KAPITA SELEKTA BUDAYA DAN MASYARAKAT Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh - Sofia Aunul, M.Si Abstract Kompetensi Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Komunikasi antarbudaya muncul sebagai akibat adanya interaksi dan hubungan antarwarga masyarakat yang berbeda kebudayaan. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mengetahui dan memahami pengertian, hakikat dan fungsi budaya 2. Mengetahui dan memahami komunikasi dalam konteks komunikasi antarbudaya KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT (KOMUNIKASI ANTARBUDAYA) Pendahuluan Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Cultural determinism (Melville J. Herkovits & Bronislaw Malinowski) merupakan segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri. Sedangkan Herkovits sendiri memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic yang berarti kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan oleh kelahiran dan kematian. Pengertian Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Akal budi adalah intelektual (kognitif) dan sekaligus perasaan (afektif). Dalam filsafat Hindu, akal budi melibatkan seluruh unsur panca indera, baik dalam kegiatan pikiran (kognitif), perasaan (afektif), maupun perilaku (psikomotorik). Istilah culture (bahasa Inggris) berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dalam masyarakat Romawi cultura biasanya digunakan untuk menyebut kegiatan manusia mengolah tanah atau bercocok tanam. Menurut antropolog E.B. Taylor kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuankemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah dan nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas. Agama, 5 2 Kapita Selekta Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ideologi, kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia hidup merupakan contoh rasa. Cipta merupakan kemampuan mental, berpikir orang-orang yang bermasyarakat yang diantaranya menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. hidup Rasa dan cinta dinamakan juga kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture). Menurut Kim,kebudayaan merupakan kumpulan pola kehidupan yang dipelajari oleh sekelompok manusia tertentu dari generasi-generasi sebelumnya dan akan diteruskan ke generasi mendatang. Samovar menegaskan bahwa sebagai suri tauladan kebudayaan mengkondisikan manusia secara tidak sadar menuju cara-cara khusus bertingkah laku dan berkomunikasi. Pendidikan, bahasa, interaksi, dan konteks langsung sejak lahir mempengaruhi seorang individu. Perilaku binatang berdasarkan naluri, sedangkan perilaku manusia berdasarkan hasil dari proses belajar. Kebudayaan berorientasikan kelompok dan menetapkan suatu fenomena sosial dengan proses belajar yang berlangsung melalui model-model peranan, biasanya dengan pengajaran melalui contoh-contoh perbuatan. Kebudayaan menegaskan nilai-nilai dasar tentang kehidupan: apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Pemahaman orang tentang hubungan-hubungan pribadi dan tanggung jawab terhadap anggota keluarga dan anggota masyarakat luas dipelajari dalam lingkungan keluarga. Individu dalam keluarga tersebut di atas akan tumbuh berkembang dengan latar belakang pemahaman mengenai dunia dan kehidupannya melalui kacamata keluarganya, yang pada gilirannya mencerminkan sistem kebudayaan yang melingkupinya. Sepanjang hidup orang mempelajari aturan-aturan kebudayaannya. Bahkan tidak sedikit yang dilakukannya merupakan di luar kesadarannya agar dapat diterima dan tidak dikucilkan dalam lingkungannya. Unsur-unsur dalam Kebudayaan Melville J. Herkovits mengajukan empat unsur pokok kebuayaan, yaitu: Alat-alat teknologi Sistem ekonomi Keluarga Kekuasaan politik. Menurut Bronislaw Malinowski menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut: 5 3 Kapita Selekta Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama. Organisasi kekuatan. Organisasi ekonomi Terdapat istilah cultural universal yang dikemukakan C. Kluckhohn. Hal ini menunjukkan bahwa unsur-unsur bersifat universal yang dapat dijumpai di setiap kebudayaan di manapun di belahan dunia ini. Berikut ini adalah tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals: Peralatan dan peerlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dsb.) Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi(pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dsb.) Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan). Bahasa (lisan dan tertulis). Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb). Sistem pengetahuan. Religi (sistem kepercayaan). Fungsi Kebudayaan 5 Kebudayaan berguna bagi manusia yaitu untuk melindungi diri dari alam, mengatur hubungan antarmanusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Hasil karya masyarakat menghasilkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat dari lingkungannya. Teknologi pada hakikatnya menurut Koentjaraningrat meliputi: alat-alat produktif, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat perlindungan dan perumahan, serta alat-alat transportasi. Dalam mengatur hubungan antarmanusia, kebudayaan dapat juga disebut dengan struktur normatif atau menurut Ralph Linton sebagai designs for living (garis-garis atau petunjuk dalam hidup). Hal ini berarti kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang perilaku atau blueprints for behavior yang menetapkan peraturan-peraturan tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak. 4 Kapita Selekta Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hakikat Kebudayaan Hakikat Walaupun masyarakat dalam dunia ini mempunyai kebudayaan yang berbeda,namun kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimanapun juga. Sifat hakikat tersebut adalah sebagai berikut: Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. Kebudayaan diperlukan manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakantindakan yang diterima dan ditolak, tindakan yang dilarang dan diizinkan. Komunikasi AntarBudaya Berikut ini adalah definisi Komunikasi AntarBudaya 5 “Intercultural communication..refers to the communication phenomenon in which participants, different in culture background, come into direct or indirect contact with one another” atau komunikasi antar budaya menunjuk pada suatu fenomena komunikasi di mana para pesertanya masing-masing memiliki latar belakang budaya yang berbeda terlibat dalam kontak antara satu dengan yang lainnya, baik secara langsung atau tidak langsung. (Young Yung Kim, 1984) “Intercultural communication…interaction between members of differing cultures” atau komunikasi antarbudaya adalah interaksi antara para anggota masyarakat yang berbeda kebudayaannnya. (Sitaram and Cogdell, 1976) “Intercultural communication is the process of exchange of thoughts and meaning between people of differing cultures” atau komunikasi antarbudaya proses pertukaran pikiran dan makna di antara orang-orang yang berbeda kebudayaannya. (Gerhard Maletzke, 1976) “Intercultural communication…the art of understanding and being understood by the audience of another culture” atau komunikasi antarbudaya adalah seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak yang memiliki kebudayaan lain. (Sitaram 1970) “Communication is cultural when occuring between peoples of different culture” atau komunikasi bersifat budaya apabila terjadi di antara orang-orang yang berbeda kebudayaannnya. (Rich, 1974) “Intercultural communication…communication which occurs under condition of cultural difference-language, values, customs and habits” atau komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan. (Stewart, 1974) 5 Kapita Selekta Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Smith menyatakan bahwa komunikasi dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Edward T. Hall menyatakan bahwa komunikasi adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi. Relasi komunikasi dan kebudayaan: pertama, dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran simbol-simbol komunikasi; kedua, hanya dengan komunikasi pertukaran simbol-simbol ini dapat dilakukan dan kebudayaan akan ada/eksis jika ada komunikasi. Interaksi antarbudaya yang effektif sangat bergantung pada KAB. Konsep ini menerangkan bahwa tujuan KAB akan tercapai bila bentuk-bentuk hubungan antarbudaya ketika para peserta KAB dengan sadar memperbaharui relasi antara komunikator dengan komunikan, menciptakan dan memperbaharuui sebuah manajemen kounikasi yang efektif, semangat kesetiakawanan, persahabatan, sharing teknologi dan mengurangi konflik yang mungkin timbul. Proses KAB sama dengan proses komunikasi lainnya yang mempunyai tiga tahap. 