Penelitian Individual - Institutional Repository UIN Syarif

advertisement
Penelitian Individual
Efek pemberian esktrak Cinnamomum cassia
terhadap ekspresi imunohistokimia caspase-3 pada
pankreas tikus yang diinduksi dengan aloksan
Disusun oleh:
dr. Flori Ratna Sari, Ph.D
Pusat Penelitian dan Penerbitan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2013
0
LEMBAR PERSETUJUAN NARASUMBER
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS, Ph.D
Jabatan
: Narasumber
Menyatakan bahwa laporan penelitian dari :
Nama
: dr. Flori Ratna Sari, Ph.D
Judul riset
: Efek pemberian esktrak Cinnamomum cassia terhadap ekspresi
imunohistokimia caspase-3 pada pankreas tikus yang diinduksi
dengan aloksan
sudah diperiksa sebagaimana mestinya dan menyetujui laporan ini dikumpulkan sebagai
laporan akhir penelitian dari Hibah Penelitian DIPA 2013.
Narasumber
dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS, Ph.D
1
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit yang dikenal di Indonesia
maupun dunia. Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, DM
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih jauh lagi,
selain kelainan metabolisme yang ditandai dengan defisiensi atau resistensi insulin dan
kadar gula darah yang tinggi, pada DM ditemukan juga kerusakan progresif sel beta
pankreas. Diperkirakan saat ini terdapat 346 juta orang yang menderita DM di seluruh
dunia dan jumlah penderitanya diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat pada
tahun 2030 menurut World Health Organization (WHO). Diperkirakan setengah dari
angka tersebut berada di Asia terutama India, Cina, Pakistan dan Indonesia.1-3
Secara garis besar terdapat 2 jenis DM, yaitu tipe 1 yang ditandai dengan kerusakan
permanen pankreas karena mekanisme autoimun dan tipe 2 yang ditandai dengan disfungsi
pankreas dan insulin. Dengan demikian, kerusakan permanen maupun disfungsi pankreas
merupakan mekanisme dasar semua jenis DM.1 Studi otopsi pada manusia menunjukkan
bahwa jumlah sel beta pada pankreas berkurang hingga 50 persen pada pasien DM ketika
2
dibandingkan dengan manusia normal.4-6 Dalam penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa
berkurangnya jumlah sel beta pankreas ini terjadi bukan karena pembentukan (neogenesis)
yang berkurang,7,8 tetapi karena ada gangguan keseimbangan antara neogenesis dan
kematian sel (apoptosis), di mana pada DM terjadi peningkatan kecepatan proses
apoptosis.9 Ada banyak mekanisme yang dilaporkan mendasari peningkatan kecepatan
proses apoptosis pada DM, antara lain perbedaan genetik, kadar stress oksidatif pada sel,1013
dan peningkatan kadar metabolit seperti asam lemak bebas yang mengganggu
keseimbangan apoptosis.14-17 Sebagai tambahan, peningkatan kadar glukosa berlebih dapat
secara langsung menyebabkan apoptosis pada sel beta pankreas pada manusia melalui
aktivasi Fas ligand yang lebih jauh lagi akan mengaktifkan caspase-3 dan caspase-8,
regulator apoptosis dalam tubuh.18 Dalam beberapa kepustakaan ditemukan bahwa
caspase-3 dan caspase-8 adalah jenis caspase yang cukup kuat menginduksi proses
apotosis dan bisa mengaktifkan caspase dan protein apoptosis yang lain.19
Kayu manis (Cinnamomum cassia) termasuk salah satu tanaman herbal yang juga
merupakan komoditas ekspor utama Indonesia. Kulit dan ranting kayu manis selama ini
sudah digunakan masyarakat untuk mengobati beberapa penyakit seperti diare, gangguan
pencernaan, gastritis, jantung koroner dan nyeri dada. Pada penelitian lebih jauh ditemukan
bahwa kayu manis juga memberi efek anti-diabetes pada pasien DM maupun hewan coba
yang diinduksi DM. Efek anti-diabetes ini diperkirakan timbul karena fraksi dasar kayu
manis memiliki efek mimetik insulin.20 Pada hewan coba dengan DM, pemberian ekstrak
3
kayu manis dengan dosis 200 mg/kg BB dapat menurunkan kadar gula darah yang
meningkat.21 Lebih jauh lagi, pemberian 1, 3 dan 6 g kayu manis pada pasien DM tipe 2
dapat menurunkan kadar gula darah hingga 29 persen.22,23 Walaupun sudah banyak laporan
manfaat kayu manis pada penurunan kadar gula darah pasien DM, namun belum ada
laporan apakah kayu manis dapat memproteksi proses apoptosis yang diinduksi oleh
caspase-3 pada hewan coba yang diinduksi DM. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
kemungkinan kayu manis sebagai agen anti-apotosis pada penyakit DM tipe 2.
PERMASALAHAN PENELITIAN
Bagaimana ekspresi imunohistokimia caspase-3 pada pankreas tikus yang diinduksi
aloksan dengan atau tanpa pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum cassia) ?
TUJUAN PENELITIAN
1.
Mengetahui kadar gula darah, berat badan dan berat pankreas tikus yang diinduksi
aloksan dengan atau tanpa pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum cassia).
2.
Mengetahui ekspresi imunohistokimia caspase-3 pada pankreas tikus yang diinduksi
aloksan dengan atau tanpa pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum cassia).
4
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
LANDASAN TEORI
A.
DIABETES MELITUS (DM)
DM adalah kelainan metabolisme yang ditandai dengan defisiensi atau resistensi
insulin, kadar gula darah yang tinggi dan kerusakan progresif sel beta pankreas.
Diperkirakan saat ini terdapat 346 juta orang yang menderita DM di seluruh dunia
dan jumlah penderitanya diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat pada
tahun 2030 menurut WHO. Secara garis besar, mekanisme yang menjadi dasar
semua jenis DM adalah gangguan fungsi pankreas dalam mengeluarkan insulin. Pada
DM tipe 1, terjadi kerusakan permanen pankreas karena mekanisme autoimun dari
tubuh. Sementara, pada DM tipe 2 pankreas mengalami disfungsi, yang ditandai
dengan pengeluaran insulin secara normal namun insulin tidak mampu berfungsi
secara baik. Kondisi ini yang dikenal dengan nama resistensi insulin.1-3 Secara
definisi, DM ditetapkan sebagai penyakit kronis yang ditandai dengan adanya
peningkatan kadar glukosa darah dan gangguan metabolisme dari karbohidrat,
protein, dan lemak yang berhubungan dengan insufisiensi sekresi insulin dan dengan
berbagai tingkat resistensi insulin.24
5
Klasifikasi DM berdasarkan American Diabetes Association (ADA) adalah seperti
yang tercantum pada tabel 2.1 :25,26
Tabel 2.1 Klasifikasi DM berdasarkan penyebab
TIPE
PENYEBAB
Tipe 1
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi absolut
Tipe 2
 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan
defek sekresi insulin disertai resisensi insulin
Tipe lain
 Defek genetik fungsi sel beta
 Defek genetik kerja insulin
 Penyakit eksokrin pankreas
 Endokrinopati
 Karena obat atau zat kimia
 Infeksi
 Sebab imunologi yang jarang
 Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
Diabetes melitus
gestasional
Sumber : PERKENI, 2011
6
B.
