Penelitian Individual Efek pemberian esktrak Cinnamomum cassia terhadap ekspresi imunohistokimia caspase-3 pada pankreas tikus yang diinduksi dengan aloksan Disusun oleh: dr. Flori Ratna Sari, Ph.D Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 0 LEMBAR PERSETUJUAN NARASUMBER Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS, Ph.D Jabatan : Narasumber Menyatakan bahwa laporan penelitian dari : Nama : dr. Flori Ratna Sari, Ph.D Judul riset : Efek pemberian esktrak Cinnamomum cassia terhadap ekspresi imunohistokimia caspase-3 pada pankreas tikus yang diinduksi dengan aloksan sudah diperiksa sebagaimana mestinya dan menyetujui laporan ini dikumpulkan sebagai laporan akhir penelitian dari Hibah Penelitian DIPA 2013. Narasumber dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS, Ph.D 1 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit yang dikenal di Indonesia maupun dunia. Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih jauh lagi, selain kelainan metabolisme yang ditandai dengan defisiensi atau resistensi insulin dan kadar gula darah yang tinggi, pada DM ditemukan juga kerusakan progresif sel beta pankreas. Diperkirakan saat ini terdapat 346 juta orang yang menderita DM di seluruh dunia dan jumlah penderitanya diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun 2030 menurut World Health Organization (WHO). Diperkirakan setengah dari angka tersebut berada di Asia terutama India, Cina, Pakistan dan Indonesia.1-3 Secara garis besar terdapat 2 jenis DM, yaitu tipe 1 yang ditandai dengan kerusakan permanen pankreas karena mekanisme autoimun dan tipe 2 yang ditandai dengan disfungsi pankreas dan insulin. Dengan demikian, kerusakan permanen maupun disfungsi pankreas merupakan mekanisme dasar semua jenis DM.1 Studi otopsi pada manusia menunjukkan bahwa jumlah sel beta pada pankreas berkurang hingga 50 persen pada pasien DM ketika 2 dibandingkan dengan manusia normal.4-6 Dalam penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa berkurangnya jumlah sel beta pankreas ini terjadi bukan karena pembentukan (neogenesis) yang berkurang,7,8 tetapi karena ada gangguan keseimbangan antara neogenesis dan kematian sel (apoptosis), di mana pada DM terjadi peningkatan kecepatan proses apoptosis.9 Ada banyak mekanisme yang dilaporkan mendasari peningkatan kecepatan proses apoptosis pada DM, antara lain perbedaan genetik, kadar stress oksidatif pada sel,1013 dan peningkatan kadar metabolit seperti asam lemak bebas yang mengganggu keseimbangan apoptosis.14-17 Sebagai tambahan, peningkatan kadar glukosa berlebih dapat secara langsung menyebabkan apoptosis pada sel beta pankreas pada manusia melalui aktivasi Fas ligand yang lebih jauh lagi akan mengaktifkan caspase-3 dan caspase-8, regulator apoptosis dalam tubuh.18 Dalam beberapa kepustakaan ditemukan bahwa caspase-3 dan caspase-8 adalah jenis caspase yang cukup kuat menginduksi proses apotosis dan bisa mengaktifkan caspase dan protein apoptosis yang lain.19 Kayu manis (Cinnamomum cassia) termasuk salah satu tanaman herbal yang juga merupakan komoditas ekspor utama Indonesia. Kulit dan ranting kayu manis selama ini sudah digunakan masyarakat untuk mengobati beberapa penyakit seperti diare, gangguan pencernaan, gastritis, jantung koroner dan nyeri dada. Pada penelitian lebih jauh ditemukan bahwa kayu manis juga memberi efek anti-diabetes pada pasien DM maupun hewan coba yang diinduksi DM. Efek anti-diabetes ini diperkirakan timbul karena fraksi dasar kayu manis memiliki efek mimetik insulin.20 Pada hewan coba dengan DM, pemberian ekstrak 3 kayu manis dengan dosis 200 mg/kg BB dapat menurunkan kadar gula darah yang meningkat.21 Lebih jauh lagi, pemberian 1, 3 dan 6 g kayu manis pada pasien DM tipe 2 dapat menurunkan kadar gula darah hingga 29 persen.22,23 Walaupun sudah banyak laporan manfaat kayu manis pada penurunan kadar gula darah pasien DM, namun belum ada laporan apakah kayu manis dapat memproteksi proses apoptosis yang diinduksi oleh caspase-3 pada hewan coba yang diinduksi DM. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemungkinan kayu manis sebagai agen anti-apotosis pada penyakit DM tipe 2. PERMASALAHAN PENELITIAN Bagaimana ekspresi imunohistokimia caspase-3 pada pankreas tikus yang diinduksi aloksan dengan atau tanpa pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum cassia) ? TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui kadar gula darah, berat badan dan berat pankreas tikus yang diinduksi aloksan dengan atau tanpa pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum cassia). 2. Mengetahui ekspresi imunohistokimia caspase-3 pada pankreas tikus yang diinduksi aloksan dengan atau tanpa pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum cassia). 4 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP LANDASAN TEORI A. DIABETES MELITUS (DM) DM adalah kelainan metabolisme yang ditandai dengan defisiensi atau resistensi insulin, kadar gula darah yang tinggi dan kerusakan progresif sel beta pankreas. Diperkirakan saat ini terdapat 346 juta orang yang menderita DM di seluruh dunia dan jumlah penderitanya diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun 2030 menurut WHO. Secara garis besar, mekanisme yang menjadi dasar semua jenis DM adalah gangguan fungsi pankreas dalam mengeluarkan insulin. Pada DM tipe 1, terjadi kerusakan permanen pankreas karena mekanisme autoimun dari tubuh. Sementara, pada DM tipe 2 pankreas mengalami disfungsi, yang ditandai dengan pengeluaran insulin secara normal namun insulin tidak mampu berfungsi secara baik. Kondisi ini yang dikenal dengan nama resistensi insulin.1-3 Secara definisi, DM ditetapkan sebagai