THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta HUBUNGAN KEBIJAKAN SEKOLAH DENGAN UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN Ahmad Faizal Rangkuti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Jln. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164 [email protected] Abstrak Kondisi sampah saat ini sangat mengkhawatirkan. Kesadaran masyarakat terhadap perlunya mengelola sampah juga masih kurang. Penanganan sampah merupakan Tanggung jawab seluruh elemen masyarakat tidak terkecuali instansi pendidikan. Sekolah merupakan wadah untuk menempa anak – anak agar bisa menjadi lebih baik. Pembentukan karakter siswa tentu tidak lepas dari kebijakan sekolah. Penelitian di rancang dengan desain survei cross sectional memakai instrumen angket dan lembar observasi. Sampel di ambil dari populasi siswa salah satu SMK Muhammadiyah di Kota Yogyakarta sebanyak 94 orang dengan metode purposive sampling. Data di analisis dengan menggunakan uji chi Square. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebijakan sekolah terhadap partisipasi dan juga kepedulian siswa dalam upaya mewujudkan sekolah yang berbasis kebersihan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kebijakan sekolah dengan partisipasi kepedulian siswa dalam upaya menjaga kebersihan sekolah terutama sampah. Kebijakan sekolah merupakan segala peraturan maupun tata tertib sekolah yang menjadi keputusan pimpinan sekolah maupun keputusan bersama. Selain itu komitmen sekolah terhadap upaya ini juga dituangkan dalam visi dan misi sekolah. Kesimpulan dari penelitian adalah Kebijakan sekolah berhubungan dengan partisipasi siswa dan kepedulian siswa dalam upaya menjaga kebersihan sekolah. Kebijakan sekolah, partisipasi dan kepedulian siswa terhadap penjagaan kebersihan lingkungan sekolah yang baik akan berdampak terhadap terwujudnya sekolah yang sehat. Kata Kunci : Kebijakan Sekolah, Partisipasi dan Kepedulian Siswa, Kebersihan Lingkungan faktor, diantaranya pertambahan penduduk dan arus urbanisasi. Jika persoalan sampah tidak segera ditangani maka pada tahun 2020 volume sampah di Indonesia meningkat lima kali lipat. Berarti, 1 juta ton tumpukan sampah dalam sehari. Sampah yang belum terkelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Menurunnya kualitas lingkungan akan menyebabkan terganggunya ekosistem. Selain itu penumpukan sampah akan berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya vektor – vektor penyakit seperti lalat, kecoak, nyamuk dan lain – lain. Adanya gangguan terhadap lingkungan akan berdampak terhadap penurunan derajat kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah merupakan usaha yang dilakukan untuk meminimalisir, PENDAHULUAN Menurut Undang – undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Sampah merupakan zat buangan sisa dari aktfitas manusia. Jenisnya bisa bermacam – macam, ada yang organik maupun non organik. Semakin beragamnya aktifitas manusia akan berdampak terhadap jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan. Kondisi sampah saat ini sangat mengkhawatirkan. Kesadaran masyarakat terhadap perlunya mengelola sampah juga masih kurang. Data di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 menyebutkan, volume rata-rata sampah di Indonesia mencapai 200 ribu ton per hari. Daerah perkotaan menyumbang sampah paling banyak. Hal ini disebabkan banyak 1607 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak yang timbul dari adanya sampah. Dalam profil bank sampah 2012 yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup disebutkan bahwa kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan sebutan reduce, reuse dan recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas, efisien dan terprogram. Penanganan sampah merupakan Tanggung jawab seluruh elemen masyarakat tidak terkecuali instansi pendidikan. Sekolah merupakan wadah untuk menempa anak – anak agar bisa menjadi lebih baik. Potensi yang diharapkan berkembang tentu tidak hanya dalam hal akademik tapi juga dalam emosional anak. Kepeduliaan anak harus di tempa agar memiliki jiwa sosial yang baik. Kepedulian terhadap lingkungan yang bersih akan berdampak terhadap terciptanya suasana lingkungan yang sehat. Berdasarkan penilaian sekolah Adiwiyata, ada empat keriteria yang harus dipenuhi oleh sekolah untuk mendapatkan penghargaan tersebut yaitu pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan berbasis pertisipatif, dan pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah. Pembentukan karakter siswa tentu tidak lepas dari kebijakan UAD, Yogyakarta sekolah. Kebijakan sekolah merupakan segala peraturan maupun tata tertib sekolah yang menjadi keputusan pimpinan sekolah maupun keputusan bersama. Hal ini akan membantu dalam mewujudkan sekolah yang peduli lingkungan. METODE PENELITIAN Penelitian di rancang dengan desain survei cross sectional memakai instrumen angket dan lembar observasi. Desain penelitian seperti ini akan mengarahkan pada pengukuran dan observasi terhadap subjek hanya sekali saja, tanpa ada pengulangan pengukuran maupun tindak lanjut (Saryono,2011). Sampel di ambil dari populasi siswa salah satu SMK Muhammadiyah di Kota Yogyakarta sebanyak 94 orang dengan metode purposive sampling. Data di analisis dengan menggunakan uji chi Square. Penelitian terhadap pengelolaan sampah di sekolah ini akan menghasilkan beberapa manfaat sejalan dengan tujuan yang sudah ditentukan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Kebijakan Sekolah dan Partisipasi Siswa Kebijakan sekolah dalam penelitian ini menyangkut beberapa peraturan dan kebiasaan