5 • Proses interaktif merupakan komunikasi yang berlangsung dua arah namun pada tahap yang rendah. Ketika saling terjadi saling pengertian, memahami perasaan dan tindakan bersama maka komunikasi sudah masuk pada tahap selanjutnya. • Proses transaksional terjadi ketika dalam komunikasi terjadi (1)keterlibatan emosional yang tinggi yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan atas pertukaran pesan, (2) peristiwa komunikasi melewati seri waktu yang berkaitan dengan masa lalu, sekarang dan yang akan datang, (3)partisipan dalam KAB menjalankan peran tertentu • Proses dinamis berarti proses komunikasi berlangsungdalam konteks sosial yang hidup,berkembang dan bahkan berubah-ubah berdasarkan waktu, situasi dan kondisi tertentu. 6 Kapita Selekta Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Variabel Kebudayaan dalam Proses KAB Stabilitas Kebudayaan Bahasa dan Interaksi Kepercayaan atas Kebudayaan dan Nilai Identitas Sosial Budaya Material Variabel Kebudayaan Peranan Relasi Etnosentrisme Perilaku Nonverbal Kesenian Pengakuan dan Ganjaran Pola Pikir Aturan-aturan Budaya Identifikasi Sosial Para anggota dari setiap kebudayaan mempunyai suatu keunikan yang dijadikan sebagai identitas sosial untuk menyatakan tentang siapa mereka dan mengapa mereka ada. Kebudayaan dapat mewakili suatu perilaku personal atau kelompok. Budaya Material Budaya material merupakan hasil produksi suatu kebudayaan berupa benda yang dapat ditangkap oleh panca idera, misalnya makanan, pakaian, alat musik, senjata traadisional, alat-alat teknologi, dll. Budaya material tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun berdasarkan nilai tertentu. Overt material yang merefleksikan beda nyata yang menjadi simbol kebudayaan. Covert material merupakan nilai-nilai utama kebudayaan yang bersifat abstrak. Peran Relasi Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam peran adalah status sosial. Jika status merupakan gambaran tentang kedudukan seseorang dalam suatu masyarakat, maka peran menunjukkan aspek dinamis dari kedudukan orang itu. Setiap orang yang berada pada status sosial diharapkan menjalankan peran tertentu berdasarkan status yang disandangnya dalam suatu masyarakat. Setiap kebudayaan mempunyai norma-norma tertentu yang membenarkan peran seseorang berdasarkan umur, pekerjaan, asas sopan santun, dan gender. 5 7 Kapita Selekta Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kesenian Semua kebudayaan meliputi gagasan dan perilaku yang menampilkan sisi estetika untuk dinikmati yang disebut dengan seni. Tidak ada standar yang baku dan universal untuk keindahan dalam satu kebudayaan dan kebudayaan lainnya (Taylor). Menurut Taylor, seni dipandang sebagai sebuah proses yang melatih keterampilan, aktivitas manusia untuk menyatakan atau mengkomunikasikan perasaan atau nilai yang ia miliki. Ada beberapa kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai seni: folklor (cerita rakyat), musik, tarian, drama, seni lukis/memahat/mengecat, permainan/olahraga,dll. Bahasa dan interaksi Hakikat bahasa Bahasa dan kebudayaan Bahasa dan cara berpikir Pengaruh sikap budaya terhadap pesan verbal Variasi berbahasa antarbudaya Stabilitas Budaya Menurut antropolog, semua budaya selalu mengalami perubahan, juga mempunyai kemampuan untuk mempertahankan diri dari ancaman perubahan baik dari dalam maupun luar (Taylor). Jika stabilitas kebudayaan dikaitkan dengan dinamika perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, maka dapat dikatakan perubahan kebudayaan bersumber dari penemuan baru, metode kerja, teknologi, difusi inovasi, kesenjangan masyarakat dan struktur sosial baru. Secara umum, kesenjangan terjadi karena adanya perubahan dari luar dan masyarakat tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan. Struktur sosial baru berdasarkan profesi dan fungsi yang lebih rasional mengakibatkan perubahan relasi. Komunikasi antarbudaya muncul sebagai akibat adanya interaksi dan hubungan