penyakit kronis yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah dan gangguan metabolisme dari karbohidrat, protein, dan lemak yang berhubungan dengan insufisiensi sekresi insulin dan dengan berbagai tingkat resistensi insulin.24 5 Klasifikasi DM berdasarkan American Diabetes Association (ADA) adalah seperti yang tercantum pada tabel 2.1 :25,26 Tabel 2.1 Klasifikasi DM berdasarkan penyebab TIPE PENYEBAB Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi absolut Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resisensi insulin Tipe lain Defek genetik fungsi sel beta Defek genetik kerja insulin Penyakit eksokrin pankreas Endokrinopati Karena obat atau zat kimia Infeksi Sebab imunologi yang jarang Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM Diabetes melitus gestasional Sumber : PERKENI, 2011 6 B. PATOFISIOLOGI DM Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin (Gambar 2.1). Gambar 2.1 Anatomi pankreas Diambil dari : www.surgery.usc.edu Bagian eksokrin mengeluarkan larutan basa encer dan enzim-enzim pencernaan melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen saluran pencernaan. Di antara sel-sel eksokrin pankreas tersebar kelompok-kelompok, atau “pulau-pulau” sel endokrin yang dikenal juga dengan pulau-pulau Langerhans (Islet of Langerhans) (Gambar 2.2). Jenis sel endokrin yang paling banyak ditemukan adalah sel β (beta), tempat sintesis dan sekresi insulin. Yang penting juga adalah sel α (alfa), yang menghasilkan 7 glukagon. Sel D (delta) adalah tempat sintesis somatostatin, sedangkan sel endokrin yang paling jarang, sel F yang mengeluarkan polipeptida pankreas (PP). Insulin memiliki efek penting pada berbagai metabolisme seperti metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Hormon ini berfungsi menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah serta mendorong penyimpanannya. Insulin menjalankan efeknya yang beragam dengan mengubah transportasi nutrien spesifik dari darah ke dalam sel atau dengan mengubah aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam jalur metabolik tertentu. Insulin akan disekresikan oleh sel β pankreas ke dalam darah jika terjadi peningkatan glukosa darah (kontrol utama), begitupun juga bila kadar asam amino meningkat di darah. Insulin yang telah tersekresi akan menempel pada sel-sel yang memiliki reseptor insulin, dan menyebabkan terbentuknya sinyal sehingga GLUT (glucose transporter) berpindah ke permukaan sel dan membuat glukosa darah masuk ke dalam sel dan dapat dimanfaatkan oleh sel menjadi banyak hal, seperti menghasilkan energi, atau sintesis glikogen, lipid dan asam amino sehingga kadar glukosa dalam darah menurun karena dapat dimanfaatkan oleh sel-sel.25,26 8 Gambar 2.2 Histologi kelenjar eksokrin dan endokrin pankreas. C (asinus) pankreas. Islet, sel endokrin pankreas yang mengeluarkan insulin Diambil dari : www.glenoaks.edu Pada orang DM regulasi insulin terhadap glukosa darah mengalami gangguan, akibat tidak tersekresinya insulin oleh sel β pankreas seperti yang terjadi pada DM tipe 1 ataupun terjadi ketidakpekaan sel-sel target insulin (resistensi insulin) terhadap keberadaan insulin seperti yang terjadi pada DM tipe 2. Hal ini menyebabkan keadaan hiperglikemia dan menyebabkan banyak efek merugikan pada tubuh.25 Tidak adanya insulin akan mempengaruhi metabolisme protein. Pada pasien DM terjadi penurunan berat badan (BB) yang berarti, hal ini karena terjadi pergeseran netto ke arah katabolisme protein, sehingga terjadi penguraian protein-protein dan 9 menyebabkan otot rangka lisut dan melemah. Jika keadaan ini berlangsung terusmenerus penurunan BB pun terjadi.25 Selain pada karbohidrat dan protein, insulin sangat membantu berjalannya metabolisme lemak secara fisiologis. Efek insulin pada lemak antara lain: (1) meningkatkan transportasi glukosa ke dalam jaringan adiposa sebagai prekursor pembentukan asam lemak dan gliserol (2) insulin mengaktifkan lipoprotein lipase (3) meningkatkan masuknya asam-asam lemak darah ke dalam sel adiposa (4) insulin menghambat lipolisis sehingga kadar asam lemak di darah rendah. Berdasarkan pengaruhnya terhadap lipid, jika terjadi defisiensi atau resistensi insulin maka keseimbangan metabolisme lipid akan terganggu, dan berakhir dengan keadaan hiperlipidemia pada pasien DM.25 Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa insulin mengatur jalur-jalur biosintetik yang menyebabkan peningkatan pemasukan glukosa, peningkatan penyimpanan glukosa dan lemak, dan meningkatkan sintesis protein. Karena itu, hormon ini akan menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino dalam darah. Jika sekresi insulin rendah, yang terjadi adalah efek yang berlawanan.25 Pada tingkat seluler, studi otopsi pada manusia menunjukkan bahwa DM dapat terjadi karena terdapat gangguan pada sel pankreas secara histologis. Jumlah sel beta pankreas pada pasien DM berkurang hingga 50 persen ketika dibandingkan dengan manusia normal.4-6 Dalam penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa berkurangnya 10 jumlah sel beta pankreas ini terjadi bukan karena pembentukan (neogenesis) yang berkurang,7,8 tetapi karena ada gangguan keseimbangan antara neogenesis dan kematian sel (apoptosis), di mana pada DM terjadi peningkatan kecepatan proses apoptosis.9 Ada banyak mekanisme yang dilaporkan mendasari peningkatan kecepatan proses apoptosis pada DM, antara lain perbedaan genetik, kadar stress oksidatif pada sel,10-13 dan peningkatan kadar metabolit seperti asam lemak bebas yang mengganggu keseimbangan apoptosis.14-17 Sebagai tambahan, peningkatan kadar glukosa berlebih dapat secara langsung menyebabkan apoptosis pada sel beta pankreas pada manusia melalui aktivasi Fas ligand yang lebih jauh lagi akan mengaktifkan caspase-3 dan caspase-8, regulator apoptosis dalam tubuh.18 Dalam beberapa kepustakaan ditemukan bahwa caspase-3 dan caspase-8 adalah jenis caspase yang cukup kuat menginduksi proses apotosis dan bisa mengaktifkan caspase dan protein apoptosis yang lain.19 Proses apoptosis dan bagaimana caspase-3 memicu apoptosis dapat dilihat pada gambar 2.2 dan 2.3. 