hak kekayaan intelektual

advertisement
PERLINDUNGAN HAK
KEKAYAAN INTELEKTUAL,
DALAM KAITANNYA DENGAN
ACCESS & BENEFIT SHARING
Dra. Dede Mia Yusanti MLS
KaSubDit Administrasi dan Pelayanan Teknis
Direktorat Paten - Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Disampaikan pada Rapat Kerja Badan Litbang Pertanian, Rbu, 8 November 2006
LATAR BELAKANG (1)
Keanekaragaman hayati:
• Komponen tangible: Spesies,
ekosistem, plasma nuftah dll.
• Komponen intangible: Pengetahuan
tradisional
LATAR BELAKANG (2)
Sumber daya genetika dengan
perkembangan industri farmasi dan
bioteknologi):
• Potensi komersial
• Melibatkan pengetahuan tradisional
• Biopiracy
LATAR BELAKANG (3)
Pengambilan keuntungan dari sumber
daya genetika dan/atau pengetahuan
tradisional yang tidak adil:
1. Pencurian, penyalahgunaan
pemanfaatan  dengan sistem Paten
2. Pengambilan, pengumpulan tanpa izin
untuk tujuan komersial
LATAR BELAKANG (4)
Perlindungan sumber daya genetika
• Hak Kekayaan Intelektual:
melindungi pengembangan SDG yang
layak diberikan patennya
• Pengaturan akses dan keuntungan:
mengatur penggunaan/pemanfaatan
SDG, dan penghargaan terhadap
pemilik SDG dan pengetahuan
tradisional terkait
Treaty Internasional Terkait:
• CBD;
• TRIPs;
• UPOV Convention
CBD
mengatur konservasi, penggunaan
yang berkelanjutan, pembagian
keuntungan yang adil, dengan akses
dan trasfer teknologi yang sesuai
PERJANJIAN TRIPs
• Standard dan prinsip yang memadai
akan ketersediaan, lingkup dan
penggunaan perlindungan HKI yang
terkait perdagangan
• Cara efektif untuk penegakan hukum
HKI yang terkait dengan perdagangan
• Prosedur efektif untuk pencegahan dan
penyelesaian multilateral untuk sengketa
antar negara
PERLINDUNGAN PATEN
DALAM TRIPS
• Setiap invensi, dalam semua bidang teknologi
• Tanpa adanya diskriminasi
• Pengecualian untuk invensi yang bertentangan
dengan moralitas dan kepentingan umum
• Pengecualian untuk hewan dan tanaman selain
dari mikroorganisme
• Perlindungan varietas tanaman
• Permohonan Paten harus menguraikan secara
lengkap dan jelas invensinya
PENERAPAN TRIPs DI INDONESIA
(UU Paten No. 14, 2001)
• Tidak adanya ketentuan yang membatasi
bidang teknologi
• Tidak ada diskriminasi (pengecualian
untuk paralel impor)
• Pengecualian yang diterapkan sejalan
dengan TRIPs: invensi yang
berhubungan dengan moralitas,
ketertiban umum, semua makhluk hidup
kecuali jasad renik
HKI dalam CBD (1)
HKI dalam CBD (2)
KAITAN TRIPS (Pasal 27:3) dan
CBD (Pasal 8(j)):
• TRIPs memungkinkan pemberian paten atau
varietas tanaman. Tidak mengatur bagaimana hak
paten atau varietas tanaman diperoleh, apakah
konsisten atau tidak dengan hak negara asal dari
sumber daya hayati tersebut  ada ketidak
seimbangan antara negara berkembang sebagai
pemilik sumber daya hayati dan negara maju
sebagai pemilik teknologi.
