 2 Selanjutnya gunakan transformasi x + y = u atau 2x + 2y = v. Jika transformasi yang digunakan x + y = u. maka diperoleh (u+1) dx + (2u + 3) dy = 0. Selanjutnya bentuk transformasi x + y = u didefferensialkan dx + dy = du dan diperoleh dx = du – dy atau dy = du – dx. Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 40 Cara I (u+1) dx + (2u + 3) dy = 0. (u+1) (du – dy) + (2u + 3) dy = 0 (u+1) du + (2u +3 – u – 1) dy = 0 (u+1) du + (u +2) dy = 0 (direduksi menjadi PD Separable) dy + u 1 du = 0 u2 dy + 1 du - 1 du = 0 u2 y + u - Ln │u + 2│= C y + (x+y) - Ln │x + y + 2│= C x + 2y – C = Ln │x + y + 2 │ e(x+2y-c) = (x+y+2) Karena y(0) = 0, maka selesaian khusus persamaan e(x+2y-ln 2 ) = (x+y+2) Cara II (u+1) dx + (2u + 3) (du – dx) = 0. (u+1 – 2u -3) dx + ( 2u + 3) du = 0 (-u -2 ) dx + ( 2u + 3) du = 0 (u+1) du + (u +2) dy = 0 du + u2 dy = 0 u 1 du + 1 dy + 1 dy = 0 u 1 (x+y) + y + Ln │x + y + 1 │= C Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 41 x + 2y – C = Ln │x + y + 1 │ (x+y+1) = e x + 2y – C Karena y(0) = 0 maka didapat c = ln 2. 4. (3x+2y+1) dx - (3x+2y-1) dy = 0 (jenis 2) Jawab Transformasikan 3x + 2y = u, sehingga 3 dx + 2 dy = u dan diperoleh: dx = du 2dy du 3dx , atau dy = 3 2 (u+1) dx – (u-1) dy = 0 Pilih dx atau dy, lalu substitusikan ke dalam persamaan dan diperoleh (u+1) ( du 2dy ) – (u-1) dy = 0 3 (u+1) (du – 2dy) – 3(u-1) dy = 0 dstnya. (u+1) du – (2u+2+3u-3) dy = 0 (u 1) du – dy = 0 (5u 1) 1 6 du + 5 25 5 5u 1du - dy = C 1/5 u + 6/25 Ln │5u -1│- y = C 1 /5 (3x+3y) + 6/25 Ln │5(3x+3y) -1 │ - y = C Bentuk yang ketiga adalah selesaian bentuk selain persamaan 1 dan 2. Dalam menentukan selesaiannya gunakan transformasi ax + by + c = u dan Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 42 px + qy + r = v. Selanjutnya differensialkan kedua bentuk transformasi di atas sehingga diperoleh d(ax) + d(by) + d(c) = d(u) dan d(px) + d(qy) + d(r) = d(v) a dx + b dy = du dan p dx + q dy = dv. Eleminasikan dx dan dy pada hasil differesial yang diperoleh secara berurutan yaitu: a dx + b dy = du xp p dx + q dy = dv x a, sehingga ap dx + bp dy = p du ap dx + aq dy = a dv --------------------------- (bp-aq) dy = p du – a dv dy = pdu adv bp aq Dengan cara yang sama diperoleh dx = qdu bdv aq bp Substisusikan dx dan dy dalam persamaan semula, yaitu: (ax + by + c) dx + (px +qy + r ) dy = 0 u pdu adv qdu bdv +v =0 aq bp bp aq Persamaan di atas menjadi persamaan baru dengan tanda differensial du dan dv, dan termasuk dalam persamaan differensial homogen. Primitifnya dapat ditentukan dengan menggunakan metode PD homogen. Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 43 Contoh 1. Tentukan selesaian umum persamaan (3y – 7x +7) dx + (7y – 3x + 3) dy = 0 Jawab Transformasikan (3y-7x+7) = u dan (7y-3x+3) = v Dengan mendifferensialkan masing-masing peubah, diperoleh: 3 dy – 7 dx = du dan 7 dy – 3 dx = dv. Elimasikan dx dan dy berurutan 3 dy – 7 dx = du x3 7 dy – 3 dx = dv x 7, didapat 9 dy – 21 dx = 3 du 49 dy – 21 dx = 7 dv ----------------------- -40 dy = 3 du – 7 dv dy = 7dv 3du 40 Dengan cara yang sama diperoleh dx = 3dv 7du 40 Substitusikan kepersaman semula, sehingga diperoleh (3y – 7x +7) dx + (7y – 3x + 3) dy = 0 u( 3dv 7du 7dv 3du )+v( )=0 40 40 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 44 40u(3dv-7du) + 40v(7dv-3du) = 0 (PD homogen) (3u + 7v) dv – (7u + 3v) du = 0 Bagi persamaan dengan v, diperoleh (3 u u + 7) dv -(7 + 3 ) du = 0 v v Transformasikan u = t atau u = vt v Sehingga du = v dt + t dv Persamaan di atas adalah PD yang dapat direduksi ke persamaan variable terpisah. (3t +7) dv – (7t+3)(vdt + tdv) = 0 (3t+7-7t2-3t) dv –(7t+3)vdt = 0 dv (7t 3) dt = 0 v (7 7t 2 ) dv v (7t 3) dt = C (7 7t 2 ) Ln │v│ + ½ Ln │1-t2│+ 3/7 Ln 1 t =0 1 t Dengan mensubstitusi v = 7y – 3x + 3 dan t = 7 y 3x 3 , diperoleh selesaian 3y 7x 7 umum persamaan (3y – 7x +7) dx + (7y – 3x + 3) dy = 0 2. Tentukan selesaian umum persamaan ( 3x - 2y + 1) dx – ( 3x+2y) dy = 0 Jawab. Transformasikan Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 45 3x – 2y + 1 = u dan 3x+2y = v 3 dx – 2 dy = du dan 3 dx + 2 dy = dv diperoleh 3 dx – 2 dy = du 3 dx +2 dy = dv ------------------- -4 dy = du – dv dy = ¼ (dv-du) dan dx = dx = 1/6 ( du+dv). Substitusikan dy dan dx ke persamaan semula dan diperoleh ( 3x - 2y + 1) dx – ( 3x+2y) dy = 0 u (1/6)(du+dv) – v(1/4)(dv-du) = 0 4u(du+dv) – 6v(dv-du) (4u + 6v) du + (4u -6v) dv = 0 (4 + 6 v v ) du + (4 – 6 ) dv = 0 u u Transformasikan v = p v = up sehingga dv = u dp + p du u Substitusikan kepersamaan di atas, diperoleh (4+6p) du + (4-6p)(u dp + p du) = 0 (4+6p+4p-6p2) du + (4-6p)u dp = 0 du (4 6 p)dp + =0 u (4 10 p 6 p 2 ) du + u Ln │u │- (4 6 p)dp =C (4 10 p 6 p 2 ) 46p (6 p 2)( p 2) dp = C Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 46 Ln │3x – 2y +1│+ 18/5 Ln │6p + 2 │+ 8/5 Ln │p-2│+ C Ln │3x – 2y +1│+ 18/5 Ln │6( 2.5 3x 2 y 3x 2 y ) + 2 │+ 8/5 Ln │( ) - 2│+ C 3x 2 y 1 3x 2 y 1 Persamaan Differensial Eksak (PDE) Persamaan differensial tingkat satu derajat satu M(x,y)dx + N(x,y)dy = 0 disebut persamaan differensial eksak jika dan hanya jika memenuhi syarat: N ( x, y ) M ( x, y ) = x y Contoh 1. (x+y) dx + (x-y) dy = 0 adalah PD eksak karena M(x,y) = (x+y) N ( x, y ) M ( x, y ) = 1 dan N(x,y) = (x-y) =1 x y 2. ( x + y Cos x) dx + Sin x dy = 0, adalah PD eksak karena M(x,y) = x + y Cos x N(x,y) = Sin x M ( x, y) = Cos x y N ( x, y ) = Cos x x 3. y(x-2y) dx – x2 dy = 0, bukan persamaan differensial eksak, M(x,y) = xy – 2y2 N(x,yk) = -x2 M ( x, y ) = x – 4y y N ( x, y ) = x 2-2x N ( x, y ) M ( x, y ) x y Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 47 Dengan cara yang sama, persamaan dibawah ini adalah persamaan tidak eksak N ( x, y ) M ( x, y) . x y karena 1. (x2+y2) dx + xy dy = 0 -- PD Homogen 2. dx - a 2 x 2 dy = 0 --- PD yang dapat direduksi ke PD Separable 3. (x+y+1) dx - (x-y+3) dy = 0 ---> PD Tidak homogen Persamaan differensial eksak mempunyai selesaian umum F(x,y) = C. Menurut definisi differensial total untuk F(x,y) = C, diperoleh: d(C) = dF(x,y)+ dF(x,y) 0= F ( x, y ) F ( x, y ) dx + dy. x y Berdasarkan bentuk M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 dan 0= F ( x, y ) F ( x, y ) dx + dy x y F ( x, y ) F ( x, y ) = M(x,y) dan = N(x,y) x y Berdasarkan kesamaan di atas, maka untuk menentukan selesaian persamaan differensial eksak yang berbentuk F(x,y) = C dapat dilakukan dengan dua cara. Cara I Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 48 F ( x, y ) F ( x, y ) = M(x,y) dan = N(x,y) x y Dari kesamaan di atas diperoleh F ( x, y ) = M(x,y) F(x,y) = x M(x,y) dx x = F ( x, y ) = N(x,y) y y y M ( x, y) dx + G(y) x M ( x, y) dx + G(y) = N(x,y) x M ( x, y) dx + G’(y) = N(x,y) G’(y) = N(x,y) y G(y) = (N(x,y) - x M ( x, y) dx y x M ( x, y) dx ) dy ` x Substitusikan G(y) dalam F(x,y) = M ( x, y) dx + G(y) yang merupakan selesaian umum persamaan differensial Cara II F ( x, y ) F ( x, y) = N(x,y) dan = M(x,y) x y Dari kesamaan di atas di peroleh F ( x, y ) = N(x,y) F(x,y) = y Persamaan Differensial-Dwi Purnomo N(x,y) dy 49 y = F ( x, y ) = M(x,y) x x x N(x,y) dy + F(x) y N(x,y) dy + F(x) = M(x,y) y N(x,y) dy + F’(x) = M(x,y) F’(x) = M(x,y) - x F(x) = ( M(x,y) x y N(x,y) dy x N(x,y) dy ) dx y Substitusikan F(x) ke dalam F(x,y) = N(x,y) dy + F(x) yang merupakan selesaian umumnya. Contoh 1. Tentukan selesaian persamaan differensial eksak berikut ini: (2x +3y+4) dx + (3x+4y+5) dy = 0. Jawab M(x,y) = (2x+3y+4) M ( x, y ) = 3 dan y N(x,y) = (3x+4y+5) N ( x, y ) =3 x Berarti persamaan di atas adalah eksak. Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 50 Selesaian PD di atas adalah F(x,y) = C. Untuk mendapatkan F(x,y) = C dapat digunakan kesamaan F ( x, y) = N(x,y) dan y F ( x, y ) = M(x,y). x F ( x, y) = (3x+4y+5) y F(x,y) = (3x 4 y 5)dy = 3xy + 2y2 + 5y + F(x) F ( x, y ) = M(x,y). x ( 3xy + 2y2 + 5y + F(x)) = (2x +3y +4) x 3y + F’(x) = 2x + 3y + 4 F’(x) = 2x + 4 F(x) = x2 + 4x + C Primitif persamaan adalah F(x,y) = 3xy + 2y2 + 5y + x2 + 4x + C 2. (x + y Cos x) dx + sin x dy = 0 Jawab M(x,y) = x + y Cos x N(x,y) = sin x M ( x, y) = Cos x dan y N ( x, y ) = Cos x x Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 51 Berarti persamaan di atas adalah persamaan diferencial eksak. Sehingga selesaiannya dapat dinyatakan dalam bentuk F(x,y) = C. Untuk mendapatkan F(x,y) = C digunakan kesamaan F ( x, y ) F ( x, y ) = M(x,y) dan = N(x,y) x y F ( x, y ) = x + y Cos x x F(x,y) = = (x + y Cos x) dx 1 2 x + y Sin x + G(y) 2 F ( x, y ) = sin x y 1 2 ( x + y Sin x + G(y) ) = sin x y 2 Sin x + G’(y) = sin x g’(y) = 0 g(y) = C Diperoleh selesaian umum persamaan F(x,y) = 1 2 x + y Sin x + C 2 x2 + 2y Sin x = C Soal-soal A. Selidiki apakah persamaan di bawah ini eksak atau tidak 1. (3x+2y) dx + (2x+y) dy = 0 2. (y2 + 3) dx + (2xy-4) dy = 0 3. (6xy + 2y2 – 5) dx + (3x2+4xy-6) dy = 0 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 52 4. 2x 1 x x2 dx + dy = 0 y y2 5. (cos x cos y + y)y’ + tgn x = sin x sin y 6. (5xy + 4y2 + 1) dx + (x2+2xy) dy = 0 7. x dx + y dy = (x2+y2) dx 8. l(y2 - y 1 +2) dx + ( + 2y(x+1))dy = 0 x( x y ) x y 9. 2(x2 + xy) dx + (x2+y2) dy = 0 10. ( 1 1 4x 1 + 2 ) dx + ( ) dy = 0 2 x y y3 B. Tentukan selesaian umum persamaan 1-10 di atas, jika diketahui eksak. 2.6 Persamaan Differensial Tidak Eksak (PDtE) M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 adalah persamaan differensial tingkat satu derajat satu disebut persamaan differensial tidak eksak jika dan hanya jika: N ( x, y ) M ( x, y ) . x y Persamaan differenial tidak eksak dapat diselesaikan dan ditentukan primitifnya dengan cara mencari faktor integral dari persamaan tersebut. Setelah ditentukan faktor integralnya, maka persamaan differensial tidak eksak tersebut menjadi persamaan differensial eksak. Faktor integral persamaan differensial tidak eksak dinyatakan dengan (x,y). Setelah diketahui faktor integralnya , maka persamaan tidak eksak ditulis dalam bentuk: (x,y)[M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0] Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 53 (x,y)M(x,y) dx + (x,y)N(x,y) dy = 0 (PD eksak) M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 - PD tingkat satu derajat satu Dengan M(x,y) = (x,y)M(x,y) dan N(x,y) = (x,y)N(x,y) Sehingga diperoleh persamaan yang merupakan persamaan differensial tingkat satu berupa persamaan differensial eksak yang memenuhi sifat M ( x, y ) N ( x, y ) y x dengan M(x,y) = (x,y)M(x,y), dan N(x,y) = (x,y)N(x,y) Persamaan baru tersebut dinamakan persamaan differensial eksak, sehingga selesaiannya dapat ditentukan dengan menggunakan metode persamaan differensial eksak. Bagaimana menentukan faktor integral persamaan tidak eksak? Karena (x,y)[M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0] persamaan eksak, maka: (N ) (M ) = x y M +M = y y N M - =(N - M ) x x y y ( N M ) = x y 1 N +N x x (N - M ) x y dalam hal ini dapat kita tinjau dari beberapa kasus: Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 54 a. Misal (x,y) = (x) yaitu fungsi bervariabel x saja, maka = 0 dan y du = , sehingga dx x ( N M ) = x y 1 (N d - M.0 ) dx M N 1 d y x = dx N M N y x Jika suatu fungsi dari x atau