11 Gambar 2.2 Apoptosis sel pankreas. Gambar (a) histologi normal pankreas. Gambar (b), pankreas dengan apoptosis (tanda panah). Diambil dari : www.nature.com Gambar 2.3 Mekanisme caspase-3 menginduksi apoptosis Diambil dari : www.intechopen.com 12 C. KAYU MANIS Kayu manis adalah tanaman yang berasal dari Cina utara, Bangladesh, Vietnam dan Indonesia dan sudah dipergunakan secara luas oleh berbagai kebudayaan sebagai bumbu masak. Menurut Dirjen Perkebunan (2007) nama umum yang digunakan di Indonesia: Holim (Batak), Kayu Manis (Melayu), Madang Kulit Manih (Minangkabau), Mentek (Sunda), Onte (Sasak), Kaninggu (Sumba), Puudinga (Flores). Terdapat berbagai macam jenis kayu manis antara lain kayu manis Cina (Cinnamomum cassia), kayu manis Ceylon (Cinnamomum verum), kayu manis Vietnam (Cinnamomum loureiroi) dan kayu manis Indonesia (Cinnamomum burmanii). Jenis kayu manis yang dikenal di dunia sebanyak 300 klon dan 12 klon diantaranya berada di Indonesia, salah satunya adalah Cinnamomum cassia. Kayu manis (Cinnamomum cassia) dikenal juga dengan nama kayu manis Cina, merupakan tanaman asli dari Bima dan banyak dijumpai di daerah Jawa Tengah (Kebumen, Baturaden dan Purwokerto). Tanaman kayu manis (Cinnamomum sp.) memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Mangnoliophyta Kelas : Mangnoliopsida 13 Ordo : Laurales Famili : Lauraceae Genus : Cinnamomum Spesies : Cinnamomum cassia Kayu manis tumbuh pada tanah yang subur, gembur dengan drainase yang baik serta kaya bahan organik. Sebagian besar tanaman tumbuh di daerah yang memiliki suhu berkisar 10-23˚C, pada ketinggian 100-1200 m dpl. Pada dataran rendah (300-400 m dpl) tanaman dapat tumbuh baik, tetapi produksi kulit rendah dengan ketebalan kulit kurang 2 mm serta warna kulit kuning kecoklatan. Semakin tinggi tempat tumbuhnya maka terjadi perubahan warna kulit coklat sampai kecoklatan. Dalam kaitannya dengan DM, beberapa penelitian sudah mempublikasikan mekanisme kayu manis sebagai anti-diabetik antara lain proantosianidin kayu manis menghambat gangguan pembentukan polipeptida islet pankreas.27,28 Sebagai tambahan, cinnamaldehyde, bahan aktif dari kayu manis, dilaporkan memiliki efek menekan insulin pada tikus dengan DM tipe 2.29 Walaupun sudah banyak laporan manfaat kayu manis pada penurunan kadar gula darah pasien DM, namun belum ada laporan apakah kayu manis dapat memproteksi proses apoptosis yang diinduksi oleh caspase-3 pada hewan coba yang diinduksi DM. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemungkinan kayu manis sebagai agen anti-apotosis pada penyakit DM tipe 2. 14 KERANGKA KONSEP Aloksan Kerusakan pankreas Kayu Manis Disfungsi pankreas Katabolisme lemak & protein meningkat DM Komplikasi Ginjal Penurunan berat badan Glukosa darah meningkat Jantung pankreas Yang dilakukan penelitian 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. DESAIN : Eksperimental laboratorium 2. BAHAN PENELITIAN Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah kulit kayu manis (Cinnamomum cassia) yang diperoleh dari pusat konservasi Kebun Raya Bogor sebanyak 2 kg. Kulit kayu manis yang didapat selanjutnya di ekstraksi di Institut Pertanian Bogor dan didapatkan hasil ± 1.100 gram ekstrak kering kayu manis. Bahan- bahan kimia yang digunakan untuk penginduksian tikus diabetes adalah aloksan monohidrat 5% dan aquades, sedangkan bahan kimia yang digunakan dalam proses sacrificed adalah larutan natrium hidroklorida 0,9% dan ether. 3. ADAPTASI HEWAN COBA Hewan coba diadaptasikan di animal house selama 7 hari. Hewan coba diadaptasikan terhadap tempat tinggal barunya, maupun terhadap pemberian makanan dan minuman yang diberikan secara bebas terhadap semua tikus (ad libitum). 16 4. SAMPEL DAN INDUKSI DIABETES : Tikus jantan (Sprague Dawley) dengan berat 250 - 280 g diinduksi dengan suntikan tunggal intra-peritoneal aloksan yang dilarutkan dalam distilled water (DW) 125 mg/kg BB (Gambar 3.4.1). Lima hari sesudah induksi aloksan, kadar gula darah dihitung dengan strip Medi-safe dan tikus dengan kadar gula darah ≥ 300 mg/dL dianggap sebagai diabetes. Pada penelitian ini didapatkan kelompok tikus diabetes (D, n=3) dan kelompok tikus diabetes yang diberi ekstrak kayu manis (E, n=6). Sebagai kontrol adalah kelompok tikus yang normal, tanpa induksi aloksan (N, n=6). Selama eksperimen, tikus dijaga dengan akses bebas terhadap makanan dan minuman, dan diperlakukan sesuai dengan etika hewan coba. Gambar 3.4.1 Induksi aloksan intra-peritoneal Diambil dari : data dokumentasi peneliti 17 5. PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS Kulit kayu manis (Cinnamomum cassia) diperoleh dari pusat konservasi Kebun Raya Bogor sebanyak 2 kg, diekstraksi di Institut Pertanian Bogor dan didapatkan hasil ± 1.100 gram ekstrak kering kayu manis. Ekstrak kering kayu manis diberikan kepada tikus diabetes selama 7 hari dengan dosis 200 mg/kg BB (Gambar 3.5.1). Gambar 3.5.1 Pemberian ekstrak kayu manis per oral dengan sonde Diambil dari : data dokumentasi peneliti 6. PENGUKURAN KADAR GLUKOSA DARAH Pengambilan darah dilakukan dua kali, yaitu pertama saat sebelum pemberian ekstrak dan terakhir saat pemberian ekstrak selesai (setelah 7 hari). Pengambilan darah 18 dilakukan dengan