MODUL PERKULIAHAN INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION II Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Fakultas Komunikasi Ilmu Tatap Muka 14 Advertising dan Marketing Communication Kode MK Disusun Oleh MK (B41437BA) Berliani Ardha, SE, M.Si Abstract Kompetensi Pemahaman mengenai Penelitian efek Setelah komunikasi diharapkan apakah iklan berusaha yang mengetahui dibuat berkomukasi secara efektif dapat mempelajari modul mahasiswa menerapkan tujuan komunikasi berusaha apakah iklan yang 1 Integrated Marketing Communication 2 Berliani Ardha, SE, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mampu Penelitian efek mengetahui dibuat berkomukasi secara efektif. 2012 ini, dapat ISI TEKNIK EVALUASI Mengevaluasi Efektivitas Periklanan Kebanyakan uang yang dihabiskan oleh agen iklan adalah pada masa percobaan iklan dan sangat sedikit untuk mengevaluasi iklan tersebut. Padahal sebaiknya perusahaan mengiklankan dahulu di satu kota, mengevaluasi hasil/efeknya, baru jika berhasil beriklan secara nasional atau internasional. Ada dua efek iklan, yaitu efek komunikasi (communication effect) dan efek penjualan (sales effect) yang kedua-duanya dapat diteliti. Penelitian Efek Komunikasi Penelitian efek komunikasi berusaha mengetahui apakah iklan yang dibuat dapat berkomukasi secara efektif. Ada metode yang disebut copy testing, yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah ikan dipasang di media. Ada 3 metode utama untuk pengujian awal dari iklan yaitu: 1. Metode pemeringkatan langsung (direct rating method), yaitu metode yang menanyakan konsumen untuk memeringkat iklan yang dipasang. Rating digunakan untuk mengevaluasi perhatian terhadap iklan, pembacaan iklan, pengertian, pengaruh dan kekuatan tingkah laku. Semakin tinggi rating biasanya semakin efektif iklan tersebut. 2. Pengujian portofolio (portfolio tests) menanyakan konsumen untuk melihat dan atau mendengar sekumpulan (portfolio) iklan, berbicara selama yang mereka inginkan. Kemudian konsumen tersebut ditanyakan untuk menyebutkan kembali semua iklan tersebut dan isinya, ditambah, sama atau dikurangi oleh si penanya (interviewer). Tingkat penyebutan kembali ini menunjukkan kemampuan iklan untuk bertahan dan menyampaikan pesan yang dapat dimengerti dan diingat. 3. Pengujian laboratorium (laboratory tests) menggunakan peralatan untuk mengukur reaksi psikologis konsumen seperti detak jantung, tekanan darah, pelebaran pupil, keringat terhadap suatu iklan. Pengujian ini mengukur kekuatan menarik perhatian dari iklan tersebut tetapi tidak menunjukkan sama sekali pengaruh iklan terhadap kepercayaan, sikap atau minat. Penelitian Efek Penjualan Efek penjualan iklan biasanya lebih sukar diukur dibandingkan dengan efek komunikasi. Penjualan dipengaruhi banyak faktor disamping periklanan, seperti ciri produk, harga, ketersediaan dan kegiatan pesaing. Semakin sedikit atau semakin dapat dikendalikan faktorfaktor tersebut, semakin mudah untuk mengukur efek iklan terhadap penjualan. Efek penjualan paling mudah diukur pada situasi pemasaran langsung dan paling sukar diukur pada iklan untuk membangun citra brand atau perusahaan. Satu pendekatan untuk mengetahui apakah perusahaan telah terlalu lebih atau kurang dalam menghabiskan uang untuk iklan adalah dengan formulasi berikut: Peckhan telah mempelajari hubungan antara bagian dari suara (share of voice) dan pangsa pasar (share of market) untuk beberapa consumer product dan menemukan rasio 1 banding 1 untuk produk yang sudah mapan dan rasio 1,5 sampai 2 banding 1 untuk produk baru. Cara menentukan efektivitas iklan adalah sebagai berikut: Jika ada tiga perusahaan A, B dan C. Pangsa pasar dibagi dengan share of voice (share of voice adalah pengeluaran iklan perusahaan dibagi dengan pengeluaran iklan industri) menghasilkan efektivitas iklan. Setelah dibandingkan ternyata efektivitas iklan perusahaan A adalah yang terkecil (pangsa pasar kurang dari share of voice), diikuti B (pangsa pasar sama dengan share of voice) dan yang paling efektif adalah C (pangsa pasar lebih dari share of voice). Kesimpulannya: 1. Jika pangsa pasar kurang dari share of voice, maka perusahaan telah overspending atau misspending dalam beriklan. 