• Tidak ada pembatasan bagi paten dari pengetahuan
tradisional
• Tidak menjamin Prior Informed Consent (PIC) dan
Benefit Sharing
ALTERNATIF
PERLINDUNGAN HUKUM
CBD dan TRIPs harus saling tidak
bertentangan  Perlindungannya
lebih pada terjaminnya Benefit
Sharing dan PIC
ALTERNATIF
PERLINDUNGAN HUKUM
1. pengaturan atas akses dan pemanfaatan sumber
daya genetika (RUU PSDG)
2. Penguatan
database
mengenai
kekayaan
keanekaragaman hayati termasuk pengetahuan
tradisional Indonesia,
3. mewajibkan
pemohon
paten
untuk
mengungkapkan asal dari sumber daya genetika
yang digunakan
4. mekanisme untuk melakukan tindakan apabila
terjadi penyalahgunaan pemanfaatan sumber daya
genetika,  nasional dan internasional dengan sui
generis system
DIMENSI INTERNASIONAL
• CBD, BONN GUIDELINES (membantu dalam
tahap awal proses penerapan ketentuan dalam
CBD yang terkait dengan akses SDG dan
benefit-sharing)
• WIPO: General Assembly, IGC
(intergovernmental Committee on GRTKF) ,
SCP (Standing Committee on Patent), PCT
(Patent Cooperation Treaty)
• WTO/TRIPs
• FAO/UPOV
IGC on IP on Genetic Resources,
Traditional Knowledge dan Folklore
(IGC GRTKF)
• Teridentifikasi perlunya suatu sistem
hukum yang mengikat secara
internasional
• Draft IP Guidelines for Access and
Equitable Benefit Sharing
• Hasil terakhir: tetap ada dua kutub yang
berbeda
Patent Cooperation Treaty/Patent Law
Treaty/Standing Committee on Patent
1. deklarasi dari sumber daya genetika alam
•
•
•
yang digunakan dalam permohonan paten:
- Sejalan dengan PCT Rule 51 bis. 1(g)
- penambahan persyaratan tambahan bukan
merupakan pelanggaran terhadap TRIPs
- merupakan persyaratan yang apabila tidak
dipenuhi dapat menjadi dasar penolakan
suatu permohonan paten termasuk sebagai
dasar invalidasi dari paten tersebut.
Patent Cooperation Treaty/Patent Law
Treaty/Standing Committee on Patent
1. Dimasukkannya
11 (sebelas) terbitan
periodik yang terkait dengan pengetahuan
tradisional sebagai dokumentasi minimum
PCT yang digunakan dalam penelusuran
permohonan paten internasional.
2. Usulan untuk memasukkan komponen
pengetahuan
tradisional
dalam
International Patent Classification (IPC)
WTO/TRIPs
• Benefit sharing, PIC dan pengungkapan
asal sumber daya genetika
• indikasi geografis dan akses atas
kesehatan masyarakat
• proses untuk menilai kembali Pasal 27.3b
dari Persetujuan TRIPs
POSISI INDONESIA
• Pembahasan mengenai persyaratan yang terkait
dengan perlindungan SDG dan pengetahuan
tradisional dalam berbagai forum masih sangat alot.
• Kondisi SDG di Indonesia: SDG dan jasad renik
berlimpah, penelitian ke arah bidang bioteknologi
cukup besar
• Mendukung upaya untuk mempersyaratkan adanya
disclosure of biological resources and associated
traditional knowledge dalam permohonan paten 
mekanisme, persyaratan harus sesederhana mungkin
• Masih perlu dibahas mengenai usulan agar prior
informed consent dan adanya fair and equitable benefit
sharing agreement juga dipersyaratkan dalam
dokumen permohonan paten.
USAHA YANG TELAH
DILAKUKAN DAN KENDALANYA
• Membentuk Kelompok kerja HKI bidang
Sumber Daya Genetika, Pengetahuan
Tradisional dan Folklor (SDGPTF):
• Pengumpulan data dan pembentukan
database (SDGPTF)  kendala dalam
pembiayaan
• Berjalan sendiri-sendiri
PERKEMBANGAN HASIL KERJA
POKJA HKI - SDGPTF
• Naskah akademik menuju Undang-undang sui generis
•
•
•
•
pengetahuan tradisional
Turut serta dalam memberi masukan terhadap RUU
PSDG yang dikoordinasikan oleh KLH
RUU ekspresi folklore sudah selesai dibuat  saat ini
dalam proses penelaahan di DitJend. PerUndangundangan
Rencana pembentukan database GRTKF, secara
nasional maupun regional dalam upaya mencegah
terjadinya pemberian paten yang tidak benar.
Bekerja sama dengan pihak terkait (pemerintah,
universitas, LSM)
KESIMPULAN
Isu mengenai perlindungan akses dan Benefit Sharing dari
SDG merupakan isu yang telah dicetuskan oleh berbagai
pihak baik nasional maupun internasional, namun dalam
penerapannya menjadi sulit karena:
1. kepentingan yang berbeda di antara negara-negara
anggota WIPO maupun CBD
2. pendefinisian “asal SDG/source of origin” belum jelas 
dapat menimbulkan kerugian di kemudian hari
3. Adanya share of heritage atau share kepemilikan baik
dalam skala nasional kedaerahan maupun regional.
4. Adanya tumpang tindih antara perlindungan SDG,
pengetahuan tradisional dan ekspresi folklor.
Download