memotong sedikit ujung ekor tikus. Sebelum dipotong ekornya, tikus dibius menggunakan larutan ether sampai tidak sadarkan diri untuk mengurangi rasa sakit saat dipotong ujung ekornya. Setelah darah keluar teteskan pada strip pengukur glukosa darah dan diukur dengan glukometer. Pengukuran yang dilakukan adalah untuk mengukur kadar glukosa darah sewaktu tikus (Gambar 3.6.1). Gambar 3.6.1 Pengukuran kadar gula darah dengan strip Medi-safe Diambil dari : data dokumentasi peneliti 7. PENGUKURAN BERAT BADAN Untuk mendapatkan hasil perbandingan berat badan tikus sesudah dan sebelum diberikan ekstrak, maka setelah tikus dinyatakan DM, berat badan awal diukur dan 19 selanjutnya pengukuran berat badan tikus dilakukan selama 7 hari sejak diberikan ekstrak Cinnamomum cassia (Gambar 3.7.1). Gambar 3.7.1 Penimbangan berat badan tikus selama eksperimen Diambil dari : data dokumentasi peneliti 8. RASIO BERAT PANKREAS TERHADAP BERAT BADAN Pankreas diambil pada saat sacrifice (Gambar 3.8.1), dibersihkan dengan saline, ditimbang dan dihitung rasionya dengan berat badan tikus saat sacrifice. 20 Gambar 3.8.1 Proses sacrifice tikus untuk pengambilan organ pankreas dan plasma darah Diambil dari : data dokumentasi peneliti 9. ANALISIS EKSPRESI CASPASE-3 DENGAN PEWARNAAN IMMUNOHISTOKIMIA Slide paraffin jaringan pankreas digunakan untuk pewarnaan imunohistokimia untuk mendeteksi caspase-3 sebagai marker apoptosis. Adapun detil langkah pemeriksaan imunohistokimia adalah sebagai berikut : a. Deparafinisasi slide pada larutan xylene. b. Rehidrasi slide pada larutan alkohol berbagai konsentrasi. c. Bilas slide dengan air distilasi. 21 d. Melakukan proses penarikan antigen dengan metode panas (buffer sitrat suhu 90 derajat selama 30 menit). e. Bilas slide dengan air distilasi. f. Netralisasi peroksidase endogen dengan Peroxidase Block selama 5 menit. g. Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit. h. Inkubasi dengan Protein Block selama 5 menit. i. Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit. j. Inkubasi dengan Primary Antibody Caspase-3 24 jam k. Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit. l. Inkubasi dengan Post-Primary Block selama 30 menit. m. Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit. n. Inkubasi dengan NovoLinkTM Polymer selama 30 menit. o. Bilas dalam buffer TBS selama 10 menit. p. Inkubasi dengan DAB working solution selama 5 menit. q. Bilas dalam air distilasi r. Warnai dengan Hematoxylin. s. Bilas dalam air distilasi t. Bersihkan dan keringkan slide dengan alkohol dan xylene u. Tutup slide dengan kaca slide 22 Analisis kualitatif dari caspase-3 dilakukan dengan menghitung kekuatan ekspresi masing-masing slide sebagai kuat, sedang dan lemah. Penghitungan di lakukan pada 3 sampel dari setiap kelompok 10. ANALISIS STATISTIK Data akan dipresentasikan sebagai rata-rata dengan standar deviasi. Perbandingan antara kelompok akan dilakukan dengan one-way analysis of variance (ANOVA) atau tes lain yang sesuai dengan kondisi data. Perbedaan dianggap bermakna jika nilai p<0.05. 11. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN a. Tempat Laboratorium Preparasi Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Laboratorium Riset Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. b. Waktu Waktu pelaksanaan penelitian tercantum pada tabel 3.11.1 : 23 Tabel 3.11.1 Waktu pelaksanaan penelitian No Kegiatan 1 Mei Juni Juli Agustus September Oktober Eksperimen hewan coba Induksi diabetes Terapi bahan alam 2 Eksperimen laboratorium Imunohistokimia 3 Analisis data 12. ALUR PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap meliputi : tahap persiapan (determinasi dan esktraksi herbal), penelitian (adaptasi hewan, induksi diabetes mellitus, pemberian terapi dan sacrifice), analisis data dan pelaporan (gambar 3.12.1). Pengukuran glukosa darah akhir dan proses sacrificed untuk pengambilan plasma dan organ Pengukuran kadar glukosa Adaptasi hewan darah & coba setelah induksi pengelompokkan aloksan hewan coba Hari ke- 8 10 11 12 Penimbangan berat pankreas, ginjal, dan jantung 20 19 Pemberian ekstrak Cinnamomum cassia 200 mg/kgbb 1 kali sehari + pengukuran BB Pengukuran BB & glukosa darah awal serta induksi aloksan 125 mg/kgbb 35 hewan coba mati Gambar 3.12.1 Alur penelitian 24 BAB IV HASIL PENELITIAN 1. SAMPEL DAN INDUKSI DIABETES Sesuai rumus penghitungan sampel Federer, jumlah hewan coba yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 50 ekor. Sesudah induksi diabetes dengan aloksan didapatkan 9 tikus dengan kadar gula darah lebih dari 300 mg/dl. Jumlah ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok diabetes (D) sebanyak 3 ekor dan kelompok tikus diabetes yang diberi ekstrak kayu manis (E) sebanyak 6 ekor. Untuk kelompok normal (N) sebanyak 6 ekor. Terdapat 30 kematian hewan coba setelah proses induksi aloksan dan selama penelitian berlangsung. Besarnya angka kematian hewan coba ini diperkirakan antara lain karena efek toksik dari aloksan yang sudah banyak dipublikasikan pada penelitian sebelumnya, efek hipoglikemik dari aloksan dibandingkan agen lain untuk menginduksi diabetes dan keadaan fasilitas Animal House yang belum memenuhi syarat seharusnya seperti : kebersihan yang kurang terjaga, ruangan yang sangat terbuka dengan lapangan luar dimana orang dapat dengan bebas lalu-lalang sehingga hewan coba menjadi rentan infeksi dan stress dan tidak adanya ruang antara yang steril sehingga kondisi Animal House menjadi sangat mudah terkontaminasi. 