PATOFISIOLOGI DM
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin
(Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Anatomi pankreas
Diambil dari : www.surgery.usc.edu
Bagian eksokrin mengeluarkan larutan basa encer dan enzim-enzim pencernaan
melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen saluran pencernaan. Di antara sel-sel
eksokrin pankreas tersebar kelompok-kelompok, atau “pulau-pulau” sel endokrin
yang dikenal juga dengan pulau-pulau Langerhans (Islet of Langerhans) (Gambar
2.2). Jenis sel endokrin yang paling banyak ditemukan adalah sel β (beta), tempat
sintesis dan sekresi insulin. Yang penting juga adalah sel α (alfa), yang menghasilkan
7
glukagon. Sel D (delta) adalah tempat sintesis somatostatin, sedangkan sel endokrin
yang paling jarang, sel F yang mengeluarkan polipeptida pankreas (PP).
Insulin memiliki efek penting pada berbagai metabolisme seperti metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. Hormon ini berfungsi menurunkan kadar glukosa,
asam lemak, dan asam amino dalam darah serta mendorong penyimpanannya. Insulin
menjalankan efeknya yang beragam dengan mengubah transportasi nutrien spesifik
dari darah ke dalam sel atau dengan mengubah aktivitas enzim-enzim yang terlibat
dalam jalur metabolik tertentu. Insulin akan disekresikan oleh sel β pankreas ke
dalam darah jika terjadi peningkatan glukosa darah (kontrol utama), begitupun juga
bila kadar asam amino meningkat di darah. Insulin yang telah tersekresi akan
menempel pada sel-sel yang memiliki reseptor insulin, dan menyebabkan
terbentuknya sinyal sehingga GLUT (glucose transporter) berpindah ke permukaan
sel dan membuat glukosa darah masuk ke dalam sel dan dapat dimanfaatkan oleh sel
menjadi banyak hal, seperti menghasilkan energi, atau sintesis glikogen, lipid dan
asam amino sehingga kadar glukosa dalam darah menurun karena dapat
dimanfaatkan oleh sel-sel.25,26
8
Gambar 2.2 Histologi kelenjar eksokrin dan endokrin pankreas. C (asinus)
pankreas. Islet, sel endokrin pankreas yang mengeluarkan insulin
Diambil dari : www.glenoaks.edu
Pada orang DM regulasi insulin terhadap glukosa darah mengalami gangguan, akibat
tidak tersekresinya insulin oleh sel β pankreas seperti yang terjadi pada DM tipe 1
ataupun terjadi ketidakpekaan sel-sel target insulin (resistensi insulin) terhadap
keberadaan insulin seperti yang terjadi pada DM tipe 2. Hal ini menyebabkan
keadaan hiperglikemia dan menyebabkan banyak efek merugikan pada tubuh.25
Tidak adanya insulin akan mempengaruhi metabolisme protein. Pada pasien DM
terjadi penurunan berat badan (BB) yang berarti, hal ini karena terjadi pergeseran
netto ke arah katabolisme protein, sehingga terjadi penguraian protein-protein dan
9
menyebabkan otot rangka lisut dan melemah. Jika keadaan ini berlangsung terusmenerus penurunan BB pun terjadi.25
Selain pada karbohidrat dan protein, insulin sangat membantu berjalannya
metabolisme lemak secara fisiologis. Efek insulin pada lemak antara lain: (1)
meningkatkan transportasi glukosa ke dalam jaringan adiposa sebagai prekursor
pembentukan asam lemak dan gliserol (2) insulin mengaktifkan lipoprotein lipase (3)
meningkatkan masuknya asam-asam lemak darah ke dalam sel adiposa (4) insulin
menghambat lipolisis sehingga kadar asam lemak di darah rendah. Berdasarkan
pengaruhnya terhadap lipid, jika terjadi defisiensi atau resistensi insulin maka
keseimbangan metabolisme lipid akan terganggu, dan berakhir dengan keadaan
hiperlipidemia pada pasien DM.25
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa insulin mengatur jalur-jalur biosintetik
yang menyebabkan peningkatan pemasukan glukosa, peningkatan penyimpanan
glukosa dan lemak, dan meningkatkan sintesis protein. Karena itu, hormon ini akan
menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah. Jika sekresi
insulin rendah, yang terjadi adalah efek yang berlawanan.25
Pada tingkat seluler, studi otopsi pada manusia menunjukkan bahwa DM dapat
terjadi karena terdapat gangguan pada sel pankreas secara histologis. Jumlah sel beta
pankreas pada pasien DM berkurang hingga 50 persen ketika dibandingkan dengan
manusia normal.4-6 Dalam penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa berkurangnya
10
jumlah sel beta pankreas ini terjadi bukan karena pembentukan (neogenesis) yang
berkurang,7,8
tetapi karena ada gangguan keseimbangan antara neogenesis dan
kematian sel (apoptosis), di mana pada DM terjadi peningkatan kecepatan proses
apoptosis.9 Ada banyak mekanisme yang dilaporkan mendasari peningkatan
kecepatan proses apoptosis pada DM, antara lain perbedaan genetik, kadar stress
oksidatif pada sel,10-13 dan peningkatan kadar metabolit seperti asam lemak bebas
yang mengganggu keseimbangan apoptosis.14-17 Sebagai tambahan, peningkatan
kadar glukosa berlebih dapat secara langsung menyebabkan apoptosis pada sel beta
pankreas pada manusia melalui aktivasi Fas ligand yang lebih jauh lagi akan
mengaktifkan caspase-3 dan caspase-8, regulator apoptosis dalam tubuh.18 Dalam
beberapa kepustakaan ditemukan bahwa caspase-3 dan caspase-8 adalah jenis
caspase yang cukup kuat menginduksi proses apotosis dan bisa mengaktifkan
caspase dan protein apoptosis yang lain.19 Proses apoptosis dan bagaimana caspase-3
memicu apoptosis dapat dilihat pada gambar 2.2 dan 2.3.
11
Gambar 2.2 Apoptosis sel pankreas. Gambar (a) histologi normal pankreas.
Gambar (b), pankreas dengan apoptosis (tanda panah). Diambil dari : www.nature.com
Gambar 2.3 Mekanisme caspase-3 menginduksi apoptosis
Diambil dari : www.intechopen.com
12
C.
