Pemerintah Negosiasikan Harga

advertisement
Pemerintah Negosiasikan Harga
Selasa, 14 Juli 2009
JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah akan menegosiasikan harga saham 7 persen untuk
divestasi tahun 2010. Ini termasuk harga saham untuk divestasi tahun 2008 dan 2009 yang
saat ini sedang dalam pembahasan dengan PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT).
Menteri Energi dan Sumber Daya Minreal Purnomo Yusgiantoro mengatakan, meski
tidak diputuskan dalam arbitrase, Pemerintah Indonesia akan meminta Newmont
untuk mau mendivestasikan juga saham pada tahun 2010.
"Saat ini tim pemerintah tengah menegosiasikan harga saham divestasi Newmont
tahun 2008 sebesar 7 persen dan 2009 juga 7 persen," kata Purnomo usai rapat
dengan tim pemerintah untuk negosiasi saham divestasi Newmont di Jakarta, Senin
(13/7). Hadir dalam rapat ini antara lain Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) M Lutfi, Dirjen Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Departemen ESDM
Bambang Setiawan, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi, dan Bupati
Sumbawa Barat Zulkifli Muhadli.
Menurut dia, pemerintah sudah memutuskan aset Newmont tidak lebih dari harga
pasar perusahaan tambang asal AS ini yang senilai 3,76 miliar dolar AS. "Kami
berpegangan pada angka (3,76 miliar dolar AS) ini. Kami akan tolak kalau harga
asetnya di atas nilai ini," ujarnya.
Purnomo juga menegaskan, pihaknya sudah bersepakat bahwa pembahasan harga
saham dengan Newmont harus selesai pada akhir pekan ini. Selain itu, pemerintah
juga meminta Newmont bersikap realistis karena semua demi kepentingan
masyarakat dan negara.
Meski batas akhir negosiasi sesuai keputusan arbitrase terakhir pada 27 September
2009, namun pemerintah mesti menuntaskan masalah ini paling lambat awal
September 2009. Ini karena harus terlebih dahulu menyelesaikan masalah
pemberkasan. Dengan demikian, keputusan pemerintah pusat atau daerah yang
akan membeli 14 persen saham Newmont sudah harus selesai awal September
2009. Dalam hal ini, daerah bisa berpatokan pada harga divestasi saham 2008 dan
2009 untuk menegosiasikan harga saham untuk 2006 dan 2007 dengan Newmont.
Sementara itu, Gubernur NTB Zainul Majdi mengatakan, pihaknya telah
menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/ MoU) dengan
PT Multicapital, anak perusahaan PT Bumi Resources Tbk. PT Multicapital
berkesempatan memiliki 31 persen saham divestasi perusahaan tambang dan emas
milik PT NNT. "Kami sudah ada komitmen dengan Multicapital untuk terus menjadi
mitra. Jadi, bukan hanya untuk membeli saham Newmont sebesar 10 persen, tapi
hingga 31 persen," ujarnya.
Zainul juga menga-takan, pihaknya juga berharap dapat membeli 31 persen saham
NNT agar masyarakat mendapat manfaat yang optimal. "Kami sudah surati Presiden,
Menkeu, dan Menteri ESDM agar daerah mendapat 31 persen," ucapnya.
Sebelumnya, Multicapital telah ditunjuk sebagai mitra pembelian saham Newmont
dalam tender yang digelar tiga pemda yakni Provinsi NTB, Ka-bupaten Sumbawa,
dan Kabupaten Sumbawa Barat. Multicapital diperintahkan menyelesaikan
pembentukan perusahaan patungan dengan perusahaan yang dibentuk ketiga
pemda, PT Daerah Maju Bersaing (DMB), selama 14 hari hingga tanggal 25 Juli
2009. Alasan konsorsium daerah memilih Multicapital karena memberikan
penawaran terbaik. Di antaranya komposisi saham perusahaan patungan adalah 25
persen daerah dan 75 persen Multicapital, 100 persen dana pembelian dari
Multicapital, dan daerah dapat menempatkan direksi.
Esensi Divestasi
Menanggapi sikap Pemprov NTB yang menggandeng Multicapital menjadi mitra
pembelian saham divestasi NTT, Direktur ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto
menilai, dengan adanya peran swasta, maka esensi divestasi Newmont dinilai sudah
hilang. Sebab, kata dia, substansi divestasi Newmont yakni agar negara bisa ikut
memiliki saham di pertambangan yang bernilai tinggi tersebut. Namun, dengan
kehadiran peran swasta yang dominan, maka kepemilikan saham Newmont justru
akan jatuh ke tangan swasta. "Esensi dari divestasi tidak tercapai kalau akhirnya
jatuh ke swasta. Divestasi maksudnya karena tambangnya strategis, maka negara
juga harus punya," ujar Pri Agung.
Dengan jatuhnya saham NNT ke tangan swasta (Multicapital), menurut dia, maka
bukan tidak mungkin kepemilikan atas NNT ini selanjutnya akan bergulir ke tangan
swasta asing atau bahkan kembali ke Newmont.
"Suatu saat bisa jadi kembali ke Newmont lagi. Kalau pakai bendera yang berbeda,
bisa gampang ganti kepemilikan. Apalagi kalau perusahaannya terbuka dan
diperdagangkan di bursa. Walau perusahaannya lokal, tapi kalau terbuka siapa saja
bisa beli," tuturnya.
Asing
Di tempat terpisah, ekonom dari Institute of Development of Economic dan Finance
(Indef), M Fadhil Hasan, mengkhawatirkan apabila tidak ada perhatian pemerintah
pada PT NNT, maka saham perusahaan tambang emas itu akan dikuasai asing. "Jika
tidak ada perhatian pemerintah seperti kasus Freeport di Timika, Papua, dan Blok
Cepu di Jawa Tengah, akan terulang lagi di Newmont Nusa Tenggara di NTB," ujar
Fadhil Hasan.
Menurut dia, apabila tidak ada kehati-hatian pemerintah terhadap kasus
pertambangan dan migas seperti Freeport, Cepu, dan Newmont, dipastikan akan
dimanfaatkan asing untuk kepentingan bisnisnya. Sebab, lanjut dia, hal itu bentuk
imperialisme dan kolonialisme terselubung yang justru didukung oknum pengusaha
lokal yang dibayar dengan imbalan kecil.
"Untuk itu, kasus sebelumnya jangan sampai terulang lagi kepada Newmont karena
ketidakseriusan pemerintah terhadap divestasi di bidang pertambangan. Dalam
konteks saham NNT saat ini, pemerintah diminta untuk menghentikan dugaan
praktik penjajahan dan pengkhianatan model imperialis tersebut," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah mengupayakan tidak perlu memakai penilai independen
untuk menghitung harga 14 persen saham divestasi NNT. Direktur Pengusahaan
Mineral dan Batu Bara Departemen ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan,
penggunaan penilai independen berarti pengeluaran biaya lagi. "Kalau bisa, tidak
perlu memakai penilai independen karena berarti cost (biaya)," katanya.
Menurut dia, hingga saat ini pihaknya masih optimistis mencapai kesepakatan
dengan NNT. Ditargetkan bisa selesai pada bulan ini juga. Sementara itu, mengenai
minat perusahaan swasta membeli 10 saham divestasi milik daerah, sesuai
keputusan arbitrase. (A Choir)
Download