2. Jika pangsa pasar sama dengan share of voice, maka perusahaan sudah efisien dalam beriklan. 3. Jika pangsa pasar lebih dari share of voice, maka perusahaan super efisien dalam beriklan. Peneliti mencoba mengukur pengaruh terhadap penjualan dengan menganalisa data historis atau data eksperimen: 1. Pendekatan historis (historical approach) mengkorelasikan penjualan yang lalu dengan pengeluaran iklan yang lalu pada satu basis sekarang atau diberi lag (tenggang waktu) melalui teknik statistik yang canggih untuk mengukur efek iklan terhadap penjualan. 2. Pendekatan eksperimen (experimental design) mencoba bereksperimen melalui cara percobaan pengeluaran yang tinggi (high-spending tests) dan percobaan pengeluaran yang rendah (low-spending tests). Jika high-spending tests menghasilkan peningkatan penjualan yang banyak maka perusahaan nampaknya underspending dalam beriklan. Jika high-spending tests gagal untuk meningkatkan penjualan dan jika low-spending tests tidak menurunkan penjualan, maka perusahaan telah overspending. Jika high-spending tests gagal meningkatkan penjualan dan low-spending tests malah menurunkan penjualan berarti perusahaan sudah efisien dalam beriklan RISET PEMASARAN I. Definisi Riset pemasaran adalah salah satu cabang ilmu sosial yang menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mengumpulkan aneka informasi penting mengenai pasar, baik itu pasar barang maupun jasa. Adapun riset pemasaran meliputi segenap teknik riset yang biasa digunakan untuk menyelidiki pendapat-pendapat, sikap, preferensi dan motif-motif. Sedangkan yang sering disebut sebagai penelitian atau riset periklananmencakup study-studi perihal sirkulasi, jangkauan baca, jenis-jenis khalayak, pra-uji periklanan (copy testing), nilai posisi iklan dan sebagainya Istilah-istilah penting pada riset pemasaran 1. Populasi atau universe 2. Responden atau obyek wawancara (respondent atau interviewee) 3. Sampel (sample) 4. Sampel kuota 5. Sample acak 6. Karakterisitik 7. Kerangka pengambilan sample 8. Sample acak bertingkat 9. Metode acak keliling 10. Wawancara berstruktur 11. Wawancara mendalam 12. Daftar pertanyaan atau kuesioner 13. Recall 14. Tingkatan sosial Jenis Riset dan Teknik-tekniknya 1. Penelitian kepustakaan (desk research) 2. Penelitian lapangan (field research) 3. Penelitian tambahan/susulan (ad hoc research) 4. Penelitian berkesinambungan (continous researcha) Teknik-teknik riset 1. Survey pendapat, sikap atau pergeseran (opinion, attitude atau shift surveys) 2. Panel konsumen (consumer panel) 3. Penelitian motivasi (motivation researcha) 4. Kelompok diskusi (discussion group) 5. Kuesioner lewat telepon 6. Kuesioner lewat pos 7. Survey kupon 8. Penelitian ‘dapur” (pantry check) 9. Rist”tong sampah” (dutbin check) 10. Penelitian ke para agen, para pengecer dan took-toko 11. Penelitian kualitatif 12. Study citra Prinsip-prinsip Evaluasi Ada beberapa prinsip dalam melakukan evaluasi yang membantu untuk menentukan konteks serta memudahkan tugas. A. Tujuan adalah penting Kampanye PR akan dianggap efektif apabila apat mencapai tujuan melalui cara yang terstruktur dengan baik. Oleh kjarena itu pastikan tujuan dapat dicapai serta dapat diukur, dan untuk memastikan hal itu anda harus melakukan riset dan mengujinya setiap kali ada kesempatan. B. Evaluasi perlu dipertimbangkan pada awal proses Akan terlambat untuk bertanya ‘bagaimana hasil pekerjaan kita?’ di akhir kampanye jika anda tidak menyusun mekanisme pengukurran paa awal program. C. Evaluasi bersifat berkelanjutan Keputusan yang harus diambil di sepanjang jalur komunikasi akan memepngaruhi hasil akhir dari komunikasi itu seniri. D. Evaluasi harus bersifat obyektif dan berdasarkan ilmu pengetahuan Praktisi PR harus mahir atau memiliki daftar para spesialis yang memahami riset ilmu-ilmu sosial dan metode evaluasi. E. Mengevaluasi program dan proses Model Evaluasi dan Metode Pengukutan lainnya Dengan menggabungkan prinsip-prinsip evaluasi di atas kita akan mendapatkan proses evaluasi yang dapat diterapkan alam berbagai