KAYU MANIS
Kayu manis adalah tanaman yang berasal dari Cina utara, Bangladesh, Vietnam dan
Indonesia dan sudah dipergunakan secara luas oleh berbagai kebudayaan sebagai
bumbu masak. Menurut Dirjen Perkebunan (2007) nama umum yang digunakan di
Indonesia: Holim (Batak), Kayu Manis (Melayu), Madang Kulit Manih
(Minangkabau), Mentek (Sunda), Onte (Sasak), Kaninggu (Sumba), Puudinga
(Flores).
Terdapat berbagai macam jenis kayu manis antara lain kayu manis Cina
(Cinnamomum cassia), kayu manis Ceylon (Cinnamomum verum), kayu manis
Vietnam (Cinnamomum loureiroi) dan kayu manis Indonesia (Cinnamomum
burmanii).
Jenis kayu manis yang dikenal di dunia sebanyak 300 klon dan 12 klon diantaranya
berada di Indonesia, salah satunya adalah Cinnamomum cassia. Kayu manis
(Cinnamomum cassia) dikenal juga dengan nama kayu manis Cina, merupakan
tanaman asli dari Bima dan banyak dijumpai di daerah Jawa Tengah (Kebumen,
Baturaden dan Purwokerto). Tanaman kayu manis (Cinnamomum sp.) memiliki
klasifikasi ilmiah sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Mangnoliophyta
Kelas
: Mangnoliopsida
13
Ordo
: Laurales
Famili
: Lauraceae
Genus
: Cinnamomum
Spesies
: Cinnamomum cassia
Kayu manis tumbuh pada tanah yang subur, gembur dengan drainase yang baik serta
kaya bahan organik. Sebagian besar tanaman tumbuh di daerah yang memiliki suhu
berkisar 10-23˚C, pada ketinggian 100-1200 m dpl. Pada dataran rendah (300-400 m
dpl) tanaman dapat tumbuh baik, tetapi produksi kulit rendah dengan ketebalan kulit
kurang 2 mm serta warna kulit kuning kecoklatan. Semakin tinggi tempat tumbuhnya
maka terjadi perubahan warna kulit coklat sampai kecoklatan.
Dalam kaitannya dengan DM, beberapa penelitian sudah mempublikasikan
mekanisme kayu manis sebagai anti-diabetik antara lain proantosianidin kayu manis
menghambat gangguan pembentukan polipeptida islet pankreas.27,28 Sebagai
tambahan, cinnamaldehyde, bahan aktif dari kayu manis, dilaporkan memiliki efek
menekan insulin pada tikus dengan DM tipe 2.29 Walaupun sudah banyak laporan
manfaat kayu manis pada penurunan kadar gula darah pasien DM, namun belum ada
laporan apakah kayu manis dapat memproteksi proses apoptosis yang diinduksi oleh
caspase-3 pada hewan coba yang diinduksi DM. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat kemungkinan kayu manis sebagai agen anti-apotosis pada penyakit DM tipe
2.
14
KERANGKA KONSEP
Aloksan
Kerusakan pankreas
Kayu Manis
Disfungsi pankreas
Katabolisme lemak & protein
meningkat
DM
Komplikasi
Ginjal
Penurunan
berat badan
Glukosa
darah
meningkat
Jantung
pankreas
Yang dilakukan penelitian
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.
DESAIN :
Eksperimental laboratorium
2.
BAHAN PENELITIAN
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah kulit kayu manis
(Cinnamomum cassia) yang diperoleh dari pusat konservasi Kebun Raya Bogor
sebanyak 2 kg. Kulit kayu manis yang didapat selanjutnya di ekstraksi di Institut
Pertanian Bogor dan didapatkan hasil ± 1.100 gram ekstrak kering kayu manis.
Bahan- bahan kimia yang digunakan untuk penginduksian tikus diabetes adalah
aloksan monohidrat 5% dan aquades, sedangkan bahan kimia yang digunakan dalam
proses sacrificed adalah larutan natrium hidroklorida 0,9% dan ether.
3.
ADAPTASI HEWAN COBA
Hewan coba diadaptasikan di animal house selama 7 hari. Hewan coba
diadaptasikan terhadap tempat tinggal barunya, maupun terhadap pemberian makanan
dan minuman yang diberikan secara bebas terhadap semua tikus (ad libitum).
16
4.
SAMPEL DAN INDUKSI DIABETES :
Tikus jantan (Sprague Dawley) dengan berat 250 - 280 g diinduksi dengan suntikan
tunggal intra-peritoneal aloksan yang dilarutkan dalam distilled water (DW) 125
mg/kg BB (Gambar 3.4.1). Lima hari sesudah induksi aloksan, kadar gula darah
dihitung dengan strip Medi-safe dan tikus dengan kadar gula darah ≥ 300 mg/dL
dianggap sebagai diabetes. Pada penelitian ini didapatkan kelompok tikus diabetes (D,
n=3) dan kelompok tikus diabetes yang diberi ekstrak kayu manis (E, n=6). Sebagai
kontrol adalah kelompok tikus yang normal, tanpa induksi aloksan (N, n=6). Selama
eksperimen, tikus dijaga dengan akses bebas terhadap makanan dan minuman, dan
diperlakukan sesuai dengan etika hewan coba.
Gambar 3.4.1 Induksi aloksan intra-peritoneal
Diambil dari : data dokumentasi peneliti
17
5.
PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS
Kulit kayu manis (Cinnamomum cassia) diperoleh dari pusat konservasi Kebun
Raya Bogor sebanyak 2 kg, diekstraksi di Institut Pertanian Bogor dan didapatkan
hasil ± 1.100 gram ekstrak kering kayu manis. Ekstrak kering kayu manis diberikan
kepada tikus diabetes selama 7 hari dengan dosis 200 mg/kg BB (Gambar 3.5.1).
Gambar 3.5.1 Pemberian ekstrak kayu manis per oral dengan sonde
Diambil dari : data dokumentasi peneliti
6.
PENGUKURAN KADAR GLUKOSA DARAH
Pengambilan darah dilakukan dua kali, yaitu pertama saat sebelum pemberian
ekstrak dan terakhir saat pemberian ekstrak selesai (setelah 7 hari). Pengambilan darah
18
dilakukan dengan memotong sedikit ujung ekor tikus. Sebelum dipotong ekornya,
tikus dibius menggunakan larutan ether sampai tidak sadarkan diri untuk mengurangi
rasa sakit saat dipotong ujung ekornya. Setelah darah keluar teteskan pada strip
pengukur glukosa darah dan diukur dengan glukometer. Pengukuran yang dilakukan
adalah untuk mengukur kadar glukosa darah sewaktu tikus (Gambar 3.6.1).