antarwarga masyarakat yang berbeda kebudayaan. Kepercayaan atas Kebudayaan Komunikasi sangat bergantung dari eksistensi persepsi. Persepsi yang kita miliki merupakan frame of reference yang diibaratkan layar penampil informasi. Jika kerangka pandangan (frame of reference) merupakan saringan untuk menyaring pesan yang dikirim 5 8 Kapita Selekta Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan disandi balik, maka kita dapat menghitung seberapa banyak perbedaan antara kenyataan dengan apa yang diucapkan. Setiap kebudayaan memiliki nilai-nilai dasar yang merupakan pandangan hidup dan sistem kepercayaan di mana semua pengikutnya berkiblat. Nilai dasar itu membuat pengikut suatu kebudayaan melihat diri mereka ke dalam dan mengatur bagaimana caranya mereka melihat keluar. Nilai tersebut merupakan filosofi hidup yang akan dibawa kemanapun. Etnosentrisme Etnosentrisme merupakan suatu ‘paham’ yang mana para penganut dari suatu kebudayaan atau suatu kelompok suku bangsa selalau merasa lebih superior daripada kelompok lain di luar mereka. Etnosentrisme dapat menimbulkan sikap ‘kami’ (in-group) dan ‘mereka’ (outgroup). Etnosentrisme sangat berpengaruh dalam komunikasi antarbudaya, misalnya dalam meningkatkan kecenderungan untuk memilih dengan siapa kita berkomunikasi. Perilaku Nonverbal Komunikasi nonverbal merupakan tindakan dan atribusi (lebih dari penggunaan katakata) yang dilakukan seseorang kepada orang lain dalam pertukaran makna yang selalu dikirimkan dan diterima secara sadar oleh dan untuk mencapai umpan balik atau tujuan tertentu. Komunikasi nonverbal meliputi ekspresi wajah, nada suara, gerakan anggota tubuh, kontak mata, rancangan ruang, pola-pola perabaan, gerakan ekspresif, perbedaan budaya dan tindakan-tindakan nonverbal lainnya yang tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi nonverbal dinilai sangat penting untuk memahami perilaku antarmanusia dibandingkan dengan kata-kata (verbal) baik tutur maupun tulisan. Pesan-pesan nonverbal dapat memperkuat apa yang disampaikan secara verbal. Jenis-jenis pesan nonverbal: 5 Kinesics atau gerak tubuh (pesan facial/mimik, pesan gestural/gerakan anggota badan dan pesan dan pesan postural/keseluruhan anggota badan). Paralinguistic atau suara terdiri atas nada, kualitas suara, volume, kecepatan dan ritme. Proxemics atau penggunaan ruang personal dan sosial (jarak akrab, jarak personal, jarak sosial dan jarak publik). Chronemics ataupenggunaan waktu monochronic dan polychronic. Tactile dan olfactory (sentuhan dan bau-bauan) Atrifactual yang diungkapkan melalui penampilan—tubuh pakaian dan kosmetik 9 Kapita Selekta Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Fungsi komunikasi nonverbal Komunikasi nonverbal mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. Fungsi Mengulang. Pesan-pesan nonverbal digunakan untuk mengulangi apa yang sudah dikatakan secara verbal. 2. Fungsi Menyisip/Menyela. Fungsi ini dilakukan tatkala kita menampilkan simbol nonverbal untuk mengganti simbol verbal. Misalkan, mengacungkan jempok kanan ke atas untuk menggantikan kata baik, setuju, dll. 3. Fungsi Melengkapi. Pesan-pesan nonverbal dapat digunakan untuk melengkapi makna yang sudah dinyatakan secara verbal. 4. Fungsi Menekankan. Pesan-pesan verbal berfungsi memberikan penekanan atas apa yang sudah disampaikan secara verbal. Misalkan, anda terkejut mendengarkan suatu cerita yang tidak masuk akal. Anda berkata “Masa sih” kemudian mengerenyitkan dahi dan ekspresi muka terkejut. 5. Fungsi Mempertentangkan. Pertentangan pesan ditunjukkan ketika kita menolak gagasan orang lain denagn menggeleng-gelengkan kepala atau mengibasngibaskan tangan sebagai tanda bahwa anda tidak suka pendapat atau maksud seseorang. Setiap kebudayaan memiliki sistem perilaku nonverbal yang berbeda dengan kebudayaan lainnya. Dalam komunikasi antarbudaya, pemahaman tentang pesan nonverbal merupakan salah satu faktor penting untu keefektifan jalannya proses komunikasi. Daftar Pustaka Liliweri, Alo, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2013. Rakhmad, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung,2007. 5 10 Kapita Selekta Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id