25 Beberapa strategi yang dilakukan untuk mengurangi kendala teknis penelitian di atas adalah : pemilihan dosis aloksan sebesar 125 mg/kg BB sebagai dosis optimal untuk menginduksi diabetes tanpa menimbulkan kerusakan organ yang bermakna, pemberian dekstrosa 40% ad libitum selama 2 x 24 jam melalui minum untuk mencegah hipoglikemia dan menjaga proses antisepsis selama penelitian. 2. PENGHITUNGAN BERAT BADAN Sesudah pemberian ekstrak kayu manis selama 7 hari, didapatkan perubahan berat badan pada semua kelompok penelitian sesuai tabel 4.2.1, di mana terdapat kenaikan berat badan sebanyak 12,7% pada kelompok N, sementara terdapat penurunan berat badan sebanyak 32,8% pada kelompok D dan 24,8% pada kelompok E. Perubahan berat badan per hari selama penelitian pada semua kelompok penelitian dapat dilihat pada Grafik 4.2.1. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kelompok N mengalami kenaikan berat badan secara stabil. Hal ini terjadi karena pada kelompok N, tikus tetap mendapat perlakuan normal namun tanpa mendapat beban penyakit diabetes. Pada kelompok D dan E terdapat penurunan berat badan, namun penurunan berat badan di kelompok E, sesuai data tabel 4.2.1 tidak sebanyak pada kelompok D. 26 Tabel 4.2.1 Rerata berat badan tikus sebelum dan sesudah penelitian Berat badan Berat harike-1 badan (gram) harike-7 Persentase (%) (gram) Kelompok N 226 ± 37 259 ± 11 12,7 (kenaikan) Kelompok D 317 ± 29 213 ± 46 32,8 (penurunan) Kelompok E 233 ± 52 176 ± 36 24,8 (penurunan) Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok Gram diabetes dengan esktrak kayu manis Hari Grafik 4.2.1 Rerata perubahan berat badan per hari pada semua kelompok penelitian. N = normal, D = diabetes, E = diabetes dengan ekstrak kayu manis. 27 Tabel 4.2.2 Hasil analisis statistik berat badan tikus sebelum dan sesudah penelitian p-value Berat badan Kelompok N 0.002 Kelompok D Kelompok E Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok diabetes dengan esktrak kayu manis Analisis statistik lebih jauh menunjukkan perbedaan yang bermakna pada perubahan berat badan antara kelompok sesuai tabel 4.2.2 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh El-Desoky (2011) yang memperlihatkan bahwa tikus yang diberikan ekstrak Cinnamomum verum 200 mg/kgbb mengalami kenaikan berat badan.30 Perbedaan hasil dapat disebabkan karena perbedaan spesies kayu manis yang digunakan dan durasi pemberian ekstrak. Dosis yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah 200 mg/kg BB selama 30 hari. Hipotesis penelitian sebelumnya, kenaikan berat badan terjadi karena ekstrak kayu manis memiliki efek sebagai perangsang insulin dan meningkatkan penyerapan glukosa di jaringan adiposa. Dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dengan dosis yang sama, kayu manis pada penelitian ini belum memberikan efek perbaikan berat badan karena durasi 28 penelitian yang hanya 7 hari, sehingga efek kayu manis sebagai perangsang insulin belum dapat dilhat. Perlu diadakan penelitian selanjutnya dengan durasi yang lebih panjang untuk melihat efek kayu manis spesies Cassia pada perbaikan berat badan. 3. KADAR GULA DARAH Sesudah pemberian ekstrak kayu manis selama 7 hari, didapatkan perubahan kadar gula darah sesuai tabel 4.3.1. Pada kelompok N terjadi penurunan rerata kadar gula darah dari 103 mg/dl menjadi 102 mg/dl atau penurunan sebanyak 2,9%. Pada kelompok D terjadi penurunan rerata dari 365 mg/dl menjadi 345 mg/dl atau penurunan sebesar 5,5%. Penurunan rerata kadar gula darah terbesar terjadi pada kelompok E yaitu dari 555 mg/dl menjadi 397 mg/dl atau penurunan sebesar 28,5%. Analisis statistik lebih jauh menunjukkan perbedaan yang bermakna pada penurunan kadar gula darah antara kelompok sesuai tabel 4.3.2. Penurunan glukosa darah secara bermakna pada kelompok terapi dapat disebabkan oleh bahan aktif kayu manis, dimana cinnamaldehyde yang ada dalam ekstrak Cinnamomum cassia dapat menghambat enzim α-glukosidase sehingga dapat menurunkan penyerapan kadar glukosa darah di usus.20,29,31 29 Tabel 4.3.1 Rerata kadar glukosa darah tikus sebelum dan sesudah penelitian Rerata kadar Rerata kadar Persentase glukosa darah glukosa darah penurunan (%) hari ke-1 hari ke-7 (mg/dl) (mg/dl) Kelompok N 103 ± 7 102 ± 14 2,9 Kelompok D 365 ± 32 345 ± 181 5,5 Kelompok E 555 ± 100 397 ± 163 28,5 Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok diabetes dengan esktrak kayu manis 30 Tabel 4.3.2 Hasil analisis statistik kadar glukosa darah tikus sebelum dan sesudah penelitian Glukosa darah Mean Rank p-value Kelompok N 3.50 0.006 Kelompok D 10.67 Kelompok E 11.17 akhir Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok diabetes dengan esktrak kayu manis Kayu manis juga berperan penting dalam menjaga homeostasis glukosa darah dengan cara mengurangi laju pengosongan lambung dan juga dilaporkan kayu manis mempunyai faktor perangsang insulin yang berperan dalam metabolisme glukosa. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saima (2011) dan Li (2012) dimana ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi diabetes.29,32 31 4. RASIO BERAT PANKREAS TERHADAP BERAT BADAN Pankreas diambil pada saat sacrifice, dibersihkan dengan saline, ditimbang dan dihitung rasionya dengan berat badan tikus saat sacrifice. Dari tabel 4.4.1 didapatkan peningkatan berat pankreas pada kelompok D dibandingkan kelompok N (2,485±0.62 vs. 1,469 ± 0.30). Pemberian ekstrak kayu manis selama 7 hari menurunkan berat pankreas secara bermakna bila dibandingkan dengan kelompok D (2,208 ± 0.68 vs. 2,485 ± 0.62). Tabel 4.4.1 Perbandingan rasio berat pankreas dan berat badan tikus antara kelompok penelitian Kelompok Berat pankreas N 1,469 ± 0.30 D 2,485 ± 0.62 E 2,208 ± 0.68 p value 0,036 Keterangan : N = kelompok normal; D = kelompok diabetes; E = kelompok diabetes dengan esktrak kayu manis 32 