Gambar 3.6.1 Pengukuran kadar gula darah dengan strip Medi-safe
Diambil dari : data dokumentasi peneliti
7.
PENGUKURAN BERAT BADAN
Untuk mendapatkan hasil perbandingan berat badan tikus sesudah dan sebelum
diberikan ekstrak, maka setelah tikus dinyatakan DM, berat badan awal diukur dan
19
selanjutnya pengukuran berat badan tikus dilakukan selama 7 hari sejak diberikan
ekstrak Cinnamomum cassia (Gambar 3.7.1).
Gambar 3.7.1 Penimbangan berat badan tikus selama eksperimen
Diambil dari : data dokumentasi peneliti
8.
RASIO BERAT PANKREAS TERHADAP BERAT BADAN
Pankreas diambil pada saat sacrifice (Gambar 3.8.1), dibersihkan dengan saline,
ditimbang dan dihitung rasionya dengan berat badan tikus saat sacrifice.
20
Gambar 3.8.1 Proses sacrifice tikus untuk pengambilan organ pankreas dan plasma
darah
Diambil dari : data dokumentasi peneliti
9.
ANALISIS
EKSPRESI
CASPASE-3
DENGAN
PEWARNAAN
IMMUNOHISTOKIMIA
Slide paraffin jaringan pankreas digunakan untuk pewarnaan imunohistokimia
untuk mendeteksi caspase-3 sebagai marker apoptosis. Adapun detil langkah
pemeriksaan imunohistokimia adalah sebagai berikut :
a.
Deparafinisasi slide pada larutan xylene.
b.
Rehidrasi slide pada larutan alkohol berbagai konsentrasi.
c.
Bilas slide dengan air distilasi.
21
d.
Melakukan proses penarikan antigen dengan metode panas (buffer sitrat suhu 90
derajat selama 30 menit).
e.
Bilas slide dengan air distilasi.
f.
Netralisasi peroksidase endogen dengan Peroxidase Block selama 5 menit.
g.
Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit.
h.
Inkubasi dengan Protein Block selama 5 menit.
i.
Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit.
j.
Inkubasi dengan Primary Antibody Caspase-3 24 jam
k.
Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit.
l.
Inkubasi dengan Post-Primary Block selama 30 menit.
m. Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit.
n.
Inkubasi dengan NovoLinkTM Polymer selama 30 menit.
o.
Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit.
p.
Inkubasi dengan DAB working solution selama 5 menit.
q.
Bilas dalam air distilasi
r.
Warnai dengan Hematoxylin.
s.
Bilas dalam air distilasi
t.
Bersihkan dan keringkan slide dengan alkohol dan xylene
u.
Tutup slide dengan kaca slide
22
Analisis kualitatif dari caspase-3 dilakukan dengan menghitung kekuatan ekspresi
masing-masing slide sebagai kuat, sedang dan lemah. Penghitungan di lakukan pada 3
sampel dari setiap kelompok
10. ANALISIS STATISTIK
Data akan dipresentasikan sebagai rata-rata dengan standar deviasi. Perbandingan
antara kelompok akan dilakukan dengan one-way analysis of variance (ANOVA) atau
tes lain yang sesuai dengan kondisi data. Perbedaan dianggap bermakna jika nilai
p<0.05.
11. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
a.
Tempat

Laboratorium Preparasi Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Laboratorium Riset Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
b.
Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian tercantum pada tabel 3.11.1 :
23
Tabel 3.11.1 Waktu pelaksanaan penelitian
No
Kegiatan
1
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Eksperimen hewan coba
Induksi diabetes
Terapi bahan alam
2
Eksperimen laboratorium
Imunohistokimia
3
Analisis data
12. ALUR PENELITIAN
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap meliputi : tahap persiapan (determinasi dan
esktraksi herbal), penelitian (adaptasi hewan, induksi diabetes mellitus, pemberian
terapi dan sacrifice), analisis data dan pelaporan (gambar 3.12.1).
Pengukuran
glukosa darah
akhir dan proses
sacrificed untuk
pengambilan
plasma dan
organ
Pengukuran
kadar glukosa
Adaptasi hewan
darah &
coba setelah induksi pengelompokkan
aloksan
hewan coba
Hari
ke-
8
10
11
12
Penimbangan
berat
pankreas,
ginjal, dan
jantung
20
19
Pemberian ekstrak
Cinnamomum cassia 200
mg/kgbb 1 kali sehari +
pengukuran BB
Pengukuran BB
& glukosa darah
awal serta
induksi aloksan
125 mg/kgbb
35 hewan coba mati
Gambar 3.12.1 Alur penelitian
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1.
SAMPEL DAN INDUKSI DIABETES
Sesuai rumus penghitungan sampel Federer, jumlah hewan coba yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah 50 ekor. Sesudah induksi diabetes dengan
aloksan didapatkan 9 tikus dengan kadar gula darah lebih dari 300 mg/dl. Jumlah ini
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok diabetes (D) sebanyak 3 ekor dan
kelompok tikus diabetes yang diberi ekstrak kayu manis (E) sebanyak 6 ekor. Untuk
kelompok normal (N) sebanyak 6 ekor.
Terdapat 30 kematian hewan coba setelah proses induksi aloksan dan selama
penelitian berlangsung. Besarnya angka kematian hewan coba ini diperkirakan antara
lain karena efek toksik dari aloksan yang sudah banyak dipublikasikan pada penelitian
sebelumnya, efek hipoglikemik dari aloksan dibandingkan agen lain untuk
menginduksi diabetes dan keadaan fasilitas Animal House yang belum memenuhi
syarat seharusnya seperti : kebersihan yang kurang terjaga, ruangan yang sangat
terbuka dengan lapangan luar dimana orang dapat dengan bebas lalu-lalang sehingga
hewan coba menjadi rentan infeksi dan stress dan tidak adanya ruang antara yang steril
sehingga kondisi Animal House menjadi sangat mudah terkontaminasi.
25
Beberapa strategi yang dilakukan untuk mengurangi kendala teknis penelitian di
atas adalah : pemilihan dosis aloksan sebesar 125 mg/kg BB sebagai dosis optimal
untuk menginduksi diabetes tanpa menimbulkan kerusakan organ yang bermakna,
pemberian dekstrosa 40% ad libitum selama 2 x 24 jam melalui minum untuk
mencegah hipoglikemia dan menjaga proses antisepsis selama penelitian.
2.
PENGHITUNGAN BERAT BADAN
Sesudah pemberian ekstrak kayu manis selama 7 hari, didapatkan perubahan berat
badan pada semua kelompok penelitian sesuai tabel 4.2.1, di mana terdapat kenaikan
berat badan sebanyak 12,7% pada kelompok N, sementara terdapat penurunan berat
badan sebanyak 32,8% pada kelompok D dan 24,8% pada kelompok E.