pengelola sekolah. Kebiasaan ini bisa berupa ajakan atau pemberian contoh dalam upaya menciptakan sekolah yang bersih dari sampah. Hubungan kebijakan sekolah dengan partisipasi siswa dalam kebersihan sekolah dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1. Hubungan kebijakan sekolah dengan partisipasi siswa Partisipasi Variabel Total Rendah Tinggi Kebijakan sekolah N % N % N % Baik Buruk Total 23 19 42 62,2 33,3 44,7 Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsi partisipasi siswa yang rendah dengan kebijakan sekolah yang buruk sebesar 16,5 (62,2%) sedangkan proporsi partisispasi siswa yang tinggi dengan 14 38 52 37,8 66,7 52,3 37 57 94 100 100 100 P 0,006 kebijakan sekolah yang baik sebesar 31,5 (66,7%). Secara statistik terdapat hubungan kebijakan sekolah dengan partisipasi siswa dalam upaya kebersihan sekolah dengan signifikansi 0,006. 1608 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 Program adiwiyata yang di canangkan oleh pemerintah ternyata memberikan dampak postif bagi pengelolaan lingkungan disekolah. Indikator penilaian dalam program ini di antaranya berkaitan dengan ada tidaknya kebijakan sekolah yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan bagaimana keterlibatan siswa dalam mewujudkan sekolah yang peduli terhadap lingkungan (KLH,2012). Kebijakan di setiap sekolah utamanya tentang kebersihan lingkungan berbeda-beda. Kebijakannya menyangkut peraturan, tata tertib, himbauan maupaun ajakan dari pihak pengelola sekolah yang berhubungan dengan usaha untuk melestarikan lingkungan dengan pengelolaan sampah. Umumnya sekolah– sekolah yang sudah bertaraf nasional maupun internasioanal sudah menerapkan kurikulum yang menonjolkan adanya pendidikan tentang lingkungan hidup. Pendidikan yang di maksud mencakup pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, kesehatan lingkungan dan penekanan adanya dampak yang timbul jika lingkungan terganggu keseimbanganny. UAD, Yogyakarta Kebijakan yang di terapkan akan sangat berpengaruh terhadap partisipasi siswa untuk menjaga kerbersihan lingkungan. Dalam menjalankan kebijakan ini tentu harus ada komitmen dari seluruh komponen yang ada di dalam lingkungan sekolah. Misalnya, guru membuang sampah pada tempatnya, adanya tulisan-tulisan tentang kebersihan, siswa tertib dalam menjalankan piket sekolah dan lain – lain. Hasil penelitian Nanik Hidayati (2013) di SMK N 2 Semarang menunjukkan bahwa kebijakan sekolah sangat berperan penting dalam memotivasi siswa agar tetap menjaga lingkungan. Selain itu peran guru dan teman sejawat sangat besar dalam menyadarkan siswa akan pentingnya lingkungan yang berih, nyaman dan sehat. Kebijakan Sekolah dan Kepedulian Siswa Kepedulian siswa dalam upaya kebersihan merupakan modal untuk mewujudkan lingkungan yang sehat . Kepedulian ini tentu harus di dukung sekolah sehingga tercipta suasana belajar yang sehat dan nyaman. Hubungan kebijakan sekolah dan kepeduliaan siswa dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2. Hubungan kebijakan sekolah dengan kepedulian siswa P Kepedulian Total Variabel Rendah Tinggi Kebijakan sekolah N % N % N % Buruk Baik Total 23 13 36 62,2 22,2 38,3 Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsi kepedulian siswa yang rendah dengan kebijakan sekolah buruk sebesar 14,2 (62,2%) sedangkan proporsi kepedulian siswa yang tinggi dengan kebijakan sekolah yang baik sebesar 35,2 (77,2%). Secara statistik terdapat hubungan kebijakan sekolah dengan kepedulian siswa dalam upaya menjaga kebersihan sekolah dengan signifikansi 0,000. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2002: 841), peduli berarti mengindahkan, menghiraukan, memperhatikan. Berdasarkan makna tersebut 1609 0,000 14 37,8 37 100 44 77,2 57 100 58 61,7 94 100 Kepedulian siswa bisa diartikan sebagai adanya keinginan siswa untk memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kepedulian ini juga ternyata berhubungan erat dengan dukungan sekolah yang terus – menerus memberikan dorongan kepada siswa agar selalu memperhatikan lingkungan disekitarnya. Kepedulian merupakan bagian dari sikap. Menurut Soekidjo (2010) sikap merupakan respon seseorang terhadap objek atau keadaan tertentu. Berdasarkan tingkatan sikap, kepedulian merupakan bentuk penghargaan seseorang terhadap sesuatu yang baik menurut pengetahuannya. Kepedulian siswa terhadap kebersihan THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta sekolah merupakan suatu respon positif dari adanya kebijakan sekolah. Kepedulian dalam dalam penelitian ini tercermin dari adanya sikap berupa ajakan siswa terhadap siswa lainny agar mau memelihara kebersihan sekolah dengan membuang sampah pada tempatnya. Kementerian lingkungan hidup RI. 2012.Profil bank Sampah 2012. Jakarta: Kementerian lingkungan hidup. KESIMPULAN Kebijakan sekolah berhubungan dengan partisipasi siswa dan kepedulian siswa dalam upaya menjaga kebersihan sekolah. Kebijakan sekolah, partisipasi dan kepedulian siswa terhadap penjagaan kebersihan lingkungan sekolah yang baik akan berdampak terhadap terwujudnya sekolah yang sehat. Kementrian Lingkungan Hidup. 2012. Panduan Adiwiyata “Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan” . Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup REFERENSI http://kbbi.web.id/ di akses 22 Desember 2015 Saryono.2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press Hidayati N, dkk. 2013. Perilaku Warga Sekolah Dalam Program Adiwiyata di SMK Negeri 2 Semarang. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 Notoatmodjo,S.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta 1610