situasi. Namun tidak ada standar yang pasti untuk evaluasi program-program dan kampanye tunggal membutuhkan metode evaluasi yang khusus. Alat yang sangat berguna adalah evaluasi model makro seperti dijelaskan oleh jim Macnamara (lihat gambar Evaluasi model makro Macnamara. Model tersebut membentuk sebuah piramida. Bagian dasar piramida itu adalah input, yang pada dasarnya merupakan informasi dan prencanaan, sementara pada bagian puncaknya adalah tujuan yang berhasil dicapai Tiap kegiatan dipecah menjadi beberapa langkah proses komunikasi. Model tersebut mengenali input dan akan mengajukan pertanyaan kepada user untuk membuat penilaian terhadap kualitas informasi, pilihan medium komunikasi dan isi dari komunikasi. Setelah itu output pun dipertimbangkan, yaitu apa yang dihasilkan oleh komunikasi, misalnya newsletter, press realese dan brosur. Kemudian model tersebut mempertimbangkan hasil atau outcome, yaitu apa yang sebenarnya dicapai oleh komunikasi itu sendiri. disepanjang jalur piramida tersebut adalah daftar metode evaluasi yang mungkin digunakan untuk kampanye media, newsletter dan sebagainya. Faktor-faktor kritis yang harus dipertimbangkan ketika merencanakan program atau kampanye: 1. Tentukan tujuan yang dapat diukur 2. Buat evaluasi dan pengujian kualitas sejak awal 3. Setujui kriteria pengukuran dengan mereka yang akan menilai kesuksesan pekerjaan anda. 4. Bentuk proseur pemantauan yang terbuka dan transparan, misalnya review perkembangan bulanan 5. Tunjukkan hasil. Pengukuran Evaluasi Tujuan Pengukuran Evaluasi Tujuan umum yang mungkin dapat digunakan adalah: 1. Perubahan perilaku, (Jika suatu produk mendapat dukungan PR, perilaku pembeli dapat dilacak) 2. Tanggapan (pengembangan jawaban, slip tanggapan, informasi dari tim penjualan dan sebagainya) 3. Perubahan sikap, opini dan kesadaran. Sangat penting untuk pekerjaan pembentuk opini (dapat diukur melalui riset telepon, kuesioner, wawancara satu-lawan satu) 4. Keberhasilan (80% dari pengusaha ritel menghadiri konferensi promosi) 5. Liputan media, isi, distribusi, jumlah pembaca, jatah suara (analisis isi, data pembaca) 6. Pengendalian anggaran dan nilai dari uang (suatu pengukuran proses) Jika Strateginya Tidak Berhasil Jika strategi yang mendasari suatu program atau kampanye ternyata salah, maka ini akan menjadi masalah yang serius. Strategi yang salah menunjukkan adanya kesalahan yang mendasar dalam riset atau dalam interprestasi hasil riset. Misalkan suatu perusahaan ingin meluncurkan produk baru dan strategi PR-nya adalah mengelar kampanye dengan media, yang juga meliputi peluncuran pers bersama dengan demonstrasi produk, paket berisi produk-produk untuk pers regional dan pers konsumen. Penawaran kepada konsumen serta beberapa pertunjukkan untuk menarik perhatian. Misalkan setelah semua itu dilakukan, produk tersebut ternyata tidak terjual dengan baik. Adda beberapa penjelasan dan ini hanya beberapa saja! Produk tersebut di bawah standar. Segera setelah profesional PR menyadari tentang hal tersebut, mereka harus memberitahukan perusahaan. Jika perusahan berkeras untuk melanjutkan kampanye, paling tidak mereka telah diberi tahu. Profesional PR dapt mengundurkan diri jika menghadapi masalah seperti itu. Reputasi yang dibangun sejak lama dapat rusak parah. Produk tersebut ‘pasaran’ dan tidak memiliki ciri yang membedakan. Kegiatan PR apa pun tidak dapt membujuk orang untuk memilih membeli produk jenis tersebut dibandingkan dengan prouk favorit mereka saat ini, kecuali jika produk tersebut memiliki brand yang kuat. PR tidak boleh memberikan janji yang berlebihan. Produk dan pesan ditujukan pada pangsa pasar yang salah. DI sini ada kesalahan besar dalam riset. Pesannya tidak dapat diterima. Mungkin anda mengatakan hal yang salah, atau dengan cara yang salah, atau medium yang digunakan, atau waktunya tidak tepat. Disini riset tidak tidak dilakukan secara menyeluruh atau informasi diinterpretasikan dengan tidak tepat. Produk tersebut perlu dicoba oleh konsumen sehingga mereka mengetahuinya. JIka demikian, mengapa memilih media sebagai jalur komunikasi yang utama? Pers tidak tertarik. Anda belum