Perubahan berat badan per hari selama penelitian pada semua kelompok penelitian
dapat dilihat pada Grafik 4.2.1. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kelompok N
mengalami kenaikan berat badan secara stabil. Hal ini terjadi karena pada kelompok
N, tikus tetap mendapat perlakuan normal namun tanpa mendapat beban penyakit
diabetes. Pada kelompok D dan E terdapat penurunan berat badan, namun penurunan
berat badan di kelompok E, sesuai data tabel 4.2.1 tidak sebanyak pada kelompok D.
26
Tabel 4.2.1 Rerata berat badan tikus sebelum dan sesudah penelitian
Berat badan
Berat
harike-1
badan
(gram)
harike-7
Persentase (%)
(gram)
Kelompok N
226 ± 37
259 ± 11
12,7 (kenaikan)
Kelompok D
317 ± 29
213 ± 46
32,8 (penurunan)
Kelompok E
233 ± 52
176 ± 36
24,8 (penurunan)
Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok
Gram
diabetes dengan esktrak kayu manis
Hari
Grafik 4.2.1 Rerata perubahan berat badan per hari pada semua kelompok penelitian.
N = normal, D = diabetes, E = diabetes dengan ekstrak kayu manis.
27
Tabel 4.2.2 Hasil analisis statistik berat badan tikus sebelum dan sesudah penelitian
p-value
Berat badan
Kelompok N
0.002
Kelompok D
Kelompok E
Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok
diabetes dengan esktrak kayu manis
Analisis statistik lebih jauh menunjukkan perbedaan yang bermakna pada
perubahan berat badan antara kelompok sesuai tabel 4.2.2
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh El-Desoky (2011)
yang memperlihatkan bahwa tikus yang diberikan ekstrak Cinnamomum verum 200
mg/kgbb mengalami kenaikan berat badan.30 Perbedaan hasil dapat disebabkan karena
perbedaan spesies kayu manis yang digunakan dan durasi pemberian ekstrak. Dosis
yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah 200 mg/kg BB selama 30 hari.
Hipotesis penelitian sebelumnya, kenaikan berat badan terjadi karena ekstrak kayu
manis memiliki efek sebagai perangsang insulin dan meningkatkan penyerapan
glukosa di jaringan adiposa.
Dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dengan dosis yang sama, kayu manis
pada penelitian ini belum memberikan efek perbaikan berat badan karena durasi
28
penelitian yang hanya 7 hari, sehingga efek kayu manis sebagai perangsang insulin
belum dapat dilhat. Perlu diadakan penelitian selanjutnya dengan durasi yang lebih
panjang untuk melihat efek kayu manis spesies Cassia pada perbaikan berat badan.
3.
KADAR GULA DARAH
Sesudah pemberian ekstrak kayu manis selama 7 hari, didapatkan perubahan kadar
gula darah sesuai tabel 4.3.1. Pada kelompok N terjadi penurunan rerata kadar gula
darah dari 103 mg/dl menjadi 102 mg/dl atau penurunan sebanyak 2,9%. Pada
kelompok D terjadi penurunan rerata dari 365 mg/dl menjadi 345 mg/dl atau
penurunan sebesar 5,5%. Penurunan rerata kadar gula darah terbesar terjadi pada
kelompok E yaitu dari 555 mg/dl menjadi 397 mg/dl atau penurunan sebesar 28,5%.
Analisis statistik lebih jauh menunjukkan perbedaan yang bermakna pada penurunan
kadar gula darah antara kelompok sesuai tabel 4.3.2. Penurunan glukosa darah secara
bermakna pada kelompok terapi dapat disebabkan oleh bahan aktif kayu manis,
dimana cinnamaldehyde yang ada dalam ekstrak Cinnamomum cassia dapat
menghambat enzim α-glukosidase sehingga dapat menurunkan penyerapan kadar
glukosa darah di usus.20,29,31
29
Tabel 4.3.1 Rerata kadar glukosa darah tikus sebelum dan sesudah penelitian
Rerata kadar
Rerata kadar
Persentase
glukosa darah
glukosa darah
penurunan (%)
hari ke-1
hari ke-7
(mg/dl)
(mg/dl)
Kelompok N
103 ± 7
102 ± 14
2,9
Kelompok D
365 ± 32
345 ± 181
5,5
Kelompok E
555 ± 100
397 ± 163
28,5
Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok
diabetes dengan esktrak kayu manis
30
Tabel 4.3.2 Hasil analisis statistik kadar glukosa darah tikus sebelum dan sesudah
penelitian
Glukosa darah
Mean Rank
p-value
Kelompok N
3.50
0.006
Kelompok D
10.67
Kelompok E
11.17
akhir
Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok
diabetes dengan esktrak kayu manis
Kayu manis juga berperan penting dalam menjaga homeostasis glukosa darah dengan
cara mengurangi laju pengosongan lambung dan juga dilaporkan kayu manis
mempunyai faktor perangsang insulin yang berperan dalam metabolisme glukosa. Hal
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saima (2011) dan Li
(2012) dimana ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang
diinduksi diabetes.29,32
31
4.
RASIO BERAT PANKREAS TERHADAP BERAT BADAN
Pankreas diambil pada saat sacrifice, dibersihkan dengan saline, ditimbang dan
dihitung rasionya dengan berat badan tikus saat sacrifice. Dari tabel 4.4.1 didapatkan
peningkatan berat pankreas pada kelompok D dibandingkan kelompok N (2,485±0.62
vs. 1,469 ± 0.30). Pemberian ekstrak kayu manis selama 7 hari menurunkan berat
pankreas secara bermakna bila dibandingkan dengan kelompok D (2,208 ± 0.68 vs.
2,485 ± 0.62).
Tabel 4.4.1 Perbandingan rasio berat pankreas dan berat badan tikus antara kelompok
penelitian
Kelompok
Berat pankreas
N
1,469 ± 0.30
D
2,485 ± 0.62
E
2,208 ± 0.68
p value
0,036
Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok
diabetes dengan esktrak kayu manis
32
Studi otopsi pada manusia menunjukkan bahwa jumlah sel beta pada pankreas
berkurang hingga 50 persen pada pasien DM ketika dibandingkan dengan manusia
normal.4-6 Sehingga dapat disimpulkan akan terjadi pengurangan massa pankreas
pada pasien DM dibandingkan manusia normal. Pada studi hewan coba, penelitian
sebelumnya menunjukkan tidak ada perbedaan rasio berat pankreas yang
berpengaruh antara tikus yang diinduksi diabetes dengan tikus normal.33 Perbedaan
hasil antara penelitian ini dapat timbul karena perbedaan spesies (manusia vs. hewan
coba), fase / kronologi diabetes yang berbeda (akut vs. kronik), tipe diabetes yang
dibandingkan (diabetes tipe 1 vs. diabetes tipe 2), pemakaian agen induksi diabetes
yang berbeda (streptozotocin vs. aloksan) dan keparahan diabetes (kasus baru vs.
kasus komplikasi).