f(x), maka dari N M N 1 d y x = didapat dx N 1 d d = f(x) atau = f(x) dx dx Ln = f(x) dx f ( x ) dx =e ---- faktor integral yang dicari b. Misal = (y) yaitu fungsi bervariabel y saja maka y = = 0 dan x d , sehingga dy d -M ) x dy ( N M ) = x y 1 (N ( N M ) = x y 1 ( N.0 - M Persamaan Differensial-Dwi Purnomo d ) dy 55 M N 1 d y x = dy M M N y x Jika suatu fungsi dari y atau g(y), maka dari M M N 1 d y x = didapat dy M 1 d d = -g(y) atau = -g(y) dy dy Ln = -g(y) dy g ( y ) dy =e c. Jika M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 adalah persamaan differensial homogen dengan x M(x,y) + y N(x,y) 0, maka faktor integral (x,y) = 1 xM ( x, y ) yN ( x, y ) d. Jika M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 dapat ditulis y f(xy) dx + x g(xy)dy = 0 dengan f(xy) g(xy) maka (x,y) = 1 1 = xy[ f ( xy) g ( xy)] xM ( x, y ) yN ( x, y ) e. Seringkali faktor integral (x,y) dapat diperoleh dengan pemeriksaan, hal ini akan tampak setelah pengelompokkan kembali suku-suku persamaannya. Dengan mengenal kelompok suku-suku tertentu merupakan suatu bagian dalam persamaan differensial eksak. Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 56 Contoh Tentukan selesaian umum persamaan differensial berikut dengan terlebih dahulu menentukan faktor integrasinya. 1. (x2 + y2 + x) dx + xy dy = 0 Jawab M(x,y) = x2 + y2 + x N(x,y) = xy M ( x, y) = 2y y N ( x, y ) =y x Sehingga persamaan di atas tidak eksak karena N ( x, y ) M ( x, y) x y Selanjutnya dicari (x,y) sebagai faktor integrasi M ( x, y ) N ( x, y ) 1 2y y y x Karena = = = f(x) x N ( x, y ) xy Maka (x,y) = e f ( x ) dx =e ln x = x. Diperoleh persamaan baru dan merupakan persamaan differensial eksak yaitu x{(x2 + y2 + x) dx + xy dy = 0} (x3 + xy2 + x2) dx + (x2y) dy = 0 Dengan menggunakan metode persamaan eksak diperoleh selesaian umumnya 3x4 + 4x3 + 6x2y2 = C 2. (2xy4ey + 2xy3 + y) dx + (x2y4ey – x2y2 – 3x) dy = 0 Jawab Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 57 M ( x, y) = (8xy3ey + 2xy4) + 6xy2 + 1 y N ( x, y ) = 2xy4ey – 2xy2 - 3 x Sehingga persamaan di atas tidak eksak. Selanjutnya dicari (x,y) sebagai faktor integrasi M ( x, y ) N ( x, y ) 2 y x Karena = = -g(y) N ( x, y ) y Maka (x,y) = e g ( y ) dy = 1 y4 Diperoleh persamaan baru dan merupakan persamaan differensial eksak yaitu 1 (2xy4ey + 2xy3 + y) dx + (x2y4ey – x2y2 – 3x) dy = 0 y4 Dengan menggunakan metode persamaan eksak diperoleh selesaian umumnya x2ey + x x2 + 3 =C y y Latihan Tentukan faktor integral dan selesaiaan umum persamaan a. (x4 + y4) dx – xy3 dy = 0 b. y(x-2y) dx – x2 dy = 0 c. x dy – y dx = x2ex dx d. y2 dy + y dx – x dy = 0 e. 3x2y2 dx + 4(x3y-3) dy = 0 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 58 2.7 Persamaan Bentuk y F(xy) dx + x G(xy) dy = 0 Persamaan y F(xy) dx + x