menemukan umpan yang tepat untuk media: Anda tidak mendekati mereka melalui cara yang benar. Mungkin juga karena riset kurang menjangkau hal itu. Mungkin berita konsumen lain yang sedang menjadi fokus bersamaan dengan saat peluncuran produk anda. Jika strategi tidak berhasil anda perlu mengajukan dua pertanyaan berikut: 1. Apakah tujuan saya tepat dan dapat direalisasikan? Jika jawabannya ‘tidak’ maka tidak heran jika strategi tersebut tidak berhasil tidak berhasil. Jika jawabannya ‘ya’ maka pertanyaan kedua pun perlu diajukan 2. Apa yang salah dengan strategi tersebut? Hal-hal mendasar apa yang tidak saya lihat atau diinterpretasikan dengan salah? Ini berarti anda harus kembali melakukan riset dan melakukan analisis secara hati-hati. Pengerak Review Eksternal Dan Internal Melalui evaluasi berkala dan proses review, penyesuaian terhadap kampanye program akan dilakukan. Tujuan mungkin akan difokuskan ke hal yang lain atau diberikan prioritas yang berbeda dan taktiknya pun perlu diubah. Daftar berikut memberikan gambaran tentang penggerak eksternal yang dapat memaksa diadakannya review: Perubahan perundangan yang mungkin akan mengancam atau memberi peluang kepada organisasi; Kegiatan pesaing, yang mengancam atau memberikan peluang; Pengambilalihan atau akuisisi (catatan, jika suatu perusahaan diambil- alih melalui penwaran yang tidak wajar, maka perusahaan tersebut harus mengubah kegiatan PRnya dari berkampanye secara katif untuk menentang pembeli menjadi bekerja untuk mereka); Penarikan produk atau rusaknya reputasi perusahaan; Aksi yang dilakukan oleh kelompok penekan yang terorganisir dengan baik, kuat, dan beroposisi. Penggerak Internal juga bisa menciptakan review yang esensisal. Jenis skenario yang dapat mendorong adanya review adalah: Restrukturisasi organisasi yang menghasilkan proiritas baru, yang mungkin diikuti dengan pemecahan atau restrukturisasi fungsi PR: Adanya perubahan terhadap staf kunci, seperti kepala eksekutif Perubahan anggaran, yang berarti bahwa kegiatan PR akan mengalami pengurangan yang cukup besar atau ditambah; Kebutuhan di masa mendatang. Suatu program atau kampanye dapat berakhir atau kehilangan dukungan. Penampilan baru yang menyegarkan pun diperlukan untuk mengaktifkan dan memberikan fokus terhadap pekerjaan PR. Setelah memutuskan untuk melakukan review, siklus proses perencanaan akan terulang lagi. Sekali lagi pertanyaan-pertanyaan dasar harus diajukan: 1 Apa yang ingin anda capai? 2 Siapa yang ingin anda jangkau? 3 Apa yang ingin anda katakan? 4 Apa cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesan? 5 Bagaimana sukses dapat diukur? Daftar Pustaka Belch, George E. & Michael A. Belch, Advertising & Promotion ; An Integrated Marketing Communication Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York, 2001 Duncan, Tom.(2005) Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill Kasali, Rhenaldi, Manajemen Periklanan ; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007 Kasali, Rhenaldi, Membidik Pasar Indonesia ; Segmentasi, Targeting dan Positioning, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001 Kotler, Philip. Marketing Management Millenium Edition, Tenth Edition,New Jersey: Pearson Education Company, 2000. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L. Consumer Behavior, 8th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2004. Engel, J. F., Blackwell, R. D. and Miniard, P. W. (1993) Consumer Behavior, New York: Dreyden Press. Belch, Michael & Belch, George. (1995) Introduction To Advertising And Promotion. Irwin Series, United States Of America. Terence A. Shimp. 2003. Periklanan Richarrd J. Semenik (2002), Promotion and Integrated Marketing Communications, South-Western,5101 Madison Road, Ohio Shimp, a Terennce (2003) , Advertising and promotion & supplemental aspects of integrated communications, sixth edition, thomson south- western.Ohio Shimp, Terence A, Periklanan & Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid II Edisi ke 5, University of South Carolina, Erlangga, 2000 Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran Edisi III, Yogyakarta : ANDI, 2008