Pada penelitian ini didapatkan data peningkatan massa pankreas hingga dua kali
lipat pada kelompok D bila dibandingkan pada kelompok N juga dapat terjadi karena
sesudah induksi diabetes, tikus yang mengalami diabetes kehilangan berat badan
secara drastis, sehingga rasio berat pankreas yang didapat dari hasil bagi berat
pankreas dengan berat badan menjadi lebih besar.
33
5.
ANALISIS
EKSPRESI
CASPASE-3
DENGAN
PEWARNAAN
IMMUNOHISTOKIMIA
Slide paraffin jaringan pankreas digunakan untuk pewarnaan imunohistokimia
untuk mendeteksi caspase-3 sebagai marker apoptosis sesuai dengan protokol yang
telah diberikan oleh perusahaan.
N
34
D
E
Gambar 4.5.2 Imunohistokimia caspase-3 pada jaringan pankreas kelompok tikus
normal (N), diabetes (D) dan diabetes yang diberi esktrak kayu manis (E)
35
Dari hasil pemeriksaan imunohistokimia caspase-3 secara kualitatif dapat dilihat
bahwa tidak ada perbedaan ekspresi antara kelompok N, D dan E (gambar 4.5.2).
Caspase-3 merupakan salah satu faktor penentu penting dari apoptosis (kematian
sel yang terprogram) pada DM. Banyak penelitian memperlihatkan bahwa proses
apoptosis baik yang jalur ekstrinsik maupun intrinsik membutuhkan caspase-3 untuk
pengaktifannya.34 Namun pengaktifan caspase-3 pada pankreas yang DM baru dimulai
pada hari ke-7, sehingga hasil yang didapatkan dalam penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya.35
36
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum cassia) dengan dosis 200 mg/kg BB
selama 7 hari pada tikus diabetes dapat menurunkan kadar gula darah, mengurangi
penurunan berat badan dan menurunkan berat pankreas secara bermakna bila
dibandingkan dengan tikus diabetes yang tidak mendapatkan ekstrak kayu manis.
2.
Dari hasil pemeriksaan imunohistokimia caspase-3 secara kualitatif dapat dilihat
bahwa tidak ada perbedaan ekspresi antara kelompok tikus diabetes baik yang
mendapatkan esktrak kayu manis (Cinnamomum cassia) dengan dosis 200 mg/kg BB
selama 7 hari maupun yang tidak diberikan ekstrak.
37
BAB VI
ANGGARAN
BELANJA BARANG
Kit NovoLink Polymer
Sodium orthovanedate
Aprotinin
Laboran
Pembuatan slide histologi
Kurs USD
Kurs SGD
1
1
1
1
1
x Rp
x
x
x Rp
x Rp
Rp
Rp
PERINCIAN
5,300,000.00
$
$
200,000.00
1,080,000.00
80.00
213.60
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
TOTAL
5,300,000.00
926,240.00
1,975,800.00
200,000.00
1,080,000.00
Rp
9,482,040.00
11,578.00
9,250.00
38
BAB VII
KERJASAMA RISET
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian bersama kelompok kajian diabetes
mellitus dan regenerasi pankreas yang dikerjakan secara bersama dengan dr. Hari
Hendarto, Sp.PD, Ph.D; dr. Ahmad Zaki, M.Epid, Sp. OT; drg. Laifa Annisa Hendarmin,
Ph.D; Ratna Pelawati, M. Biomed.
39
DAFTAR PUSTAKA
1.
Raducanu A, Lickert H. Understanding pancreas development for β-cell repair and
replacement therapies. Curr Diab Rep 2012;12(5):481-9.
2.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2005.
3.
Tandra H. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes Melitus.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.
4.
Kloppel G, Lohr M, Habich K, Oberholzer M, Heitz PU: Islet pathology and the
pathogenesis of type 1 and type 2 diabetes mellitus revisited. Surv Synth Pathol Res
4:110 –125, 1985
5.
Clark A, Wells CA, Buley ID, Cruickshank JK, Vanhegan RI, Matthews DR,
Cooper GJ, Holman RR, Turner RC: Islet amyloid, increased A-cells, reduced Bcells and exocrine fibrosis: quantitative changes in the pancreas in type 2 diabetes.
Diabetes Res 9:151–159, 1988
6.
Weir GC, Bonner-Weir S: Insulin secretion in non-insulin-dependent diabetes
mellitus. In Diabetes Mellitus. Taylor SI, Olefsky JM, LeRoith D, Eds.
Philadelphia, Lippincott-Raven, 1996, p. 503–509
40
7.
Zhu M, Noma Y, Mizuno A, Sano T, Shima K: Poor capacity for proliferation of
pancreatic b-cells in Otsuka-Long-Evans-Tokushima rat: a model of spontaneous
NIDDM. Diabetes 45:941–946, 1996
8.
Movassat J, Saulnier C, Serradas P, Portha B: Impaired development of pancreatic
b-cell mass is a primary event during the progression to diabetes in the GK rat.
Diabetologia 40:916–925, 1997
9.
Pick A, Clark J, Kubstrup C, Levisetti M, Pugh W, Bonner-Weir S, Polonsky KS.
Role of apoptosis in failure of beta-cell mass compensation for insulin resistance
and beta-cell defects in the male Zucker diabetic fatty rat. Diabetes. 1998
Mar;47(3):358-64.
10.
Coleman DL: Lessons from studies with genetic forms of diabetes in the mouse.
Metabolism 32 (Suppl. 1):162–164, 1983
11.
Swenne I, Andersson A: Effect of genetic background on the capacity for islet cell
replication in mice. Diabetologia 27:464–467, 1984
12.
Welsh M, Mares J, Oberg C, Karlsson T: Genetic factors of importance for bcell
proliferation. Diabetes Metab Rev 9:25–36, 1993
13.
Ling Z, Hannaert JC, Pipeleers D: Effect of nutrients, hormones, and serum on
survival of rat islet b-cells in culture. Diabetologia 37:15–21, 1994
41
14.
Ankarcrona M, Dypbukt JM, Brune B, Nicotera P: Interleukin-1-b-induced nitric
oxide production activates apoptosis in pancreatic RINm5F cells. Exp Cell Res
213:172–177, 1994
15.
Iwahashi H, Hanafusa T, Eguchi Y, Nakajima H, Miyagawa J, Itoh N, To m i t a K,
Namba M, Kuwajima M, Noguchi T, Tsujimoto Y, Matsuzawa Y: Cytokineinduced
apoptotic cell death in a mouse pancreatic b-cell line: inhibition by Bcl-2.