G(xy) dy = 0, juga disebut persamaan differensial tingkat satu derajat satu karena bentuknya M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 Selesaiannya dapat ditentukan dengan menggunakan transformasi xy = z, sehingga y = dy = z . Dengan menurunkan masing-masing variable diperoleh x xdz zdx . x2 Substitusikan bentuk dy = xdz zdx ke persamaan semula x2 M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 M(x, z z xdz zdx )dx + N(x, )( )=0 x x x2 M(x,z) dx + N(x,z) dz = 0 Bentuk terakhir merupakan persamaan yang dapat dipisahkan variabelvariabelnya. Contoh. Tentukan selesaian umum persamaan 1. (xy2+y) dx + (x+x2y+x3y2) dy = 0 Jawab (xy2+y) dx + (x+x2y+x3y2) dy = 0 y(xy+1) dx + x(1+xy+x2y2)dy = 0 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 59 Transformasikan y = diperoleh dy = z , dengan menurunkan masing-masing variable x xdz zdx . x2 Sehingga persamaan semula menjadi z xdz zdx (z+1) dx + x(1+z+z2)( )=0 x x2 z3 dx – x(1+z+z2) dz = 0 dx (1 z z 2 ) – dz = 0 x z3 dx dz dz dz – 3 - 2 + =0 x z z z dx – x Ln │x │+ dz z3 dz + z2 dz =C z 1 1 + + Ln │z │= c 2 2z z Dengan mensubstitusikan xy = z diperoleh selesaian persamaan 2x2y2 Ln │y │- 2xy - 1 = Cx2y2 Sebagai latihan, tentukan selesaian umum persamaan 1. y(xy+1)dx + x(1+xy + x2y2) dy = 0 2. (y-xy2) dx – (x +x2y) dy = 0 3. (1-xy+x2y2) dx + (x3y – x2) dy = 0 dengan y(1) = 0 4. y(1+2xy) dx + x(1-xy) dy = 0 dengan y(0) = 0 5. y(1-xy) dx + x (xy + 3) dy = 0 2.8 Trayektori Ortogonal Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 60 Suatu kurva yang memotong setiap persamaan keluarga kurva atau dari sebaliknya dengan sudut tetap disebut trayektori dari persamaan differensial yang diketahui. Jika besar sudut = 90o maka disebut trayektori ortogonal, sedangkan jika besar sudut 90º maka diebut trayektori isogonal. a. Trayektori Isogonal Integral kurva dari persamaan f(x,y, y 'tgn ) = 0 adalah trayektori isogonal 1 y ' tgn dengan sudut tetap dari persamaan differensial f(x,y,y’) = 0 b. Trayektori Ortogonal Jika = 90º maka trayektorinya disebut trayektori ortogonal Integral kurva dari persamaan differensial f(x,y, 1 ) = 0 adalah trayektori orthogonal dari y' persamaan f(x,y,y’) = 0. Jika dinyatakan dalam koordinat polar, integral kurva dari persamaan diferencial f(r, ,r2 f(r, , dr ) = 0 adalah trayektori ortogonal dari integral kurva d dr ) d Jika suatu persamaan hendak ditentukan trayektorinya, maka beberapa langkah yang ditempuh adalah. 1. Tentukan persamaan differensial dari persamaan keluarga kurva yang diketahui . Jika persamaan yang diketahui masih terdapat parameter maka parameter harus dieliminir terlebih dahulu. 2. Tentukan persamaan differensial dari trayektorinya. Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 61 a. Bila trayektorinya ortogonal dilakukan penggantian dy dx dengan dx dy pada persamaan differensialnya. b. Bila trayektori isogonal dengan sudut tetap maka lakukan dy tgn dy penggantian dengan dx pada persamaan dy dx 1 tgn dx differensialnya. c. Bila trayektori = 45º maka lakukan penggantian dy dengan dx dy 1 dx pada persamaan differensialnya. dy 1 dx d. Bila trayektorinya dalam koordinat polar maka lakukan penggantian dr dr dengan –r2 . d d 3. Selesaikan persamaan differensial baru tersebut dengan metode yang sesuai sehingga diperoleh persamaan trayektori yang diminta. Contoh Tentukan trayektori ortogonal persamaan keluarga kurva x2 + 2y2 = C, C Real. Jawab Persamaan differensial dari persamaan x2 + 2y2 = C adalah d(x2 ) + d( 2y2 ) = d(C) 2x dx + 4y dy = 0 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 62 2x + 4y dy = 0. dx Untuk mendapatkan trayektori ortogonal adalah mengganti dy dx dengan , dx dy sehingga 2x + 4y dy = 0. dx dx 2x + 4y = 0 dy 2x dy – 4y dx = 0 2 dx dy –4 =0 x y 2 dy –4 y dx =C x 2 Ln y│- 4 Ln │x│= C Ln y2 =C x4 y2 = Cx4 Latihan 1. Tentukan trayektori ortogonal dari persamaan keluarga kurva a. x2 + y2 – 2Cx = 0 b. y2 + 3x2 – Cx = 0 c. y2 – x2 – C = 0 d. (x2 + y2)2 = Cxy Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 63 e. y = x – 1 + Ce-x f. r = C Cos g. y2 x2 = Cx 2. Tentukan trayektori isogonal dengan sudut tetap = 45º dari persamaan keluarga kurva a. x2 + y2 = 2C(x+y) b. x2 + y2 = C2 2.9 Soal-soal A. Dengan menggunakan metode yang sesuai, tentukan selesaian umum persamaan differensial di bawah ini. 1. y’ = ( x 1) y 2. y’ + y = 2x + 1 3. (2xy – y + 2x) dx + (x2- x) dy = 0 4. y’ = 5. ( x2 1 y2 1 y xdx + x2) dx + =0 xy 1 xy 1 6. (2x sin xy + x2y cos xy) dx + x2 cos xy dy = 0 7. y’ = xy2 + 2xy 8. (y+y2) dx + (y2-x2-xy) dy = 0 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 64 x x2 y 2 9. y’ = y 10. (2x+y+1) dx + (x+3y+2)dy = 0 B. Tentukan selesain masalah nilai awal 1. y’ = (1+y2) tgn x dengan y(0) = 3 dy = 2x cos2y dengan y(0) = dx 4 2. b. 3. (x2 + 3y2) dx – 2xy dy = 0 dengan y(2) = 6 4. (2xy – 3) dx + (x2+4y) dy = 0 dengan y(1) = 2 5. ( 3 y y2 1 ) dx + ( ) dy = 0 x2 xy2 C. Tentukan M(x,y) dan A sedemikian sehingga persamaan berikut eksak. 1. (x3 + xy2) dx + M(x,y) dy = 0 2. ( 1 x + 3 ) dx + M(x,y) dy = 0 2 x y y 2 3. (x2+3xy) dx + (Ax2 + 4y) dy = 0 4. ( Ay y 1 1 2 ) dx + ( 2 ) dy = 0 3 x x x x 5. ( 1 1 ax 1 2 ) dx + ( 3 ) dy = 0 2 y x y D. Tentukan Faktor integrasi persamaan di bawah ini dan tentukan selesaiannya Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 65 1. x dy + y dx = (x2 + y2) dx 2. (2y-3x) dx + x dy = 0 3. (x-y2) dx + 2xy dy = 0 4. x dy + y dx = 3x2 (x2 + y2) dx 5. y dx – x dy + ln x dx = 0 6. (3x2+y2) dx – 2 xy dy = 0 7. (x+y) dx – (x-y) dy = 0 8. y(x+y) dx – x2 dy = 0 Persamaan Differensial-Dwi Purnomo 66