Studi otopsi pada manusia menunjukkan bahwa jumlah sel beta pada pankreas berkurang hingga 50 persen pada pasien DM ketika dibandingkan dengan manusia normal.4-6 Sehingga dapat disimpulkan akan terjadi pengurangan massa pankreas pada pasien DM dibandingkan manusia normal. Pada studi hewan coba, penelitian sebelumnya menunjukkan tidak ada perbedaan rasio berat pankreas yang berpengaruh antara tikus yang diinduksi diabetes dengan tikus normal.33 Perbedaan hasil antara penelitian ini dapat timbul karena perbedaan spesies (manusia vs. hewan coba), fase / kronologi diabetes yang berbeda (akut vs. kronik), tipe diabetes yang dibandingkan (diabetes tipe 1 vs. diabetes tipe 2), pemakaian agen induksi diabetes yang berbeda (streptozotocin vs. aloksan) dan keparahan diabetes (kasus baru vs. kasus komplikasi). Pada penelitian ini didapatkan data peningkatan massa pankreas hingga dua kali lipat pada kelompok D bila dibandingkan pada kelompok N juga dapat terjadi karena sesudah induksi diabetes, tikus yang mengalami diabetes kehilangan berat badan secara drastis, sehingga rasio berat pankreas yang didapat dari hasil bagi berat pankreas dengan berat badan menjadi lebih besar. 33 5. ANALISIS EKSPRESI CASPASE-3 DENGAN PEWARNAAN IMMUNOHISTOKIMIA Slide paraffin jaringan pankreas digunakan untuk pewarnaan imunohistokimia untuk mendeteksi caspase-3 sebagai marker apoptosis sesuai dengan protokol yang telah diberikan oleh perusahaan. N 34 D E Gambar 4.5.2 Imunohistokimia caspase-3 pada jaringan pankreas kelompok tikus normal (N), diabetes (D) dan diabetes yang diberi esktrak kayu manis (E) 35 Dari hasil pemeriksaan imunohistokimia caspase-3 secara kualitatif dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan ekspresi antara kelompok N, D dan E (gambar 4.5.2). Caspase-3 merupakan salah satu faktor penentu penting dari apoptosis (kematian sel yang terprogram) pada DM. Banyak penelitian memperlihatkan bahwa proses apoptosis baik yang jalur ekstrinsik maupun intrinsik membutuhkan caspase-3 untuk pengaktifannya.34 Namun pengaktifan caspase-3 pada pankreas yang DM baru dimulai pada hari ke-7, sehingga hasil yang didapatkan dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya.35 36 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan penelitian di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamomum cassia) dengan dosis 200 mg/kg BB selama 7 hari pada tikus diabetes dapat menurunkan kadar gula darah, mengurangi penurunan berat badan dan menurunkan berat pankreas secara bermakna bila dibandingkan dengan tikus diabetes yang tidak mendapatkan ekstrak kayu manis. 2. Dari hasil pemeriksaan imunohistokimia caspase-3 secara kualitatif dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan ekspresi antara kelompok tikus diabetes baik yang mendapatkan esktrak kayu manis (Cinnamomum cassia) dengan dosis 200 mg/kg BB selama 7 hari maupun yang tidak diberikan ekstrak. 37 BAB VI ANGGARAN BELANJA BARANG Kit NovoLink Polymer Sodium orthovanedate Aprotinin Laboran Pembuatan slide histologi Kurs USD Kurs SGD 1 1 1 1 1 x Rp x x x Rp x Rp Rp Rp PERINCIAN 5,300,000.00 $ $ 200,000.00 1,080,000.00 80.00 213.60 Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL 5,300,000.00 926,240.00 1,975,800.00 200,000.00 1,080,000.00 Rp 9,482,040.00 11,578.00 9,250.00 38 BAB VII KERJASAMA RISET Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian bersama kelompok kajian diabetes mellitus dan regenerasi pankreas yang dikerjakan secara bersama dengan dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D; dr. Ahmad Zaki, M.Epid, Sp. OT; drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D; Ratna Pelawati, M. Biomed. 39 DAFTAR PUSTAKA 1. Raducanu A, Lickert H. Understanding pancreas development for β-cell repair and replacement therapies. Curr Diab Rep 2012;12(5):481-9. 2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2005. 3. Tandra H. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes Melitus. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008. 4. Kloppel G, Lohr M, Habich K, Oberholzer M, Heitz PU: Islet pathology and the pathogenesis of type 1 and type 2 diabetes mellitus revisited. Surv Synth Pathol Res 4:110 –125, 1985 5. Clark A, Wells CA, Buley ID, Cruickshank JK, Vanhegan RI, Matthews DR, Cooper GJ, Holman RR, Turner RC: Islet amyloid, increased A-cells, reduced Bcells and exocrine fibrosis: quantitative changes in the pancreas in type 2 diabetes. Diabetes Res 9:151–159, 1988 6. Weir GC, Bonner-Weir S: Insulin secretion in non-insulin-dependent diabetes mellitus. In Diabetes Mellitus. Taylor SI, Olefsky JM, LeRoith D, Eds. Philadelphia, Lippincott-Raven, 1996, p. 503–509 40 7. Zhu M, Noma Y, Mizuno A, Sano T, Shima K: Poor capacity for proliferation of pancreatic b-cells in Otsuka-Long-Evans-Tokushima rat: a model of spontaneous NIDDM. Diabetes 45:941–946, 1996 8. Movassat J, Saulnier C, Serradas P, Portha B: Impaired development of pancreatic b-cell mass is a primary event during the progression to diabetes in the GK rat. Diabetologia 40:916–925, 1997 9. Pick A, Clark J, Kubstrup C, Levisetti M, Pugh W, Bonner-Weir S, Polonsky KS. Role of apoptosis in failure of beta-cell mass compensation for insulin resistance and beta-cell defects in the male Zucker diabetic fatty rat. Diabetes. 1998 Mar;47(3):358-64. 10. Coleman DL: Lessons from studies with genetic forms of diabetes in the mouse. Metabolism 32 (Suppl. 