Diabetologia 39:530–536, 1996
16.
Hoorens A, Van de Casteele M, Kloppel G, Pipeleers D: Glucose promotes survival
of rat pancreatic B cells by activating synthesis of proteins which suppress a
constitutive apoptotic program. J Clin Invest 98:1568–1574, 1996
17.
Chung W, Zheng M, Chua M, Kershaw E, Power-Kehoe L, Tsuji M, Wu-peng XS,
Williams J, Chua SC, Leibel RL: Genetic modifiers of Lepr fa associated with
variability in insulin production and susceptibility to NIDDM. Genomics 41:332–
344, 1997
18.
Maedler K, Spinas GA, Lehmann R, Sergeev P, Weber M, Fontana A, Kaiser N,
Donath MY. Glucose induces beta-cell apoptosis via upregulation of the Fas
receptor in human islets. Diabetes. 2001 Aug;50(8):1683-90.
19.
Chandra J, Zhivotovsky B, Zaitsev S, Juntti-Berggren L, Berggren PO, Orrenius S.
Role of apoptosis in pancreatic beta-cell death in diabetes. Diabetes. 2001 Feb;50
Suppl 1:S44-7.
42
20.
Imparl-Radosevich J, Deas S, Polansky MM, Baedke DA, Ingebritsen TS,
Anderson RA, Graves DJ. Regulation of PTP-1 and insulin receptor kinase by
fractions from cinnamon: implications for cinnamon regulation of insulin
signalling. Horm Res 1998;50(3):177-82.
21.
Kim SH, Hyun SH, Choung SY. Anti-diabetic effect of cinnamon extract on blood
glucose in db/db mice. J Ethnopharmacol 2006;104:119-23.
22.
Khan A, Safdar M, Ali Khan MM, Khattak KN, Anderson RA. Cinnamon
improves glucose and lipids of people with type 2 diabetes. Diabetes Care
2003;26:3215-3218.
23.
Vafa M, Mohammadi F, Shidfar F, Sormaghi MS, Heidari I, Golestan B, Amiri F.
Effects of cinnamon consumption on glycemic status, lipid profile and body
composition in type 2 diabetic patients. Int J Prev Med 2012;3:531-536.
24.
Goodman HM. Basic Medical Endocrinology, 3rd ed. Academic Press. San Diego.
2003.
25.
Price, SA. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit vol. 1, edisi 6.
Jakarta:EGC. 2005.
26.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2011.
43
27.
Jiao L, Zhang X, Huang L, Gong H, Cheng B, Sun Y, Li Y, Liu Q, Zheng L, Huang
K. Proanthocyanidins are the major anti-diabetic components of cinnamon water
extract. Food Chem Toxicol. 2013 Mar 7 (Epub ahead of print).
28.
Chen L, Sun P, Wang T, Chen K, Jia Q, Wang H, Li Y. Diverse mechanisms of
antidiabetic effects of the different procyanidin oligomer types of two different
cinnamon species on db/db mice. J Agric Food Chem 2012;60:9144-50
29.
Li J, Liu T, Wang L, Guo X, Xu T, Wu L, Qin L, Sun W. Antihyperglycemic and
antihyperlipidemic action of cinnamaldehyde in C57BLKS/J db/db mice. J Tradit
Chin Med. 2012 Sep;32(3):446-52.
30.
El-Desoky G, et al. Antidiabetic and hypolipidemic effects of Ceylon cinnamon
(Cinnamomum verum) in alloxan-diabetic rats. J Med Plants Res 2012;6(9):16851691.
31.
Ngadiwiyana, et al. Potensi Sinamaldehid Hasil Isolasi Minyak Kayu Manis
sebagai Senyawa Antidiabetes. Majalah farmasi Indonesia 2011; 22(1):9-14.
32.
Saima M, Aisha T, et al. Effect of Cinnamon Extract on Blood Glucose Level and
Lipid Profile in Alloxan Induced Diabetic Rats. Pak J Physiol. 2011.
33.
Zafar M, Naqvi, S. Effects of STZ Induced Diabetes on the relative weights of
kidney, liver, and pancreas in albino rats: a comparative study. Int J. Morphol.
2010; 28(1):135-142.
44
34.
Liadis N, Murakami K, Eweida M, Elford AR, Sheu L, Gaisano HY, Hakem
R, Ohashi PS, Woo M. Caspase-3-dependent beta-cell apoptosis in the initiation of
autoimmune diabetes mellitus. Mol Cell Biol 2005;25(9):3620-9.
35.
Reddy S, Bradley J, Ross JM. Immunolocalization of caspase-3 in pancreatic islets
of NOD mice during cyclophosphamide-accelerated diabetes. Ann N Y Acad
Sci 2003 Nov;1005:192-5.
45
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama
dr. Flori Ratna Sari, Ph.D
Tempat tanggal lahir
Singkawang, 27 Juli 1977
Alamat
Bintaro Jaya Sektor 4
Jalan Cucur Timur XVIII Blok D-3 No. 4 RT 006 RW 009
Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang
Selatan
Telepon
0858 8104 1355
Institusi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
NIP
19770727 200604 2 001
Pangkat
Lektor
Golongan
IIIc
Jabatan
- Dosen Departemen Farmakologi
- Kepala Bidang Pelayanan Laboratorium Kedokteran dan
Biomedik, Sentra Pelayanan Kesehatan Masyarakat FKIK
UINSH
46
- Ketua Komisi Pengembangan Riset, FKIK UIN SH
RIWAYAT PENDIDIKAN
NO
TAHUN
JENJANG
SEKOLAH
1
1984 – 1990
SD
SDK Sang Timur, Jakarta
2
1990 – 1993
SMP
SMPN 111, Jakarta
3
1993 – 1996
SMA
SMUN 78, Jakarta
4
1996 – 2000
S-1
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
5
2000 – 2002
Profesi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
6
2008 – 2012
S-3
Departemen Farmakologi Klinik, Graduate School
of Pharmaceutical Sciences, Niigata University of
Paharmacy and Applied Life Sciences
RIWAYAT PELATIHAN PROFESIONAL
NO TAHUN
NAMA PELATIHAN
TEMPAT PELATIHAN
1
2001
Basic Trauma Life Support
Ambulan Gawat Darurat 118
2
2004
Research Method Workshop
FKUI
3
2004
Angiogenic Activity Workshop FKUI
4
2005
Advanced Cardiac Life
RS Harapan Kita
47
Support
5
2007
Pelatihan Fasilitator PBL
FKUI
6
2007
Diklat Pra-Jabatan Departemen
Departemen Agama
Agama
7
2012
In House Training : Soft Skills
FKIK UIN
8
2012
Pelatihan Metodologi Uji
FKUI
Klinik
9
2012
Pelatihan Cara Uji Klinik yang
FKUI
Baik
10
2012
Benchmarking Jaminan Mutu
Universitas Airlangga
Universitas Brawijaya
11
2013
Pelatihan Auditor Internal
Universitas Brawijaya
RIWAYAT PUBLIKASI
NO TAHUN
1
2006
JUDUL
PUBLIKASI
Pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan
Penulis Utama
reproduksi wanita pada peserta training
Medika Islamika
kesehatan reproduksi remaja SMP dan SMU
2006;4(1):12-18
seJakarta Timur, Jakarta Islamic Centre, 13
48
Agustus 2006
2
3
4
2006
2007
2010
Perubahan pengetahuan tentang kesehatan
Penulis Utama
reproduksi wanita pada peserta training
Medika Islamika
kesehatan reproduksi remaja
2006;4(2):93-99
Amplification of apolipoprotein B-100
Penulis pendamping
fragment gene by PCR Technique
Publikasi poster
Partial inactivation of cardiac 14-3-3 protein Penulis Utama
in vivo elicits endoplasmic reticulum stress
Cell Physiol Biochem
(ERS) and activates ERS-initiated apoptosis
2010;26:167-178
in ERS-induced mice
5
2010
14-3-3 protein protects against cardiac
Penulis Utama
endoplasmic reticulum stress (ERS) and
J Pharmacol Sci
ERS-initiated apoptosis in experimental
2010;113:325-334
diabetes
6
2011
Sex differences play a role in cardiac
Penulis Utama
endoplasmic reticulum stress (ERS) and
Cardiovasc Pathol
ERS-initiated apoptosis induced by pressure
2011;20:281-290
overload and thapsigargin
7
2011
Carvedilol attenuates inflammatory-
Penulis Utama
49
8
2011
mediated carditoxicity in daunorubicin-
Pharmaceuticals
induced rats
2011;4:551-566
Curcumin ameliorates macrophage
Penulis pendamping
infiltration by inhibiting NF-kappaB
Nutr Metab (Lond)
activation and proinflammatory cytokines in
2011;8:35
streptozotocin induced-diabetic nephropathy
9
2011
Attenuation of CHOP-mediated myocardial
Penulis utama
apoptosis in pressure-overloaded dominant
Cell Physiol Biochem.
negative p38alpha mitogen-activated protein
2011;27:487-496
kinase mice
10
2011
Modulation of AT-1R/CHOP-JNK-
Penulis pendamping
Caspase12 pathway by olmesartan treatment
Eur J Pharm Sci
attenuates ER stress-induced renal apoptosis
2011;44:627-634
in streptozotocin-induced diabetic mice
11
2011
Curcumin attenuates diabetic nephropathy
Penulis pendamping
by inhibiting PKC-alpha and PKC-beta1
Mol Nutr Food Res
activity in streptozotocin-induced type I
2011;55:1655-1665
diabetic rats
12
2011
Carvedilol-Afforded Protection against
Penulis pendamping
50
Daunorubicin-Induced Cardiomyopathic
ISRN Pharmacol
Rats In Vivo: Effects on Cardiac Fibrosis
2011;2011:430549
and Hypertrophy
13
2011
Telmisartan attenuates oxidative stress and
Penulis pendamping
renal fibrosis in streptozotocin induced
Free Radic Res
diabetic mice with the alteration of
2011;45:575-584.
angiotensin-(1-7) mas receptor expression
associated with its PPAR-γ agonist action
14
2011
Curcumin attenuates hyperglycemia-
Penulis pendamping
mediated AMPK activation and oxidative
Free Radic Res
stress in cerebrum of streptozotocin-induced
2011;45:788-795
diabetic rat
15
16
2011
2011
Free radical scavenger protects against
Penulis utama
complications in heart and kidney by
Diabetes Asia
attenuating oxidative and endoplasmic
Conference 2011-Free
reticulum stress in diabetic mice.
Paper Session)
Protective roles of 14-3-3 protein against
Penulis utama
endoplasmic reticulum stress (ERS) and
Diabetes Asia
ERS-initiated apoptosis in diabetic heart
Conference 2011-Free
51
Paper Session)
17
2011
Endoplasmic reticulum stress induces
Penulis utama (Publikasi
cardiomyocyte apoptosis during pathological poster)
cardiac hypertrophy through the p38 MAPK
pathway
18
2012
Exacerbation of endoplasmic reticulum
Penulis Utama
stress-related maladaptive cardiac
Circ J 2012;76 Suppl
remodeling in pressure-overloaded dominant
1:1-551
negative 14-3-3 eta mice
19
2012
Curcumin prevents diabetic cardiomyopathy
Penulis pendamping
in streptozotocin-induced diabetic rats:
Eur J Pharm Sci
Possible involvement of PKC-MAPK
2012;47:604-614.
signaling pathway
20
2012
Modulation of AT-1R/MAPK cascade by an
Penulis pendamping
olmesartan treatment attenuates diabetic
Mol Cell Endocrinol
nephropathy in streptozotocin-induced
2012;348:104-111.
diabetic mice
21
2012
Curcumin alleviates oxidative stress,
Penulis pendamping
inflammation and renal fibrosis in remnant
Mol Nutr Food Res 2012
52
22
2012
kidney through the Nrf2-keap1 pathway
Nov 23.
Curcumin decreases renal triglyceride
Penulis pendamping
accumulation through AMPK-SREBP
J Nutr Biochem. 2012
signaling pathway in streptozotocin-induced
Aug 13
type 1 diabetic rats
RIWAYAT PENGHARGAAN DAN GRANT
NO TAHUN
1
2011
NAMA PENGHARGAAN
PEMBERI
Young Investigator Award (Second
National Diabetes Institute
Place)
(NADI) Malaysia
Judul : Free radical scavenger protects
against complications in heart and
kidney by attenuating oxidative and
endoplasmic reticulum stress in diabetic
mice
Award : 3000 RM
2
2012
Young Investigator Award (Second
Japanese Circulation Society
Place)
Judul : Exacerbation of endoplasmic
53
reticulum stress-related maladaptive
cardiac remodeling in pressureoverloaded dominant negative 14-3-3
eta mice
Award : 100.000 ¥
3
2013
Hibah Penelitian DIPA
Lembaga Penelitian UIN
Judul : Efek pemberian esktrak
Syarif Hidayatullah
Cinnamomum cassia terhadap ekspresi
protein neurogenin-3 pada pankreas
tikus yang diinduksi dengan aloksan
Grant : Rp 8.000.000,4
2013
Novell Scientific Grants (First Place)
Perhimpunan Dokter Penyakit
Judul : Pengaruh pemberian ekstrak
Dalam Indonesia
Cinnamomum cassia terhadap indeks
massa tubuh dan kadar insulin pasien
obesitas
Grant : Rp. 100.000.000,-
54
Download