1):162–164, 1983 11. Swenne I, Andersson A: Effect of genetic background on the capacity for islet cell replication in mice. Diabetologia 27:464–467, 1984 12. Welsh M, Mares J, Oberg C, Karlsson T: Genetic factors of importance for bcell proliferation. Diabetes Metab Rev 9:25–36, 1993 13. Ling Z, Hannaert JC, Pipeleers D: Effect of nutrients, hormones, and serum on survival of rat islet b-cells in culture. Diabetologia 37:15–21, 1994 41 14. Ankarcrona M, Dypbukt JM, Brune B, Nicotera P: Interleukin-1-b-induced nitric oxide production activates apoptosis in pancreatic RINm5F cells. Exp Cell Res 213:172–177, 1994 15. Iwahashi H, Hanafusa T, Eguchi Y, Nakajima H, Miyagawa J, Itoh N, To m i t a K, Namba M, Kuwajima M, Noguchi T, Tsujimoto Y, Matsuzawa Y: Cytokineinduced apoptotic cell death in a mouse pancreatic b-cell line: inhibition by Bcl-2. Diabetologia 39:530–536, 1996 16. Hoorens A, Van de Casteele M, Kloppel G, Pipeleers D: Glucose promotes survival of rat pancreatic B cells by activating synthesis of proteins which suppress a constitutive apoptotic program. J Clin Invest 98:1568–1574, 1996 17. Chung W, Zheng M, Chua M, Kershaw E, Power-Kehoe L, Tsuji M, Wu-peng XS, Williams J, Chua SC, Leibel RL: Genetic modifiers of Lepr fa associated with variability in insulin production and susceptibility to NIDDM. Genomics 41:332– 344, 1997 18. Maedler K, Spinas GA, Lehmann R, Sergeev P, Weber M, Fontana A, Kaiser N, Donath MY. Glucose induces beta-cell apoptosis via upregulation of the Fas receptor in human islets. Diabetes. 2001 Aug;50(8):1683-90. 19. Chandra J, Zhivotovsky B, Zaitsev S, Juntti-Berggren L, Berggren PO, Orrenius S. Role of apoptosis in pancreatic beta-cell death in diabetes. Diabetes. 2001 Feb;50 Suppl 1:S44-7. 42 20. Imparl-Radosevich J, Deas S, Polansky MM, Baedke DA, Ingebritsen TS, Anderson RA, Graves DJ. Regulation of PTP-1 and insulin receptor kinase by fractions from cinnamon: implications for cinnamon regulation of insulin signalling. Horm Res 1998;50(3):177-82. 21. Kim SH, Hyun SH, Choung SY. Anti-diabetic effect of cinnamon extract on blood glucose in db/db mice. J Ethnopharmacol 2006;104:119-23. 22. Khan A, Safdar M, Ali Khan MM, Khattak KN, Anderson RA. Cinnamon improves glucose and lipids of people with type 2 diabetes. Diabetes Care 2003;26:3215-3218. 23. Vafa M, Mohammadi F, Shidfar F, Sormaghi MS, Heidari I, Golestan B, Amiri F. Effects of cinnamon consumption on glycemic status, lipid profile and body composition in type 2 diabetic patients. Int J Prev Med 2012;3:531-536. 24. Goodman HM. Basic Medical Endocrinology, 3rd ed. Academic Press. San Diego. 2003. 25. Price, SA. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit vol. 1, edisi 6. Jakarta:EGC. 2005. 26. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2011. 43 27. Jiao L, Zhang X, Huang L, Gong H, Cheng B, Sun Y, Li Y, Liu Q, Zheng L, Huang K. Proanthocyanidins are the major anti-diabetic components of cinnamon water extract. Food Chem Toxicol. 2013 Mar 7 (Epub ahead of print). 28. Chen L, Sun P, Wang T, Chen K, Jia Q, Wang H, Li Y. Diverse mechanisms of antidiabetic effects of the different procyanidin oligomer types of two different cinnamon species on db/db mice. J Agric Food Chem 2012;60:9144-50 29. Li J, Liu T, Wang L, Guo X, Xu T, Wu L, Qin L, Sun W. Antihyperglycemic and antihyperlipidemic action of cinnamaldehyde in C57BLKS/J db/db mice. J Tradit Chin Med. 2012 Sep;32(3):446-52. 30. El-Desoky G, et al. Antidiabetic and hypolipidemic effects of Ceylon cinnamon (Cinnamomum verum) in alloxan-diabetic rats. J Med Plants Res 2012;6(9):16851691. 31. Ngadiwiyana, et al. Potensi Sinamaldehid Hasil Isolasi Minyak Kayu Manis sebagai Senyawa Antidiabetes. Majalah farmasi Indonesia 2011; 22(1):9-14. 32. Saima M, Aisha T, et al. Effect of Cinnamon Extract on Blood Glucose Level and Lipid Profile in Alloxan Induced Diabetic Rats. Pak J Physiol. 2011. 33. Zafar M, Naqvi, S. Effects of STZ Induced Diabetes on the relative weights of kidney, liver, and pancreas in albino rats: a comparative study. Int J. Morphol. 2010; 28(1):135-142. 44 34. Liadis N, Murakami K, Eweida M, Elford AR, Sheu L, Gaisano HY, Hakem R, Ohashi PS, Woo M. Caspase-3-dependent beta-cell apoptosis in the initiation of autoimmune diabetes mellitus. Mol Cell Biol 2005;25(9):3620-9. 35. Reddy S, Bradley J, Ross JM. Immunolocalization of caspase-3 in pancreatic islets of NOD mice during cyclophosphamide-accelerated diabetes. Ann N Y Acad Sci 2003 Nov;1005:192-5. 45 RIWAYAT HIDUP IDENTITAS PRIBADI Nama dr. Flori Ratna Sari, Ph.D Tempat tanggal lahir Singkawang, 27 Juli 1977 Alamat Bintaro Jaya Sektor 4 Jalan Cucur Timur XVIII Blok D-3 No. 4 RT 006 RW 009 Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan Telepon 0858 8104 1355 Institusi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta NIP 19770727 200604 2 001 Pangkat Lektor Golongan IIIc Jabatan - Dosen Departemen Farmakologi - Kepala Bidang Pelayanan Laboratorium Kedokteran dan Biomedik, Sentra Pelayanan Kesehatan Masyarakat FKIK UINSH 46 - Ketua Komisi Pengembangan Riset, FKIK UIN SH RIWAYAT PENDIDIKAN NO TAHUN JENJANG SEKOLAH 1 1984 – 1990 SD SDK Sang Timur, Jakarta 2 1990 – 1993 SMP SMPN 111, Jakarta 3 1993 – 1996 SMA SMUN 78, Jakarta 4 1996 – 2000 S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 5 2000 – 2002 Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 6 2008 – 2012 S-3 Departemen Farmakologi Klinik, Graduate School of Pharmaceutical Sciences, Niigata University of Paharmacy and Applied Life Sciences RIWAYAT PELATIHAN PROFESIONAL NO TAHUN NAMA PELATIHAN TEMPAT PELATIHAN 1 2001 Basic Trauma Life Support Ambulan Gawat Darurat 118 2 2004 Research Method Workshop FKUI 3 2004 Angiogenic Activity Workshop FKUI 4 2005 Advanced Cardiac Life RS Harapan Kita 47 Support 5 2007 Pelatihan Fasilitator PBL FKUI 6 2007 Diklat Pra-Jabatan Departemen Departemen Agama Agama 7 2012 In House Training : Soft Skills FKIK UIN 8 2012 Pelatihan Metodologi Uji FKUI Klinik 9 2012 Pelatihan Cara Uji Klinik yang FKUI Baik 10 2012 Benchmarking Jaminan Mutu Universitas Airlangga Universitas Brawijaya 11 2013 Pelatihan Auditor Internal Universitas Brawijaya RIWAYAT PUBLIKASI NO TAHUN 1 2006 JUDUL PUBLIKASI Pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan Penulis Utama reproduksi wanita pada peserta training Medika Islamika kesehatan reproduksi remaja SMP dan SMU 2006;4(1):12-18 seJakarta Timur, Jakarta Islamic Centre, 13 48 Agustus 2006 2 3 4 2006 2007 2010 Perubahan pengetahuan tentang kesehatan Penulis Utama reproduksi wanita pada peserta training Medika Islamika kesehatan reproduksi remaja 2006;4(2):93-99 Amplification of apolipoprotein B-100 Penulis pendamping fragment gene by PCR Technique Publikasi poster Partial inactivation of cardiac 14-3-3 protein Penulis Utama in vivo elicits endoplasmic reticulum stress Cell Physiol Biochem (ERS) and activates ERS-initiated apoptosis 2010;26:167-178 in ERS-induced mice 5 2010 14-3-3 protein protects against cardiac Penulis Utama endoplasmic reticulum stress (ERS) and J Pharmacol Sci ERS-initiated apoptosis in experimental 2010;113:325-334 diabetes 6 2011 Sex differences play a role in cardiac Penulis Utama endoplasmic reticulum stress (ERS) and Cardiovasc Pathol ERS-initiated apoptosis induced by pressure 2011;20:281-290 overload and thapsigargin 7 2011 Carvedilol attenuates inflammatory- Penulis Utama 49 8 2011 mediated carditoxicity in daunorubicin- Pharmaceuticals induced rats 2011;4:551-566 Curcumin ameliorates macrophage Penulis pendamping infiltration by inhibiting NF-kappaB Nutr Metab (Lond) activation and proinflammatory cytokines in 2011;8:35 streptozotocin induced-diabetic nephropathy 9 2011 Attenuation of CHOP-mediated myocardial Penulis utama apoptosis in pressure-overloaded dominant Cell Physiol Biochem. negative p38alpha mitogen-activated protein 2011;27:487-496 kinase mice 10 2011 Modulation of AT-1R/CHOP-JNK- Penulis pendamping Caspase12 pathway by olmesartan treatment Eur J Pharm Sci attenuates ER stress-induced renal apoptosis 2011;44:627-634 in streptozotocin-induced diabetic mice 11 2011 Curcumin attenuates diabetic nephropathy Penulis pendamping by inhibiting PKC-alpha and PKC-beta1 Mol Nutr Food Res activity in streptozotocin-induced type I 2011;55:1655-1665 diabetic rats 12 2011 Carvedilol-Afforded Protection against Penulis pendamping 50 Daunorubicin-Induced Cardiomyopathic ISRN Pharmacol Rats In Vivo: Effects on Cardiac Fibrosis 2011;2011:430549 and Hypertrophy 13 2011 Telmisartan attenuates oxidative stress and Penulis pendamping renal fibrosis in streptozotocin induced Free Radic Res diabetic mice with the alteration of 2011;45:575-584. angiotensin-(1-7) mas receptor expression associated with its PPAR-γ agonist action 14 2011 Curcumin attenuates hyperglycemia- Penulis pendamping mediated AMPK activation and oxidative Free Radic Res stress in cerebrum of streptozotocin-induced 2011;45:788-795 diabetic rat 15 16 2011 2011 Free radical scavenger protects against Penulis utama complications in heart and kidney by Diabetes Asia attenuating oxidative and endoplasmic Conference 2011-Free reticulum stress in diabetic mice. Paper Session) Protective roles of 14-3-3 protein against Penulis utama endoplasmic reticulum stress (ERS) and Diabetes Asia ERS-initiated apoptosis in diabetic heart Conference 2011-Free 51 Paper Session) 17 2011 Endoplasmic reticulum stress induces Penulis utama (Publikasi cardiomyocyte apoptosis during pathological poster) cardiac hypertrophy through the p38 MAPK pathway 18 2012 Exacerbation of endoplasmic reticulum Penulis Utama stress-related maladaptive cardiac Circ J 2012;76 Suppl remodeling in pressure-overloaded dominant 1:1-551 negative 14-3-3 eta mice 19 2012 Curcumin prevents diabetic cardiomyopathy Penulis pendamping in streptozotocin-induced diabetic rats: Eur J Pharm Sci Possible involvement of PKC-MAPK 2012;47:604-614. signaling pathway 20 2012 Modulation of AT-1R/MAPK cascade by an Penulis pendamping olmesartan treatment attenuates diabetic Mol Cell Endocrinol nephropathy in streptozotocin-induced 2012;348:104-111. diabetic mice 21 2012 Curcumin alleviates oxidative stress, Penulis pendamping inflammation and renal fibrosis in remnant Mol Nutr Food Res 2012 52 22 2012 kidney through the Nrf2-keap1 pathway Nov 23. Curcumin decreases renal triglyceride Penulis pendamping accumulation through AMPK-SREBP J Nutr Biochem. 2012 signaling pathway in streptozotocin-induced Aug 13 type 1 diabetic rats RIWAYAT PENGHARGAAN DAN GRANT NO TAHUN 1 2011 NAMA PENGHARGAAN PEMBERI Young Investigator Award (Second National Diabetes Institute Place) (NADI) Malaysia Judul : Free radical scavenger protects against complications in heart and kidney by attenuating oxidative and endoplasmic reticulum stress in diabetic mice Award : 3000 RM 2 2012 Young Investigator Award (Second Japanese Circulation Society Place) Judul : Exacerbation of endoplasmic 53 reticulum stress-related maladaptive cardiac remodeling in pressureoverloaded dominant negative 14-3-3 eta mice Award : 100.000 ¥ 3 2013 Hibah Penelitian DIPA Lembaga Penelitian UIN Judul : Efek pemberian esktrak Syarif Hidayatullah Cinnamomum cassia terhadap ekspresi protein neurogenin-3 pada pankreas tikus yang diinduksi dengan aloksan Grant : Rp 8.000.000,4 2013 Novell Scientific Grants (First Place) Perhimpunan Dokter Penyakit Judul : Pengaruh pemberian ekstrak Dalam Indonesia Cinnamomum cassia terhadap indeks massa tubuh dan kadar insulin pasien obesitas Grant : Rp. 100.000.000,- 54